26
MAKALAH MILITARY TRAINING "MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT" DISUSUN OLEH NAMA : NIM : D-3 TEKNIK INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA MIGAS SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN 2015

MAKALAH MILITARY TRAINING1.doc

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH MILITARY TRAINING

MAKALAH MILITARY TRAINING

"MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT"

DISUSUN OLEH

NAMA :NIM :D-3 TEKNIK INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA MIGAS

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

BALIKPAPAN

2015

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Karena dengan berkah rahmat dan karunia-Nyalah maka saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah MILITARY TRAINING yang diberikan kepada saya yang sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan sayaUntuk itu saya selaku penyusun sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini terutama kepada Dosen mata kuliah MILITARY TRAINING yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.Selaku penyusun saya sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon kritikan dan saran yang membangun agar saya dapat menyusu kembali menjadi lebih baik dari sebelumnya.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis Khususnya dan bagi pembaca pada Umumnya. Akhirnya kata penulis menucapkan terima kasih.Balikpapan, 1 januari 2015

HALAMAN PENGESAHAN

"MASALAH SOSIAL DALAM MASYARAKAT"

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

MENGETAHUI :

Dosen Pembimbing

Ketua RT.10ALI YUSUF

bpk. SAMIKUNDAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I Lokasi Kota dan Dena kota Balikpapan..........................................................

A. Profil Kota Balikpapan ...................................................................................

B. Dena Tempat Tinggal.......................................................................................

BAB II PENDAHULUAN................................................................................................

A. TUJUAN PENULISAN........................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................

PEMBAHASAN.............................................................................................................

BAB V PENUTUP.................................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................

B. Saran..........................................................................................................................

BAB I

LOKASI KOTA DAN DENAH KOTA BALIKPAPAN

Balikpapan adalah salah satu kota di Kalimantan Timur (Kaltim), Indonesia. Balikpapan memiliki penduduk sebanyak 701.066 jiwa, yang merupakan 22 % dari keseluruhan penduduk Kaltim. Balikpapan merupakan kota dengan biaya hidup termahal se-Indonesia. Logo dari kota yang sering disebut Kota Minyak (Banua Patra) dan Bumi Manuntung ini adalah beruang madu, maskot Balikpapan yang mulai di ambang kepunahan. Nama asli Balikpapan adalah Billipapan atau Balikkappan (logat Banjar).

Asal usul nama Balikpapan

Balikpapan dari udara

Ada beberapa hikayat populer yang menceritakan asal usul kota yang berada di pesisir timur Kalimantan ini, yaitu:

Adanya 10 keping papan yang kembali ke Jenebora dari 1.000 keping yang diminta oleh Sultan Kutai sebagai sumbangan bahan bangunan untuk pembangunan Istana Baru Kutai Lama. Kesepuluh papan yang balik tersebut disebut oleh orang Kutai Balikpapan Tu. Sehingga wilayah sepanjang Teluk Balikpapan, tepatnya di Jenebora disebut Balikpapan.[14] Suku Pasir Balik (suku asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang Teluk Balikpapan oleh keturunannya disebut Kuleng-Papan atau artinya Balikpapan (dalam bahasa Paser, Kuleng artinya Balik).

Dalam legenda lain juga disebutkan asal usul Balikpapan, yaitu dari seorang putri yang dilepas oleh ayahnya seorang raja yang tidak ingin putrinya tersebut jatuh ke tangan musuh. Sang putri yang masih balita diikat di atas beberapa keping papan dalam keadaan terbaring. Karena terbawa arus dan diterpa gelombang, papan tersebut terbalik. Ketika papan tersebut terdampar di tepi pantai ditemukan oleh seorang nelayan dan begitu dibalik ternyata terdapat seorang putri yang masih dalam keadaan terikat. Konon putri tersebut bernama Putri Petung yang berasal dari

Kerajaan Pasir. Sehingga daerah tempat ditemukannya dinamakan Balikpapan.

Hari jadi kota Balikpapan adalah tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan hasil Seminar Sejarah Balikpapan pada tanggal 1 Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal pengeboran minyak pertama di Balikpapan yang dilakukan oleh perusahaan Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara J.H. Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co.

Kutai

Tentara Sekutu mendarat di Balikpapan, 1 Juli 1945.

Daerah Balikpapan dan Balikpapan Seberang (Penajam) merupakan bagian dari wilayah negara dependen Kesultanan Kutai.Tahun 1942 Penajam termasuk dalam wilayah Balikpapan.Sejak sekitar tahun 1636, Kalimantan pada umumnya termasuk negara bagian Kutai, negara bagian Paser dan negara bagian Berau diklaim sebagai wilayah mandala negara Kesultanan Banjarmasin.Pada 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam telah menyerahkan kedaulatannya atas sebagian besar Kalimantan kepada perusahaan VOC, yang kemudian diperbarui lagi pada tanggal 4 Mei 1826 di masa Sultan Adam. Setelah itu Kalimantan pada umumnya menjadi wilayah negara Hindia Belanda. Tahun 1844, bekas negara bagian Kutai secara resmi mendapat pengakuan sebagai negara dependensi di dalam negara Hindia Belanda.Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indi tahun 1849, Kutai termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8Tahun 1855, Kutai merupakan sebagian daride zuid- en oosterafdeeling van Borneo yang beribukota di Banjarmasin.

Hindia Belanda

Jalan Minyak tahun 1950-an

Dengan ditemukannya sumber-sumber minyak di daerah Balikpapan dan daerah sekitarnya (Samboja, Sanga-Sanga danMuara Badak), pemerintah Hindia Belanda akhirnya membeli wilayah ini dari Sultan Kutai Kertanegara serta dibangun untuk mendukung usaha-usaha pertambangan khususnya perminyakan dengan mendirikan kilang minyak, kantor operasi serta perumahan pegawai (sisa-sisa usaha pembangunan Hindia Belanda dapat dilihat dari pemukiman para staf Pertamina). Aktivitas perminyakan ini juga membantu perpindahan penduduk terutama para pekerja dari Jawa, serta dari berbagai daerah. Saat itu perusahaan minyak yang dikenal adalah BPM, Shell dan KPM. Wilayah Balikpapan pada tahun 1930 itu meliputi Balikpapan Seberang (Penajam).

Jepang

Pada masa Perang Dunia II, Jepang mengincar wilayah ini sebagai batu loncatan mengadakan serangan ke Jawa. Pada tanggal 23 Januari

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/1942"1942, armada Jepang dibawah pimpinan Shizuo Sakaguchi merebut Balikpapan dari tangan pasukan Sekutu dan Hindia Belanda. [25]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Balikpapan#cite_note-26"[26]Wilayah Balikpapan saat itu meliputi Balikpapan Seberang (Penajam).[27] Nilai strategis kota Balikpapan juga diperhitungkan tentara sekutu, pada tahun 1945 tentara sekutu di bawah komando Australia merebut kota ini dari tangan Jepang pada pertempuran 26 Juni-15 Juli 1945 dalam usaha merebut kembali wilayah yang jatuh ke tangan Jepang.

Indonesia

Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia agak terlambat sampai di kota ini, sekitar tahun 1945-1946 melalui pekerja BPM yang datang dari Jawa dalam rangka rehabilitasi kilang minyak yang hancur akibat perang yang dilanjutkan dengan pernyataan rakyat di Lapangan FONI. Namun karena Belanda berniat menguasai kembali kota ini maka terjadi peperangan yang berlanjut sampai pada pertempuran Sangatta. Pada masa pengakuan kedaulatan tahun 1949, wilayah ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat yang berlanjut kepada Republik Indonesia.Kependudukan

Lihat pula: Urbanisasi di BalikpapanPerubahan Kependudukan 2014 Jumlah PendudukSepanjang Abad 20[32]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Balikpapan#cite_note-kendali-33"[33]

TahunJumlahPenduduk

192011.823

193023.411

196191.706

1971137.340

Padatnya pemukiman warga di Balikpapan sangat rawan akan kebakaran.

Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus menerus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kota memberlakukan operasi kependudukan berupa Operasi KTP di pintu masuk kota, jalan raya, pemukiman, bandara serta pelabuhan. Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnis Banjar, Bugis, Makassar, Jawa Timur kemudian pendatang lain yang di antaranya beretnisManado, Gorontalo, Madura, Jawa, Sunda dan lain-lain.

Di awal Juni 2014, jumlah penduduk mencapai 684.339 jiwa dengan jumlah pendatang selama tahun 2012 sebanyak 21.486 jiwa yang merupakan jumlah tertinggi selama tiga tahun terakhir.Jumlah pendatang tersebut mampu melampaui jumlah pendatang yang masuk di Singapura pada tahun yang sama yakni sebanyak 20.693 jiwa.Antara tahun 2003 hingga 2012, jumlah pendatang tercatat 170 ribu jiwa lebih, sebagian besar dari pendatang tersebut memenuhi persyaratan dan menjadi warga tetap, sedangkan sisanya dipulangkan atau pindah sendiri. Peningkatan jumlah penduduk terjadi akibat tingginya arus migrasi pendatang serta pertambahan alamiah (kelahiran),sehingga Balikpapan mulai tahun 2005 hingga saat ini menjadi kota terpadat penduduk di Kaltim.

Jumlah Pendatang 2013

Januari FebruariMaretAprilMeiJuniJuli Total

2.871 2.008 2.443 2.710 2.884 2.549 3.082 25.535

Pertumbuhan pendatang dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kelahiran. Jumlah pendatang yang tinggi tidak dibarengi dengan kompetensi yang memadai dan tidak sesuai dengan sektor yang dibutuhkan. Tercatat sekitar 9 ribuan pendatang dengan pendidikan lulusan SD sempat mencari kerja di kota ini, namun tidak ada permintaan tenaga kerja dari lulusan SD. Daya tampung Balikpapan terhadap tenaga kerja sudah sangat minim, jumlah pencari kerja selalu jauh lebih tinggi dibandingkan permintaan tenaga kerja. Jumlah pendatang yang mencari kerja melonjak drastis, sementara permintaan tenaga kerja yang rendah hanya mengakibatkan peningkatan angka pengangguran. Tingginya angka pengangguran dan pekerja sektor informal menjadi penyebab masalah penataan kota, pemukiman tak layak, kekumuhan dan peningkatan kriminalitas. Pemerintah kota pun telah membuat peraturan kota yang mewajibkan seluruh pendatang untuk membayar dana jaminan serta memenuhi beberapa persyaratan hingga setengah tahun. Setiap penduduk juga diwajibkan untuk membawa KTP Balikpapan dalam perjalanan kemanapun.

Berdasarkan asalnya, pendatang berasal dari pulau-pulau di sekitar seperti Jawa, Madura dan Sulawesi. Jumlah pendatang paling banyak berasal dari Jawa yakni sebanyak 30%, kemudian diikuti dengan Banjar dan Bugis masing-masing sebanyak 20%, Toraja sebanyak 11%, Madura sebanyak 8%, Buton sebanyak 7% dan Betawi sebanyak 4%. Tingkat pendidikan pendatang didominasi oleh lulusan SLTA sebanyak 36%, diikuti lulusan SD sebanyak 25%, tidak tamat SD sebanyak 23%, lulusan SMP sebanyak 12% dan perguruan tinggi hanya 4%. Alasan pendatang masuk ke Balikpapan beragam,

paling banyak karena mencari pekerjaan (48%), kemudian karena pindah kerja (33%) dan karena ikut keluarga atau suami sebanyak 19%. Kesadaran pendatang dalam membuang sampah di Balikpapan bervariasi, ada yang membuangnya tepat di TPS hingga membuang bebas di sungai. Sekitar 50% pendatang membuang sampah di TPS, kemudian sebanyak 35% pendatang pengelolaan sampahnya dipungut oleh petugas, 11% pendatang membakar sampahnya dan sebanyak 4% membuangnya langsung ke sungai.

Dengan pertumbuhan pendatang yang sangat tinggi, pada tahun 2015 jumlah penduduk diprediksi meningkat menjadi 825.275 jiwa yang mengakibatkan 5,15% (42.502 jiwa) penduduk Balikpapan saat itu tidak dapat menikmati air bersih.[33] Jumlah penduduk pada tahun 2033 diprediksi mencapai angka 1.102.366 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2.190 jiwa/km2.[43]Angka Kriminalitas Jan-Nov 2012[44]

JenisPersentase

Pencurian kendaraan 36.7%

Pencurian dengan pemberatan 33.1%

Penganiayaan 13.1%

Narkoba 9.2%

Perampokan 7.0%

Pembunuhan0.9%

Jumlah penduduk miskin cenderung meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari BPS Balikpapan, pada tahun 2009 terhitung 18.440 jiwa penduduk Balikpapan merupakan penduduk miskin, kemudian pada tahun 2010 meningkat empat ribu jiwa menjadi 22.850 jiwa dan pada tahun 2011 terjadi penurunan sedikit namun belum juga berkurang dari jumlah tahun 2009 yakni sebanyak 19.820 jiwa.[45]Angka kriminalitas pada tahun 2012 mengalami peningkatan. Selama tahun 2012, terdapat 1.179 laporan kejahatan diterima oleh Polres Balikpapan sedangkan pada tahun 2011 terdapat 1.168 laporan. Kasus kejahatan yang paling banyak dilaporkan yaitu pencurian kendaraan sebanyak 433 kasus, disusul pencurian dengan pemberatan (curat) sebanyak 390 kasus, penganiayaan sebanyak 154 kasus, narkoba sebanyak 108 kasus, perampokan sebanyak 82 kasus dan pembunuhan sebanyak 12 kasus. Jenis kasus kejahatan yang meningkat tajam pada tahun 2012 yakni kasus narkoba yang mana pada tahun 2011 hanya sebanyak 10 kasus, kemudian meningkat sepuluh kali lipat menjadi 108 kasus.

Suku bangsa yang ada

Suku asli Balipapan adalah suku Balik yang merupakan suku minoritas.[46]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Balikpapan#cite_note-47"[47] Suku Balik biasanya digabungkan ke dalam suku Paser karena dianggap serumpun sehingga disebut Paser-Balik, padahal sebenarnya suku Balik tidak mau serta merta disamakan dengan suku Paser, karena terdapat beberapa perbedaan. Seperti yang terjadi di kawasan Kalimantan lainnya, suku Banjar yang datang ke Balikpapan menyerap unsur-unsur suku lokal melalui perkawinan campur (hibrida) dengan suku Balik dan suku Paser yang memunculkan komunitas Banjar-Balik. Secara garis besar ada lima budaya dasar sukubangsa asal Kalimantan yang disebut Rumpun Kalimantan,[48] empat di antaranya terdapat di Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan yaitu: Banjar, Kutai, Dayak, Paser yang biasa disingkat Komunitas BAKUDA atau BAKUDAPA jika dihitung mencapai 31,39% populasi (sensus tahun 2000). Diantara keempat suku asal Kalimantan tersebut, suku Banjar merupakan yang terbanyak sejak masa kolonial.[49] Selain empat suku di atas, banyak pula suku-suku asal dari pulau Sulawesi, Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya sehingga yang pada awal pertumbuhan kota Balikpapan setidaknya terbentuk tiga kantong pemukiman Banjar, Jawa dan Bugis.[50]Bahasa daerah

Bahasa daerah yang sering digunakan adalah:

1 Bahasa Paser2 Bahasa Kutai3 Bahasa Banjar4 Bahasa Bugis5 Bahasa JawaUmumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah bahasa Indonesia.

Adat perkawinan

Penduduk Balikpapan masih sangat mencintai adat-istiadat dan aturan pernikahan tradisional. Adapun tradisi pernikahan yang sering terjadi adalah pernikahan dengan menggunakan adat:

6 Suku Kutai7 Suku Dayak8 Suku Banjar9 Suku Bugis10 Suku Jawa11 Sebagian kecil dari adat Manado, Padang,Gayo, Aceh dan FloresEkologi

Lihat pula: Kerusakan hutan bakau di Balikpapan

Kondisi Balikpapan dilihat melalui satelit pada tahun 1995.

Kondisi Balikpapan dilihat melalui satelit pada tahun 2013.

Kawasan hutan kota di Balikpapan tahun demi tahun menyusut drastis.[51] Dari 20 lokasi hutan kota di Balikpapan termasuk wilayah Pertamina, sekitar 200 hektare telah dirambah masyarakat untuk pemukiman baru.[52] Di Hutan Lindung Sungai Wain, yang merupakan daerah resapan air utama dan habitat satwa langka Kalimantan, mulai dirambah masyarakat dengan cara tebang bakar sehingga ketika musim kemarau sebagian kawasan tersebut menjadi tandus dan mengalami kerusakan 40%.[53] Luas area hutan Sungai Wain yang mencapai 10 ribu hektare, perlahan tapi pasti terus berkurang, hingga menyisakan 9 ribu hektare dengan kondisi hutan yang masih baik hanya 63%.[54] Warga sekitar banyak mencari kayu untuk memasak di hutan tersebut walaupun di sekelilingnya telah dipagari kawat.[54] Sebelumnya antara tahun 2000 hingga 2001, pembalakan liar terjadi di 10 hingga 15 titik di hutan Sungai Wain,[55] dan pada tahun 2009 hutan ini dilanda kebakaran bersama hutan Sungai Manggar yang membuat 15 hektare kawasan hutan terlalap api.[54] Ancaman penambangan batu bara dari wilayah sekitar yang memberikan izin penambangan seperti Paser dan Kutai Kartanegara turut mengganggu ekosistem perbatasan hutan Sungai Wain.[55]Banjir

TahunJumlah Musibah

20116

201278

Longsor

TahunJumlah Musibah

20114

201243

Peningkatan ditandai warna merah

Sumber: BPBK Balikpapan[56]

Beruang madu, maskot Balikpapan yang terancam punah

Hutan kota di Telagasari yang diresmikan tahun 1996 dengan luas 29,4 hektare, kini telah menyusut hingga menjadi 8 hektare saja.[51] Hutan di tengah kota ini telah dikelilingi pemukiman penduduk.[51]Hutan lindung Sungai Manggar juga mengalami kerusakan cukup parah, yakni sekitar 60%.[57] Waduk di hutan ini pun terancam karena lahan-lahan tambang batu bara dan pabrik bata didirikan begitu dekat sehingga terjadi pendangkalan air waduk.[58] Mayoritas dari yang mendirikan tersebut bahkan diketahui merupakan masyarakat pendatang.[58] Selain itu, pembangunan jalan tol Samarinda-Balikpapan yang direncanakan pemerintah Kaltim yang membelah hutan sepanjang 8 kilometer melintasi waduk[59] bisa merusak kualitas sumber air bersih di Balikpapan tersebut.[60]Kerusakan hutan mengakibatkan Balikpapan mudah terjadi bencana banjir dan longsor setiap dilanda hujan deras.[52] Suplai air bersih juga semakin berkurang[52] karena resapan air kian menyempit,[52]erosi mudah terjadi[60] serta sedimen dari lokasi penambangan yang mengalir ke sungai memperkeruh[61] dan mendangkalkan waduk,[58]ditambah dengan kondisi Balikpapan yang hanya memiliki sedikit sungai[61] dan tanah yang kurang subur.[62] Populasi maskot Balikpapan, beruang madu semakin sedikit yakni hanya tinggal 50 ekor.[63] Hal ini disebabkan penambangan batu bara yang mempersempit habitat beruang madu, sehingga beruang madu enggan bereproduksi.[64] Selain beruang madu, satwa Balikpapan lainnya yang dinyatakan terancam punah yaitu bekantan, uwa-uwa Kalimantan, orangutan Kalimantan, trenggiling dan musang air Bennet.[65] Sedangkan satwa di Balikpapan yang telah punah ialah banteng (Bos javanicusGeografi

Kota Balikpapan memiliki wilayah 85% berbukit-bukit serta 12% berupa daerah datar yang sempit terutama berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sungai kecil serta pesisir pantai. Dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut) serta dominan tanah merah yang kurang subur. Sebagaimana layaknya wilayah lain di Indonesia, kota ini juga beriklim tropis. Kota ini berada di pesisir timur Kalimantan yang langsung berbatasan dengan Selat Makassar, memiliki teluk yang dapat dimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.

Batas wilayah

Peta perbatasan wilayah sebelah utara.

Letak astronomis Balikpapan berada di antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 BT dengan luas sekitar 503,3 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

UtaraKabupaten Kutai Kartanegara

SelatanSelat Makassar

BaratKabupaten Penajam Paser Utara

TimurSelat Makassar

pemerintahan

Kecamatan

Dengan diberlakukannya Perda Balikpapan No. 8 Thn. 2012, maka diresmikan kecamatan Balikpapan Kota dan menambah jumlah kecamatan menjadi 6 yakni:

1 Balikpapan Timur2 Balikpapan Selatan3 Balikpapan Tengah4 Balikpapan Utara5 Balikpapan Barat6 Balikpapan KotaKelurahan

Sehubungan dengan pemekaran kecamatan tersebut, maka melalui Perda Balikpapan No. 7 Thn. 2012 ditetapkan pemekaran 7 kelurahan baru. Dengan demikian maka pada saat ini Balikpapan terdiri dari 34 (tiga puluh empat) kelurahan yakni:

7 Manggar

8 Manggar Baru

9 Lamaru

10 Teritip

11 Prapatan

12 Klandasan Ulu

13 Klandasan Ilir

14 Damai

15 Gn. Bahagia

16 Sepinggan

17 Gn. Sari Ilir

18 Gn. Sari Ulu

19 Mekar Sari

20 Karang Rejo

21 Sumber Rejo

22 Karang Jati

23 Gn. Samarinda

24 Muara Rapak

25 Batu Ampar

26 Karang Joang

27 Baru Ilir

28 Margo Mulyo

29 Marga Sari

30 Baru Tengah

31 Baru Ulu

32 Kariangau

33 Telaga Sari

34 Damai Baru

35 Damai Bahagia

36 Sungai Nangka

37 Sepinggan Baru

38 Sepinggan Raya

39 Gn. Samarinda Baru

40 Graha Indah

Dari 27 kelurahan sebelum pemekaran terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah, sedangkan RT mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehingga berubah dari jumlah 1.081 menjadi 1.143 RT.

Mendapatkan status kota

Balikpapan adalah berstatus sebagai kota dengan wali kota sebagai kepala daerah dan DPRD sebagai legislatif serta memiliki perlengkapan pemerintahan dan aparatur pemerintah seperti Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Rumah Tahanan dan Lembaga Permasyarakatan serta Pengadilan Negeri. Selain itu Balikpapan menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah Kalimantan Timur danKalimantan. Tercatat di antaranya kantor Polda (Kepolisian Daerah) Kalimantan Timur dan Kejaksaan Tinggi berpusat disini. Serta markas besar Angkatan Darat, yakni Komando Daerah Militer (KODAM) VI Mulawarman yang memiliki daerah operasi wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan berpusat di kota ini. KODAM yang memiliki motto "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" merupakan satu-satunya KODAM yang berpusat di kota, bukan ibu kota provinsi.

Walikota

Berikut adalah nama-nama pejabat wali kota Balikpapan:

41 H.A.R.S. Muhammad (1960 - 1963)

42 Mayor TNI AD Bambang Soetikno (1963 - 1965)

43 Mayor TNI AD Imat Saili (1965 - 1967)

44 Mayor POL. Zainal Arifin (1967 - 1973)

45 Letkol. Pol. H.M. Asnawi Arbain (1974 - 1981)

46 Kol. CZI. TNI AD Syarifudin Yoes (1981 - 1989)

47 H. Hermain Okol (sebagai Pelaksana Walikota) (1989 - 1991)

48 Kol. Inf. H. Tjutjup Suparna (1991 - Juni 2001)

49 Imdaad Hamid (Juni 2001 - 29 Mei 2011)

50 H.M. Rizal Effendi, SE.(29 Mei 2011 - kini)[66]Ekonomi

Bundaran Rapak yang menjadi titik 0 kilometer Kota Balikpapan.

Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa. Kota ini memiliki bandar udara berskala internasional, yakni Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman serta Pelabuhan Semayang selain pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.

Di sektor perdagangan, pemerintah kota melindungi pengusaha lokal Balikpapan dengan membentuk peraturan daerah yang tidak lagi menerbitkan izin kepada toko modern seperti minimarket dari luar kota untuk beroperasi di Balikpapan. Selain itu pemerintah kota juga akan mengatur jarak dan jam operasional setiap minimarket sehingga pengusaha lokal dapat bersaing di tengah kompetisi yang semakin ketat.[67]Transportasi

Darat

Armada transportasi darat yang ada di kota ini antara lain :

51 Taksi tanpa argo meter.

52 Taksi dengan argo meter.

53 Angkutan Kota (Angkot) dengan jalur atau trayek berdasarkan nomor.

54 Ojek atau sepeda motor.

Terminal yang ada di kota ini bernama Batu Ampar.

Laut

Untuk transportasi laut, di kota ini terdapat armada:

55 Kapal Laut

56 Speed Boat57 Ketinting

Udara

Kota Balikpapan memiliki sarana untuk transportasi udara, yaitu Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang dapat didarati pesawat seperti Boeing 737.

BAB II

PENDAHULUAN

A. TUJUAN PENULISAN

A.1. Makalah ini tugas dari dosen militery training

A.2. Mengetahui atau mencari letak permasalahan yang ada disekitar lingkungan tempat

tingggal saya di RT 10A.3. Memahami permasalahan yang ada di lingkungan masyakat RT 10B. RUMUSAN MASALAH

B.1. Masalah apa yang terjadi di RT 10 ?

B.2. Mengapa masalah tersebut terjadi ?

B.3. Dimana letak permasalahnnya ?

B.4. Kapan mulai muncul permasalahn tersebut ?

B.5. Siapa yang mampu mengatasi permasalahan tersebut ?

B.6. Bagaimana solusi mengatasi permasalahan tersebut ?

BAB III

PEMBAHASAN

Permasalahan yang sering terjadi di lingkungan Jalan karang jawa Kec.Balikpapan tengah adalah sebagai berikut :

A. Banyaknya sampah diselokan dan menghambat drienase air RT 10B. Maraknya pencurian tabung gass di RT 10C. Terlalu banyaknya tuna laras di sekitar daerah RT 10*-A. Masalah apa yang terjadi di RT 10Masalah yang terjadi di RT 10 Kec.Balikpapan tengah yaitu BANYAKNYA SAMPAH DISELOKAN , MARAKNYA PERCURIAN TABUNG GAS , BANYAK TUNA LARAS YANG BERKELIANRAN

B.Mengapa masalah tersebut terjadi ?

Karena ada banyak faktor yang menentukan permasalahannya seperti berikut :

1. Banyaknya sampah diselokan dan menghambat drienase air

Kurangnya kesadaran masyarakat yang sering membuang sampah sembarang yang mengakibatkan drainase tersumbat oleh tumpukan tumpukan sampah dari warga sekitar yg kurang adanya penyuluhan terhadap lingkungan.

2. Maraknya pencurian tabung gas

Kurangnya pengamanan yang terdapat di kapung RT 10 dikarenakan orangnya sibuk

bekerja di waktu pagi sampai sore hari dan malam nya terlalu capke dan banyaknya orang

luar kampung yang keluar masuk tanpa melapor RT setempat maka otomatis keamanan di

kampung ini kurang aman

3. Banyaknya tuna laras yang berkeliaran

Maraknya orang gila yg suka ber keliaran di sekitar kampung dan kadang-kadang menetap di sekitar kampung dan mengganggu warga disekitar daerah ini

C. Dimana letak permasalahnya ?

.kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih kurang

.sosialisa terhadap sampah jarang di berikan kepada warga

.kurangnya penjagaan kampung karena warganya sibuk beraktifitas

.pemkot balikpapan kurang memiliki wadah bagi orang yang memiliki keeterbatasan tuna laras

.kurangnya kesadaran bertetangga di wilayah ini

D. Kapan mulai muncul permasalah tersebut ?

Permasalahan tersebut mulai muncul pada tahun 2014/2015 awal saya berada di tampat ini

E.Siapa yang mampu mengatasi permasalahan teersebut ?

.sampai saat ini belum ada yang bisa mengatasi masalah tersebut

.sebenarnya pak RT dan warga yang aktif menginginkan semua warga perberan aktif

F.Bagaimana solusi mengatasi permasalahan tersebut ?

.saling atau lebih memperhatikan masayarakat di RT 10.bila ada masalah di lakukan musyawarah

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kita bisa memberi pembelajaran terhadap teman-teman dan masyarakat di lingkungan sekitar kita agar bisa saling berintraksi antar masyarakat dan tidak saling cuek-cuekan dilingkungan kita sendiri agar saling terjaga keharmonisan antar masyarakat dan teman-teman kita sendiri dan saling terciptanya kerukan yang lebih baik antar warga di lingkungan sekitar kita

B. SARAN

Saling mempererat talisilaturrahmi antar masyarakat

Saling menjaga ketertibabn lingkukan sekitar kita