21
Dibuat untuk Kh Si Vi M Ne Ch Ri Gl M Fi MAKALAH KEWARGANEGARAAN MEMBANGUN KARAKTER BANGSA memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewa Disusun oleh: Kelompok 5 hotimah Ana Saputri 201101100 iti Amanatun Hasanah 201101100 inni Alfiana 201101100 Margaretha Lumban Gaol 220110110 eng Tuti Haryati 220110110 handra Wahyu Nur Rochmat 220110110 iezka Wanda Noviana 220110110 lory Nactasia 220110110 Mona Yosefin 2201101101 rdha Kusuma Putri 220110110 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015 i arganegaraan 004) 020) 035 0050 0067 0082 0097 0114 129) 0146

Makalah Kwn Kelompok 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KWN

Citation preview

Page 1: Makalah Kwn Kelompok 5

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata

Khotimah Ana Saputri

Siti Amanatun

Vinni Alfiana

Margaretha Lumban Gaol

Neng Tuti Haryati

Chandra Wahyu Nur Rochmat

Riezka Wanda Noviana

Glory Nactasia

Mona Yosefin

Firdha

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan

Disusun oleh:

Kelompok 5

Khotimah Ana Saputri 20110110004)

Siti Amanatun Hasanah 20110110020)

Vinni Alfiana 20110110035

Margaretha Lumban Gaol 220110110050

Neng Tuti Haryati 220110110067

Chandra Wahyu Nur Rochmat 220110110082

Riezka Wanda Noviana 220110110097

Glory Nactasia 220110110114

Mona Yosefin 220110110129)

Firdha Kusuma Putri 220110110146

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

i

kewarganegaraan

20110110004)

20110110020)

20110110035

220110110050

220110110067

220110110082

220110110097

220110110114

220110110129)

220110110146

Page 2: Makalah Kwn Kelompok 5

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini membahas tentang “Membangun Karakter Bangsa” yang

merupakan bagian penting dalam mata kuliah KWN (Kewarganegaraan)

Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi dapat

teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Mira Trisyani K., S.Kp., M.Ns. selaku dosen koordinator mata pelajaran

kuliah kewarganegaraan

2. Teman-teman kelompok tutor 5

3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya

membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Akhirnya,

penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya

kepada kita. Amin.

Jatinangor, April 2015

Penulis

Page 3: Makalah Kwn Kelompok 5

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................ iii

Daftar Isi ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2

1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 3

2.1 Definisi Membangun Karakter Bangsa ...................................................... 3

2.2 Pendidikan Karakter Bangsa ...................................................................... 6

2.3 Strategi Pembangunan Karakter Bangsa .................................................... 8

2.4 Pilar Pembangunan Karakter ..................................................................... 12

2.5 Tanda Kehancuran Suatu Bangsa .............................................................. 15

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 17

3.1 Simpulan ................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18

Page 4: Makalah Kwn Kelompok 5

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan karakter bangsa memiliki urgensi yang sangat luas dan

bersifat multidimensional. Sangat luas karena terkait dengan pengembangan

multiaspek potensi-potensi keunggulan bangsa dan bersifat multidimensional

karena mencakup dimensi-dimensi kebangsaan yang hingga saat ini sedang

dalam proses “menjadi”. Dalam hal ini dapat juga disebutkan bahwa:

(1) karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara,

hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa

(2) karakter berperan sebagai “kemudi” dan kekuatan sehingga bangsa ini

tidak terombang-ambing

(3) karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan

dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat.

Selanjutnya, pembangunan karakter bangsa akan mengerucut pada tiga

tataran besar, yaitu

(1) untuk menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa,

(2) untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan

(3) untuk membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak

mulia dan bangsa yang bermartabat.

Pembangunan karakter bangsa harus diaktualisasikan secara nyata dalam

bentuk aksi nasional dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan

etika pembangunan bangsa sebagai upaya untuk menjaga jati diri bangsa dan

memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dalam naungan NKRI.

Pembangunan karakter bangsa harus dilakukan melalui pendekatan sistematik

dan integratif dengan melibatkan keluarga; satuan pendidikan; pemerintah;

masyarakat termasuk teman sebaya, generasi muda, lanjut usia, media massa,

Page 5: Makalah Kwn Kelompok 5

2

pramuka, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, organisasi profesi,

lembaga swadaya masyarakat; kelompok strategis seperti elite struktural, elite

politik, wartawan, budayawan, agamawan, tokoh adat, serta tokoh masyarakat.

Adapun strategi pembinaan karakter dapat dilakukan melalui sosialisasi,

pendidikan, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama dengan

memperhatikan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat serta pendekatan

multidisiplin yang tidak menekankan pada indoktrinasi.

1.2 Tujuan

Pembangunan karakter bangsa bertujuan untuk membina dan

mengembangkan karakter warga negara sehingga mampu mewujudkan

masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan

beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Apa yang di maksud dengan karakter, karakter bangsa, dan pembinaan

karakter bangsa?

2. Apa saja yang menjadi pilar dalam pembangunan karakter?

3. Bagaimana strategi pembangunan karakter bangsa dalam rangka ketahanan

nasional?

Page 6: Makalah Kwn Kelompok 5

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Membangun Karakter Bangsa

Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat

baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang

terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren

memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa

seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau

sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan

ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik

yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan

bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga

seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan

perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tecermin dalam

kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia

yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan

prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dankomitmen terhadap NKRI.

Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara

kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai

dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam

konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk

membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,

bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan

Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pembangunan karakter bangsa dilakukan secara koheren melalui proses sosialisasi,

pendidikan dan pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh

komponen bangsa dan negara.

Page 7: Makalah Kwn Kelompok 5

4

Membangun karakter bangsa adalah membangun pandangan hidup, tujuan

hidup, falsafah hidup, rahasia hidup serta pegangan hidup suatu bangsa. Sebagai

bangsa, bangsa Indonesia telah memiliki pegangan hidup yang jelas. Dimulai sejak

dikumandangkannya Proclamation of Independence Indonesia dan dicetuskannya

declaration of Independence sebagai cetusan kemerdekaan dan dasar kemerdekaan,

sekaligus menghidupkan kepribadian bangsa Indonesia dalam arti kata yang seluas-

luasnya meliputi kepribadian politik, kepribadian ekonomi, kepribadian sosial,

kepribadian kebudayaan dan kepribadian nasional. Membangun karakter sangat

diperlukan dalam memaknai kehidupan merdeka yang telah dicapai oleh bangsa kita

atas karunia Tuhan. Pembentukan karakter adalah proses membangun dari bahan

mentah menjadi cetakan yang sesuai dengan bakat masing-masing. Pendidikan adalah

proses pembangunan karakter. Pembangunan karakter merupakan proses membentuk

karakter, dari yang kurang baik menjadi lebih baik, tergantung pada bekal masing-

masing. Mau dibawa kemana karakter tersebut dan mau dibentuk seperti apa

nantinya, tergantung pada potensinya dan juga tergantung pada peluangnya.

Pembangunan dan pendidikan karakter sebenarnya telah dibatasi

(kontradiktif) dengan pendidikan mahal dan komersil atau kapatalisme pendidikan.

Bangsa adalah kumpulan manusia individual, Karakter bangsa dicerminkan oleh

karakter manusia-manusia yang ada di dalam bangsa tersebut. Sebuah bangsa lahir

mirip dengan seorang manusia lahir. Seorang bayi lahir dari perjuangan keras seorang

ibu. Pembangunan karakter bangsa juga demikian, dimana pembangunan karakter

bangsa berkaitan dengan sejarah dimasa lalu yang memberikan syarat-syarat material

yang memunculkan persepsi masyarakat terhadap kondisinya tersebut, dipengaruhi

oleh kejadian konkret di masa kini. Pembangunan karakter diperlukan untuk

menumbuhkan watak bangsa yang bisa dikenali secara jelas, yang membedakan diri

dengan bangsa lainnya, dan ini diperlukan untuk menghadapi situasi zaman yang

terus berkembang. Pembangunan karakter menjadi penting karena situasi kehidupan

tertentu dan konteks keadaan tertentu membutuhkan karakter yang sesuai untuk

menjawab keadaan yang ada tersebut. Misalnya, bangsa yang masih rendah

teknologinya memerlukan karakter yang produktif dan kreatif dari generasi

Page 8: Makalah Kwn Kelompok 5

5

bangsanya, tempat berpikir ilmiah menjadi titik tekan karena hal itulah yang sangat

dibutuhkan untuk menjawab tuntutan. Pembangunan karakter yang keras harus

dilakukan untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Jangan sampai titik

tekan pembangunan karakter tersebut justru menjadi tidak cocok dengan kebutuhan

untuk mengatasi masalah yang ada. Pembangunan karakter itulah yang kemudian

dapat dilakukan oleh pendidikan karena didalamnya proses sosial mengarahkan

generasi yang dilakukan.

Kepribadian manusia selalu berkembang sehingga bisa dibentuk ulang dan

diubah. Kepribadian adalah hubungan antara materi tubuh dan jiwa seseorang yang

perkembangannya dibentuk oleh pengalaman dan kondisi alam bawah sadar yang

terbentuk sejak awal pertumbuhan manusia, terutama akibat peristiwa-peristiwa

psikologis yang penting dalam pertumbuhan diri. Banyak yang beranggapan bahwa

tidak ada orang yang memiliki dua kepribadian, kecuali orang yang sakit jiwa.

Kepribadian orang digunakan untuk merespons lingkungan disekitarnya. Bukan

segala tingkah laku orang dapat ditentukan kepribadiannya, akan tetapi ada saat

tertentu lingkungan luar dapat mengubah kepribadian seseorang jika lingkungan

tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar. Oleh karena itu, Kepribadian dapat

berubah apabila lingkungan tiba-tiba berubah.

Berikut ini merupakan beberapa sikap yang mencerminkan karakter bangsa:

1. Saling menghormati dan menghargai,

2. Rasa kebersamaan dan tolong menolong,

3. Rasa kesatuan dan persatuan,

4. Rasa peduli dalam bermasyarakat berbangsa dan Negara,

5. Adanya moral dan akhlak dan di landasi nilai-nilai agama,

6. Perilaku dan sifat-sifat kejiwaan dan saling menghormati dan menguntungkan,.

7. Kelakuan dan tingkah laku menggambarkan nilai-nilai agama, hukum, dan

budaya, serta

8. Sikap dan prilaku menggambarkan nilai-nilai kebangsaan, dan sebagainya.

Page 9: Makalah Kwn Kelompok 5

6

Selain itu pula, untuk membangun karakter bangsa diperlukan sikap

menjunjung tinggi beberapa nilai, seperti:

§ Nilai kejuangan,

§ Nilai semangat,

§ Nilai kebersamaan atau gotong royong,

§ Nilai kepedulian atau solider,

§ Nilai sopan santun ,

§ Nilai persatuan dan kesatuan,

§ Nilai kekeluargaan, serta

§ Nilai tanggungjawab, dan sebagainya.

Faktor Membangun Karakter Bangsa, diantaranya sebagai berikut:

• Agama,

• Normatif (Hukum dan peraturan yang berlaku),

• Pendidikan,

• Ideologi,

• Kepemimpinan,

• Lingkungan,

• Politik,

• Ekonomi, dan

• Sosial Budaya.

2.2 Pendidikan Karakter Bangsa

Pendidikan karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa Indonesia

dari keterpurukan untuk menyongsong datangnya peradaban baru. Di Indonesia,

akhir-akhir ini menjadi isu yang sangat hangat sejak Pendidikan Karakter

dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat Peringatan

Hari Pendidikan Nasional, pada tanggal 2 mei 2010 lalu. Tekad Pemerintah tersebut

bertujuan untuk mengembangkan karakter dan budaya bangsa sebagai bagian yang

tak terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional yang harus didukung secara serius.

Page 10: Makalah Kwn Kelompok 5

7

Karakter bangsa dapat dibentuk dari program-program pendidikan atau dalam proses

pembelajaran yang ada di dalam kelas. Akan tetapi, apabila pendidikan memang

bermaksud serius untuk membentuk suatu karakter generasi bangsa, ada banyak hal

yang harus dilakukan, dan dibutuhkan penyadaran terhadap para pendidik dan juga

terhadap pelaksana kebijakan pendidikan. Jika kita pahami arti dari Pendidikan secara

luas, pendidikan sebagai proses penyadaran, pencerdasan dan pembangunan mental

atau karakter, tentu bukan hanya identik dengan sekolah. Akan tetapi, berkaitan

dengan proses kebudayaan yang secara umum sedang berjalan, dan juga memliki

kemampuan untuk mengarahkan kesadaran, membentuk cara pandang, dan juga

membangun karakter generasi muda. Artinya, karakter yang menyangkut cara

pandang dan kebiasaan siswa, remaja, dan juga kaum muda secara umum sedikit

sekali yang dibentuk dalam ruang kelas atau sekolah, akan tetapi lebih banyak

dibentuk oleh proses sosial yang juga tak dapat dilepaskan dari proses ideoogi dan

tatanan material-ekonomi yang sedang berjalan.

Mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai

Pancasila pada diri peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan fisik. Pendidikan

adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta

didik. Pendidikan adalah suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan

generasi muda bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih

baik di masa depan. Keberlangsungan tersebut dapat ditandai oleh pewarisan budaya

dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan

merupakan proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan

juga proses pengembangan budaya karakter bangsa untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan

budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi

dirinya, melakukan proses interalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi

kepribadian dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat

yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.

Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa, dan pendidikan yang telah

Page 11: Makalah Kwn Kelompok 5

8

dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai

pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri

peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter diri, yang

menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota

masyarakat, dan warga Negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Atas

dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis

bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Perkembangan

tersebut harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai,

dengan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu

nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah oleh

karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah,

melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya

sekolah.

Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah perkembangan

potensi peserta didik agar menjadi berperilaku baik, dan bagi peseta didik yang telah

memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa, untuk

memperkuat pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam perkembangan

potensi peserta didik yang bermartabat, dan juga untuk menyaring budaya bangsa

sendiri dengan bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa yang bermartabat.

2.3 Strategi Membangun Karakter

1. Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Sosialisasi

Sosialisasi dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana untuk membangkitkan

kesadaran dan sikap positif terhadap pembangunan karakter bangsa guna

mewujudkan masyarakat yang berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang

adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta berkeadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Page 12: Makalah Kwn Kelompok 5

9

Agar sosialisasi dapat berlangsung efektif dan efisien, maka pemilihan media

dan target sasaran menjadi sangat penting. Disadari atau tidak perkembangan

teknologi informasi dengan media sebagai piranti utama, berimplikasi pada tatanan

kehidupan umat manusia dalam berbagai dimensinya, baik dalam dimensi politik,

ekonomi, sosial budaya, maupun agama. Kondisi ini patut diwaspadai sehingga

masyarakat tidak terjebak pada kemajuan teknologi informasi semata tanpa berupaya.

Dengan demikian, unsur media (cetak, elektronik, tradisional) harus diposisikan

sebagai mitra strategis dalam upaya pembinaan karakter bangsa utamanya dalam hal

sosialisasi.

Di samping unsur media, hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah

penentuan kelompok-kelompok sasaran sehingga dampak sosialisasi segera

merambah pada setiap anak bangsa, terutama generasi muda. Pada dasarnya

kelompok sasaran adalah seluruh warga negara Indonesia, yang lebih difokuskan

pada generasi muda. Adapun sasaran adalah pemerintah, dunia usaha dan industri,

satuan pendidikan, organisasi sosial kemasyarakatan/ profesi, organisasi sosial

politik, dan media massa.

2. Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan

Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna

membangun karakter pribadi dan/atau kelompok yang unik-baik sebagai warga

negara. Hal itu diharapkan mampu memberikan kontribusi optimal dalam

mewujudkan masyarakat yang berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang

adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, berkeadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia.

Strategi pembinaan karakter bangsa melalui program pendidikan memerlukan

dukungan penuh dari pemerintah yang dalam hal ini berada di jajaran Kementerian

Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, fasilitasi yang perlu didukung berupa hal-hal

sebagai berikut:

Page 13: Makalah Kwn Kelompok 5

10

a. Pengembangan kerangka dasar dan perangkat kurikulum, inovasi pembelajaran

dan pembudayaan karakter; standardisasi perangkat dan proses penilaian,

kerangka dan standardisasi media pembelajaran yang dilakukan secara sinergis

oleh pusat-pusat di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan Nasional.

b. Pengembangan satuan pendidikan yang memiliki budaya kondusif bagi

pembangunan karakter dalam berbagai modus dan konteks pendidikan usia

dini, pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi dilakukan secara

sistemik oleh semua direktorat terkait di lingkungan Kementerian Pendidikan

Nasional.

c. Pengembangan kelembagaan dan program pendidikan nonformal dan informal

dalam rangka pendidikan karakter melalui berbagai modus dan konteks

dilakukan secara sistemik oleh semua direktorat terkait di lingkungan

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal.

d. Pengembangan dan penyegaran kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan,

baik di jenjang pendidikan usia dini, dasar, menengah maupun pendidikan

tinggi yang relevan dengan pendidikan karakter dalam berbagai modus dan

konteks dilakukan secara sistemik oleh semua direktorat terkait.

e. Pengembangan karakter peserta didik di perguruan tinggi melalui penguatan

standar isi dan proses, penelitian dan pengembangan pendidikan karakter,

pembinaan lembaga pendidikan tenaga kependidikan, pengembangan dan

penguatan jaringan informasi professional. Pembinaan karakter dilakukan

secara sistemik oleh semua direktorat terkait.

3. Strategi Pembinaan Karakter Bangsa melalui Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan salah satu strategi pembinaan karakter bangsa yang

diarahkan untuk memampukan para pemangku kepentingan dalam rangka

menumbuhkembangkan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan karakter.

Lingkungan keluarga merupakan wahana pendidikan karakter yang pertama

dan utama. Oleh karena itu orang tua perlu ditingkatkan kemampuannya sehingga

Page 14: Makalah Kwn Kelompok 5

11

memiliki kemampuan untuk melakukan pembinaan dan pengembangan karakter.

Pemberdayaan dilingkup keluarga dilakukan melalui:

(1) penetapan regulasi yang mendorong orang tua dapat berinteraksi dengan

sekolah, dan lembaga pendidikan yang terkait pembangunan karakter

(2) pemberian pelatihan dan penyuluhan tentang pendidikan karakter

(3) pemberian penghargaan kepada para tokoh-tokoh atau orang tua yang telah

menunjukkan komitmennya dalam membangun karakter di lingkungan

keluarga

(4) peningkatan komunikasi pihak sekolah dan lembaga pendidikan terkait

dengan orang tua.

4. Strategi Pembinaan Karakter Bangsa melalui Pembudayaan

Strategi pembinaan karakter bangsa melalui pembudayaan dilakukan melalui

keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dunia usaha, partai politik, dan media

massa. Strategi pembudayaan menyangkut pelestarian, pembiasaan, dan pemantapan

nilai-nilai baik guna meningkatkan martabat sebuah bangsa. Strategi tersebut dapat

berwujud pemodelan, penghargaan, pengidolaan, fasilitasi, serta hadiah dan

hukuman.

Pemerintah harus menjadi teladan bagi pembudayaan karakter bangsa karena

pemerintah harus dapat menjadi contoh warganya. Pemerintahan yang baik

mencerminkan masyarakat yang baik. Masyarakat yang berkarakter mencerminkan

warga negara yang berkarakter. Pemerintah dengan demikian harus selalu di garda

depan dalam pembudayaan karakter dengan segala manifestasinya. Selain keteladan,

pembudayaan dalam lingkup pemerintah dapat dilakukan dengan pembiasaan nilai-

nilai di lingkungan pemerintah, peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, serta penegakan aturan.

Page 15: Makalah Kwn Kelompok 5

12

5. Strategi Pembinaan Karakter Bangsa Melalui Kerjasama

Pada dasarnya, kunci akhir sebuah strategi ada pada kerjasama dan

koordinasi. Berbagai kerjasama dan kordinasi dapat dilakukan antarwarga negara,

antarkelompok, antarlembaga, antardaerah, dan bahkan antarnegara.

Ada beberapa cara yang dapat menjadikan kerjasama dapat berjalan dengan

baik dan mencapai tujuan yang telah disepakati. Hal itu dapat dimulai dengan saling

terbuka, saling mengerti, dan saling menghargai. Setelah kerjasama dapat dilakukan,

maka langkah selanjutnya adalah koordinasi dan evaluasi. Bentuk koordinasi yang

dapat dilakukan antara lain:

1. koordinasi perencanaan kegiatan pendidikan karakter secara dinamis dari

jenjang pendidikan usia dini, dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi sesuai

konteks kebutuhan dan perubahan zaman;

2. koordinasi kegiatan satuan pendidikan dengan lembaga pendidikan di alam

terbuka, antara lain gerakan Pramuka, dalam hal penerapan silabi pendidikan

karakter;

3. koordinasi secara teknikal dengan lembaga yang mengembangkan kompetensi

teknologi informasi dan komunikasi, multimedia dalam pembuatan

materi interaktif pendidikan karakter;

4. koordinasi dengan lembaga yang mengembangkan kompetensi bidang psikologi

dan komunikasi dalam perencanaan model proses pembelajaran pendidikan

karakter sesuai penciri warga negara agar mampu mengadaptasikan dirinya

dalam pluralitas karakter di lingkungan global.

2.4 Pilar Pembangunan Karakter Bangsa

1. Pancasila

Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

sehingga memiliki fungsi yang sangat fundamental. Selain bersifat yuridis formal

yang mengharuskan seluruh peraturan perundang-undangan berlandaskan pada

Pancasila (sering disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum), Pancasila juga

bersifat filosofis. Pancasila merupakan dasar filosofis dan sebagai perilaku

Page 16: Makalah Kwn Kelompok 5

13

kehidupan. Artinya, Pancasila merupakan falsafah negara dan pandangan/cara hidup

bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara untuk mencapai cita-cita nasional. Sebagai dasar negara dan sebagai

pandangan hidup, Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan

dipedomani oleh seluruh warga negara Indonesia dalam hidup dan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila

sepatutnya menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga Pancasila menjadi

identitas atau jati diri bangsa Indonesia.

Oleh karena kedudukan dan fungsinya yang sangat fundamental bagi negara

dan bangsa Indonesia, maka dalam pembangunan karakter bangsa, Pancasila

merupakan landasan utama. Sebagai landasan, Pancasila merupakan rujukan, acuan,

dan sekaligus tujuan dalam pembangunan karakter bangsa. Dalam konteks yang

bersifat subtansial, pembangunan karakter bangsa memiliki makna membangun

manusia dan bangsa Indonesia yang berkarakter Pancasila. Berkarakter Pancasila

berarti manusia dan bangsa Indonesia memiliki ciri dan watak religius, humanis,

nasionalis, demokratis, dan mengutamakan kesejahteraan rakyat. Nilai-nilai

fundamental ini menjadi sumber nilai luhur yang dikembangkan dalam pendidikan

karakter bangsa.

2. Undang-Undang Dasar 1945

Derivasi nilai-nilai luhur Pancasila tertuang dalam norma-norma yang

terdapat dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Oleh karena itu, landasan

kedua yang harus menjadi acuan dalam pembangunan karakter bangsa adalah norma

konstitusional UUD 1945. Nilai-nilai universal yang terdapat dalam Pembukaan

UUD 1945 harus terus dipertahankan menjadi norma konstitusional bagi negara

Republik Indonesia.

Keluhuran nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memancarkan

tekad dankomitmen bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan pembukaan itu

dan bahkan tidak akan mengubahnya. Paling tidak ada empat kandungan isi dalam

Pembukaan UUD 1945 yang menjadi alasan untuk tidak mengubahnya. Pertama, di

Page 17: Makalah Kwn Kelompok 5

14

dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat norma dasar universal bagi berdiri tegaknya

sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. Dalam alinea pertama secara eksplisit

dinyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh karena itu

penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan

perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pernyataan itu dengan tegas menyatakan bahwa

kemerdekaan merupakan hak segala bangsa dan oleh karena itu, tidak boleh lagi ada

penjajahan di muka bumi. Implikasi dari norma ini adalah berdirinya negara merdeka

dan berdaulat merupakan sebuah keniscayaan. Alasan kedua adalah di dalam

Pembukaan UUD 1945 terdapat norma yang terkait dengan tujuan negara atau tujuan

nasional yang merupakan cita-cita pendiri bangsa atas berdirinya NKRI. Tujuan

negara itu meliputi empat butir, yaitu (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia, (2) memajukan kesejahteraan umum, (3)

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Cita-cita itu sangat

luhur dan tidak akan lekang oleh waktu. Alasan ketiga, Pembukaan UUD 1945

mengatur ketatanegaran Indonesia khususnya tentang bentuk negara dan sistem

pemerintahan. Alasan keempat adalah karena nilainya yang sangat tinggi bagi bangsa

dan negara Republik Indonesia, sebagaimana tersurat di dalam Pembukaan UUD

1945 terdapat rumusan dasar negara yaitu Pancasila.

Selain pembukaan, dalam Batang Tubuh UUD 1945 terdapat norma-norma

konstitusional yang mengatur sistem ketatanegaraan dan pemerintahan Indonesia,

pengaturan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, identitas negara, dan pengaturan

tentang perubahan UUD 1945 yang semuanya itu perlu dipahami dan dipatuhi oleh

warga negara Indonesia. Oleh karena itu, dalam pengembangan karakter bangsa,

norma-norma konstitusional UUD 1945 menjadi landasan yang harus ditegakkan

untuk kukuh berdirinya negara Republik Indonesia.

3. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Kesepakatan yang juga perlu ditegaskan dalam pembangunan karakter bangsa

adalah komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karakter

Page 18: Makalah Kwn Kelompok 5

15

yang dibangun pada manusia dan bangsa Indonesia adalah karakter yang memperkuat

dan memperkukuh komitmen terhadap NKRI, bukan karakter yang berkembang

secara tidak terkendali, apalagi menggoyahkan NKRI. Oleh karena itu, rasa cinta

terhadap tanah air (patriotisme) perlu dikembangkan dalam pembangunan karakter

bangsa. Pengembangan sikap demokratis dan menjunjung tinggi HAM sebagai

bagian dari pembangunan karakter harus diletakkan dalam bingkai menjunjung tinggi

persatuan dan kesatuan bangsa (nasionalisme), bukan untuk memecah belah bangsa

dan NKRI. Oleh karena itu, landasan keempat yang harus menjadi pijakan dalam

pembangunan karakter bangsa adalah komitmen terhadap NKRI.

4. Bhineka Tunggal Ika

Landasan selanjutnya yang mesti menjadi perhatian semua pihak dalam

pembangunan karakter bangsa adalah semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Semboyan itu bertujuan menghargai perbedaan/keberagaman, tetapi tetap bersatu

dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang memiliki kesamaan sejarah dan

kesamaan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang “adil dalam kemakmuran”

dan “makmur dalam keadilan” dengan dasar negara Pancasila dan dasar

konstitusional UUD 1945.

Keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) merupakan suatu

keniscayaan dan tidak bisa dipungkiri oleh bangsa Indonesia. Akan tetapi,

keberagaman itu harus dipandang sebagai kekayaan khasanah sosiokultural, kekayaan

yang bersifat kodrati dan alamiah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa bukan

untuk dipertentangkan, apalagi dipertantangkan (diadu antara satu dengan lainnya)

sehingga terpecah-belah. Oleh karena itu, semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus

dapat menjadi penyemangat bagi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia.

2.5 Tanda Kehancuran Bangsa

10 tanda-tanda zaman sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran, yaitu:

1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja;

Page 19: Makalah Kwn Kelompok 5

16

2. Membudayanya ketidak jujuran

3. Sikap fanatik terhadap kelompok/peer group;

4. Rendahnya rasa hormat kepada orang tua & guru;

5. Semakin kaburnya moral baik & buruk;

6. Penggunaan bahasa yang memburuk;

7. Meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, &

seks bebas;

8. Rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu & sebagai warga negara;

9. Menurunnya etos kerja & adanya rasa saling curiga;

10. Kurangnya kepedulian di antara sesama

(Lickona. Educating for Character: How our school can teach respect &

responsibility., New Yor Bantam Books, 1992:12-22)

Page 20: Makalah Kwn Kelompok 5

17

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan

bangsa, terdiri dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga

negara ingin mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka kita

harus memperkuat ketahanan nasional kita. Ketahanan nasional adalah cara paling

ampuh, karena mencakup banyak landasan seperti : Pancasila sebagai landasan ideal,

UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan Wawasan Nusantara sebagai landasan

visional, jadi dengan demikian katahanan nasional kita sangat solid.

Mengingat penting dan luasnya cakupan pembinaan karakter bangsa dalam

rangka ketahanan nasional, menjadikan masyarakat berketuhanan yang Maha Esa,

berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka diperlukan

komitmen dan dukungan dari lembaga penyelenggara negara, dunia usaha dan

industri, masyarakat, media massa dan pemangku kepentingan lainnya untuk

menyusun program kerja dan mengkoordinasikan dengan pihak terkait agar terjadi

sinergi yang kokoh untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Page 21: Makalah Kwn Kelompok 5

18

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, H.S. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa. Jakarta: Litbang Puskur Kemdiknas

Nunut. 2011. Pembentukan karakter bangsa dengan

pancasila. http://nunutwaone/2011/5/makalah-pembentukan-karakter-bangsa

pancasila.html. diakses 29 april 2013 Syahnakri. 2009. Renungan Kebangsaan Dan

Pancasila.

Ananta Pramoedya Toer.2006. Anak Semua Bangsa.Jakarta : Lentera Dipantar

Depdiknas, 2003, Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan

Nasional,www.depdiknas.go.id

Goble, G Frank.1991.Mazhab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham Maslow.

Yogyakarta.Penerbit Kanisius

http://berbagireferensi.blogspot.com/2011/10/pengembangan-pendidikan-dan budaya-

dan.html

Muin,Fachtul.2011.Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan praktik.Yogyakarta

: Arr-ruzz Media

Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi

Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7