Makalah Seminar Ileus Obstruksi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    1/62

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan aliran normal isi usus

    sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau

    total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan

    perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus

    halus. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus

    (Davidson, 200!. Di "merika diperkirakan sekitar #00.000$%00.000 menderita

    ileus setiap tahunnya (&eekel, 200#!. Di 'ndonesia teratat ada ).0*+ kasus ileus

    paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang diraat inap dan ).02% pasien raat

    jalan pada tahun 200% menurut -ank data Departemen esehatan 'ndonesia.

    /erapi ileus obstruksi biasnya melibatkan intervensi bedah. enentuan aktu

    kritis serta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Obstruksi total

    usus halus merupakan keadaan gaat yang memerlukan diagnosis dini dan

    tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Operasi dilakukan

    seepat yang layak dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien

    (Sabiston, 1++*!. ntuk itu penulis tertarik untuk mengakat penyakit ini untuk

    bahan seminar kami.

    B. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan Umum

    engetahui konsep dasar dan asuhan keperaatan dari 'leus Obstruktif

    2. Tujuan Khusus

    a. ampu memahami onsep Dasar 3 "natomi, 4isiologi sistem penernaanb. ampu memahami Definisi, 5tiologi, anifestasi linis, atofisiologi,

    omplikasi, emeriksaan Diagnostik, dan enatalaksanaan dari illeus

    Obstruktif .

    . ampu melakukan "suhan eperaatan pada pasien dengan illeus

    Obstruktif mulai dari aal engkajian, Diagnosa, erenanaan,

    'mplementasi dan 5valuasi

    C. uang Lingku! Penulisan

    1. onsep Dasar

    1

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    2/62

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    3/62

    #

    atofisiologi, omplikasi, emeriksaan

    Diagnostik, dan enatalaksanaan.

    "suhan eperaatan 3 engkajian,

    Diagnosa, erenanaan, 'mplementasi dan

    5valuasi

    -"- ''' /'8&""8 "SS -erisi engkajian, Diagnosa, erenanaan,

    'mlementasi dan 5valuasi

    -"- '< 5-"9"S"8 -erisi engkajian, Diagnosa, erenanaan,

    'mlementasi dan 5valuasi

    -"- < 58/ berisi esimpulan dan Saran

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    4/62

    BAB II

    TIN&AUAN PU%TAKA

    A. K'N%EP DA%A

    1. ANAT'"I

    a. Usus Halus

    sus halus berbentuk tubuler, dengan panjang meter pada orang

    deasa, yang terbagi atas tiga segmen yaitu duodenum, jejunum, dan

    ileum. Duodenum merupakan segmen yang paling proksimal, terletak

    retroperitoneal berbatasan dengan kaput dan batas inferior dari korpus

    panreas. Duodenum dipisahkan dari dari gaster oleh adanya pylorus dari

    jejunum oleh batas ligamentum /reit=. &ejunum dan ileum terletak di

    intraperitoneal dan bertambat ke retroperitoneal melalui mesenterium.

    /ak ada batas anatomi yang jelas untuk membedakan antara jejunum dan

    ileum> %0? panjang dari jejunoileal di yakini sebagai jejunum dan 0?

    sisanya sebagai ileum. 'leum berbatasan dengan sekum dikatup ileosekal.

    (6hang. dkk, 200*!

    ada manusia deasa, panjang seluruh usus halus antara 2$@

    meter, 1$2 meter adalah bagian usus kosong atau disebut juga jejunum.

    sus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. ada

    sistem penernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2$% meter dan

    terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu

    atau appendiks. 'leum memiliki p9 atara ) dan @ (netral atau sedikit

    basa! dan berfungsi menyerap vitamin -12 dan dan garam$garam

    empedu. (6hang. dkk, 200*!

    sus halus terdiri atas lipatan mukosa yang disebut plika sirkularis

    atau valvula conniventes yang dapat terlihat dengan mata telanjang.

    4

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    5/62

    *

    :ipatan ini juga terlihat seara radiografi dan membantu membedakan

    usus halus dan kolon. :ipatan ini akan terlihat lebih jelas pada bagian

    proksimal usus halus daripada distal. 9al lain yang juga dapat digunakan

    untuk membedakan bagian proksimal dan distal usus halus ialah

    sirkumferensial yang lebih besar, dinding yang lebih tebal, lemak

    mesentrial yang lebih sedikit dan vasa rekta yang lebih panjang.

    emeriksaan makroskopis dari usus halus juga didapatkan adanya folikel

    limfoid. 4olikel tersebut, berlokasi di ileum, juga disebutPeyer Patches.

    (6hang. dkk, 200*!

    (am)ar 1. "natomi usus halus.(6hang. dkk, 200*!

    ). Usus Besar

    sus besar terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum,

    dimulai dair ileoeal ke anus dan rata$rata panjangnya 1,*m dan

    lebarnya *$m. sus besar terdiri atas segmen aal (sekum!, dan kolon

    asendens, tranversum, desenden, sigmoid, retum, dan anus. Sisa

    makanan dan yang tidak tererna dan tidak diabsorpsi di dalam usus

    halus didorong ke dalam usus besar oleh gerak peristaltik kuat

    muskularis eksternus usus halus. ;esidu yang memasuki usus besar itu

    berbentuk semi air> saat menapai bagian akhir usus besar, residu ini

    telah menjadi semi solid sebagaimana feses umumnya. eskipun

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    6/62

    terdapat usus halus, sel$sel goblet pada epitel usus besar jauh lebih

    banyak dibandingkan dengan usus halus. Sel goblet ini juga bertambah

    dari dari bagian sekum ke kolon sigmoid. sus besar ini tidak memiliki

    plika sirkularis maupun vili intestinales, dan kelenjar intestinal terletak

    lebih dalam dari pada usus halus. (5roshenko,

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    7/62

    )

    menyatu dengan vena lienalis membentuk vena porta. (Snell, ;ihard S,

    200%!

    ada usus besar ateri mesenterika superior memperdarahi belahan

    bagian kanan (sekum, kolon asenden, deua pertiga proksimal kolon

    tranversum! 3 (1! 'leokolika, (2! kolika dekstra, (#! kolika media, dan arteri

    mesenterika inferior memperdarahi bagian kiri (sepertiga distal kolon

    tranversum, kolon desenden, dan sigmoid, dan bagian proksimal retum! 3

    (1! kolika sinistra, (2! sigmoidalis, (#! rektalis superior. (6hang. dkk, 200*!

    Pem)uluh lim+e

    embuluh limfe duodenum mengikuti arteri dan mengalirkan airan

    limfe> (1! ke atas melalui nodi lymphatii panreotioduodenalis ke nodi

    lympahatii gastroduodenalis dan kemudian ke nodi limpatii oeliaus dan

    (2! kebaah melalui nodi lymphatii panreotioduodenalis ke nodi

    lymphatii mesenteries superior sekitar pangkal aterteri mesenterika

    superior. (Snell, ;ihard S, 200%!

    embuluh limfe jejunum dan ileum berjalan melalui banyak nodi

    lymphatii mesentrius dan akhirnya menapai nodi lymphatii

    mesenterius superior, yang terletak sekitar pangkal arteri mesenterikus

    superior. embuluh limfe sekum berjalan meleati banyak nodi lymphatii

    mesenterius dan akhirnya menapai nodi lymphatii mesenterikus superior.

    embuluh limfe untuk kolon mengalirkan airan limfe ke kelenjar limfe

    yang terletak di sepanjang perjalanan vena kolika. ntuk kolon asendens

    dan dua pertiga dari kolon tranversum airan limfenya akan masuk ke nodi

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    8/62

    @

    limphatii mesenterikus superior, sedangkan yang berasal dari sepertiga

    distal kolon tranversum dan kolon desenden akan masuk ke nodi limphatii

    mesenterikus inferior. (Snell, ;ihard S, 200%!

    Persara+an

    Saraf$saraf duodenum berasl dari saraf simpatis dan parasimpatis

    (vagus! dari pleksus mesenterikus superior dan pleksus oelius. Saraf

    untuk jejunum dan ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis

    (nervus vagus! dari pleksus mesenterikus superior. (Snell, ;ihard S, 200%!

    ;angsangan parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan pergerakan,

    sedangkan rangsang simpatis menghambat nyeri, sedangkan serabut$

    serabutparasimpatis mengatur refleks usus. Suplai saraf intrinsi, yang

    menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus "uerbah yang

    terletak dalam lapisan muskularis, dan pleksus eisener di lapisan

    submukosa. (rie, 200#!

    ersarafan usus besra dilakukan oleh system saraf otonom dengan

    pengeualian pada sfingter eksterna yang berada di baah ontrol volunteer

    (rie, 200#!. Sekum, appendiks dan kolon asendens dipersarafi oleh

    serabut saraf simpatis dan parasimpatis nervus vagus dari pleksus saraf

    mesenterika superior. ada kolon tranversum dipersarafi oleh saraf simpatis

    nervus vagusdan saraf parasimpatis nervus pelvikus. Serabut simpatis

    berjalan dari pleksus mesenterikus superior dan inferior. Serabut$serabut

    nervus vagus hanya mempersarfi dua pertiga proksimal kolon tranversum>

    sepertiga distal dipersarafi oleh saraf parasimpatis nervus pelvikus.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    9/62

    +

    Sedangkan pada kolon desenden dipersarafi serabut$serabut simpatis dari

    pleksus saraf mesenterikus inferior dan saraf parasimpatis sekresi dan

    kontraksi, serta perangsangan sfingter retum, sedangkan perangsangan

    parasimpatis mempunyai efek berlaanan. (rie, 200#!

    2. ,I%I'L'(I

    sus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu penernaan dan

    absorbsi nutrisi, air, elektrolit dan mineral. roses penernaan dimulai dari

    dalam mulut dan lambung oleh kerja ptyalin, asam klorida dan pepsin

    terhadap makana yang masuk. roses dilanjutkan di dalam duodenum

    terutama oleh kerja en=im$en=im panreas yang menghidrolisis karbohidrat,

    lemak dan protein menjadi =at$=at yang lebih sederhana. "danya bikarbonat

    dalam sekret panreas membantu menetralkan asam dan memberikan p9

    optimal untuk kerja en=im$en=im. Sekresi empedu dari hati membantu

    proses penernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan

    permukaan yang lebih luas untuk kerja lipase panreas. (5vers, 200%!

    roses penernaan disempurnakan oleh sejumlah en=im dalam getah

    usus (sukus enterikus!. -anyak di antara en=im$en=im ini terdapat pada

    brush border vili dan menernakan =at$=at makanan sambil di absorbsi.

    ergerakan segmental usus halus akan menampur =at$=at yang dimakan

    dengan seret panreas, hepatobiliar dan sekresi usus dan pergerakan

    peristalti mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lainya dengan

    keepatan yang sesuai untuk absorbsi optimal dan suplai kontinyu isi

    lambung. "bsorbsi adalah pemindahan hasil akhir penernaan karbohidrat,

    lemak dan protein melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    10/62

    10

    digunakan oleh sel$sel tubuh. Selain itu, air, elektrolit dan vitamin juga

    diabsorbsi. ergererakan usus halus berfungsi agar proses digesti dan

    absorbs bahan$bahan makanan dapat berlangsung seara maksimal.

    ergerakan usus halus terdiri dari> pergerakan menampur (miAing! atau

    pergerakan segmentasi yang menampur makanan dengan en=im$en=im

    penernaan agar mudah untuk dierna dan diabsorbsi. ergerakan polpusif

    atau gerak peristalti yang mendorong makanan kea rah usus besar.

    (Sjamsuhidajat, 200*!

    ontraksi usus halus disebabkan oleh aktivitas otot polos usus halus

    yang terdiri dari 2 lapis, yaitu lapisan otot longitudinal dan otot sirkuler.

    Otot yang terutama berperan pada kontraksi segmentasi untuk menampur

    makanan adalah otot longitudinal. -ila bagian mengalami distensi oleh

    makanan akan kembali ke posisinya semula. Berakan ini berulang terus

    menerus sehingga makanan akan berampur dengan en=im penernaan dan

    mengadakan hubungan dengan mukosa usus halus dan selanjutnya di

    absorbs. (5vers, 200%!

    ontraksi segmentasi berlangsung oleh karena adanya gelombang

    lambat yang merupakan basi eletri rhytm (-5;! dari otot polos saluran

    erna. roses kontraksi segmentasi berlangsung @ sampai 12 kaliCmenit pada

    duodenum dan sekitar ) kaliCmenit pada ileum. Berakan peristalti pada

    usus halus mendorong makanan menuju kearah kolon dengan keepatan 0,*

    sampai 2 mCdetik, dimana pada bagian proksimal lebih epat daripada

    bagian distal. Berakan peristalti ini sangat lemah dan biasanya menghilang

    setelah berlangsung sekitar # sampai * m. (5vers, 200%!

    engaturan frekuensi dan kekuatan gerakan segmentasi terutama

    diatur oleh adanya gelombang lambat yang menghasilkan potensial aksi

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    11/62

    11

    yang disebabkan oleh adanya sel$sel pae maker yang terdapat pada dinding

    usus halus, diamana aktivitas dari sel$sel ini dipengaruhi oleh sitem saraf

    dan hormonal. "ktivitas gerakan peristalti akan meningkat setelah makan.

    9al ini sebagian besar disebabkan oleh masuknya makanan ke duodenum

    sehingga menimbulkan refleA peristalti yang akan menyebar ke dinding

    usus halus. Sebaliknya sekretindan gluagon menghambat pergerakan usus

    halus. Setelah makanan menapai katup ileoeal, makan kadang$kadang

    terhambat selama beberapa jam sampai seorang makan lagi. ada saat

    tersebut, refleA gastrial meningkatkan peristaltik dan mendorong makanan

    meleati katup ileoaeal menuju kolon. akan yang menetap untuk

    beberapa lama pada daerah ileum oleh sfingter ileoaeal berfungsi agar

    makanan dapat diabsorbi pada daerah ini. atup ileoaeal berfungsi untuk

    menegah makanan kembali ke aeum masuk ke ileum. (Sjamsuhidajat,

    200*!

    4ungsi sfingter ileoaeal diatur oleh mekanisme umpan balik. -ila

    tekanan di dalam aeum meningkat sehingga terjadi dilatasi, maka

    kontraksi sfingter ileoaeal akan meningkat dan gerakan peristalti ileum

    akan berkurang sehingga memperlambat pengosongan ileum. -ila terjadi

    peradangan pada aeum atau pada appendiks makan sfingter ileoaeal

    akan mengalami spasme, dan ileum akan mengalami paralisis sehingga

    pengosongan ileum terhambat. (Sjamsuhidajat, 200*!

    -. DE,INI%I

    'leus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang

    terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi

    dinding usus sehingga menyebabkan penyempitanCpenyumbatan lumen

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    12/62

    12

    usus. 9al tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu. (8obie,

    2011!

    Obstruksi intestinal seara umum didefinisikan sebagai kegagalan isi

    intestinal untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke anus. Obstruksi

    'ntestinal ini merujuk pada adanya sumbatan mekanik atau nonmekanik

    parsial atau total dari usus besar dan usus halus. (8obie, 2011!

    'leus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana

    merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu

    jalannya isi usus (Sabara, 200)!

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan baha ileus obstruktif adalah

    sumbatan total atau parsial yang menghalangi aliran normal melalui saluran

    penernaan atau gangguan usus disepanjang usus

    . ETI'L'(I

    'leus obstruktif sering dijumpai dan merupakan penyebab terbesar

    pembedahan pada akut abdomen. 9al ini terjadi ketika udara dan hasil

    sekresi tak dapat meleati lumen intestinal karena adanya sumbatan yang

    menghalangi. Obstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya disebabkan

    oleh tiga mekanisme > 1! blokade intralumen (obturasi!, 2! intramural atau

    lesi intrinsik dari dinding usus, dan #! kompresi lumen atau konstriksi akibat

    lesi ekstrinsik dari intestinal. -erbagai kondisi yang menyebabkan

    terjadinya obstruksi intestinal biasanya terjadi melalui satu mekanisme

    utama. Satu pertiga dari seluruh pasien yang mengalami ileus obstruktif,

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    13/62

    1#

    ternyata dijumpai lebih dari satu faktor etiologi yang ditemukan saat

    dilakukan operasi. (/hompson, 200*!

    (am)ar -. enyebab ileus obstruktif. (Simatupang, 2010!

    enyebab terjadinya ileus obstruktif beragam jumlahnya berdasarkan

    umur dan tempat terjadinya obstruksi. "dhesi post operatif merupakan

    penyebab utama dari terjadinya obstruksi usus halus. ada pasien yang tidak

    pernah dilakukan operasi laparotomi sebelumnya, adhesi karena inflamasi

    dan berbagai hal yang berkaitan dengan kasus ginekologi harus dipikirkan.

    "dhesi, hernia, dan malignansi merupakan @0 ? penyebab dari kasus ileus

    obstruktif. ada anak$anak, hanya 10 ? obstruksi yang disebabkan oleh

    adhesi> intususepsi merupakan penyebab tersering dari ileus obstruktif yang

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    14/62

    1%

    terjadi pada anak$anak.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    15/62

    1*

    -erdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan menjadi tiga

    kelompok (ates, 200%!3

    a. :esi$lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, be=oar, batu

    empedu.

    b. :esi$lesi intramural, misalnya malignansi atau inflamasi.

    . :esi$lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi.

    -erdasarkan :okasi Obstruksi 3

    a. :etak /inggi 3 Duodenum$&ejunum

    b. :etak /engah 3 'leum /erminal

    . :etak ;endah 3 7olon$Sigmoid$retum

    'leus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar (Sjamsuhidajat,

    200*! 3

    a. 'leus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai dengan

    terjepitnya pembuluh darah.

    b. 'leus obstruktif strangulasi, dimana obstruksi yang disertai adanya

    penjepitan pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir

    dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat

    yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren.

    . 'leus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan

    masuk dan keluar suatu gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit

    terdapat dua tempat obstruksi.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    16/62

    1

    ntuk keperluan klinis dan berdasarkan letak sumbatan, ileus obstruktif

    dibagi dua (llah S, 200+!3

    1. 'leus obstruktif usus halus, yaitu obstruksi letak tinggi dimana mengenai

    duodenum, jejunum dan ileum

    2. 'leus obstruktif usus besar, yaitu obstruksi letak rendah yang mengenai

    kolon, sigmoid dan retum.

    0. PAT',I%I'L'(I

    es!#n Usus Halus Terha$a! ')struksi

    8ormalnya, sekitar 2 : asupan airan dan @ : sekresi dari gaster,

    intestinal dan pankreatiobilier ditansfer ke intestinal setiap harinya.

    eskipun aliran airan menuju ke intestinal bagian proksimal, sebagian

    besar airan ini akan diabsorbsi di intestinal bagian distal dan kolon. 'leus

    obstruktif terjadi akibat akumulasi airan intestinal di proksimal daerah

    obstruksi disebabkan karena adanya gangguan mekanisme absorbsi normal

    proksimal daerah obstruksi serta kegagalan isi lumen untuk menapai

    daerah distal dari obstruksi.

    "kumulasi airan intralumen proksimal daerah obstruksi terjadi dalam

    beberapa jam dan akibat beberapa faktor. "supan airan dan sekresi lumen

    yang terus bertambah terkumpul dalam intestinal. "liran darah meningkat

    ke daerah intestinal segera setelah terjadinya obstruksi, terutama di daerah

    proksimal lesi, yang akhirnya akan meningkatkan sekresi intestinal. 9al ini

    bertujuan untuk menurunkan kepekaan vasa splanknik pada daerah

    obstruksi terhadap mediator vasoaktif. engguyuran airan intravena juga

    meningkatkan volume airan intralumen. Sekresi airan ke dalam lumen

    terjadi karena kerusakan mekanisme absorpsi dan sekresi normal. 'leus

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    17/62

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    18/62

    1@

    terdapat mekanisme lain yang menyebabkan perubahan pada mekanisme

    sekresi. eningkatan sekresi juga dipengarui oleh hormon gastrointestinal,

    seperti peningkatan sirkulasi vasoaktif intestinal polipeptida, prostaglandin,

    atau endotoksin.

    eningkatan volume intralumen menyebabkan terjadinya distensi

    intestinal di bagian proksimal obstruksi, yang bermanifestasi pada mual dan

    muntah. roses obstruksi yang berlanjut, kerusakan progresif dari proses

    absorbsi dan sekresi semakin ke proksimal. Selanjutnya, obstruksi mekanik

    ini mengarah pada peningkatan defisit airan intravaskular yang disebabkan

    oleh terjadinya muntah, akumulasi airan intralumen, edema intramural, dan

    transudasi airan intraperitoneal. Selain itu dapat menyebabkan kompresi

    limfatik mukosa, menyebabkan dinding usus lymphedema. untah terjadi

    jika tingkat obstruksi proksimal.

    9ilangnya airan dan dehidrasi berat dan berkontribusi terhadap

    peningkatan morbiditas dan mortalitasemasangan nasogastri tube malah

    memperparah terjadinya defisit airan melalui external loss. 9ipokalemia,

    hipokhloremia, alkalosis metabolik merupakan komplikasi yang sering dari

    obstruksi letak tinggi. 9ipovolemia yang tak dikoreksi dapat mengakibatkan

    terjadinya insufisiensi renal, syok, dan kematian.

    Stagnasi isi intestinal dapat memfasilitasi terjadinya proliferasi

    bakteri. -akteri "erob dan "naerob berkembang pada daerah obstruksi.

    oloni berlebihan dari bakteri dapat merangsang absorbtif dan fungsi

    motorik dari intestinal dan menyebabkan terjadinya translokasi bakteri.

    %trangulasi

    Obstruksi strangulasi adalah hilangnya aliran darah di segmen

    obtruksi dari intestinal. 9al ini dapat terjadi karena adanya penekanan

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    19/62

    1+

    langsung dari vasa mesenteri atau sebagai akibat perubahan lokal pada

    dinding intestinal. omplikasi ini sering berhubungan dengan obstruksi

    yang disebabkan oleh hernia dan volvulus. Obstruksi strangulasi pada kolon

    paling sering disebabkan oleh volvulus.

    'skemia intramural dapat terjadi karena berbagai sebab. Distensi dan

    peningkatan tekanan pada intramural dapat menyebabkan kongesti dari

    vena, kebooran kapiler, edema dinding usus besar dan perdarahan serta

    thrombosis dari arteri dan vena. eningkatan pertumbuhan bakteri terjadi

    dalam beberapa jam setelah strangulasi. 9al ini menyebabkan produksi

    toksin intralumen dan dapat merangsang pelepasan mediator vasoaktif

    seperti prostaglandin. ukosa dari intestinal lebih peka terhadap iskemia

    dan beberapa faktor tampaknya memainkan peranan penting untuk

    mendukung terjadinya iskemia, termasuk hipoksia, protease pankreas dan

    radikal bebas.

    ukosa pada intestinal lebih peka terhadap terjadinya iskemia

    dibandingkan mukosa pada kolon. Saat terjadi nekrosis mukosa, bakteri dan

    toksin dapat dengan segera berpindah tempat dari dinding intestinal menuju

    ke avum peritoneal, limfe pada mesenterikum, dan sirkulasi sistemik. 9al

    ini dapat menyebabkan iskemia, sepsis, perforasi frank yang dapat disertai

    dengan peritonitis dan kematian akibat syok sepsis. But iskemia dan

    terjadinya reperfusion juga mendukung terjadinya gagal organ, seperti paru.

    *#lulus

    /erjadi saat obstruksi terdapat di dua tempat.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    20/62

    20

    tersisa. Saat tekanan intralumen di segmen obstruksi meningkat, sekresi

    airan ke dalam lumen meningkat sementara absorbsinya menurun.

    epentingan klinis yang mungkin terjadi akibat fenomena ini ialah

    meningkatnya resiko kejadian strangulasi. Distensi pada obstruksi gelung

    tertutup terjadi sangat epat sehingga biasanya strangulasi terjadi lebih

    dahulu bahkan sebelum gejala klinis dari obstruksi tampak jelas.

    ')struksi Parsial Intestinal

    ada obstruksi parsial, lumen tak sepenuhnya tersumbat. "dhesi

    merupakan penyebab tersering dari gangguan ini dan jarang sekali

    mengakibatkan terjadinya strangulasi. Obstruksi parsial kronis dapat

    menyebabkan terjadinya penebalan dinding intestinal akibat hipertrofi otot.

    erpanjangan aktu kontraksi dan peningkatan kelompok kontraksi

    merupakan karakteristik yang dapat ditemukan. elainan motoris ini dan

    kemungkinan berhubungan dengan pertumbuhan bakteri dapat

    menyebabkan terjadinya malabsorbsi, distensi dan diare sekretorik.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    21/62

    PATA3%

    21

    Non mekanik

    (manipulasi organ abdomen,

    peritonitis, sepsis dll)

    Mekanis

    (perlengketan, neoplasma,

    hernia, benda asing striktur)

    Akumulasi gas dan cairan

    dalam lumen usus

    Passage usus terganggu

    Distensi ususbstruksi komplit!angguan absobsi "2 dan

    elektrolit pada lumen usus

    #entilasi paru

    terganggu akibat

    tekanan pada

    dia$ragma

    N%eri, kram, kolik

    &ehilangan "2

    dan Natrium

    Penurunan 'olume cairan

    ekstraseluler

    !elombang paristaltik

    berbalik arah, isi usus

    terdorong ke mulut

    a*%ok hipo'olemik

    bPenurunan curah +antung

    cPenurunan per$usi +aringan

    d"ipotensi

    eAsidosis metabolik

    Mual - Muntah

    &ehilangan ion " dan & dari

    lambung, penurunan dan

    & dalam darah

    Dehisrasi

    Resiko kekurangan

    volume cairan

    Alkalosis metabolik

    Asidosisis

    Metabolik

    Perubahan nutrisi

    kurang dari

    kebutuhan tubuh

    Peningkatan

    tekanan

    intralumen

    Menekan 'esika

    urinaria

    .skemik dinding

    usus

    Nekrosis

    /upture

    Per$orasi

    Pelepasan bakteri

    dan toksik dari usus

    %ang nekrotik ke

    dalam peritoneum

    dan sirkulasi s%stemik

    Peritonitis septikemia

    Resiki tinggi

    penyebaran infeksi

    Polanafas

    tidak

    efektif

    /esistensi urinGg. Pola

    eliminasi

    urin

    Gg. Rasa nyaman :

    Nyeri

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    22/62

    22

    4. "ani+estasi Klinis

    Obstruksi dapat diklasifikasikan parsial atau totalis, sederhana atau

    strangulasi. /idak ada gambaran klinis khas untuk mendeteksi aal

    obstruksi strangulasi. 8yeri perut sering digambarkan sebagai kram perut

    dan sifatnya intermiten (berkalaC hilang timbul! merupakan gejala yang

    paling menonjol pada obstruksi sederhana. Seringkali presentasi dapat

    menunjukan lokasi perkiraan dan sifat obstruksi. -iasanya rasa sakit yang

    terjadi dalam jangka aktu yang lebih singkat dan nyeri kolik disertai

    dengan muntah menandakan obstruksi ileus bagian proksimal. Sedangkan

    pada nyeri yang lama (beberapa hari!, bersifat progresif, dan disertai dengan

    distensi abdomen merupakan gejala khas pada obstruksi letaknya lebih

    distal. erubahan karakter nyeri dapat menunjukan perkembangan

    komplikasi yang lebih serius misalnya nyeri yang menetap pada abdomen

    yang menandakan adaya strangulasi atau tanda iskemik.

    Bejala utama dari obstruksi ialah nyeri kolik, mual dan muntah dan

    obstipasi. "danya flatus atau feses selama $12 jam setelah gejala

    merupakan iri khas dari obstruksi parsial. 8yeri kram abdomen bisa

    merupakan gejala penyerta yang berhubungan dengan hipermotilitas

    intestinal proksimal daerah obstruksi. 8yerinya menyebar dan jarang

    terlokalisir, namun sering dikeluhkan nyeri pada bagian tengah abdomen.

    Saat peristaltik menjadi intermiten, nyeri kolik juga menyertai. Saat nyeri

    menetap dan terus menerus kita harus menurigai telah terjadi strangulasi

    dan infark. (6hang,200*!

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    23/62

    2#

    /anda$tanda obstruksi usus halus juga termasuk distensi abdomen

    yang akan sangat terlihat pada obstruksi usus halus bagian distal ileum, atau

    distensi bisa tak terjadi bila obstruksi terjadi di bagian proksimal usus halus,

    dan peningkatan bising usus. 9asil laboratorium terlihat penurunan volume

    intravaskuler, adanya hemokonsentrasi dan abnormalitas elektrolit. ungkin

    didapatkan leukositosis ringan. (/hompson, 200*!

    untah terjadi setelah terjadi obstruksi lumen intestinal dan menjadi

    lebih sering saat telah terjadi akumulasi airan di lumen intestinal. Derajat

    muntah linear dengan tingkat obstruksi, menjadi tanda yang lebih sering

    ditemukan pada obstruksi letak tinggi. Obstruksi letak tinggi juga ditandai

    dengan bilios vomiting dan letak rendah muntah lebih bersifat malodorus.

    (/hompson, 200*!

    egagalan untuk defekasi dan flatus merupakan tanda yang penting

    untuk membedakan terjadinya obstruksi komplit atau parsial. Defekasi

    masih terjadi pada obstruksi letak tinggi karena perjalan isi lumen di baah

    daerah obstruksi. Diare yang terus menerus dapat juga menjadi tanda adanya

    obstruksi partial. (Sheedy S, 200!

    /anda$tanda pada pemeriksaan fisik dapat saja normal pada aalnya,

    namun distensi akan segera terjadi, terutama pada obstruksi letak rendah.

    /anda aal yang munul ialah penderita segera mengalami dehidrasi. assa

    yang teraba dapat di diagnosis banding dengan keganasan, abses, ataupun

    strangulasi. "uskultasi digunakan untuk membedakan pasien menjadi tiga

    kategori 3 loud, high pith dengan burst ataupun rushes yang merupakan

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    24/62

    2%

    tanda aal terjadinya obstruksi mekanik. Saat bising usus tak terdengar

    dapat diartikan baha obstruksi telah berlangsung lama, ileus paralitik atau

    terjadinya infark. Seiring aktu, dehidrasi menjadi lebih berat dan tanda$

    tanda strangulasi mulai tampak. emeriksaan lipat paha untuk mengetahui

    adanya hernia serta retal touher untuk mengetahui adanya darah atau

    massa di retum harus selalu dilakukan.(Sheedy S, 200!

    5. K'"PLIKA%I

    a. 8ekrosis usus, perforasi usus, dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi

    selalu lama pada organ intra abdomen.

    b. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik

    dan epat.

    . Syok$dehidrasi, terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.

    d. "bses Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi, karena

    absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga terjadi peradangan

    atau infeksi yang hebat pada intra abdomen.

    e. neumonia aspirasi dari proses muntah.

    f. Bangguan elektrolit, karena terjadi gangguan absorbsi airan dan

    elektrolit pada usus.

    g. ematian

    ( Brunner and Suddarth, 2002 ! dan ( Sabara, 2007 dikutip dari

    (http:!!!"#iles$o%$&rs'ed"tk"

    6. PE"EIK%AAN PENUN&AN(

    a. emeriksaan laboratorium

    emeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengalami

    obstruksi intestinal terutama ialah darah lengkap dan elektrolit, -lood

    rea 8itrogen, kreatinin dan serum amylase. emeriksaan elektrolit

    diperlukan karena pasien mual muntah tujuannya untuk mengevaluasi

    elektrolitnya. -erikut adalah tes laboratorium yang penting dan

    diperlukan sebagai berikut3

    http://www.files-of-drsmed.tk/http://www.files-of-drsmed.tk/
  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    25/62

    2*

    1! imia serum 3 hasilnya biasanya normal atau sedikit meningkat.

    2! -8 (-lood re 8itrogen! 3 &ika -8 meningkat, hal ini dapat

    menunjukan penurunan volume airan tubuh (dehidrasi!.

    #! reatinin 3 peningkatan kreatinin mengindikasikan adanya dehidrasi.%! 7-7 (7omplete -lood 7ount!3 Sel darah putih (6-7! mungkin

    meningkat dengan pergeseran ke kiri biasanya terjadi pada ileus

    obstruktif sederhana atau strangulasi, peningkatan hematokrit adalah

    indikator kondisi airan dalam tubuh berkurang (misalnya> dehidasi!.

    *! 6orld Soiety of 5mergeny Surgery memperbaharui pedomana

    untuk diagnosis dan manajemen dari ileus obstruksi adhesive, meliputi

    hal$hal sebagai berikut3 dengan tidaka adanya strangulasi dan riayat

    muntah terus menerus atau gabungan tanda$tanda pada 7/ san,

    pasien dengan ileus obstruksi parsial dapat dengan aman dikelola

    dengan manajemen non$operativ yaitu penggunaan tabung dekompresi

    atau dikenal dengan 6S7 (6ater Soluble 7ontrast edium!

    adalaha rekomendasi kedua untuk tujuan diagnosti dan terapetik pada

    pasien yang menjalani manajemen non$operativ. anajemen non$

    operative dapat diperpanjang hingga )2 jam tanpa adanya tanda$tanda

    strangulasi atau peritonitis. emebdahan dianjurkan setelah )2 jam

    manajemen nonoperativ tanpa ada perbaikan. 5ksplorasi laparotomi

    yang sering digunakan untuk pasien dengan ileus obstruktif

    strangulasi dan setelah manajemen konservatif gagal, pendekatan

    laproskopi terbuka sangat di anjurkan.

    b. emeriksaan 4oto ;ontgen

    1! 4oto olos "bdomen

    enilai foto polos untuk pasien dengan ileus obstruksi setidaknya

    2 tampilan yaitu posisi terlentang atau datar dan tegak. 4oto polos

    merupakan diagnose lebih akurat pada kasus ileus obstruksi

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    26/62

    2

    sederhana, namun tingkat kegagalan diagnostik sebanyak #0? telah

    dilaporkan.(/hompson, 200)!

    ada foto abdomen dapat membedakan temuan obstruksi

    sedehana atau strangulasi, dan beberapa telah menggunakanya utnuk

    membedakan antara obstruksi lengkap atau parsial atau bukan suatu

    ileus obstruksi. Studi )appas et al menemukan 2 temuan lebih

    prediktif dari ileus obstruktif letak tinggi dan ileus obstruktif komplit

    antara lain3 (1! adanya deferensial air$fluid level di usus halus, (2!

    dilatasi usus lebih dari 2* mm. Studi ini menemukan baha ketika 2

    temuan yang hadir, obstruksi kemungkinan besar letak tinggi atau

    ileus obstruksi totalis. etika temuan kedua ini tidak ada maka ileus

    obstruksi letak rendah (parisial! atau tidak ada obstruksi.

    /emuan spesifik untuk obstruksi usus halus ialah dilatasi usus

    halus ( diameter E # m !, adanya air$fluid level pada posisi foto

    abdomen tegak, dan kurangnya gambaran udara di kolon. Sensitifitas

    foto abdomen untuk mendeteksi adanya obstruksi usus halus menapai

    )0$@0? namun spesifisitasnya rendah. ada foto abdomen dapat

    ditemukan beberapa gambaran, antara lain3

    1! Distensi usus bagian proksimal obstruksi

    2! olaps pada usus bagian distal obstruksi

    #! osisi tegak atau dekubitus3 "ir$fluid levels

    %! osisi supine dapat ditemukan 3

    a! distensi usus

    b step$ladder si*n

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    27/62

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    28/62

    2@

    Dilatasi usus.

    'ultipel air %luid leveldan strin* o% pearls- si*n"

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    29/62

    2+

    .errin* bone appearance"

    +o%%ee bean appearance"

    Step ledder si*n"

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    30/62

    #0

    . 5nterolysis

    5nterolysis berfungsi untuk mendeteksi adanya obstruksi dan juga

    untuk membedakan obstruksi parsial dan total. 7ara ini berguna jika pada

    foto polos abdomen memperlihatkan gambaran normal namun dengan

    klinis menunjukkan adanya obstruksi atau jika penemuan foto polos

    abdomen tidak spesifik. ada pemeriksaan ini juga dapat membedakan

    adhesi oleh karena metastase, tumor rekuren dan kerusakan akibat

    radiasi. 5nterolysis memberikan nilai prediksi negative yang tinggi dan

    dapat dilakukan dengan dua kontras. -arium merupakan kontras yang

    sering digunakan. -arium sangat berguna dan aman untuk mendiagnosa

    obstruksi dimana tidak terjadi iskemia usus maupun perforasi. 8amun,

    penggunaan barium berhubungan dengan terjadinya peritonitis dan

    penggunaannya harus dihindari bila diurigai terjadi perforasi.

    'ntususepsi (coiled$sprin* appearance!.

    d. emeriksaan :aboratorium /umor 7olon

    1! emeriksaan en=im transaminase sebagai penanda adanya metastase

    pada liver.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    31/62

    #1

    2! emeriksaan marker tumor 75" ( 7arino 5mbryoni "ntigen!

    bertujuan untuk monitor pasaterapi. &ika pada pemeriksaan inisial

    tidak meningkat maka penggunaa 75" untuk follo up menjadi

    kurang penting.

    e. emeriksaan 'maging /umor 7olon

    1! -arium 5nema, Dengan adanya endoskopi, barium enema semakin

    digunakan. ada keadaan dimana endoskopiC kolonoskopi tidak

    tersedia barium enema dapat digunakan untuk diagnosis, lokasi,

    fiksasi dengan jaringan sekitar, kanker sinkronos, ataupun lesi

    prakanker, seperti polips, hronis ulerative olitis.

    2! 7/ San , /erutama ditujukan untuk melihat adanya metastase pada

    hepar, B- para aorta, ataupun infiltrasi langsung ke organ sekitar.

    #! ;', Digunakan untuk menggantikan 7/ San, terutama jika terdapat

    kontra indikasi penggunaan kontras .

    %! 5/ San, Digunakan untuk melihat adanya metastase dari kanker

    kolon dan tidak untuk mendiagnosis tumor kolon primer.

    *! 4oto /horaks FSB hepar, Digunakan untuk tujan mengetahui

    stadium pada paru dan hepar dan untuk persiapan operasi.

    ! olonoskopi, merupakan Gstandar emasH untuk mendiagnosis kanker

    kolon. Digunakan untuk melihat adanya lesi prakanker, untuk skring,

    dan melihat gambaran maros tumor dan biopsy.

    17. PENATALAKANAAN

    asien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami dehidrasi dan

    kekurangan 8atrium, hlorida dan alium yang membutuhkan penggantian

    airan intravena dengan airan salin isotoni seperti ;inger :aktat. rin

    harus di monitor dengan pemasangan 4oley ateter. Setelah urin adekuat,

    7l harus ditambahkan pada airan intravena bila diperlukan. emeriksaan

    elektrolit serial, seperti halnya hematokrit dan leukosit, dilakukan untuk

    menilai kekurangan airan. "ntibiotik spektrum luas diberikan untuk

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    32/62

    #2

    profilaksis atas dasar temuan adanya translokasi bakteri pada ostruksi

    intestinal. (5vers, 200%!

    Dek#m!resi

    ada pemberian resusitasi airan intravena, hal lain yang juga penting

    untuk dilakukan ialah pemasangan nasogastri tube. emasangan tube ini

    bertujuan untuk mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya

    aspirasi pulmonal karena muntah dan meminimalkan terjadinya distensi

    abdomen. asien dengan obstruksi parsial dapat diterapi seara konservatif

    dengan resusitasi dan dekompresi saja. enyembuhan gejala tanpa terapi

    operatif dilaporkan sebesar 0 I @*? pada obstruksi parsial. (5vers, 200%!

    Tera!i '!erati+

    Seara umum, pasien dengan obstruksi intestinal komplit membutuhkan

    terapi operatif. endekatan non I operatif pada beberapa pasien dengan

    obstruksi intestinal komplit telah diusulkan, dengan alasan baha

    pemasangan tube intubasi yang lama tak akan menimbulkan masalah yang

    didukung oleh tidak adanya tanda$tanda demam, takikardia, nyeri tekan atau

    leukositosis. 8amun harus disadari baha terapi non operatif ini dilakulkan

    dengan berbagai resikonya seperti resiko terjadinya strangulasi pada daerah

    obstruksi dan penundaan terapi pada strangulasi hingga setelah terjadinya

    injury akan menyebabkan intestinal menjadi ireversibel. enelitian

    retrospektif melaporkan baha penundaan operasi 12 I 2% jam masih dalam

    batas aman namun meningkatkan resiko terjadinya strangulasi.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    33/62

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    34/62

    #%

    1. /oreksi sederhana (simple correction" 9al ini merupakan tindakan

    bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada

    hernia inarerata non$strangulasi, jepitan oleh strengCadhesi atau pada

    volvulus ringan.

    2. indakan operati% by$pass" embuat saluran usus baru yang JmeleatiJ

    bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, 7rohn

    disease, dan sebagainya.

    #. embuat fistula entero$utaneus pada bagian proAimal dari tempat

    obstruksi, misalnya pada 7a stadium lanjut.

    %. elakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis

    ujung$ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus,

    misalnya pada arinomaolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya.

    ada beberapa obstruksi ileus, kadang$kadang dilakukan tindakan

    operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena

    keadaan penderitanya, misalnya pada 7a sigmoid obstruktif, mula$mula

    dilakukan kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan

    anastomosis. (llah S, 200+!

    Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasa bedah adalah

    distensi usus yang masih ada. ada tindakan operatif dekompressi usus,

    gas dan airan yang terkumpul dalam lumen usus tidak boleh dibersihkan

    sama sekali oleh karena atatan tersebut mengandung banyak bahan$

    bahan digestif yang sangat diperlukan. asa bedah tidak dapat

    diharapkan fisiologi usus kembali normal, alaupun terdengar bising

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    35/62

    #*

    usus. 9al tersebut bukan berarti peristaltik usus telah berfungsi dengan

    efisien, sementara ekskresi meninggi dan absorpsi sama sekali belum

    baik.

    Sering didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai

    diare pasa bedah. /indakan dekompressi usus dan koreksi air dan

    elektrolit serta menjaga keseimbangan asam basa darah dalam batas

    normal tetap dilaksanakan pada pasa bedahnya. ada obstruksi yang

    lanjut, apalagi bila telah terjadi strangulasi, monitoring pasa bedah yang

    teliti diperlukan sampai selama $ ) hari pasa bedah. -ahaya lain pada

    masa pasa bedah adalah toksinemia dan sepsis. Bambaran kliniknya

    biasanya mulai nampak pada hari ke %$* pasa bedah. emberian

    antibiotika dengan spektrum luas dan disesuaikan dengan hasil kultur

    kuman sangatlah penting.

    B. A%UHAN KEPEAATAN

    1. Pre #!erasi

    a8 Pengkajian

    1! Status kesehatan fisik seara umum

    Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan

    status kesehatan seara umum, meliputi identitas klien, riayat

    penyakit, riayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap.,

    antara lain status hemodinamika, status kerdiovaskuler, status

    pernapasan, fungsi ginjal dan hepati, fungsi endokrin, fungsi

    imonologi, dan lain$lain.

    2! Status nutrisi

    ebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat

    badan, kadar protein darah dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk

    defisiensi nutrisi harus dikoreksi sebelum pembedahan untuk

    memberikan protein yang ukup untuk perbaikan jaringan.

    #! eseimbangan airan dan elektrolit

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    36/62

    #

    -alane airan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan

    output airan. Demiikian juga kadar elektrolit serum harus berada

    dalam rentang normal. eseimbangan airan dan elektrolit erat

    dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi dengan mengatur

    mekanisme asam basa dan ekskresi metabilisme obat$obatan anastesi.

    &ika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan denggan baik,

    namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguriaCanuria,

    infusiensi renal akut, nefritis akut maka operasi harus ditunda

    menunggu perbaikan fungsi ginjal.

    %! ebersihan lambung dan kolon

    :ambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. 'ntervensi

    keperaatan yang biasanya diberikan diantaranyya adalah pasien

    dianjrkan dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung

    dan kolon dengan tindakan enema, lamanya puasa sekitar )$@ jam.

    /ujuannya dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk

    menghindari aspirasi (masuknya airan lambung ke paru$paru! dan

    menghindari kontaminasi fese ke area pembedahan sehingga

    menghindarkan terjadinya infeksi pasa pembedahan.

    *! enukuran daerah operasienukuran pada daerah operasi ditunjukan untuk menghindari

    terjadinya infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena

    rambut yang tidak diukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman

    dan dapat juga menggangguCmenghambat proses penyembuhan dna

    peraatan luka.

    ! ersonal hygiene

    ebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi

    karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat

    mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi.

    )! engosongan kandung kemih

    engosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan

    pemasangan kateter. Selain untuk pengosongan isi bladder tindakan

    kateter juga diperlukan untuk observasi balne airan.

    )8 Diagn#se Ke!era9atan

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    37/62

    #)

    1! urang pengetahuan berhubungan dengan prosedur tindakan

    pembedahan.

    2! eemasan berhubungan dengan tindakan operatif

    :8 Interensi Ke!era9atan

    Diagn#se Tujuan interensi

    urang

    pengetahuan

    berhubungan

    dengan prosedur

    tindakan

    pembedahan.

    8O7

    Setelah diberikan penjelasan

    selama 1A 2 jam tentang

    penyakit, pasien mengerti

    proses penyakitnya dan

    program peraatan serta

    therapy yang diberikan

    dengan indiator >

    asien mampu 3

    1. enjelaskan kembali

    tentang penyakitnya.

    2. engenai kebutuhan

    peraatan danpengobatan tanpa emas.

    8'7

    engetahuan penyakit 3

    1. aji pengetahuan klien

    tentang penyakitnya.

    2. &elaskan tenta proses

    penyakit (tanda dan

    gejala!. 'dentifikasi

    kemungkinan

    penyebab. &elaskan

    kondisi tentang klien.

    #. &elaskan tentang

    program pengobatan

    dan alternativepengobatan.

    %. Diskusikan tentang

    terapi dan pilihannya,

    *. /anyakan kembali

    pengetahuan klien

    tentang prosedur

    operasi.

    /eahing3 preoperative

    1. 'nformasikan klien

    aktu pelaksanaan

    prosedur operasi.

    2. 'nformasikan klien lama

    aktu pelaksanaan

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    38/62

    #@

    prosedur operasi.

    #. &elaskan tujuan prosedur

    operasi

    %. &elaskan hal$hal yang

    perlu dilakukan setelah

    prosedur.

    *. astikan persetujuan

    operasi telah

    ditandatangani.

    . :engkapi eklist operasi.

    eemasan

    berhubungan

    dengan tindakan

    operatif

    8O7

    Setelah dilakukan tindakankeperaatan selama 1A 2

    jam emas berkurang dengan

    indiator 3

    1. engungkapkan ara

    mengatasi emas.

    2. ampu menggunakan

    oping

    8'7

    enurunan keemasan1. -ina hubungan saling

    peraya.

    2. -antu pasien untuk

    mengektifkan sumber

    support.

    #. -erikan reinfosement

    untuk menggunakan

    sumber oping yg

    efektif.

    2. Intra '!erasi

    a8 Pengkajian

    Diruang penerimaan peraat sirkulasi 3

    1! emvalidasi identitas klien

    2! emvalidasi inform onent.

    eraat menanyakan 31! ;iayat alergi.

    2! 7hek riayat kesehatan dan pemeriksaan fisik

    #! 7hek pengobatan sebelumnya 3 therapy antikoagulasi.

    %! 7hek adanya gigi palsu, ontat lensa, perhiasan, igs dilepas.

    *! eterisasi.

    )8 Diagn#se ke!era9atan

    1! ;esiko infeksi berhubungan dengan fator resiko prosedur invasiif,

    pembedahan, infus

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    39/62

    #+

    2! ;esiko hipotermi berhubungan dengan fator resiko berada diruangan

    yang dingin

    #! ;esiko idera berhubungan dengan fator resiko gangguan persepsi

    sensori karena anastesi.

    :8 Interensi Ke!era9atan

    Diagn#sa Tujuan Interensi

    ;esiko infeksi

    berhubungan dengan

    fator resiko prosedur

    invasiif, pembedahan,

    infus

    8O7 3 ontrol infeksi

    selama dilakukan tindakan

    operasi tidak terjadi

    transmisi agent infeksi.

    'ndiator 3

    "lat dan bahan yang

    dipakai tidak

    terkontaminasi

    8'7 3 ontrol infeksi intra

    operasi

    1. Bunakan pakaian

    khusus ruang operasi

    2. ertahankan prinsip

    asepti dan antisepti.

    ;esiko hipotermi

    berhubungan dengan

    fator resiko berada

    diruangan yang dingin

    8O7 3 ontrol

    temperature

    7riteria 3

    1. /emperature ruangan

    nyaman.

    2. /idak terjadi

    hipotermi.

    8'7 3 pengaturan

    temperature intraoperatif

    1. "tur suhu ruangan

    yang nyaman

    2. :indungi area di

    ilayah operasi.

    ;esiko idera

    berhubungan dengan

    fator resiko gangguan

    8O73 ontrol resiko

    'ndiator 3 tidak terjadi

    8'73 surgial preaousen

    "ktifitas 3

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    40/62

    %0

    persepsi sensori karena

    anastesi.

    injuri 1. /idurkan klien pada

    meja operasi dengan

    posisi sesuai

    kebutuhan

    2. onitor penggunaan

    instrument, jarum dan

    kasa

    #. astikan tidak ada

    instrument, jarum dan

    kasa yang tertinggal

    dalam tubuh klien.

    -. P#st '!erati+

    a8 Pengkajian

    1! System pernafasan , etika klien dimasukan ke "7, peraat

    segera mengkaji klien3 otensi jalan napas, erubahan pernafasan

    2! System kardiovaskuler, Sirkulasi darah, nadi dan suara jantung tiap

    1* menit, enurunan tekanan darah, nadi dan suara jantung, aji

    sirkulasi perifer (temperature dan ukuran ekstremitas!, eseimbangan

    airan dan elektrolit

    #! 'nspeksi membrane mukosa 3 arna dan kelembaban, turgor kulit

    %! kur airan 3 8B/ tube, drainase urin

    *! onitor airan intravena

    ! System persyarafan, aji fungsi serebral dan tingkat kesadaran 3

    semua klien dengan anestesi umum.

    )! lien dengan bedah kepala 3 respon pupil, kekuatan otot.@! System perkemihan , 7ontrol volunteer fungsi perkemihan setelah $

    @ jam post anestesi inhalasi, '

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    41/62

    %1

    10! System integument (:uka bedah sembuh sekitar 2 minggu, jika tidak

    ada infeksi, trauma, malnutrisi, obat$obat steroid, enyembuhan

    sempurna sekitar bulan$ satu tahun!

    11! Drain dan balutan, Semua balutan dan drain dikaji setiap 1* menit .

    (jumlah, arna, konsitensi, dan bau airan

    12! engkajian nyeri , aji tanda fisik dan emosi 3 peningkatan nadi dan

    tekanan darah, gelisah, menangis, kualitas nyeri sebelum dan sesudah

    pemberian analgetik.

    )8 Diagn#se ke!era9atan

    1! Bangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek sisa anastesi.

    2! erusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan

    #! 8yeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan

    %! ;esiko injury berhubungan dengan effet anastesi

    *! ekurangan volume airan berhubungan dengan kehilangan airan

    intra dan post operasi

    ! etidakefektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan

    peningkatan sekresi.

    :8 Interensi Ke!era9atan

    Diagn#se Tujuan Interensi

    Bangguan pertukaran

    gas berhubungan

    dengan efek sisa

    anastesi.

    8O7 3

    1. ;espiratory status 3 gas

    eAhange

    2. ;espiratory3 ventilation#.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    42/62

    %2

    paru$paru dan bebas

    dari tanda$tanda

    distress pernafasan.

    #. /anda$tanda vital

    dalam batas normal.

    status o2

    ;espiratory monitoring 3

    1. onitor rata$rata

    kedalaman, irama

    suara nafas.

    2. onitor pola nafas

    (takipneu. dsypneu!

    erusakan integritas

    kulit berhubungan

    dengan luka

    pembedahan

    8O73 tissue integritas3 skin

    muus membranes.

    7riteria hasil 3

    1. 'ntegritas kulit yang

    baik bias dipertahankan

    (elastisitas, pigmentasi!

    2. /idak ada lesi pada

    kulit

    #. erfusi jaringan baik

    8'7 3

    reasure management 3

    1. "njurkan pasien

    untuk menggunakan

    pakaian yang

    longgar.

    2. &aga kebersihan kulit

    agar tetap bersih dan

    lembab.#. obilisasi klien tiap

    2 jam sekali

    %. Oleskan lotion atau

    minyak baby oil pada

    daerah yang tertekan.

    8yeri akut berhubungan

    dengan insisi

    pembedahan

    8O73

    1. ain level

    2. ain ontrol#. 7omfort level

    7riteria hasil 3

    1. ampu mengontrol

    nyeri

    2. elaporkan baha

    nyeri berkurang dengan

    menggunakan

    8'7 3

    ain management 3

    1. :akukan pengkajian

    nyeri

    2. Observasi reaksi

    nonverbal dari

    ketidaknyamanan.

    #. 7ontrol lingkungan

    nyeri seperti suhu,

    penahayaan dan

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    43/62

    %#

    menajemen nyeri

    #. ampu mengenali

    nyeri (skala, intensitas,

    frekuensi!.

    kebisingan.

    %. "jarkan tentak

    teknik non

    farmakologi*. olaborasi 3

    pemberian analgetik

    ;esiko injury

    berhubungan dengan

    effet anastesi

    8O73

    ;isk ontrol

    7riteria hasil 3

    1. lien terbebas dari

    idera

    8'73

    environment

    management

    1. astikan lingkunan

    aman untuk pasien2. emasang side trail

    tempat tidur

    #. enghidarkan

    lingkungan yang

    berbahaya. (misalnya

    memidahkan

    perabotan!.

    ekurangan volume

    airan berhubungan

    dengan kehilangan

    airan intra dan post

    operasi

    8O73

    1. 4luid balane

    2. 8utritional status

    riteri hasil 3

    1. empertahankan urine

    dan output sesuai

    denga kebutuhan.

    2.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    44/62

    %%

    menunjukan jalan nafas

    yang paten

    2. :akukan sution

    #. onitor respirasi

    dan status 02

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    45/62

    BAB III

    TIN&AUAN KA%U%

    A%UHAN KEPEAATAN PEI'PEATI,

    PADA Tn. L ;26 Tahun8 $i

    IN%TALA%I KA"A 'PEA%I U"AH %AKIT PU%AT AN(KATAN

    DAAT (AT'T %'EB'T'

    1. ;5 O5;"S'

    a. engkajian

    8ama 3 /n. :. mur 3 2+ th

    8o. ; 3%# +1 +* /anggal :ahir 3 01$0#$1+@*

    &enis elamin 3 :aki$laki Status 3 -&S mandiri

    /gl. asuk 3 20$01$201*, jam 0@32@30@ /-C-- 3 10mC0kg

    "lamat 3 &l. /anah tinggi 1 no. 1) rt

    00*C 002 tanah tinggi johar baru

    Diagnosa medis 3 Obstruksi parsial e ilitis dd neoplasma

    1. eluhan utama 3

    8yeri perut kiri bagian atas, sejak # bulan lalu dan memberat sejak 2 minggu ini,

    nyeri menjalar ke perut bagian baah, mual.

    2. ;iayat penyakit dahulu

    /idak ada

    #. ;iayat alergi

    /idak ada

    %. ;iayat obat$obatan ;iayat konsumsi narkoba jenis shabu.

    *. emeriksaan radiologi

    SB berkesan parenhymial liver disease dan suspek meteorismus dan suspek

    tanda$tanda aal peritonitis.

    . emeriksaan laboratorium

    "lbumin 3 2.) gCdl

    :5D 3 11 mmCjam

    8a 3 1#2 mmolC:

    40

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    46/62

    3 %.1 mmolC:

    7l 3 +#mmolC:

    reum 3 20 mgCdl

    reatinin 3 0.@ mgCdl

    ). eadaan umum 3 ompos mentis B7S 3 5 3 % < 3 * 3 @. /anda$tanda vital

    /D 3 100C* mm9g, 8 3 101KCmenit, S 3 #07, ;; 3 12KCmemnit,

    /-C-- 3 10mC0kg

    Skala nyeri 3 nyeri sedang (%!

    O3 8yeri timbul sejak # tahun yang lalu

    3 8yeri menjadi lebih berat ketika aktifitas berat dan olahraga

    L3 8yeri terasa melilit keil, hilang dengan istirahat

    ;3 8yeri terasa di perut bagian kiri atas

    S3 8yeri dapat timbul sampai 2 kali dalam sehari

    /3 :amanya nyeri bisa sampai 20 detik

    +. ernafasan 3 spontan

    10. 'ntegritas kulit 3 utuh

    11. Sign in 3 ya

    12. arker area operasi 3 ya

    b. Diagnosa eperaatan

    a. 8yeri kronis berhubungan dengan adanya sumbatan pada saluran erna

    illeum

    b. "nsietas berhubungan dengan krisis situasional, ketidak akraban dengan

    lingkungan

    . ;esiko idera berhubungan dengan gangguan persepsi sensori karena

    anastesi

    . 'ntervensi eperaatan

    8o tanggal Diagnose keperaatan intervensi ;asional

    1 20$01$

    201*

    8yeri kronis

    berhubungan dengan

    adanya sumbatan pada

    saluran erna illeum

    1. Selidiki laporan nyeri,

    atat lokasi, lama,

    intentitas (skala 0$10!

    dan karakteristiknya

    (dangkal, tajam,

    1. 8yeri enderug menjadi

    konstan, lebih hebat dan

    menyebar keatas nyeri

    dapat bersifat loal.

    4

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    47/62

    konstan!

    2. ertahankan posisi semi

    foler sesuai indikasi

    #. -erikan tindakan

    kennyamanan, ontohpijatan punggung, napas

    dalam, latihan relaksasiC

    visualisasi

    %. Observasi reaksi non

    verbal dari

    ketidaknyamanan

    *. 7ontrol lingkungan

    nyeri seperti suhu ,

    penahayaan dan

    kebisingan

    olaborasi3

    1. emberian analgetik

    sesuai indikasi

    2. emudahkan drainase

    airanCluka karena

    gravitasi dan membantu

    meminimalkan nyeri

    karena gerakan#. eningkatkan relaksasi

    dan mungkin

    meningkatkan relaksasi

    %. enurunkan laju

    metaboli dan iritasi usus

    karena toksin

    sirkulasiCloal. ang

    membantu

    menghilangkan nyeri dan

    memperepat

    penyembuhan*. eringis, merengutkan

    dahi dan perilaku

    menjauh merupakan

    reaksi non verbal

    ketidaknyamanan

    . Suhu ruangan terlalu

    dingin atau terlalu panas

    dan suasana ruangan

    operasi mempengaruhi

    keadaan nyeri

    2 20$01$

    201*

    "nsietas berhubungan

    dengan krisis

    situasional,

    ketidakakraban dengan

    lingkungan

    1. Sediakan aktu

    kunjungan oleh personel

    kamar operasi sebelum

    pembedahan jika

    memungkinkan

    2. 'dentifikasi tingkat rasa

    takut yang mengharuskan

    dilakukannya penundaan

    prosedur pembedahan

    #.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    48/62

    ruang operasi

    ). ontrol stimulasi

    eksternal

    @. -erikan reinforement

    untuk menggunakankoping efektif

    . Suara gaduh dan

    keributan akan

    meningkatkan ansietas

    # 20$01$

    201*

    ;esiko idera

    berhubungan dengan

    gangguan persepsi

    sensori karena anastesi

    1. 7ek daerah

    kulitCpersiapan kulit dan

    persiapan perut

    (penukur!

    2. asang bed streil, sabuk

    pengaman pada paha,

    papan lengan

    #. :epas tusuk konde dan

    ig dan tutup kepala jika

    ada%. :epas perhiasan

    *. -ersihkan at kuku

    . :epas kontak lensa dan

    amankan

    ). :epas protesa (gigi palsu,

    mata palsu!

    @. 7ek site marking area

    operasi

    1. ersiapan kulit pra

    operasi sangat

    menentukan kejadian

    idera pada pasien

    2. eja operasi sangat

    sempit sehingga

    memerlukan restrein

    pada kaki atau papan

    lengan

    #. -enda$benda yangterbuat dari logam akan

    berkonduksi dengan alat$

    alat elektrik dan

    membahayakan tubuh

    terhadap pemakaian

    elektrokauter

    %. 7at kuku merupakan

    benda asing bagi tubuh

    dan dapat

    membahayakan bagi

    pasien

    *. :ensa kontak dapat

    menyebabkan abrasi

    kornea pada aktu

    pasien dalam anastesi

    . -enda asing dalam tubuh

    dapat teraspirasi selama

    intubasiCekstubasi selang

    trahea.

    ). Site marking area perlu

    di perhatikan untukmeminimalkan resiko

    terjadinya idera

    d. 'mplementasi eperaatan

    8o /anggalCjam Dianosa keperaatan implementasi

    1 20$01$201* 8yeri kronis berhubungan

    dengan adanya sumbatan

    pada saluran erna illeum

    1. elakukan pengkajian nyeri

    9C keluhan nyeri di perut kiri bagian

    atas, hilang timbul, skala nyeri sedang

    dengan nilai skala nyeri %

    43

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    49/62

    2. engatur posisi klien dalam posisi

    nyaman untuk klien

    9C posisi supinasi

    #. enganjurkan klien untuk menarik nafas

    dalam dalam untuk merelaksasi nyeri9C klien mampu berpartisipasi dalam

    intruksi dan mengatakan nyeri berkurang

    2 20$01$201* "nsietas berhubungan

    dengan krisis situasional,

    ketidakakraban dengan

    lingkungan

    1. emperkenlakan diri kepada klien dan

    meminta klien mengulanginya

    9C klien mampu menyebutk ulang nama

    staff

    2. enanyakan penyebab klien merasa

    takut akan pembedahan yang akan di

    lakukan

    9C erita pengalaman teman tentang

    kegiatan operasi

    #. emberitahu klien saat akan di anestesi

    dan efek samping akan di rasakan

    9C klien mengerti dan menyetujui

    %. engikuti prosedur rumah sakit untuk

    meniptakan lingkungan ruang operasi

    yang nyaman untuk klien

    9C tidak mengeluarkan suara gaduh,

    tidak beranda dan tetap fous terhadap

    klien

    # 20$01$201* ;esiko idera

    berhubungan dengan

    gangguan persepsi sensori

    karena anastesi

    1. enobservasi daerah kulitCpersiapan

    kulit dan persiapan perut (penukur!

    9C kulit utuh dan sudah terukur

    2. emasang bed streil, sabuk pengaman

    pada paha, papan lengan

    9C papan lengan terpasang

    #. elepas tusuk konde dan ig dan tutup

    kepala jika ada9C topi sudah di lepas

    %. mengobservasi perhiasan

    9C pasien tidak memakai perhiasan

    *. mengevaluasi pemakaian at kuku

    9C pasien tidak memakai at kuku

    . engobservasi kontak lensa

    9C pasien tidak memakai kontak lensa

    ). engobservasi pemakaian protesa (gigi

    palsu, mata palsu!

    9C pasien tidak memakai gigi palsu

    @. engevaluasi site marking area operasi

    4

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    50/62

    9C sudah di lakukan

    e. 5valuasi eperaatan

    8o Diagnose keperaatan 5valuasi keparaatan

    1 8yeri kronis berhubungan dengan

    adanya sumbatan pada saluran

    erna illeum

    S 3 klien mengatakan nyeri berkurang

    O 3 Skala nyeri 2

    " 3 asalah keperaatan teratasi sebagian

    3'ntervensi dilanjutkan selama pre dan inta

    operasi, monitor //

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    51/62

    #. /anda$tanda vital

    /D 3 10*C* mm9g, 8 3 2KCmenit, S 3 #,%07, ;; 3 1*KCmemnit, /-C-- 3

    10mC0kg

    %. ernafasan 3 ventilator*. osisi anul infus 3 tangan

    . osisi operasi 3 supinasi

    ). &enis operasi 3 steril

    @. 7atheter urine 3 ya, no.1

    +. "ntisepti kulit 3 betadine ),*?, betadine 10 ?, alkohol )0?

    10. /ime out 3 ya

    11. 'nsisi kulit 3 mediana

    12. emeriksaan kulit sebelum operasi 3 bersih

    1#. emeriksaan kulit setelah operasi 3 utuh

    1%. onitor anastesi 3 ya

    1*. esin anastesi 3 ya1. 'rigasi luka 3 ya

    1). 7airan 3 8a7l

    1@. erdarahan 3 200

    b. Diagnosa eperaatan

    a. ;esiko ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan

    sekresi air ludah

    b. ;esiko kekurangan volume airan berhubungan dengan kehilangan

    airan saat operasi

    . 'ntervensi eperaatan

    8o tanggal Diagnose keperaatan 'ntervensi ;asional

    1 20$01$

    201*

    ;esiko ketidakefektifan

    jalan nafas

    berhubungan dengan

    peningkatan sekresi air

    ludah

    1. 5valuasi bersihan jalan

    nafas klien

    2. onitor tanda$tanda vital

    #. Observasi 5// setiap 1*

    menit

    %. "uskultasi jalan nafas*. antau saturasi oksigen

    . onitor status respirasi

    1. elihat adanya obstruksi

    jalan nafas

    2. enaikan pola nafas

    dapat menunjukan

    adanya ketidakefektifan

    jalan nafas#. ernafasan eksternal di

    butuhkan saat prosedur

    pembedahan agar

    kebutuhan oksigen

    pasien terpenuhi

    %. -unyi nafas ronkhi

    menandakan adanya

    penumpukan sputum

    pada saluran nafas

    *. Saturasi oksigen

    01

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    52/62

    memuudahkan pemilihan

    intervensi dan evaluasi

    tindakan

    . eningkatan frekuensi

    nafas menandakanadanya upaya

    pemenuhan kebutuhan

    oksigen pasien

    2 20$01$

    201*

    ;esiko kekurangan

    volume airan

    berhubungan dengan

    kehilangan airan saat

    operasi

    1. ertahankan volume

    keseimbangan airan

    2. antau tanda$tanda aal

    dehidrasi

    #. antau urin output setiap

    jam

    %. olaborasi pemberiandarah

    *. Observasi selama

    pemberian darah

    . 7atat semua airan yang

    masuk dan keluaran

    ). :akukan terapi 'ntra

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    53/62

    sekresi air ludah 2. emonitor tanda$tanda vital

    9C /D3 100C*mm9g 83 101ACmenit,

    S3 #07 ;;3 1ACmenit

    #. engobservasi 5// setiap 1* menit

    9C 5// terpasang dan aliran udara oksigen parukanan dan kiri baik

    %. emantau saturasi oksigen

    9C SpO2 ++?

    *. emonitor status respirasi

    9C frekuensi pernafasan 1ACmenit

    2 20$01$201* ;esiko kekurangan

    volume airan

    berhubungan dengan

    kehilangan airan saatoperasi

    1. empertahankan volume keseimbangan airan

    2. emantau tanda$tanda aal dehidrasi

    9C /D3 100C*mm9g 83 101ACmenit,

    S3 #07 ;;3 1ACmenit

    /urgor kulit 3 elastis#. emantau urin output

    9C200

    %. olaborasi pemberian darah

    9C tranfusi darah jenis ;7 golongan darah O

    2*0

    *. engobservasi selama pemberian darah

    9C tranfusi di berikan selama pembedahan

    . enatat semua airan yang masuk dan

    keluaran

    9C terapi intra vena assering *00

    ). elakukan terapi 'ntra

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    54/62

    (lanar!

    " 3 asalah teratasi setelah pemberian terapi asering *00

    , tranfusi ;7 2*0

    3 'ntervensi keperaatan intra operasi di hentikan

    #. OS/ O5;"S'

    a. engkajian

    8ama 3 /n. : mur 3 2+ th

    8o. ; 3%# +1 +* /anggal :ahir 3 01$0#$1+@*

    &enis elamin 3 :aki$laki Status 3 -&S mandiri

    /gl. asuk 3 20$01$201*, jam 0@32@30@ /-C-- 3 10mC0kg

    "lamat 3 &l. /anah tinggi 1 no. 1) rt

    00*C 002 tanah tinggi johar baru

    Diagnose medis3 Obstruksi parsial e ilitis dd neoplasma

    1. esadaran 3 ompos mentis

    2. ernafasan 3 anula

    #. /anda$tanda vital

    /D 3 100C) mm9g, 8 3 0KCmenit, S 3 # 07, ;; 3 1)KCmemnit, /-C-- 3 10mC0kgSpO2 3 ++?

    %. erdarahan 3 00

    *. 7airan infus 3assering

    . 5kstremitas 3 hangat

    ). ukosa mulut 3 lembab

    @. /urgor kulit 3 elastis

    +. Sirkulasi 3 merah muda

    10. rine 3 %00

    11. 7atheter urine 3 ya

    b. Diagnosa eperaatan

    ;esiko ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan

    sekresi air ludah

    . 'ntervensi eperaatan

    04

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    55/62

    8o tanggal Diagnose keperaatan intervensi ;asional

    1 20$01$

    201*

    ;esiko ketidakefektifan

    jalan nafas

    berhubungan denganpeningkatan sekresi air

    ludah

    1. 5valuasi bersihan jalan

    nafas klien

    2. onitor tanda$tanda vital#. Observasi 5// setiap 1*

    menit

    %. "uskultasi jalan nafas

    *. antau saturasi oksigen

    . osisikan kepala miring

    kesalah satu sisi

    1. elihat adanya obstruksi

    jalan nafas

    2. enaikan pola nafasdapat menunjukan adanya

    ketidakefektifan jalan

    nafas

    #. ernafasan eksternal di

    butuhkan saat prosedur

    pembedahan agar

    kebutuhan oksigen pasien

    terpenuhi

    %. -unyi nafas ronkhi

    menandakan adanya

    penumpukan sputum padasaluran nafas

    *. Saturasi oksigen

    memuudahkan pemilihan

    intervensi dan evaluasi

    tindakan

    . enegah terjadinya

    aspirasi karena

    peningkatan produksi

    saliva saat pembedahan

    a. 'mplementasi eperaatan

    no /anggalCjam Dianosa keperaatan 'mplementasi

    1 20$01$201* ;esiko ketidakefektifan jalan

    nafas berhubungan dengan

    peningkatan sekresi air ludah

    1. engevaluasi bersihan jalan nafas klien

    9C terdapat bunyi ronkhi pada paru kanan dan

    kiri saat di auskultasi

    2. emonitor tanda$tanda vital

    9C /D3 100C)mm9g 83 0ACmenit,

    S3 #07 ;;3 1)ACmenit

    #. engobservasi anula oksigen9C terapi oksigen @:Cmenit

    %. engauskultasi jalan nafas

    9C terdengar bunyi ronkhi saat auskultasi

    *. emantau saturasi oksigen

    9C SpO2 ++?

    . emonitor status respirasi

    9C frekuensi pernafasan 1ACmenit

    ). engatur posisi klien

    9C posisi kepala klien di miringkan ke kanan

    00

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    56/62

    d. 5valuasi eperaatan

    8o Diagnose keperaatan 5valuasi keparaatan

    1 ;esiko ketidakefektifan

    jalan nafas berhubungan

    dengan peningkatan

    sekresi air ludah

    S 3 $

    O 3 asien mendapat terapi sution, memiringkan kepala ke sisi

    kanan , terapi O2 % :

    "3 asalah teratasi sebagian

    3 intervensi dihentikan dan dilanjutkan di ruang peraatan

    BAB I*

    PE"BAHA%AN

    ada bab ini penulis seara khusus membahas tentang penapaian yang telah

    diperoleh setelah memberikan asuhan keperaatan pada /n. : dengan gangguan

    sistem enernaan G'leus ObstruksiH. -ab ini juga terdapat kesenjangan$

    kesenjangan yang terjadi dilihat dari konteks teori dan hasil penerapan seara

    0

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    57/62

    nyata pada klien. "dapun pembahasan terhadap asuhan keperaatan pada /n. :

    dengan gangguan sistem penernaan GObstruksi parsial e ilitis dd neoplasmaH

    adalah sebagai berikut.

    ". re Operasi

    1. engkajian

    ada data pengkajian saat pre operasi, pasien telah melakukan beberapa

    pemeriksaan seperti yang ada di teori seperti pemeriksaan status kesehatan

    seara umum, seperti 3

    a. dentitas pasien

    8ama 3 /n :

    sia 3 2+ tahun

    /anggal :ahir 3 01$0#$1+@*

    &enis elamin 3 :aki$laki

    /-C-- 3 10mC0kg

    b. ;iayat penyakit

    lien mengatakan 8yeri perut kiri bagian atas, sejak # bulan yang lalu

    dan memberat sejak 2 minggu ini, nyeri menjalar ke perut bagian baah,

    -"- seperti kotoran kambing, pernah mengalami trauma abdomen

    sebulan yang lalu, dan mual.

    . ;iayat kesehatan keluarga

    lien mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai penyakit yang

    sama seperti yang klien derita.

    d. emeriksaan SB abdomen

    9epar 3 besar dan bentuk dalam batas normal. 5hostruture

    parenkim meningkat> tidak tampak lesi fokal, tidak tampak

    asites ataupun efusi pleura kanan dan kiri

    d. 5mpedu 3 tidak dapat dinilai I pasien tidak puasa

    anreas 3 besar dan bentuk normal, ehostruture homogen, tidak

    tampak lesi fokal, duktus pankreatikus tidak melebar

    :ien 3 besar dan bentuk normal, ehostrutur homogen, tidak

    tampak lesi fokal.

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    58/62

    edua ginjal 3besar dan bentuk normal, diferensiasi orteA dan dan

    medulla baik. 5hostrutur parenkhim homogen. /idak

    tampak lesi fokal ataupun batu

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    59/62

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    60/62

    asien dilakukan pengosongan kandung kemih dengan dengan

    melakukan pemasangan kateter. Selain untuk pengosongan isi bladder

    tindakan kateter juga diperlukan untuk observasi balne airan.

    2. Diagnosa eperaatan

    /eori

    a. urang pengetahuan berhubungan dengan prosedur tindakan

    pembedahan.

    b. eemasan berhubungan dengan tindakan operatif

    asus

    a. 8yeri kronis berhubungan dengan adanya sumbatan pada saluran erna

    illeum

    b. "nsietas berhubungan dengan krisis situasional, ketidak akraban dengan

    lingkungan

    . ;esiko idera berhubungan dengan gangguan persepsi sensori karena

    anastesi

    ada teori maupun kasus terdapat perbedaan namun sesuai dengan kasus

    maka diagnose yang ditegakkan pun seuai dengan keadaan pasien yangditemukan

    #. 'ntervensi

    'ntervensi yang direnanankan banyak namun tidak semua intervensi dapat

    dilaksanaakan karena keadaan dan kondisi pasien serta tenaga kesehatan

    yang ada.

    %. 5valuasi

    5valuasi dilakukan setiap jam dan di atat berdasarkan respon pasien,

    keadaan pasien.

    BELU" %ELE%AI BAB I*

    5

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    61/62

    BAB *

    PENUTUP

    A. Kesim!ulan

    Setelah menganalisa kasus 'leus Obstruksi pada /n. :, maka penulis menarik

    kesimpulan sebagai berikut 3

    1. /anda dan gejala yang ditemukan seara langsung selama pengkajian re,

    'ntra, dan ost teryata tidak selalu sama bila dibandingkan dengan teori yang

    ada, hal ini dapat terjadi mungkin karena adanya komplikasi dan berat

    ringannya kondisi klien

    2. Diagnosa keperaatan yang ditegakkan juga pada nyatanya berbeda dengan

    kemungkinan diagnosa yang munul seara teoritis, hal ini terjadi karena

    respon individu terhadat suatu penyakit bisa berbeda$beda

    #. enyakit 'leus Obstruksi yang terjadi pada /n. : kemungkinan disebabkan

    karena faktor usia yang diperburuk dengan ketidaktahuan pasien dan keluargabaha pasien mengidap 'leus Obstruksi GObstruksi parsial e ilitis dd

    neoplasmaH. Seara teoritis, diagnosa dini sangat membantu dalam

    peningkatan angaka kesuksesan asuhan keperaatan pada 'leus Obstruksi.

    B. %aran

    Dari kesimpulan di atas, maka penulis memberikan kesimpulan baha 3

    1. Dengan kondisi pasien setelah menjalani operasi selama kurang lebih 2 jam

    maka seharusnya pasien mendapat perhatian khusus pada luka operasi, karena

    pada saat proses pembedahan maka terjadi insisi kulit yang ukup luas diarea

    abdomen yang merupakan organ paling sensitive terhadap infeksi yang

    mungkin berasal dari lingkungan pasien, kontak dengan alat$alat bedah, dan

    kondisi tim operasi yang kurang asepti mapu menyebabkan infeksi

    nosokomial terhadap pasien. Oleh karena itu hendaknya sebagai peraat

    maupun tim bedah lainya mampu menerapkan prinsip steril dan asepti

    selama proses pembedahan berlangsung.

    2. Selama proses pembedahan juga harus terus mamantau tanda$tanda vital

    pasien yang terdiri dari /D, ;;, 8, dan S, keadaan umum pasien, dan balane

    airan.

    1

  • 8/9/2019 Makalah Seminar Ileus Obstruksi

    62/62

    #. Sebagai peraat harus lebih berfikir kritis dan memahami suatu penyakit dari

    sudut medik maupun keperaatan sebelum menetukan diagnosa keperaatan

    sehingga klien bisa mendapatkan asuhan keperaatan yang lebih aktual dan

    tepat.

    DA,TA PU%TAKA

    1. -uranda, /heopilus Dkk. (200@!. 1natomi mum. akassar 3 -agian

    "natomi, 4akultas edokteran, niversitas 9asanuddin.

    2. usuf, 'raan. (200*!. #isiolo*i Sistem 3astro$4ntestinal. akassar3 -agian

    'lmu 4aal, 4akultas edokteran, niversitas 9asanuddin.

    #. arylin. 5, doenges. (200#!.5encana asuhan kepera!atan. 5g 3 jakarta.

    %. &ohnson, . 5tall. (200@!. 6ursin* utcom +lasi%ication (6+. S"3

    osbay 5lsevier.

    *. -ulehek, Bloria , -uther, 9oard , dotherman, joanne. . (200@!.

    6ursin* 4ntervention +lasivication (64+"S" 3 osby 5lsevier.