29
MAKALAH SEJARAH INDONESIA TUGAS KERAJAAN KERAJAAN HINDU BUDHA Nama: Zena Aprilliana SMAN 3 CILEGON

Makalah Sejarah Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sejarah indonesia

Citation preview

Page 1: Makalah Sejarah Indonesia

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

TUGAS KERAJAAN KERAJAAN HINDU BUDHA

Nama: Zena Aprilliana

SMAN 3 CILEGON

Page 2: Makalah Sejarah Indonesia

Kata Pengantar Puji syukur atas segala rahmat dan karunia Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah memberi berkat dan rahmat – Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Tugas Sejarah Indonesia ini tanpa ada halangan suatu apapun. Tiada dipungkiri dan dilupakan bahwa sebenarnyalah hanya Tuhan Allah sumber ilmu dan pengetahuan sejati, di mana dari situlah manusia membangun rasa, karsa, dan cipta. Tugas ini berisikan tentang informasi kerajaan-kerajaan hindu budha Tuga sini saya susun secara sistematis dan praktis. Saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan data-data yang saya peroleh dari berbagai sumber.

Tidak terlalu berlebihan bila di sini saya dengan tulus hati menyampaikan rasa terimakasih atas segala budi baik yang telah saya terima.Dalam punyusunan makalah ini saya menyadari banyak kekurangan baik dari segi materi, teknik penyampaian, penyusunan dan pencetakannya. Oleh sebab itu saya sebagai penulis mengharap kritik dan saran yang membangun bagi diri penulis guna perbaikan lebih lanjut.

Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penyusun

Zena Aprilliana

Page 3: Makalah Sejarah Indonesia

Kerajaan KutaiBerdirinya kerajaan kutai

Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang

merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang

disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut

diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan

prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu

Kerajaan Kutai.

Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai. Hanya 7 buah prasasti Yupa

terseubt lah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli

sejarah dengan mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti Yupa tersebut.

Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para

Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan bahwa Raja Mulawarman, Raja

yang baik dan kuat yang merupakan anak dari Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja

Kudungga, telah memberikan 100 ekor sapi kepada para Brahmana.

Dari prasati tersebut didapat bawah Kerajaan Kutai pertama kali didirikan oleh

Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman dan mencapai puncak kejayaan

pada masa Mulawarman (Anak Aswawarman). Menurut para ahli sejarah nama Kudungga

merupakan nama asli pribumi yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu. Namun

anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk agama Hindu atas dasar kata 'warman' pada

namnya yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta.

Kejayaan Kerajaan KutaiTidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan. Tetapi menurut

prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajan Kutai berada pada masa kepemerintahan Raja

Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, kekuasaan Kerajaan Kutai hampir

meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera dan

makmur.

Page 4: Makalah Sejarah Indonesia

Keruntuhan Kerajaan KutaiKerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas

dalam peperangan melawan Aji Pangeran Sinum Panji yang merupakan Raja dari Kerajaan

Kutai Kartanegara. Kerajaan Kutai dan Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan dua buah

kerajaan yang berbeda. Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada abad ke-13 di Kutai Lama.

Terdapatnya dua kerajaan yang berada di sungai Mahakam tersebut menimbulkan friksi

diantara keduanya. Pada abad ke-16 terjadi peperangan diantara kedua Kerajaan tersebut.

Raja-raja Kerajaan Kutai

Berikut di bawah ini merupakan daftar raja-raja yang pernah memimpin Kerjaan

Kutai, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)

2. Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)

3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)

4. Maharaja Marawijaya Warman

5. Maharaja Gajayana Warman

6. Maharaja Tungga Warman

7. Maharaja Jayanaga Warman

8. Maharaja Nalasinga Warman

9. Maharaja Nala Parana Tungga

10. Maharaja Gadingga Warman Dewa

11. Maharaja Indra Warman Dewa

12. Maharaja Sangga Warman Dewa

13. Maharaja Candrawarman

14. Maharaja Sri Langka Dewa

15. Maharaja Guna Parana Dewa

16. Maharaja Wijaya Warman

17. Maharaja Sri Aji Dewa

18. Maharaja Mulia Putera

19. Maharaja Nala Pandita

20. Maharaja Indra Paruta Dewa

21. Maharaja Dharma Setia

Page 5: Makalah Sejarah Indonesia

Kerajaan TarumanegaraKerajaan Terumanagara

merupakan kerajaan Hindu tertua ke dua setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan

Tarumanagara atau Kerajaan Tarum merupakan kerajaan yang berkuasa di wilayah barat

pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi.

Kata Tarumanagara berasal dari kata Tarum dan Nagara. Tarum yang merupakan

nama sungai yang membelah Jawa Barat yang sekarang bernama sungai Citarum dan kata

Nagara yang diartikan sebagai negara atau kerajaan.

Beridirnya Kerajaan TarumanagaraBerdirinya Kerajaan Tarumanagara masih dipertanyakan oleh para ahli sejarah. Satu-

satunya sumber sejarah yang secara lengkap membahas mengenai Kerajaan Tarumanagara

adalah Naskah Wangsakerta. Naskah Wangsakerta tersebut masih menjadi perdebatan

diantara para sejarawan tentang keaslian isinya.

Menurut Naskah Wangsakerta, pada abad ke-4 Masehi, pulau dan beberapa wilayah

Nusantara lainnya didatangi oleh sejumlah pengungsi dari India yang mencari perlindungan

akibat terjadinya peperangan besar di sana. Para pengungsi itu umumnya berasal dari

daerah Kerajaan Palawa dan Calankayana di India, pihak yang kalah dalam peperangan

melawan Kerajaan Samudragupta (India).

Salah satu dari rombongan pengungsi Calankayana dipimpin oleh seorang Maharesi

yang bernama Jayasingawarman. Setelah mendapatkan persetujuan dari raja yang berkuasa

di barat Jawa (Dewawarman VIII, raja Salakanagara), maka Jayasingawarman membuka

tempat pemukiman baru di dekat sungai Citarum. Pemukimannya oleh Jayasingawarman

diberi nama Tarumadesya (desa Taruma).

Sepuluh tahun kemudian desa ini banyak didatangi oleh penduduk dari desa lain,

sehingga Tarumadesya menjadi besar. Akhirnya dari wilayah setingkat desa berkembang

menjadi setingkat kota (Nagara). Semakin hari, kota ini semakin menunjukan perkembangan

yang pesat, karena itulah Jayasingawarman kemudian membentuk sebuah Kerajaan yang

bernama tarumanegara

Page 6: Makalah Sejarah Indonesia

Kejayaan Kerajaan TarumanagaraKerajaan Tarumanagara mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh

Purnawarman. Dimasa kepemerintahan Purnawarman, luas Kerajaan Tarumanagara

diperluas dengan menaklukan kerajaan-kerajaan yang berada disekitarnya. Tercatat Luas

Kerajaan Tarumanagara hampir sama dengan luas daerah Jawa Barat sekarang. Selain itu

Raja Purnawarman juga menyusun pustaka yang berupa undang-undang kerjaana,

peraturan angkatan perang, siasat perang serta silsilah dinasti Warman. Raja Purnawarman

juga dikenal sebagai raja yang kuat dan bijak kepada rakyatnya.

Keruntuhan Kerajaan TarumanagaraRaja ke-12 Tarumanagara, Linggawarman, memiliki dua orang putri. Putri

pertamanya bernama Dewi Manasih yang kemudian menikah dengan Tarusbawa dan

Sobakencana yang kemudian menjadi isteri Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri Kerajaan

Sriwijaya. Tangku kepemimpian Kerajaan Tarumanegara pun jatuh pada suami Manasih

yaitu Tarusbawa. Pada masa kepemerintahan Tarusbawa, pusat kerajaan Tarumanagara ke

kerajaanya sendiri yaitu Kerajaan Sunda (Kerajaan bawahan Tarumanagara) dan kemudian

mengganti Kerajaan Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda.

Prasasti Ciareteun

Page 7: Makalah Sejarah Indonesia

Sumber Sejarah Kerajaan TarumanagaraKerajaan Tarumanagara banyak meninggalkan bukti sejarah, diantaranya

ditemukannya 7 buah prasati yaitu:

1. Prasasti Ciareteun yang ditemukan di Ciampea, Bogor. Pada prasasti tersebut terdapat

ukiran laba-laba dan tapak kaki serta puisi beraksara Palawa dan berbahasa Sanskerta. Puisi

tersebut berbuyi "Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan

raja dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman penguasa Tarumanagara."

2. Prasasti Pasri Koleangkak yang ditemukan di perkebunan Jambu. Parsasti ini juga sering

disebut sebagai Prasasti Jambu. Prasasti Jambu berisi "Yang termashur serta setia kepada

tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah

Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya;

kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng

musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia

kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya."

3. Prasasti Kebonkopi yang ditemukan di kampung Muara Hilir, Cibungbulang. Isi prasasti

Kebon Kopi : yakni adanya dua kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawati

(gajah kendaran Dewa Wisnu). Sedangkan Prasasti Jambu berisi tentang kegagahan raja

Purnawarman. Bunyi prasasti itu antara lain :"gagah, mengagumkan dan jujur terhadap

tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termasyhur Sri Purnawarman,

yang memerintah di taruma dan yang baju zirahnya tak dapat ditembus oleh musuh ..."

4. Prasasti Tugu yang ditemukan di dareah Tugu, Jakarta.

5. Prasasti Pasir Awi yang ditemukan di daerah Pasir Awi, Bogor.

6. Prasasti Muara Cianten yang juga ditemukan di Bogor.

7. Prasasti Cidanghiang atau Lebak yang ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai

Cidanghiang, Pandeglang-Banten. Prasasti Didanghiang berisi “Inilah tanda keperwiraan,

keagungan dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia

Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”.

Selain dari prasasti, terdapat juga suber-sumber lain yang berasal dari Cina, diantarnya:

1. Berita dari Fa-Hien, seorang musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti

(Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. Dalam catatannya di

sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali memeluk Budha yang banyak di jumpainya adalah

Brahmana dan Animisme.

Page 8: Makalah Sejarah Indonesia

2. Berita dari Dinasti Soui yang menyatakan bahwa pada tahun 528 dan 535 datang utusan dari

negeri Tolomo (Taruma) yang terletak disebelah selatan.

3. Berita dari Dinasti Tang Muda yang menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang utusan dari

Tolomo.

Raja-raja Kerajaan TarumanagaraSelama berdirinya Kerajaan Tarumanagara dari abad ke-4 sampai abad ke-7 Masehi,

kerajaan tersebut pernah dipimpin oleh 12 orang raja, diantaranya:

1. Jayasingawarman (358-382 M.)

2. Dharmayawarman (382-395 M.)

3. Purnawarman (395-434 M.)

4. Wisnuwarman (434-455 M.)

5. Indrawarman (455-515 M.)

6. Candrawarman (515-535 M.)

7. Suryawarman (535-561 M.)

8. Kertawarman (561-628 M.)

9. Sudhawarman (628-639 M.)

10. Hariwangsawarman (639-640 M.)

11. Nagajayawarman (640-666 M.)

12. Linggawarman (666-669 M.)

Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan TarumanagaraKehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan

peternakan. Hal ini dapat diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan atau

penggalian saluran Gomati yang panjangnya 6112 tombak (12 km) selesai dikerjakan dalam

waktu 21 hari. Masyarakat Kerajaan Tarumanagara juga berprofesi sebagai pedagang

mengingat letaknya yang strategis berada di dekat selat sunda.

Pembangunan/penggalian itu mempunyai arti ekonomis bagi rakyat, karena dapat

digunakan sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir. Selain penggalian saluran

Gomati dalam prasasti Tugu juga disebutkan penggalian saluran Candrabhaga. Dengan

demikian rakyat akan hidup makmur, aman, dan sejahtera.

Page 9: Makalah Sejarah Indonesia

Dari segi kebudayaan sendiri, Kerajaan Tarumanagara bisa dikatakan kebudayaan

mereka sudah tinggi. Terbukti dengan penggalian sungai untuk mencegah banjir dan sebagai

saluran irigasi untuk kepentingan pertanian. Terlihat pula dari teknik dan cara penulisan

huruf-huruf pada prasasti yang ditemukan, menjadi bukti kebudayaan masyarakat pada saat

itu tergolong sudah maju.

Kerajaan sriwijyaKerajaan Sriwijaya

merupakan salah satu kerajaan besar yang ada di nusantara. Kerajaan yang dikeal

dengan kekuatan maritimnya tersebut berhasil menguasi pulau Sumatra, Jawa, Pesisir

Kalimantan, Kamboja, Thailand Selatan, dan Semenanjung Malaya yang kemudian

menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan yang berhasil menguasai perdagangan di

Asia-tenggara pada masa itu.

Kata 'Sriwijaya' berasal dari dua suku kata yaitu 'Sri' yang berarti bercahaya atau

gemilang dan 'Wijaya' yang berarti kemenangan. Jadi Sriwijaya berarti kemenangan yang

gemilang. Sriwijaya juga disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebut

Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts’i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali kerajaan

Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebut Zabaj atau Sribuza dan

Khmer menyebut Malayu. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang

ada 3 pulau Sabadeibei yang berkaitan dengan Sriwijaya.

Berdirinya Kerajaan SriwijayaTidak banyak bukti sejarah yang menerangkan kapan berdirinya Kerajaan Sriwijaya.

Bukti tertua datangnya dari berita Cina yaitu pada tahun 682 M terdapat seorang pendeta

Tiongkok bernama I-Tsing yang ingin belajar agama Budha di India, singgah terlebih dahulu

di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sanskerta selama 6 Bulan. Tercatat juga Kerajaan

Sriwijaya pada saat itu dipimpin oleh Dapunta Hyang.

Selain berita dari luar, terdapat juga beberapa prasasti peninggalan Kerajaan

Sriwijaya, diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isi dari

prasasti terseubt adalah Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa

20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan

Page 10: Makalah Sejarah Indonesia

kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur. Dari kedua bukti tertua di atas bisa disimpulkan

Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertamanya adalah Dapunta Hyang.

Kejayaan Kerajaan SriwijayaMasa kejayaan Kerajaan Sriwijaya berada pada abad 9-10 Masehi dimana Kerajaan

Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah melakukan

kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa,

Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka

dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan

perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya

mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani

pasar Tiongkok, dan India.

Keruntuhan SriwijayaKemunduran yang berakhirnya Kerajaan Sriwijaya dipengaruhi

oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Pada tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, soerang dari dinasti Cholda

di Koromande, India Selatan. Dari dua serangan tersebut membuat luluh

lantah armada perang Sriwijaya dan membuat perdagangan di wilayah

Asia-tenggara jatuh pada Raja Chola. Namun Kerajaan Sriwijaya masih

berdiri.

2. Melemahnya kekuatan militer Sriwijaya, membuat beberapa daerah

taklukannya melepaskan diri sampai muncul Dharmasraya dan

Pagaruyung sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai kembali

wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya,

Sumatera, sampai Jawa bagian barat.

3. Melemahnya Sriwijaya juga diakibatkan oleh faktor ekonomi. Para

pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya

semakin berkurang karena daerha-daerah strategis yang dulu merupakan

daerah taklukan Sriwijaya jatuh ke tangan raja-raja sekitarnya.

4. Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang

sampai menguasai Sriwijaya seutuhnya serta Kerajaan Singhasari yang

tercatat melakukan sebuah ekspedisi yang bernama ekspedisi Pamalayu.

Page 11: Makalah Sejarah Indonesia

Kerajaan Sriwijaya pun akhirnya runtuh di tangan Kerajaan Majapahit

pada abad ke-13.

Salah Satu Penginggalan Kerajaan Sriwijaya

Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Ada dua jenis sumber sejarah yang menggambarkan keberadaan

Kerajaan Sriwijaya, yaitu Sumber berita asing dan prasasti.

Sumber PrasastiSelain dari sumber berita asing, keberadaan Kerajaan Sriwijaya

juga tercatat pada prasasti-prasasti yang pernah ditinggalkan,

diantaranya:

1. Prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isinya: Dapunta

Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara,

kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah.

Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur.

2. Prasasti Talang Tuo (606 S/684M) di sebelah barat Palembang. Isinya

tentang pembuatan sebuah Taman Sriksetra oleh Dapunta Hyang Sri

Jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk.

3. Prasasti Kota Kapur (608 S/686 M) di Bangka.

Page 12: Makalah Sejarah Indonesia

4. Prasasti Karang Birahi (608 S/686 M) di Jambi. Keduanya berisi

permohonan kepada Dewa untuk keselamatan rakyat dan kerajaan

Sriwijaya.

5. Prasasti Talang Batu (tidak berangka tahun) di Palembang. Isinya

kutukan-kutukan terhadap mereka yang melakukan kejahatan dan

melanggar perintah raja.

6. Prasasti Palas di Pasemah, Lampung Selatan. Isinya Lampung Selatan

telah diduduki oleh Sriwijaya.

7. Prasasti Ligor (679 S/775 M) di tanah genting Kra. Isinya Sriwijaya

diperintah oleh Darmaseta.

Raja-raja Sriwijaya

Dari abad ke-7 sampai ke-13 Masehi, Kerajaan Sriwijaya pernah di

pimpin oleh raja-raja di bawah ini, yaitu:

1. Dapunta Hyang Sri Jayanasa

2. Sri IndravarmanChe-li-to-le-pa-mo

3. Rudra VikramanLieou-t’eng-wei-kong

4. Maharaja WisnuDharmmatunggadewa     

5. Dharanindra Sanggramadhananjaya

6. Samaragrawira

7. Samaratungga

8. Balaputradewa

9. Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan

10.Hie-tche (Haji)

11.Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa

12.Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi

13.Sumatrabhumi

14.Sangramavijayottungga

15.Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo

16.Rajendra II

17.Rajendra III

18.Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa

19.Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa

Page 13: Makalah Sejarah Indonesia

20.Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali

Warmadewa

Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan

Letak Sriwijaya sangat strategis di jalur perdagangan antara India-

Cina. Di samping itu juga berhasil menguasai Selat Malaka yang

merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara, menjadikan

Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional.

Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting

terhadap perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim, sebab banyak

kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan

makanan dan melakukan aktivitas perdagangan.

Dalam bidang kebudayaan khususnya keagamaan, Kerajaan

Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara

dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah

Agama Buddha Mahayana, salah satu tokohnya ialah Dharmakirti. Para

peziarah agama Buddha dalam pelayaran ke India ada yang singgah dan

tinggal di Sriwijaya. Di antaranya ialah I'tsing.

Kerajaan Kalingga/HolingSejarah Kerajaan Kalingga (Holing)

Kembali lagi kita untuk mengingat sejarah tentang Kerajaan-kerajaan indonesia yakni Sejarah Kerajaan Kalingga, tahukah anda kerajaan Kalingga??.. . Kerajaan kaling biasa disebut oleh orang cina Kalingga dengan Istilah Holing. Kerajaan Kaling berkembang kira-kira abad ke 7-9 M.

Letak Kerajaan Kaling Kerajaan ini diperkirakan terletak di Jawa Tengah. Menurut berita di Cina, di sebelah

timur Kerajaan Kaling ada Po-Li (Pulau Bali), di sebelah barat Kalingga ada To-Po-Teng (Sumatera). Di sebelah Utara Kalingga ada Chen-La (Kampuchea) dan di sebelah selatan

Page 14: Makalah Sejarah Indonesia

berbatasan dengan Samudra Hindia. Akan tetapi, tempat Kerajaan Kaling memang belum dapat dipastikan. Ada yang memperkirakan di Kecamatan Kaling sebelah utara Gunung Muria.

Sumber Sejarah Kalingga Sumber utama sejarah Kerajaan Kalingga adalah berita Cina, yaitu berita dari Dinasti

Tang. Sumber lain adalah Prasasti Tuk Mas di lereng Gunung Merababu.

Pemerintahan dan Kehidupan Sosial Ekonomi Raja yang paling terkenal dari Kerajaan Kalingga adalah seorang raja wanita yang

bernama Ratu Sima. Ia memerintah sekitar tahun 674 M. Ratu Sima dikenal sebagai raja yang tegas, jujur, dan sangat bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas dan seadil-adilnya. Rakyat patuh terhadap semua ketentuan yang sedang berlaku. Untuk mencoba kejujuran rakyatnya, Ratu Sima pernah mencoba dengan meletakkan pundi-pundi di tengah jalan. Ternyata sampai waktu lama tidak ada yang mengusik pundi-pundi itu. Akan tetapi, pada suatu hari ada anggota keluarga istana yang sedang berjalan-jalan menyentuh pundi-pundi tersebut dengan kakinya. Hal itu diketahui Ratu Sima. Anggota keluarga itu dinilai salah dan harus diberi hukuman potong kaki. Kisah ini menunjukkan begitu tegas dan adilnya Ratu Sima sekalipun seorang perempuan. Ia tidak membedakan antara laki-laki atau perempuan, antara rakyat dan anggota kerabatnya sendiri dalam menerapkan hukum.

Agama yang dianut oleh penduduk Kalingga pada umumnya adalah Buddha. Agama Buddha berkembang pesat. Bahkan,

pendeta Cina yang bernama Hwi-Ning (Hui-Hing) datang di Kalingga dan tinggal selama tiga tahun. Selama di Kalingga, ia menerjemahkan kitap suci agama Buddha Hinayana ke dalam bahasa Cina. Dalam usaha menerjemahkan kitab itu Hwi-Ning dibantu oleh seorang pendeta Kalingga bernama Jnanabhadra. Dengan kepemimpinan raja yang adil, rakyat hidup teratur, aman, dan tenteram. Mata pencaharian penduduk umumnya adalah bertani karena wilayah Kalingga subur untuk pertanian. Selain itu, penduduk juga melakukan perdagangan, termasuk perdagangan dengan luar, seperti India dan Cina.

Page 15: Makalah Sejarah Indonesia

Kerajaan mataram kuno

Prasasti Canggal diperkirakan dibuat pada tahun 732 Masehi, ditulis dengan huruf pallawa dengan menggunakan bahasa sanskerta.

Kerajaan Mataram terletaj di Jawa Tengah daerah pusatnya disebut Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan. Daerah itu juga dialiri oleh banyak sungai.

Sebelah selatan Bhumi Mataram adalah Lautan Indonesia, mata pencaharian utama dari rakyatnya adalah pertanian, sementara bidang perdagangan kurang mendapat perhatian.

A. Dinasti Sanjaya1) Sumber Sejarah

Bukti-bukti berdirinya Dinasti Sanjaya dapat diketahui melaui Prasasti Cangggal (daerah Kedu) tahun 732 M, Prasasti Balitung, Kitab Carita Parahyangan.

Prasasti Canggal (732 M) dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya agama yang dianutnya adalah agama Hindu.

Sebelum Sanjaya berkuasa, Mataram Kuno diperintah oleh Raja Sanna (paman Sanjaya). Masa pemerintahan Saan dan Sanjaya dapat diketahui. Berdasarkan Sojomerto diketahui bahwa Sanjaya adalah keturunan Raja Syailendra yang beragama Syiwa.

Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya. Isi utamanya adalah memperingati didirikannya sebuah lingga (Lambang Siwa), Jawadwipa yang kaya raya akan hasil bumi terutama padi dan emas.Urutan Raja Mataram Kuno adalah sebagai berikut :

a. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjayab. Sri Maharaja Rakai Panangkaranc. Sri Maharaja Rakai Warakd. Sri Maharaja Rakai Garunge. Sri Maharaja Rakai Pikatanf. Sri Maharaja Rakai Kayuwangig. Sri Maharaja Rakai Watuhumalangh. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung

Prasasti Balitung (907 M) Prasasti ini adalah prasasti tembaga yang dikeluarkan oleh Raja Dyah Balitung.

Kitab Carita Parahyangan. Kitab ini menceritakan tentang hal ikhwal raja-raja Sanjaya.

Kerajaan Mataram Kuno berkembang pesat karena didukung oleh beberapa faktor.Sanjaya bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya

1. Rakai Mataram Sang Satu Sanjaya

Page 16: Makalah Sejarah Indonesia

Raja Sanjaya adalah pendiri Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya.Raja dapat memperdalam agama Hindu Siwa. Pemujaan yang tertinggi di Kerajaan

Mataram diberikan kepada Dewa Siwa yang dianggap sebagai dewa tertinggi. Memuja Dewa itu, didirikan candi-candi.

Raja Sanjaya meninggal kira-kira pertangahan abad ke-8 M. Oleh rakai Panangkaran. Rakai Warak dan Rakai Garung.

2. Rakai PanangkaranPada masa pemerintahan Rakai Panangkaran ini diduga muncul Dinasti Sailendra

yang beragama Budha. Keududukan Dinasti Sanjaya sehingga Dinasti Sanjaya mengalihkan pemerintahannya ke Jawa Tengah bagian utara.

3. Sri Maharaja Rakai PikatanSetelah Rakai Garung meninggal, Rakai Pikatan naik tahta.

4. Sri Maharaja Rakai KayuwangiRakai kayuwangi dibantu oleh suatu Dewan Penasehat merangkap staf pelaksana yang terdiri atas lima patih dan diketuai oleh seorang maha patih.

5. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang.Masa pemerintahan Rakai Watuhumalang tidak dapat diketahui dengan jelas.

Sekitar abad ke-8 di Jawa Tengah telah berdiri suatu kerajaan yang teratur dan diperintah oleh raja-raja yang cakap.

Daerah-daerah sekitar Mataram Kuno segera ditakhlukkannya, seperti Kerajaan Galuh di Jawa Barat dan Kerajaan Melayu dni Semenanjung Malaya.

Pda tahun 778 M Raja Panagkaran atau Maharaja Tejah Purnapana Mustika membangun bangunan suci (candi) untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta.

Sejak pemerintahan Raja Panangkaran, keluarga Syailendra terbagi menjadi dua kelompok penganut agama. Hindu Syiwa dan agama Budha.

Raja-raja Mataram Kuno beragama Budha, berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan yang berpusat di Lembah Sungai Progo (Magelang).

Raja-raja penganut Agama Budha keturunan Syailendra yang pernah memerintah di Jawa Tengah, antara lain Raja Bhanu, Raja Wisnu (Sri Dharmatungga), Raja Indra (Sri Sanggramadananjaya), Raja Samaratungga, dan Ratu Pramodhawardani. Berkuasa selama satu abad (750-850 M).

Raja-raja Mataram Kuno beragama Hindu mula-mula berkuasa di Jawa Tengah bagian utara, terutama disekitar Pegunungan Dieng. Dibuktikan dengan adanya kompleks bangunan candi Hindu di Daratan Tinggi Dieng, seperti Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Arjuna, dan Candi Sumbadra. Candi Dieng dibangun sekitar tahun 778 – 850.

Pembangunan Candi Hindu yang lebih besar dan indah, yaitu Candi Prambanan (Candi Lara Jonggrang) di Desa Prambanan.

Pengganti Rakai Pikatan adalah Rakai Kayuwangi.

Page 17: Makalah Sejarah Indonesia

Menurut Prasati Munggu Antan, Pengganti Rakai Kayuwangi adalah Rakai Gurunwangi (886) dan Rakai Limus Dyah dewendra (890). Berdasarkan Prasasti Kedu, penggati Rakai Kayuwangi adalah Rakai Watuhumalang yang berputra Dyah Balitung.

Dyah Balitung memerintah sampai tahun 910. Ada prasasti yang menyebutkan bahwa Raja Balitung pernah menyerng Bantan (Bali). Prasasti yang penting adalah prasasti Mantyasih (Kedu) yang berisi silsilah raja-raja Mataram Kuno dari Sanjaya sampai dengan Dyah Balitung. Raja Balitung dikenal tiga jabatan penting, yaitu rakryan i hino (pejabat tinggi sebuah raja) rakryan i halu dan rakryan i sirikan merupakan tritunggal.

Pengganti Balitung adalah Daksa dengan gelar Sri Maharaja Sri Daksottama Bahubajra Pratipaksaksaya. Ia memerintah dari tahun 913 sampai dengan 919.

Pada tahun 919 Daksa digantikan oleh Tulodhong yang bergelar Sri Maharadja Rakai Layang Dyah Tulodhong Sri Sajanasan-mattanuragatunggadewa. Masa pemerintahan Tulodhong sangat singkat.

Pengganti Tulodhong ialah Wawa, ia naik tahta pada tahun 924 dengan gelar Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wajayalokanamottungga. Sri Baginda dibantu Empu Sindok Sri Isanawikrama yang berkedudukan sebagai mahamantri i hino.

Prasasti-prasasti tersebut lebih banyak membicarakan masalah-masalah keagamaan. Oleh karena itu, pada masa pemerintahan Rakai Watuhumalang, masalah keagamaan mendapat perhatian lebih khusus dari pada masalah pemerintahan.

Sri Maharaja Watukura Diah Balitung. Raja Diah Balitung adalah seorang Raja Mataram yang besar dan cakap. Ia berhasil mengatasi masalah yang dihadapi Kerajaan Mataram dan mempersatukan kembali kerajaan-kerajaan yang hampir terpecah belah akibat pertentangan antar kaum bangsawan. Kesejahteraan rakyat meningkat dan keamanan terjamin, bahkan daerah kekuasaannya meluas hingga ke Jawa Timur.

Diah Balitung memerintah Mataram sampai tahun 910 M. Prasasti terpenting adalah Prasasti Mantyasih (Kedu) yang berisi tentang silsilah raja-raja Mataram dari Raja Sanjaya sampai dengan Raja Dyah Balitung.

Tiga jabatan penting, Rakryan I Hino, Rakryan I Halu dan Rakryan I Sirikan. Merupakan tritunggal dan nama jabatan ini terus dipakai oleh kerajaan-kerajaan berikutnya pada zaman Singasari-Majapahit.

Sri Maharaja Daksa. Sebelum menjadi Raja Mataram ia menjabat sebagai Rakryan I Hino. Pada masa pemerintahannya, pembuatan Candi Prambanan berhasil diselesaikan. Masa pemerintahan Raja Daksa tidak berlangsung lama dn digantikan oleh Tulodhong. Masa pemerintahan Tulodhong sangat singkat.

Pengganti Raja Tulodhong adalah Rakai Wawa dibantu oleh Mpu Sindok sebagai Rakryan I Hino. Pada masa pemerintahannya terjadi kekacauan yang menjalar sampai ke ibukota kerajaan. Kekacauan itu dapat diatasi, sehingga keamanan dapat dipulihkan kembali.

Setelah Rakai Wawa meninggal, ia digantikan oleh Mpu Sindok. Karena rasa khawatir terhadap serangan-serangan yang dilancarkan oleh Sriwijaya, maka Mpu Sindok

Page 18: Makalah Sejarah Indonesia

memindahkan pusat pemerintahannya,d ari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Sejak itu, berakhirlah kekuasaan Kerajaan Mataram di Jawa Tengah.

1) Aspek Kehidupan SosialKerajaan Mataram Kuno terdiri atas agama Hindu dan agama Buddha, masyarakatnya tetap hidup rukun dan saling bertoleransi. Mereka bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur.

Keterangan kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno juga dibuktikan adanya kepatuhan hukum pada semua pihak.

2) Aspek Kehidupan Sosial dan EkonomiPusat Kerajaan Mataram Kuno terletak di Lembah Sungai Progo. Daerah itu amat

subur sehingga rakyat menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian.Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketiak Raja Balitung berkuasa.

Pada Prasasti Purworejo (900 M) disebutkan bahwa raja telah memerintahkan untuk membuat beberapa pusat perdagangan. Dari Prasasti Wonogiri (903 M) menyebutkan bahwa penduduk di sekitar kanan-kiri aliran sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas perdagangan melalui aliran sungai tersebut. Sebagai imbalannya, penduduk desa di kiri-kanan sungai tersebut dibebaskan dari pengutan pajak.

3) Aspek Kehidupan PolitikMataram Kuno juga menggunakan sistem perkawinan politik. Pada masa

pemerintahan Samaratungga berusaha menyatukan kembali Wangsa Syailendra dan Wangsa Sanjaya dengan cara anaknya yang bernama Pramodyawardhani (dari Wangsa Syailendra) dinikahkan dengan Rakai Pikatan (Wangsa Sanjaya).

4) Aspek Kehidupan KebudayaanPrasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, seperti prasasti Canggal (tahun 782 M), dan Prasasti Mantyasih (Kedu). Selain itu, juga dibangun candi Hindu, seperti Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Nakula, Candi Prambanan, Candi Sambisari, Candi Ratu Baka, dan Candi Sukuh. Selain Candi Hindu, dibangun pula Candi Buddha, misalnya Candi Borobudur, Candi Kalasan, Candi Sewu, Candi Sari, Candi Pawon, dan Candi Mendut.

Masa Kemunduran Kerajaan Mataram KunoLembah Sungai Brantas amat penting untuk pertanian dan pelayaran sungai menuju

Laut Jawa. Sementara itu, kedudukan ibu kota Mataram Kuno makin tidak menguntungkan karena :

2) Tidak memiliki pelabuhan laut.3) Sering dilanda bencana alam4) Sering terjadi perebutan kekuasaan5) Mendapat ancaman serangan dari Kerajaan Sriwijaya.

Page 19: Makalah Sejarah Indonesia

Pada tahun 929 ibu kota Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur oleh Empu Sindok. Kerajaan itu dikenal sebagai Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur.

B. Dinasti SyailendraPada pertengahan abadke-8 M di Jawa Tengah bagian selatan yaitu di daerah

Bagelan dan Yogyakarta, memerintah seorang raja dari Dinasti Syailendra. Berdasarkan bukti-bukti peninggalan Kerajaan Syailendra yang berupa candi-candi, wilayah kekuasaan Syailendra meliputi wilayah Jawa Tengah bagian selatan, yaitu wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.1. Sumber Sejarah

Sumber sejarah Dinasti Syailendra ada tiga, yaitu prasasti-prasasti, candi-candi dn arca-arca, serta berita asing.

Prasasti-prasasti yang berhasil ditemukan diantaranya sebagai berikut. Prasati Kalasar (778 M) menyebutkan tentang seorang raja dari Dinasti Syailendra berhasil menunjuk Rakai Panangkaran untuk mendirikan suatu bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah bihara untuk para pendeta. Rakai Panangkaran akhirnya menghadiahkan Desa Kalasan kepada Sanggha Buddha.

Prasasti Kelurak (782 M) di daerah Prambanan menyebutkan pembuatan arca Manjusri yang merupakan perwujudan sang Buddha, Wisnu Manjusri dan Sanggha, yang dapat disamakan dengan Brahma, Wisnu, Siwa. Prasasti ini juga menyebutkan nama raja yang memerintah saat itu, yang bernama Raja Indra.

Prasasti Ratu Boko (856 M). menyebutkan kekalahan Raja Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya Pramodhawardani dan selanjutnya melarikan diri ke Sriwijaya.

Prasasti Nalanda (856 M). menyebutkan tentang asal usul Raja Balaputra Dewa. Bahwa Balaputra Dewa adalah putra dari Raja Samarotungga dan cucu dari Raja Indra (Kerajaan Syailendra di Jawa Tengah).Prasasti-prasasti Syailendra adalah sebagai berikut

a) Prasasti Kalasan yang berangka tahun 778 M ditulis dengan memakai huruf Pranagari berbahasa Sanskerta.

b) Prasasti Kelurak yang berangka tahun 782 M dituliskan dengan huruf Pra-nagari dan bahasa Sanskerta.

c) Prasasti Karang Tengah ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa sanskerta dan Jawa Tengah.d) Prasasti Kedu yang berangka tahun 842 M ditemukan didaerah Kedu.e) Prasasti Ligor yang berangka tahun 775 M, ditemukan di Tanah Genting Kra.f) Prasasti Nalanda yang di temukan di Nalanda, India Utara tahun 860 M. Di tulis dengan

huruf Dewa Nagari dan berbahasa sanskerta.

Isi Prasasti Nalanda menyebutkan tentang Raja Dewapaladewa dari Dinasti Pala yang memberikan sebidang tanah untuk digunakan sebagai tempat mendirikan wihara bagi para

Page 20: Makalah Sejarah Indonesia

mahasiswa dari Sriwijaya yang sedang belajar agama Buddha. Prasasti ini menyebutkan nama raja yang memerintah Sriwijaya waktu itu, yaitu Raja Balaputradewa.

Balaputradewa adalah seorang anggota dari Dinasti Sailendra yang diusir dari Jawa pada tahun 866 M oleh Rakai Pikatan. Prasasti Nalanda menunjukkan adanya hubungan kerja sama dalam bidang agama dan kebudayaan antara Indonesia dan India pada abad ke-9.Susunan raja-raja dari Dinasti Sailendra :

a) Raja Bhanu (+ 752-775 M)b) Raja Wisnu (+ 775-782 M)c) Raja Indra (+ 782-812 M)d) Raja Samaratungga (+ 812-833 M)e) Raja Balaputradewa (+ 833-855 M)

Wilayah kekuasaan Dinasti Sailendra diperkirakan meliputi sekitar daerah Magelang dan Yogyakarta. Dinasti Sailendra tidak memberikan pengaruh yang besar. Karya seni yang banyak dan indah. Contohnya Candi Borobudur, Candi Kalasan, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sari, Candi Sambisari, dan Candi Sewu.

2. Kehidupan PolitikPada akhir abad ke-8 M, Dinasti Sanjaya terdesak oleh dinasti lain, yaitu Dinasti

Syailendra. Peristiwa ini terjadi ketika Dinasti Sanjaya diperintah oleh Rakai Panangkaran. Hal itu dibuktikan melalui Prasasti Kalasan (tahun 778 M) yang menyebutkan bahwa Rakai Panangkaran mendapat perintah dari Raja Wisnu untuk mendirikan Candi Kalasan (candi Buddha)

Berdasarkan prasasti yang telah ditemukan dapat diketahui raja-raja yang pernah memerintah Dinasti Syailendra, diantaranya : Raja Indra. Dinasti Syailendra menjalankan politik ekspansi pada masa pemerintahan Raja Indra. Ini ditujukan untuk menguasai daerah-darah sekitar Selat Malaka. Raja Indra mengawinkan putranya yang bernama Samarottungga dengan putri Raja Sriwijaya.

Raja Samarottungga. Pada zaman kekuasaannya dibangun Candi Borobudur. Namun sebelum pembangunan Candi Borobudur selesai, Raja Samarottungga meninggal dan digantikan oleh putranya yang bernama Balaputra Dewa. Tetapi yang sebenarnya berhak menggantikan adalah putrinya yang lahir dari permaisuri yang bernama Pramodhawardani.

Setelah Pramodhawardani menikah dengan Rakai Pikatan terjadi berbagai perubahan. Rakai Pikatan mendesak Pramodhawardani untuk menarik tahtanya kembali, sehingga terjadilah perang saudara antara Pramodhawardani yang dibantu oleh Rakai Pikatan dengan Balaputra Dewa. Dalam perang saudara itu Balaputra Dewa kalah di Bukit Ratu Boko (Prasasti Ratu Boko thun 856 M), dan selanjutnya melarikan diri ke Sriwijaya, serta langsung diangkat menjadi raja di Sriwijaya.

3. Keruntuhan Dinasti SyailendraDinasti Syailendra diduga mengalami penyatuan dengan Dinasti Sanjaya berkat

adanya perkawinan politik antara Pramodhawardhani, dengan Rakai Pikatan dari Dinasti

Page 21: Makalah Sejarah Indonesia

Sanjaya. Setelah Raja Samaratungga wafat terjadi perebutan kekuasaan antara Pramodhawardhani (Rakai Pikatan) dan Balaputradewa terdesak lalu perghi ke Sriwijaya dan menjadi raja di sana. Jadi, diperkirakan Balaputra Dewa menjadi raja di Sriwijaya berdasarkan garis ibu. Berakhirlah pemerintahan Dinasti Sailendra an kekuasaan di Jawa Tengah kembali ke tangan Dinasti Sanjaya.

Perkawinan antara Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani ternyata dapat menyatukan pemerintahan. Selain itu, pemeluk agama Hindu dengan pemeluk agama Buddha dapat hidup berdampingan. Pramodhawardhani, yang kemudian bergelar Sri Kahulunan, meneruskan pendirian suci agama Buddha, yaitu kompleks Candi Plaosan di Prambanan. Di Candi Plaosan banyak ditemukan tulisan-tulisan pendek tentang nama Sri Kahulunan dan Rakai Pikatan. Pramodhawardhani juga meresmikan pemberian tanah dan sawah untuk menjamin pemeliharaan Kamulan atau bangunan suci di Bhumisambhara yang kemudian disebut dengan Candi borobudur.

Kerajaan Midang KamulaKerajaan Medang Kamulan adalah kerajaan di Jawa Timur, pada abad ke 10. Kerajaan

ini merupakan kelanjutan Dinasti Sanjaya (Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah), yang memindahkan pusat kerajaannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Mpu Sindok adalah pendiri kerajaan ini, sekaligus pendiri Dinasti Isyana, yang menurunkan raja-raja Medang. Dinasti Isana memerintah selama 1 abad sejak tahun 929 M.

Latar belakang Pemindahan pusat kerajaan tersebut diduga dilatar belakangi karena letusan Gunung Merapi, kemudian Raja Mataram Kuno Mpu Sindok pada tahun 929 memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

LetakMenurut catatan sejarah ( beberapa prasasti), dapat diketahui bahwa Kerajaan

Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di Watu Galuh, tepi sungai Brantas. Ibu kotanya bernama Watan Mas. Sekarang kira-kira adalah wilayah Kabupaten Jombang ( Jawa Timur ).

Wilayah KekuasaanWilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu

Sindok mencakup :ü Daerah Nganjuk disebelah baratü Daerah Pasuruan di sebelah timurü Daerah Surabaya di sebelah utara,ü Daerah Malang di sebelah selatan

Page 22: Makalah Sejarah Indonesia

Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.

Prasastia) Prasasti Tangeran (933 m) dari Desa Tangeran ( daerah Jombang ), isinya Mpu

Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani;b) Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan candi untuk

tempat peristirahatan mertuanya yang bernama Rakyan Bawangc) Prasasti Lor (939 M) dari Lor ( dekat Ngajuk ), isinya Mpu Sindok memerintahkan

membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho (tugu kemenangan) di Desa Anyok Lodang;

d) Prasasti Kalkuta, isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan.

Kehidupan politik 1.Mpu Sindok ( 929 M – 949 M )

Merupakan raja pertama yang memerintah selama 20 tahun. Mpu Sindok bergelar Sri Maharaja Raka i Hino Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa.Dan dalam pemerintahannya di bantu oleh permaisurinya yang bernama Sri Wardhani Pu Kbin. Kekuasaan dia jalani dengan penuhrasa adil dan bijaksana.Kebijakan:Membangun bendungan/tanggul untuk pengairanMelarang rakyat menangkap ikan pada siang hari guna pelestarian sumber daya alamMpu Sindok memperhatikan usaha pengubahan kitab budha mahayana menjadi kitab sang hyang kamahayanikan

2.Dharmawangsa Teguh ( 990M-1016M) Menjadi raja karena menjadi cucu Mpu Sindok. Memiliki tekat untuk memperluas daerah perdagangan yang dikuasai oleh sriwijaya.Kebijakan •Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan pertanian dan perdagangan akan tetapi terhalang kekuasaan sriwijaya maka kerajaan medang menyerang sriwijaya.Tetapi serangan itu tidak berhasil bahkan sriwijaya dapat membalas melalui Kerajaan Wurawari ,serangan tersebut di beri nama Pralaya Medang• Pada peristiwa itu, Dharmawangsa gugur

3.Airlangga/Erlangga ( 1019M-1042) Airlangga adalah putera dari Raja Bali Udayana dan Mahendradatta, saudari Dharmawangsa Teguh. Ia dinikahkan dengan putri Dharmawangsa Teguh Saat pernikahan itulah, terjadi Pralaya Medang Tetapi Airlangga dapat melarikan diri ke hutan Wonogiri hingga pada tahun 1019 M ia dinobatkan sebagai raja Airlangga dapat memulihkan kewibawaan Medang dengan menaklukan raja-raja terdahulu yaitu:1. Raja Bisaprabhawa (1029)2. Raja Wijayawarman (1030)3. Raja Adhamapanuda (1031)

Page 23: Makalah Sejarah Indonesia

4. Raja Wuwari (1035)

Kebijakan Airlangga: oMemperbaiki pelabuhan Hujung Galung yang letaknya di Kali BrantasoMembangun waduk waringin sapta guna mencegah banjiroMembangun jalan antara pesisir dengan pusat kerajaan Berkat jerih payah Airlangga, Medang Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran. Berakhirnya Kerajaan Medang Kamulan

• Pada tahun 1042, Airlangga mengundurkan diri dari takhta kerajaan, lalu hidup sebagai petapa dengan nama ResiGentayu (Djatinindra). Menjelang akhir pemerintahannya Airlangga menyerahkan kekuasaannya kepada putrinyaSangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya lebih memilih untuk menjadi seorang petapa dengan nama RatuGiriputri.

• Dan tahta beralih kedua putra Airlangga yang lahir dari seorang selir• Untuk menghindari perang saudara maka Kerajaan Medang Kamulan dibagi

menjadi dua oleh Mpu Bharada yakni1. Kerajaan Janggala di sebelah timur diberikan kepada putra

sulungnya yang bernama Garasakan (Jayengrana), dengan ibu kota di Kahuripan (Jiwana) meliputi daerah sekitar Surabaya sampai Pasuruan,

2. Kerjaan Kediri ( Panjalu ) di sebelah barat diberikan kepada putra bungsunya yang bernama Samarawijaya(Jayawarsa), dengan ibu kota di Kediri (Daha), meliputi daerah sekitar Kediri dan Madiun.

Kehidupan Ekonomi1.Mpu Sindok memerintah dengan bijaksana dilihat dari usaha yang ia

lakukan, seperti banyak membangun bendungan dan kebijaka yang lainnya.2.Dharmawangsa yakni dengan meningkatkan perdagangan dan

pertanian rakyat.3. Begitu pula pada masa pemerintahan Airlangga, ia berusaha

memperbaiki Pelabuhan Hujung Galuh di muara Sungai Berantas dengan memberi tanggul-tanggul untuk mencegah banjir dan kebijakan lainnya.

Kehidupan sosial-budayaDalam bidang toleransi dan sastra, Mpu Sindok mengizinkan penyusunan kitab

Sanghyang Kamahayamikan (Kitab Suci Agama Buddha), padahal Mpu Sindok sendiri beragama Hindu. Pada masa pemerintahan Airlangga tercipta karya sastraArjunawiwaha yang dikarang oleh Mpu Kanwa. Begitu pula seni wayang berkembang dengan baik, ceritanya diambil dari karya sastra Ramayana dan Mahabharata yang ditulis ulang dan dipadukan dengan budaya Jawa dan banyak karya sastra yang dihasilkan