Makalah PANCASILA GITTA

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    1/25

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangPancasila diyakini sebagai produk kebudayaan bangsa Indonesia yang

    telah menjadi sistem nilai selama berabad-abad lamanya. Pancasila bukanlah

    sublimasi atau penarikan ke atas (hogere optreking) dari declaration of

    independence (Amerika Serikat), manifesto komunis atau paham lain yang

    ada di dunia. Pancasila tidak bersumber dari berbagai paham tersebut,

    meskipun diakui, bahwa terbentuknya dasar negara Pancasila memang

    menghadapi pengaruh bermacam-macam ideologi pada saat itu.

    Pancasila merupakan istilah untuk menamai kumpulan nilai/norma yang

    didalamnya meliputi sila-sila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sila-sila

    tersebut memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain,

    dikarenakan antar sila tersebut telah saling menjiwai. Inilah kemudian yang

    menjadi ciri khas dari semua kegiatan atau aktivitas desah nafas dan jatuh

    bangunnya perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

    Ironisnya bahwa ternyata sekarang banyak warga Negara Indonesia

    sendiri lupa dan sudah asing dengan Pancasila itu sendiri. Ini tentu menjadi

    tanda tanya besar bagi kita sebagai anak bangsa, mengapa kita belum bisa

    mengoptimalkan tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut sementara

    kita lahir, dibesarkan dan telah mengalami pasang surut permasalahan di

    negeri ini. Terlebih lagi saat ini kita telah memasuki jaman yang disepakatidengan nama Era Reformasi yang terlahir dengan semangat untuk

    mengembalikan tata negara ini dari penyelewengan-penyelewengan yang

    telah terjadi.

    Arah dan tujuan reformasi yang utama sebenarnya adalah untuk

    menanggulangi dan menghilangkan dengan cara mengurangi secara bertahap

    dan terus menerus krisis yang berkepanjangan di segenap bidang kehidupan

    serta menata kembali ke arah kondisi yang lebih baik atas sistem

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    2/25

    2

    ketatanegaraan Republik Indonesia yang telah hancur menuju Indonesia baru.

    Namun pada masa sekarang, tujuan reformasi menjadi tidak jelas, walaupun

    secara birokratis, rezim orde baru telah tumbang. Hal ini dikarenakan pada

    era reformasi terkesan alergi terhadap kata Pancasila itu sendiri. Kebijakan

    yang dikeluarkan ataupun berbagai pernyataan dari pejabat negara tidak

    pernah lagi mengikutkan kata-kata Pancasila. Hal ini jauh berbeda dengan

    masa Orde Baru yang hampir setiap pernyataan pejabatnya menyertakan kata

    kata Pancasila.

    Namun, setelah disimak lebih lanjut, di era reformasi ini elemen

    masyarakat bangsa sebenarnya tetap menginginkan Pancasila meskipun

    dalam pemaknaan yang berbeda dari orde sebelumnya. Demikian pula negara

    atau rezim yang berkuasa, tetap menempatkan Pancasila dalam bangunan

    negara Indonesia. Selanjutnya juga berkeinginan menjalankan Pancasila ini

    dalam praktek kehidupan bernegara atau lazim dinyatakan dengan istilah

    melaksanakan Pancasila. Sebagai sebuah ideologi, Pancasila ini dapat

    bertahan dalam menghadapi perubahan masyarakat, tetapi dapat pula pudar

    dan ditinggalkan oleh pendukungnya. Hal ini tergantung pada daya tahan

    ideologi tersebut.

    Oleh karena itu, pancasila sebagai ideologi memerlukan dimensibilitas

    agar substansi-substansi pokok yang dikandungnya dapat bertahan dalam

    perubahan masyarakat. Apalagi pada masa reformasi yang dimulai dari tahun

    1998 hingga pada masa sekarang ini, masyarakat sudah mulai menanyakan

    relevansi dari Pancasila, apakah mampu bertahan dengan tantangan zaman di

    era globalisasi ini, ataukah justru pudar dan ditinggalkan oleh rakyat

    Indonesia?

    1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil permasalahan

    sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah implementasi Pancasila di era reformasi?

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    3/25

    3

    2. Apakah reformasi dapat dikatakan berhasil?3. Apa sajakah peranan Pancasila di era reformasi?4. Bagaimana cara membangkitkan Pancasila pada era reformasi?

    1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

    1. Mendeskripsikan implementasi Pancasila pada masa reformasi.2. Menjelaskan maksud dan tujuan reformasi serta menghubungkannya

    dengan keadaan masyarakat pada masa sekarang.

    3. Menjelaskan berbagai peranan Pancasila pada masa reformasi.4. Mengidentifikasi cara-cara membangkitkan kembali Pancasila pada era

    reformasi.

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    4/25

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Implementasi Pancasila pada Era ReformasiMemahami implementasi Pancasila dalam kehidupan masyarakat sangat

    penting dilakukan agar setiap warga negara dalam berpikir dan bertindak

    berdasarkan etika yang bersumber dari Pancasila. Pancasila bagi bangsa

    Indonesia merupakan pandangan hidup dan dasar negara. Pancasila sebagai

    pandangan hidup mempunyai arti setiap warga negara dalam kehidupan

    sehari-hari menggunakan Pancasila sebagai petunjuk hidup dalam rangka

    mencapai daya saing bangsa, kesejahteraan dan keadilan, baik lahir maupun

    batin. Pemahaman implementasi Pancasila diharapkan akan adanya tata

    kehidupan yang serasi dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat dan

    bernegara. Bagian selanjutnya menjelaskan beberapa pemahaman

    implementasi Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara yang

    dapat dijadikan pedoman dalam berkehidupan bermasyarakat dan bernegara.

    1. Implementasi Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha EsaKetuhanan yang Maha esa: sila ini menghendaki setiap warga negara

    untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang

    Maha Esa. Setiap warga negara diharapkan mempunyai keyakinan akan

    Tuhan yang menciptakan manusia dan dunia serta isinya. Keyakinan akan

    Tuhan tersebut diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan

    terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rangka menjalankan hal tersebut,

    terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga negara,

    yaitu:

    a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai denganagama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan

    yang adil dan beradab.

    Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan bertakwa kepada

    Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

    Pengertian percaya adalah setiap warga negara menerima sesuatu

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    5/25

    5

    yang berasal dari Tuhan sebagai kebenaran dan menganutnya.

    Sedangkan pengertian takwa adalah adanya kepatuhan setiap pemeluk

    agama dengan adanya kesadaran dan iman untuk melaksanakan segala

    perintah Tuhan dan menjauhkan semua larangan-Nya.

    Pemahaman percaya dan bertakwa ini berimplikasi bahwa setiap

    pemeluk agama dan kepercayaan harus memahami ajaran agama dan

    melaksanakan dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

    Pemahaman agama dapat dilaksanakan dengan memberikan

    pendidikan dan kemauan belajar tentang agama, tentang apa yang

    harus dijalankan dan apa yang dilarang oleh Tuhan. Oleh sebab itu,

    segala macam bentuk amal perbuatan atas dasar keyakinan agama,

    harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan proses pembelajaran.

    Bentuk-bentuk amalan dan perbuatan dengan dasar keyakinan agama

    tanpa didasari ilmu dan proses belajar dari setiap individu akan

    menyebabkan kekurangyakinan akan ketuhanan dan bisa terjadi

    kesalahan dalam menjalankan perintah Tuhan.

    b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama danpenganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan

    hidup.

    Pancasila sesuai dengan butir ke-2, sila pertama menghendaki

    adanya kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan untuk

    mencapai kerukunan hidup umat beragama. Bekerja sama diartikan

    bahwa setiap pemeluk agama melakukan pekerjaan secara bersama-

    sama menurut kesepakatan sehingga terjadi persatuan dalam suatu

    wilayah. Seperti diketahui, agama dan kepercayaan setiap warga

    negara adalah berbeda, namun demikian setiap warga negara

    diharapkan dapat bekerja sama untuk urusan sosial dan

    kemasyarakatan sehingga tercipta kerukunan umat beragama.

    c. Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuaidengan agama dan kepercayaannya.

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    6/25

    6

    Setiap pemeluk agama dan kepercayaan dapat menjalankan ibadah

    sesuai dengan agamanya dengan perasaan bebas, aman dan nyaman.

    Setiap warga negara harus bekerja sama, tidak boleh menghalangi,

    mengganggu, bahkan menghancurkan peribadatan agama lain. Oleh

    sebab itu, setiap warga negara dapat bermusyawarah dan bekerja sama

    untuk menentukan tempat-tempat ibadah yang sesuai dengan

    kebutuhan dan fungsinya, tidak berlebihan dan tidak memaksakan

    antar satu agama dengan agama lain. Seyogyanya ibadah agama

    dilaksanakan di tempat peribadahan yang sudah ditentukan dan layak

    dengan prinsip tidak mengganggu ketentraman masyarakat.

    d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.Ketakwaan mengharuskan penerimaan kebenaran Tuhan kepada

    umat manusia sesuai agama dan kepercayaannya. Dalam masyarakat

    dengan jumlah agama dan kepercayaan lebih dari satu, tidak boleh ada

    pemaksaan agama dari satu agama ke agama lain dengan cara apapun.

    Kegiatan dakwah dan penyebaran agama tidak boleh ditujukan kepada

    orang yang sudah beragama dan percaya kepada Tuhan. Oleh sebab

    itu, toleransi beragama harus dikembangkan sejak dini.

    2. Implementasi Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan BeradabSila kedua Pancasila ini mengandung makna warga negara Indonesia

    mengakui adanya manusia yang bematabat (bermartabat adalah manusia

    memiliki kedudukan dan derajat yang lebih tinggi serta harus

    dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakukan sesama

    manusia secara adil (adil dalam pengertian tidak berat sebelah, jujur, tidak

    berpihak dan memperlakukan orang secara sama) dan beradab (beradab

    dalam arti mengetahui tata krama, sopan santun dalam kehidupan dan

    pergaulan) di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, niat dan keinginan

    sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan. Jadi sila

    kedua ini menghendaki warga negara untuk menghormati kedudukan

    setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap

    manusia berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    7/25

    7

    serta menggunakan norma sopan santun dalam pergaulan sesama

    manusia. Butir-butir implementasi sila kedua adalah sebagai berikut:

    a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaankewajiban antar sesama manusia. Butir ini menghendaki bahwa setiap

    manusia mempunyai martabat, sehingga tidak boleh melecehkan

    manusia yang lain atau menghalangi manusia lain untuk hidup secara

    layak, serta menghormati kepunyaan atau milik (harta, sifat, karakter)

    orang lain serta menjalankan kewajiban atau sesuatu yang harus

    dilakukan sesama manusia yaitu menghormati hak manusia lain

    seperti hak hidup, rasa aman dan hidup layak.

    b. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanyasuatu keinginan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa

    untuk memiliki dan kalau perlu berkorban untuk mempertahankannya.

    Oleh sebab itu, terhadap sesama manusia yang berbeda, baik agama,

    suku, pendidikan, ekonomi, politik, sebaran geografi seperti kota dan

    desa, dan lain-lain harus tetap memiliki keinginan untuk mencintai

    sesama manusia (yaitu rasa memiliki dan kemauan berkorban untuk

    sesama manusia) sehingga tercipta hidup rukun damai dan sejahtera.

    c. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Tenggang rasa menghendakiadanya usaha dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk

    menghargai dan menghormati perasaan orang lain. Oleh sebab itu,

    butir ini menghendaki setiap manusia Indonesia untuk saling

    menghormati perasaan satu sama lain dengan menjaga keseimbangan

    hak dan kewajiban. Sebagai contoh selalu memberikan kritik yang

    membangun dengan cara yang santun dan berfokus pada

    permasalahan alih-alih kepada individu.

    d. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berartisewenang-wenang, berat sebelah dan tidak berimbang. Oleh sebab itu,

    butir ini menghendaki, perilaku setiap manusia terhadap orang lain

    tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung hak dan kewajiban.

    Manusia karena kemampuan dan usahanya sehingga mempunyai

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    8/25

    8

    kelebihan dibandingkan yang lain baik dalam hal kekuasaan, ekonomi

    atau kekayaan dan status sosial tidak boleh semena-mena, bertindak

    sesukanya, karena setiap manusia pada dasarnya mempunyai martabat

    dan berhak hidup yang layak dan terhormat.

    e. Menjunjung tinggi nilai kemanusian. Setiap warga negara Indonesiaharus menjunjung tinggi dan melaksanakan nilia-nilai kemanusiaan

    dengan baik seperti: (1) mengakui adanya masyarakan yang bersifat

    majemuk 9berbeda suka, agama, keyakinan, dan laon-lain) dan saling

    menghargai adanya perbedaan tersebut, (2) melakukan musyawarah

    dengan dasar kesadaran dan kedewasan untuk menerima kompromi,

    (3) melakukansesuatu degan pertimbangan miral dan ketentuan

    agama, (4) melakukan perbuatan dengan jujur dan kompetisi yang

    sehat. (5) memerhatiakan kehidupan yagn layakantar sesama dan, (6)

    melakukan kerjasama dengan itikad baik dan tidak curang.

    f. Gemar melakukan kegiatan kemanusian diartikan suka sekalimelakukan kegiatan kemanusian sehingga setiap manusia dapat hidup

    layak, bebas dan aman. Kegaitan kemanusian yang dapat dilakukan

    seperti donor darah, memberikan santunan anak yatim, dan orang

    tidak mampu, memberikan bantuan untuk bencana alam, atau

    memberikan bantuan hukum bagi yang membutuhkan.

    g. Berani membela keamanan dan keadilan. Butir ini menghendakisetiap manusia Indonesia untuk mempunyai hati yang mantap (tidak

    ragu-ragu) dan percaya diri dalam menegakkan kebenaran dan

    keadilan. Kebenaran adalah sesuatu yang bersumber dari ketantuan

    hukum yang berlaku dan keadilan merujuka pada perlakuan yang

    sama terhadap warga negara. Oleh sebab itu, sesuatu yang melawan

    hukum dan tidakan yang diskriminatif harus ditentang oleh stiap

    warga negara. Contoh perbuatan melawan hukum adalah korupsi,

    nepotisme, mencuri, menggunakan narkoba dan seterusnya. Contoh

    tindakan disriminatif adalah mengutamakan suku dan agama tertentu,

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    9/25

    9

    emnghambat pelayanan adminstrasi misalnya pengurudan KTP untuk

    warga tertentu dan lain-lain.

    h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umatmanusia, karena itu dikembangkan sikap saling menghormati. Sika

    psaling menghormati ni dapat dilakukan dengan menghormati

    kedaulan suatu bangsa, dan menjalin kerjasama yang saling

    mengutungkan.

    3. Implementasi sila ketiga: Persatuan IndonesiaSila Persatuan Indonesia merujuk pada persatua yang utuh dan tidak

    terpecah belah atau bersatunya bermacam-macam perbedaan suku, agama,

    dan lain-lain yang berada di wilayah Indonesia. Persetuan ini terjadi

    karena didorong keinginan untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang

    bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat, meajukan

    kesejahteraan umum, mecerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudakan

    perdamaian abadi.

    Butir-butir implementasi silak ketiga adalah sebagai berikut:

    a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatanbangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Oleh

    sebab itu, perang antar suku dan agama tidak perlu terjadi, kita harusa

    saling menghormati dan bersatu demi Indonesia. Pemain politik dan

    ekonomi tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi

    kelompoknya seperti penjualan aset negara, melakukan nepotisme dan

    lain-lain sehingga masyarakat dan negara dirugikan. Oleh sebab itu,

    setiap warga negara harus melakkuan pengawasan yang bersifat aktif

    terhadap penyelamatan kepentingan negara.

    b. Rela berkoran untuk kepentingan bangsa dan negara. Butir inimenghendaki setiap warga negara rela memberikan sesuatu sebagai

    wujud kesetiaan kepada negara. Pengorbanan kepada negara ini dapat

    dilakukan dengan menjadi militer sukarela, menjaga keamanan

    lingkungan, menegakkan disiplin dan bagi sebagian besar warga

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    10/25

    10

    negara dilakukan dengan bekerja keras dan taat membayar pajak

    sebagai kewajiban warga negara.

    c. Cinta tanah air dan bangsa. Butir ini menghendaki setiap warganegara mencintai atau adanya keinginan setiap warga negara memiliki

    rasa ke-Indonesiaan. Kecintaan kepada Indonesia dapat dilakukan

    dengan mengagungkan nama Indonesia dalam berbagai kegiatan,

    seperti olimpiade olahraga maupun ilmu pengetahuan, meningkatkan

    kemampuan sumber daya manusia dan melestarikan kekayaan alam

    serta budaya Indonesia.

    d. Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia. Butir inimenghendaki adanya suatu sikap yang terwujud dan tampak dari

    setiap warga negara Indonesia untuk menghargai tanah air Indonesia,

    mewarisi budaya bangsa, hasil karya dan hal-hal yang menjadi milik

    bangsa Indonesia. Sikap bangga ini ditunjukkan dengan berani dan

    percaya diri menunjukkan identitas sebagai warga negara Indonesia

    baik lewat budaya, perilaku dan teknologi yang berkembang di

    Indonesia, mencintai produk Indonesia adalah wujud rasa bangga

    bertanah air Indonesia.

    e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yangberBhinneka Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulan

    dan hubungan baik ekonomi, politik dan budaya antarsuku, pulau dan

    agama sehingga terjalin masyarakat yang rukun, damai dan makmur.

    Kemakmuran terjadi karena pada dasarnya setiap suku, agama dan

    pulau mempunyai kekhususan yang bernilai tinggi dan hal ini juga

    bermanfaat bagi yang lain sehingga tukar-menukar ini akan

    meningkatkan nilai kesejahteraan bagi manusia.

    4. Implementasi Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin OlehHikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

    Sila keempat ini mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di tangan

    rakyat dan dalam melaksanakan kekuasaannya, rakyat menjalakan sistem

    perwakilan (rakyat memilih wakil-wakilnya melalui pemilihan umum)

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    11/25

    11

    dan keputusan-keputusan yang diambil dilakukan dengan jalan

    musyawarah yang dikendalikan dengan pikiran yang sehat, jernih, logis,

    serta penuh tanggung jawab baik kepada Tuhan maupun rakyat yang

    diwakilinya. Butir-butir implementasi sila keempat adalah sebagai

    berikut:

    a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Butir inimenghendaki masyarakat harus mengawal wakil rakyat yang dipilih

    lewat pemilu, agar setiap keputusan wakil rakyat mengutamakan

    kepentingan negara dan masyarakat. Keputusan penting seperti

    penjualan aset negara, perjanjian imbal dagang antar negara, impor

    beras, kenaikan BBM dan listrik dan lain-lain, harus berdasar

    kepentingan rakyat dan bukan kepentingan pejabat. Rakyat dalam hal

    ini berperan aktif dalam memberikan koreksi yang membangun

    dengan cara yang santun dan memberi sanksi setiap pelanggaran pada

    pemilu selanjutnya.

    b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Butir inimenghendaki setiap warga negara untuk tidak memaksakan kehendak

    kepada orang lain, menghormati setiap perbedaan dan dengan akal

    sehat melakukan kompromi demi kebaikan masyarakat dan negara.

    c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untukkepentingan bersama. Butir ini menghendaki adanya musyawarah

    yaitu pembahasan secara bersama-sama atas suatu penyelesaian

    masalah. Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan mengenai suatu

    masalah harus melibatkan pihak-pihak lain yang berkepentingan dan

    memecahkan secara bersama. Musyawarah dapat dilakukan dalam

    pemecahan masalah di dalam keluarga, masyarakat dan negara.

    d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangatkekeluargaan. Butir ini menghendaki agar pengambilan keputusan

    secara bersama-sama didasarkan semangat kekeluargaan yaitu

    hubungan kekerabatan yang sangat erat dan mendasar di masyarakat.

    Dengan adanya rasa kekerabatan yang erat, maka musyawarah akan

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    12/25

    12

    berjalan dengan baik, tidak saling menag-menangan, namun semua

    akan merasa senang, terakomodasi serta mementingkan kepentingan

    bersama.

    e. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima danmelaksanakan hasil keputusan musyawarah. Butir ini menghendaki,

    setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah untuk diterima dan

    dilaksanakan dengan baik. Oleh sebab itu, sangat tidak demokratis

    apabila ada yang menolak, atau merasa kalah dalam musyawarah,

    kemudian tidak mau melaksanakan keputusan bersama. Penolakan

    hasil pemilu atau pemilihan pemerintah daerah yang sudah dilakukan

    dengan baik, juga wujud dari tidak bertanggung jawabnya sebagian

    masyarakat.

    f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hatinurani yang luhur. Butir ini menghendaki prinsip musyawarah dalam

    memecahkan masalah bukan menang dan kalah, serta kepentingan

    golongan, tetapi dengan menggunakan akal sehat, tidak mabuk dan

    anarki sesuai dengan hati nurani, kejujuran dan akal sehat merupakan

    cermin sikap takwa kepada Tuhan, sehingga segala keputusan tidak

    akan bertentangan dengan hukum Tuhan dan kemaslahatan umat

    manusia.

    g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secaramoral kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan

    martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

    5. Implementasi Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh RakyatIndonesia

    Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan

    perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan

    dan kebutuhan spiritual rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil dan

    makmur. Butir-butir implementasi sila kelima adalah sebagai berikut:

    a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yangmencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    13/25

    13

    kegotongroyongan. Butir ini menghendaki agar setiap warga negara

    berbuat baik satu sama lain. Perbuatan luhur dalam pengertian seperti

    apa yang diperintahkan Tuhan dan menjauhi yang dilarang. Perbuatan

    baik dan luhur tersebut dilaksanakan pada setiap manusia dengan cara

    saling membantu, bergotong royong, dan merasa setiap manusia

    adalah bagian keluarga yang dekat yang layak dibantu, sehingga

    kehidupan setiap manusia layak dan terhormat.

    b. Bersikap adil. Butir ini menghendaki dalam melaksanakan kegiatanantar manusia untuk tidak saling pilih kasih. Pengertian adil juga

    sesuai dengan kebutuhan manusia untuk hidup layak dan tidak

    diskriminatif terhadap sesama manusia yang akan ditolong.

    c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Butir inimenghendaki bahwa manusia Indonesia jangan hanya mendahulukan

    hak-haknya seperti hak hidup bebas, berserikat, perlakuan yang sama,

    kepemilikan dan lain-lain, tetapi menjaga kewajiban secara seimbang.

    Kewajiban yang harus dilakukan adalah berhubungan baik dengan

    sesama manusia, membantu sesama manusia, membela yang

    teraniaya, memberikan nasehat yang benar dan menghormati

    kebebasan beragama. Apabila kewajiban dan hak berjalan seiring,

    maka hidup damai dan rukun akan tercapai.

    d. Menghormati hak-hak orang lain. Butir ini menghendaki setiapmanusia untuk menghormati hak orang dan memberikan peluang

    orang lain dalam mencapai hak dan tidak berusaha menghalang-

    halangi hak orang lain. Perbuatan seperti mencuri harta orang lain,

    menyiksa, pelit bersedekah, merusak tempat peribadatan agama lain

    adalah contoh-contoh dari sikap tidak menghormati hak orang lain.

    e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain. Butir ini sebenarnyamengembangkan siap dan budaya bangsa yang saling tolong-

    menolong seperti gotong royong dan menjauhkan diri dari sikap egois

    dan individualistis. Perbuatan seperti membantu orang buta

    menyeberang jalan, memberi makan anak yatim dan orang miskin,

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    14/25

    14

    membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok di sembarang

    tempat adalah contoh dari suka memberikan pertolongan kepada

    orang lain.

    f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. Butir inimenghendaki, manusia Indonesia bukanlah Homo Homini Lupus

    (manusia yang memakan manusia lain). Manusia Indonesia tidak

    boleh memeras manusia lain demi kepentingan sendiri. Contoh

    perbuatan memeras ini adalah melakukan perampokan, memberikan

    bunga terlalu tinggi kepada peminjam terutama kalangan orang kecil

    dan miskin, serta tidak memberikan upah yang layak kepada pekerja

    terutama buruh dan pembantu rumah tangga.

    g. Tidak bersikap boros. Butir ini menghendaki manusia Indonesia tidakmemakai atau mengeluarkan uang, barang dan sumber daya secara

    berlebih-lebihan. Pemborosan akan menguras sumber daya,

    menimbulkan banyak hutang dan menciptakan beban berat bagi masa

    depan.

    h. Tidak bergaya hidup mewah. Butir ini menghendaki manusiaIndonesia untuk tidak bergaya hidup mewah, tetapi secukupnya sesuai

    dengan kebutuhan. Ukuran mewah memang relatif, namun dapat

    disejajarkan dengan tingkat kehidupan dan keadilan pada setiap strata

    kebutuhan manusia. Perbuatan membuang makanan, makan

    berlebihan, memakai pakaian, perumahan dan mobil yang berlebihan

    juga wujud kehidupan mewah.

    i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.Butir ini menghendaki warga negara Indonesia menjaga kepentingan

    umum dan prasarana umum, sehingga sarana tersebut berguna bagi

    masyarakat luas. Perbuatan merusak telepon umum, rambu lalu lintas,

    mencuri kabel kereta api atau berkelahi antarwarga, siswa dan

    mahasiswa adalah contoh perbuatan yang merugikan kepentingan

    umum.

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    15/25

    15

    j. Suka bekerja keras. Butir ini menghendaki warga negara Indonesiauntuk bekerja keras, berusaha secara maksimal dan tidak hanya pasrah

    terhadap takdir. Sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan,

    diwajibkan berusaha dan diiringi dengan doa. Tindakan seperti bolos

    kuliah, suka mencontek, meminta-minta merupakan contoh tindakan

    yang tidak suka bekerja keras.

    k. Menghargai orang lain. Butir ini menghendaki setiap warga negaraIndonesia untuk menghargai hasil karya orang lain, sebagai bagian

    dari penghargaan hak cipta. Proses penciptaan suatu karya

    membutuhkan suatu usaha keras dan tekun, oleh sebab itu harus

    dihargai. Tindakan pembajakan program seperti VCD/DVD,

    memfotokopi buku atau membeli buku bajakan adalah contoh

    tindakan yang tidak menghargai karya orang lain.

    l. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata danberkeadilan sosial. Butir ini menghendaki adanya usaha bersama-sama

    antar warga negara dalam mencapai masyarakat yang adil dan

    makmur. Mengembangkan kerjasama tim, belajar organisasi

    merupakan contoh dalam membangun usaha bersama. Keberhasilan

    tidak dapat dicapai dengan usaha sendiri, namun usaha bersama-sama

    akan menjamin pencapaian keberhasilan dan meperkecil resiko

    kegagalan.

    Implementasi pancasila tersebut merupakan penjabaran dari Pancasila

    sebagai pandangan dan ideologi bangsa Indonesia. Menjadi kewajiban

    bangsa Indonesia untuk menerapkan dengan baik dan benar, sehingga

    kehidupan adil dan makmur dapat tercapai

    2.2 Fakta Nyata di Era ReformasiDalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan hidup bernegara Republik

    Indonesia termasuk jalannya ketatanegaraan, bangsa Indonesia telah

    mengalami momen sejarah baru, yaitu reformasi. Tepatnya terjadi pada

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    16/25

    16

    sekitar tahun 1998, setelah tumbangnya pemerintahan Orde Baru yang

    sebelumnya telah berlangsung selama lebih kurang 23 tahun silam.

    Gerakan reformasi terjadi sebagai akibat krisis yang bersifat multidimensi

    di seluruh negara Indonesia yang menyangkut segenap bidang kehidupan,

    baik politik, ekonomi, sosial budaya, maupun keamanan dan ketertiban.

    Diikuti pula oleh suatu kondisi yang sangat rawan sebagai akibat perbedaan

    yang sangat tajam antara golongan yang di atas (pemegang tampuk

    kekuasaan) dengan rakyat yang mengalami kehidupan yang sangat menderita,

    tertekan dan tidak berdaya.

    Berangkat dari keprihatinan moral yang dalam atas berbagai krisis di

    dalam negeri yang diakibatkan membumbung tingginya harga pokok

    kehidupan masyarakat, merajalelanya korupsi, kolusi dan nepotisme, serta

    tingkah laku kepemimpinan yang sangat menyimpang dari tatanan kehidupan,

    dimulailah gerakan reformasi yang diprakarsai oleh para mahasiswayang

    selanjutnya melibatkan lembaga sosial masyarakat serta akhirnya menyangkut

    seluruh lapisan masyarakat. Lebih tergugah lagi dengan terjadinya

    peristiwa/tragedi 12 Mei 1998, selain pengorbanan jiwa raga dan harta benda,

    maka merebaklah semangat reformasi ke seluruh lingkup kehidupan

    masyarakat untuk mengakhiri kekuasaan Orde Baru.

    Arah dan tujuan reformasi yang utama adalah untuk menanggulangi dan

    menghilangkan dengan cara mengurangi secara bertahap dan terus menerus

    krisis berkepanjangan di segenap bidang kehidupan, serta menata kembali ke

    arah kondisi yang lebih baik atas sistem ketatanegaraan Republik Indonesia

    yang telah hancur menuju Indonesia baru.

    Reformasi berasal dari kata reformation dengan kata dasar Reform

    yang memiliki arti perbaikan, pembaharuan, memperbaiki dan menjadi lebih

    baik (Kamus Inggris-Indonesia, An English-Indonesia Dictionary, oleh John

    M. Echols dan Hassan Shadily 2003).

    Secara umum reformasi di Indonesia dapat diartikan sebagai melakukan

    perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara menata ulang hal-hal yang

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    17/25

    17

    telah menyimpang dan tidak sesuai lagi dengan kondisi dan struktur

    kenegaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Tujuan reformasi ini adalah sebagai berikut:

    1. Melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk menemukan nilai-nilai baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    2. Menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk perundangan dankonstitusi yang menyimpang dari arah perjuangan dan cita-cita seluruh

    masyarakat bangsa.

    3. Melakukan perbaikan di segenap bidang kehidupan baik politik, ekonomi,sosial budaya, maupun pertahanan keamanan.

    4. Menghapus dan menghilangkan cara-cara hidup dan kebiasaan dalammasyarakat bangsa yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi,

    seperti KKN, kekuasaan sewenang-wenang/otoriter, penyimpangan dan

    penyelewengan yang lain.

    Adapun tuntutan reformasi utama dari mahasiswa berdasarkan maksud

    dan tujuan dari reformasi tersebut adalah melakukan perubahan terhadap

    UUD 1945. Perubahan ini bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar,

    seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan,

    eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, dan hal-hal lain yang sesuai

    perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 itu tidak

    mengubah Pembukaan UUD 1945 dan tetap mempertahankan susunan

    kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai

    Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mempertegas sistem

    pemerintahan presidensiil. Perubahan yang telah dilakukan sebanyak 4

    (empat) kali (sejak tahun 1999-2002) terhadap UUD 1945, tak bisa disangkal

    telah mewarnai kehidupan ketatanegaraan. Dari hasil amandemen UUD 1945

    itu, setidaknya telah membawa implikasi perubahan yang cukup signifikan

    terhadap sistem perpolitikan Indonesia.

    Namun amandemen UUD 1945 yang telah dilakukan, ternyata dirasakan

    belum memberikan titik terang pada era reformasi saat ini. Hal ini disebabkan

    oleh:

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    18/25

    18

    1. MPR dalam melakukan amandemen UUD 45 tak punya paradigmaperubahan dan kerangka kerja (framework) yang jelas, sehingga

    menjadikan hasil amandemen UUD 1945 parsial, tak komprehensif,

    memenuhi pesanan kekuasaan, berdasarkan keadaan dan kebutuhan.

    Pendek kata, amandemen hanya sepotong-sepotong atau tidak lebih

    tambal sulam.

    2. Adanya tarik-menarik dan tawar-menawar (bargaining politic) elit politik.3. Aspirasi rakyat yang nyaris tak mendapat wadah, karena minimnya

    keikutsertaan rakyat dalam proses amandemen UUD 1945.

    Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa reformasi pada sekarang ini belum

    berhasil dan memberikan dampak positif bagi kemajuan rakyat Indonesia. Hal

    ini juga terlihat dari adanya berbagai fakta nyata di era reformasi, diantaranya

    adalah:

    1. Munculnya ego kedaerahan dan primordialisme sempit, munculnyaindikasi tersebut sebagai salah satu gambaran menurunnya pemahaman

    tentang Pancasila sebagai suatu ideologi, dasar filsafati negara, azas,

    paham negara.

    2. Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga bangsaadalah yang ditandai dengan adanya konflik dibeberapa daerah, baik

    konflik horizontal maupun konflik vertikal, seperti halnya yang masih

    terjadi di Papua, Maluku.

    3. Pancasila secara formal tetap dianggap sebagai dasar dan ideologi negara,tapi hanya sebatas pada retorika pernyataan politik.

    4. Adanya subversi asing, yakni kita saling menghancurkan negara sendirikarena campur tangan secara halus pihak asing.

    5. Di dalam pendidikan formal, Pancasila tidak lagi diajarkan sebagaipelajaran wajib sehingga nilai-nilai Pancasila pada masyarakat melemah.

    6. Berkembangnya ideologi pragmatisme yang kering dengan empati,menipisnya rasa solidaritas terhadap sesama, elit politik yang mabuk

    kuasa, aji mumpung, dan lain-lain sikap yang manifestasinya adalah

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    19/25

    19

    menghalalkan segala cara untuk mewujudkan kepentingan yang dianggap

    berguna untuk diri sendiri atau kelompoknya.

    2.3 Peranan Pancasila di Era Reformasi1. Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan

    Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan artinya pancasila menjadi

    kerangka berpikir atau pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai

    dasar negara ia sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini

    berarti bahwa setiap gerak langkah bangsa dan negara Indonesia harus

    selalu dilandasi oleh sila-sila yang terdapat dalam Pancasila. Sebagai

    negara hukum, setiap perbuatan baik dari warga masyarakat maupun dari

    pejabat-pejabat dan jabatan-jabatan harus berdasarkan hukum, baik yang

    tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam kaitannya dalam

    pengembangan hukum, Pancasila harus menjadi landasannya. Artinya

    hukum yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan

    dengan sila-sila Pancasila. Sekurang-kurangnya, substansi produk

    hukumnya tidak bertentangan dengan sila-sila Pancasila.

    2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang sosialpolitik

    Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik

    mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai wujud cita-cita

    Indonesia merdeka di implementasikan sbb :

    - Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik,

    budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.

    - Mementingkan kepentingan rakyat / demokrasi dalam pemgambilan

    keputusan.

    - Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan

    berdasarkan konsep mempertahankan kesatuan.

    - Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan keadilan menggunakan

    pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab.

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    20/25

    20

    - Tidak dapat tidak, nilai-nilai keadilan, kejujuran (yang menghasilkan)

    dan toleransi bersumber pada nilai ke Tuhanan Yang Maha Esa.

    3. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang ekonomiPancasila sebagai paradigma nasional bidang ekonomi mengandung

    pengertian bagaimana suatu falsafah itu diimplementasikan secara riil dan

    sistematis dalam kehidupan nyata.

    4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidangkebudayaan

    Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang kebudayaan

    mengandung pengertian bahwa Pancasila adalah etos budaya persatuan,

    dimana pembangunan kebudayaan sebagai sarana pengikat persatuan

    dalam masyarakat majemuk. Oleh karena itu semboyan Bhinneka

    Tunggal Ika dan pelaksanaan UUD 1945 yang menyangkut pembangunan

    kebudayaan bangsa hendaknya menjadi prioritas, karena kebudayaan

    nasional sangat diperlukan sebagai landasan media sosial yang

    memperkuat persatuan. Dalam hal ini bahasa Indonesia adalah sebagai

    bahasa persatuan.

    5. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang hankamDengan berakhirnya peran sosial politik, maka paradigma baru TNI terus

    diaktualisasikan untuk menegaskan, bahwa TNI telah meninggalkan peran

    sosial politiknya atau mengakhiri dwifungsinya dan menempatkan dirinya

    sebagai bagian dari sistem nasional.

    2.4 Upaya Membangkitkan Pancasila di Era ReformasiPara pemimpin bangsa dan negara tidak hanya mengucapkan Pancasila

    dan UUD 45 dalam pidato-pidato, tetapi mempraktekkan nilai-nilai Pancasila

    dalam kehidupan kenegaraan serta kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,

    kesaktian Pancasila bukan hanya diwujudkan dalam bentuk seremonial,

    melainkan benar-benar bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

    Kelihatannya, yang diperlukan dalam konteks era reformasi adalah

    pendekatan-pendekatan yang lebih konseptual, komprehensif, konsisten,

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    21/25

    21

    integratif, sederhana dan relevan dengan perubahan-perubahan yang terjadi

    dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

    Melalui pendekatan imperatif, yaitu:

    1. Pancasila harus dimaknai secara proposional dan kontekstualProposional dan kontekstual dapat diartikan, Pancasila harus ditempatkan

    membumi pada realitas masyarakat dalam pendekatan kultural-doktinal-

    demokratis, dan bukan ditempatkan diatas menara gading yang elitis-

    doktrinal-otoriter.

    2. Pancasila jangan lagi dijadikan sebagai alat kooptasi negara untukkepentingan politik kekuasaan yang otoriter

    Pancasila harus tumbuh mekar dalam kehidupan bangsa ini justru karena

    kesadaran dari semua elemen yang ada baik elit maupun masyarakat, dan

    bukan karena indoktrinasi yang berlebihan.

    3. Pancasila merupakan arena ekspresi sosial dan budaya masyarakatyang demokratis

    Maksudnya adalah masyarakat diharapkan untuk tidak lagi memunculkan

    ketegangan antara kelompok yang membuat Pancasila digunakan untuk

    memaksakan kehendak, dan instrumen untuk mendelegitimasi kekritisan

    berpikir dari kelompok tertentu.

    4. Masyarakat ekonomi perlu menumbuhkan kesadaran bahwaPancasila merupakan landasan etis ekonomi, sehingga dalam

    melakukan aktifitas ekonomi dan bisnisnya masyarakat ekonomi

    selalu melihat keadilan sosial sebagai keadilan yang terdistribusi

    Selain itu, harus ada upaya dari seluruh elemen masyarakat, yaitu:

    1. Dikembangkan beberapa sikap : Civic Disposition: pengembangan nilai dan sikap kewargaan dalam

    interaksi sosial kemasyarakatan, kebangsaan dan pergaulan global.

    Civic Knowledge: pengembangan pengetahuan kewargaan tentangdemokrasi, HAM, masyarakat madani dan tata pemerintahan.

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    22/25

    22

    Civic Skil l :pengembangan keterampilan kewargaan sebagai anggotamasyarakat, bangsa dan masyarakat global dalam interaksi sosial

    maupun dalam interaksinya dengan negara atau dunia internasional.

    2. Agar tetap kredibel, Pancasila harus direvitalisasi. Artinya Pancasiladiletakkan dalam keutuhannya dengan pembukaan dan dieksplorasikan

    sebagai paradigma dalam dimensi yang melekat padanya yaitu realitas,

    idealitas dan fleksibilitasnya.

    3. Agar tetap membumi, Pancasila dikembalikan pada jati dirinya yaituideologi negara dan mengubah dari wacana ideologi semata menjadi ilmu,

    serta tetap menjadikan Pancasila sebagai kriteria kritik setiap kebijakan

    negara.

    4. Menjadikan Pancasila sebagai living reality (kenyataaan hidup sehari-hari) dengan melihat perkembangan masyarakat sebagai peningkatan

    HAM.

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    23/25

    23

    BAB III

    KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1 KesimpulanDari pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa reformasi di

    Indonesia selama ini belum menemukan titik terang (belum berhasil). Hal itu

    dapat dilihat dari berbagai fakta nyata yang ada di Indonesia pada saat ini,

    diantaranya adalah:

    1. Munculnya ego kedaerahan dan primordialisme sempit, munculnyaindikasi tersebut sebagai salah satu gambaran menurunnya pemahaman

    tentang Pancasila sebagai suatu ideologi, dasar filsafati negara, azas,

    paham negara.

    2. Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga bangsaadalah yang ditandai dengan adanya konflik dibeberapa daerah, baik

    konflik horizontal maupun konflik vertikal, seperti halnya yang masih

    terjadi di Papua, Maluku.

    3. Pancasila secara formal tetap dianggap sebagai dasar dan ideologi negara,tapi hanya sebatas pada retorika pernyataan politik.

    4. Adanya subversi asing, yakni kita saling menghancurkan negara sendirikarena campur tangan secara halus pihak asing.

    5. Di dalam pendidikan formal, Pancasila tidak lagi diajarkan sebagaipelajaran wajib sehingga nilai-nilai Pancasila pada masyarakat melemah.

    6. Berkembangnya ideologi pragmatisme yang kering dengan empati,menipisnya rasa solidaritas terhadap sesama, elit politik yang mabuk

    kuasa, aji mumpung, dan lain-lain sikap yang manifestasinya adalah

    menghalalkan segala cara untuk mewujudkan kepentingan yang dianggap

    berguna untuk diri sendiri atau kelompoknya.

    3.2 SaranBerdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang dapat diberikan

    guna mewujudkan upaya pembinaan masyarakat dalam menghayati dan

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    24/25

    24

    mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi paham kebangsaan, rasa

    kebangsaan dan semangat kebangsaan, antara lain:

    1. Untuk meningkatkan Wawasan Kebangsaan bagi segenap komponenbangsa diperlukan perhatian dan penanganan pihak-pihak terkait secara

    integratif. Untuk itu, perlu diwujudkan adanya suatu wadah atau lembaga

    yang akan menangani masalah Wawasan Kebangsaan serta perlunya buku

    pedoman nasional yang dapat digunakan baik melalui pendidikan formal

    maupun nonformal.

    2. Peran para elit pemerintah, elit politik dan tokoh masyarakat LSM sertamedia massasangat diperlukan untuk meningkatkan Wawasan

    Kebangsaan. Untuk itu para tokoh tersebut harus mempunyai komitmen

    untuk selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas

    kepentingan pribadi dan golongan dengan mengeyampingkan pemikiran

    sempit yang menguntungkan hanya sekelompok orang.

    3. Perlunya pengamalan Pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari-harimelalui penataran atau sertifikasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan

    Pancasila (P4), di seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun

    nonformal, agar lebih tertanam rasa cinta tanah air, bangsa dan negara

    bahkan selalu siap dalam usaha bela negara.

    4. Perlunya penyegaran di seluruh elemen masyarakat tentang pembinaandalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi

    paham kebangsaan, rasa kebangsaan dan semangat kebangsaan, di setiap

    Kabupaten atau Kota dengan melibatkan instansi terkait secara bertahap

    dan berlanjut.

  • 7/22/2019 Makalah PANCASILA GITTA

    25/25

    DAFTAR PUSTAKA

    Rohman, Fathur. 2010.Pancasila di Era Reformasi. (Online) http://slideshare.net

    diakses pada 16 November 2011.

    Setijo, Pandji. 2002.Pendidikan Pancasila Edisi Kedua. Jakarta: PT. Grasindo.

    Srijanti, dkk. 2007. Etika Berwarga Negara Edisi 2 Pendidikan

    Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Salemba Empat.

    Winarno. 2009. Melaksanakan Pancasila di Orde Reformasi. (Online).http://fkip.uns.ac.id diakses pada 15 November 2011.

    http://slideshare.net/http://fkip.uns.ac.id/http://fkip.uns.ac.id/http://slideshare.net/