Upload
nguyenkhue
View
224
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Muhammad Fajri Nur Reimansyah – L2F009032 Halaman 1
Makalah Seminar Kerja Praktek
PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL
SISTEM SILO
Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
Jln. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia e-mail: [email protected]
Abstrak
Labotarium Teknik Kontrol Otomatis
merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa untuk
mengembangkan kemampuan praktis yang menyediakan
fasilitas dalam melakukan penelitian. Ketersediaan
perangkat perangkat penunjang dalam hal sistem
kendali otomatis memungkinkan mahasiswa melakukan
suatu riset. Salah satu riset yang telah dilakukan adalah pengembangan Tugas Akhir mahasiswa mengenai Sistem
Listrik Redundant yang dirangkai secara robust dengan
menggunakan perangkat PLC (Program Logic Control)
sebagai sistem control otomatisnya. Penggunaan PLC
dipakai untuk mempermudah dalam pemprogramannya
yaitu dengan menggunakan fungsi Ladder Diagram.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai
dasar teori PLC, pengenalan PLC OMRON SYSMAC
CPM1A dan ladder diagram maupun tabel mnemonic
sebagai sarana pemrogramannya serta contoh
aplikasinya tentang aplikasi PLC pada modul sistem
silo. Sesuai kebutuhan akan modul guna sistem pembelajaran praktikum, maka laporan kerja praktek ini
disesuaikan dengan kebutuhan tersebut diatas sebagai
bahan pembelajaran pengontrolan sistem silo
menggunakan PLC khususnya PLC OMRON SYSMAC
CPM1A
Kata kunci: silo, sistem kontrol, PLC
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan semakin berkembangnya
teknologi mengharuskan sebuah sistem untuk dapat bekerja secara otomatis beserta kontrolnya. Dalam
hal ini mahasiswa diharapkan mampu
mengaplikasikan ilmu teori yang diperoleh dalam
perkuliahan kedalam bentuk praktis. Salah satu sistem dalam dunia Industri yang
sering digunakan adalah sistem silo. Sistem
penyimpanan material guna proses selanjutnya atau sebagai fungsi penyimpanan. Untuk otomasi sistem
agar lebih mudah digunakan maka dibutuhkan
control yang dapat mengkombinasikan semua bagian sistem silo agar berjalan sesuai kebutuhan.
Salah satu pengontrolan sistem skala Industri
seperti sistem silo membutuhkan controller yang
tahan terhadap gangguan-gangguan yang biasa
terjadi dalam industri. Maka digunakan PLC
sebagai pengontrolannya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan
kerja praktek ini adalah
1. Memanfaatkan serta memahami karakteristik
PLC Omron seri CPM1A-40CDT pada modul
sistem silo.
2. Memahami cara kerja sistem silo melalui modul sistem silo.
3. Mempelajari penggunaan software CX
Programmer dalam pembuatan Ladder
Diagram. 4. Melatih daya analisis dan kepekaan mahasiswa
untuk mendapatkan solusi dari suatu masalah
yang dihadapi.
1.3 Pembatasan Masalah
Materi kerja praktek ini dibatasi pada:
1. Sistem yang digunakan adalah modul praktikum
sistem silo yang memiliki bagian konveyor
pengisi, tanki silo, dan konveyor pengosongan.
2. PLC yang digunakan adalah PLC OMRON SYSMAC CPM1A 40 CDT.
3. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah
ladder diagram yang diadaptasikan pada CX-Programmer 9.0
4. Tidak mengikutsertakan Human Machine
Interface (HMI) pada sistem. 5. Algoritma sistem silo yang dipakai adalah
algoritma yang tertulis dalam makalah ini.
Muhammad Fajri Nur Reimansyah – L2F009032 Halaman 2
II. KAJIAN PUSTAKA
Sistem silo merupakan salah satu sistem yang
sering dipakai dibidang industri-industri produksi yang digunakan untuk tempat
penyimpanan/penampungan barang/benda guna
diproses lebih lanjut. Dalam praktiknya aplikasi sistem silo memiliki algoritma kerja yang berbeda-
beda sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Sistem silo dalam dalam kerja praktek ini
mengkombinasikan kerja konveyor pengisi, tanki silo, dan konveyor pengosongan. Sistem
pengosongan dilakukan secara manual. Sistem
seperti ini biasa digunakan pada industri jika pengosongan/proses pengeluaran barang hanya
dilakukan sesuai kebutuhan saja.
Konveyor Pengisi Dalam sistem silo, konveyor pengisi
digunakan untuk membawa material guna disimpan
dalam tanki silo.
Tanki Silo
Tempat penampungan material yang dibawa konveyor pengisi.
Konveyor Pengosongan
Setelah material disimpan dalam silo, kapan saja dibutuhkan maka material dapat dikeluarkan
dari silo melalui sistem pengosongan yang
kemudian diangkut dengan konveyor pengosongan.
2.3 PLC Omron CPM1A-40CDT
2.3.1 Karakteristik CPM1A-40CDT
PLC Omron CPM1A-40CDT-D-V1
merupakan salah satu seri dari PLC Omron
CPM1A. PLC ini memiliki 40 terminal yang terdiri dari 24 terminal input dan 16 terminal output.
Power supply yang dipakai berupa tegangan DC
sehingga diperlukan sebuah trafo dalam penggunaannya.
Gambar 4 Terminal I/O
PLC ini memiliki 40 terminal yang terdiri dari
24 terminal input dan 16 terminal output. Power supply yang dipakai berupa tegangan DC sehingga
diperlukan sebuah trafo dalam penggunaannya.
Tabel 1 Seri pada PLC Omron CPM1A
Dari table diatas dapat diketahui karakteristik
dari pada PLC Omron CPM1A-40CDT
1. 24 terminal Input 2. 16 terminal Output
3. Power Supply DC
4. Internal Output kontaktor memakai transistor.
2.3.2 Konfigurasi Internal Input Output
Berikut ini adalah rangkaian internal pada PLC
Omron CPM1A-40CDT:
1. Internal Input
PLC Omron CPM1A merupakan jenis PLC
yang kontaktor kontaktor input internalnya digerakkan oleh transistor.
Gambar 4 Rangkaian Internal input
2. Internal Output
PLC Omron CPM1A-40CDT merupakan jenis
PLC CPM1A yang kontaktor kontaktor output internalnya digerakkan oleh transistor.
Gambar 5 Rangkaian Sinking Internal output
Muhammad Fajri Nur Reimansyah – L2F009032 Halaman 3
Gambar 6 Rangkaian Sourcing Internal output
2.3.1 Terminal I/O
1. Terminal Input
Gambar 7 Terminal Input
Pada PLC Omron CPM1A-40CDT-D-V1
terminal inputnya terdiri dari 24 terminal yang
terbagi dua alamat yaitu 0CH dengan alamat 00 samapai 11 dan 10CH dengan alamat 00 sampai 11.
Untuk suplay daya dipakai tegangan DC yang
dihubungkan pada terminal +. Pada terminal input terdapat COM 0 yang
berfungsi untuk menentukan polaritas input plant.
2. Terminal Output
Gambar 8 Terminal Output
Untuk terminal output terdiri dari 16 terminal
yang terbagi dua alamat yaitu 0CH dengan alamat 00 samapai 07 dan 10CH dengan alamat 00 sampai
07.
Pada terminal output terdapat 6 buah terminal
COM yang berfungsi untuk menentukan polaritas output plant.
III. PERANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Perangkat Keras
3.1.1 Sistem Keseluruhan
Gambar 9 Gambar modul system silo
Modul ini menyimulasikan secara lengkap sistem Silo yang terdiri dari : Konveyor pengisi,
Silo, dan Konveyor pengosongan. Sistem ini
bekerja dengan menggunakan PLC. Gambar 8
merepresentasikan garis besar modul Silo Sistem. Gerakan “material” disimulasikan lewat lampu led
dengan digital counter dan shift register.
Modul simulasi silo dapat diterangkan sebagai
berikut:
a. Penampung sistem silo, direpresentasikan dengan kotak ditengah modul yang dapat
menerima “material” dari sistem pengisi (motor
M1 serta konveyor penggerak). Penampung
dapat menampung hingga 7 “material”. Jumlah “material” yang tertampung dalam bak
penampung disimulasikan dengan LED. Led
paling bawah mengindikasikan keadaan silo kosong. Led paling atas mengindikaskan
keadaan silo penuh.
b. Sistem pengisian terdiri dari motor M1 yang menggerakkan konveyor pengisi. Motor
bergerak ketika tombol S1 ditekan atau ketika
menerima perintah dari PLC melalui O1. Ketika
motor mulai bergerak, motor akan terus bergerak hingga 1 perputaran konveyor telah
dilakukan. Perintah start ketika motor telah
bergerak tidak akan mempengaruhi sistem.
c. Sistem pengosongan terdiri dari screw terletak
pada dasar bak penampung. Screw terhubung
dengan motor M2 sebagai penggeraknya.
Muhammad Fajri Nur Reimansyah – L2F009032 Halaman 4
Ketika M2 menerima pulsa start baik melalui
tombol S2 maupun dari PLC (O2), motor akan
melakukan 1 putaran penuh pengosongan sistem dan akan berhenti ketika tombol start di
tekan.
d. Konveyor pengosongan digerakkan menggunakan motor M3 untuk membawa
“material” yang keluar dari bak penampung.
Perlu diketahui bahwa Silo tidak dapat
dikosongkan jika motor M3 tidak diberi perintah pengosongan dengan memberikan
sinyal low pada output 3 panel modul atau
melalui PLC.
e. Tekan tombol RES, untuk mengembalikan
kondisi simulator ke kondisi awal. Kemudian
tekan tombol S1 atau melalui Output 1 pada PLC yang akan menyimulasikan gerakan
konveyor pengisi. Hal ini dapat diulangi
sebanyak 7 kali hingga Silo penuh yang diindikasikan oleh LED “penuh”
f. Tekan S2 atau dengan memberikan perintah melalui Output 2 pada PLC akan
menyimulasikan pengoperasian sistem
pengosongan (mengosongkan silo sekaligus
membawa material dengan konveyor) dengan syarat output M3 aktif. Pengosongan dapat
dilakukan hingga silo kosong yang
diindikasikan dengan LED “kosong” (input 4)
g. Setiap satu cycle proses pengisian dan
pengosongan dapat dimonitor lewat input 2 dan 3. Ini dapat digunakan sebagai sinyal counter
selama program berlangsung.
3.1 Perancangan Perangkat Lunak 3.1.1 Algoritma program
Ada banyak kemungkinan algoritma
pengontrolan sistem yang dapat merepresentasikan
simulasi ini. Pada kerja praktek ini digunakan
algoritma kerja sistem silo sebagai berikut: Proses pengisian akan dilakukan dengan
simulasi gerakan konveyor pengisi. Kondisi tanki
silo disimulasikan dengan nyala lampu led. Sistem pengosongan “material” dari silo tidak secara
kontinyu dilakukan. Menunggu sinyal dari S2
(sistem pengosongan aktif hanya jika diperlukan).
Merepresentasikan kondisi dalam dunia Industri dimana pengeluaran material dari Silo dilakukan
hanya ketika diperlukan, misalnya saat ada truk
guna mengangkut “material” tersebut. Sistem
pengosongan berjalan bersamaan dengan konveyor
pengosongan.
Jumlah “material” di dalam Silo dimonitor dengan PLC. Jika terdeteksi kurang dari 3
“material”, maka sistem pengisian akan secara
otomatis bekerja mengisi Silo hingga penuh.
3.1.2 Kemungkinan State (keadaan)
Untuk mempermudah perancangan sistem,
dibuat tabel yang memuat keadaan keadaan yang mungkin terjadi dengan variasi variasi input yang
diberikan.
Tabel 2 State beserta keluarannya
State
Motor
koveyor
pengisi
Motor
konveyor
pengosongan
Unload screw
S1 0 0 0
S2 1 0 0
S3 0 1 1
3.1.3 Perancangan Diagram State Kemudian dari Tabel 2 dibuat diagram state
untuk memudahkan dalam pembuatan Ladder
Diagram nya.
Gambar 10 Diagram State
Terlihat terdapat 4 state yang memiliki fungsi masing masing yaitu:
State 1
Kondisi ketika sistem siap (standby) untuk digunakan yaitu sistem dialiri arus.
State 2
Ketika tombol load ditekan, maka sistem akan
berganti state dari state 1 menuju state 2. State 2 adalah kondisi sistem melakukan proses pengisian
silo yaitu konveyor pengisian bergerak. State 2 akan
kembali menuju state 1 jika tombol reset ditekan atau sensor full indicator mendeteksi adanya objek.
Muhammad Fajri Nur Reimansyah – L2F009032 Halaman 5
State 3
Ketika berada pada state 2 ditekan tombol
unload maka sistem berganti state dari state 2 menuju state 3 yaitu state pengosongan. State 3
adalah kondisi pengosongan dimana silo melakukan
proses pengosongan dan konveyor pengosongan bergerak untuk membawa material dari silo. State 3
dapat kembali menuju state 2 jika counter
penghitung material yang dikosongkan menghitung
hingga 4. State 3 dapat kembali ke state 1 jika tombol reset ditekan
3.1.4 Diagram Ladder program
Berdasarkan uraian algoritma sistem silo yang
telah dijelaskan sebelumnya, pemrograman dalam
bahasa ladder yang digunakan didalam PLC
dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 11 Diagram ladder system
Alamat masukan dan keluaran pada ladder diagram yang digunakan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3 Tabel alamat masukan dan keluaran sistem silo
Masukan Alamat
Led full indicator 00.00
Tombol pengisian 00.01
Tombol pengosongan 00.02
Led empty indicator 00.03
Tombol STOP/reset 00.04
Keluaran Alamat
Motor pengisian 10.00
Motor Pengosongan 200.01
Motor Konveyor pengosongan 10.02
IV. PENGUJIAN
4.1 Sistem bekerja pada state 2
Gambar 12 Hasil pengujian system pada state 2
Dapat dilihat pada gambar bahwa dalam
keadaan proses pengisian yaitu state 2, maka lampu
led simulasi gerakan konveyor pengisi dan kondisi silo aktif keduanya.
4.2 Sistem bekerja pada state 3
Gambar 13 Hasil pengujian system pada state 3
Dapat dilihat pada gambar bahwa dalam
keadaan proses pengosongan yaitu state 3, maka
lampu led simulasi kondisi silo berkurang dan
konveyor pengosongan bergerak.
Muhammad Fajri Nur Reimansyah – L2F009032 Halaman 6
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Penggunaan PLC dalam rangkaian mesin-mesin
industri berfungsi sebagai kontrol sehingga
mempermudah pengoperasian mesin-mesin
industri.
2. Algoritma kerja sistem silo disesuaikan dengan
kebutuhan.
5.2 Saran
Diagram ladder program dalam makalah ini
tidak mencerminkan keseluruhan proses silo karena
beragamnya algoritma dalam mengontrol sistem silo
sesuai kebutuhan, maka perlu perhatian dalam
menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] CX-Programmer User Manual Version 3.1
[2] CX-Programmer Introduction Guide R132-E1-04.pdf
[3] CX-One Introduction Guide R145-E1-03.pdf
[4] Muttaqin, Ilham, “Perancangan Aplikasi PLC
Omron Sysmac CP1L pada Sistem
Otomasi Ice Compactor untuk Pemadatan
Ice Flag”, Semarang : Jurusan Teknik
Elektro Universitas Diponegoro, 2012
[5] OMRON. 2005.CPM1A Operation Manual.pdf
[6] OMRON. 1997.CPM1A Series Brochure.pdf
[7] Setiawan, Iwan, “Programmable Logic Control (PLC)
dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol”,
Yogyakarta : ANDI, 2006.
[8] -------, “Buku Pedoman Teknik Elektro 2009”,
Semarang : Jurusan Teknik Elektro
Universitas Diponegoro, 2009.
BIOGRAFI
Muhammad Fajri Nur Reimansyah – L2F009032, dilahirkan di
Magelang 11 Juli 1992. Jenjang
edukasi ditempuh dari SD Negeri 02 Sidareja, Cilacap, SMP Negeri 02
Sidareja, Cilacap, SMA Negeri 1
Magelang dan sekarang sedang
menempuh studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas TEknik Universitas Diponegoro dengan
peminatan konsentrasi control.
Semarang, Juli 2012
Mengetahui dan mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Sumardi, ST. MT
NIP. 197005212000121001