Upload
fahmiy-ayatillah
View
174
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertanian adalah tiang utama kehidupan masyarakat Indonesia.
Ketersediaan bahan pangan yang tercukupi memberi manfaat yang luas dari
segi ekonomi, sosial dan lingkungan. Namun jumlah bahan pangan yang
tersedia saat ini belum memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia pada
umumnya. Salah satu faktor dari masalah pangan ini adalah berkurangnya
lahan sawah yang dijadikan lahan industri. Tentu saja ini membuat para petani
kehilangan pekerjaannya dan membuat ketercukupan bahan pangan
masyarakat Indonesia menjadi tidak terpenuhi. Saat ini Indonesia hanya
memfokuskan untuk menjadi negara industri seperti negara-negara Eropa
tanpa memikirkan masalah pangan yang merupakan masalah ketahanan
Nasional. Untuk menjalankan industri tersebut tentunya dibutuhkan bahan
baku yang tidak sedikit, bahan baku tersebut terutama diperoleh dari sektor
pertanian. Semua ini menimbulkan masalah ketersediaan bahan pangan di
Indonesia, sehingga pemerintah mengambil jalan keluar dengan melakukan
impor bahan pangan dari negara luar. Tetapi jalan keluar yang diambil
pemerintah ini memberikan dampak negatif bagi ketahanan Nasional.
Dampak impor bahan pangan ini seringkali kurang disadari oleh masyarakat,
pemerintah apalagi mahasiswa, sehingga masalah impor bahan pangan ini
dinilai sebagai masalah kecil dan usaha pembenahannya terkesan terabaikan
karena fokus pemerintah hanya untuk membangun Indonesia sebagai negara
industri.
Dewasa ini pemerintah semakin dimanjakan oleh kebiasaan impor
bahan pangan tersebut. Indonesia tampaknya mulai kurang peduli terhadap
keadaan pertanian Indonesia. Pemerintah tidak memikirkan masa depan
bangsa Indonesia untuk tahun-tahun selanjutnya, apakah Indonesia akan terus
bergantung kepada bahan pangan impor sedangkan sebenarnya sumber daya
alam Indonesia sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan
masyarakat Indonesia.
1
Dalam hal ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah bahan pangan impor tersebut. Akan tetapi banyak juga
masalah yang dihadapi oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini..
Peran mahasiswa juga sangat dibutuhkan dalam usaha penyelesaian masalah
ini, terlebih kepada mahasiswa IPB sebagai calon Agent of Change bagi
pertanian Indonesia. Itulah alasan yang mendasari penyusunan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Kurangnya kepedulian pemerintah terhadap masalah pangan nasional
2. Kurangnya kesadaran untuk menciptakan pertanian Indonesia yang
mandiri
3. Bagaimana bentuk-bentuk usaha yang dilakukan pemerintah dalam
menyikapi masalah pangan nasional
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, selain sebagai tugas wajib
Praktikum mata kuliah PPKn, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kepedulian terhadap masalah pangan di Indonesia
2. Meningkatkan kesadaran untuk menciptakan pertanian Indonesia yang
mandiri
3. Mencari usaha-usaha yang harus dilakukan pemerintah untuk
menanggulangi masalah pangan di Indonesia.
2
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Ketahanan pangan di Indonesia adalah topik yang sangat menarik
untuk diperbincangkan karena masih banyak masalah yang berkaitan dengan
ketahanan pangan di Indonesia seperti masih banyaknya penderita gizi buruk,
buruknya kualitas hasil pertanian di Indonesia, kurangnya modal petani, mahalnya
hasil pertanian Indonesia, kurangnya perhatian pemerintah terhadap ketahanan
pangan, kurangnya kesadaran untuk menciptakan pertanian yang mandiri, dan
mencari usaha-usaha untuk menanggulangi masalah-masalah pangan di Indonesia.
B. Pengertian Politik dan Stategi Nasional
Politik atau politics dapat diartikan sebagai kepentingan umum
suatu bangsa, yang merupakan suatu rangkaian azas, prinsip, keadaan, jalan, cara,
dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Policy atau
kebijaksanaan adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang dianggap
dapat lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau tujuan yang
dikehendaki. Pengambilan kebijaksaan biasanya dilakukan oleh seorang
pemimpin dalam usaha memilih cara-cara untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian antara politik dan policy terdapat hubungan yang erat dan timbal balik.
Dalam menentukan kebijakan umum, pengaturan, pembagian,
maupun alokasi sumber-sumber yang ada, diperlukan kekuasaan dan wewenang.
Kekuasaan dan wewenang ini sangat memainkan peranan penting untuk membina
kerjasama ataupun penyelesaian konflik yang mungkin muncul dalam proses
pencapaian tujuan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka strategi adalah cara untuk
mendapatkan atau tercapainya suatu tujuan, termasuk politik.
Politik nasional adalah azas, haluan, usaha serta kebijaksanaan
negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan
pengengendalian), serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan
nasional. Dalam melaksanakan politik nasional disusun strategi nasional berupa
3
strategi jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Dengan demikian
pengertian strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam
mencapai sasaran-sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.
C. Pangan di Indonesia
Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk menjamin
ketahanan pangan bagi penduduknya. Indikator ketahanan pangan juga
menggambarkan kondisi yang cukup baik. Akan tetapi masih banyak
penduduk Indonesia yang belum mendapatkan kebutuhan pangan yang
mencukupi. Sekitar 30% rumah tangga mengatakan bahwa konsumsi mereka
masih berada di bawah kebutuhan konsumsi yang semestinya. Lebih dari
seperempat anak usia di bawah lima tahun memiliki berat badan di bawah
standar, dimana 8% berada dalam kondisi sangat buruk. Bahkan sebelum
krisis, sekitar 42% anak dibawah umur lima tahun mengalami gejala
terhambatnya pertumbuhan (kerdil); suatu indikator jangka panjang yang
cukup baik untuk mengukur kekurangan gizi. Gizi yang buruk dapat
menghambat pertumbuhan anak secara normal, membahayakan kesehatan ibu
dan mengurangi produktivitas angkatan kerja. Ini juga mengurangi daya tahan
tubuh terhadap penyakit pada penduduk yang berada pada kondisi kesehatan
yang buruk dan dalam kemiskinan. Pertanian adalah proses menghasilkan
bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara
memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya
ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak:
raising). Namun demikian, pada sejumlah kasus yang sering dianggap bagian
dari pertanian dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau
eksploitasi hutan (bukan agroforestri). Sedangkan lahan pertanian adalah
semua wilayah yang mempunyai potensi untuk menjadi tempat
berlangsungnya pertanian.
D. Konversi Lahan di Indonesia
4
Konversi lahan pertanian ialah perubahan fungsi lahan dari lahan
pertanian menjadi lahan non-pertanian. Konversi lahan pertanian sebenarnya
terjadi sebagai konsekuensi dari perkembangan suatu daerah. Pengalih
fungsian lahan pertanian atau konversi menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan, pangan, serta sosial ekonomi. Bayangkan saja, lahan yang
dahulunya digunakan para petani untuk bercocok tanam beralih fungsi
menjadi tempat industri, villa, perumahan, bahkan perkantoran, hal ini dapat
membuat mata pencarian mereka menghilang.
Sebenarnya konversi lahan pertanian sah-sah saja dilakukan, namun
pelaksanaannya harus melalui perhitungan dampak negatif dan positif serta
manfaat ekonomi bagi masyarakat tempat terjadinya konversi lahan. Selain itu
pelaksanaan konversi lahan pertanian harus memikirkan dampak jangka
panjang serta mencari perhitungan lainnya.
Multifungsi pertanian di Indonesia saat ini sedang mengalami
degradasi, sejalan dengan menurunnya kualitas dan kuantitas lahan pertanian.
Proses degradasi multifungsi lahan yang paling signifikan adalah konversi
lahan pertanian, karena proses ini menghilangkan semua fungsi pertanian
bersamaan dengan beralihnya fungsi lahan pertanian itu sendiri. Proses
degradasi lain yang banyak terjadi adalah erosi dan longsor, pencemaran, dan
kebakaran hutan atau Konversi Lahan Pertanian. Proses konversi lahan saat ini
berlangsung tidak terkendali, terutama terhadap lahan sawah irigasi di Jawa
dan sekitar kota-kota besar diluar Jawa.
Konversi lahan akan terus berlangsung sebagai dampak berbagai
pembangunan yang memerlukan lahan seperti sektor industri, transportasi
pendidikan, dan permukiman. Winoto (2005) menyatakan bahwa ancaman
konversi lahan sawah kedepan sangat besar, yang mengancam sekitar 42,40%
luas sawah beririgasi di Indonesia, seperti tergambarkan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Pemerintah Kabupaten. Salah satu penyebabnya
adalah adanya kepentingan Pemerintah Daerah untuk mengumpulkan dana
melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang diupayakan antara lain dengan
cara meningkatkan nilai ekonomi lahan pertanian. Perhitungan Pemda
mungkin benar apabila nilai lahan pertanian hanya diukur dengan Pajak Bumi
5
3
dan Bangunan (PBB) yang diperoleh, sehingga konversi ke penggunaan untuk
industri atau permukiman misalnya dianggap akan lebih menguntungkan.
Namun, akan lain kesimpulannya bila nilai multifungsi pertanian
dipertimbangkan juga dan dihitung nilai ekonomisnya. Erosi Tanah dan
Pencemaran Kimiawi Erosi tanah oleh air telah terjadi sejak lama
dan masih terus berlanjut sampai saat ini.
Secara teknis, proses erosi tanah dapat dikendalikan karena sudah
banyak teknologi pengendalian erosi yang cukup efektif, seperti teras bangku,
gulud, striprumput, mulsa, dan pertanaman lorong (Abdurachman et al. 2005).
Namun, adopsi teknologi konservasi tersebut terkendala oleh berbagai
permasalahan sosial-ekonomi, terutama lemahnya permodalan petani. Petani
mendahulukan kegiatan yang langsung memberikan keuntungan seperti
pemupukan dan pemberantasan hama atau penyakit, sedangkan penerapan
teknologi pengendalian erosi merupakan prioritas terakhir, karena dianggap
mahal dan tidak terasa keuntungannya dalam jangka pendek. Lahan pertanian
di Indonesia juga mengalami penurunan kualitas akibat penggunaan bahan-
bahan agrokimia, seperti insektisida, pestisida, dan herbisida.
Penggunaan bahan kimia tersebut meninggalkan residu dalam tanah
serta dalam bagian tanaman seperti buah, daun, dan umbi. Data lapangan
menunjukkan adanya residu insektisida pada beras dan tanah sawah di Jawa,
berupa organofosfat, organoklorin, dan karbamat (Ardiwinataet al. 1999;
Harsanti et al. 1999; Jatmiko et al. 1999). Kebakaran dan Longsor Kebakaran
hutan atau lahan terjadi setiap tahun di Indonesia, terutama di Kalimantan,
Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Menurut Bappenas (1998), di Indonesia
sekitar 1,50 juta ha lahan gambut terbakar selama musim kemarau 1997.
Parish (2002) melaporkan terjadinya kebakaran lahan gambut seluas 0,50 juta
ha di Kalimantan pada musim kemarau 1982 dan 1983. Kebakaran ini
menurut Jaya et al. (2000) secara langsung mengakibatkan hilangnya serasah
dan lapisan atas gambut.
Kebakaran hutan juga menimbulkan kerugian seperti gangguan
terhadap keanekaragaman hayati, lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelancaran transportasi (Musa dan Parlan 2002). Di sisi lain, lahan pertanian
6
juga sering terdegradasi oleh banjir danlongsor. Pada tahun 1998?2004 di
Indonesia terjadi banjir 402 kali dan longsor294 kali, yang mengakibatkan
kerugian materiil Rp 668 miliar (Kartodihardjo 2006). Banjir dan longsor
membawa tanah dari puncak atau lereng bukit ke tempat dibawahnya, dan
menimbulkan kerusakan lahan pertanian baik di lokasi longsor maupun pada
lahan pertanian yang tertimbun longsoran tanah, serta alur diantara kedua
tempat tersebut. Lahan pertanian yang terkena banjir dan longsor tersebut jelas
terdegradasi multifungsinya.
E. Mahasiswa dan Pertanian Indonesia
Sejak tahun 1908 hingga peristiwa perguliran kekuasaan dari
pemerintahan Soeharto ke pemerintahan reformasi dikatakan oleh beberapa
pengamat politik bahwa mahasiswa memiliki peran secara politik dan sosial
bagi perubahan sebuah bangsa. Mahasiswa memiliki berbagai peran, yang
peran itu baik secara langsung ataupun tidak mempengaruhi proses perubahan.
Peristiwa terbunuhnya Arif Rahman Hakim tahun 1966 mengakibatkan
kondisi sosial politik masa orde lama tidak stabil sampai akhirnya Soekarno
turun dari jabatannya.
Dari ilustrasi tersebut dapat dikatakan bahwa peran dan fungsi
mahasiswa yaitu : Pertama, bahwa mahasiswa sebagai Iron Stock (Cadangan
keras) bangsa ini, artinya bahwa mahasiswa dengan khasanah
intelektualitasnya merupakan cadangan generasi penerus bangsa ini yang akan
menjaga pertanian Indonesia. Mahasiswa menyediakan cadangan-cadangan
sumber daya menusia dari berbagai disiplin ilmu seperti politik, budaya, seni,
iptek, sosial, pengusaha dan negarawan, yang semua itu amat berpengaruh
terhadap keberlanjutan pertanian Indonesia. Hal ini penting kerena setiap
jaman memiliki tokoh dan pergantian itu memerlukan regenerasi dari
mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa masa depan, dan hal tersebut
berarti mahasiswa adalah penentu kemana pertanian akan berjalan
kedepannya.
Kedua, bahwa mahasiswa adalah sebagai Agent of Change (agen
perubahan) bangsa ini, artinya peristiwa bersejarah – bersejarah bangsa ini,
7
mahasiswa berperan dalam perubahan tersebut. Mahasiswa selalu menjadi
aktor dari sebuah perubahan dari masa transisis ke masa stabil, trnsformasi
nilai-nilai denagn kapasitas pengetahuannya luas. Jadi apabila pengetahuan
tentang pertaniannya luas, maka artinya mahasiswa adalah agen yang akan
membawa perubahn besar terhadap pertanian Indonesia.
Ketiga, bahwa mahasiswa sebgai Moral Force (Gerakan moral)
bangsa ini secara independen. Memperjuangkan hak-hak orang yang tertindas
seperti para petani saat ini dengan nilai idealisme dan intelektual rasional
dewasa. Sehingga mahasiswa akan menjadi balancing power saat negara ini
dalam kondisi instabilitas. Mahasiswa menjadi mitra yang konstruktif bagi
petani dan pemerintah dalam mengingatkan kebijakan pemerintah yang keluar
dari nilai-nilai idealisme kebaikan.
8
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kurangnya Kepedulian Mahasiswa Terhadap Pertanian
Perguruan tinggi di Indonesia semakin banyak dan mempunyai
beraneka ragam pilihan jurusan yang dapat diambil oleh mahasiswa. Tetapi
sayangnya walaupun Indonesia adalah negara yang agraris, sedikit sekali
perguruan tinggi yang mempunyai jurusan bidang pertanian. Pada tahun-tahun
terakhir ini, jumlah peminat lulusan SMA yang memilih bidang pertanian
menurun.
Di Indonesia sejak dahulu sedikit sekali anak petani yang dapat
melanjutkan ke perguruan tinggi karena keterbatasan biaya. Kalaupun ada
yang berhasil lulus dari universitas, mungkin ayahnya sendiri tak ingin
anaknya juga menjadi petani sepertinya. Karena itu sejak awal adanya
pendididkan tinggi pertanian di Indonesia, mahasiswanya biasanya berasal
dari lingkungan keluarganya bermata pencaharian bukan dari petani.
Bahkan kalau mahasiswa itu berasal dari daerah perkotaan, kehidupan
pedesaan dan masalah pertanian hanyalah hal yang asing saja bagi mereka.
Sayang sekali di Indonesia tidak mungkin dimintakan kepada semua
mahasiswa perguruan tinggi pertanian untuk magang dahulu di perusahaan
pertanian karena pertanian di pedesaan bukanlah usaha tani yang
menguntungkan dan dapat menampung tenaga kerja tambahan.
Padahal kita ketahui bahwa pertanian adalah tiang utama kehidupan
bangsa Indonesia, seharusnya sebagai calon generasi penerus bangsa kita
harus memperhatikan keberlangsungan pertanian kita.. Namun sekarang ini
sebagian besar mahasiswa menganggap kuliah di bidang pertanian itu kurang
mempunyai prospek bagus, justru para mahasiswa tersebut sedang gencar-
gencarnya berlomba dalam bidang teknologi.
Teknologi juga penting bagi kemajuan Indonesia dan mempelajari
teknologi dari negara maju juga bagus, tetapi sekarang ini nampaknya dengan
usaha peningkatan teknologi tersebut, kita seolah-olah menjadi budak bagi
negara-negara yang memiliki tingkat teknologi tinggi yang sebenarnya hal
9
7
tersebut perlahan akan merugikan bagi negara kita sendiri apabila kita belum
bisa mandiri.
B. Berkurangnya Lahan Pertanian Akibat Konversi Lahan
Bagi negara agraris seperti Indonesia, peran sektor pertanian sangat
penting, dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia
bahan pangan, sandang dan papan bagi segenap penduduk, serta penghasil
komoditas ekspor nonmigas untuk menarik devisa. Lebih dari itu, mata
pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia bergantung pada sektor
pertanian.
Namun ironis sekali, penghargaan masyarakat umum terhadap
pertanian relatif rendah dibandingkan sektor lain, seperti industri,
pertambangan, dan perdagangan. Hal ini menyebabkan penghargaan terhadap
lahan pertanian pun terlalu rendah, tidak proporsional dengan tingkat
manfaatnya. Lahan pertanian yang merupakan faktor utama sistem produksi
pertanian belum terawat dan terjamin kelestariannya dengan baik. Apabila
produksi pertanian diharapkan mampu mengimbangi kebutuhan penduduk
yang terus meningkat, maka seharusnya luas dan produktivitas lahan pertanian
juga terus ditingkatkan. Namun, kenyataan menunjukkan hal lain. Lahan
sawah yang diandalkan sebagai penghasil bahan pangan utama cenderung
menurun luas bakunya akibat konversi ke nonpertanian.
Pertanian lahan kering, walaupun konversinya tidak secepat lahan
sawah, dalam beberapa dasawarsa terakhir terus mengalami degradasi oleh
proses erosi, longsor, pencemaran, kebakaran ,dan sebagainya. Proses
konversi lahan saat ini berlangsung cepat, seolah-olah tidak terkendali,
terutama terhadap lahan sawah irigasi di Pulau Jawa dan sekitar kota-kota
besar di luar Jawa. Pada tahun 1981-1999, di Indonesia terjadi konversi lahan
sawah seluas 1,60 juta ha, dan sekitar 1 juta ha di antaranya terjadi di Jawa
(Irawan et. al. 2001). Di samping itu, pertanian lahan kering mengalami
degradasi yang menurunkan fungsi-fungsi pertanian di berbagai wilayah.
Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan (1993)
mencatat bahwa lahan pertanian yang terdegradasi di Indonesia sudah
10
menyebar luas, yaitu sekitar 18,30 juta ha atau 28,50% dari total lahan
pertanian Indonesia yang luasnya sekitar 64,30 juta ha. Lahan terdegradasi
tersebut tersebar di seluruh provinsi dengan luasan bervariasidari 1.500 ha
(Maluku) sampai 3,60 juta ha (Irian Jaya). Tingkat konversi dan degradasi
lahan pertanian di Indonesia mungkin tidak akan setinggi seperti digambarkan
di atas apabila disadari bahwa sistem pertanian memiliki keunggulan berupa
multifungsi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Salah satu faktor yang mendukung berlangsungnya konversi lahan
adalah bebasnya para investor asing untuk menanamkan modalnya di sini
yang berimbas dengan pendirian bangunan dan usaha yang menyingkirkan
fungsi lahan pertanian menjadi tempat industri atau hiburan. Yang lebih tragis
lagi adanya otonomi daerah, para pemimpin daerah mencoba meningkatkan
pendapatan asli daerahnya dengan memudahkan pengalih fungsian tanah
pertanian dengan cara bekerjasama dengan para pengusaha untuk
mengalihfungsikan lahan pertanian.
Kita dapat membayangkan betapa bahayanya jika para investor
asing itu terus berkembang bebas di Indonesia dengan mengalih fungsikan
lahan pertanian menjadi tempat industri, kita akan kehilangan sumber pangan
bagi kehidupan kita. Selain itu, mereka akan dapat dengan mudah
mengendalikan harga barang kebutuhan bagi rakyat Indonesia. Artinya, kita
akan perlahan-lahan kembali dijajah oleh bangsa lain lagi.
Melihat hal tersebut maka kita harus melakukan usaha-usaha
preventif untuk mencegah terjadinya akibat-akibat yang akan merugikan
bangsa Indonesia. Di sini, seluruh warga Indonesia dan mahasiswa khususnya
harus turut berperan serta. Pemerintah seharusnya segera meresmikan
Rancangan Undang Undang Perlindungan Lahan Pertanian untuk memberi
batasan terhadap konversi lahan. Hukum-hukum pelanggaran juga harus jelas
dan ditegaskan.
C. Bentuk Usaha Mahasiswa IPB Mengatasi Konversi Lahan
Selain peran politik mahasiswa juga ternyata memiliki peran besar
dalam transformasi nilai-nilai budaya di beberapa daerah. Mereka sering
11
membantu penyebaran budaya dan sosial yang dimiliki oleh mahasiswa
tersebut kepada masyarakat yang didatanginya. Dengan semakin maraknya
pengalihfungsian lahan pertanian atau konversi lahan, mahasiswa dapat
menggunakan kesempatan tersebut untuk menanamkan nilai-nilai cinta
pertanian kepada masyarakat-masyarakat daerah terutama para petani dengan
pemberian penyuluhan-penyuluhan. Penyuluhan yang dilakukan dapat berupa
ajakan untuk menolak keras penjualan lahan pertanian untuk bidang industri
kepada investor asing atau penyuluhan tentang bercocok tanam hemat lahan.
Sebagai mahasiswa IPB, pada Tingkat Persiapan Pertama semuanya
diberikan mata Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian (PIP), yang diharapkan dapat
mengajak mereka memikirkan sektor pertanian dan mencintai persatuan bagi
Indonesia karena di dalam kuliah, diajarkan tentang sejarah pertanian; ragam
petani dan sektor-sektor pertanian yang dapat memberikan peluang
keuntunngan bisnis. Setelah itu. Selain itu, ketika kembali ke daerah asalnya,
mahasiswa IPB dapat menyalurkan ilmunya demi kemajuan bidang pertanian,
serta melindungi lingkungan dari bahaya-bahaya.
Tak hanya pelajaran PIP yang penting bagimahasiswa IPB, mata
kuliah PPKn justru sangat penting. Dengan adanya pelajaran tersebut,
mahasiswa IPB tak hanya akan mengenal pertanian Indonesia saja, tetapi akan
benar-benar memahami untuk mencintai pertanian demi membela negara dari
penjajahan tidak langsung oleh negara investor.
Maka saat masalah pengonversian lahan pertanian seperti ini
muncul, para mahasiswa akan lebih mudah mencari cara untuk mencegah dan
mengatasinya. Sampai saat ini, ide mahasiswa masih sering didengar oleh
pemerintah, maka seharusnya mahasiswa lebih sering menyuarakan asipasinya
pada pemerintah untuk membatasi jumlah lahan konversi dengan
mengesahkan RUU Lahan Pertanian Abadi. Selain itu, mahasiswa seharusnya
juga meminta agar pemerintah menaikkan pajak industri bagi para investor
asing. Mahasiswa IPB juga dapat mencari teknologi-teknologi pertanian yang
ramah lingkungan demi pertanian Indonesia yang berkelanjutan.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hal-hal yang telah kami bahas pada makalah
ini, kami dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap bidang pertani kita,
yaitu salah satunya sebagai mahasiswa IPB, pada Tingkat Persiapan
Pertama semuanya diberikan mata Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian (PIP),
yang diharapkan dapat mengajak mereka memikirkan sektor pertanian dan
mencintai persatuan bagi Indonesia karena di dalam kuliah, diajarkan
tentang sejarah pertanian; ragam petani dan sektor-sektor pertanian yang
dapat memberikan peluang keuntungan bisnis.
2. Meningkatkan kuantitas lahan pertanian di Indonesia dan mencegah
terjadinya konversi lahan dengan cara menanamkan nilai-nilai cinta
pertanian kepada masyarakat-masyarakat daerah terutama para petani
dengan pemberian semiar-seminar dan penyuluhan-penyuluhan. Seminar
dan Penyuluhan yang dilakukan dapat berupa himbauan mengenai betapa
pentingnya lahan pertanian bagi keberlangsungan hidup manusia serta
ajakan untuk menolak keras penjualan lahan pertanian untuk bidang
industri kepada investor asing atau penyuluhan tentang bercocok tanam
hemat lahan
3. usaha-usaha yang harus dilakukan mahasiswa untuk menanggulangi
pengaruh konversi lahan, diantara lain :
a. Memberikan penyuluhan ke para petani untuk tidak menjual lahannnya
kepada para investor asing walaupun harga yang ditawarkan cukup
menggiurkan.
b. Menyuarakan aspirasi kepada pemerintah secara langsung ataupun
melalui tulisan/artikel-artikel agar pemerintah segera menghentikan
konversi lahan yang berlebihan dengan pengesahan RUU lahan pertania
abadi.
13
11
c. Mencoba menciptakan teknologi-teknologi di bidang pertanian yang
tepat guna dan ramah lingkungan demi kemajuan pertanian Indonesia.
B. Saran
1. Sebagai mahasiswa yang akan menjadi generasi penerus bangsa,
semestinya kita harus peduli dan mencintai pertanian Indonesia yang
menjadi tulang punggung kehidupan bangsa kita.
2. Pemerintah sebaiknya harus peduli terhadap nasib para petani dengan
segera membuat kebijakan untuk tidak bergantung terhadap bahan pangan
impor.
3. Pemerintah sebaiknya meningkatkan pajak kepada para investor asing
yang menanamkan sahamnya di Indonesia dengan mengalihfungsikan
lahan pertanian menjadi industri agar konversi lahan dapat ditekan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Nasoetion, Andi Hakim. 2009. Pengantar ke Ilmu-ilmu Pertanian. Jakarta : Litera
AntarNusa.
Winoto, J. 2005. Kebijakan Pengendalian Alih Fungsi Tanah Pertanian dan
Implementasinya.Dalam ”Seminar Sehari Penanganan Konversi Lahan dan
Pencapaian Lahan Pertanian Abadi”. Bogor : Departemen Pekerjaan
Umum.
http://www2.kompas.com/kompas/cetak/0603/11/Lingkungan/2499163.htm
http://pse.litbang.deptan.go.id/Kebijakan untuk Menciptakan Lahan Pertanian
Pangan Abadi/19082007/09:13AM.html
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0608/14/uang05.html
http://www.wikipedia.go.id/pertanian/0909/14.html
15
NOTULEN
PRESENTASI PKN
No Penanya Penjawab
1 Deno Yudha R (H24090018)
Bagaimana pendapat Anda
mengenai pembangunan stadion
baru untuk menjadi tuan rumah
piala dunia 2022 ?
Zulfahmi (A34090076)
Dengan cara merenovasi stdion-
stadion yang sudah ada, dengan
cara meningkatkan lagi sarana dan
prasarana agar bisa menjadi
stadion yang bertaraf internasional.
Ivan Noveanto (D24090041)
Boleh saja asalkan pembangunan
tersebut tidak mengganggu daerah
pertanian, karena jika dilihat lagi
Indonesia memiliki daerah-daerah
dengan lahan kosong yang dapat
dimanfaatkan untuk stadion baru
tersebut, misalnya saja di daerah
Kalimantan.
Danang Sutowijoyo (A24090131)
Menurut saya jika harus
membangun stadion baru
sepertinya pemerintah belum siap
dalam hal pendanaannya dan akan
lebih efektif jika merenovasi
terlebih dahulu stadion-stadion
yang sudah ada agar tidak terjadi
pemborosan yang percuma.
2 Putri Maharani A (C24090073) Rizka Yuni Kartika (E24090077)
16
Kenapa beras impor lebih murah
jika dibandingkan dengan beras
lokal atau dalam negeri ?Hal itu disebabkan karena faktor
penunjang pertanian seperti biaya
produksi yang mahal serta harga
pupuknya sendiri yang mahal.
Selain itu para tengkulak lebih
suka menjualnya ke luar negeri
karena harga pasaran beras di sana
terbilang tinggi jika dibandingkan
dengan di dalam negeri
3 Luthfan Eka S (F24090078)
Apa penyebab serta bagaimana agar
teknologi yang sudah canggih
tersebut dapat sampai dan
digunakan oleh para petani ?
Niken Rizki Amalia (I14090049)
Hal itu disebabkan karena
teknologi tersebut yang dapat
dijangkau oleh para petani kita
karena biayanya yang besar selain
itu dari kebudayaan petani kita
yang masih tradisional atau bisa
dibilang pendidikan petani kita
yang rendah sehingga mereka itu
gagap teknologi (gaptek).
Sedangkan cara yang bisa
dilakukan sekarang adalah
mengadakan seminar serta
penyuluhan langsung bagi para
petani. Selain itu harus ada
sinkronisasi antara teknologi
tersebut dengan kemampuan petani
kita.
4 Ulfatul Hidayah (C14090056) Zulfahmi (A34090076)
17
Jelaskan mengapa kita masih
mengimpor padahal sebagian dari
konversi lahan digunakan sebagai
industri pertanian ?
Hal itu karena kebutuhan
masyarakat yang jauh lebih banyak
jika dibandingkan dengan alat
pemuas kebutuhan tersebut atau
disebut sebagai kelangkaan, oleh
karena itu diperlukan suatu
prospek ke depan yang
mengutamakan industri berbasis
pada pertanian yang berkelanjutan
contohnya kerjasama antara petani
dengan pengusaha industri susu
kedelai.
5 Yolanda Agustine (A44090060)
Menurut Anda bisakah Indonesia
menjadi Negara yang memiliki
unsur energi, pangan, dan
lingkungan ?
Niken Rizki Amalia (I14090049)
Indonesia masih memiliki peluang
besar untuk memiliki ketiga unsure
tersebut karena jika dilihat dari
kekayaan alam yang dimiliki
Indonesia masih sangat melimpah
ruah hanya saja kendala SDM
yang kurang berkualitas jika
dibandingkan dengan negara lain
yang hanya memiliki kekayaan
alam yang minim tapi mampu
mengelola dengan baik karena
SDM nya yang berkualitas.oleh
karena itu Negara kita sering
dimanfaatkan oleh Negara lain
contohnya seperti freeport di
Papua. Jadi kita sebagai generasi
muda harus belajar rajin dan tidak
18
kalah bersaing dengan yang
lainnya karena kemajuan bangsa
ada ditangan kita semua, seperti
dalam QS. Ar-Raddu:13
6 Muhamad Arifin (G24090011)
Bagaimana cara kita menanggapi
investor asing yang datang dan
ingin bekerja sama dengan kita ?
Rizka Yuni Kartika (E24090077)
Yang pertama kita harus tahu dulu
apa tujuan mereka kesini, jangan
hanya melihat dari segi
kentungannya saja tapi dilihat juga
kerugian yang ditimbulkan dari
kerjasama tersebut, pokoknya
jangan sampai merugikan rakyat
seperti yang terjadi di Papua
(Freeport)
19