49
Referat Meningioma 1 BAB I PENDAHULUAN Meningioma adalah tumor pada meningen, yang merupakan selaput pelindung yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat manapun di bagian otak maupun medula spinalis, tetapi, umumnya terjadi di hemisphere otak di semua lobusnya. Kebanyakan meningioma bersifat jinak (benign). Meningioma malignant jarang terjadi. 1 Meningioma merupakan neoplasma intrakranial nomor 2 dalam urutan frekuensinya yaitu mencapai angka 20%. Ia lebih sering dijumpai pada wanita dari pada pria terutama pada golongan umur antara 50-60 tahun dan memperlihatkan kecenderungan untuk ditemukan pada beberapa anggota di satu keluarga. Korelasi dengan trauma kapitis kurang meyakinkan. Pada umumnya meningioma dianggap sebagai neoplasma yang berasal dari glioblas di sekitar vili arachnoid. Sel di medulla spinalis yang sebanding dengan sel tersebut ialah sel yang terletak pada tempat pertemuan antara arachnoid dengan dura mater yang menutupi radiks 1 . 1

Makalah Meningioma Jose-marco

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 1

BAB I

PENDAHULUAN

Meningioma adalah tumor pada meningen, yang merupakan selaput pelindung

yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat

manapun di bagian otak maupun medula spinalis, tetapi, umumnya terjadi di

hemisphere otak di semua lobusnya. Kebanyakan meningioma bersifat jinak (benign).

Meningioma malignant jarang terjadi. 1

Meningioma merupakan neoplasma intrakranial nomor 2 dalam urutan

frekuensinya yaitu mencapai angka 20%. Ia lebih sering dijumpai pada wanita dari

pada pria terutama pada golongan umur antara 50-60 tahun dan memperlihatkan

kecenderungan untuk ditemukan pada beberapa anggota di satu keluarga. Korelasi

dengan trauma kapitis kurang meyakinkan. Pada umumnya meningioma dianggap

sebagai neoplasma yang berasal dari glioblas di sekitar vili arachnoid. Sel di medulla

spinalis yang sebanding dengan sel tersebut ialah sel yang terletak pada tempat

pertemuan antara arachnoid dengan dura mater yang menutupi radiks 1.

Tempat predileksi di ruang cranium supratentorial ialah daerah parasagital.

Yang terletak di Krista Sphenoidal, Parasellar, dan Baso-Frontal biasanya gepeng

atau kecil bundar. Bila meningioma terletak infratentorial, kebanyakan didapati di

samping medial os petrosum di dekat sudut serebelopontis. Meningioma spinalis

mempunyai kecenderungan untuk memilih tempat di bagian T.4 sampai T.8.

Meningioma yang bulat sering menimbulkan penipisan pada tulang tengkorak

sedangkan yang gepeng justru menimbulkan hyperostosis 1,2,3.

Meningioma dapat tumbuh di mana saja di sepanjang meningen dan dapat

menimbulkan manifestasi klinis yang sangat bervariasi sesuai dengan bagian otak

yang terganggu. Sekitar 40% meningioma berlokasi di lobus frontalis dan 20%

1

Page 2: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 2

menimbulkan gejala sindroma lobus frontalis. Sindroma lobus frontalis sendiri

merupakan gejala ketidakmampuan mengatur perilaku seperti impulsif, apatis,

disorganisasi, defisit memori dan atensi, disfungsi eksekutif, dan ketidak mampuan

mengatur mood. 1,2

2

Page 3: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 3

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Definisi

Meningioma adalah tumor pada meninx, yang merupakan selaput pelindung

yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat

manapun di bagian otak maupun medulla spinalis, tetapi, umumnya terjadi di

hemisphere otak di semua lobusnya.1,3,4

2.2 Epidemiologi

Meningioma dapat dijumpai pada semua umur, namun paling banyak pada

usia pertengahan. Meningioma intrakranial merupakan 15–20% dari semua tumor

primer di regio ini1,5

Meningioma juga bisa timbul di sepanjang kanalis spinalis, dan frekuensinya

relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tumor lain yang tumbuh di regio ini. Di

rongga kepala, meningioma banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (2 : 1),

sedangkan pada kanalis spinalis lebih tinggi lagi (4 : 1). Meningioma pada bayi lebih

banyak pada pria.1

2.3 Anatomi

Meningen adalah suatu selaput jaringan ikat yang membungkus ensefalon dan

medulla spinalis. Terdiri dari duramater, arachnoid dan piamater, yang letaknya

berurutan dari superfisial ke profunda. Bersama-sama, araknoid dan piamater disebut

leptomening 4

3

Page 4: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 4

Dura mater terdiri dari jaringan fibrous yang kuat, berwarna putih, terdiri dari

lamina meningialis dan lamina endostealis. Pada medulla spinalis lamina endostealis

melekat erat pada dinding canalis vertebralis, menjadi endosteum (periosteum)

sehingga di antara lamina meningialis dan lamina endostealis terdapat ruang

ekstradural (spatium epiduralis) yang berisi jaringan ikat longgar, lemak dan pleksus

venosus. Antara dura mater dan archnoid terdapat ruang ekstradural yang berisi cairan

lymphe.

Pada ensefalon lamina endostealis melekat erat pada permukaan interior

cranium, terutama pada sutura, basis cranii dan tepi foramen occipital magnum.

Lamina meningialis mempunyai permukaan yang licin dan dilapisi oleh suatu lapisan

sel, dan membentuk empat buah septa, yaitu 4;

1. Falx cerebri

2. Tentorium cerebella

3. Falx cerebella

4. Diaphragm sellae

Gambar 1: kavitas kranium4

Arachnoid bersama-sama dengan pia mater disebut leptomeninges. Kedua

lapisan ini dihubungkan satu sama lain oleh trabekula arachnoideae. Arachniod

adalah suatu selubung tipis, membentuk spatium subdurale dengan dura mater.

4

Page 5: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 5

Antara archnoid dan pia mater terdapat spatium sub arachnoideum yang berisi liquor

cerebrospinalis. Arachnoid yang membungkus basis serebri berbentuk tebal

sedangkan yang membungkus facies superior cerebri tipis dan transparant. Arachnoid

membentuk tonjolan-tonjolan kecil disebut granulation arachnoidea, masuk kedalam

sinus venosus, terutama sinus sagitallis superior 4.

Lapisan di sebelah profunda, meluas ke dalam gyrus cerebri dan diantara folia

cerebri terdapat tela chorioidea venticuli. Yang dibentuk oleh serabut-serabut

reticularis dan elastic, ditutupi oleh pembuluh-pembuluh darah cerebral. Pia terdiri

dari lapisan sel mesodermal tipis seperti endothelium. Berlawanan dengan arachnoid,

membrane ini menutupi semua permukaan otak dan medulla spinalis 1,3,4.

Gambar 2: Kulit kepala, kalvaria dan meningen15

2.3 Etiologi

Para ahli tidak memastikan apa penyebab tumor meningioma, namun

beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar menyetujui bahwa kromoson yang jelek

5

Page 6: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 6

yang meyebabkan timbulnya meningioma. Faktor-faktor terpenting sebagai penyebab

meningioma adalah trauma, kehamilan, dan virus. Pada penyelidikan dilaporkan 1/3

dari meningioma mengalami trauma, Pada beberapa kasus ada hubungan langsung

antara tempat terjadinya trauma dengan tempat timbulnya tumor. Sehingga

disimpulkan bahwa penyebab timbulnya meningioma adalah trauma. Beberapa

penyelidikan berpendapat hanya sedikit bukti yang menunjukkan adanya

hubungan antara meningioma dengan trauma.5,6,7

Dilaporkan juga bahwa meningioma ini sering timbtil pada akhir

kehamilan, mungkin hal ini dapat dijelaskan atas dasar adanya hidrasi otak yang

meningkat pada saat itu. Teori lain menyatakan bahwa virus dapat juga sebagai

penyebabnya. Pada penyelidikan dengan light microscope ditemukan virus like

inclusion bodies dalam nuclei dari meningioma. Tetapi penyelidikan ini

kemudian dibantah bahwa pemeriksaan electron misroscope inclusion bodies ini adalah

proyeksi cytoplasma yang berada dalam membran inti.8,9

Para peneliti sedang mempelajari beberapa teori tentang kemungkinan asal usul

meningioma. Di antara 40% dan 80% dari meningiornas berisi kromosom 22 yang

abnormal pada lokus gen neurofibromatosis 2 (NF2). NF2 merupakan gen supresor

tumor pada 22Q12, ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien

dengan NF2 dan beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain dapat berkembang

menjadi meningioma multiple, dan sering tetjadi pada usia nuida. Disamping itu,

deplesi gen yang lain juga berhubungan dengan pertumbuhan meningioma.

Kromosom ini biasanya terlibat dalam menekan pertumbuhan tumor. Penyebab

kelainan ini tidak diketahui. Meningioma juga sering memiliki salinan tambahan dari

platelet diturunkan faktor pertumbuhan (PDGFR) dan epidermis reseptor faktor

pertumbuhan (EGFR) yang mungkin memberikan kontribusi pada pertumbuhan tumor

ini. Sebelumnya radiasi ke kepala, sejarah payudara kanker,atau neurofibromatosis

6

Page 7: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 7

tipe 2 dapat risiko faktor untuk mengembangkan meningioma. Multiple

meningiomas terjadi pada 5% sampai 15% dari pasien, terutama mereka dengan

neurofibromatosis tipe 2. 4,,5,6

Beberapa meningioma memlliki reseptor yaiig berinteraksi dengan hormon

seks progesteron, androgen, danjarang estrogen. Ekspresi progesteron reseptor dilihat

paling sering pada jinak meningiomas, baik pada pria dan wanita. Fungsi reseptor ini

belura sepenuhnya dipahami, dan demikian, sering kali menantang bagi dokter

untuk menasihati pasien perempuan mereka tentang penggunaan hormon jika

mereka memiliki sejarah suatu meningioma. Meskipun peran tepat hormon dalam

peitumbuhan meningioma belum ditentukan, peneliti telah mengamati bahwa kadang-

kadang mungkin meningioma tumbuh lebili cepat pada saat kehamilan.8.9

2.4 Patofislologi

Seperti banyak kasus neoplasma lainnya, masih banyak hal yang belum

diketahui dari meningioma. Tumor otak yang tergolong jinak ini secara

histopatologis berasal dari sel pembungkus arakhnoid (arakhnoid cap cells) yang

mengalami granulasi dan perubahan bentuk. Patofisiologi terjadinya meningioma

sampai saat ini masih belum jelas. Kaskade eikosanoid diduga memainkan

peranan dalam tumorogenesis dan perkembangan edema peritumoral. 3,5,7

Patofisiologi terjadinya meningioma sampai saat ini masih belum jelas.

Kaskade eikosanoid diduga memainkan peranan dalam tumorogenesis dan

perkembangan edema peritumoral. 3

Dari lokalisasinya Sebagian besar meningioma terletak di daerah

supratentorial. Insidens ini meningkat terutama ada daerah yang mengandung

granulatio Pacchioni. Lokalisasi terbanyak pada daerah parasagital dan yang paling

sedikit pada fossa posterior.

7

Page 8: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 8

Etiologi tumor ini diduga berhubimgan dengan genetik, terapi radiasi,

hormon sex, infeksi virus dan riwayat cedera kepala. Sekitar 40-80% tumor ini

mengalami kehilangan material genetik dari lengan panjang kromosom 22, pada lokus

gen neurofibromatosis 2 (NF2). NF2 merupakan gen supresor tumor pada 22Q12,

ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan

beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain dapat berkembang menjadi

meningioma multiple, dan sering terjadi pada usia muda. Disamping itu, deplesi gen

yang lain juga berhubungan dengan pertumbuhan meningioma.4,6

Terapi radiasi juga dianggap turut berperan dalam genesis meningioma.

Bagaimana peranan radiasi dalani menimbulkan meningioma masih belum jelas.

Pasien yang mendapatkan terapi radiasi dosis rendah untuk tinea kapitis dapat

berkembang menjadi meningioma multipel di tempat yang terkena radiasi pada

dekade berikutnya. Radiasi kranial dosis tinggi dapat menginduksi terjadinya

meningioma setelah periode laten yang pendek.

Meningioma juga berhubungan dengan hormon seks dan seperti halnya faktor

etiologi lainnya mekanisme hormon sex hingga memieu meningioma hingga saat

ini masih menjadi perdebatan. Pada sekitar 2/3 kasus meningioma ditemukan reseptor

progesterone. Tidak hanya progesteron, reseptor hormon lain juga ditemukan pada

tumor ini termasuk estrogen, androgen, dopamine, dan reseptor untuk platelet

derived growth factor. Beberapa reseptor hormon sex diekspressikan oleh

meningioma. Dengan teknik imunohistokimia yang spesifik dan teknik biologi

molekuler diketahui bahwa estrogen diekspresikan dalam konsentrasi yang rendah.

Reseptor progesteron dapat ditemukan dalam sitosol dari meningioma. Reseptor

somatostatin juga ditemukan konsisten pada meningioma.8,9,10

Pada meningioma multiple, reseptor progesteron lebih tinggi dibandingkan

pada meningioma soliter. Reseptor progesteron yang ditemukan pada meningioma

8

Page 9: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 9

sama dengan yang ditemukan pada karsinoma mammae. Jacobs dkk (10)

melaporkan. meningioma secara bermakna tidak berhubungan dengan karsinoma

mammae, tapi beberapa penelitian lainnya melaporkan hubungan karsinoma

mammae dengan meningioma.

Gambar 3 Lokasi tersering pada meningioma

Meningioma merupakan tumor otak yang pertumbuhannya lambat dan tidak

menginvasi otak maupun medulla spinalis. Stimulus homion merupakan faktor yang

penting dalam pertumbuhan meningioma. Pertunibuhan meningioma dapat menjadi

9

Page 10: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 10

cepat selama periode peningkatan hormon, fase luteal pada siklus menstruasi dan

kehamilan.6,10

Trauma dan virus sebagai kemungkinan penyebab meningioma telah

diteliti, tapi belum didapatkan bukti nyata hubungan trauma dan virus sebagai

penyebab meningioma..

2.5 Histopatologi

Meningioma berasal dari sel-sel yang terdapat pada lapisan meningea serta

bagian-bagian nya. Di antara sel-sel meningea itu belum dapat dipastikan sel mana

yang membentuk tumor, tetapi terdapat hubungan erat antara tumor ini dengan villi

arachnoid. Tumbuhnya meningioma kebanyakan di tempat ditemukan banyak villi

arachnoid. Dari observasi yang dilakukan Mallary (1920) dan didukung Penfield

(1923), didapatkan suatu konsep bahwa sel yang membentuk tumor ini ialah

fibroblast, sehingga mereka menyebutnya arachnoid fibroblast atau meningeal

fibroblastoma1,4

Ahli patologi pada umumnya lebih menyukai label histologi dari pada label

anatomi untuk suatu tumor. Namun istilah meningioma yang diajukan Cushing

(1922) ternyata dapat diterima dan didukung oleh Bailey dan Bucy (1931) Orville

Bailey (1940) mengemukakan bahwa sel-sel arachnoid berasal dari neural crest, sel-

sel arachnoid disebut Cap cells; pendapat ini didukung Harstadius (1950), bermula

dari unsur ektoderm Zuich tetap menggolongkan meningioma ke dalam tumor

mesodermal. 1,3,4

Gambaran mikroskopik meningioma amat bervariasi, macam-macam

klasifikasi diusulkan, namun Orville Bailey(1940) menganggap klasifikasi

meningioma tidak diperlukan.Pandangan ini didasarkan secara biologis karena

10

Page 11: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 11

variasi-variasi histologis tersebut tidak banyak kaitannya dengan keadaan biologi

kelompok tumor ini. 1,3,4

Meningioma intrakranial banyak ditemukan di regio parasagital,

selanjutnya di daerah permukaan konveks lateral dan falx cerebri. Di kanalis

spinalis meningioma lcbih sering menempati regio torakal. Pertumbuhan tumor ini

mengakibatkan tekanan hebat pada jaringan sekitamya, namun jarang menyebuk ke

jaringan otak. Kadang-kadang ditemukan fokus-fokus kalsifikasi kecil-kecil yang

berasai dari psammoma bodies, bahkan dapat ditemukan pembentukan jaringan

tulang baru.

Secara histologis, meningioma biasanya berbentuk globuler dan meiiputi dura

secara luas. Pada permukaan potongan, tampak pucat translusen atau merah

kecoklatan homogen serta dapat seperti berpasir. Dikatakan atipikal jika

ditemukan proses mitosis pada 4 sel per lapangan pandang elektron. atau terdapat

peningkatan selularitas, rasio small cell dan nukleus sitoplasma yang tinggi,

uninterupted patternless dan sheet-like growth. Sedangkan pada anapiastik akan

ditemukan peningkatan jumlah mitosis sel, nuklear pleomorphism, abnormalitas pola

pertumbuhan meningioma dan infiltrasi serebral. Imunohistokimia dapat membantu

diagnosis meningioma. Pada pasien dengan meningioma, 80% menunjukkan

adanya epithelial membrane antigen (EMA) yang positif. Stain negatifunruk anti-Leu

7 antibodi (positif pada Schwannomas) dan glial fibrillary acididprotein (GFAP).

11

Page 12: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 12

Gambar .5 slide Patologi (Hematoksilin-eosin, X400 perbesaran asli). A, Meningioma dengan fitur ganas,

nukleolus (titik kuning) dan mitosis (panah). B, intranuklear intnisi sitoplasma (pseudoinclusion).

Klasifikasi menurut Kernohan dan Sayre, yaitu:

1. Meningioma meningotheliomatosa (syncytial, endothclimatous).

2. Meningioma fibroblastik dan

3. Meningioma angioblastik.

Yang terakhir ada yang menggolongkan sebagai haemangioperisitoma Tipe

transisional atau Tipe campuran digolongkan ke dalam kelompok meningioma

meningotheliomatosa.1,3

1.Meningioma meningotheliomatosa

Terdiri atas sel-sel uniform, berinti bulat atau oval, mengandung satu atau dua

nuklcoii yang nyata, sedangkan membrane sel tidak jelas, sebagian dari kelompok-

kelompok sel tersebut tersusun dalam lobulus-lobulus membentuk massa yang solid.

12

Page 13: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 13

Jaringan ikat pada batas-batas lobulus. Whorls dan psammoma bodies juga

merupakan gambaran khas tumor ini.

2.Meningioma ftbroblastik

Terdiri atas sel-sel pipih yang membentuk berkas-berkas yang saling

beranyaman, kadang-kadang dengan bagian-bagian menyerupai struktur palisade.

Sel-sel tersebut mirip dengan fibroblast, namun inti sel identik dengan inti sel

meningioma meningiomatosa. Adanya serabut retikulin yang berlebihan dan serabut

kolagen yang menjadi pemisah antara sel pada meningioma tipe ini, merupakan tanda

yang khas.

3.Meningioma angioblastik

Terdiri alas sel-sel tersusun padat, batas-batas sitoplasma tidak jelas, inti sel

tersusun rapat. Sel-sel tersebut umumnya menempel pada dinding kapiler, namun

kapiler-kapiler tersebut sebagian mengalami dilatasi, sebagian lagi kompresi,

sehingga sukar untuk diidentifikasi. Bailey dkk. (1928) beranggapan bahwa sel-sel

tumor ini berasal dari elemen dinding pembuluh darah. Beberapa penulis melaporkan

bahwa meningioma angioblastik lebih sering kambuh.

2.6 Klasifikasi

WHO mengembangkan sistem klasifikasi untuk beberapa tumor yang telah

diketahui, termasuk meningioma. Tumor diklasifikasikan melalui tipe sel dan derajat

13

Page 14: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 14

pada hasil biopsi yang dilihat di bawah mikroskop. Penatalaksanaannya pun berbeda-

beda di tiap derajatnya 7.

a. Grade I

Meningioma tumbuh dengan lambat . Tumor tidak menimbulkan gejala,

mungkin pertumbuhannya sangat baik jika diobservasi dengan MRI secara periodik.

Jika tumor semakin berkembang, maka pada akhirnya dapat menimbulkan gejala,

kemudian penatalaksanaan bedah dapat direkomendasikan. Kebanyakan meningioma

grade I diterapi dengan tindakan bedah dan observasi secara berterusan 7.

b. Grade II

Meningioma grade II disebut juga meningioma atypical. Jenis ini tumbuh

lebih cepat dibandingkan dengan grade I dan mempunyai angka kekambuhan yang

lebih tinggi juga. Pembedahan adalah penatalaksanaan awal pada tipe ni.

Meningioma grade II biasanya membutuhkan terapi radiasi setelah pembedahan 7.

c. Grade III

Meningioma berkembang dengan sangat agresif dan disebut meningioma

malignant atau meningioma anaplastik. Meningioma malignant terhitung kurang dari

1 % dari seluruh kejadian meningioma. Pembedahan adalah penatalaksanaan yang

pertama untuk grade III diikuti dengan terapi radiasi. Jika terjadi rekurensi tumor,

dapat dilakukan kemoterapi 7,12.

Meningioma juga diklasifikasikan ke dalam subtipe berdasarkan lokasi dari

tumor 8,13,14.

1. Meningioma falx dan parasagital (25% dari kasus meningioma).

14

Page 15: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 15

Falx adalah selaput yang terletak antara dua sisi otak yang memisahkan hemisfer

kiri dan kanan. Falx cerebri mengandung pembuluh darah besar. Parasagital

meningioma terdapat di sekitar falx

2. Meningioma Convexitas (20%).

Tipe meningioma ini terdapat pada permukaan atas otak.

3. Meningioma Sphenoid (20%)

Daerah Sphenoidalis berlokasi pada daerah belakang mata. Banyak terjadi pada

wanita.

4. Meningioma Olfactorius (10%).

Tipe ini terjadi di sepanjang nervus yang menghubungkan otak dengan hidung.

5. Meningioma fossa posterior (10%).

Tipe ini berkembang di permukaan bawah bagian belakang otak.

6. Meningioma suprasellar (10%).

Terjadi di bagian atas sella tursica, sebuah kotak pada dasar tengkorak dimana

terdapat kelenjar pituitary.

7. Spinal meningioma (kurang dari 10%).

Banyak terjadi pada wanita yang berumur antara 40 dan 70 tahun. Akan selalu

terjadi pda medulla spinalis setingkat thorax dan dapat menekan sumsum tulang

belakang. Meningioma spinalis dapat menyebabkan gejala seperti nyeri radikuler

di sekeliling dinding dada, gangguan kencing, dan nyeri tungkai.

8. Meningioma Intraorbital (kurang dari 10%).

15

Page 16: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 16

Tipe ini berkembang pia mater atau di sekitar mata cavum orbita.

9. Meningioma Intraventrikular (2%).

Terjadi pada ruangan yang berisi cairan di seluruh bagian otak.

2.7 Diagnosis

Manifestasi klinik

Gejala meningioma dapat bersifat umum (disebabkan oleh tekanan tumor pada

otak dan medulla spinalis) atau bisa bersifat khusus (disebabkan oleh terganggunay

fungsi normal dari bagian khusus dari otak atau btekanan pada nervus atau

pembuluh darah). Secara umum, meningioma tidak bisa didiagnosa pada gejala awal.

Meningioma tumbuhnya perlahan-lahaii dan tanpa meniberikan gejala-gejala

dalam waktu yang lama, bahkan sampai bertahun-tahun.. Diperkirakan meningioma

intrakranial yang merupakan 1,44% dari seluruh otopsi sebagian besar tidak

menunjukkan gejala-gejala dan didapatkan secara kebetulan. Dari permulaan sampai

timbulnya gejala-gejala rata-rata ± 26 bulan, dilaporkan juga gejala-gejala yang

lama timbulnya yaitu antara 20 — 30 tahun. Walaupun demikian gejala-gejala yang

cepat tidak menyingkir kan adanya meningoma.8,9,11

Gejala-gejala umum, seperti juga pada tumor intracranial yang lain

misalnya sakit kepala, muntah-muntah, perubahan mental atau gejala-gejala fokal

seperti kejang-kejang, kelumpuhan, atau hemiplegia. Gejala umum ini sering

sudah ada sejak lama bahkan ada yang bertahun-tahun sebelum penderita

mendapat perawatan dan sebelum diagnosa ditegakkan. 9,11

Gejala-gejala yang paling sering didapatkan adalah sakit kepala. Gejala

Minis lain yang paling sering adalah berturut-turut sebagai berikut:7,9,10

16

Page 17: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 17

1) kejang-kejang (±48%)

2) gangguan visus (± 29%)

3) gangguan mental (± 13%)

4) gangguan fokal (± 10%)

Tetapi timbulnya tanda-tanda dan gejala-gejala ini tergantung pada letak tumor

dan tingginya tekanan intrakranial, Tanda-tanda fokal sangat tergantung dari letak

tumor, gejala-gejala bermacam-macam sesuai dengan fungsi jaringan otak yang

ditekan atau dirusak, dapat perlahan-lahan atau cepat. Menurut Leaven gangguan

fungsi otak ini penting untuk diagnosa dini. Gejala-gejala ini tirnbul akibat

hemodynamic steal dalam satu hemisfer otak, antara hemisfer atau dari otak kedalam

tumor.

1. Sakit Kepala.

Merupakan gejala yang paling sering, sakit kepala ini tidak khas, dapat

umum atau terlokalisir ada daerah yang berlainan. Hal ini sudah lazim walaupun

tidak dikaitkan dengan meningkatnya tekanan intracranial. Meningioma Intra

Ventrikuler seringkali mengalami sakit kepala dan peningkatan tekanan intrakranial,

karena meningioma di tempat tersebut dapat bergerak dan dapat mengadakan

penyumbatan pada aliran cairan serebrospinalis. Sakit kepala tersebut bersifat

unilateral dan gejala-gejala ini mungkin hilang timbul. Selain sakit kepala juga

disertai mual dan muntah-muntah.

2) Kejang.

17

Page 18: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 18

Didapati 48% dari kasus meningioma mengalami kejang-kejang terutama

pada meningioma parasagittal dan lobus temporalis, Adanya kejang-kejang ini akan

memperkuat diagnosa.

3) Gangguan Mata.

Gangguan mata yang terjadi pada meningioma dapat berupa :

a) penurunan visus

b) papil oedema

c) nystagmus

d) gangguan gerakan bola mata

e) exophthalmus.

4) Hemiparese.

Lebih sering didapatkan pada meningioma dibandingkan dengan. tumor-

tumor intrakranial yang lain. 10% dari kasus meningiomadidapati kehimpuhan fokal,

Crose dkk mendapatkan tiga dari 13 kasusnya dengan hemi parese disertai gangguan

sensoris dari N V.

5. Gangguan mental

Sering juga didapatkan gangguan mental, tentunya berhubungan pula dengan

lokalisasi dari tumor.Dilaporkan 13% dari kasus-kasus RAAF (29) dengan gangguan

mental. Gejala mental seperti: dullness, confusion stupor merupakan gejala-gejala

yang paling sering.

Disamping gejala-gejala tersebut di atas juga sering didapatkan gangguan

saraf otak (nervus cranialis) terutama yang paling sering dari kasus-kasus Grouse

yaitu N II, V, VI, IXdan X. Gejala yang raenarik adalah adanya Intermittent cerebral

18

Page 19: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 19

symptoms. Pada 219 penderita dengan meiiingioma supra tentorial didapatkan

ganggnan fungsi serebral yang mendadak intermitten dan sementara dapat beberapa

raenit atau lebih dari sehari. Gejala-gejala dapat berapa afasia, kelumpuhan dari muka

dan lidah, hemi plegia, vertigo, buta, ataxia, hallusinasi (olfaktoris) dan kejang-

kejang. Setengah dari kasus-kasus ini gangguan fungsi serebral berulang-ulang,

karena terjadi pada usia lanjut maka seringkali diagnosa membingungkan dengan

suatu infark otak atau insuffuiensia serebrovaskuler, migrain, dan multiple sclerosis.

Pada umumnya C.V.A. dapat dibedakan dengan tumor intrakranial dengan adanya

gejala-gejala yang mendadak dan perlahan-lahan diikuti dengan kemajuan dari gejala-

gejala neurologis. Bermacam-macam gejala eurologis yang paling sering

menimbulkan kesalahan diagnosa.

Tanda-tanda yang menyesatkan (False Localizing Signs = FLS)

FLS dari tumor-tumor intrakranial adalah tanda-tanda yang tidak semuanya

berhubungan dengan gangguan fungsi pada tempat tumor tersebut. Biasanya terlihat

sebagai gejala fokal dari tempat-tempat yang jauh dari tumor di mana hal ini dapat

membingungkan untuk menentukan lokalisasi tumor tersehut. Seperti biasanya

diagnosa klinik ditegakkan dari Icumpulan/tanda-tanda, tetapi kurangnya

pengetahuan akan FLS menyebabkan kesalahan-kesalahan pada diagnosa, apabila

pada kasus-kasus yang tanda-tandanya tidak jelas. Dari 250 kasus meningioma

intrakranial didapatkan 101 kasus dengan FLS. Diagnosa yang salah karena gejala-

gejala yang tidak jelas disertai adanya FLS. Gejala-gejala yang tidak jelas dapat

disebabkan oleh karena adanya Silent area di mana tumor-tumor itu pada

permulaannya tidak menunjukkan gejala-gejala. Yang termasuk silent area:

parasagital anterior, konveksitas frontal dan intraventrikuler.

Gejala dapat pula spesifik terhadap lokasi tumor 8;

19

Page 20: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 20

a. Meningioma falx dan parasagital

- nyeri tungkai

b. Meningioma Convexitas

- kejang, sakit kepala, defisit neurologis fokal, perubahan status mental

c. Meningioma Sphenoid

- kurangnya sensibilitas wajah, gangguan lapangan pandang, kebutaan, dan

penglihatan ganda

d. Meningioma Olfaktorius

- kurangnya kepekaan penciuman, masalah visus.

e. Meningioma fossa posterior

- nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan spasme otot-otot wajah, berkurangnya

pendengaran, gangguan menelan, gangguan gaya berjalan,

f. Meningioma suprasellar

- pembengkakan diskus optikus, masalah visus

g. Spinal meningioma

- nyeri punggung, nyeri dada dan lengan

h. Meningioma Intraorbital

- penurunan visus, penonjolan bola mata

i. Meningioma Intraventrikular

- perubahan mental, sakit kepala, pusing

20

Page 21: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 21

Gambar 6: Posisi klasik pada meningioma

2.8 Pemeriksaan Penunjang

Dalam mendiagnosis suatu tumor otak, selain klinis, peranan radiologi sangat

besar. Dahulu angiografi, kemudian CT Scan dan terakhir MRI; terutama untuk

tumor-tumor di daerah fossa posterior, karena CT Scan sukar mendiagnosis tumor

otak akibat banyaknya artefak, sekalipun dengan kontras. Dengan MRI suatu tumor

dapat dengan jelas tervisualisasi melalui di potongan 3 dimensi, sehingga

memudahkan ahli bedah saraf untuk dapat menentukan teknik operasi atau

menentukan tumor tersebut tidak dapat dioperasi mengingat risiko/komplikasi yang

akan timbul.4,7,10

1. Foto polos Tengkorak.

21

Page 22: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 22

Hiperostosis adalah salah satu gambaran mayor dari meningioma pada foto

polos. Di indikasikan untuk tumor pada mening. Tampak erosi tulang dan dekstruksi

sinus sphenoidales, kalsifikasi dan lesi litik pada tulang tengkorak. Pembesaran

pembuluh darah mening menggambarkan dilatasi arteri meningea yang mensuplai

darah ke tumor. Kalsifikasi terdapat pada 20-25% kasus dapat bersifat fokal maupun

difus 9.

2. CT scan

Meningioma mempunyai gambaran yang agak khas tetapi tidak cukup spesifik

apabila diagnosis tanpa dilengkapi pemeriksaan angiografi dan eksplorasi bedah.

Angiografi penting untuk menentukan suplai pembuluh darah ke meningiomanya dan

untuk menilai efek di sekitar struktur arteri dan venanya. 9.

Gambar 7. Meningioma otak. CT-scan nonkontras menunjukkan meningioma fossa media. Massa

kalsifikasi melekat pada anterior tulang petrous kanan. Terlihat kalsifikasi berbentuk cincin dan

punctata. Tidak terlihat adanya edema. 9.

CT tanpa kontras

22

Page 23: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 23

Kebanyakan meningioma memperlihatkan lesi hiperdens yang homogen atau

berbintik-bintik, bentuknya reguler dan berbatas tegas. Bagian yang hiperdens dapat

memperlihatkan gambaran psammomatous calcifications. Kadang-kadang

meningioma memperlihatkan komponen hipodens yang prominen apabila disertai

dengan komponen kistik, nekrosis, degenerasi lipomatous atau rongga-rongga. 9

CSF yang loculated.

Sepertiga dari meningioma memperlihatkan gambaran isodens yang biasanya

dapat dilihat berbeda dari jaringan parenkim di sekitarnya dan, hampir semua lesi-lesi

isodens ini menyebabkan efek masa yang bermakna. 9.

CT dengan kontras :

Semua meningioma memperlihatkan enhancement kontras yang nyata kecuali

lesi-lesi dengan perkapuran. Pola enhancement biasanya homogen tajam (intense) dan

berbatas tegas. Duramater yang berlanjut ke lesinya biasanya tebal, tanda yang relatif

spesifik karena bisa tampak juga pada glioma dan metastasis. 9.

Di sekitar lesi yang menunjukkan enhancement, bisa disertai gambaran

hypodense semilunar collar atau berbentuk cincin. Meningioma sering menunjukkan

enhancement heterogen yang kompleks. 9

23

Page 24: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 24

Gambar 8.Dua kasus berbeda. A, B. CT-scan menunjukkan kalsifikasi meningioma dari lobus parietal. C, D. CT-scan nonkontras potongan axial menunjukkan massa kalsifikasi yang homogen melekat pada tulang parietal kanan. Jaringan lunak tumor banyak terlihat pada bagian posterior. Penyebab kalsifikasi minor lain pada hemisfer serebri kiri disebabkan oleh penyakit parasit. Gambaran MRI potongan coronal T2 menunjukkan deposit kalsium (seperti bintang) yang dikelilingi jaringan solid. Pada kasus ini tidak terlihat edema. 9.

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Melalui MRI, suatu jaringan menunjukkan sifat-sifat karakteristik tertentu

pada gambar Tl dan T2 maupun proton density. Intensitas jaringan tersebut biasanya

berbeda pada gambar Tl dan T2, kecuali lemak, darah segar, kalsifikasi, maupun

peredaran darah yang cepat. Dengan melihatgambarTl maupun T2 dapat ditentukan

karakteristik suatu tumor apakah tumor tersebut padat, kistik, ada perdarahan,

kalsifikasi, nekrosis maupun lemak dan lain-lain. Intensitas jaringan tersebut mulai

dari hipo, iso dan hiper intensitas terlihat jelas pada T1 dan T2. 9

24

Page 25: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 25

Gambar 9: A. Gambaran meningioma falx serebri; potongan koronal. B. Meningioma ala sfenodalis menggunakan CT scan kontras yang ditingkatkan.14

4. Elektroensefaiografi (EEG)

Tumor otak memberi EEG abnormal pada 75-85% dari kasus dan 15 - 25%

dari penderita dengan tumor otak mempunyai EEG yang normal. Tumor otak sendiri

tidak memberi aktivitas listrik abnormal. Hanya neuron-neuron yang membuat ini

pada daerah dekat tumor menjadi abnormal sedemikian rupa sehingga

hypersyndironisasi dari pelepasan-pelepasan listrik dari beribu-ribu atau berjuta-juta

sel saraf membentuk gelombang lanibat atau gelombang runcing pada EEG. Mungkin

tumor ini memberi kelainan metabolik dari neuron-neuron didekatnya, mungkin

dengan tekanan langsung, oedema atau raengacau (merusak) innervasi daerahnya.

Meningoma raenunjukkan sedikit abnormalitas pada E.E.G. Pada kasus-kasus

25

Page 26: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 26

didapatkan 53% dengan focus abnormal. Pada meningioma intraventriculer enam dari

delapan kasus menunjukkan EEG yang abnormal.

5. Angiografi

Kelainan pembuluh darah yang paling khas pada meningioma adalah adanya

pembuluh darah yang meraberi darah pada neoplasma oleh cabang-cabang arteri

sistim karotis ekstema. Bila mendapatkan arteri karotis ekstenia yang memberi darah

ke tumor yang letaknya intrakranial maka ini mungkin sekali neningioma.

Umumnya meningioma merupakan tumor vascular. Dan dapat menimbulkan

gambaran "spoke wheel appearance". Selanjutnya arteri dan kapiler memperlihatkan

gambaran vascular yang homogen dan prominen yang disebut dengan mother and law

phenomenon

Meningioma menunjukkan dri-ciri paling khas sebagai berikut:: (i) Mendapat

darah dari sistim karotis ekstema. (ii) Homogenous akan tetapi sharphy sircumscribed

cloud, ya itu adanya tumor cloud yang homogen dari cairan kontras pada selurah

tumor. Batas vaskuler intrinsik dari meningioma sering jelas sekali dan

konfigurasinya berbentuk bulat-bulatan (lobulated). Dan (iii). Tetap adanya cairan

kontras dalam tumor.

Terdapat tetap adanya tumor cloud untuk waktu yang agak lama pada

serialogram. Tumor Stain masih terlihat pada film terakhir ialah delapan sainpai

sembilan detik setelali permulaan dari injeksi cairan kontras. (iii) lebih dapat

dipercaya daripada (ii).

6. Pneumoensefalografi atau Ventrikulografi

26

Page 27: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 27

Pneumografi dapat menunjukkan paling jelas tumor intraventrikuler dan tumor yang

letaknya dalam, dekat pada ventrikel atau mengadakan invasi pada straktur di garis

tengah (invading midline structures).

2.9 Penatalaksanaan

a.Operatif.

Penatalaksanaan meningioma tergantung dari lokasi dan ukuran tumor itu

sendiri. Terapi meningioma masih menempatkan reseksi operatif sebagai pilihan

pertama. Beberapa faktor yang mempengaruhi operasi removal massa tumor ini

antara lain lokasi tumor, ukuran dan konsistensi, vaskularisasi dan pengaruh terhadap

sel saraf, dan pada kasus rekurensi, riwayat operasi sebelumnya dan atau radioterapi.

Lebih jauh lagi, rencana operasi dan tujuannya berubah berdasarkan faktor resiko,

pola, dan rekurensi tumor. Tindakan operasi tidak hanya mengangkat seluruh tumor

tetapi juga termasuk dura, jaringan lunak, dan tulang untuk menurunkan kejadian

rekurensi 12.

Pada pasien dengan meningioma supratentorial, pemberian antikonvulsan

dapat segera diberikan, deksametason diberikan dan dilindungi pemberian H2

antagonis beberapa hari sebelum operasi dilaksanakan. Pemberian antibiotik

perioperatif digunakan sebagai profilaksis pada semua pasien untuk organisme

stafilokokkus, dan pemberian cephalosporin generasi III yang memiliki aktifitas

terhadap organisme pseudomonas, serta pemberian metronidazol (untuk organisme

anaerob) ditambahkan apabila operasi direncanakan dengan pendekatan melalui

mulut, sinus paranasal, telinga, atau mastoid 12.

27

Page 28: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 28

Klasifikasi Simptom dari ukuran reseksi pada meningioma intrakranial 12.

Grade I : Reseksi total tumor, perlekatan dural dan tulang abnormal

Grade II : Reseksi total tumor, koagulasi dari perlekatan dura

Grade III : Reseksi total tumor, tanpa reseksi atau koagulasi dari perlekatan

dura, atau mungkin perluasan ekstradural ( misalnya sinus yang

terserang atau tulang yang hiperostotik)

Grade IV : Reseksi parsial tumor

Grade V : Dekompresi sederhana (biopsi)

b. Radioterapi

Penggunaan external beam irradiation pada meningioma semakin banyak

dipakai untuk terapi. External beam irradiation dengan 4500-6000 cGy dilaporkan

efektif untuk melanjutkan terapi operasi meningioma reseksi subtotal, kasus-kasus

rekurensi baik yang didaliului dengan operasi sebelumnya ataupun tidak, Pada kasus

meningioma yang tidak dapat dioperasi karena lokasi yang sulit, keadaan pasien yang

buruk, atau pada pasien yang menolak dilakukan operasi, external beam irradiation

masih belum menunjukkan keefektifitasannya. Teori terakhir menyatakan terapi

external beam irradiation tampaknya akan efektif pada kasus meningioma yang

agresif (atyppical, malignan), tetapi informasi yang mendukung teori ini belum

banyak dikemukakan .

Efektifitas dosis yang lebih tinggi dari radioterapi harus dengan pertimbangan

komplikasi yang ditimbulkan terutama pada meningioma. Saraf optikus sangat rentan

mengalami kerusakan akibat radioterapi. Komplikasi lain yang dapat ditimbulkan

berupa insufisiensi pituitari ataupun nekrosis akibat radioterapi.

28

Page 29: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 29

c. Radiasi Stereotoktik

Terapi radiasi tumor menggunakan stereotaktik pertama kali diperkenalkan

pada tahun 1960an menggunakan alat Harvard proton beam. Setelah itu penggunaan

stereotaktik radioterapi ini semakin banyak dilakukan untuk meningioma. Sumber

energi yang digunakan didapat melalui teknik yang bervariasi, yang paling sering

digunakan adalah sinar foton yang berasal dari Co gamma (gamma knife) atau linear

accelerators (LINAC) dan partikel berat (proton, ion helium) dari cyclotrons. Semua

teknik radioterapi dengan stereotaktik ini dapat mengurangi kornplikasi, terutama

pada lesi dengan diameter kurang dari 2,5 cm.

Steiner dan koleganya menganalisa pasien meningioma yang diterapi dengan

gamma knife dan diobservasi selama 5 tahun. Mereka menemukan sekitar 88%

pertumbuhan tumor ternyata dapat dikontrol. Kondziolka dan kawan-kawan

memperhitungkan pengontrolan pertumbuhan tumor dalam 2 tahun pada 96 % kasus.

Bara-baru ini peneliti yang sama melakukan studi dengan sampel 99 pasien yang

diikuti selama 5 hingga 10 tahun dan didapatkan pengontrolan pertumbuhan tumor

sekitar 93 % kasus dengan 61 % massa tumor mengecil. Kejadian defisit neurologis

baru pada pasien yang diterapi dengan stereotaktik tersebut kejadiannya sekitar 5 % .

d. Kemoterapi

Modalitas kemoterapi dengan regimen antineoplasma masih belum banyak

diketahui efikasinya untuk terapi meningioma jinak maupun maligna. Kemoterapi

sebagai terapi ajuvan untuk rekuren meningioma atipikal atau jinak barn sedikit sekali

diaplikasikan pada pasien, tetapi terapi menggunakan regimen kemoterapi (baik

intravena atau intraarterial cis-platinum, decarbazine (DTIC) dan adriamycin)

menunjukkan hasil yang kurang memuaskan (DeMonte dan Yung), walaupun

regimen tersebut efektifitasnya sangat baik pada tumor jaringan lunak. Laporan dari

Chamberlin pemberian terapi kombinasi menggunakan cyclopliosphamide,

29

Page 30: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 30

adriamycin, dan vincristine dapat memperbaiki angka harapan hidup dengan rata-rata

sekitar 5,3 tahun. Pemberian obat kemoterapi lain seperti hydroxyurea sedang dalam

penelitian. Pertumbuhan sel pada meningioma dihambat pada fase S dari siklus sel

dan menginduksi apoptosis dari beberapa sel dengan pemberian hydroxyurea. Dan

dilaporkan pada satu kasus pemberian hydroxyurea ini memberikan efek pada pasien-

pasien dengan rekurensi dan meningioma yang tidak dapat direseksi. Pemberian

Alfainterferon dilaporkan dapat memperpanjang waktu terjadinya rekurensi pada

kasus meningioma yang agresif. Dilaporkan juga terapi ini kurang menimbulkon

toksisitas dibanding pemberian dengan kemoterapi.

Pemberian hormon antogonis mitogen telah juga dilakukan pada kasus dengan

meningioma. Preparat yang dipakai biasanya tamoxifen (anti estrogen) dan

mifepristone (anti progesteron). Tamoxifen (40 mg/m2 2 kali/hari selama 4 hari dan

dilanjiitkan 10 mg 2 kali/hari) telah digunakan oleh kelompok onkolologi Southwest

pada 19 pasien dengan meningioma yang sulit dilakukan reseksi dan refrakter.

Terdapat pertumbuhan tumor pada 10 pasien, stabilisasi sementara pertumbuhan

tumor pada 6 pasien, dan respon minimal atau parsial pada tiga pasien .

Pada dua studi terpisah dilakukan pemberian mifepristone (RU486) 200 mg

perhari selama 2 hingga 31 bulan. Pada studi yang pertama didapatkan 5 dari 14

pasien menunjukkan perbaikan secara objektif yaitu sedikit pengurangan massa tumor

pada empat pasien dan satu pasien gangguan lapang pandangnya membaik

walaupun tidak terdapat pengurangan massa tumor; terdapat pertumbuhan

ulang pada salah satu pasien tersebut. Pada studi yang kedua dari kelompok

Netherlands dengan jumlah pasien 10 orang menunjukkan pertumbuhan tumor

berlanjut pada empat pasien, stabil pada tiga pasien, dan pengurangan ukuran yang

minimal pada tiga pasien. Tiga jenis obat tersebut sedang dilakukan penelitian dengan

jumlah sampel yang lebih besar pada meningioma tetapi sampai sekarang belum ada

terapi yang menjadi prosedur tetap untuk terapi pada tumor ini.

30

Page 31: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 31

2.10 Prognosis

Pada umumnya prognosis meningioma adalah baik, karena pengangkatan

tumor yang sempurna akan memberikan penyembuhan yang permanen. Pada orang

dewasa kelansungan hidupnya relatif lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak,

dilaporkan kelangsungan hidup/ survival rate lima tahun adalah 75%. Pada anak-anak

lebih agresif, perubahan menjadi keganasan lebih besar dan tumor dapat menjadi

sangat besar. Pada penelitian yang pernah dilakukan lebih dari 10% meningioma akan

mengalami keganasan dan kekambuhannya tinggi . Prognosis baik apabila letaknya

mudah dan dapat diangkat seluruhnya. Degenerasi keganasan tampak bila ada Invasi

dan kerusakan tulang, tumor tidak berkapsul pada saat operasi dan invasi pada

jaringan otak.13

Angka kematian (mortalitas) meningioma sebelum operasi jarang dilaporkan,

dengan kemajuan teknik dan pengalaman operasi para ahli bedah maka angka

kematian post operasi makin kecil. Diperkirakan angka kematian post operasi selama

lima tahun (1942–1946) adalah 7,9% dan (1957–1966) adalah8,5%. Sebab-sebab

kematian menurut laporan-laporan yang terdahulu yaitu perdarahan dan edema

otak .13,14.

31

Page 32: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 32

BAB III

KESIMPULAN

Meningioma adalah tumor pada meningen yang berasal dari jaringan dura

mater dan araknoid. Dengan insiden paling banyak pada usia pertengahan.

Patofisiologi terjadinya meningioma sampai saat ini masih belum jelas.

Tumor diklasifikasikan melalui tipe sel dan derajat pada hasil biopsi yang

dilihat di bawah mikroskop. Tumor dapat juga diklasifikasikan ke dalam subtype

berdasarkan lokasi dari tumor.

Gejala umum yang terjadi disebabkan karena gangguan fungsi serebral akibat

edema otak dan tekanan intrakranial yang meningkat. Gejala spesifik terjadi akibat

destruksi dan kompresi jaringan saraf, bisa berupa nyeri kepala, muntah, kejang,

penurunan kesadaran, gangguan mental, gangguan visual dan sebagainya. Edema

papil dan defisit neurologis lain biasanya ditemukan pada stadium yang lebih lanjut.

Radiologi sangat berperan dalam menegakkan diagnosis dan menentukan

stadium meningioma. Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan termasuklah

angiografi, CT Scan dan MRI.

Penatalaksanaan meningioma tergantung dari lokasi dan ukuran tumor itu

sendiri. Terapi meningioma masih menempatkan reseksi operatif sebagai pilihan

pertama. Prognosa meningioma adalah baik dengan angka harapan hidup lima tahun

sebesar 75%.

32

Page 33: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 33

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardjono M, Sidharta P. Dalam: Neurologi klinis dasar. : Fakultas

Kedokteran Universtas Indonesia; 2003. Hal 393-4.

2. Focusing on tumor meningioma. Availble from: http://www.abta.org

/meningioma.pdf diunduh pada tanggal 21 september 2013

3. Patogenesis, histopatologi, dan klasifikasi meningioma. Availble from:

http://www.neuroonkologi.com/articles/Patogenesis,%20histopatologi%20dan

%20klasifikasi%20meningioma.doc diunduh pada tanggal 21 september 2013

4. Luhulima JW. Menings. Dalam: Anatomi susunan saraf pusat. Makassar:

Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2003.

5. Image of meninx. Available from:www. American Society of Oncology

diunduh pada tanggal 20 september 2013

6. Netter HF, etc. Spinal nerve origin. In: Neuroanatomy and neurophysiology.

USA: Icon Custom Communication: 2002. P. 24

7. Meningiomas. Available from: www. Mayfieldclinic.com diunduh pada

tanggal 21 september 2013

8. Meningioma. Available from:. http://www.cancer.net diunduh pada tanggal 21

september 2013

9. Fyann E, Khan N, Ojo A. Meningioma. In: SA Journal of Article Radiology.

SA: Medical University of Southern Africa; 2004. p. 3-5.

10. Neuroradiology Imaging Teaching Files Case Thirty Six-Meningioma..

Available from: http://www.uhrad.com/mriarc/mri036.htm diunduh pada

tanggal 20 september 2013

33

Page 34: Makalah Meningioma Jose-marco

Referat Meningioma 34

11. Meningioma Available from: http://www.meddean.luc. edu/ Lumen /meded

/radio/curriculum/N/Meningioma1.htm diunduh pada tanggal 21 september

2013

12. Widjaja D, Meningioma intracranial. Available from: http://www.

portalkalbe.co.id/files/cdk/files/09MeningiomaIntrakranial016.pdf/

09MeningiomaIntrakranial016.html diunduh pada tanggal 21 september 2013

13. Ropper, Adams and victor’s principles of neurology eighth edition. McGraw-

Hill Medical Publishing Division. New York. 2005;hal 559

14. Rohkamm, Color atlas of neurology. Thieme. Stuttgart: 2004;hal 7

34