20
BAB I PENDAHULUAN Pada kasus kali ini, kelompok kami terbagi menjadi 2 sesi diskusi yang dilaksanakan di ruang Anatomi IV, lantai dasar, Kampus B Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Diskusi sesi pertama kami laksanakan pada hari Selasa, 21 Juni 2011, dengan Muhammad Haikal Bakry sebagai ketua diskusi dibantu Lidya C.A. Bonita sebagai sektetaris, serta dibimbing Dr. Sajuti sebagai tutor kelompok kami. Diskusi sesi kedua kami laksanakan pada hari Jumat, 17 Juni 2011, dengan Geraldo Tadika sebagai ketua diskusi dibantu Putri Sarah sebagai sekretaris, serta dibimbing Dr. Revalita sebagai tutor kelompok kami. Diskusi kami saat ini membahas sebuah skenario tentang “Bencana nuklir di Fukushima, Jepang”, yang menurut hasil diskusi kami mengarah pada hazard atau bahaya kerja. Karena dalam skenario itu disebutkan bahwa sekitar 50 pekerja bertahan dalam PLTN Fukushima yang rusak. Hazard adalah Hazard adalah suatu keadaan yang dapat mengakibatkan cidera atau kerusakan baik manusia, properti dan lingkungan serta bersifat kualitatif, yang mempunyai pengaruh terhadap frekuensi kemungkinan terjadinya kerugian ataupun besarnya jumlah dari kerugian yang mungkin terjadi. Hazard harus dibedakan dari perils. Perils adalah keadaan yang menimbulkan kerugian itu sendiri. Misalnya kebakaran dan kecelakaan. Sedangkan 1

Makalah Mp 9 Kasus 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Mp 9 Kasus 3

BAB I

PENDAHULUAN

Pada kasus kali ini, kelompok kami terbagi menjadi 2 sesi diskusi yang

dilaksanakan di ruang Anatomi IV, lantai dasar, Kampus B Fakultas Kedokteran

Universitas Trisakti. Diskusi sesi pertama kami laksanakan pada hari Selasa, 21 Juni

2011, dengan Muhammad Haikal Bakry sebagai ketua diskusi dibantu Lidya C.A.

Bonita sebagai sektetaris, serta dibimbing Dr. Sajuti sebagai tutor kelompok kami.

Diskusi sesi kedua kami laksanakan pada hari Jumat, 17 Juni 2011, dengan Geraldo

Tadika sebagai ketua diskusi dibantu Putri Sarah sebagai sekretaris, serta dibimbing

Dr. Revalita sebagai tutor kelompok kami. Diskusi kami saat ini membahas sebuah

skenario tentang “Bencana nuklir di Fukushima, Jepang”, yang menurut hasil diskusi

kami mengarah pada hazard atau bahaya kerja. Karena dalam skenario itu disebutkan

bahwa sekitar 50 pekerja bertahan dalam PLTN Fukushima yang rusak.

Hazard adalah Hazard adalah suatu keadaan yang dapat mengakibatkan cidera

atau kerusakan baik manusia, properti dan lingkungan serta bersifat kualitatif, yang

mempunyai pengaruh terhadap frekuensi kemungkinan terjadinya kerugian ataupun

besarnya jumlah dari kerugian yang mungkin terjadi. Hazard harus dibedakan dari

perils. Perils adalah keadaan yang menimbulkan kerugian itu sendiri. Misalnya

kebakaran dan kecelakaan. Sedangkan hazard adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi frekuensi maupun severity dari perils.1

1

Page 2: Makalah Mp 9 Kasus 3

BAB II

LAPORAN KASUS

Bencana nuklir di Jepang telah memperbaharui perdebatan mengenai keamanan

tenaga nuklir di Asia Pasifik yang merupakan wilayah yang paling rawan terkena

bencana alam di seluruh dunia. Pakar ASEAN Carl Thayer mengatakan ada

kemungkinan diadakannya tinjauan ulang atas keselamatan dan resiko nuklir di

beberapa negara. Selagi krisis nuklir Jepang memburuk 50 pekerja bertahan dalam

PLTN Fukushima yang rusak. Para pekerja itu telah berjuang untuk memompa air ke

dalam reaktor sejak sistem pendingin PLTN itu mati setelah gempa dan tsunami.

Mereka terpaksa melepas sebagian uap radioaktif dari reaktor-reaktor itu untuk

mencegah meningkatnya tekanan, yang bisa menyebabkan bencana nuklir besar.

Keesokan harinya, walaupun kelelahan dengan upaya-upaya mendinginkan batang-

batang bahan bakar nuklir agar tidak meleleh dan menyebarkan tingkat radiasi yang

tinggi, para pekerja ini masih harus mengatasi kebakaran di sebuah unit lain setelah

terjadi ledakan dini hari. Sebuah tim dokter spesialis dari Institute Kesehatan

Radiologi Nasional, yang diterbangkan dengan helicopter dari Chiba ke pusat

kejadian, sekitar 5 km dari PLTN no. 1, menemukan penyakit radiasi pada tiga

penduduk dari 90 warga yang dijadikan sampel. Dalam semalam jumlah “hibakusha”

(istilah Jepang untuk menyebut korban radiasi nuklir) sipil melonjak menjadi 19

orang, tetapi dalam jumlah lain disebutkan 160 orang. Zona evakuasi telah melebar

jauh dari 10 km hingga 20 km. Pihak berwenang telah menyerukan semua penduduk

di kawasannya untuk menjauhkan diri sedikitnya 20 kilometer dari PLTN Fukushima.

2

Page 3: Makalah Mp 9 Kasus 3

BAB III

PEMBAHASAN

Hazard atau Bahaya Kerja

Hazard di tempat kerja, atau sering disebut bahaya kerja, adalah setiap keadaan

dalam lingkungan kerja yang berpotensi untuk terjadinya penyakit atau gangguan

kesehatan akibat kerja.2 Bahaya kerja terdiri dari:

1. Bahaya kimiawi. Bahaya kimiawi meliputi konsentrasi uap, gas, atau aerosol

dalam bentuk debu atau fume yang berlebihan di lingkungan kerja. Para

pekerja dapat terpajan oleh bahaya kimiawi ini dengan cara inhalasi, absorpsi

melalui kulitm atau dengan cara mengiritasi kulit.

2. Bahaya fisik. Bahaya fisik mencakup kebisingan, vibrasi, suhu lingkungan

kerja yang terlalu ekstrem (terlalu panas/terlalu dingin), radiasi, dan tekanan

udara.

3. Bahaya biologis. Serangga, jamur, bakteri, virus, riketsia, klamidia merupakan

bahaya biologis yang terdapat di lingkungan kerja. Para pekerja yang

menangani atau memproses sediaan biologis tumbuhan atau hewan,

pengolahan bahan makanan, pengangkut sampah dengan sanitasi

perorangan/lingkungan yang buruk, dan kebersihan lingkungan kerja yang

tidak memadai, dapat terpajan oleh bahaya biologis ini.

4. Bahaya ergonomis. Bahaya ergonomis, seperti desain peralatan kerja, mesin,

dan tempat kerja yang buruk, aktifitas mengangkat beban, jangkauan yang

berlebihan, penerangan yang tidak memadai, vibrasi, gerakan yang berulang-

ulang secara berlebihan dengan/tanpa posisi kerja yang janggal, dapat

mengakibatkan timbulnya gangguan musculoskeletal pada pekerja.

5. Bahaya psikologis. Komunikasi yang tidak adekuat, konflik antarpersonal,

konflik dengan tujuan akhir perusahaan, terhambatnya pengembangan pribadi,

kurangnya kekuasaan dan/atau sumber daya untuk penyelesaian masalah

pekerjaan, beban tugas yang terlalu padat atau sangat kurang, kerja lembur

atau shift malam, lingkungan tempat kerja yang kurang memadai dapat

menjadi bahaya psikologis di tempat kerja.2

3

Page 4: Makalah Mp 9 Kasus 3

Dalam kasus ini, kami simpulkan terdapat 2 bahaya kerja yang terlihat, yaitu

bahaya fisik yang disebabkan oleh radiasi dan bahaya psikologis yang disebabkan

beban tugas yang terlalu padat dan tekanan psikologis karena pekerjaan yang

dilakukan ini, menyangkut nyawa hidup seseorang dan orang lain.

A. Bahaya Fisik Radiasi

Radiasi adalah energi yang ditransmisikan, dikeluarkan atau diabsorpsi dalam

bentuk partikel berenergi atau gelombang elektromagnetik (foton). Dengan kata lain,

terjadi perpindahan energi radiasi dari sumber radiasi ke objek lain melalui suatu

media. Media tersebut merupakan gelombang radiasi, yang terdiri dari bagian yang

merupakan sumbu gelombang elektrik dan bagian lain, sumbu yang berpotongan

tegak lurus terhadapnya, yaitu gelombang magnetik, sehingga disebut gelombang

elektromagnetik.2

Efek radiasi pada jaringan target bervariasi, tetapi kemampuan energi radiasi

ini dapat mengionisasi jaringan target. Spektrum elektromagnetik dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu radiasi ionisasi dan radiasi tanpa ionisasi.

1. Radiasi Ionisasi

Radiasi ionisasi merupakan radiasi gelombang elektromagnetik (>10 KeV)

yang dapat melepaskan elektron sehingga merusak ikatan-ikatan kimia di jaringan

tubuh. Radiasi yang termasuk jenis ini adalah:

4

Page 5: Makalah Mp 9 Kasus 3

Gelombang elektromagnetik (foton) : sinar kosmis (terdapat di ruang angkasa

yang diperisai/dilindungi oleh lapisan atmosfer), sinar X, sinar gamma akibat

potensi energi radiasi gelombang elektromagnetik yang tinggi.

Partikel-partikel atom : alfa/inti atom Helium, beta/elektron, proton, neutron,

yang menghasilkan energi radiasi gelombang elektromagnetik bila bertabrakan

dengan bangunan-bangunan lain.2

Perbedaan radiasi dalam bentuk partikel dan gelombang elektromagnetik yaitu, radiasi

dalam bentuk partikel adalah jenis radiasi yang mempunyai massa terukur. Sebagai

contoh adalah radiasi alpha dengan simbol 2α4 yang menunjukkan bahwa angka 4

pada simbol radiasi menunjukkan jumlah massa dari radiasi tersebut adalah 4 satuan

massa atom dan angka 2 menunjukkan jumlah muatan radiasi tersebut adalah positif

2). Radiasi beta dengan simbol -1β0, menunjukkan bahwa jumlah massa dari jenis

radiasi tersebut adalah 0 dan jumlah muatannya adalah 1 negatif, sedangkan radiasi

neutron dengan simbol 1η0, menunjukkan bahwa jumlah massa dari neutron adalah 1

sma dan jumlah muatannya adalah 0.3

Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton

adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah

gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar

matahari, gelombang microwave, radar dan handphone.3

Semua jenis radiasi, kecuali sinar kosmis, dihasilkan dari stasiun pembangkit listrik

tenaga nuklir atau reaktor nuklir yang memproduksi isotop radioaktif.

Radiasi gelombang elektromagnetik masuk ke tubuh dengan cara yaitu,

Eksternal, yaitu melalui penetrasi pada kulit. Dosis pajanan bergantung pada

potensi daya tembus gelombang elektromagnetik.

Internal, yaitu melalui inhalasi atau tertelan (air yang mengandung isotop

tritium), dan kulit yang cidera.2

Intensitas risiko gangguan kesehatan akibat radiasi ionisasi bergantung pada cara

masuk radiasi tersebut ke tubuh dan jenis sinar radiasi. Partikel alpha paling mudah

ditahan dengan perisai, sedangkan partikel gamma dan sinar X lebih sukar.

Gangguan kesehatan akibat radiasi ionisasi dapat berbeda-beda, seperti :

5

Page 6: Makalah Mp 9 Kasus 3

Stokastik. Berat ringan efek radiasi tidak bergantung pada dosis absorpsi, maka

tidak memiliki nilai ambang batas, misalnya karsinoma, efek mutagenik,

teratogenik.2

Non stokastik atau deterministic. Berat ringan atau progresinya bergantung pada

dosis absorpsi dan memiliki nilai ambang batas.2

2. Radiasi Tanpa Ionisasi

Radiasi tidak mengion datang dalam bentuk cahaya, gelombang radio,

gelombang mikro dan radar.2 Jenis radiasi ini biasanya tidak mengionisasi atau tidak

menyebabkan kerusakan pada jaringan yang terpajan. Radiasi yang termasuk jenis ini

adalah:

Sinar matahari, yaitu radiasi infra merah, visible radiation, UV radiasi.

Efeknya antara lain yaitu skin burn, tanning, skin aging, kanker kulit,

fotosensitisasi dan katarak.

Microwave and radio frequency radiation. Sumber radiasi ini antara lain

dihasilkan oleh radar, alat komunikasi, alat diatermi, proses plastik, sterilisasi.

Efeknya yaitu katarak, lesi retina dan lesi testis.

Extremly low frequency radiation. Frekuensi radiasi ini sekitar 50-60 Hz dan

efek yang dihasilkan antara lain neuroendokrin dan gangguan reproduksi.

Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation). Sumber

radiasinya antara lain dihasilkan dari microwelding, peralatan medis, peralatan

rumah tangga dan pemotongan metal. Sifat sinarnya mengumpul, terfokus dan

mempunyai penetrasi tinggi. Organ paling sensitive bila terpajan sinar ini

adalah mata.2

B. Bahaya Psikologis karena Beban Tugas

Bahaya Psikologis ini terjadi karena ketidakseimbangan antara permintaan

ataupun tuntutan dengan kemampuan diri dimana seseorang merasa kegagalan

sebagai konsekuensinya. Pada bahaya psikologis ini, terdapat stressor yang

didefinisikan sebagai lingkungan atau kondisi yang mengakibatkan stress. Terjadi

perubahan pada individu dimana individu akan bereaksi atau menyesuaikan diri

dengan stress, yang disebut modifier. Hal ini terjadi pada setiap langkah akibat dari

stress.2 Stressor yang disebabkan pleh pekerjaan atau tempat kerja, antara lain:

6

Page 7: Makalah Mp 9 Kasus 3

Organisasi.

Contohnya yaitu perubahan yang terjadi, komunikasi yang tidak adekuat,

konflik sesama teman kerja, dan lain-lain.

Perkembangan karier.

Contohnya antara lain rendahnya peluang promosi yang dimiliki pekerja,

program baru berjalan tanpa adanya pelatihan dan pemberhentian pekerja.

Tugas.

Contohnya antara lain kualitsan dan kuantitas dari tugas tersebut dinilai

berlebihan atau kurang dari batas normal, pekerjaan yang berhubungan dengan

keselamatan rang banyak.

Tempat kerja.

Contohnya antara lain tempat kerja tidak mendukung karena adanya bising,

bau, tidak ergonomis dan keselamatan kerja kurang.2

Dampak yang terjadi atau strain yaitu reaksi dari stresss dilihat dari jangka

pendek yang dapat menunjukkan perubahan psikologis ataupun perilaku, sebagai

akibat dari stress. Dalam jangka panjang, dapat mengakibatkan penyakit fisiologis,

yang disebut gangguan psikofisiologis.2

Dijelaskan dalam kasus, bahwa selagi krisis nuklir Jepang memburuk, 50

pekerja bertahan dalam PLTN Fukushima yang rusak. Para pekerja itu telah berjuang

untuk memompa air ke dalam reaktor sejak sistem pendingin PLTN itu mati setelah

gempa dan tsunami. Mereka terpaksa melepas sebagian uap radioaktif dari reaktor-

reaktor itu untuk mencegah meningkatnya tekanan, yang bisa menyebabkan bencana

nuklir besar. Dari pernyataan ini, disimpulkan bahwa bahaya psikologis pada kasus

ini terjadi akibat tanggung jawab yang dibebankan kepada para pekerja untuk

berusaha semaksimal mungkin agar bencana nuklir tidak menjadi semakin besar,

tentu saja ini menyangkut kehidupan orang banyak. Disampaikan pula dalam kasus,

keesokan harinya, walaupun kelelahan dengan upaya-upaya mendinginkan batang-

batang bahan bakar nuklir agar tidak meleleh dan menyebarkan tingkat radiasi yang

tinggi, para pekerja ini masih harus mengatasi kebakaran di sebuah unit lain setelah

terjadi ledakan dini hari. Beban kerja yang durasa oleh para pekerja tentu sangan

berat, ini merupakan faktor penyebab terjadinya bahaya psikologis karena kuantitas

dan kualitas kerja berlebihan.

7

Page 8: Makalah Mp 9 Kasus 3

Penyakit Radiasi

Penyakit radiasi adalah penyakit dan gejala yang dihasilkan dari paparan yang

berlebihan terhadap radiasi pengion.4 Tanda-tanda awal dan gejala penyakit radiasi

bisa diobati biasanya mual dan muntah. Jumlah waktu antara eksposur dan

ketika gejala-gejala berkembang merupakan indikator berapa banyak radiasi

seseorang telah menyerap.5 Setelah putaran pertama tanda dan gejala, orang

dengan penyakit radiasi mungkin memiliki periode singkat dengan tidak ada

penyakit yang jelas, diikuti dengan timbulnya gejala baru yang lebih serius.

Secara umum, lebih besar paparan radiasi, lebih cepat dan lebih parah gejala

yang akan timbul.3 Berdasarkan progresinya, radiasi dapat berbentuk radiasi efek

cepat, menghasilkan sindrom radiasi akut (usus, darah, SSP, gangguan fertilitas) dan

radiasi efek lambat (katarak, dermatitis).2

Sindrom radiasi akut (radiation sickness) diakibatkan oleh pajanan radiasi

ionisasi yang berat pada seluruh atau sebagian tubuh. Radiasi akan mengacaukan

ikatan-ikatan kimiawi tubuh sehingga terjadi perangsangan molekular dan pelepasan

radikal bebas. Pajanan akut dengan dosis kira-kira 100-400 Gy mulai bergejala dalam

jangka waktu 2-6 jam, sedangkan pada dosis 600-1000 Gy (dosis absorpsi malapetaka

Chenorbyl kira-kira 600 Gy) sudah timbul dalam 2 jam dalam bentuk sakit kepala,

demam, dan muntah. Pada hari ke-6, berkembang tanda limpopenia yang diikuti

dengan gastroenteritis yang berat, garulositopenia, dan trombositopenia. Pajanan akut

dengan dosis 1000-3000 Gy, dengan cepat menimbulkan gejala gastrointestinal yang

disertai kehilangan cairan, darah, dan elektrolit, disusul dengan penipisan mukosa

saluran pencernaan. Dosis yang melebihi 3000 Gy bersifat letal, yang diawali dengan

gangguan neurologic yang progresif seperti ataksia, letargia, tremor, dan kejang.2

Cedera Radiasi Lokal Akut. Pancaran radiasi ionisasi dapat terjadi dengan

tidak menyeluruh, tetapi secara terlokalisasi pada kulit atau bagian tubuh lainnya.

Pajanan radiasi lebih dari 300 Gy mengakibatkan kerontokan rambut, pajanan radiasi

lebih dari 600 Gy akan menyebabkan eritema, pajanan radiasi lebih dari 1000 Gy

mengakibatkan deskuamasi kering pada kulit, pajanan radiasi lebih dari 2000 Gy akan

menyebabkan deskuamasi basah. Rasa nyeri dan gatal-gatal segera terjadi setelah

pajanan, diikuti dengan eritema dan pembentukan vesikula. Usaha pencegahan untuk

cedera radiasi local akut sama seperti yang dilaksanakan pada sindrom radiasi akut.2

8

Page 9: Makalah Mp 9 Kasus 3

Pengaruh bencana nuklir terhadap kesehatan

Semua jenis mahluk hidup dapat terbunuh oleh radiasi bila mendapatkan dosis

yang cukup tinggi, namun dosis mematikan tergantung pada spesiesnya. Manusia

termasuk golongan mahluk hidup yang paling sensitif radiasi. Tapi kembali, dosis

mematikan tergantung pada organ yang terkena, dosisnya dan kondisi pada saat

terpaparkan.3

Dampak utama ada pada sel. Setiap saat, sel manusia berada dalam salah satu

dari dua kondisi, yaitu sedang membelah (seperti sel kanker) atau sedang tidak

membelah. Sel yang sedang membelah adalah yang paling sensitif. Dosis 1-2 Sv

cukup untuk membunuh rata-rata sel yang sedang membelah, sementara yang tidak

sedang membelah biasanya dapat bertahan pada dosis yang lebih besar lagi tanpa

menunjukkan tanda cedera. Sel ini pada gilirannya juga akan membelah dan pada saat

itu mereka dapat mati karena tumpukan radiasi yang diterima sebelumnya di gen atau

kromosomnya.

Cedera Gen

Radiasi meningkatkan laju mutasi dan kapasitas ini disebut dosis penggandaan

laju mutasi, yaitu dosis yang menghasilkan laju mutasi tambahan dari mutasi normal

yang terjadi spontan tiap generasi. Semakin sensitif sebuah gen pada radiasi, semakin

rendah dosis penggandanya. Dosis pengganda untuk paparan intensitas tinggi pada

berbagai organisme yang ditemukan mati dalam eksperimen berada dalam kisaran 0,3

hingga 1,5 Gy. Dari hasil eksperimen dengan tikus dan hewan lab lainnya, dosis yang

diperlukan untuk menggandakan laju mutasi manusia diperkirakan berkisar antara 0,2

– 2,5 Sv.3

Cedera Kromosom

Pengaruh pada kromosom manusia terjadi pada pemutusan serabut kromosom.

Kromosom berbentuk X sehingga lengan-lengannya dapat putus. Secara alamiah,

lengan-lengan ini dapat menyatu kembali. Bila hanya satu kromosom yang putus,

penyatuan kembali dapat dinilai aman. Tapi bila serentak beberapa kromosom yang

putus, tangan-tangan kromosom dapat salah menyatu. Individu yang terpengaruhi hal

ini disebut semisteril (setengah mandul). Karena jumlah keturunan yang dapat

dihasilkan lebih rendah dari normal, maka perubahan struktural kromosom ini

9

Page 10: Makalah Mp 9 Kasus 3

cenderung mati dalam beberapa generasi. Peristiwa ini dapat disebabkan oleh dosis

tinggi sinar X dan sinar gamma dari radiasi nuklir.3

Cedera Organ

Kulit merupakan organ terluar manusia dan karenanya paling langsung

menerima cedera radiasi. Reaksi terawal kulit adalah eritema di daerah yang terkena

radiasi, yang muncul dalam beberapa jam setelah terkena dosis minimal 6 Gy. Reaksi

ini berlangsung beberapa jam dan kemudian dalam dua atau empat minggu kemudian

pemerahan menjadi lebih parah karena semakin dalam dan berkepanjangan. Mata juga

termasuk organ luar yang mendapat radiasi langsung. Lensa mata dapat menjadi keruh

dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan kebutaan. Efek ini baru terdeteksi

beberapa bulan setelah paparan. Dosis 5 Sv pada mata dalam satu paparan dapat

menyebabkan katarak dan bila dosisnya kecil, 14 Sv yang menumpuk dapat

menyebabkan katarak dalam beberapa bulan.3

Organ lainnya juga dapat mengalami gangguannya masing-masing. Tanda dan

gejala dari iradiasi intensif pada sumsum tulang atau saluran pencernaan

menyebabkan penyakit radiasi atau sindrom radiasi akut. Gejala awalnya adalah

hilang nafsu makan, nausea dan muntah dalam beberapa jam setelah iradiasi,

kemudian seolah sembuh dalam beberapa hari lalu terjadi fase utama penyakit yang

dapat menyebabkan kematian.

Kanker yang terjadi umumnya pada payudara perempuan yang keparahannya

tergantung dosis tapi tidak tergantung pada paparan (besar dan sebentar atau sedikit

tetapi lama). Kerentanan menurun seiring usia wanita sehingga yang muda lebih

mudah terkena. Kanker payudara yang terjadi pada semua usia dirata-ratakan

memberi nilai tiga hingga enam kasus per 10 ribu wanita per siever per tahun.

Tumor tiroid adalah kanker yang paling mudah menyerang karena dosis

penginduksinya cukup 0,06 – 2 Gy. Leukemia anak dapat terjadi dengan dosis yang

lebih rendah lagi, yaitu 10-50 mGy dan resikonya menjadi 10-50 persen lebih tinggi

pada janin dalam kandungan.

Jaringan janin semuanya terdiri dari sel-sel yang aktif membelah, sehingga

sangat sensitif dengan radiasi. Tipe kerusakan tergantung pada tahapan perkembangan

janin. Sebagai contoh, ketika paparan terjadi saat organ tertentu terbentuk, malformasi

organ dapat terjadi. Paparan pada masa awal janin dapat membunuh janin sementara

10

Page 11: Makalah Mp 9 Kasus 3

pada janin lebih tua, menyebabkan janin tumbuh secara tidak normal. Percobaan pada

tikus menunjukkan ketidaknormalan janin yang lahir kebanyakan terjadi pada sistem

syaraf, seperti pengecilan otak (mikrocephali), pembesaran kepala karena cairan

berlebih (hidrocephali) dan kegagalan mata untuk berkembang (anophthalmia).

Dampak tersebut terjadi karena dosis 1-2 Gy yang terjadi pada tahap perkembangan

janin yang sesuai. Ketidaknormalan fungsional yang terjadi sejak bayi dapat berupa

refleks tak normal, kegelisahan dan hiperaktivitas, idiot dan kerentanan kejang akibat

terpicu sesuatu dari luar tubuh. Ketidaknormalan lainnya mirip dengan

ketidaknormalan yang disebabkan infeksi virus, narkotika, pestisida dan mutagen.3

Selain itu, pengaruh bencana nuklir terhadap kesehatan manusia juga dapat

dikelompokkan berdasarkan lama waktu pajanannya. Dampak radiasi nuklir beragam,

ada yang dirasakan seketika, ada pula yang muncul dalam jangka panjang.

Pengaruh radiasi lokal pada manusia dapat berimbas pada timbulnya eritema,

bengkak, kulit mengelupas dan melepuh, rasa sakit, darah beku, gangren dan lain-lain.

Radiasi jangka pendek dapat menyebabkan mual - muntah, diare, letih, sakit kepala

dan demam. Radiasi jangka menengah bisa menyebabkan tekanan darah rendah,

kerontokan rambut atau kebotakan, muntah darah, mata berkunang-kunang, dan

disorientasi. Sedangkan dampak mematikan akibat paparan radiasi jangka panjang

adalah kanker, kematian sel, gangguan sistem saraf dan reproduksi, penuaan diri dan

deformasi atau cacat tubuh. Radiasi tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang

langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak

jangka panjang yang biasanya menjadi ancaman bagi manusia dan mahkluk hidup

lain.6

Pencegahan

Upaya pencegahan dilaksanakan dengan mempertimbangkan 3 unsur penting2, yaitu:

Waktu. Dosis pajanan merupakan hasil kelipatan dari konsentrasi dan waktu,

maka dengan mengurangi waktu pajan praktis akan mengurangi dosis.

Jarak. Makin jauh jarak sumber radiasi, intensitas pancaran radiasi akan makin

kecil. Maka dengan menggunakan peralatan pengendali jarak jauh (remote

control) akan sangat berguna untuk mengurangi dosis pajanan.

11

Page 12: Makalah Mp 9 Kasus 3

Perisai.Berbagai macam bahan perisai dapat mengabsorpsi jenis pancaran

radiasi yang berbeda, maka bahan-bahan ini dapat digunakan untuk menangkal

penyebaran radiasi.

Kertas tisu dapat menangkal pancaran radiasi partikel alfa.

Lempeng timbal/ barium/ tembok bata dapat menangkal sinar X dan

gamma.

Air merupakan penangkal radiasi partikel neutron. Oleh karena itu, air

sebagai penangkal radiasi partikel neutron yang dihasilkan dari

pemecahan atom uranium di stasiun pembangkit tenaga atom.2

Di samping itu bentuk upaya pencegahan adalah sebagai berikut2:

Desain tempat kerja harus lebih diperhatikan.

Desain prosedur kerja (training dan supervisi, implementasi program proteksi

radiasi).

Monitor terhadap gangguan kesehatan.

Penerangan mengenai bahaya kecelakaan radiasi berikut penanganan darurat

(evakuasi ke sarana kesehatan).

Mencatat pajanan radiasi pada masing-masing pekerja dengan personal

dosimeter.

Membatasi pajanan radiasi untuk efek stokastik agar tidak lebih dari 50 mSv

setahun, dan untuk efek non stokastik agar tidak melebihi 0,5 Sv (untuk lensa

mata 0,15 Sv).

Memberi label dan tanda peringatan untuk seluruh sumber radiasi dan daerah

yang terpajan radiasi.

Penggunaan Shielding, peralatan dan baju kerja untuk melindungi diri

terhadap radiasi (apron, gloves).2

12

Page 13: Makalah Mp 9 Kasus 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Mayo Clinic. Hazard and Radiation sickness. Available at: http://www.

mayoclinic.com/health/hazard/radiation-sickness/DS00432. Accessed on June

26, 2011.

2. Harianto, Ridwan. Bahaya Kerja. In: Hardiyanti, EA, editor. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC; 2010. p. 171-80.

3. PPIN BATAN. Radiasi. [ Updated at 2008]. Available at http://www.batan.

go.id/FAQ/faq_radiasi.php. Accesed on June 25, 2011.

4. Mayo Clinic. Causes of Radiation sickness. Available at: http://www.

mayoclinic.com/health/radiation-sickness/DS00432/DSECTION=causes.

Accessed on June 26, 2011.

5. Bushberg, JT. Radiation exposure and contamination. The Merck Manuals:

The Merck Manual for Healthcare Professionals" and "Upton AC. Radiation

injury. In: Goldman L, et al., editorss. Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia,

Pa: Saunders Elsevier; 2007.p.326. Available at: http://www.

mayoclinic.com/health/radiationsickness/DS00432/DSECTION=symptoms.

6. Medlineplus. Radiation Sickness. [Updated on January 12, 2011]. Available

at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000026.htm . Accessed

on June 24, 2011.

13