Makalah Manajemen Strategi (Studi Kasus PT. Biofarindo)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI(Studi Kasus PT. Biofarindo)

Oleh:Suryasin SBF 141540320

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA MANAJEMEN FARMASITAHUN 2015

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2 Tujuan 2BAB II LANDASAN TEORI 32.1 Manajemen Strategi 32.2 Pemasaran 32.3 Strategi Bauran Pemasaran 4BAB III PEMBAHASAN 103.1 Analisi Masalah 10BAB IV PENUTUP 134.1 Kesimpulan 134.2 Saran 13DAFTAR PUSTAKA 14

14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKecenderungan masyarakat dunia untuk back to nature, dengan indikasi utama peningkatan kebutuhan produk-produk konsumsi untuk kesehatan dari bahan alam, merupakan peluang besar bagi pengembangan tanaman obat dan obat herbal di Indonesia.Menurut Kepala Pemasaran dan Penjualan OTC Dexa Medica, nilai perdagangan produk obat herbal jenis immunomodulator di Indonesia sekitar Rp 35 miliar pertahun yang berarti 1,45 persen dari nilai perdagangan obat herbal di Indonesia. Pasar obat herbal jenis immunomodulator masih sangat potensial untuk dikembangkan seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih memperhatikan kualitas kesehatannya. Persaingan dalam industri obat herbal jenis immunomodulator juga belum terlalu ketat karena industri ini relatif baru dengan pasar yang spesifik dan belum terlalu besar. Peluang ini dimanfaatkan oleh PT. Biofarmaka Indonesia (Biofarindo) dengan mengeluarkan produk obat herbal jenis immunomodulator dengan merk Biomunos yang berfungsi menjaga daya tahan tubuh.Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang di tengah persaingan pasar. Hal ini dapat dicapai dengan mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan. Peningkatan laba perusahaan dapat dicapai dengan meningkatkan nilai penjualan melalui usaha mencari dan membina pelanggan serta usaha menguasai pasar. Oleh karena itu bagian pemasaran perusahaan harus melakukan strategi pemasaran yang mantap dan tepat untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan sekaligus ditingkatkan.Di tengah banyaknya pilihan produk obat herbal jenis immunomodulator, merek, harga, kemasan dan kualitas produk, PT. Biofarindo yang baru memasarkan produk obat herbal jenis immunomodulator harus berusaha keras untuk bersaing di antara perusahaan yang lebih dahulu memasarkan produknya. Hal tersebut dilakukan untuk memenangkan persaingan dalam meraih pangsa pasar. Permasalahan utama yang dihadapi oleh PT. Biofarindo sebagai pemain baru dalam industri obat herbal adalah penyebaran produk obat herbal pada wilayah pemasaran baru (potensial) yang tidak memiliki pusat distribusi dan keberadaan produk yang masih belum dikenal masyarakat.Sebagai perusahaan yang baru meluncurkan produk obat herbal jenis immunomodulator PT. Biofarindo telah melakukan berbagai strategi pemasaran yang meliputi strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai sasaran perusahaan berupa laba dan volume penjualan yang diharapkan. Strategi pemasaran yang dilakukan PT. Biofarindo dalam hal strategi produk masih terbatas, PT. Biofarindo hanya mengeluarkan satu kemasan berupa botol dengan isi 30 kapsul sehingga konsumen tidak memiliki pilihan dalam pembelian. PT. Biofarindo masih terbatas melakukan promosi melalui pameran dan brosur sehingga kurang mengena dalam benak konsumen. PT. Biofarindo juga belum mempunyai agen tetap maupun kemitraan dalam memasarkan produk obat herbalnya. Salah satu obat herbal unggulan PT. Biofarindo adalah Biomunos. PT. Biofarindo masih terbatas dalam mempromosikan produknya, hal ini dikarenakan kendala biaya promosi. PT. Biofarindo belum mempunyai distributor dalam memasarkan produk-produknya. Biomunos masih dipasarkan terbatas di klinik pengobatan milik PT. Biofarindo, di pameran-pameran dan minimarket agrimart milik IPB. Sebagai Satuan Usaha Akademik (SUA) IPB, pemasaran produk PT. Biofarindo dibantu oleh mitranya yaitu PIUP IPB dalam hal distribusi dan promosi.

1.2. Tujuan Menganalisis masalah perusahaan PT. Biofarindo dalam hal mempromosikan produk Biomunos yang masih terbatas karena kendala biaya dan belum mempunyai distributor dalam memasarkan produknya.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen StrategiBeberapa pakar dalam ilmu manajemen mendefinisikan manajemen strategis dengan cara yang berbeda-beda. Ketchen (2009) mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dalam sebuah perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (ongoing processes): analisis, keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana manajemen menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menciptakan keputusan strategis. Keputusan ini harus mampu menjawab dua pertanyaan utama: (1) industri apa yang digeluti perusahaan dan (2) bagaimana perusahaan harus bersaing di industri tersebut. Terakhir, tindakan diambil untuk menjalankan keputusan tersebut. Tindakan yang perlu dilakukan akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber daya dan merancang organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan. Elemen kedua, manajemen strategis adalah studi tentang mengapa sebuah perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya. Manajer perlu menentukan bagaimana perusahaan bisa menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga, tetapi juga sulit ditiru atau dicari subtitusinya sehingga mampu bertahan lama. Keunggulan kompetitif yang mampu bertahan lama biasanya didapatkan dengan melakukan aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.

2.2. Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005). Definisi yang dikemukakan oleh Stanton adalah sebagai berikut, pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang --ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1991). Pemasaran menurut Assauri adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Assauri, 2004). Proses pemasaran terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi. Keputusan keputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk menentukan produk dan pasarnya, harganya dan promosinya. Kegiatan pemasaran tidak bermula pada saat selesainya proses produksi juga tidak berakhir pada saat penjualan dilakukan. Perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika mengharapkan usahanya dapat berjalan terus atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.

2.3. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Strategi pemasaran dapat didekati dengan konsep bauran pemasaran atau marketing mix. Kotler (2005) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran merupakan kumpulan strategi yang terdiri dari 4-P yaitu produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).

a. Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar (baik berwujud atau tidak berwujud) untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga memuaskan keinginan atau kebutuhan yang meliputi objek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan atau bauran dari semua wujud tersebut (Kotler, 2005).Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu (kualitas), penampilan, pilihan (option), gaya (style), merek, pengemasan, jenis produk (product lines) dan macam produk (items). Mutu produk menurut Kotler (2005) berarti menunjukkan kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi keawetan, keandalan, ketepatan, kemudahan dipergunakan dan diperbaiki serta atribut yang lain. Dalam mengembangkan suatu produk, produsen harus menentukan tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk itu dalam pasar sasaram. Kualitas produk merupakam keseluruhan ciri serta sifat sari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Kegiatan memperkenalkan dan mempopulerkan merek dagang suatu produk merupakan syarat berhasilnya pemasaran. Merek adalah nama, istilah tanda, simbol atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2005). Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus suatu produk. Bauran produk adalah kombinasi dari semua produk (product line dan product item) yang ditawarkan/dijual perusahaan kepada konsumen (Assauri, 2004). Lini produk adalah kumpulan dari produk-produk yang berhubungan erat k arena memiliki fungsi yang serupa, atau karena dijual kepada kelompok konsumen yang sama atau dijual dengan harga jual dalam suatu skala tertentu. Macam produk adalah jenis produk tertentu, yang mempunyai ciri-ciri spesifik menurut ukuran, harga, penampilan atau atribut lainnya.b. HargaPerusahaan dapat menetapkan harga dengan menggunakan metode-metode penetapan harga, sebagai berikut: 1. Penetapan harga dengan orientasi biaya yaitu penetapan harga mark up, penetapan harga dengan cost plus, dan penetapan harga sasaran. 2. Penetapan harga dengan orientasi permintaan yaitu penetapan harga berdasarkan persepsi atau penilaian konsumen terhadap mutu dan penetapan harga diskriminasi harga. 3. Penetapan harga dengan orientasi persaingan yaitu penetapan harga mengikuti pasar (sama dengan pesaing) dam harga dibawah pesaing. Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung, adalah bahan baku, biaya pemasaran, biaya produksi, adanya peraturan pemerintah dan faktor lainnya. Faktor tidak langsung adalah harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk substitusi dan produk komplementer, serta potongan diskon untuk para penyalur dan konsumen.

c. Saluran Distribusi atau Tempat Pada umumnya perusahaan atau organisasi tidak memasarkan produknya langsung kepada pengguna akhir, diantaranya terdapat perantara yang menjalankan fungsi pemasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih salurn pemasaran adalah jenis dan sifat produk, sifat konsumen potensial, sifat persaingan dan sifat saluran pemasaran yang ada. Menurut Kotler (2005) ada empat level saluran pemasaranuntuk barang konsumen, yaitu: 1. Saluran langsung (level-nol) terdiri dari produsen yang menjual langsung ke konsumen. 2. Saluran satu level berisi satu perantara, seperti pengecer. 3. Saluran dua level berisi dua perantara, umumnya adalah pedagang besar dan pengecer. 4. Saluran tiga level berisi tiga perantara, umumnya adalah pedagang besar, pemborong dan pengecer.

d. PromosiSuatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh, dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas.Efektifitas pemasaran suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh sistem komunikasi pemasaran yang dilakukan. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan maka akan berbanding lurus dengan pemasarannya. Untuk melaksanakan komunikasi pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi yang disebut bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) yang terdiri atas lima cara komunikasi utama yaitu, periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan secara pribadi, dan pemasaran langsung (Kotler, 2005). 1) Iklan Menurut Kotler (2005), tujuan iklan dapat digolongkan menjadi empat, diantaranya: 1. Iklan informatif dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada. 2. Iklan persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa. 3. Iklan pengingat dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali. 4. Iklan penguatan dimaksudkan meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. 2) Promosi Penjualan Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen, promosi perdagangan, promosi bisnis dan tenaga penjualan (Kotler, 2005). Promosi penjualan mempunyai sifat yang unik yaitu dapat menarik perhatian konsumen dan memberikan informasi yang dapat mendorong konsumen untuk membeli. Promosi penjualan memberikan insentif untuk menarik orang-orang baru untuk mencoba, memberi imbalan kepada pelanggan setia, dan dapat menaikkan tingkat pembelian ulang orang yang sesekali menggunakan. Promosi penjualan sering menarik orang-orang yang beralih merek, yang terutama mencari harga murah, nilai yang baik, atau hadiah. Namun promosi penjualan tidak mungkin mengubah mereka menjadi pemakai yang setia.Kotler (2005), menjelaskan alat-alat promosi penjualan diantaranya mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, tawaran uang kembali, potongan harga, cinderamata, hadiah, hadiah berlangganan, pengujian gratis, garansi, promosi bersama, promosi silang, pajangan di tempat pembelian, dan peragaan); promosi perdagangan (potongan harga, dana iklan dan pajangan, dan barang gratis); serta promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk perwakilan penjualan, dan iklan khusus).3) Hubungan MasyarakatHubungan masyarakat dapat membantu untuk membentuk citra perusahaan atau produk. Hubungan masyarakat juga sangat efektif dalam membangun kesadaran dan pengetahuan merek serta berbiaya yang jauh lebih kecil daripada biaya iklan. Alat-alat utama yang digunakan dalam humas pemasaran antara lain terbitan (brosur, artikel, berita berkala, majalah perusahaan), acara-acara (seminar, pameran dagang, konferensi berita, kompetisi, ulang tahun), pemberian dana sponsor, berita, ceramah, kegiatan layanan masyarakat, dan media identitas (logo perusahaan, brosur, bangunan, aturan berpakaian, dan lain-lain).4) Penjualan Pribadi Tiga ciri khusus dari penjualan personal, yaitu: 1. Konfrontasi personal: mencakup hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara dua orang atau lebih. 2. Mempererat: memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan hingga hubungan persahabatan. 3. Tanggapan: membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.5) Pemasaran Langsung Kotler (2005) menyatakan bahwa pemasaran langsung atau direct marketing adalah penggunaan saluran-saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran. Saluran-saluran ini mencakup surat langsung, katalog, telemarketing, TV interaktif, kios, situs internet, dan peralatan bergerak. Pemasaran langsung dapat menguntungkan penjual karena mereka dapat mengkhususkan dan menyesuaikan pesan-pesan penjualan mereka. Pemasaran langsung dapat membina hubungan yang berkesinambungan dengan masing-masing pelanggan. Namun ada beberapa kerugian dari pemasaran langsung, diantaranya kemungkinan terjadinya penipuan dan kecurangan, serta beberapa pelanggan menganggap pemasaran langsung sebagai gangguan (seperti telepon penjualan pada saat larut malam).

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Analisis MasalahSalah satu Masalah yang timbul yaitu: obat herbal unggulan PT. Biofarindo adalah Biomunos. PT. Biofarindo masih terbatas dalam mempromosikan produknya, hal ini dikarenakan kendala biaya promosi. PT. Biofarindo belum mempunyai distributor dalam memasarkan produk-produknya. Biomunos masih dipasarkan terbatas di klinik pengobatan milik PT. Biofarindo, di pameran-pameran dan minimarket agrimart milik IPB. Sebagai Satuan Usaha Akademik (SUA) IPB, pemasaran produk PT. Biofarindo dibantu oleh mitranya yaitu PIUP IPB dalam hal distribusi dan promosi. Strategi PT. Biofarindo dalam hal penetrasi pasar dari sisi harga sudah tepat dengan menurunkan harga dari pihak pesaing, namun untuk distribusi masih terbatas di klinik pengobatan milik PT. Biofarindo, di pameran-pameran dan minimarket agrimart (retailer) milik IPB itu sendiri yang menyebabkan terkendalanya daya jual produk dipasaran. Untuk pemasaran hanya dibantu oleh mitranya PIUP IPB saja sehingga jangkauannya tidak luas keseluruh Indonesia yang mnyebabkan terbatasnya promosi produk, hal ini karena kendala biaya promosinya.Dalam hal ini dapat diselesaikan dalam beberapa hal diantaranya: Promosi dan BiayanyaUntuk biaya promosi yang masih kurang dapat dilakukan dengan meningkatkan keuangan yang ada dan melakukan investasi keuangan untuk biaya promosi. Biaya promosi dapat pula dikendalikan dengan menggunakan strategi: Trade promo yaitu aktivitas perusahaan untuk meningkatkan penjualan yang ditujukan kepada pelanggan retail dengan cara memberikan hadiah sebagai kompensasi. Dengan jalan negosiasi kepada toko-toko obat maupun jamu atau retailer yang lainnya. Melakukan kegiatan untuk meningkatkan minat beli dan lebih mengenalkan produk kepada konsumen. Misalnya: melakukan promosi melalui media sosial karena biaya yang murah seperti pengolahan website, blog, dan lain sebagainya. Menjadi sponsorship event kesehatan baik seperti seminar atau lainnya agar calon pembeli lebih mengenal produk dengan kegunaan dan khasiatnya. Menggunakan saluran komunikasi tenaga ahli untuk meyakinkan masyarakat akan kualitas dan khasiat produk. Tenaga ahli yang dimiliki PT. Biofarindo dapat melakukan edukasi untuk meyakinkan konsumen akan kualitas dan khasiat ekstrak meniran untuk mempercepat penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh melalui seminar-seminar, pelatihan, talkshow dan lain-lain. Meningkatkan kualitas produk untuk meraih kepercayaan pelanggan. Mendorong promosi dari mulut ke mulut dengan membuktikan khasiat produk yang dikonsumsi pelanggan dan melakukan promosi aktif, baik terhadap konsumen maupun agen penjualan. Salah satu cara yang efektif untuk meyakinkan konsumen akan khasiat obat herbal adalah dari pengalaman pengguna obat tersebut sebelumnya. Pengalaman sembuh setelah mengkonsumsi obat tersebut akan mendorong konsumen untuk menceritakan kesembuhannya kepada kerabat, rekan, relasi dan lain-lain. Melakukan promosi yang aktif, baik terhadap konsumen maupun agen penjualan. Promosi disesuaikan dengan anggaran promosi yang dikeluarkan perusahaan. Promosi yang dapat dilakukan antara lain iklan di media cetak yang sesuai dengan sasaran pasar seperti di majalah kesehatan, dan majalah gizi. Perusahaan dapat bekerjasama dengan majalah yang memiliki asosiasi dengan IPB. PT. Biofarindo juga dapat berpromosi melalui jurnal informasi IPB. Promosi penjualan kepada agen penjualan dan sales penjualan berupa bonus juga perlu dilakukan untuk meningkatkan angka penjualan. Penjualan pribadi (personal selling) dapat dilakukan di klinik pengobatan dan pameran. Publisitas dapat dilakukan di jaringan radio IPB yaitu Agri FM untuk melakukan edukasi kepada masyarakat agar keberadaan Biomunos sebagai obat herbal immunomodulator diketahui. Membuat variasi kemasan produk seperti berupa kemasan strip isi 10 kapsul agar harga jual produk lebih terjangkau. Untuk meningkatkan penjualan di tengah situasi penurunan daya beli masyarakat diperlukan produk yang lebih terjangkau, sehingga PT. Biofarindo perlu membuat variasi produk dengan harga jual lebih murah. Distribusi Membangun saluran distribusi yang merata untuk memperluas wilayah pemasaran dengan para mitra kerja. PT. Biofarindo dapat bekerjasama dalam menyalurkan produknya di tempat-tempat usaha milik mitra kerja. PT. Biofarindo juga dapat membangun kemitraan untuk membuka klinik pengobatan agar dapat lebih luas dalam melayani masalah kesehatan pelanggannya. Melakukan negosiasi dengan distributor-distributor resmi seperti distributor obat Enseval. Sehingga dapat menjangkau berbagai masyrakat di masing-masing daerah melalui retailer-retailer. Mebuat distributor sendiri diberbagai daerah untuk menjangkau konsumen melalui distribusi keberbagai retailer yang ada diberbagai daerah.

BAB IV PENUTUP

4.1. KesimpulanManajemen strategis diartikan sebagai analisis, keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi oleh PT. Biofarindo dalam hal promosi Biomunos dari segi biaya promosi dan distributornya salah satunya telah dipenuhi melaui harga yang terjangkau yang lebih murah dari para pesaing. Akan tetapi, masih bnyak yang harus dilakukan PT. Biofarindo dalam memaksimalkan biaya promosi atau menambah dana biaya promosi untuk memasarkan produk Biomunos agar jangkauannya luas pada konsumen, diantaranya: trade promo, melakukan kegiatan untuk meningkatkan minat beli dan lebih mengenalkan produk kepada konsumen, membuat variasi kemasan produk, menggunakan saluran komunikasi tenaga ahli untuk meyakinkan masyarakat akan kualitas dan khasiat produk, mendorong promosi dari mulut ke mulut dan meningkatkan kualitas produk. Sedangkan, untuk distribusi dapat dilakukan dengan cara diantaranya: membangun saluran distribusi yang merata untuk memperluas wilayah pemasaran dengan para mitra kerja, melakukan negosiasi dengan distributor-distributor resmi, dan mebuat distributor sendiri diberbagai daerah.

4.2. SaranDalam menyelesaikan masalah promosi dan biayanya serta masalah distribusi dapat mencoba mempertimbangkan solusi sepeti analisis masalah yang digunakan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Ketchen Jr. D. et all. 2009. "Strategy 2008-2009". New York: McGraw-Hill

Surya Yuliawati, 2008. Analisis Strategi Pemasaran Obat Herbal Biomunos Pada Pt. Biofarmaka Indonesia, Bogor. Bogor: IPB.

Assauri, Sofjan, 2004.Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. IndeksKelompok Gramedia.