33
MAKALAH NEOPLASMA OSTEOSARCOMA Disusun oleh : Bunga Nurmalita 112080009 Febrianto Dwilaksono 112080018 Novi Sagita R 112080029 Yayuk Catur 112080048 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

MAKALAH NEOPLASMA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

neoplasma

Citation preview

Page 1: MAKALAH NEOPLASMA

MAKALAH NEOPLASMA

OSTEOSARCOMA

Disusun oleh :

Bunga Nurmalita 112080009

Febrianto Dwilaksono112080018

Novi Sagita R 112080029

Yayuk Catur 112080048

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2009/2010

Page 2: MAKALAH NEOPLASMA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Alla SWT. Karena dengan rahmat-Nya

makalah yang berjudul Osteosarcoma dapat diselesaikan.

Osteosarcoma adalah neoplasma ganas yang umum dijumpai pada tulang-tulang

panjang dan lokasi terbanyak pada daerah metafisis di daerah perkembangan tulang.

Osteosarcoma bertendensi kuat untuk bermetastasis di paru-paru (1,2) Osteosarkoma bisa

juga ditemukan pada daerah maksillofasialis. Kira-kira 5 % dapat ditemukan pada tulang

mandibula dan maksilla serta lebih sering ditemukan pada mandibula dibanding maksilla.

Osteosarcoma sering terjadi pada laki-laki, paling sering pada usia muda (10-20 tahun).

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami sangat

mengharapkan kritikan dan saran membangun untuk masukan dan perbaikan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khusus dan bagi pembaca umumnya.

Semarang, Desember 2009

Tim Penyusun

Page 3: MAKALAH NEOPLASMA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

Kata Pengantar ......................................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................................. iii

Daftar Gambar ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan ....................................................................................................... 2

D. Manfaat .................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3

BAB III LAPORAN KASUS .............................................................................. 13

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 14

BAB V KESIMPULAN ......................................................................................... 17

Daftar Pustaka

Page 4: MAKALAH NEOPLASMA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Osteosarcoma pada mandibula ............................................................. 3

Gambar 2.3 Osteosarcoma ........................................................................................ 5

Gambar 2.4.1 Hasil X-ray ......................................................................................... 6

Gambar 2.4.2 Hasil MRI-scan .................................................................................. 6

Gambar 2.4.3 Mikoskropik ....................................................................................... 6

Gambar 6.1 Tindakan pembedahan .......................................................................... 11

Page 5: MAKALAH NEOPLASMA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Neoplasma atau sering disebut dengan kanker saat ini penyakit yang banyak ditemukan

di masyarakat. Dari banyaknya penyakit kanker yang sering ditemukan di masyarakat, salah

satunya kanker tulang atau osteosarcoma. Kanker ini menempati urutan kedelapan setelah

kanker otot lurik atau rabdomiosarcoma sebagai pembawa kematian pada anak. Biasanya

menyerang anak usia remaja, yaitu antara 10 hingga 20 tahun.

Penyakit ini diawali gejala-gejala seperti pembengkakan progresif  disertai rasa nyeri dan

demam. Kadang disertai trauma, misalnya jatuh, yang berakibat pada patah tulang yang

terjadi di daerah tumbuhnya kanker. Patah tulang atau fraktur patologis itu seringkali terjadi

karena adanya gerakan rutin.

Osteosarkoma umumnya cenderung tumbuh di tulang paha, tulang lengan atas (ujung

atas), ujung atas tulang kering atau lutut. Ujung-ujung tulang tersebut merupakan daerah

terjadinya perubahan dan kecepatan pertumbuhan terbesar. Kanker atau tumor ganas di

daerah lutut paling banyak dijumpai.

Osteosarcoma adalah penyakit yang jarang dijumpai, di Amerika Serikat dilaporkan 400

kasus baru setiap tahunnya dan hanya 5% mengenai tulang maksillofasial. Inggris dilaporkan

14 kasus osteosarcoma mandibula selama 32 tahun. Sedangkan di Indonesia belum

didapatkan data yang pasti. Penyakit ini terbanyak ditemukan pada dewasa muda berumur

antara 20 – 30 tahun dan frekwensinya semakin menurun seiring dengan peningkatan usia.

Kelainan lebih banyak ditemukan pada laki-laki dengan ratio laki-laki dan wanita 3 : 2.

Page 6: MAKALAH NEOPLASMA

Meski jumlahnya relatif kecil, dampak yang ditimbulkannya sangatlah besar. Bagi

seseorang yang menderita akan berdampak pada kehidupan selanjutnya akibat operasi atau

amputasi pada organ tubuh yang terkena kanker ini. Sebab itulah kanker tulang perlu

mendapat perhatian serius.

B. Rumusan Masalah

1. Apa etiologi Osteosarcoma?

2. Bagaimana gambaran klinis dari Osteosarcoma?

3. Pemeriksaan apa yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya Osteosarcoma?

4. Pentalaksanaan yang harus dilakukan pada kasus Osteosarcoma?

C. Tujuan

Makalah ini disusun untuk membantu pembaca untuk lebih mengetahui tentang salah

satu Neoplasma maligna yaitu Osteosarcoma meliputi etiologi, gambaran klinis, pemeriksaan

dan penatalaksanaan.

D. Manfaat

1. Agar dapat lebih mengetahui tentang salah satu neoplasma maligna yaitu

Osteosarcoma

2. Untuk memenuhi tugas Skiil Lab Blok Oral Pathology pada LBM Neoplasma

Page 7: MAKALAH NEOPLASMA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Neoplasma atau lazim disebut kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel; oleh

karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang tumbuh

abnormal, cepat, dan tidak terkendali; dengan bentuk, sifat, dan gerakan yang berbeda dari sel

asalnya (Dorland, 2006).

Osteosarkoma adalah neoplasma ganas yang umum dijumpai pada tulang-tulang

panjang, jarang ditemukan pada tulang pipih (spt : mandibula) dan lokasi terbanyak pada

daerah metafisis di daerah perkembangan tulang.

Gambar 2.1 Osteosarcoma pada mandibula

Page 8: MAKALAH NEOPLASMA

2. Etiologi

Penyebab yang pasti terhadap kanker belum di ketahui secara jelas tetapi faktor-faktor

predisposisi yang membantu terbetuknya kanker sudah banyak di ketahui yang disebut

bahan-bahan karsinogen, sinar ultraviolet, sinar radioaktif parasif dan virus. Beberapa bukti

menunjukkan osteosarcoma dapat disebabkan pula oleh faktor keturunan (genital).

3. Gambaran klinis

Osteosarkoma lebih sering ditemukan pada lakilaki, timbul pada dekade kedua, yaitu

antara umur 5 sampai 30 tahun, terbanyak pada umur 10 - 20 tahun. Akan tetapi bisa juga

pada akhir usia dewasa yang berhubungan dengan penyakit Paget (Paget’s disease). Gejala

klinis yang umumnya ditemukan adalah nyeri pada jaringan yang membengkak. Gejala ini

dapat ditemukan pada berbagai jenis tumor pada tulang karena peregangan pada periosteum

karena pembesaran massa. Ulserasi, kehilangan gigi, penurunan berat badan, muka pucat,

febris, anoreksia juga kadang ditemukan walaupun jarang. Kadang-kadang juga ditemukan

defisit neurologi, seperti parastesia. Secara umum osteosarkoma timbul pada metafisis tulang

panjang yang pertumbuhannya pesat, yaitu lokasi tersering pada distal femur, proksimal tibia

dan fibula, dan proksimal humerus. Osteosarkoma jarang pada tulang pipih

Gambaran radiologi pada daerah korteks dan medulla yang mengalami destruksi

osteoblastik atau osteolisis sehingga terlihat area radiopaque dan radiolusens yang secara

histopatologi menggambarkan trabekulasi tulangtulang matur yang terpisah sebagai suatu

stroma yang secara histologi tersusun dari grade rendah ke grade tinggi. Pada beberapa area

dapat diamati tanda atipia dan aktifitas mitosis

Page 9: MAKALAH NEOPLASMA

Gambar 2.3 Osteosarcoma

4. Pemeriksaan

Pemeriksaan klinik

- Inspeksi

- Palpasi

Pemeriksaan neurologis

Pemeriksaan ini dilakukan secara cermat bila ada keluhan dari penderita untuk

menentukan apakah gangguan diakibatkan penekanan tumor pada saraf tertentu.

Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan radiologis (foto polos, scanning radionuklida, CT-Scan, MRI-scan,

PET-scan) penting untuk menegaskan diagnosis.

rontgen (x-ray) tulang yang terkena,

CT-scan tulang yang terkena,

MRI-scan untuk mengetahui struktur dalam tulang yang terkena,

PET-scan bagian tulang yang terkena,

Page 10: MAKALAH NEOPLASMA

CT-scan dada untuk melihat apakah ada indikasi penyebaran ke paru-paru,

scanning tulang untuk melihat penyebaran tumor.

Gambar 2.4.1 Hasil X-ray

Gambar 2.4.2 Hasil MRI-scan

Gambar 2.4.3 Mikoskropik

Page 11: MAKALAH NEOPLASMA

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan tambahan atau penunjang guna

menegaskan diagnosis. Pemeriksaan laboratorium ini meliputi pemeriksaan level

LED, Hb, serum enzim alkali fosfatase, serum elektroforesis protein, serum asam

fosfatase.

Pemeriksaan biopsi

Biopsi adalah pengambilan sebagian cell tubuh untuk diperiksa melalui

mikroskop, untuk mengetahui apakah cell tersebut adalah kanker (malignant) atau non

kanker(benign).

Biopsi yang dimaksud merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang

akan digunakan untuk serangkaian tes.

5. Differensial Diagnosis

Beberapa kelainan yang menimbulkan bentukan massa pada tulang sering sulit dibedakan

dengan osteosarkoma, baik secara klinis maupun dengan pemeriksaan pencitraan. Adapun

kelainan-kelainan tersebut adalah:

1. Ewing’s sarcoma

2. Osteomyelitis

3. Osteoblastoma

4. Giant cell tumor

5. Aneurysmal bone cyst

6. Fibrous dysplasia

Page 12: MAKALAH NEOPLASMA

6. Perawatan

Beberapa jenis penanganan/pengobatan dapat dilakukan pada kasus osteosarcoma

meliputi :

- Pembedahan

Pembedahan yang dilakukan di sini adalah untuk membersihkan tumor dan tissue

terdekat dari lokasi tumor, serta titik-titik kelenjar getah bening terdekat yang mungkin

ditemui di sekitar lokasi tumor. Sebisanya dokter akan mengupayakan tidak perlu terjadi

amputasi, cukup dengan pengangkatan tumor saja. Namun, untuk beberapa kasus, amputasi

ini diperlukan sebagai tindakan pencegahan penyebaran tumor lebih lanjut.

- Radioterapi (terapi radiasi)

Pada jenis pengobatan ini yang dilakukan adalah memanfaatkan sinar radiasi untuk

membunuh sel-sel tumor dan menyusutkan tumor.

Ada dua jenis terapi berdasarkan lokasi penyinaran, yaitu:

o Terapi radiasi eksternal

Penyinaran dilakukan langsung pada tumor dari luar tubuh penderita.

o Terapi radiasi internal

Bahan radio-aktif ditempatkan di dalam tubuh, berdekatan dengan sel-sel tumor.

- Kemoterapi

Jenis terapi ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel tumor. Medianya

beragam, antara lain: pil, injeksi, dan melalui pipa/selang yang dimasukkan ke dalam tubuh.

Obat-obatan (bentuk padat/cair) yang masuk ke dalam tubuh memanfaatkan aliran peredaran

darah untuk membunuh sel-sel tumor, meski tidak jarang sel-sel sehat juga ikut terbunuh.

Page 13: MAKALAH NEOPLASMA

Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan osteosarkoma adalah

kemoterapi preoperatif (preoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan induction

chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan kemoterapi postoperatif (postoperative

chemotherapy) yang disebut juga dengan adjuvant chemotherapy.

Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis pada tumor primernya, sehingga

tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan pengobatan secara dini terhadap terjadinya

mikro-metastase. Keadaan ini akan membantu mempermudah melakukan operasi reseksi

secara luas dari tumor dan sekaligus masih dapat mempertahankan ekstremitasnya.

Pemberian kemoterapi postoperatif paling baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3 minggu

setelah operasi.

Obat-obat kemoterapi yang mempunyai hasil cukup efektif untuk osteosarkoma adalah:

doxorubicin (Adriamycin¨), cisplatin (Platinol¨), ifosfamide (Ifex¨), mesna (Mesnex¨), dan

methotrexate dosis tinggi (Rheumatrex¨). Protokol standar yang digunakan adalah

doxorubicin dan cisplatin dengan atau tanpa methotrexate dosis tinggi, baik sebagai terapi

induksi (neoadjuvant) atau terapi adjuvant. Kadang-kadang dapat ditambah dengan

ifosfamide. Dengan menggunakan pengobatan multi-agent ini, dengan dosis yang intensif,

terbukti memberikan perbaikan terhadap survival rate sampai 60 - 80%.

- Terapi Myeloablative (dengan dukungan sel batang)

Untuk jenis tumor ganas yang sudah menyebar diperlukan kemoterapi yang jauh lebih

kuat untuk membunuh sel kanker. Terapi ini juga akan menghancurkan sumsum tulang. Sel-

sel batang (yang memiliki kemampuan untuk membuat sel jenis baru) diberikan kemudian

untuk penggantian sumsum tulang yang hilang.

Page 14: MAKALAH NEOPLASMA

- Operasi

Operasi bisa berupa amputasi atau operasi penyelamatan anggota badan yaitu

pengambilan tulang dan otot yang terkena osteosarcoma dan mengisinyanya dengan bone

bank (istilahnya cangkok tulang) atau dengan special metal prosthesis.

Saat ini prosedur Limb Salvage merupakan tujuan yang diharapkan dalam operasi suatu

osteosarkoma. Maka dari itu melakukan reseksi tumor dan melakukan rekonstrusinya

kembali dan mendapatkan fungsi yang memuaskan dari ektermitas merupakan salah satu

keberhasilan dalam melakukan operasi. Dengan memberikan kemoterapi preoperatif

(induction = neoadjuvant chemotherpy) melakukan operasi mempertahankan ekstremitas

(limb-sparing resection) dan sekaligus melakukan rekonstruksi akan lebih aman dan mudah,

sehingga amputasi tidak perlu dilakukan pada 90 sampai 95% dari penderita osteosarkoma.

Dalam penelitian terbukti tidak terdapat perbedaan survival rate antara operasi amputasi

dengan limb-sparing resection.17 Amputasi terpaksa dikerjakan apabila prosedur limb-

salvage tidak dapat atau tidak memungkinkan lagi dikerjakan.

Setelah melakukan reseksi tumor, terjadi kehilangan cukup banyak dari tulang dan

jaringan lunaknya, sehingga memerlukan kecakapan untuk merekonstruksi kembali dari

ekstremitas tersebut. Biasanya untuk rekonstruksi digunakan endo-prostesis dari methal.18-

20 Prostesis ini memberikan stabilitas fiksasi yang baik sehingga penderita dapat menginjak

(weight-bearing) dan mobilisasi secara cepat, memberikan stabilitas sendi yang baik, dan

fungsi dari ekstremitas yang baik dan memuaskan. Begitu juga endoprostesis methal

meminimalisasi komplikasi postoperasinya dibanding dengan menggunakan bone graft.

Page 15: MAKALAH NEOPLASMA

Gambar 6.1 Tindakan pembedahan

7. Prognosis

Prognosis osteosarcoma dibagi dalam tiga grup, yaitu:

- Stage-I

Osteosarcoma jarang ditemukan, termasuk parosteal osteosarcoma atau central

osteosarcoma tingkat rendah. Prognosis grup ini baik sekali (lebih besar dari 90%)

dengan resection yang lebar.

- Stage-IIb

Prognosis bergantung pada lokasi tumor (proximal tibia, femur, pelvis, dll), ukuran

massa tumor (dalam satuan sentimeter), derajat necrosis dari kemoterapi yang

dilakukan sebelum operasi, dan faktor patologis (seperti derajat p-glycoprotein,

apakah tumor yang diderita CXCR4 positif, apakah ditemukan indikasi penyebaran ke

paru-paru). Untuk sampai ke tahap metastasis (menyebar ke bagian lain) dibutuhkan

waktu sekitar 12 sampai 24 bulan, juga dibutuhkan sejumlah metastasis untuk sampai

ke indikasi prognosis osteosarcoma metastatik.

- Stage-III

Page 16: MAKALAH NEOPLASMA

Keberadaan osteosarcoma yang termasuk grup ini dengan metastasis paru bergantung

pada resectability tumor primer dan nodule paru, derajat necrosis tumor primer, dan

mungkin juga jumlah metastasis yang terdeteksi. Keseluruhan prognosis berada dalam

kisaran 30 % atau lebih besar dari nilai tersebut.

Page 17: MAKALAH NEOPLASMA

BAB III

LAPORAN KASUS

Dilaporkan satu kasus, laki-laki 47 tahun dengan tumor pada rahang bawah sebelah

kanan sejak 5 bulan lalu yang membesar secara progresif. Benjolan pada rahang bawah kanan

bagian korpus sampai angulus mandibula berukuran 4 x 3 cm dengan konsistensi padat keras,

terfiksir tetapi tidak nyeri tekan, warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak ada pelebaran

vena-vena superfisialis dan tidak terdapat ulkus. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe

pada regio kolli. Tidak ada parastesi dan gigi pada daerah molar sudah tidak ada. Pada foto x-

ray terdapat lesi osteolitik pada korteks korpus mandibula, foto thorak tidak ada kelainan dan

tak tampak tanda-tanda metastasis pada paru-paru, pada CT Scan mandibula terlihat tanda

keganasan dengan terdapatnya daerah litik pada tulang mandibula. Pemeriksaan laboratorium

dalam batas normal kecuali alkali phosphatase : 631 U/L. Pemeriksaan sitologi

memperlihatkan proses jinak dapat dipertimbangkan suatu adenoma kelenjar liur. Dilakukan

operasi hemimandibulektomi dekstra dengan pemasangan protesa. Hasil pemeriksaan

histopatologi high grade sarcoma suspek osteosarkoma. Pengobatan dilanjutkan dengan

pemberian terapi adjuvant dengan kemoterapi ( siklofosfamida 800 mg, vinkristin 2 mg,

doksorubisin 80 mg selama 6 siklus).

Page 18: MAKALAH NEOPLASMA

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan laporan kasus diatas, penatalaksanaan dilakukan dengan operasi yang

dilanjutkan dengan pemberian terapi adjuvant dengan kemoterapi. Keganasan ini jarang

sekali ditemukan pada bagian tulang lain selain tulang panjang. Pada beberapa kepustakaan

dikemukakan hanya sekitar 5 – 7 % dapat menyerang tulang mandibula. Biasanya keganasan

ini merupakan metastasis dari keganasan di tulang panjang, tapi harus dibuktikan oleh

pemeriksaan histopatologi dan juga lesi sekundernya secara histologipatologi harus sama

dengan lesi ditempat primer. Pada umumnya penyebarannya melibatkan organ paru, tapi pada

pasien ini belum ditemukan adanya metastasis pada paru karena menurut literatur OS yang

mengenai tulang pipih kurang agresif dibandingkan bila mengenai tulang panjang karena

jarang mengadakan metastasis dan kasus ini lebih sedikit ditemukan pada kelompok usia tua.

OS pada tulang rahang ini sangat jarang ditemukan, bahkan di Indonesia sangat jarang

dilaporkan kasus yang menyerang mandibula.

Insiden OS biasanya ditemukan pada umur dewasa muda antara umur 20 – 30 tahun dan lebih

banyak ditemukan pada pria, tetapi yang berlokasi pada tulang rahang khususnya mandibula dan

sangat jarang. Menurut kepustakaan insiden terbanyak pada dewasa muda khususnya dekade III dan

IV. Mardinger et al (2001) melaporkan 14 kasus pada OS pada mandibula dengan umur penderita

ratarata 33 tahun. Patel et al juga melaporkan 44 kasus OS pada kepala dan leher dengan rata-rata

umur penderita 31 tahun.

Etiologi OS belum jelas diketahui tetapi pengaruh radioterapi, paget’s disease, fibrous

displasia dan riwayat trauma dilibatkan pada patogenesis penyakit ini. Daw et al melaporkan 8 dari 18

kasus yang sebelumnya mengalami paparan radiasi dan 6 dari 8 penderita yang sebelumnya diterapi

dengan retinoblastoma bilateral.

Page 19: MAKALAH NEOPLASMA

Kasus ini pada mulanya dicurigai sebagai ameloblastoma oleh karena gejala dan tanda mirip

dengan ameloblastoma seperti tanda asimetris pada wajah, ditemukan pada umur dewasa, tidak ada

keluhan nyeri pada pemeriksaan awal. Pada penderita ini gejala awalnya penonjolan dan deformitas

pada rahang kanan yang mulai dirasakan ± 3 bulan tetapi tidak ditemukan adanya ulkus dan juga tidak

disertai nyeri. Gigi molar sebelah kanan juga sudah tidak ada. Keluhan parastesia juga tidak

didapatkan. Gambaran foto panoramik bulan Mei 2006 memperlihatkan destuksi ringan pada korpus

mandibula di bagian korteks. Gambaran CT Scan yang dilakukan bulan November 2006

memperlihatkan destruksi yang sangat cepat pada tulang mandibula dan penderita sudah mengeluh

kadang merasa nyeri daerah mandibula kanan. OS sangat cepat berkembang dan pada tempat itu tetapi

kecenderungannya terbatas untuk mengadakan metastasis. Tanda dan keluhan yang umum didapatkan

adalah pembesaran massa tumor dengan atau tidak disertai nyeri atau parastesia, kehilangan gigi dan

pembengkakan. Lee et al melaporkan 13 penderita OS dan 4 kasus menunjukkan gambaran osteolitik,

6 kasus osteoblastik dan 3 kasus memperlihatkan gambaran keduanya.

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan alkali phosphatase sampai

631 U/L. Biasanya peningkatan alkali phosphatase mengindikasikan adanya metastasis di

paru, tetapi pada kasus ini tidak didapatkan adanya metastasis yang diperlihatkan pada foto

thoraks tidak ada tanda-tanda metastasis.

Hasil pemeriksaan histologi yang didapatkan 4(empat) tipe yaitu kondroblastik,

osteoblastik, fibroblastik dan ada 1(satu) yang mirip dengan malignant fibrous histiocytoma.

Grading patologi tinggi (3 atau 4) ditemukan pada 13 kasus dan hanya 1 yang grade rendah.

Pendekatan terapi yang dilakukan adalah reseksi mandibula dekstra yang dilanjutkan segera

dengan rekonstruksi dengan mempergunakan plate. Penderita selain dilakukan pembedahan

juga diberikan kemoterapi post operasi atau radiasi pre atau post operasi. Secara histologi OS

mengandung stroma undifferensiasi yang malignant dan bentuk osteoid neoplasma dengan

peningkatan jumlah mitosis sel-sel stroma yang berproliferasi. Komponen stroma khas dense

sellulariti dan pleomorphisme.10 Setelah didapatkan hasil pemeriksaan histopatologi dengan

Page 20: MAKALAH NEOPLASMA

high grade sarcoma suspek osteosarkoma, lalu pengobatan dilanjutkan dengan kemoterapi

adjuvant yang mempe-rgunakan regimen siklofosfamid 800 mg, vinkristin 2 mg,

doksorubisin 80 mg selama 6 siklus. Setelah 20 bulan follow up tidak ditemukan tanda lokal

rekuren dan matastasis jauh. Angka rata-rata harapan hidup dalam 5 tahun adalah 30 – 40 %

dan bila dikombinasi dengan modalitas terapi lain dapat meningkat sampai lebih 80%.

Penelitian oleh Patel et al di Memorial Sloan Kettering Cancer Center melakukan

reseksi tumor pada 44 penderita dan dilanjutkan dengan pemberian kemoterapi sisplatin 120

mg/m2, metotreksat 12 mg/m dan doksorubisin 75 mg/m2, menunjukkan 5 year survival rate

81%. Dilaporkan juga oleh Jaffe et al pada 31 penderita dilakukan pembedahan dan

pemberian kemoterapi dengan 5 year survival rate 70%.

Page 21: MAKALAH NEOPLASMA

BAB V

KESIMPULAN

Osteosarkoma adalah neoplasma ganas yang umum dijumpai pada tulang-

tulang panjang, jarang ditemukan pada tulang pipih (spt : mandibula) dan lokasi terbanyak

pada daerah metafisis di daerah perkembangan tulang. Osteosarkoma merupakan tumor ganas

ke dua dari tulang. Didapatkan pada umur antara 5-30 tahun, dan terbanyak pada umur 10 -

20 tahun. Terdapat pada metafise tulang panjang yang pertumbuhannya cepat, terbanyak pada

daerah lutut.

Gejala klinis yang umumnya ditemukan nyeri pada jaringan yang membengkak,

ulserasi, kehilangan gigi, penurunan berat badan, muka pucat, febris, anoreksia juga kadang

ditemukan walaupun jarang. Kadang-kadang juga ditemukan defisit neurologi, seperti

parastesia. Gambaran radiografi osteosarcoma tampak radiopak.

Diagnose ditegakkan dengan gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan

radiografi seperti plain foto, CT scan, MRI, bone scan, angiografi dan dengan pemeriksaan

histopatologis melalui biopsi. Prognosis osteosarkoma tergantung pada staging dari tumor

dan efektif-tidaknya penanganan. Penanganan osteosarkoma saat ini dilakukan dengan

memberikan kemoterapi, baik pada preoperasi (induction=neoadjuvant chemotherapy, dan

pascaoperasi (adjuvant chemotherapy). Pengobatan secara operasi, prosedur Limb Salvage

merupakan tujuan yang diharapkan dalam operasi suatu osteosarkoma. Follow-up post-

operasi pada penderita osteosarkoma merupakan langkah tindakan yang sangat penting.

Page 22: MAKALAH NEOPLASMA

DAFTAR PUSTAKA

Regezi and Sciuba.Oral Pathology.Clinical-pathologic corelation.2nd.ed,

Philadelphia.2003

Sudiono, Janti dkk.Ilmu Patologi.Jakarta : EGC.2003

Sudiono, Janti.Pemeriksaan Patologi untuk Diagnosis Neoplasma Mulut.Jakarta :

EGC.2008

Syafriadi, Mei.Patologi Mulut, Tumor Neoplastik dan Non Neoplastik Rongga

Mulut.Ed.1.Yogyakarta : ANDI.2008

http://rahyussalim.multiply.com/journal/item/25/Osteosarcoma_Apaan_sih

http://health.detik.com/read/2009/11/24/090109/1247508/770/osteosarcoma

http://irmanthea.blogspot.com/2008/12/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html

http://askepdankesehatan.blogspot.com/2009/03/patofisiologi-moskuloskletal.html