24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial.Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan- persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya. Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang, organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan norma” serta “pran”. Dengan demikina, istilah yang lebih lengkap mestinya adalah “perubahan sosial-kebudayaan” karena memang antara manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri. Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat dianalisa dari berbagai segi diantaranya: ke “arah” mana perubahan dalam masyarakat itu “bergerak” (direction of change)”, yang jelas adalah bahwa perubahan itu bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk yang baru sama sekali, akan tetapi boleh pula ii

Makalah perubahan sosial di ambon

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah perubahan sosial di  ambon

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan

manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu

(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh

kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.Namun bukan berarti semua himpunan manusia

dapat dikatakan kelompok sosial.Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-

persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya

akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah keniscayaan.

Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya.

Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang, organisasi atau

komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan norma” serta “pran”.

Dengan demikina, istilah yang lebih lengkap mestinya adalah “perubahan sosial-kebudayaan”

karena memang antara manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan

kebudayaan itu sendiri.

Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat dianalisa dari berbagai

segi diantaranya: ke “arah” mana perubahan dalam masyarakat itu “bergerak” (direction of

change)”, yang jelas adalah bahwa perubahan itu bergerak meninggalkan faktor yang diubah.

Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu

bentuk yang baru sama sekali, akan tetapi boleh pula bergerak kepada suatu bentuk yang

sudah ada di dalam waktu yang lampau.

B. PERUMUSAN MASALAH

Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas antara lain:

1. Apa definisi dari perubahan sosial dalam masyarakat?

2. bagaimana pendapat para ahli tentang perubahan sosial?

3. Perubahan sosial apa yang terjadi di Ambon

C. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini bertujuan untuk:

1.      Untuk mengetahui macam-macam definisi dari perubahan sosial dari masyarakat

2.      Untuk mengetahui hakekat perubahan sosial yang terjadi di Kota Ambon.

ii

Page 2: Makalah perubahan sosial di  ambon

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem

sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi

oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri dari

tiga tahap:

Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan

Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.

Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat

pengadopsian atau penolakan inovasi.Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide

baru itu mempunyai akibat.

Dalam menghadapi perubahan sosial budaya tentu masalah utama yang perlu diselesaikan

ialah pembatasan pengertian atau definisi perubahan sosial (dan Wilbert E. Maore, Order and

Change, Essay in Comparative Sosiology, New York, John Wiley & Sons, 1967 : 3.

perubahan kebudayaan) itu sendiri. Ahli-ahli sosiologi dan antropologi telah banyak

membicarakannya.

Menurut Max Weber dalam Berger (2004), bahwa, tindakan sosial atau aksi sosial (social

action) tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh

pelaku. Tindakan sosial dapat dipisahkan menjadi empat macam tindakan menurut motifnya:

(1) tindakan untuk mencapai satu tujuan tertentu, (2) tindakan berdasar atas adanya satu nilai

tertentu, (3) tindakan emosional, serta (4) tindakan yang didasarkan pada adat kebiasaan

(tradisi).

Anonim dalam Media Intelektual (2008) mengungkapkan bahwa, aksi sosial adalah aksi yang

langsung menyangkut kepentingan sosial dan langsung datangnya dari masyarakat atau suatu

organisasi, seperti aksi menuntut kenaikan upah atau gaji, menuntut perbaikan gizi dan

kesehatan, dan lain-lain. Aksi sosial adalah aksi yang ringan syarat-syarat yang

diperlukannya dibandingkan dengan aksi politik, maka aksi sosial lebih mudah digerakkan

daripada aksi politik.Aksi sosial sangat penting bagi permulaan dan persiapan aksi

politik.Dari aksi sosial, massa/demonstran bisa dibawa dan ditingkatkan ke aksi politik.Aksi

sosial adalah alat untuk mendidik dan melatih keberanian rakyat. Keberanian itu dapat

digunakan untuk: mengembangkan kekuatan aksi, menguji barisan aksi, mengukur kekuatan

aksi dan kekuatan lawan serta untuk meningkatkan menjadi aksi politik. Selanjutnya Netting,

ii

Page 3: Makalah perubahan sosial di  ambon

Ketther dan McMurtry (2004) berpendapat bahwa, aksi sosial merupakan bagian dari

pekerjaan sosial yang memiliki komitmen untuk menjadi agen atau sumber bagi mereka yang

berjuang menghadapi beragam masalah untuk memerlukan berbagai kebutuhan hidup.

Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi

merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama yang

diambil oleh anggota masyarakat.Konsep dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan yang

menarik untuk memahami perubahan sosial. Kurt Lewin dikenal sebagai bapak manajemen

perubahan, karena ia dianggap sebagai orang pertama dalam ilmu sosial yang secara khusus

melakukan studi tentang perubahan secara ilmiah. Konsepnya dikenal dengan model force-

field yang diklasifikasi sebagai model power-based karena menekankan kekuatan-kekuatan

penekanan.Menurutnya, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap

kelompok, individu, atau organisasi.Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving

forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat

terjadi dengan memperkuat driving forces dan melemahkan resistences to change.

Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola perubahan, yaitu: (1) Unfreezing,

merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya, atau adanya kebutuhan untuk berubah,

(2) Changing, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving forces maupun

memperlemah resistences, dan (3) Refreesing, membawa kembali kelompok kepada

keseimbangan yang baru (a new dynamic equilibrium). Pada dasarnya perilaku manusia lebih

banyak dapat dipahami dengan melihat struktur tempat perilaku tersebut terjadi daripada

melihat kepribadian individu yang melakukannya.Sifat struktural seperti sentralisasi,

formalisasi dan stratifikasi jauh lebih erat hubungannya dengan perubahan dibandingkan

kombinasi kepribadian tertentu di dalam organisasi.

B. KARAKETERISTIK UMUM (Macionis, 1989: 612-613).

Bersifat universal dan berubah-ubah. Walaupun beberapa dimensi dari pengalaman

manusia tetap sama pada setiap waktu. Namun, tidak dapat disankal setiap masyarakat

dipengaruhi oleh perubahan sosial, walapun pada tingkat yang berbeda.

Direncanakan dan yang tidak direncanakan.

Bersifat kontroversial. Pembangunan sarana-sarana transportasi tidak saja memudahkan

mobilitas manusia, tetapi juga dapat menimbulkan konflik, penemuan pesitisida tidak saja

melipatgandakan panenan para petani, tetapi juga mengacam kehidupan manusia karena sat

kimia yang dikandungnya.

Berbeda dari segi durasi dan konsekwensinya. Ada perubahan yang cepat, namun adapula

perbuhan yang lambat. Perubahan yang lambat bersifat evolutif sedangkan perubahan yang

ii

Page 4: Makalah perubahan sosial di  ambon

cepat bersifat revolutif. Demikianpun dengan konsekwensinya berbeda-beda pada setiap

kelompok masyarakat atau individu.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN SOSIAL

1. Mendorong

a. Kontak dengan kebudayaan lain,

b. Kemajuan pendidikan,

c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju,

d. Sistem terbuka lapisan masyarakat,

e. Penduduk yang heterogen,

f. Ketidakpuasan masyarakat terhadap aspek-aspek kehidupan,

g. Nilai bahwa manusiaharus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya.

2. Menghambat

Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain,

Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat,

Sikap masyarakat yang sangat tradisional,

Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat,

Rasa takut akan terjadinya perubahan kebudayaannya,

Sikap tertutup terhadap Pengembangan hal-hal baru / asing,

Adat atau kebiasaan

Hambatan- hambatan yang bersifat idiologis,

Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya tidak dapat diperbaiki.

Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup.

Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis

Adat atau kebiasaan

Nilai bahwa hidup ini pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin di perbaiki

Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :

Faktor intern

- Perubahan Demografis

Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan

mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang

perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan

pangan, sandang, dan papan.

ii

Page 5: Makalah perubahan sosial di  ambon

- Konflik social

Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu

masyarakat. c/o: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk

setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan

penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.

- Bencana alam

Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana

banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan

ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan

dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.

- Perubahan lingkungan alam

Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang

membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga

membentuk tegalan.Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini

disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan

setempat.

Faktor ekstern

- Perdagangan

Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah

bahkan Eropa Barat.Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-

pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada

masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran

budaya yang ada.

- Penyebaran agama

Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses

penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-

unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.

- Peperangan

Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras

dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur

budaya bangsa asing ke Indonesia.

ii

Page 6: Makalah perubahan sosial di  ambon

D. INTERPRETASI PERUBAHAN SOSIAL

1. Model tradisional

Perubahan sosial berlangsung menurut pola biologis (organis)➔ siklis. Perubahan

yang ada hanyalah pengulangan pola-pola yang sama..lahir..dewasa…matiSiklus ➔

masa lalu..masa kini..masa depan.

Masyarakat merupakan sistem dimana tidak ada individu/bagian masyarakat yang

bersifat menyendiri (atomistik). Semua terkoneksi.

Masyarakat dipandang sebagai piramida sosial. Bagian puncak (elit penguasa) yg

mengendalikan yg bawah.Elit yg menentukan proses sosial:

a. Peraturan

b. Hak/kewajiban masyarakat

c. Kesejahteraan umum

Konflik/perbedaan merupakan penyimpangan

Metafor yang digunakan adalah tubuh manusia. Kepala yang memutuskan apa yg

harus dilakukan organ2 tubuh yang lainnya.

2. Model Liberal

1. Lebih berorientasi ke masa depan

2. Model ini tidak menentang perubahan (mengapa?)

3. Masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang mengalir

4. Perubahan terjadi dalam keteraturan. Dalam kontrol ➔ mekanistis

5. Perubahan bersifat evolusioner..linier

6. Gerakan sejarah masyarakat bersifat progresif tidak siklis.

7. Masyarakat melangkah maju ke depan.

8. Invisible hand mengatur kompetisi dalam sistem pasar bebas.

9. Pemikiran bebas merupakan kunci perubahan ke arah yg maju…inovasi &

individualisme didukung.

10. Prinsip yg berlaku adalah manajerial…berdasar rasionalitas. Manajemen ini

punya tugas poko:

11. Mengekang bagian2 dari gerak2 ekstrim (anarki & otoritarianisme).

12. Menjaga keseluruhan bagian bergerak bersama ke arah kemajuan.

13. Metafora yang digunakan adalah mesin (mekanis)

ii

Page 7: Makalah perubahan sosial di  ambon

3. Model Radikal

Model ini melihat perubahan bersifat transformatif. Jika tradisional suka status

quo, liberal melihat perubahan tidak akan merubah struktur..maka radikal melihat

perlunya perubahan struktural.

Peristiwa sejarah menetukan tahap baru. Ada kaitan dialektis antara masa lalu,

masa kini dan masa depan.

Mengakui adanya interdependensi bagian2. Interdependensi ini bersifat kreatif

tidak statis (spt pandangan tradisional).

Partisipasi mendapat perhatian

Input langsung dr masyarakat diperlukan

Metafora model ini adlah karya seni. Karya seni merupakan hasil kerja kreatif

dan dialektis.

Konflik dilihat memiliki potensi kreatif. Respon thd konflik adalah menyediakan

alternatif2 kreatif yg bisa jadi akan merubah struktur…diperlukan transformasi

struktural yg mendasar

E. DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL

Manusia menemukan sistem penilaian dan filsafat hidup yang baru (sebagai

paradigma baru yang pada akhirnya menjadi jalan bagi manusia keluar dari krisis;

lahirnya sebuah “pencerahan” atau “keseimbangan baru”). Pencerahan

bergantung pada :

Besarnya ketegangan/kekuatan-kekuatan; seberapa besar perubahan mengganggu

sistem yang telah ada

Bagaimana pengaruh suatu kekuatan atas bidang lain

Seberapa jauh ketegangan yang baru akan menimbulkan ketegangan yang lebih

luas lagi

Seberapa jauh dan cepat perubahan masyarakat yang terjadi mempengaruhi

keseluruhan masyarakat

Manusia tenggelam di dalam persoalan-persoalan yang dihadapinya dan tidak

dapat mengambil sikap (=keputusan) terhadap keadaan sehingga manusia

mengalami frustas

ii

Page 8: Makalah perubahan sosial di  ambon

F. BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

a. Evolusi : perkembangan yang gradual (bertahap), yaitu karena adanya “kerjasama”

antara manusia dan lingkungannya. Berlangsung lama.

b. Gerakan Sosial : Suatu keinginan akan perubahan yang diorganisir. Disebabkan oleh

adanya penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan karena didorong oleh keinginan

manusia akan kehidupan dan keadaan yang lebih baik, serta penggunaan dan

penemuan-penemuan baru

c. Revolusi : Didorong oleh adanya ketidakpuasan dari golongan-golongan tertentu.

Pada umumnya telah didahului oleh tersebarnya suatu ide baru.

G. PERUBAHAN SOSIAL YANG TERJADI DI AMBON

Masyarakat Maluku umumnya dan Kota Ambon khususnya lebih mengakrabi hidup

kerakyatan yang berpusat pada ” rumah adat ” sebagai pusat pengemban kearifan demokrasi

yang berbasis nilai-nilai kekerabatan, kemanusiaan dan persaudaraan sejati. Kenyataan itulah

yang telah mencetak sebuah sistem kehidupan sosial yang khas bagi masyarakat Maluku

( Watloly : 2005. 251 ).

Sebelum konflik yang bernuansa SARA yang terjadi di Maluku masyarakat ada dalam

sebuah hidup kebersamaan yang teratur dengan kehidupan persaudaraan begitu indah tanpa

memandang latar belakang Suku, Agama, RAS dan Golongan, tidak hanya masyarakat yang

homogen namun yakni heterogen dimana bukan saja masyarakat lokal Maluku namun juga

etnis pendatang seperti halnya Buton, Bugis bahkan Cina dan lain-lain. Dalam aktivitas

kehidupan bersama selalu adanya komunikasi yang terbangun sebagai bagian dari interaksi

sosial, sebuah kerja sama dalam segala bentuk yang pada dasarnya saling melengkapi apa

yang menjadi kebutuhan masing-masing.

Dalam hubungan interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat

tidaklah hanya merupakan suatu bentuk aktivitas kehidupan manusia yang berjalan secara

baik, dengan pengertian selalu adanya sifat saling memahami satu dengan yang lainnya,

namun dari proses interaksi sosial yang terjadi itupun  juga dapat menjadi perpecahan karena

kepentingan ataupun juga keegoisan yang terjadi oleh masing-masing individu. Seperti

halnya yang dikemukakan Gillin,

Menurut Gillin, ada dua macam proses sosial  yang timbul sebagai akibat adanya

interaksi sosial yakni Asosiatif yaitu suatu proses sosial yang mengindikasikan adanya gerak

pendekatan atau penyatuan (mis. Kooperasi, akomodasi, asimilasi dan akulturasi) dan

Dissosiatif yaitu mengindikasikan pada gerak keaarah perpecahan (mis. Kompetisi, konflik

dan kontravensi (Gillin dalam Rusdiyanta ;2009. 28).

ii

Page 9: Makalah perubahan sosial di  ambon

Sehingga pikiran Gillin dapat dilihat interaksi Sosial yang terjadi di dalam masyarakat

bukanlah hanya sebagai bentuk hubungan kemanusiaan yang bersifat baik dalam hal ini

membangun kebersamaan lewat komunikasi-komunikasi dalam interaksi tadi, tetapi juga

dapat menimbulkan perpecahan atau lebih dikenal dengan konflik yang pada dasarnya karena

tindakan-tindakan individu ataupun kelompok yang tidak diterima secara seluruhnya oleh

individu di dalam masyarakat itu sendiri.

Pada waktunya beberapa tahun yang lampau ketika kepentingan-kepentingan pribadi

orang-orang yang tidak bertangggung jawab yang adalah bagian dari kepentingan-

kepentingan politik penguasa dengan mengorbankan rakyat kecil sehingga memprovokasi

dengan mendesain konflik bernuansa SARA pada tahun 1999, yang berlangsung kurang lebih

6 tahun lamanya menghancurkan hubungan interaksi yang berjalan baik di Maluku dan Kota

Ambon khususnya mengalami pergeseran, peperangan terjadi sehingga masing-masing

komunitas baik itu agama, suku, dan lain-lain berusaha untuk memisahkan diri satu sama

lainnya.

Dalam teori konflik jika dilihat dan dikaji secara teliti maka dapat ditemukan

keteraturan yang terdapat di dalam masyarakat itu hanyalah disebabkan karena adanya

tekanan atau pemaksaan kekuasaan dari atas oleh golongan yang berkuasa dengan memiliki

berbagai kepentingan yang pada dasarnya mengorbankan kaum-kaum lemah dengan segala

skenario konflik yang dimainkan.

Dahrendorf yang adalah tokoh teori konflik berpendapat bahwa teori konflik menilai

keteraturan yang terdapat di dalam masyarakat itu hanyalah disebabkan karena adanya

tekanan atau pemaksaan kekuasaan dari atas oleh golongan yang berkuasa (Dahrendorf dalam

Ritzer ;1980.26)

Di kota Ambon yang adalah merupakan Ibu Kota Provinsi tak luput juga dari proses

konflik yang sama. Ketika diamati secara baik masyarakat asli Maluku atau Ambon dalam

hal ini etnis lokal, dalam keseharian hidupnya yang berada pada tataran ekonomi di bawah

dan tidak memiliki pekerjaan tetap, tidaklah melakukan aktivitas sebagai pedagang pasar,

baik itu pedagang besar maupun pedagang kaki lima. Inilah memang realita yang dimiliki

oleh masyarakat Maluku yang hanya ketika membutuhkan apa yang menjadi bagian dari

kebutuhan pokok mereka, lalu membeli dari pedagang yang adalah merupakan etnis

pendatang seperti halnya, Suku Buton, Bugis, Bahkan Cina dan lain-lain. Tetapi setelah

konflik terjadi kurang lebih 6 tahun tadi maka dengan serempak perubahan perilaku

masyarakat kota Ambon beralih dari dahulu sebelum konflik hanya berdiam diri di rumah

dan tidak melakukan aktivitas demi untuk melangsungkan kehidupan karena tidak memiliki

pekerjaan tetap, mencari nafkah dengan melakukan aktivitas berdagang seperti halnya

ii

Page 10: Makalah perubahan sosial di  ambon

pedagang-pedagang di kios-kios besar sampai dengan pedagang kaki lima dengan menjual

kebutuhan pangan yang diantaranya sayur, ikan dan lain-lain, dan dari tindakan mereka inilah

perubahan kehidupan mereka yang dahulunya dapat dikategorikan sebagai masyarakat

ekonomi bawah mengalami peningkatan ke ekonomi menengah bahkan ekonomi atas, yang

pada hakekatnya dapat terpenuhi kehidupan hidup sehari-hari. Dapat ditemukan di beberapa

lokasi yang pada waktunya sebelum konflik tidak ditemukan tempat-tempat berjualan

tersebut salah satu diantaranya Pasar Batu Mejah yang seluruh pedagangnya adalah

masyarakat asli Maluku, dan situasi yang terjadi ini terbawa terus sampai pada waktu selesai

konflik hingga sekarang. Dan inilah perubahan perilaku yang dimiliki oleh masyarakat

Maluku terlebih khusus yang berada di daerah Kecamatan Sirimau Kota Ambon.

Dalam pikiran Dahrendorf penggunaan kekuasaan dan perlawanan terhadapnya (yang

adalah bagian dari teori konflik itu) mencerminkan faktor kedinamisan masyarakat yang

mendasar dalam menciptakan perubahan sosial. (Dahrendorf dalam Wirutomo ; 2003. 209).

Hal yang terpenting dari perubahan sosial itu sendiri ialah ketika ada faktor dinamika

manusianya yang kreatif, dengan menciptakan kondisi perubahan terutama di bidang

ekonomi dan pola hidup sehari-hari. Perubahan sosial bersifat berantai melibatkan segala

aspek kehidupan dan kadang diselingi gejolak konflik berupa proses perubahannya.

Menurut Soemardjan dan Sumardi penyebab perubahan sosial itu secara umum,

yakni, Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jumlah Penduduk, Perubahan Dalam

Sistem Sosial, Pertentangan ( Konflik ). (Syarbaini dan Rusdiyanta ;2009. 25-26).

ii

Page 11: Makalah perubahan sosial di  ambon

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perubahan yang terjadi pada masyarakat disebut dengan perubahan sosial.Apakah perubahan

itu mengenai pakaian, alat transportasi, pertambahan penduduk, ataupun tingkah laku anak

muda. Pada beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban,

perubahan, budaya dan perubahan sosial. Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan

perubahn-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi,

persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan, dan sebagainya.

Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti keyakinan,

nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya.Sedangkan perubahan sosial terbatas

pada aspek-aspek hubuingan sosial dan keseimbangannya. Meskipun begitu perlu disadari

bahwa sesuatu perubahan di masyarakat selamanya memiliki mata rantai diantaranya elemen

yang satu dan eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang lainnya. Berikut adalah teori

yang membahas tentang perubahan sosial Untuk itu, terlebih dahulu perlu dicatat bagaimana

tingkat dan sifat peralihan dari perubahan itu sendiri di masyarakat.Pada masyarakat yang

tergolong bersahaja relatif jarang dan lamban terjadinya perubahan-perubahan.

Pada masyarakat semacam itu elemen-elemen dasarnya seperti trdisi, ritual dan hirarki sosial

yang berlangsung, biasanya dipegang kuat oleh para warganya secara bersama-sama.

Pergolakan revolusi dan gerakan emansipasi sertapenemuan-penemuan baru dibidang ilmu

pengetahuan dan tekhnologi

B. SARAN

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu saran yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan.

ii

Page 12: Makalah perubahan sosial di  ambon

DAFTAR PUSTAKA

Ritzer George. 1980. Sosiologi : Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta.

Rajawali Pers

Rusdianta. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi. Jakarta. Graha Ilmu

Watloly Aholiab. 2005. Maluku Baru. Jakarta. Kanesius

Wirutomo Paulus. 2003. Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta. Rajawali

Pers

ii

Page 13: Makalah perubahan sosial di  ambon

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT 

yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini, Namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan

sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga

selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,

kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku

umatnya.

Makalah ini penulis membahas mengenai “PERUBAHAN SOSIAL DAN

PEMBANGUNAN YANG TERJADI DI AMBON”, dengan makalah ini penulis

mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.

Raha, Agustus 2013

Penyusun

ii

Page 14: Makalah perubahan sosial di  ambon

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i   

Daftar Isi................................................................................................................. ii    

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.... ................................................................................... 1

A. Devinisi Perubahan Sosial............................................................................. 2

B. Karakteristik Umum....................................................................................... 3

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sosial ................................ 4

D. Interpretasi Perubahan Sosial........................................................................ 6

E. Dampak Perubahan Sosial............................................................................ 7

F. Bentuk Perubahan Sosial............................................................................... 8

G. Perubahan Sosial Yang Terjadi Di Ambon................................................... 8

BAB II PENUTUP................................................................................................... 11

A. Kesimpulan.................................................................................................. 11

B. Saran............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 12

ii

Page 15: Makalah perubahan sosial di  ambon

MAKALAH

PERUBAHAN SOSIAL

DAN PEMBANGUNAN

YANG TERJADI DI AMBON

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANDRA

ASRIANI

JURUSAN : GEOGRAFI

SEMESTER : II

ii

Page 16: Makalah perubahan sosial di  ambon

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

KELAS RAHA

2013

ii