Upload
dinny-dwi-ayumi
View
172
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH PELABUHAN UDARA
SEJARAH DAN TEKNOLOGI PENERBANGAN DUNIA
Disusun Oleh:
DINNY DWI AYUMI
H1D009027
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PURBALINGGA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, teknologi juga mengalami perkembangan yang pesat pula.
Adanya kemajuan di bidang teknologi semakin memudahkan manusia untuk melakukan
aktifitasnya sehari-hari. Salah satu teknologi yang mengalami perkembangan pesat adalah
teknologi di bidang penerbangan. Saat ini kita sudah bisa menikmati kecanggihan teknologi di
bidang penerbangan.
Penemuan pesawat terbang merupakan fenomena sejarah yang penting di bidang
penerbangan, baik dalam hal penggunaan untuk tujuan-tujuan damai maupun perang. Hanya
dalam tempo puluhan tahun sesudah itu, pesawat terbang telah membuat dunia kita begitu
sempit, bahkan ruang angkasa pun rasanya dapat disentuh jari. Dan lebih dari itu, penemuan
pesawat terbang bermuatan manusia merupakan pemula dan pembuka jalan bagi penerbangan di
luar angkasa.
Pesawat Terbang mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang. Ada beberapa
tokoh yang sangat berjasa dalam perkembangan pesawat terbang. Salah satunya adalah bapak
pesawat terbang kita yaitu Wilbur dan Orville Wright Di mana mereka telah berhasil membuat
”The Flayer “ pesawat bermesin pertama. Fokus dari makalah ini adalah sejarah perkembangan
penerbangan dan teknologi penerbangan di dunia. Untuk itulah penyusun mengambil
judul”SEJARAH DAN TEKNOLOGI PENERBANGAN DUNIA.”
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja para ahli sebelum Wright bersaudara dan apapenemuannya?
2. Bagaimana proses pembuatan The Flayer oleh Wright bersaudara?
3. Bagaimana dampak keberhasilan pembuatan The Flayer?
4. Apa saja teknologi penerbangan di dunia saat ini?
C. Tujuan
1. Memaparkan para ahli sebelum Wright bersaudara beserta penemuannya.
2. Menjelaskan proses pembuatan The Flayer oleh Wright bersaudara.
3. Menjelaskan dampak keberhasilan pembuatan The Flayer.
4. menjelaskan teknologi penerbangan yang berkembang saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PENERBANGAN DUNIA
1. Para Ahli Sebelum Wright Bersaudara
Burung besi bernama pesawat terbang memang bukan barang aneh lagi di zaman modern
seperti sekarang ini. Ternyata, perjalanan sejarah pesawat terbang dari pertama kali dibuat
hingga pesawat terbang masa kini dengan segala kecanggihannya telah cukup panjang yaitu
100 tahun.
Sebelum adanya penerbangan, telah ada penerjunan dari menara kira-kira pada abad
pertengahan. Para perintis penerjun payung tersebut mempercayakan nyawa mereka
sepenuhnya pada sayap yang mereka buat berdasarkan anggapan bahwa sumber daya angkat
pada burung adalah sayapnya, sedangkan sumber daya dorongnya adalah gerak kepakannya.
Mereka tidak memahami perbedaan penting antara burung dan manusia. Baru pada tahun
1680, Giovanni Borelli, seorang Italia mengemukakan fakta tersebut. (Peterson, 1983 : 34)
Sampai akhir abad ke-18, hanya sedikit kemajuan yang dicapai dalam seni terbang
ataupun bahkan tidak ada kemajuan sama sekali. Satu-satunya karya yang pantas menjadi
bahan pertimbangan serius adalah karya Leonardo Da Vinci, sang jenius dari zaman
Renaissance. Leonardo (1452-1519) melakukan studi mendetail tentang gerak burung, aliran
udara, dan tekanan udara terhadap benda yang bergerak melaluinya. Selama 200 tahun lebih
sesudah Leonardo kemajuan penerbangan terhenti. Kemudian pada akhir tahun 1700-an
kedambaan manusia untuk terbang mengambil arah baru.
Secara historis penerbangan sejati pada dasarnya berhutang budi pada:
1) Sir George Cayley
Para ahli sejarah menyebut Cayley sebagai “penemu pesawat terbang” yang
sebenarnya. Dialah orang yang pertama merakit berbagai unsur yang diperlukan untuk
penerbangan walaupun sebenarnya hanya berbentuk teori saja. Pada tahun 1804, sesudah
penelitian bertahun-tahun Cayley membuat pesawat terbangnya yang pertama, sebuah
pesawat terbang layang yang oleh banyak ahli sejarah diterima sebagai pesawat terbang
asli. Dalam penerbangan uji pesawat itu cukup berhasil sehingga lima tahun kemudian ia
membuat dalam ukuran yang sebenarnya dengan luas sayap kurang lebih 18,5 m dan ia
berhasil menerbangkannya tanpa awak. Cayley mencoba menggunakan daya untuk
pesawat layangnya. Satu-satunya sumber daya yang dapat di peroleh adalah mesin uap,
tetapi terlalu berat untuk digunakan pada pesawat terbang.
2) William S.Henson
Henson bekerja sama dengan seorang insinyur bernama John Stringfellow. Mereka
berdua membuat model kereta uap itu dengan ukuran 6 m. Penggeraknya sebuah mesin
uap yang relatif ringan dan ringkas. Dalam sebuah pengujian pada tahun 1848 model itu
“terbang” dengan cara tertentu, tetapi mesinnya tidak mampu mempertahankan
terbangnya. Model itu hanya mampu melayang, dengan penurunan yang lebih lambat
daripada jika tidak menggunakan daya. Namun terbang uji ini merupakan usaha pertama
untuk menggunakan propulsi mekanis pada pesawat terbang.
3) Alphonse Penaud
Ia menghasilkan rancangan pertama yang mengandung unsur stabilitas. Model yang
panjangnya 56 cm dengan baling-baling pendorong berdaya pita karet yang disebutnya
“planophore” diterbangkan dengan sukses di depan umum pada tahun 1871. Penaud
kemudian mengalihkan perhatiannya pada pesawat terbang pengangkut manusia dan
merancang suatu pesawat amfibi dengan ukuran yang sebenarnya. Pesawat ini sangat
maju dan memiliki banyak ciri pesawat modern. Penaud memperkirakan bahwa
rancangannya mampu terbang pada 90 km/jam, asalkan ia dapat memperoleh dukungan
keuangan.
4) Otto Lilienthal
Pada tahun 1896 Lilienthal mulai menangani pesawat layang bermesin. Ia
mempergunakan pendekatan baru : sebuah mesin gas asam arang digunakan agar memberi
tenaga pada ujung sayap dan menyebabkan gerakan yang menyerupai kepakan sayap
burung. Tetapi nasib baik Lilienthal berakhir sebelum ia berhasil dengan pesawat baru.
5) Sir Hiram Haxim
Sebelum tahun 1900 ia telah membuat pesawat besar bermesin dan ia bereksperimen
dengan pesawat tersebut. Ia berkonsentrasi pada penggunaan daya dan mengabaikan
masalah yang berkaitan dengan gaya angkat dan pengendalian. Ia membuat sebuah
pesawat bersayap ganda yang menurut ukuran aerodinamika sangat sederhana dan berdaya
dua mesin uap 180 daya kuda.
6) Octave Chanute
Dalam umur enam pulahan, Chanute menyempurnakan pesawat layang bersayap
ganda hasil rancangan Lilienthal. Ia memberikan satu sumbangan penting bagi struktur di
masa depan dengan mengenalkan konstruksi kerangka jembatan ciptaan Pratt. Pesawat-
pesawat layang Chanute melakukan ratusan penerbangan yang berhasil. Banyak
diantaranya menempuh jarak lebih dari 90 m.
7) Samuel Pierpont Langley
Ia melakukan penelitian untuk mendapatkan mesin ringan yang berdaya besar. Dan
barulah Charles M.Manley (teman sejawatnya) merancang mesin tersebut. Mesin ini
membangkitkan daya 52 kuda, sedangkan beratnya hanya 57 kg. Ini disebut aerodrom,
sebuah istilah yang dipakai Langley bagi pesawat terbangnya. Perbandingan daya
terhadap berat ini tak terlampui sampai akhir PD I. Pesawat ciptaan Langley di coba
pertama kalinya pada 7 oktober 1903. Percobaan ini gagal, Aerodom mengalami masalah
pada alat peluncurnya.
2. Pembuatan The Flayer (Wilbur dan Orville Wright)
Wilbur dan Orville Wright adalah dua orang bersaudara. Keduanya punya bakat di
bidang mekanika dan keduanya tertarik dengan masalah menerbangkan manusia ke udara.
Dalam waktu tiga tahun, kedua bersaudara tersebut melakukan eksperimennya sendiri
dengan pesawat layang. Mereka yakin bahwa unsur pokok dalam penerbangan adalah
pengendalian atau menjaga keseimbangan dalam udara yang tidak stabil. Dari
pengamatannya terhadap burung yang sedang terbang, Wilbur bersaudara mendapatkan cara
untuk membuat layang-layang bersayap ganda yang sayapnya dapat di puntir dengan jalan
memainkan tali.
Pesawat bermesin pertama buatan Wright bersaudara dibuat pada musim panas tahun
1903. Mereka menyebutnya “The Flayer” kemudian pada 14 Desember 1903 pesawat itu di
uji cobakan dengan kemudinya Wilbur. Percobaan pertama ini gagal. Kemudian pada tanggal
17 Desember 1903 setelah perbaikan The Flayer, mereka menerbangkannya kembali dan kali
ini Orville sebagai kemudinya. Pesawat ini berhasil diterbangkan selama 12 detik. Mereka
berkali-kali menerbangkan pesawat pada hari tersebut dan pada penerbangan terakhir
berhasil mencapai 59 detik dengan jarak 260 m. Pesawat itu mempunyai sayap dengan
panjang 12 meter dan berat sekitar 340 kilogram, berkekuatan mesin 12 tenaga kuda dengan
berat cuma 77 kilogram. Di tahun 1908 akhirnya mereka menyapu bersih semua
kebimbangan dan ketidakpercayaan umum. Wilbur Wright menerbangkan pesawatnya ke
Perancis, membikin demonstrasi akrobatik di udara dan mengorganisir perusahaan untuk
memasarkan hasil ciptaannya. Sementara itu, di Amerika Serikat, Orville Wright
menyuguhkan pertunjukkan serupa.
3. Dampak Penemuan The Flayer Bagi Masyarkat & Dunia
Keberhasilan Wilbur bersaudara dalam membuat The Flayer memiliki dampak yang luar
biasa baik dampak positif maupun negatif. Adapun dampak positifnya adalah sebagi berikut :
Pada tahun 1911 untuk pertama kali diadakan lomba balap udara, yang membuat
berbondong-bondong orang untuk menjadi penakluk tantangan pesawat.
Arus mobilisasi antar negara meningkat ketika era penerbangan sipil diproduksi. Mereka
dapat menghemat waktu dengan kecepatan yang dimiliki pesawat.
Pengetahuan tentang planet dan tata surya semakin berkembang dengan adanya pesawat
satelit dan pesawat ulang alik.
Dengan memanfaatkan pemotretan dari udara, para ahli purbakala juga dapat mengungkap
mengenai penghidupan zaman dahulu
Menciptakan lapangan kerja baru karena dengan adanya penemuan pesawat banyak
dibuka perusahaan-perusahaan penerbangan dan pabrik-pabrik pesawat terbang.
Selain dampak positif juga terdapat dampak negatif. Berikut ini adalah beberapa dampak
negatif dari kemajuan penerbangan :
Pesawat banyak digunakan untuk perang, banyak pesawat yang dirancang untuk
kebutuhan perang terutama pada saat Perang Dunia 1. Pesawat militer modern pada saat
itu telah mampu melampaui 6000 km/jam.
Pesawat membuat kemudahan untuk transportasi barang. Hal ini menguntungkan dari
pada pengiriman melalui transportasi darat, sehingga pengiriman melalui transportasi
darat berkurang
Pesawat terbang mengakibatkan polusi udara. Selain itu juga mengakibatkan polusi suara.
Karena pesawat menimbulkan kebisingan.
B. TEKNOLOGI PENERBANGAN DUNIA
1. Guidance, Navigation and Control
a. Navigation
Dalam bidang navigasi, ada dua bagian besar metode navigasi: dead reckoning
dan position fixing. Dead reckoning adalah cara yang paling sederhana untuk
bernavigasi. Dengan mengetahui arah gerak kita (misalnya dengan kompas), kecepatan
kita (misalnya dengan speedometer) dan waktu tempuh (misalnya dengan stopwatch),
kita bisa mengetahui seberapa jauh kita telah berpindah. Ini adalah prinsip utama dari
dead reckoning navigation
Dalam penerbangan, dead reckoning dapat dilakukan dengan manual dengan
mengetahui airspeed dan wind information serta arah pergerakan kita. Namun juga dapat
dilakukan dengan bantuan sensor yang dikenal dengan nama Inertial sensor:
accelerometer dan gyroscope. Accelerometer adalah sensor akselerasi dan gyroscope
adalah sensor rotasi pesawat. Dengan menggabungkan kedua jenis sensor ini, pesawat
memiliki yang dikenal sebagai Inertial Measurement Unit (IMU) untuk melakukan dead
reckoning.
b. Guidance
Pertanyaan timbul adalah bagaimana saya bisa bergerak dari titik A ke titik B,
kriteria apakah yang menjadi dasar suatu rute diambil?
Masalah mengenai path planning ini banyak dapat diformulasikan sebagai
problem mengenai optimal control yang bisa membawa suatu objek dari titik A ke titik B
dengan kriteria/cost function tertentu. Misalnya, jarak terpendek, waktu terpendek, rute
terhemat (bahan bakar), menghindari tabrakan ketika bernavigasi di daerah kota
(misalnya untuk UAV), dll. Berbagai metode optimisasi digunakan untuk menentukan
trajectory yang terbaik menurut suatu kriteria. Tentu saja, kriteria yang dipilih
menentukan trajectory yang dihasilkan. Umumnya kriteria ini tergantung dari misi yang
dijalankan. Banyak pendekatan yang bisa diambil seperti dengan genetic algorithm, local
discrete optimization, dst.
c. Control
Setelah mengetahui rute yang akan dijalani, pesawat perlu menjalani rute tersebut.
Di bidang control, kita mempelajari bagaimana pesawat tersebut dapat mengikuti
perintah yang diberikan baik oleh pilot maupun autopilot/komputer. Tentu saja di sini
yang dimaksudkan adalah respon pesawat tersebut terhadap input di control surface
pesawat (elevator, aileron dan rudder) dan engine throttle. Setiap pesawat memiliki
karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari geometri dan rancangan dari pesawat
tersebut. Ada pesawat yang mudah dikendalikan karena sangat stabil, namun ada pula
yang lebih "liar" namun gampang ber-manuever. Respon pesawat yang berbeda-beda ini
bervariasi tergantung dari kecepatan, berat, ketinggian, kondisi atmosfir, dll.
2. Electronic Flight Bag
EFB singkatan dari Electronic Flight Bag, adalah tambahan suatu alat bantu berupa
penambahan seperangkat computer untuk memudahkan dan meringankan pekerjaan rutin
Pilot dan tidak menggunakan kertas lagi (less paper cockpit). Lokasi EFB sendiri di
tempatkan disamping kiri (capt) dan kanan (first officer). Fitur dari EFB bergantung pada
option atau pilihan dari masing-masing airline. Yang dapat ditampilkan oleh penerbang
dalam sebuah EFB antara lain:
a. Airport Map: sangat berguna untuk taxy di airport yang besar dan complicated taxy way
nya, terlebih dalam keadaan Low visibility.
b. Performance: membantu seorang penerbang dalam perhitungan weight and balance ( a/c
configuration, flap setting, thrust setting) sehingga bisa menghemat engine life/fuel
consumption bahkan untuk landing apabila ada penalty sewaktu ada kerusakan seperti
engine fail, hydraulic problem dsb.
c. Terminal Chart, penerbang tidak usah lagi membuka chart dalam bentuk kertas sehingga
akan mempersingkat waktu briefing (setelah penerbang set up cockpit).
d. Video : untuk security sehingga seorang pilot akan mengetahui siapa yang akan masuk ke
cockpit atau ada di depan pintu cockpit.
e. Dokumen: Semua dokumen yg di perlukan dapat tersedia dalam EFB seperti
FCOM/AOM, MEL, pengumuman untuk kru/ Air crew Notice, dll.
3. Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS)
Dengan adanya komunikasi radio, komunikasi suara antara awak pesawat dengan stasiun
di darat umumnya menggunakan frekuensi radio baik VHF (Very High Frequency) maupun
HF (High Frequency).Dalam komunikasi jenis ini, pihak yang akan berkomunikasi harus
berada pada saat itu untuk berbicara dengan lawan komunikasinya. Komunikasi tidak bisa
dilakukan dengan searah.
a. ACARS
Protokol (cara berhubungan dua alat) ACARS dirancang oleh ARINC
(Aeronautical Radio Incorporated), sebuah perusahaan komunikasi transportasi pada
tahun 1978. Pada awalnya menggunakan frekuensi VHF dan HF dalam komunikasinya
dan kemudian mulai menggunakan SATCOM (Komunikasi Satelit), pada awal tahun 90-
an.
SATCOMPada awalnya ACARS sudah dapat mengirimkan data yang dibutuhkan oleh
maskapai penerbangan, yaitu OOOI (Out of the gate, Off the ground, On the ground and
Into the Gate). Maksudnya adalah data kapan pesawat mulai:
i. meninggalkan gerbang atau tempat parkir,
ii. meninggalkan daratan (lepas landas)
iii. di daratan (mendarat)
iv. masuk kembali ke gerbang (tempat parkir)
Dengan laporan otomatis ini, maskapai penerbangan dapat memantau pergerakan
pesawat dan juga keterlambatan jika ada. Dalam sebuah sistem ACAR di pesawat
terdapat dua komponen: MU (Management Unit) dan CDU (Control Display Unit). MU
berguna untuk mengirim dan menerima pesan sedangkan CDU adalah unit tampilan
pesan.
b. Penggabungan dengan FMS (Flight Management System)
Dengan adanya FMS di pesawat-pesawat modern, maka ACARS mulai dipasang
terintegrasi dengan FMS. Dengan pengggabungan ini kebutuhan akan dua alat menjadi
lebih sederhana karena terintegrasi dalam satu perangkat.
Kelebihan lain dari integrasi ini adalah:
kemampuan menerima data cuaca dari stasiun di darat,
jika ada perubahan, ACARS dapat menerima data flight plan baru,
dengan mengambil data dari sensor-sensor di pesawat, data keadaan pesawat dapat
dipantau oleh bagian pemeliharaan/ maintenance.
Menerima perintah ATC (clearance delivery dan lain-lain)
Jadi pada dasarnya komunikasi ACARS meliputi:
1) ATC (Air Traffic Control)
2) AOC ( Aeronautical Operational Control)
3) AAC (Airline Administrative Control)
AOC dan AAC adalah fasilitas yang dikelola oleh maskapai penerbangan yang
bersangkutan.
c. Jaringan ACARS
Jaringan komunikasi dengan ACARS dapat menggunakan 3 cara,- VHF, HF, dan
SATCOM-, yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sesuai dengan
sifat pancaran VHF yang tidak terlalu jauh (sekitar 200 nautical mile atau 360 km),
jaringan VHF dipasang di daratan dengan jangkauan tersebut. Dalam penerbangan di atas
samudera dibutuhkan komunikasi melalui satelit (SATCOM). VHF 3 dipakai untuk
komunikasi ACARS.
Dalam jaringan komunikasi data ACARS ini diperlukan 3 komponen:
a. Perangkat di pesawat(perangkat yang menerima dan mengirim pesan melalui sinyal
yang diterima baik VHF, HF maupun SATCO)
b. Penyedia layanan (Service provider)
c. Perangkat pemroses di darat (Ground Processing System)
4. Aerodinamika-Wind Tunnel
Wind Tunnel atau terowongan angin adalah peralatan yang digunakan untuk melakukan
pengujian aerodinamik terhadap sebuah model (umumnya pesawat). Dalam simulasi
terowongan angin, model diasumsikan diam dan angin bergerak dengan kecepatan tertentu.
Sedang pada kondisi nyata pesawat dianggap bergerak dan angin relatif diam. Itu sebabnya
aliran udara dalam seksi uji terowongan angin harus memenuhi persyaratan tertentu. Antara
lain angin yang bergerak dalam seksi uji harus homogen secara lateral, longitudinal dan
vertikal, baik kecepatan, tekanan statik, angularitas dan intensitas turbulensinya. Oleh karena
itu kecepatan angin homogen yang mampu dihasilkan di seksi uji terowongan angin juga
menjadi salah satu ukuran kinerja terowongan angin. Untuk terowongan angin kecepatan
rendah umumnya mampu menghasilkan kecepatan terendah 5 m/s dan tertinggi 80 m/s.
Itu sebabnya konstruksi terowongan angin relatif rumit. Terdiri dari beberapa bagian
yang masing-masingnya dirancang untuk menghasilkan kondisi angin di seksi uji yang
sedemikian. Instalasi model dalam seksi uji pun macam-macam, ada yang menggunakan
single strut yang menghubungkan
model dengan timbangan, biasanya
dipasang pada badan pesawat. Atau
double strut yang dipasang pada
kedua sayap sedemikian rupa
sehingga model dapat digerakkan
dalam 2 sumbu geraknya, yaitu
sumbu lateral dan vertikal.
Timbangan atau biasa disebut (internal/external) balance akan membaca gaya dan momen
reaksi model akibat udara yang mengalir di sekitarnya. Gaya dan momen ini nantinya
dinormalisasi terhadap referensi area model dan aliran udara terowongan angin, sehingga
didapatkan beberapa besaran tak berdimensi.
5. Fasilitas Elektronika Bandara
Dalam lingkungan Dirjen Perhubungan Udara yang termasuk fasiltas Elektronika
Bandara meliputi peralatan elektronika di terminal yang digunakan untuk menunjang operasi
bandara, seperti sarana check in, sarana pengamanan dan screning penumpang, sarana
panduan parkir otomatis untuk pesawat. Secara garis besar peralatan elektronika bandara
dikelompokkan dalam :
a. Fasilitas komunikasi darat.
o Integrated Ground Communication System (IGCS) atau dikenal dengan radio
trunking adalah sarana komunikasi terpadu dengan menggunakan beberapa
frekuensi untuk dipakai bersama oleh ratusan sampai ribuan radio transceiver
(handy talky - HT).
o Jaringan telephon dan Public Address Branch Exchange (PABX) termasuk
didalamnya sarana intercom.
o Fasilitas radio transceiver, yang berupa Handy Talky (HT) ataupun radio mobile
atau transceiver yang dipasang pada kendaraan seperti crash car atau ambulance
yang dioperasikan di lingkungan bandar udara.
b. Fasilitas Security dan Audio Visual
o Peralatan X-Ray adalah peralatan yang dapat digunakan untuk memeriksa bagasi
penumpang tanpa membuka bungkus penutupnya.
o Metal Detecor, Explosive Detector, Hand held, Walk through merupakan
peralatan yang digunakan untuk memeriksa bahan peledak atau benda tajam yang
masih dibawa penumpang.
o Flight Information Display System (FIDS) adalah pelayanan informasi melalui
tayangan di monitor TV tentang jadwal keberangkatan dan kedatangan pesawat.
o Public Address System (PAS) merupakan penyampaian informasi di terminal
yang dilakukan dalam bentuk audio.
c. Fasilitas Otomasi
Fasilitas dengan sistem otomatisasi yang mempunyai kemampuan pengolahan data
untuk Keselamatan Penerbangan. Yang termasuk peralatan otomatisasi adalah:
Central Information Syste (CIS) merupakan sarana pengolahan data untuk pelayanan
penumpang dalam kapasitas besar.
Radar Data Processing System (RDPS) dan Flight Data Processing System (FDPS)
merupakan sarana pengolahan data Keselamatan Penerbangan.
Automatic Docking Guidance System (ADGS) sebagai sarana pemandu untuk parkir
pesawat sampai gate terminal
6. Membangun Sistem Deteksi Pesawat Untuk Mengimbangi Perkembangan Teknologi Penerbangan
Teknologi penerbangan/pesawat udara telah berkembang dengan sangat cepat mengarah
kepada Radar cross section/RCS reductions (memperkecil penampang pantul pada badan
pesawat) dengan fokus tiga hal yaitu airfoil, material dan avionics dalam rangka mengurangi
kemungkinan dideteksi oleh Radar pertahanan udara.
Pertama adalah mengembangkan airfoil (bentuk pesawat). Pesawat dibentuk lengkung
dan prisma sedemikian rupa, untuk mengurangi pantulan gelombang elektromagnit yang
dipantulkan oleh badan pesawat. Perkembangan kedua adalah material pesawat, material
pesawat dibuat agar gelombang elektromagnit yang dipancarkan Radar tidak secara
sempurna dipantulkan oleh badan pesawat, dengan mengembangkan cat dan material badan
pesawat yang dapat mengurangi pantulan gelombang elektromagnit. Ketiga adalah dengan
mengembangkan peralatan avionics (instrument/peralatan elektronik) pesawat dalam bentuk
peralatan pengganggu Radar (jammer). Karena hasil deteksi Radar menjadi kurang
memuaskan, dengan berkembangnya teknologi stealth dan bahkan sangat-sangat sulit
mendeteksi UAV, maka dikembangkan peralatan sensor pasif (passive sensor) atau sebagian
orang menyebut Radar Pasif yaitu suatu peralatan penerima (receiver) dari semua frekuensi
yang dipancarkan oleh pesawat/UAV, antara lain komunikasi HF/VHF/UHF, Radar altimeter
(ketinggian), Radar cuaca dan Radar deteksi, peralatan navigasi (TACAN, DME), IFF
(identification friend or foe), berbagai komunikasi data dan kontrol, semua gelombang
elektromagnit yang dipantulkan oleh badan pesawat dan peralatan lain di pesawat/UAV yang
memancarkan gelombang elektromagnit, bahkan beberapa literatur menyatakan bahwa
sensor pasif mampu mendeteksi hasil interferensi engine dan exhaust pesawat yang telah
tersimpan polanya dalam data base. Sensor pasif tersebut merupakan suatu solusi untuk
membangun sistem deteksi yang handal dalam pertahanan udara, guna mendeteksi pesawat
berteknologi Stealth dan UAV.
a. Sensor Pasif (Radar Pasif)
Sensor Pasif adalah peralatan elektronika yang berfungsi sebagai
penerima/receiver gelombang elektromagnetik yang sangat sensitif (-120 dBm s.d. -150
dBm) dengan band width yang sangat lebar (0,135 – 18 GHz dapat dikembangkan pada
band width komunikasi dan frekwensi sampai dengan 42 GHz) dan tidak memancarkan
gelombang elektromagnetik, perkembangan teknologi ini terinspirasi dan bersumber dari
teknologi Electronic Support Measure (ESM), Electronic Inteligent (Elint), dan Signal
Inteligent (Sigint). Sensor pasif dalam menentukan posisi target menggunakan metoda
Multilateration, yaitu dengan menempatkan tiga sensor pasif (satu set) yang masing-
masing berjarak 10-30 km satu dengan yang lainnya secara sinkronisasi.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan sensor pasif untuk
membangun sistem deteksi pesawat (sistem deteksi pertahanan udara) adalah sebagai
berikut :
1. Mampu mendeteksi target yang memancarkan gelombang elektromagnit dengan
perolehan data tiga dimensi (range, bearing dan altitude) dengan jarang target antara
600 – 800 Km (tergantung kekuatan signal yang dipancarkan pesawat).
2. Disamping mampu mendeteksi target udara, sensor pasif mampu mendeteksi sumber
emisi di lautan dan daratan (data dapat dimanfaatkan oleh TNI AL dan TNI AD).
3. Handal terhadap jammer, karena sensor pasif tanpa memancarkan gelombang
elektromagnit dan bekerja hanya sebagai receiver dengan band width sangat lebar
(0,135 – 18 GHz), bahkan dapat diperlebar untuk frekwensi komunikasi sampai
dengan 42 GHz.
4. Secara elektronik sangat sulit mendeteksi/mencari kedudukan sensor pasif
(kerahasiaan), karena bekerja hanya sebagai penerima/reciver, sangat cocok untuk
tugas-tugas early warning di daerah-daerah perbatasan.
5. Lebih murah (cost efectiveness), karena lebih murah dalam pengadaan (harga
setengahnya Radar), murah operasional dan perawatan, sebab hanya bersifat
penerima/reciver.
6. Dapat diintegrasikan dengan sistem pertahanan udara yang telah tergelar.
7. Pada produk tertentu mampu mendeteksi pada jarak 600-800 Km dan mampu
mendeteksi target dibawah horison (under horizon targets), dengan demikian jumlah
sensor pasif yang digelar tidak perlu dalam jumlah banyak, wilayah Indonesi cukup
digelar dengan 10 unit saja.
8. Sistem deteksi pertahanan udara menjadi sangat handal jika sensor pasif disinergikan
dengan Radar yang telah tergelar.
Disamping terdapat beberapa kelebihan dan keuntungan, sensor pasif juga
memiliki kelemahan, yaitu dalam mendeteksi target sensor pasif memerlukan pancaran
signal/gelombang elektromagnit dari target, oleh karena itu peran data base pola
pancaran gelombang elektromagnit pesawat bagi sensor pasif menjadi sangat penting.
b. Pola Gelar Sensor Pasif.
Gelar kombinasi antara sensor pasif dengan Radar (yang telah tergelar) secara
sinergis dapat menghasilkan suatu sistem deteksi yang handal untuk menghadapi
perkembangan teknologi penerbangan/pesawat yang telah bergerak menuju kepada
penggunaan teknologi stealth dan UAV (periksa gambar 6). Gelar Radar ditempatkan di
daerah-daerah obyek vital, pangkalan induk dan pangkalan operasi yang penting dan
strategis. Dengan demikian diperlukan modifikasi pola gelar, dengan mensinergikan
antara sensor pasif dan Radar akan menghasilkan suatu sistem deteksi yang mampu
menghadapi perkembangan teknologi penerbangan stealth dan UAV. Sinergi antara
sensor pasif dengan Radar akan menghasilkan sistem deteksi untuk pertahanan udara
dengan beberapa keunggulan antara lain :
1. High resistance.
2. High effectiveness.
3. High quality RAP (Recognised Air space Picture) for Air Defence.
4. Flexibility in any EW (early warning) condition.
5. High Probability of intercept.
\
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
The Flayer merupakan pesawat bermesin pertama yang berhasil membawa manusia dan
mengangkat dirinya dengan dayanya sendiri ke udara dengan benar-benar terbang dan
melayang maju tanpa berkurang kecepatannya, serta akhirnya mendarat di suatu titik yang
sama tingginya dengan titik berangkatnya. Pembuat dari The Flayer ini tak lain adalah 2
orang bersaudara, Wilbur dan Orville Wright. Keberhasilan Wright bersaudara dalam
menciptakan The Flayer telah mengakibatkan dampak positif dan dampak negatif.
Seiring berkembangnya zaman, teknologi juga mengalami perkembangan yang pesat
pula. Adanya kemajuan di bidang teknologi semakin memudahkan manusia untuk melakukan
aktifitasnya sehari-hari. Salah satu teknologi yang mengalami perkembangan pesat adalah
teknologi di bidang penerbangan. Beberapa diantaranya adalah Guidance, Navigation and
Control, ACARS, sensor pasif, Electronic Flight Bag dan Wind Tunnel.
B. Saran
Semangat dari Wright bersaudara yang tidak pernah putus asa, patut untuk dicontoh.
Karena semangat dan keberanian mereka untuk mewujudkan mimpilah yang membuat kita
pada masa sekarang ini dapat menikmati hidup enak, dimana jarak bukan menjadi masalah,
perjalanan antar negara bahkan antar benua sudah bisa ditempuh dalam hitungan hari, bahkan
dengan hitungan jam. Seiring dengan perkembangan teknologi penerbangan yang pesat saat
ini, hendaknya kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Dalam menciptakan teknologi-
teknologi baru di bidang penerbangan, tingkat keamanan dan kenyamanan dalam segala
fasilitas penerbangan perlu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmuterbang.com/
http://bandara.web.id/
http:// info penerbangan .com/wiki/ sejarah - penerbangan - dunia/
http: // penerbangan bywidie.blogspot.com/.../ sejarah - penerbangan - dunia .ht.../
http: // www.anneahira.com/ sejarah -pesawat-terbang.htm/
http:// masdukiasbari.wordpress.com/tag/ sejarah - penerbangan - dunia /
http://pustekbang.lapan.go.id/
http://www.tandef.net/membangun-sistem-deteksi-pesawat-untuk-mengimbangi-perkembangan-
teknologi-penerbangan