36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran dan kematian adalah salah satu misteri paling besar bagi manusia. Kematian, pada dasarnya semua orang tahu, adalah kewajaran dalam hidup. Mati menjadi pasangan dari hidup. Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian, tidak ada yang kekal abadi, kecuali Allah SWT. Tetapi, kita memang sering tidak memahami tentang datang dan harus bagaimana kita menghadapinya sang maut. Kematian datang pada diri kita bagaikan pencuri, menyelinap masuk kemudian keluar membawa ruh kehidupan kita dengan meninggalkan jasad tergolek tak berdaya. Terasa hidup menjadi singkat, terasa banyak tugas pekerjaan dan kewajiban yang belum terselesaikan. Tidak begitu mudah untuk menerima kematian dirinya sendiri, kematian orang-orang yang dicintainya sebagai suatu kenyataan yang wajar. Kita semua merasakan kesedihan yang barangkali bagi kebanyakan orang luarbiasa, melihat dan mengalami kematian ayah, ibu, serta orang-orang yang kita sayangi. 1

Makalah PAI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Islam dan Kematian

Citation preview

Page 1: Makalah PAI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelahiran dan kematian adalah salah satu misteri paling besar bagi

manusia. Kematian, pada dasarnya semua orang tahu, adalah kewajaran

dalam hidup. Mati menjadi pasangan dari hidup.

Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian, tidak ada

yang kekal abadi, kecuali Allah SWT. Tetapi, kita memang sering tidak

memahami tentang datang dan harus bagaimana kita menghadapinya sang

maut.

Kematian datang pada diri kita bagaikan pencuri, menyelinap

masuk kemudian keluar membawa ruh kehidupan kita dengan

meninggalkan jasad tergolek tak berdaya. Terasa hidup menjadi singkat,

terasa banyak tugas pekerjaan dan kewajiban yang belum terselesaikan.

Tidak begitu mudah untuk menerima kematian dirinya sendiri,

kematian orang-orang yang dicintainya sebagai suatu kenyataan yang

wajar. Kita semua merasakan kesedihan yang barangkali bagi kebanyakan

orang luarbiasa, melihat dan mengalami kematian ayah, ibu, serta orang-

orang yang kita sayangi.

Masalah-masalah tersebut yang mengantarkan manusia pada suatu

kesadaran bahwa mengapa ia harus mengalami kematian. Pertanyaan

tentang kematian adalah pernyataan yang muncul dari kesangsian.

Kesangsian lahir dari ketidakpastian. Ketidakpastian menimbulkan

kegelisahan. Kegelisahan pada akhirnya membawa manusia pada keadaan

kecemasan dan ketakutan. Jadi, kesadaran manusia tentang kematian

masih berupa ketakutan terhadap kematian itu.

Dan sesungguhnya ketakutan akan kematian hanya melekat pada

orang yang tidak mengetahui apa hakikat mati itu, atau tidak tahu kemana

tujuan dirinya sesudah mati, atau orang menyangka bahwa setelah

jasmaninya rusak maka dirinya pun akan hilang pula, atau orang yang

mengira bahwa alam ini akan terus lestari sedang dirinya sudah musnah

1

Page 2: Makalah PAI

karena ia tidak mengerti bahwa diri dan jiwa itu kekal, ia tidak mengerti

bagaimana jiwa itu kembali kehadirat Allah SWT.

Berdasarkan latar belakang itulah, maka penyusun membuat

makalah yang berjudul Islam dan Kematian karena Islam adalah agama

yang sempurna, yang membahas setiap permasalahan, termasuk masalah

kematian, sehingga kita semua bisa mengetahui apa itu hakikat dari

kematian, dan bagaimana kematian dilihat dari sudut pandang agama

Islam.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalahnya adalah apa pengertian kematian, bagaimana

pandangan Islam tentang kematian, dan apa hikmah yang akan kita

dapatkan dengan mempelajari Islam dan kematian.

C. Batasan Masalah

Penyusun membatasi makalah ini hanya dalam konteks pengetian

kematian, pandangan Islam tentang kematian, dan hikmah yang akan kita

dapatkan dengan mempelajari Islam dan kematian.

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas

Nonmodul, Pendidikan Agama Islam Semester 1 Kelas A Fakultas

Kedokteran Umum Universitas Islam Sultan Agung, Semarang Tahun

Angkatan 2010/2011.

Adapun manfaatnya selain sebagai sumbangan ilmu pengetahuan

agama Islam, juga agar kita, khususnya penyusun dapat mempelajari dan

mengetahui Islam dan Kematian, sehingga bisa selalu mengingat bahwa

Kematian pasti datang menghampiri kita karena hanyalah Allah SWT

yang kekal abadi.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun secara sistematis, mulai dari Bab I sampai Bab

IV. Penulisan makalah ini menggunakan jenis huruf Times New Roman,

ukuran 12, spasi 1,5 serta dengan margin atas 3 cm, kiri 4 cm, bawah 3

cm, dan kanan 3 cm.

2

Page 3: Makalah PAI

BAB II

METODOLOGI PENULISAN

Makalah ini disusun berdasarkan materi yang berhubungan tentang Islam

dan Kematian dengan mencari sumber bacaan melalui browsing internet dan dari

kutipan makalah seminar.

3

Page 4: Makalah PAI

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

Islam Dan Kematian

A. Pengertian Kematian

Menurut Lisaanul Arab, kata maut berarti diam, padam, tenang, tak

bergerak. Sebagaimana kehidupan bermula ketika ruh ditiupkan ke jasad,

maka kematian terjadi ketika ruh terpisah dari badan. Maut juga berarti

bergantinya keberadaan, dan berpindahnya (sesuatu) dari satu tempat ke

tempat lain. Sehingga menjadi jelaslah makna ucapan Rasulullah SAW.

Ketika beliau mengatakan: Kalian diciptakan untuk keabadian, bukan

untuk mengalami kemusnahan. Kematian sesungguhnya adalah

perpindahan dari satu rumah ke rumah lain yakni dari rumah dunia ke

rumah akhirat. Kematian, ungkap Syeikh Abbas al-Qummi, adalah ketika

ruh meninggalkan badan, sebagaimana pelaut meninggalkan kapalnya

yang karam. Atau, bagaikan secercah cahaya yang meninggalkan suatu

tempat, dan membiarkannya menjadi padam atau gelap kembali, persis

seperti saat ia belum masuk ke dalamnya.

Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari

jasad, kalau menurut ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika

jantungnya sudah berhenti berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an adalah

terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan

Jasad. 

Kematian oleh sementara ulama didefinisikan sebagai

"ketiadaan hidup," atau "antonim dari hidup." Kematian pertama

dialami oleh manusia sebelum kelahirannya, atau saat sebelum Allah

menghembuskan ruh kehidupan kepadanya; sedang kematian kedua, saat

ia meninggalkan dunia yang fana ini. Kehidupan pertama dialami oleh

manusia pada saat manusia menarik dan menghembuskan nafas di dunia,

4

Page 5: Makalah PAI

sedang kehidupan kedua saat ia berada di alam barzakh, atau kelak

ketika ia hidup kekal di hari akhirat.

Kematian merupakan sunnatullah yang berlaku pada tiap makhluk

yang bernyawa. Kematian adalah diamnya jiwa dan terpisahnya nyawa

dari badan untuk kembali kepada Rabbnya. Ia lalu dikuburkan dan

itulah terminal awal dari kehidupan akhirat yang disebut alam barzah.

Kematian tidak akan menjemput manusia sebelum ia sampai pada ajal dan

rezeki yang ditentukan Allah untuknya. Itulah yang disebut takdir.

Mati adalah pintu gerbang antara tiga hal. Pertama, melalui gerbang

itu orang akan menyadari bahwa hal-hal yang ia lupakan atau lalaikan

menjadi kenyataan (sakaratul maut). Kedua, hal-hal yang ingin kita hindari

benar-benar sesuatu yang harus dihadapi (mati). Ketiga, hal-hal yang

kelihatannya besar dalam kehidupan ini, pada waktu itu menjadi bayangan

yang pergi (dunia, materi).

Mati (maut) dapat dipahami sebagai:

1. Akhir atau kebalikan dari hidup

2. Event menuju alam yang kekal yang tidak bisa dihindari manusia.

3. Event yang merubah status manusia dari hidup menjadi mayat.

4. Proses (process of dying = sakaratul maut)

5. Kondisi (condition of death)

B. Islam dan Kematian

1. Manusia dan Kematian

Manusia, melalui nalar dan pengalamannya tidak mampu

mengetahui hakikat kematian, karena itu kematian dinilai sebagai

salah satu gaib nisbi yang paling besar. Walaupun pada hakikatnya

kematian merupakan sesuatu yang tidak diketahui, namun setiap

menyaksikan bagaimana kematian merenggut nyawa yang hidup

manusia semakin terdorong untuk mengetahui hakikatnya atau,

paling tidak, ketika itu akan terlintas dalam benaknya, bahwa suatu

ketika ia pun pasti mengalami nasib yang sama.

5

Page 6: Makalah PAI

Manusia menyaksikan bagaimana kematian tidak memilih usia

atau tempat, tidak pula menangguhkan kehadirannya sampai

terpenuhi semua keinginan. Di kalangan sementara orang,

kematian menimbulkan kecemasan, apalagi bagi mereka yang

memandang bahwa hidup hanya sekali yakni di dunia ini saja.

Sehingga tidak sedikit yang pada akhirnya menilai kehidupan ini

sebagai siksaan, dan untuk menghindar dari siksaan itu, mereka

menganjurkan agar melupakan kematian dan menghindari sedapat

mungkin segala kecemasan yang ditimbulkannya dengan jalan

melakukan apa saja secara bebas tanpa kendali, demi mewujudkan

eksistensi manusia. Bukankah kematian akhir dari segala sesuatu?

Kilah mereka.

Sebenarnya akal dan perasaan manusia pada umumnya enggan

menjadikan kehidupan atau eksistensi mereka terbatas pada puluhan

tahun saja. Walaupun manusia menyadari bahwa mereka harus mati,

namun pada umumnya menilai kematian buat manusia bukan berarti

kepunahan. Keengganan manusia menilai kematian sebagai

kepunahan tercermin antara lain melalui penciptaan berbagai cara

untuk menunjukkan eksistensinya. Misalnya, dengan menyediakan

kuburan, atau tempat-tenapat tersebut dikunjunginya dari saat ke

saat sebagai manifestasi dari keyakinannya bahwa yang telah

meninggalkan dunia itu tetap masih hidup walaupun jasad mereka

telah tiada.

Hubungan antara yang hidup dan yang telah meninggal amat

berakar pada jiwa manusia. Ini tercermin sejak dahulu kala, bahkan

jauh sebelum kehadiran agama-agama besar dianut oleh umat

manusia dewasa ini. Sedemikian berakar hal tersebut sehingga

orang-orang Mesir Kuno misalnya, meyakini benar keabadian

manusia, sehingga mereka menciptakan teknik-teknik yang dapat

mengawetkan mayat-mayat mereka ratusan bahkan ribuan tahun

lamanya.

6

Page 7: Makalah PAI

Konon Socrates pernah berkata, sebagaimana dikutip oleh Asy-

Syahrastani dalam bukunya Al-Milal wa An-Nihal (I:297), "Ketika

aku menemukan kehidupan (duniawi) kutemukan bahwa akhir

kehidupan adalah kematian, namun ketika aku menemukan kematian,

aku pun menemukan kehidupan abadi. Karena itu, kita harus prihatin

dengan kehidupan (duniawi) dan bergembira dengan kematian. Kita

hidup untuk mati dan mati untuk hidup."

2. Kematian menurut pandangan Islam

Agama Islam, mengajarkan bahwa ada kehidupan sesudah

kematian. Kematian adalah awal dari satu perjalanan panjang

dalam evolusi manusia, di mana selanjutnya ia akan memperoleh

kehidupan dengan segala macam kenikmatan atau berbagai ragam

siksa dan kenistaan.

Kematian dalam agama Islam mempunyai peranan yang sangat

besar dalam memantapkan akidah serta menumbuhkembangkan

semangat pengabdian. Tanpa kematian, manusia tidak akan berpikir

tentang apa sesudah mati, dan tidak akan mempersiapkan diri

menghadapinya. Karena itu, agama Islam menganjurkan manusia

untuk berpikir tentang kematian. Rasul Muhammad Saw. misalnya

bersabda, "Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan

duniawi (kematian)."

Dapat dikatakan bahwa inti ajakan para Nabi dan Rasul setelah

kewajiban percaya kepada Tuhan, adalah kewajiban percaya akan

adanya hidup setelah kematian.

Dari Al-Quran ditemukan bahwa kehidupan yang dijelaskannya

bermacam-macam dan bertingkat-tingkat. Ada kehidupan tumbuhan,

binatang, manusia, jin, dan malaikat, sampai ketingkat tertinggi yaitu

kehidupan Yang Mahahidup dan Pemberi Kehidupan. Di sisi lain,

berulang kali ditekankannya bahwa ada kehidupan di dunia dan ada

pula kehidupan di akhirat. Yang pertama dinamai Al-Quran al-hayat

7

Page 8: Makalah PAI

ad-dunya (kehidupan yang rendah), sedangkan yang kedua

dinamainya al-hayawan (kehidupan yang sempurna).

"Sesungguhnya negeri akhirat itu adalah al-hayawan (kehidupan

yang sempurna)" (QS Al-'Ankabut [29]: 64).

Dijelaskan pula bahwa, "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar,

sedang akhirat lebih baik bagi orang-orang bertakwa, dan kamu

sekalian (yang bertakwa dan yang tidak) tidak akan dianiaya

sedikitpun (QS An-Nisa' 14]: 77)

Di lain ayat dinyatakan,

"Hai orang-orang yang beriman, mengapa jika dikatakan kepada

kamu berangkatlah untuk berjuang di jalan Allah, kamu merasa berat

dan ingin tinggal tetap di tempatmu? Apakah kamu puas dengan

kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan diakhirat? Padahal

kenikmatan hidup di dunia ini dibanding dengan akhirat (nilai

kehidupan duniawi dibandingkan dengan nilai kehidupan) di akhirat

hanyalah sedikit (QS At-Tawbah [9]: 38).

Betapa kehidupan ukhrawi itu tidak sempurna, sedang

disanalah diperoleh keadilan sejati yang menjadi dambaan setiap

manusia, dan di sanalah diperoleh kenikmatan hidup yang tiada

taranya.

Satu-satunya jalan untuk mendapatkan kenikmatan dan

kesempurnaan itu, adalah kematian, karena menurut Raghib Al-

Isfahani: "Kematian, yang dikenal sebagai berpisahnya ruh dari badan,

8

Page 9: Makalah PAI

merupakan sebab yang mengantar manusia menuju kenikmatan abadi.”

Kematian adalah perpindahan dari satu negeri ke negeri yang lain,

sebagaimana diriwayatkan bahwa, "Sesungguhnya kalian diciptakan

untuk hidup abadi, tetapi kalian harus berpindah dan satu negen ke

negen (yang lain) sehingga kalian menetap di satu tempat."

(Abdul Karim AL-Khatib, I:217), Kematian walaupun kelihatannya

adalah kepunahan, tetapi pada hakikatnya adalah kelahiran yang

kedua. Kematian manusia dapat diibaratkan dengan menetasnya telur-

telur. Anak ayam yang terkurung dalam telur, tidak dapat

mencapai kesempurnaan evolusinya kecuali apabila ia menetas.

Demikian juga manusia, mereka tidak akan mencapai

kesempurnaannya kecuali apabila meninggalkan dunia ini (mati).

Ada beberapa istilah yang digunakan Al-Quran untuk menunjuk

kepada kematian, antara lain al-wafat (wafat), imsak (menahan).

Dalam surat Az-Zumar (39): 42 dinyatakan bahwasanya,

Artinya:

"Allah mewafatkan jiwa pada saat kematiannya, dan jiwa orang yang

belum mati dalam tidurnya, maka Allah yumsik (menahan) jiwa yang

ditetapkan baginya kematian, dan melepaskan yang lain (orang yang

tidur) sampai pada batas waktu tertentu. Sesungguhnya pada yang

demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang

berpikir."

Ar-Raghib menjadikan istilah-istilah tersebut sebagai salah satu

isyarat betapa Al-Quran menilai kematian sebagai jalan menuju

perpindahan ke sebuah tempat, dan keadaan yang lebih mulia dan

baik dibanding dengan kehidupan dunia.

9

Page 10: Makalah PAI

Perjalanan Hidup dan Mati

Firman Allah SWT..

“Dia yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari mani,

kemudian dari segumpal darah, kemudian Dia keluarkan kamu

menjadi anak-anak, kemudian kamu sampai dewasa, kemudian kamu

menjadi orang tua. Dan diantara kamu ada orang yang diwafatkan

sebelum itu dan supaya kamu sampai kepada ajal (waktu) yang

ditentukan, mudah-mudahan kamu memikirkannya” ( Surah al-

Mukmin ayat 67)

Keterangan tersebut jelas menyatakan bagaimana manusia

diciptakan dan hinggalah ia dimatikan. Permulaan kejadian manusia

yang diciptakan dari tanah dan ini dapat dibuktikan dari kejadian

penciptaan nabi Adam as. Kematian berlaku dalam berbagai keadaan,

tidak tergantung umur, pangkat, keturunan dan ini semuanya telah

ditetapkan oleh yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT. Ada kalanya

kematian berlaku terhadap kanak-kanak yang baru lahir dan kematian

itu tidak semestinya berlaku terhadap golongan tua. Ini karena, perkara

tersebut telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan

hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat

terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan mengalami

pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula. Terpisahnya Ruh

dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita masih berada dialam

Ruh, Ini adalah saat mati yang pertama. Seluruh Ruh manusia ketika

itu belum memiliki jasad. Allah mengumpulkan mereka dialam Ruh

dan berfirman sebagai disebutkan dalam surat Al A’raaf 172:

10

Page 11: Makalah PAI

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak

Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa

mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka

menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami

lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak

mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang

yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (Al A’raaf 172)

Selanjutnya Allah menciptakan tubuh manusia berupa janin

didalam rahim seorang ibu, ketika usia janin mencapai 120 hari Allah

meniupkan Ruh yang tersimpan dialam Ruh itu kedalam Rahim ibu,

tiba-tiba janin itu hidup, ditandai dengan mulai berdetaknya jantung

janin tersebut. Itulah saat kehidupan manusia yang pertama kali,

selanjutnya ia akan lahir kedunia berupa seorang bayi, kemudian

tumbuh menjadi anak anak, menjadi remaja, dewasa, dan tua sampai

akhirnya datang saat berpisah kembali dengan tubuh tersebut.

Ketika sampai waktu yang ditetapkan, Allah akan mengeluarkan

Ruh dari jasad. Itulah saat kematian yang kedua kalinya. Allah

menyimpan Ruh dialam barzakh, dan jasad akan hancur dikuburkan

didalam tanah. Pada hari berbangkit kelak, Allah akan menciptakan

jasad yang baru, kemudian Allah meniupkan Ruh yang ada di alam

barzakh, masuk dan menyatu dengan tubuh yang baru sebagaimana

disebutkan dalam surat Yasin ayat 51:

11

Page 12: Makalah PAI

“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan

segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. 52- Mereka

berkata: “Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami

dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang

Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). (Yasin 51-52)

Itulah saat kehidupan yang kedua kali, kehidupan yang abadi dan

tidak akan ada lagi kematian sesudah itu. Pada saat hidup yang kedua

kali inilah banyak manusia yang menyesal, karena telah mengabaikan

peringatan Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari perbuatan

mereka selama hidup yang pertama didunia dahulu. Mereka berseru

mohon pada Allah agar dizinkan kembali kedunia untuk berbuat amal

soleh, berbeda dengan yang telah mereka kerjakan selama ini

sebagaimana disebutkan dalam surat As Sajdah ayat 12:

“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-

orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan

Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan

mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan

mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang

yang yakin”. (As Sajadah 12)

Itulah proses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan kemudian

hidup kembali yang akan dialami oleh semua manusia dalam

perjalanan hidupnya yang panjang dan tak terbatas. Proses ini juga

disebutkan Allah dalam surat Al Baqarah ayat 28:

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu

Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan

12

Page 13: Makalah PAI

dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu

dikembalikan? (Al Baqarah 28)

Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada namun Ruh sudah

ada dan hidup dialam Ruh. Pada saat hidup yang pertama Ruh

dimasukan kedalam jasad , sehingga jasad tersebut bisa hidup. Pada

saat mati yang kedua, Ruh dikeluarkan dari jasad , sehingga jasad

tersebut mati, namun Ruh tetap hidup dan disimpan dialam barzakh.

Jasad yang telah ditinggalkan oleh Ruh akan mati dan musnah ditelan

bumi. Pada saat hidup yang kedua, Allah menciptakan jasad yang baru

dihari berbangkit, jasad yang baru itu akan hidup setelah Allah

memasukan Ruh yang selama ini disimpan dialam barzak kedalam

tubuh tersebut. Kehidupan yang kedua ini adalah kehidupan yang

abadi, tidak ada lagi kematian atau perpisahan antara Ruh dengan jasad

sesudah itu.

Kalau kita amati proses perjalanan hidup dan mati diatas ternyata

yang mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad, sedangkan Ruh

tidak pernah mengalami kematian dan musnah. Allah mengingatkan

hal tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 154 :

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur

di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka

itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Al Baqarah 154)

Sejak diciptakan pertama kali dan diambil kesaksiannya tentang ke

Esaan Allah ketika dikumpulkan dialam Ruh sebagaimana disebutkan

dalam surat Al A’raaf 172, mulailah Ruh menempuh perjalanan

panjang yang tidak akan pernah berkahir.

Sifat Ruh sama seperti energy, dalam ilmu fisika kita mengenal

teori kekekalan Energy. Teori kekalan Energy mengatakan bahwa

Energy bersifat kekal, tidak bisa dimusnahkan, dihancurkan ataupun

dilenyapkan. Ia hanya mengalami perubahan bentuk. Ruh memiliki

sifat seperti Energy ini, ia tidak bisa dimusnahkan, dilenyapkan

13

Page 14: Makalah PAI

ataupun dihancurkan, ia kekal selamanya, ia hanya berubah bentuk

mulai dialam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh dan alam Akhirat kelak.

Kita bisa merasakan selama hidup didunia ini bahwa Ruh kita tidak

pernah tidur atau beristirat. Kalau kita tidur pada malam hari, yang

tidur adalah jasad atau jasmani kita sedang Ruh kita sendiri, pergi

berjalan entah kemana. Ruh tidak bisa hancur, musnah dan lenyap

namun ia bisa merasa lemah, sakit dan menderita. Ruh yang kurang

mendapat perawatan akan menjadi lemah menderita dan sakit.

Penyakit Ruh umumnya akan merembet pada penyakit fisik atau

jasmani, penyakit ruh yang umum kita kenal antara lain, gelisah,

kecewa, dengki, cemas, takut, sedih, tertekan dan stress

berkepanjangan.

Ruh mengalami proses pendewasaan selama hidup didunia. Semua

bekal yang dibawa untuk perjalanan hidup dialam barzakh dan akhirat

didapat dari alam dunia. Namun sayang selama hidup didunia banyak

orang yang tidak memperdulikan kebutuhan Ruhnya untuk

menghadapi perjalanan panjang yang tak akan pernah berakhir ini.

Kebanyakan manusia hanya fokus pada masalah kehidupan dunia, dan

tidak peduli dengan masalah kehidupan akhirat yang lebih dahsyat

dibandingkan dengan kehidupan dunia.

Mereka baru menyadari kekeliruan mereka tatkala ruh telah sampai

ditenggorokan, hingga tatkala mereka telah pindah kealam barzakh

mereka mengeluh sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mukminun

ayat 99-100 :

14

Page 15: Makalah PAI

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila

datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya

Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang

saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.

Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di

hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan (Al

Mukminun 99-100)

Penyesalan itu memang selalu terlambat datangnya, namun

penyesalan yang muncul setelah datangnya kematian hanyalah sesuatu

yang sia-sia. Masa lampau tidak akan pernah kembali, kita hanya terus

maju menghadang masa yang akan datang, apapun keadaan kita. Orang

yang bijaksana akan mengumpulkan bekal sebanyak banyaknya untuk

menempuh perjalanan panjang dialam barzakh dan akhirat. Orang yang

lalai hanya fokus pada kehidupan dunia, tidak pernah mempersiapkan

diri untuk menempuh perjalanan panjang itu. Bahkan terkesan tidak

peduli dengan kehidupan akhirat. Sebagian besar manusia didunia

termasuk kedalam golongan orang yang lalai ini, sebagaimana

disebutkan dalam surat Yunus ayat 92: “…sesungguhnya kebanyakan

dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” Lebih tegas

lagi disebutkan dalam surat al Insan ayat 27 :

"Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan

mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat

(hari akhirat). (Al Insan 27)

Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang lalai, seperti

disebutkan dalam ayat Al Qur’an diatas. Mari kita persiapkan

perbekalan kita untuk menempuh perjalanan panjang yang tidak akan

pernah berakhir didunia dan akhirat. Penyesalan diakhirat kelak tidak

ada gunanya, masa lalu tidak akan pernah kembali, masa yang akan

datang pasti terjadi. Bersiaplah menghadap berbagai perubahan yang

15

Page 16: Makalah PAI

akan kita alami sepanjang perjalanan hidup yang amat panjang dan

melelahkan ini. Berbekalah sebaik baik bekal adalah Taqwa.

Tanda-Tanda Kematian untuk Orang Islam

Tanda-tanda ini hanya dirasakan oleh orang mukmin yang Allah

kehendaki.

Tanda 100 hari sebelum hari mati

Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya

akan disadari oleh mereka-mereka yang dikehendakinya. Walau

bagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini cuma

mereka sadar atau tidak.

Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Ashar. Seluruh tubuh

dari ujung rambut sehingga ke hujung kaki akan mengalami getaran

atau seakan-akan mengigil. Contohnya seperti daging lembu yang baru

disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti kita akan mendapati

daging tersebut seakan-akan bergetar.

Tanda 40 hari sebelum hari mati

Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Ashar. Bagian pusat kita

akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita

akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arash Allah SWT. Maka

malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat

persiapannya ke atas kita diantaranya ialah ia akan mulai mengikuti

kita sepanjang masa.

Malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika

ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan

bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang

tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan

jumlah nyawa yang akan dicabutnya.

Tanda 7 hari

Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji

dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan

secara tiba-tiba ianya berselera untuk makan.

16

Page 17: Makalah PAI

Tanda 3 hari

Pada ketika ini akan terasa denyutan di bagian tengah dahi kita yaitu

diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat diketahui maka

berpuasalah kita setelah itu supaya perut kita tidak mengandung

banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan

memandikan kita nanti.

Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang

yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat diketahui

jika kita melihatnya dari sebagian sisi.

Tanda 1 hari

Akan berlaku sesudah waktu Ashar di mana kita akan merasakan satu

denyutan di sebelah belakang yaitu di kawasan ubun-ubun di mana ini

menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Ashar

keesokan harinya.

Tanda akhir

Akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan satu keadaan sejuk

di bagian pusat dan ia akan turun ke pinggang dan seterusnya akan

naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap

kalimah syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan

malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang

telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.

C. Hikmah Mempelajari Islam dan Kematian

1. Kematian sebagai Peringatan

Kematian adalah pasti. Alangkah bodohnya kalau kita lebih

mementingkan kesenangan sesaat dengan melupakan kehidupan abadi

di akhirat nanti. Alangkah bodohnya manusia yang membuang

kesempatan kehidupannya di dunia hingga kematian menjemputnya.

Padahal Allah selalu memperingatkan dalam berbagai ayat-Nya bahwa

kematian pasti akan datang dan tak tentu waktunya. Jika ia datang tidak

akan bisa dimajukan dan dimundurkan. Allah ‘azza wa jalla berfirman:

17

Page 18: Makalah PAI

“Tiap -tiap umat memiliki ajal ; maka apabila telah datang waktunya

mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan

tidak dapat pula memajukannya. {al-A’raaf: 34}

Tiap-tiap yang mempunyai jiwa akan merasakan kematian. Dan

sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian.

Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga

maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah

kesenangan yang memperdayakan. Untuk itu Allah dan rasul-Nya

memberikan wasiat kepada kita agar jangan sampai mati kecuali dalam

keadaan muslim .

Kematian sebagai peringatan. Ayat-ayat dalam Al Qur`an yang

menceritakan tentang kematian terlalu banyak. Dan tidak ada seorang

pun yang mengingkari akan terjadinya kematian ini. Namun mengapa

kebanyakan mereka tidak menjadikan kematian sebagai peringatan agar

bersiap-siap menuju kehidupan abadi dengan kebahagiaan di dalam

surga. Sesungguhnya manusia yang paling bodoh adalah manusia yang

tidak dapat menjadikan kematian sebagai peringatan.

Dikatakan dalam sebuah nasehat: “ Barangsiapa yang

menginginkan pelindung maka Allah cukup baginya. Barangsiapa yang

menginginkan teladan maka Rasulullah cukup baginya. Barangsiapa

yang menginginkan pedoman hidup maka Al-Qur`an cukup baginya.

Barangsiapa yang menginginkan peringatan maka kematian cukup

baginya. Dan barangsiapa tidak cukup dengan semua itu maka neraka

cukup baginya.”

2. Meningkatkan Iman dan Takwa

18

Page 19: Makalah PAI

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah

dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah kalian mati

melainkan kalian mati dalam keadaan Islam. {Ali Imran: 102}

Dengan demikian berarti kita harus selalu meningkatkan

ketaqwaan dan keimanan kita sehingga ketika datang kematian kita

dalam keadaan Islam.

3. Selalu mengingat dan berpasrah hanya kepada Allah

Mendengar berita kematian dengan penuh keinsafan adalah

sebagian cara untuk mengingat Allah yang menciptakan, menghidupkan

dan mematikan setiap makhluk yang bernyawa.

Ibnu Katsir berkata: Beribadah kepada Allah adalah dengan taat

menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Inilah agama

Islam karena makna Islam adalah pasrah dan menyerah diri kepada

Allah.. yang tentunya mengandung setinggi-tingginya keterikatan

perendahan diri dan ketundukan . Yakni kita diperintahkan untuk

pasrah dan menyerah kepada Allah. Diri kita dan seluruh anggota badan

kita adalah milik Allah maka serahkanlah kepada-Nya. Ya Allah kami

hamba-Mu milik-Mu Engkau yg menciptakan kami dan memberikan

segala kebutuhan kami. Kami menyerahkan diri kami kepada-Mu kami

pasrah dan menyerah utk diatur dihukumi diperintah dan dilarang.

Kami taat tunduk patuh karena kami adalah milikmu. Inilah makna

Islam sebagaimana terkandung secara makna dalam sayyidul istighfar:

“Ya Allah Engkau adalah Rabb-ku tidak ada illah kecuali Engkau.

Engkau yang menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku di atas

janjiku kepada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari

kejelekan apa yang aku perbuat. Aku mengakui untuk-Mu dengan

keni’matan-Mu atasku. Dan aku mengakui dosa-dosaku terhadap-Mu

maka ampunilah aku.”

4. Mendapatkan nikmat dan pelajaran dunia dan akhirat

19

Page 20: Makalah PAI

"Mahasuci Allah Yang di dalam genggaman kekuasaan-Nya

seluruh kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang

menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapakah di antara

kamu yang paling baik amalnya, dan sesungguhnya Dia Mahamulia

lagi Maha Pengampun" (QS Al-Mulk [67]:1-2).

Demikian terlihat bahwa kematian dalam pandangan Islam

bukanlah sesuatu yang buruk, karena di samping mendorong manusia

untuk meningkatkan pengabdiannya dalam kehidupan dunia ini, ia

juga merupakan pintu gerbang untuk memasuki kebahagiaan abadi,

serta mendapatkan keadilan sejati.

Muhammad Rasulullah SAW. dalam sebuah hadist yang

diriwayatkan oleh Imam Ahmad menjelaskan bahwa, "Seorang

mukmin, saat menjelang kematiannya, akan didatangi oleh malaikat

sambil menyampaikan dan memperlihatkan kepadanya apa yang

bakal dialaminya setelah kematian. Ketika itu tidak ada yang lebih

disenanginya kecuali bertemu dengan Tuhan (mati). Berbeda halnya

dengan orang kafir yang juga diperlihatkannya kepadanya apa

yang bakal dihadapinya, dan ketika itu tidak ada sesuatu yang lebih

dibencinya daripada bertemu dengan Tuhan."

Dalam surat Fushshilat (41): 30 Allah berfirman,

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan bahwa Tuhan kami

ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka

malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), 'Janganlah

kamu merasa takut dan jangan pula bersedih, serta bergembiralah

dengan surga yang dijanjikan Allah kepada kamu.' " Turunnya

malaikat tersebut menurut banyak pakar tafsir adalah ketika

seseorang yang sikapnya seperti digambarkan ayat di atas sedang

20

Page 21: Makalah PAI

menghadapi kematian. Ucapan malaikat, "Janganlah kamu merasa

takut" adalah untuk menenangkan mereka menghadapi maut dan

sesudah maut, sedang "jangan bersedih" adalah untuk

menghilangkan kesedihan mereka menyangkut persoalan dunia yang

ditinggalkan seperti anak, istri, harta, atau hutang.

Sebaliknya Al-Quran mengisyaratkan bahwa keadaan orang-orang

kafir ketika menghadapi kematian sulit terlukiskan:

"Kalau sekuatnya kamu dapat melihat malaikat-malaikat mencabut

nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang

mereka serta berkata, 'Rasakanlah olehmu siksa neraka yang

membakar' (niscaya kamu akan merasa sangat ngeri)" (QS Al-Anfal

[8]: 50)

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang-

orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut,

sedang para malaikat memukul dengan tangannya sambil berkata,

'Keluarkanlah nyawamu! Di hari ini, kamu dibalas dengan siksaan

yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap

Allah perkataan yang tidak benar, dan karena kamu selalu

menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya" (QS Al-An'am [6]:93).

21

Page 22: Makalah PAI

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

1. Kematian merupakan sunnatullah yang berlaku pada tiap makhluk

yang bernyawa. Kematian adalah diamnya jiwa dan terpisahnya nyawa

dari badan untuk kembali kepada Rabbnya.

2. Kematian dalam agama Islam mempunyai peranan yang sangat

besar dalam memantapkan akidah serta menumbuhkembangkan

semangat pengabdian. Tanpa kematian, manusia tidak akan berpikir

tentang apa sesudah mati, dan tidak akan mempersiapkan diri

menghadapinya. Karena itu, agama Islam menganjurkan manusia

untuk berpikir tentang kematian. Rasul Muhammad Saw. misalnya

bersabda, "Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan

duniawi (kematian)."

3. Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup

adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat

terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan mengalami

pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula.

4. Tanda-tanda kematian untuk orang mukmim yaitu Tanda 100 hari

sebelum mati, 40 hari sebelum mati, 7 hari, 3 hari, 1 hari, dan tanda

hari terakhir.

5. Hikmah yang dapat diambil dari mempelajari Islam dan Kematian

adalah: Kematian sebagai peringatan (selalu mengingatkan kita bahwa

kita pasti akan kembali kepada Allah SWT), Meningkatkan Iman dan

Takwa, Selalu berpasrah hanya kepada Allah SWT dan kita akan

mendapatkan nikmat dunia dan akhirat.

B. Saran

Sudah seharusnya kita mempelajari tentang Ilmu Agama Islam yang

berkaitan dengan kematian karena kita yakin bahwa setiap yang bernyawa

22

Page 23: Makalah PAI

itu pasti akan mengalami mati, akan kembali kepada sang penciptanya,

yaitu Allah SWT. Sehingga kita dapat selalu mengingat Allah SWT, agar

kita lebih meningkatkan iman dan takwa kita, dan senantiasa meminta

pertolongan, dan berpasrah serta berserah diri hanya kepada Allah SWT

karena sesunggunya apa yang ada didiri kita bukanlah milik kita, namun

milik-Nya.

Kita juga, sebagai muslim hendaknya selalu mengingat kematian karena

dengan mengingat kematian maka kita akan mendapat kenikmatan dunia

dan akhirat, sehingga kita menjadi hamba yang tidak takut akan datangnya

kematian sebab kematian adalah jembatan agar kita bisa bertemu dengan

Allah SWT.

Semoga kita semua, khususnya penyusun bisa mengamalkan apa yang

telah ditulis dalam makalah ini. Semoga kita senantiasa menjadi umat

terbaik dan mendapat kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Amiin Yaa

Rabbal ‘Alamiin.

23

Page 24: Makalah PAI

DAFTAR PUSTAKA

http://blog.re.or.id/kematian-merupakan-sunnatullah.htm

http://blog.re.or.id/kematian-sebagai-peringatan-nasehat.htm

Dahlan, Sofwan. 2010. Kematian ditinjau dari aspek medis. Seminar Coronaria.

http://www.fadhilza.com/2009/08/tadabbur/kematian-menurut-al-qur%E2%80%99an.html

http://filsafat.ugm.ac.id/downloads/artikel/kematian.pdf

http://hayati-hasan.blog.friendster.com/2009/06/erti-kematian/

http://kajianislam.wordpress.com/2007/07/08/kematian/

http://kematian.weblog.usahawan.net.my/

http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Kematian1.html

http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Kematian2.html

Syukur, Amin. 2010. Mati dalam pandangan Islam. Makalah seminar coronaria.

24