makalah Scabies

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah pbl blok 15 skabies

Citation preview

Scabies

ScabiesAngelin Rittho Papayungan

Alamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Terusan Arjuna no. 6Jakarta 11510

Email : [email protected] Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.1Secara garis besar kulit tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermal atau kutikel, lapisan dermis dan lapisan subkutis (hypodermis). Tidak ada batasan tegas yang memisahkan dermis dan subkutis. Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, dan stratum basale. Lapisan dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis yang secara garis besar dibagi menjai pars papilare dan pars retikulare. Sedangkan lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya.1,2Kulit merupakan jalinan jaringan tidak berujung pembuluh darah, saraf, dan kelenjar semua memiliki potensi untuk terserang penyakit (Anderson). Penyebab penyakit kulit sangat beragam dan salah satu contoh penyakit kulit ialah scabies. Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap Sarcoptes scabiei.1

AnamnesisIdentitas: Anak berusia 9 tahunKeluhan utama: Merasa sangat gatal terutama pada sela-sela jari tangan sejak 1 minggu lalu Riwayat penyakit sekarang: Gejala terutama terjadi pada malam hariRiwayat penyakit dahulu: -Riwayat pribadi: - Riwayat keluarga: -Riwayat sosial: Tinggal di asrama

Anamnesis yang akurat sangat vital dalam menegakkan diagnosis yang tepat pada kondisi-kondisi yang mengenai kulit. Keluhan utama tersering diantaranya adalah ruam, gatal, bengkak, ulkus, perubahan warna kulit, dan pengamatan tak sengaja saat pasien datang dengan keluhan utama kondisi medis lain. 1. Kapan pertama kali pasien memperhatikan adanya gatal? Adakah pemicu (obat, makanan, sinar matahari dan allergen potensial)?2. Apakah ada perubahan warna yang terjadi (misalnya pigmentasi meningkat, ikterus, pucat)? Sudah berapa lama?3. Adakah gejala penyerta yang menunjukkan adanya kondisi medis sistemik? (penurunan berat badan, atralgia dan lain-lain)Riwayat Penyakit dahulu1. Pernahkah pasien mengalami gangguan kulit, ruam dan lain-lain?2. Adakah riwayat kecenderungan atopi (asma, rhinitis)?3. Apakah pasien memiliki masalah dengan kulit di masa kecil?4. Adakah riwayat kondisi medis lain yang signifikan ? (khususnya yang mungkin memiliki manifestasi pada kulit, misalnya SLE, miositis, atau transplantasi ginjal)

Obat-obatanRiwayat pemakaian obat yang lengkap penting bagi semua jenis pengobatan, baik obat resep ataupun alternative yang dimakan atau topical. 1. Pernahkah pasien menggunakan obat untuk penyakit kulit? 2. Pernahkah atau sedang pasien menggunakan imunosupresan?

Alergi1. Apakah pasien memilki alergi obat? Jika ya, seperti apa reaksi alergi yang timbul?2. Apakah pasien mengetahui kemunkinan allergen yang lain?3. Pernahkan pasien menjalani patch test atau pemeriksaan respon IgE

Riwayat Keluarga1. Adakah riwayat penyakit kulit atau atopi dalam keluarga?2. Adakah orang lain di keluarga yang mengalami kelainan serupa?

Riwayat Sosial1. Bagaimana riwayat pekerjaan pasien, apakah terpapar sinar matahari, allergen potensial atau parasit kulit?2. Apakah menggunakan produk pembersih baru, hewan peliharaan baru, dan lain-lain? Apakah pasien baru-baru ini berpergian ke luar negeri ? Adakah pajanan pada penyakit infeksi (misalnya cacar air).3

Pemeriksaan Fisik Inspeksi Melihat kelainan pada kulit, khususnya di daerah predileksi serta memperhatikan saat pasien menggaruk, apakah ia menggaruk di daerah predileksi.4 Tipe warna kulit :4 Skin phototype 1 : tipe kulit yang berwarna putih sekali/ pale type dan tidak bisa menjadi kegelapan / tanning walau terpapar matahari, dan mudah sekali terbakar sinar matahari. Skin phototype 2 : tipe kulit yang berwarna putih /white sulit berwarna kegelapan jika terpapar sinar matahari, dan tetap muda terbakar sinar matahari Skin phototype 3 : tipe kulit yang berwarna putih dan mudah gelap jika terbakar matahari. Skin phototype 4 : tipe kulit yang berwarna cokelat muda, sangat mudah jadi gelap / tanning Skin phototype 5 : tipe kulit yang berwarna cokelat tua, mudah tanning. Skin phototype 6 : tipe kulit berwarna hitam legam. Kelembaban kulit : kering, normal, lembab, berminyak Suhu kulit : hipotermi, normotermi, hipertermi Tekstur kulit : kasar, normal, lembut Lesi kulit : primer ( timbul spontan : makula,papul,rash,eritema) dan sekunder (lanjutan dariprimer : ekskoriasi, likenifikasi).4

Dari pemeriksaan fisik didapatkan kelainan berupa:51. Terowongan berupa garis hitam, lurus, berkelok, atau terputus-putus, berbentuk benang. 2. Papula, urtika, ekskoriasi dalam perubahan eksematous ialah lesi-lesi sekunder yang disebabkan sensitisasi terhadap parasit, serta ditemukan eksantem.3. Terlihat infeksi bakteri sekunder dengan impetiginasi dan furunkulosis.

Lokasi biasanya pada tempat dengan stratum korneum yang tipis seperti: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan kaki bahkan diseluruh permukaan kulit, sedangkan pada remaja dan dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.Sifat-sifat lesi kulit berupa papula dan vesikel milier sampai lentrikuler disertai ekskoriasi. Bila terjadi infeksi sekunder tampak pustul lentrikuler. Lesi yang khas adalah terowongan (kanalikulus) milier, tampak berasal dari salah satu papula atau vesikel, panjang kira-kira 1 cm, berwarna putih abu-abu. Ujung kanalikuli adalah tempat persembunyian dan bertelur Sarcoptes scabiei.5

Pemeriksaan PenunjangDiagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya tungau pada pemeriksaan mikroskopis yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:5,6 Kerokan kulit. Minyak mineral diteteskan di atas papul atau terowongan baru yang masih utuh, kemudian dikerok dengan menggunakan scalpel steril untuk mengangkat atap papul atau terowongan, lalu diletakkan di atas gelas objek, di tutup dengan gelas penutup, dan diperiksa di bawah mikroskop. Hasil positif apabila tampak tungau, telur, larva, nimfa, atau skibala. Pemeriksaan harus dilakukan dengan hati-hati pada bayi dan anak-anak atau pasien yang tidak kooperatif. Mengambil tungau dengan jarum. Jarum dimasukkan ke dalam terowongan pada bagian yang gelap, lalu digerakkan secara tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan dapat diangkat keluar. Epidermal shave biopsi. Mencari terowongan atau papul yang dicurigai pada sela jari antara ibu jari dan jari telunjuk, lalu dengan hati-hati diiris pada puncak lesi dengan scalpel no.16 yang dilakukan sejajar dengan permukaan kulit. Biopsi dilakukan sangat superficial sehingga tidak terjadi perdarahan dan tidak memerlukan anestesi. Spesimen kemudian diletakkan pada gelas objek, lalu ditetesi minyak mineral dan periksa di bawah mikroskop. Tes tinta Burrow. Papul skabies dilapisi dengan tinta pena, kemudian segera dihapus dengan alkohol. Jejak terowongan akan tampak sebagai garis yang karakteristik berbelok-belok karena adanya tinta yang masuk. Tes ini mudah sehingga dapat dikerjakan pada bayi/anak dan pasien nonkooperatif. Kuretasi terowongan. Kuretasi superficial sepanjang sumbu terowongan atau pada puncak papul, lalu kerokan diperiksa dibawah mikroskop setelah ditetesi minyak mineral. Cara ini dilakukan pada bayi, anak-anak dan pasien nonkooperatif.

Cara untuk menemukan tungau :6 Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung dapat terlihat papul atau vesikel. Congkel dengan jarum dan letakkan di atas kaca objek, lalu tutup dengan kaca penutup dan lihat dengan mikroskop cahaya. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar. Dengan membuat biopsy irisan. Caranya: jepit lesi dengan 2 jari kemudian buat irisan tipis dengan pisau dan periksa dengan mikroskop cahaya. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan HE.

Working DiagnosisSkabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya.1 Sarcoptes scabiei adalah tungau yang termasuk family sarcoptidae, ordo acari kelas arachnida. Badannya berbentuk oval dan gepeng, yang betina berukuran 300x350 mikron; sedangkan yang jantan berukuran 150x200 mikron. Stadium dewasa memiliki 4 pasang kaki, 2 pasang merupakan pasangan kaki depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang. Setelah melakukan kopulasi S.scabiei jantan mati, tetapi kadang-kadang juga dapat hidup beberapa hari. Tungau betina membentuk terowongan di stratum corneum. Setelah kopulasi, dua hari kemudian tungau betina bertelur 2-3 butir/hari dalam terowongan. Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3-5 hari dan larva menjadi nimfa dalam waktu 3-4 hari, nimfa berubah menjadi dewasa setelah 3-5 hari.7

Differential Diagnosis

Dermatitis Kontak AlergikBila dibandingkan dengan Dermatitis kontal iritan, jumplah penderita DKA lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang keadaan kulitnya sangat peka (hipersensitif). Diramalkan bahwa jumlah DKA maupun DKI makin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah produk yang mengandung bahan kimia yang dipakai oleh masyarakat sangat sedikit, sehingga berapa angka yang mendekati kebenaran belum didapat.

Penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah (