18
i PENCEMARAN PERAIRAN DAN KERUSAKANTERUMBU KARANG DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG Kelompok VII Bona Rotiona BR Saragih Gustomi Ika Indah Pratiwi Muhammad Ridho Yudit Selly POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN TANJUNG KARANG KESEHATAN LINGKUNGAN 2012

Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

i

PENCEMARAN PERAIRAN DAN KERUSAKANTERUMBU KARANG DI

WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG

Kelompok VII

Bona Rotiona BR Saragih

Gustomi

Ika Indah Pratiwi

Muhammad Ridho

Yudit Selly

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN TANJUNG KARANG

KESEHATAN LINGKUNGAN

2012

Page 2: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha, karena berkat dan rahmat-

Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam penyusunan

makalah ini, penulis tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Sarip Usman, SKM.M.Kes selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar

Kesehatan Lingkungan.

2. Teman-teman tingkat I Reguler.

3. Keluarga yang selalu memberi semangat bagi penulis.

4. Dan semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca

khususnya Mahasiswa Poltekkes Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Bandar Lampung, 1 Oktober 2012

Penulis

Page 3: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………………. i

Kata Pengantar …………………………………………………………………… ii

Daftar Isi …………………………………………………………………………. iii

Bab I PENDAHULUAN ………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….

1.2 Tujuan Penulisan……………………………………………………...

1.3 Manfaat Penulisan ……………………………………………………

Bab II PEMBAHASAN MASALAH…………………………………………..

2.1 Pengertian Pencemaran………………………………………………

2.2 Pencemaran Perairan…………………………………………………

2.3 Dampak Kerusakan Terumbu Karang ………………………………

2.4 Upaya Penanggulangan Pencemaran Perairan………………………

Bab III PENUTUP………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………...

3.2 Saran………………………………………………………………….

Daftar Pustaka……………………………………………………………………

Page 4: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

iv

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan diberikannya tugas mata kuliah Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan

mengenai Pencemaran Perairan Dan Kerusakan terumbu Karang Di Wilayah Pesisir Kota

Bandar Lampung, maka penulis mencoba menyelesaikan makalah yang berisikan

analisis dan penjelasan-penjelasan yang berkaitan dengan pencemaran perairan yang

terjadi diperairan pesisir Kota Bandar Lampung. Mungkin kita sudah tidak asing lagi

mengenai pencemaran perairan.

Namun mungkin kita tidak pernah mengerti apa hubungan pencemaran

perairan dengan dampak yang dirasakan oleh mahluk hidup, serta upaya-upaya untuk

mencegah pencemaran tersebut. Oleh karena itu, penulis akan menjabarkan hasil

analisis yang dilakukan penulis mengenai pencemaran perairan dan kerusakan

terumbu karang diwilayah pesisir kota Bandar Lampung. Selain itu, pembuatan

makalah ini juga menjadi ajang pembelajaran khususnya untuk penulis dan

menambah informasi-informasi yang mungkin sebelumnya belum pernah didapat.

Page 5: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

v

1.2 TUJUAN

1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan.

2. Menganalisis Pencemaran perairan dan terumbu karang yang terjadi diwilayah

kota Bandar Lampung.

1.3 MANFAAT

1. Memahami arti dari pencemaran perairan.

2. Memahami dampak-dampak pencemaran perairan dan terumbu karang

diwilayah pesisir kota Bandar Lampung.

3. Mampu menganalisis upaya-upaya penanggulangan pencemaran perairan dan

terumbu karang diwilayah pesisir kota Bandar Lampung .

4. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis dan juga pembaca.

Page 6: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

vi

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

PENCEMARAN PERAIRAN DAN KERUSAKANTERUMBU KARANG DI

WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh: Indra Gumay Yudha, M.Si(Staf Pengajar PS Budidaya Perairan, Fak.

Pertanian, Univ. Lampung)Email: [email protected]

Kawasan pesisir Kota Bandar Lampung dengan segenap potensi yang dimilikinya telah

menjadi magnet yang menarik berbagai pihak para pemangku kepentingan untuk melakukan

kegiatan eksploitasi sesuai dengan kepentingan masing-masing. Salah satu dampak negatif yang

mengemuka dan perlu mendapat perhatian akibat berlangsungnya kegiatan eksploitasi tersebut

adalah ancaman terhadap kelestarian wilayah pesisir. Ancaman tersebut dapat berasal dari

pencemaran perairan laut akibat limbah domestik maupun limbah industri, kegiatan reklamasi

pantai, kegiatan penangkapan ikan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan, serta

terjadinya konflik antar masyarakat yang saling berbeda kepentingan dalam pemanfaatan ruang

pesisir. Semakin meningkatnya pemanfaatan ruang di wilayah pesisir, dengan berbagaiaktifitas

kegiatan manusia, tentu akan memberikan tekanan bagi kawasan-kawasanhabitat hidup bagi

berbagai organisme pesisir, seperti komunitas hutan mangrove, terumbu karang dan padang

lamun, yang jika terjadi degradasi pada kawasan ini tentu juga akan berpengaruh bagi

keberlangsungan daya dukung lingkungan terhadap kehidupan masyarakat. Untuk itu pengkajian

terhadap kondisi berbagai habitat tersebut menjadi suatu yang sangat penting sebagai informasi

Page 7: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

vii

bagi penentu kebijakan dalam pelaksanaan pengelolaan kawasan pesisir Kota Bandar Lampung

yang dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat tanpa mengabaikan prinsip-prinsip

kelestarian lingkungan. Pencemaran perairan di wilayah pesisir telah menjadi isu utama yang

dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat di Kota Bandar Lampung. Sumber pencemaran yang

utama berasal dari limbah industri dan domestik yang mengalir melalui sungai-sungai yang

bermuara ke laut di sepanjang pantai Kota Bandar Lampung. Selain itu, sampah-sampah domestik

diperkirakan juga berasal dari wilayah lain yang dibawa oleh arus lautdan terdampar di sepanjang

pantai.

Masalah pencemaran laut akibat limbah industri perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini

terkait dengan jenis limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut. Beberapa limbah yang

dihasilkan oleh industri ada kalanya berupa limbah B3, seperti jenis-jenis logam berat yang apabila

masuk ke ekosistem pesisir dapat menimbulkan dampak yang fatal, baik bagi biota perairan

maupun manusia yang ada di wilayah tersebut. Polutan yang berupa logam-logam berat diketahui

dapat menyebabkan keracunan, kelumpuhan, kelainan genetik, hingga kematian. Dari hasil

identifikasi yang telah dilakukan oleh Wiryawan dkk (2002), diketahui bahwa setidaknya terdapat

9 sungai yang bermuara ke pesisir Kota Bandar Lampung yang berpotensi mencemarkan wilayah

pantai tersebut. Sungai-sungai tersebut adalah: Way Sukamaju, Way Keteguhan, Way Tataan,

Way Belau, Way Kunyit, Way Kuala, WayLunik, Way Pancoran, dan Way Galih. Sumber

pencemaran yang berasal dari limbah industri diperkirakan berasal dari berbagai kegiatan industri

yang berada di DA Stersebut. Sebagai contoh, setidaknya terdapat 22 industri di DAS Way Kuala,

13industri di DAS Way Lunik, 5 industri di DAS Way Pancoran, dan 2 industri di DAS

WayKunyit. Kemungkinan pencemaran industri juga terjadi di wilayah pelabuhan Panjangdan

pelabuhan milik swasta yang berada di sekitar Kecamatan Panjang .Beberapa parameter kualitas

Page 8: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

viii

air, baik fisika, kimia, maupun biologi, yang diperoleh darihasil pengukuran lapangan diketahui

bahwa perairan pesisir Kota Bandar Lampung telah mengalami pencemaran dengan berbagai

tingkatan. Pengukuran kualitas air yang dilakukan di beberapa sungai, sumur penduduk, dan

perairan laut di pesisir KotaBandar Lampung menunjukkan kondisi yang memprihatinkan.

1. Pencemaran Perairan

a). Sungai

Pengukuran kualitas air sungai dilakukan pada beberapa sungai di wilayah pesisir

KotaBandar Lampung yang bermuara ke Teluk Lampung, yaitu Way Sukamaju, Way

Keteguhan, Way Kuripan, Way Kunyit, Way Kuala, Way Lunik dan Way Galih. Secaravisual

sungai-sungai tersebut telah mengalami penyempitan, pendangkalan, berair kotor dan berwarna

hitam, serta terdapat banyak sampah rumah tangga. Dibandingkan dengan sungai-sungai lainnya,

kondisi Way Sukamaju masih lebih baik dan memiliki aliran air yang relatif jernih dan masih

banyak digunakan untuk keperluan mencuci bagi masyarakat di sekitarnya.

Hasil pengukuran parameter kualitas air sungai, meliputi fisika, kimia, dan biologi, pada beberapa

sungai diwilayah pesisir Kota Bandar Lampung .

Berdasarkan hasil pengukuran yang diketahui bahwa sebagian besar sungai-sungai yang bermuara

di pesisir Kota Bandar Lampung telah mengalami pencemaran bahan organik yang cukup tinggi.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa parameter kualitas air yang diukur. Nilai oksigen terlarut (DO)

sebagian besar sungai, kecuali Way Sukamaju, berada di bawah baku mutu yang ditetapkan, yaitu

3mg/l, bahkan nilainya mendekati nol. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar sungai tidak

mendukung untuk kehidupan ikan maupun biota air lainnya. Demikian juga dengannilai COD dan

BOD yang jauh melebihi ambang baku mutu. Selain karena limbah domestik, nilai COD dan

Page 9: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

ix

BOD yang tinggi juga disebabkan oleh adanya limbah industry yang di buang ke sungai,

misalnya industri makanan. Kesadahan air disebabkan oleh ion-ion magnesium atau kalsium yang

terdapat didalam air dalam bentuk sulfat, klorida, dan hidrogen karbonat. Tingkat kesadahan

air sungai di pesisir Bandar Lampung adalah sebagai berikut: lunak (Way Sukamaju), agaksadah

(Way Kunyit), sadah (Way Keteguhan, Way Kuripan, dan Way Galih), sertasangat sadah (Way

Kuala dan Way Lunik). Kesadahan tersebut sangat mungkin dipengaruhi oleh kondisi geologi

tanah di sekitarnya, namun dapat juga disebabkanoleh aktivitas industri yang membuang

limbahnya ke sungai tersebut.Kandungan fosfat (PO4) seluruh sungai yang diukur juga telah

melebihi baku mutu yang ditetapkan. Keberadaan fosfat ini merupakan indikasi bahwa sungai-

sungai tersebut tercemar oleh limbah industri maupun rumah tangga. Sumber pencemaran fosfat

dari limbah rumah tangga diduga berasal dari sisa-sisa detergen yang mengalir ke sungai.Way

Kunyit, Way Kuala, dan Way Galih mengandung fosfat yang cukup tinggi dibandingkan sungai-

sungai lainnya. Kandungan nitrit dan sulfida pada sebagian besar sungai diketahui telah melebihi

baku mutu. Kondisi ini memungkinkan karena sebagian besar sungai-sungai tersebut dalam

kondisi anaerob dan tercemar bahan organik. Keberadaan sulfida di perairan sungai menyebabkan

sungai tersebut berbau busuk dan berbahaya bagi biota air. Demikian pula halnya dengan nitrit

yang dapat mematikan organisme air karena beracun.Kandungan logam berat Pb, Hg, Cu, dan Cd

pada umumnya masih di bawah bakumutu, kecuali kandungan Pb di Way Keteguhan. Walaupun

nilainya masih di bawah baku mutu, namun keberadaan logam berat ini perlu diwaspadai karena

dapat mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi melalui rantai makanan padaekosistem

perairan. Selain itu, keberadaan logam-logam berat dalam konsentrasi yangkecil pun dapat

berbahaya bagi organisme renik, seperti larva ikan, sehingga dapat menimbulkan kematian

ataupun ketidak normalan dalam pertumbuhan.

Page 10: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

x

b) Perairan Laut

Hasil pengukuran kualitas air di perairan Teluk Lampung yang merupakan bagian dari

wilayah pesisir Kota Bandar Lampung diketahui bahwa perairan laut di wilayah Kota Bandar

Lampung telah mengalami pencemaran. Pencemaran yang terjadi tidak terlepas dari aktivitas

masyarakat yang bermukim disekitar wilayah pesisir, seperti kegiatan rumah tangga, pengolahan

ikan, dan industry lainnya yang banyak terdapat di sekitarnya. Selain itu, polutan juga dapat

berasal dari sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Lampung serta dari wilayah lainnya

(KabupatenLampung Selatan). Di wilayah pesisir Kabupaten Lampung Selatan memang banyak

dijumpai tambak udang yang cukup luas dan berpotensi membuang limbahnya ke lautyang pada

akhirnya dapat terbawa arus menuju ke wilayah laut Kota Bandar Lampung.Dari hasil

pengukuran COD dan BOD dapat dipastikan bahwa perairan laut KotaBandar Lampung telah

mengalami pencemaran bahan organik yang cukup tinggi. Nilai COD di setiap titik pengukuran

lebih dari 250 mg/l dan beberapa di antaranya melebihi300 mg/l. Demikian pula halnya dengan

nilai BOD, walaupun nilainya masih di bawah baku mutu untuk kehidupan biota laut, namun

tidak demikian halnya bagi kegiatanwisata bahari. Beberapa lokasi wisata bahari yang saat ini

berkembang di wilayah pesisir Kota Bandar Lampung, yaitu Pantai Puri Gading dan Pulau

Kubur, ternyata memiliki nilai BOD di atas baku mutu yang ditetapkan. Dari hasil pengukuran

diketahui bahwa di perairan sekitar Gudang Lelang dan PPP Lempasing nilai oksigen terlarut(DO)

di bawah 5 ppm. Kondisi ini diduga disebabkan adanya limbah bahan organic yang berasal dari

pencucian ikan maupun limbah domestik yang masuk ke perairan.Kondisi yang sama juga dapat

diamati pada kandungan sulfida yang telah melebihi baku mutunya, baik yang disyaratkan untk

perairan pelabuhan, wisata bahari, maupun untuk kehidupan biota air. Tingginya kandungan

sulfida diduga berasal dari sedimen anaerob yang banyak mengandung bahan organik di sekitar

Page 11: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

xi

lokasi pengukuran.Kandungan logam berat Pb, Hg, Cu dan Cd yang diukur di beberapa tempat

menunjukkan keadaan yang bervariasi. Logam Pb terdapat dalam jumlah yang melebihi baku

mutu yang ditetapkan untuk biota laut pada lokasi di sekitar perairan lautdi depan lahan reklamasi

PT BBS, perairan di sekitar Pelabuhan Peti Kemas Panjang,di sekitar Pulau Kubur, dan pantai

Puri Gading. Keberadaan logam berat Hg umumnya masih berada dalam baku mutu yang

ditetapkan, bahkan di beberapa tempat tidak terdeteksi; namun di sekitar perairan laut di depan

lahan reklamasi PT BBS terdeteksi dalam jumlah yang telah melebihi baku mutu.Kandungan

logam Cu diketahui telah melebihi baku mutu pada beberapa lokasi pengukuran, yaitu di L4, L5,

L6, L7, L8, dan L9. Keberadaan logam Cd telah melebihi baku mutu pada lokasi pengukuran L1,

L2, L3, dan L8. Di lokasi L1, yaitu di perairan sekitar lahan reklamasi PT BBS, kandungan Cd

telah mencapai 0,026 ppm atau sekitar 26 kali lipat dari baku mutu yang ditetapkan. Sumber

pencemaran logam-logam beratini diperkirakan dapat berasal dari aktivitas pelabuhan, docking

kapal, ataupun limbah industri yang berasal dari perkotaan yang terbawa oleh sungai-sungai yang

bermuaradi sekitar perairan tersebut, seperti sungai Way Belau, Way Sukamaju, WayKeteguhan,

dan Way Kunyit. Di wilayah Kecamatan Panjang terdapat aktivitas bongkar muat batubara, yaitu

di DUKS milik PT Bukit Asam. Pada saat bongkar muat cukupbanyak debu-debu batubara yang

masuk ke perairan laut. Hal ini juga diduga turut menyumbangkan sejumlah besar kandungan

logam berat di perairan laut di sekitarnya.

c) Sumur Penduduk

Hasil pengukuran kualitas air sumur di 12 kelurahan pesisir di Kota Bandar Lampung

diketahui bahwa sumur-sumur penduduk diwilayah pesisir Kota Bandar Lampung telah

mengalami pencemaran yang dapatdiamati dari beberapa parameter kualitas air yang tidak sesuai

Page 12: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

xii

dengan baku mutu air kelas satu. Penduduk yang tinggal di masing-masing kelurahan tersebut

pada umumnya tidak mengkonsumsi air sumur yang mereka miliki dengan alasan air sumur

tersebut tidak layak untuk diminum. Air sumur hanya digunakan untuk keperluan mandi dan

mencucisaja. Pada umumnya mereka membeli air bersih yang banyak dijual oleh pedagang

keliling ataupun air minum kemasan yang banyak tersedia di toko-toko. Kelangkaan air bersih di

wilayah pesisir Kota Bandar Lampung memang sudah lama dialami oleh masyarakat setempat;

bahkan masalah ini telah menjadi isu utama dalam penyusunan Rencana Strategis Pengelolaan

Wilayah Pesisir Lampung yang dilakukan olehWiryawan dkk (2000).Dari hasil pengukuran

diketahui bahwa kandung bahan organik sumur-sumur penduduk cukup tinggi. Hal ini dapat

diketahui dari nilai COD yang cukup tinggi dan melebihi baku mutu yang ditetapkan, yaitu 10

mg/l. Di wilayah tersebut nilai COD berkisar antara 145-218 mg/l. Selain itu, kandungan fosfat

dan sulfida juga telah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Masalah utama yang sering

dikeluhkan warga adalah kondisi kesadahan air sumur yang mereka miliki. Dari hasil pengukuran

diketahui bahwa tingkat air sumur tersebutdigolongkan sadah karena memiliki kandungan CaCO3

antara 150-300 mg/l. Bahkankesadahan air sumur di Kelurahan Bumi Warah dan Way Lunik

sudah termasuk sangatsadah (> 300 mg/l CaCO3). Selain kesadahan, masalah intrusi air laut juga

dialami oleh sumur-sumur tersebut. Di beberapa kelurahan diketahui salinitas air sumur berkisar

antara 0,5-5 ‰ .Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sumur-sumur tersebut telah tercemar

oleh logam berat Pb dan Cu dalam jumlah yang relatif kecil. Keberadaan Hg dan Cd tidak

terdeteksi pada semua sample air sumur yang diteliti. Kandungan logam berat Pb dan Cu pada

umumnya masih di bawah baku mutu atau kriteria yang ditetapkan berdasarkan PP No.82 tahun

2001 untuk Mutu Air Kelas I, kecuali sumur di Kelurahan Sukamaju yang mengandung logam

Pb hingga 0.046 ppm. Sumber utama pencemaran logam berat Pb dan Cu yang terdeteksi di

Page 13: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

xiii

sumur-sumur penduduk belum diketahui secara pasti. Keberadaan unsur-unsur logam berat

tersebutdi alam memang sudah ada walaupun dalam jumlah yang relatif kecil. Dari

hasilpengukuran salinitas air sumur diketahui bahwa di beberapa sumur penduduk telahterjadi

intrusi air laut, sehingga diperkirakan sumber pencemar logam berat tersebutdapat berasal dari

intrusi air laut ataupun aliran air permukaan yang juga telah tercemar oleh logam berat.

2. Dampak Kerusakan Terumbu Karang

Terumbu karang yang terdapat di perairan pesisir Kota Bandar Lampung sudah banyak

mengalami degradasi akibat aktivitas manusia, terutama reklamasi pantai, illegal fishing dan

pencemaran perairan. Di beberapa tempat hampir dijumpai hamparan karang mati yang

disebabkan oleh kegiatan tersebut. Hamparan karangmati ditemukan di sekitar Pulau Pasaran,

Pulau Kubur, Gosong Pamunggutan, Pantai Sukaraja hingga Karang Maritim. Keberadaan

karang mati ini dapat dilihat dari beberapa ciri, yaitu mengalami bleaching (pemucatan), patah,

dan tercerai berai. Karang mati yang mengalami bleaching diduga disebabkan aktivitas illegal

fishing yang menggunakan racun sianida untuk menangkap ikan karang, baik ikan konsumsi

maupun ikan hias; sedangkan karang mati yang patah dan berserakan diduga kuat disebabkan

oleh penggunaan bom ikan. Dari hasil wawancara dengan nelayan

setempat diketahui bahwa kegiatan illegal fishing tersebut pernah dilakukan oleh nelayan Kota

Bandar Lampung sejak tahun 1980-an hingga tahun 2000. Kegiatan reklamasi pantai yang

dilakukan oleh pihak swasta juga menyebabkan kehilangan yang cukup besar habitat terumbu

karang yang pada mulanya banyak terdapat disepanjang pantai Kota Bandar Lampung. Kegiatan

pengambilan karang yangdilakukan oleh masyarakat setempat untuk membangun pondasi rumah

ataupunreklamasi hingga saat ini masih banyak terjadi. Kegiatan ini sudah jelas merusak terumbu

Page 14: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

xiv

karang. Pada saat survei lapangan diketahui bahwa masyarakat di sekitar Pulau Pasaran, Sukaraja

dan Karang Maritim masih sering mengambil jenis karang

massive, baik yang telah mati maupun masih hidup, dengan alasan lebih mudah dan murah

untuk digunakan membangun pondasi rumah mereka yang memang berada diatas permukaan

laut. Bahkan beberapa di antara mereka menjual karang tersebutdengan harga sekitar Rp

30.000,00 per meter kubik. Aktivitas pengambilan karang tersebut berlangsung setiap hari yang

dilakukan oleh beberapa masyarakat setempat.

Diperkirakan dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat memulihkan kembali terumbu

karang yang telah rusak tersebut. Menurut Nybakken (1988), untuk dapat memulihkan habitat

terumbu karang dibutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu antara 50 hingga 100tahun, tergantung

dari kualitas perairan, tingkat tekanan terhadap lingkungan, letak terumbu karang yang akan

menjadi sumber penghasil individu karang baru, dan lain-lain. Di beberapa perairan yang saat ini

terdapat hamparan karang mati telah mulai ditumbuhi kembali oleh karang hidup, baik dari jenis

hard coral maupun soft coral

3. Upaya Penanggulangan

Pemerintah Kota Bandar Lampung telah berupaya untuk mengurangi dan mencegah

pencemaran dan perusakan sumberdaya pesisir melalui berbagai cara. Salah satunya adalah

dengan menggalakkan Program Ayo Bersih-Bersih. Lingkungan pesisir Kota Bandar Lampung

merupakan wilayah yang menjadi sasaran gerakan tersebut.Di samping itu juga Pemda Kota

Bandar Lampung melalui Dinas Perikanan dan Kelautan giat membangun opini publik dan

meningkatkan pemahaman mereka tentangpentingnya menjaga wilayah pesisir dari berbagai

aktivitas yang merusak. Hal ini dilakukan melalui media massa setempat, forum diskusi, ataupun

Page 15: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

xv

penyuluhan langsung kepada masyarakat pesisir. Pembentukan Kelompok Mayarakat Pengawas

(Pokmaswas) di masing-masing kecamatan pesisir oleh Dinas Perikanan dan Kelautan

merupakan upaya lainnya untuk memberdayakan dan mengoptimalkan pengawasan yang

dilakukan oleh masyarakat setempat. Dengan adanya kelompok pengawas ini setidak-tidaknya

perusakan sumberdaya pesisir dapat berkurang.Di bidang lingkungan hidup, Bapedalda Kota

Bandar Lampung secara rutin memantau kualitas air sungai-sungai dan perairan laut Kota Bandar

Lampung. Hal ini merupakan upaya dini untuk mencegah dampak lebih lanjut yang ditimbulkan

akibat pencemaran perairan.Pemerintah Kota Bandar Lampung saat ini tengah menata wilayah

pesisirnya. Dimulaipada tahun 2006 melalui beberapa kajian untuk menginventarisir potensi dan

permasalahan di wilayah pesisir, seperti kondisi habitat-habitat pesisir yang sensitif (terumbu

karang, padang lamun, dan mangrove) yang masih tersisa, kajian tentangfisik dan spasial wilayah

pesisir, serta sosial ekonomi masyarakat pesisir Kota Bandar Lampung.Dalam rangka penataan

wilayah pesisirnya, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah merumuskan kebijakan

pembangunan kawasan ini, antara lain:

•Mengarahkan pembangunan pesisir Kota Bandar Lampung pada empat tujuan yang

seimbang, yaitu:

1) pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berlangsung secara berkelanjutan;

2) peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku usaha ,khususnya para nelayan,

pembudidaya ikan, dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala kecil;

3) terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumberdayakelautan;

4) serta menjadikan laut sebagai pemersatu dan kedaulatan bangsa.

Page 16: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

xvi

•Untuk dapat merealisasikan tujuan pembangunan kelautan secara berkelanjutan, maka

perlu dilaksanakan agenda pembangunan kelauatansecara terpadu, yaitu menyusun dan

mengimplementasikan tata ruang pesisir dan laut.Pada tahun 2007 dengan diinisiasi oleh

Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil(KP3K) Departemen Kelautan dan

Perikanan RI, Pemda Kota Bandar Lampungmenyusun Rencana Strategis Pengelolaan

Wilayah Pesisir Kota Bandar Lampung serta penetapan Zonasi Kawasan Pesisir.

Penyusunan kedua dokumen ini melibatkan timteknis yang berasal dari berbagai

instansi/dinas Kota Bandar Lampung, LSM, danperguruan tinggi (Universitas Lampung).

Kedua dokumen ini nantinya akan menjadi dasar dalam berbagai pertimbangan untuk

perencanaan penataan wilayah pesisir KotaBandar Lampung. Rencana aksi penataan

wilayah pesisir Kota Bandar Lampung selanjutnya diharapkan dapat terlaksana di tahun

berikutnya. Sebagai payung hukummaka akan disusun peraturan daerah (perda) Kota

Bandar Lampung yang mengatur pengelolaan sumberdaya pesisir di wilayah Kota

Bandar Lampung.

Page 17: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

xvii

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pencemaran merupakan masuknya atau dimasukanya zat atau energi, mahluk

hidup, atau komponen lain kedalam suatu media sehingga kualitas media tidak sesuai

dengan peruntukanya . Pencemaran perairan juga mempunyai dampak bagi

kehidupan lainya, dan agar pencemaran perairan dapat ditanggulangi harus adanya

upaya-upaya untuk melestarikan perairan dan terumbu karang yang berada diwilayah

pesisir kota Bandar Lampung.

3.2 SARAN

Dari materi yang telah kita bahas , kita dapat menarik kesimpulan dari

makalah ini bahwa agar pemanfaatan pelestarian perairan dapat berkesinambungan

maka tindakan eksploitasi perairan dan terumbu karang harus disertai dengan

tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan perairan harus dilakukan

dengan cara yang rasional.

Page 18: Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandarlampung

xviii

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id

http://wikipedia.com