30
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang RHD atau yang lebih dikenal dengan Reumatik Heart Disease terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam rematik didiagnosa setiap tahunnya, khususnya pada kelompok anak usia 6-15 tahun. Cenderung terjangkit pada daerah dengan udara dingin, lembab, lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya kurang memadai.Sementara dinegara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena tingkat  perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna. Dari data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus RHD rata- rata 3,44 dari seluruh jumlah penderita yang dirawat.Secara Nasional mortalitas akibat RHD cukup tinggi dan ini merupakan penyebab kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40 tahun. 1.2 Rumusan Masalah a) Laporan Pendahuluan Penyakit RHD  b) Laporan Kasus penyakit RHD 1.3 Tujuan Untuk mengetahui lebih dalam hal-hal yang berhubungan dengan penyakit pada anak-anak maupun dewasa yaitu Reumatik Heart Disease

Makalah RHD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RHD

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangRHD atau yang lebih dikenal dengan Reumatik Heart Disease terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam rematik didiagnosa setiap tahunnya, khususnya pada kelompok anak usia 6-15 tahun. Cenderung terjangkit pada daerah dengan udara dingin, lembab, lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya kurang memadai.Sementara dinegara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena tingkat perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna. Dari data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus RHD rata-rata 3,44 dari seluruh jumlah penderita yang dirawat.Secara Nasional mortalitas akibat RHD cukup tinggi dan ini merupakan penyebab kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40 tahun.

1.2 Rumusan Masalah a) Laporan Pendahuluan Penyakit RHD b) Laporan Kasus penyakit RHD

1.3 TujuanUntuk mengetahui lebih dalam hal-hal yang berhubungan dengan penyakit pada anak-anak maupun dewasa yaitu Reumatik Heart Disease

BAB IILAPORAN PENDAHULUANPENYAKIT RHD

1. PENGERTIAN Penyakit jantung reumatik merupakan proses imun sistemik sebagai reaksi terhadap infeksi streptokokus hemolitikus di faring (Brunner & Suddarth, 2001).Penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronikyang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengansatu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Koreaminor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum (Lawrence M. Tierney, 2002).Penyakit jantung rematik adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis rematik akut yang berulang kali (ArifMansjoer, 2002).Penyakit jantung rematik (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic- grupA (Sunoto Pratanu, 2000).Penyakit jantung rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya rheumatic heart disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral sebagai akibat adanya gejala sisa dari demam rematik.

2. ETIOLOGIPenyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus hemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun demam reumatik serangan ulang.Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam rematik, baik pada serangan pertama maupun seranganulang.Telah diketahui bahwa dalam hal terjadi demam rematik terdapat beberapa predisposisi antara lain :Faktor-faktor pada individu :1. Faktor genetikAdanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik menunjkan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.2. Jenis kelaminDemam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.3. Golongan etnik dan rasData di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih. Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab yang sebenarnya.4. UmurUmur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik / penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.5. Keadaan gizi dan lain-lainKeadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.6. Reaksi autoimunDari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.7. Serangan demam rematik sebelumnya.Serangan ulang demam rematik sesudah adanya reinfeksi dengan Streptococcus beta-hemolyticus grup A adalah sering pada anak yang sebelumnya pernah mendapat demam rematik.Faktor-faktor lingkungan :1. Keadaan sosial ekonomi yang burukMungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk terjadinya demam reumatik. Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah maju, jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat, rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam reumatik.2. Iklim dan geografiDemam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan didaerah yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi, lebih tinggi dari yang diduga semula. Didaerah yang letaknya agak tinggi agaknya insidens demam reumatik lebih tinggi daripada didataran rendah.3. CuacaPerubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat. 3.PATOFISIOLOGIDemam reumatik adalah penyakit radang yang timbul setelah infeksistreptococcus golongan beta hemolitik A. Penyakit ini menyebabkan lesi patologikjantung, pembuluh darah, sendi dan jaringan sub kutan.Demam reumatik dapat menyerang semua bagian jantung. Meskipun pengetahuan tentang penyakit ini serta penelitian terhadap kuman Beta Streptococcus HemolyticusGrup A sudah berkembang pesat, namun mekanisme terjadinya demam reumatik yangpasti belum diketahui. Pada umumnya para ahli sependapat bahwa demam remautiktermasuk dalam penyakit autoimun.

4. MANIFESTASI KLINIKPerjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium.Stadium IBerupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A.Keluhan :1. Demam2. Batuk3. Rasa sakit waktu menelan4. Muntah5. Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat.Stadium IIStadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik, biasanya periode ini berlangsung 1 3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.Stadium IIIYang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.Gejala peradangan umum :

1. Demam yang tinggi2. Lesu3. Anoreksia4. Berat badan menurun5. Kelihatan pucat6. Epistaksis7. Athralgia8. Rasa sakit disekitar sendi9. Sakit perut10. Stadium IVDisebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pasa fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.5. PATHWAY

Ekspansin paru terganggu

Sumber : http://learntogether-aries.blogspot.com/2011/09/askep-reumatoid-heart-disease-rhd.html

6. KOMPLIKASIKomplikasi yang sering terjadi pada Penyakit Jantung Reumatik (PJR) diantaranya adalah gagal jantung, pankarditis (infeksi dan peradangan di seluruh bagian jantung), pneumonitis reumatik (infeksi paru), emboli atau sumbatan pada paru, kelainan katup jantung, dan infark (kematian sel jantung).1. Dekompensasi CordisPeristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic termasuk pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja otot jantung yang berlebihan, biasanya karena kelainan struktur jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau gabungan kedua faktor tersebut.Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan digitalis dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik) dan yang paling penting mengobati penyakit primer.1. PericarditisPeradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard

7. PENATALAKSANAANPenatalaksanaan demam reumatik aktif atau reaktivasi kembali diantaranya adalah :1. Tirah baring dan mobilisasi (kembali keaktivitas normal) secara bertahap2. Pemberantasan terhadap kuman streptokokkus dengan pemberian antibiotic penisilin atau eritromisin. Untuk profilaksis atau pencegahan dapat diberikan antibiotic penisilin benzatin atau sulfadiazine3. Antiinflamasi (antiperadangan). Antiperadangan seperti salisilat dapat dipakai pada demam reumatik tanpa karditis (peradangan pada jantung)

8.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG Pemeriksaan daraha) LED tinggi sekalib) Lekositosisc) Nilai hemoglobin dapat rendah Pemeriksaan bakteriologia) Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.b) Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti hyaluronidase. RadiologiPada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada jantung. Pemeriksaan EchokardiogramMenunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi Pemeriksaan ElektrokardiogramMenunjukan interval P-R memanjang. 9. Konsep Asuhan Keperawatan

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN REUMATIK HEART DISEASEA. PengkajianData fokus: Peningkatan suhu tubuh tidak terlalu tinggi kurang dari 39 derajat celcius namun tidak terpola Adanya riwayat infeksi saluran nafas. Tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, dada berdebar-debar.. Nyeri abdomen, Mual, anoreksia dan penurunan hemoglobin Arthralgia, gangguan fungsi sendi Kelemahan otot Akral dingin Mungkin adanya sesak.Manifestasi khusus: carditis:a) takikardia terutama saat tidur ( sleeping pulse )b) kardiomegalic) suara bising katup ( suara sistolik )d) perubahan suara jantunge) perubahan ECG (PR memanjang)f) Precordial paing) Precardial friction rubh) Lab : leukositosis, LED meningkat, peningkatan ASTO,. PolyarthritisNyeri dan nyeri tekan disekitar sendi Menyebar pada sendi lutut, siku, bahu, lengan ( gangguan fungsi sendi ) Nodul subcutaneous:Timbul benjolan dibawah kulit, teraba lunak dan bergerak bebas,muncul sesaat, pada umumnya langsung diserap dan terdapat pada permukaan ekstensor persendian. Khorea:Pergerakan ireguler pada ekstremitas, involunter dan cepat, emosi labil dan kelemahan otot. Eritema marginatum:a) Bercak kemerahan umum pada batang tubuh dan telapak tangan.b) Bercak merah dapat berpindah lokasi tidak permanenc) Eritema bersifat non pruritusB. Diagnosis Keperawatan1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan pada katup mitral ( stenosis katup ).2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan metabolisme terutama perifer akibat vasokonstriksi pembuluh darah.3. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada membran sinovial.4. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan darah diparu akibat pengisian atrium yang meningkat.C. Rencana Tindakan Keperawatan1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan katup mitral ( stenosis katup )Tujuan: Penurunan curah jantung dapat diminimalkan.Kriteria hasil: Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis : parameter hemodinamik dalam batas normal, haluaran urine adekuat). Melaporkan penurunan episode dispnea,angina. Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.Intervensi dan rasional:IntervensiRasional

Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.

Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat.

Batasi aktifitas secara adekuat.

Berikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang.

Kolaborasi untuk pemberian oksigen

Kolaborasi untuk pemberian digitalis

Memonitor adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin dan terjadinya takikardia-disritmia sebagai kompensasi meningkatkan curah jantungPucat menunjukkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel.3. Istirahat memadai diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan komsumsi O2 dan kerja berlebihan.4. Stres emosi menghasilkan vasokontriksi yang meningkatkan TD dan meningkatkan kerja jantung.5.Meningkatkan sediaan oksigen untuk fungsi miokard dan mencegah hipoksia.Diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan menurunkan beban kerja jantung.

2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan perubahan metabolism terutama perifer akibat vasokonstriksi pembuluh darahTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan , perfusi jaringan perifer efektif Kriteria hasil : Klien tidak pucat, Tidak ada sianosis, Tidak ada edemaIntervensi dan rasional :IntervensiRasional

Selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan mental kontinyu, contoh: cemas, bingung, letargi, pingsan.

Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin atau lembab. Catat kekuatan nadi perifer.

Pantau pernapasan, catat kerja pernapasan.Perfusi serebral secara langsung sehubungan dengan curah jantung dan juga dipengaruhi oleh elektrolit atau variasi asam basa, hipoksia, atau emboli sistemik.Vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.3. Pompa jantung gagal dapat mencetuskan distress pernapasan.

3. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada membran sinovialTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, masalah nyeri teratasi.Kriteria hasil : Skala nyeri 0-1, tanda-tanda vital dalam batas normal, klien tidak mengeluh nyeri, tidak ada nyeri tekan dan klien tidak membatasi gerakanya.Klien tampak rileksIntervensi dan rasional:IntervensiRasional

Kaji keluhan nyeri. Perhatikan intensitas ( skala 1-10 )

Pantau tanda-tanda vital (TD, Nadi, RR , suhu)

Pertahankan posisi daerah sendi yang nyeri dan beri posisi yang nyaman

Kompres dengan air hangat jika diindikasikanAjarkan teknik relaksasi progresif ( napas dalam, Guid imageri,visualisasi )

Kolaborasi untuk pemberian analgetik

Memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan intervensi

Mengetahui keadaan umum dan memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan intervensiMenurunkan spasme/ tegangan sendi dan jaringan sekitar

Menghambat kerja reseptor nyeri

Membantu menurunkan spasme sendi-sendi, meningkatkan rasa kontrol dan mampu mengalihkan nyeri.Menghilangkan nyeri

4. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan darah diparu akibat pengisian atrium yang meningkatTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah resiko kerusakan pertukaran gas tidak terjadi.Kriteria hasil : Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan ditunjukkan oleh GDA/ oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan. Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas kemampuan/situasi.Intervensi dan rasional:IntervensiRasional

Auskultasi bunyi nafas, catat krekels, mengii.

Anjurkan pasien batuk efektif, nafas dalam.

Pertahankan posisi semifowler, sokong tangan dengan bantal Jika memungkinkan

Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi.

Kolaborasi untuk pemeriksaan AGD

Kolaborasi untuk pemberian obat diuretik.

Kolaborasi untuk pemberian obat bronkodilatorMenyatakan adanay kongesti paru/pengumpulan sekret menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjut.Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen.

Menurunkan komsumsi oksigen/kebutuhan dan meningkatkan ekspansi paru maksimal.Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat memperbaiki/menurunkan hipoksemia jaringan.Hipoksemia dapat menjadi berat selama edema paruMenurunkan kongesti alveolar, meningkatkan pertukaran gas.

Meningkatkan aliran oksigen dengan mendilatasibjalan nafas kecil dan mengeluarkan efek diuretic ringan untuk menurunkan kongesti paru

BAB IIIKASUSASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN REUMATIC HEART DISEASE (RHD)DI RUANG PENYAKIT DALAM

Klien R (50 thn) datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, lemas, mual muntah, dan tidak nafsu makan. Dari hasil pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, HR: 115 x/menit, RR: 28 x/menit, S: 38,8oC. EKG segmen PR Elevasi, kketika di palpasi terjadi kardiomegali, dan terdengar pericardial friction rub.I. PENGKAJIAN 1. Identitas a) Nama Pasien : Ny . RTempat Tanggal Lahir : Purwakarta , 1 Januari 1966Agama : IslamStatus perkawinan: Kawin Pendidikan : SMAPekerjaan : Wiraswasta Tanggal Masuk RS: 25 Oktober 2014No . RM: 0011223344Ruang Penyakit Dalam : Penyakit Dalam Diagnosa Medis : RHDb) Keluarga Penanggung Jawab Nama : Tn . S Hubungan : SuamiUmur : 55 TahunPendidikan : SMAPekerjaan : KaryawanAlamat : Ci teko , Purwakarta

2. Riwayat Penyakit a) Keluhan UtamaKlien mengatakan pasien mengalami sesak, mual muntah dan tidak nafsu makan , demam dan tubuh lemah b) Riwayat Sekarangklien mengatakan klien mengalami sesak 2 hari yang lalu, sesak sering hilang timbul. Klien juga mengalami mual disertai muntah. Klien juga mengalami anoreksia. Klien juga tampak lemas dan tidak juga tidak banyak beraktivitas c) Riwayat penyakit dahuluKeluarga klien mengatakan klien pernah mengalami sesak 2 tahun yang lalu dan pernah di rawat di RS3. Riwayat kesehatan Keluarga klien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti klien .4. Konsep diri Sebelum sakit : klien tidak minder dengan dirinya dan bisa berperan/berinteraksi dengan masyarakatSaat sakit : klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas dirumah dan membantu suami bekerja5. Pola kebiasaan a) Nutrisi Klien mengatakan sebelum sakit klien makan 3 x sehari dengan nasi, sayur mayur yang di masak setengah matang, kadang-kadang dengan lauk. Klien tidak berpantang. Selama sakit klien mengatakan nafsu makan berkurang.b) Pola eliminasiSebelum sakit klien BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek berwarna kuning. BAK lancer 5-7x/hari.Selama sakit, klien BAB 1x dalam sehari dengan konsistensi encer tanpa ampas dan berwarna feses kuning. BAK lancar 5-7x/hari dengan urine kuning jernih. c) Pola minum Sebelum sakit klien minum satu hari 1500 sampai 2000 ml/hari.Saat di kaji klien mengatakan sudah minum 600 ml air putih.d) Pola kebersihan Sebelum sakit klien mandi 3x/hari menggunakan sabun dan menggosok gigi dengan pasta gigi Selama sakit klien hanya di seka, klien tampak kurang bersih.e) Pola istirahat dan tidurSebelum sakit klien tidur tidak ada gangguan pola tidur, tidur malam pukul 21.00, tidur siang 1 sampai 2 jam dalam suasana tenang.Selama sakit klien kurang bisa tidur karena kesakitan, klien hanya bisa tidur 4-5 jam/24 jam, karena BAB yang terus menerus.f) Pola aktivitas Sebelum sakit klien rajin membersihkan rumah dan memasak untuk suami.Saat sakit klien mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti sebelum sakit.

6. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum: Klien terlihat sesak dan lemahb. Kesadaran: Somnolenc. Tanda-tanda Vital: TD : 130/90 mmHg, N : 115x/menit, RR : 28x/menit, S : 38,80 C d. Mata : anemis (-), sianosis (-). Sklera : putih Konjunctiva : merah muda. Pupil : isokore. Hidung : sekret (-), f. Mulut : bersih, gigi lengkap, mukosa bibir lembab.g. Leher : DVJ (-),Tenggorokan : sakit menelan (-).h. Dada : - Bentuk : simetris - Gerakan : simetris Suara nafas dan lokasi : murmur di seluruh lapang jantung, mengii (-), krekels minimal. ronchi kasar (minimal) hampir di sebagian besar lapang paru.Jenis nafas : hidung Batuk : - Sputum : - Cyanosis : - Frekwensi nafas : 28 x/mnt. Nyeri dada : -, - Palpasi Suara jantung : S1 S2 tunggal, murmur di seluruh lapang jantung. Edema : - i. Abdomen : distensi (-), peristaltik usus baik.j. Integumen : - Warna kulit :sawo matang - Akral :hangat, oedem (--) - Turgor : baikk. Estremitas Atas 55

Bawah 55

7. Spiritual a. Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah SWT.b. Sumber kekuatan/harapan saat sakit: Allah SWT, tenaga dokter dan perawat serta dukungan keluarga.c. Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini: dapat melaksanakan sholat dengan baik (selama dirawat klien sholat di TT)d. Sarana/peralatan/orang yg diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg diharapkan saat ini: -e. Upaya kesehatan yang bertentangan dgn keyakinan agama: -f. Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi sakit saat ini: sangat yakin Tuhan akan membantu kesembuhan.g. Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: sangat yakin.h. Persepsi thd penyebab penyakit: tidak tahu8. Analisa DataNoDataEtiologiProblem

1

2DS : Klien mengatakan mengalami sesak

DO : RR : 28x/menit Klien terlihat lemas

DS : Klien mengatakan demam DO : S : 38,8 C

Merangsang medulla oblongata

Kompensasi saraf simpatis

Jantung

Pengisian atrium kanan meningkat

Penumpukan darah di paru

Gangguan fungsi alveoli

Ekspansi paru terganggu

Streptococcus hemoliticus b grup A (melepaskan endotoksin di pharing dan tonsil )

Pharyngitis dan tonsillitisTubuh mengeluarkan antibody berlebihan tidak dapat membedakan antibody dan anti genRespon imunologi abnormal RHD PersendianPeradangan pada membrane sinovalPolyarthritis / arthralgiaHipertermia

Pola Nafas Tidak Efektif

Peningkatan suhu tubuh

3DS : klien mengatakan klien mual disertai muntah dan anoreksiaDO : klien tampak pucat dan lemas GI Tract Kerja lambung meningkat HCL meningkat Mual , anoreksia Gangguan kekurangan nutrisi kebutuhan nutrisi

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Pola nafas tidak efektif b/d ekspansi paru terganggu2. Peningkatan suhu tubuh b/d peradangan pada membran sinoval3. Gangguan kebutuhan nutrisi b/d mual muntah

III. INTERVENSI NODXKRITERIA HASILINTERVENSIIMPLEMENTASI

11Tujuan jangka pendek: perpindahan cairan ke area interstitial dapat diminimalkan dengan pemberian terapi dan perawatan yang mendukung.Tujuan jangka penjang: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari pertukaran gas adekuatKriteria hasil: sianosis tidak ada, edema tidak ada, vital sign dalam batas dapat diterima, akral hangat, suara nafas bersih, oksimetri dalam rentang normal..

1. auskultasi bunyi nafas2.anjurkan klien untuk posisi semifowler3.lakukan pemasangan oksigenasi4.berikan pengetahuan tentang penyakitnya.5.kolaborasi dengan tim medis.

1.melakukan auskultasi bunyi nafas2.menganjurkan klien untuk posisi semifowler3.melakukan pemasangan oksigenasi4. memberikan pengetahuan tentang penyakitnya5.berkolaborasi dengan tim medis.

NODXKRITERIA HASILINTERVENSIIMPLEMENTASI

2

2Tujuan pendek : 1x24 jam suhu tumbuh menurun. Tujuan panjang : 3x24 jam suhu kembali normal tubuh . Kreteria hasil : Secara subjektif klien mengatakan suhu tubuh kembali normal ,Secara objek suhu tubuh 37C

1 . Observasi TTV 2. Lakukan kompres3. Anjurkan klien memakai baju tipis 4 . Kolaborasi dengan tim medis

1. Mengobservasi TTV 2. Melakukan kompres3 . Menganjurkan klien memakai baju tipis 4 . Berkolaborasi dengan tim medis

NODX KRITERIA HASILINTERVENSIIMPLEMENTASI

33Tujuan pendek : setelah dilakukan tindakan 1x 24jam rasa mual berkurang. Tujuan panjang : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam rasa mual hilangKriteria hasil; kebutuhan nutrisi terpenuhi1.catat asupan makan klien.2.anjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering.3.berikan makanan yang hangat.4.berikan makanan yang disukai klien.5.berikan pengetahuan tentang nutrisi.6.kolaborasi dengan tim ahli gizi1.mencatat asupan makan klien.2.menganjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering.3.memberikan makanan yang hangat.4.memberikan makanan yang disukai klien.5.memberikan pengetahuan tentang nutrisi6.berkolaborasi dengan tim ahli gizi.

IV. EVALUASI

DX1

S : klien mengatakan tidak merasa sesakO : TD : 130 / 80 mmHG , N : 102 x/menit , RR : 21 x/menit S= 37 , klien tampak segar A : Masalah teratasi P : Intervensi di hentikan

DX 2S : Klien mengatakan demam sudah turun O : S : 37 A : masalah teratasi P : Intervensi di hentikan

DX 3

S : Klien mengatakan tidak merasa mual , dan porsi habisO : TD :130 / 80 mmHG , N : 102 x/menit , RR : 21 x/menit S= 37, porsi makan habis A : Masalah Teratasi P : Intervensi di hentikan

BAB IVPENUTUP

4.1 KESIMPULANRheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A.Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul setelah suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A, mempunyai kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada jantung khususnya katub.Demam reumatik akut biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga kuman termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala demam reumatik akut.Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah Cortisone and Aspirin.4.2 SARANSeseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus dan mengalami demam reumatik, harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotika, hal ini untuk menghindari kemungkinanserangan kedua kalinya bahkan menyebabkan penyakit jantung reumatik

DAFTAR PUSTAKA

2014http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2014/01/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan_9041.html.Tanggal akses 2014 . 2011 http://learntogether-aries.blogspot.com/2011/09/askep-reumatoid-heart-disease-rhd.html .Tanggal akses 30 oktober 2014 . 2012http://laloerezan.blogspot.com/2012/12/askep-rhd-rematik-heart-diseases.html . Tanggal akses 30 oktober 2014 . jam

28