Upload
latifah-nur-aini
View
772
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/13/2018 makalah kpk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kpk-55a823e37042d 2/6
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Latar belakang penulis memilih judul diatas yaitu untuk membedahkasus yang selama ini hangat diperbincangkan di masyarakat kita namun tetap berada
dalam kacamata PIH. Judul yang penulis pilih adalah “ Hukum yang Tersamarkan”.
Penulis mengambil judul diatas karena judul tersebut dirasa dapat mewakili keadaan
hukum di Indonesia saat ini tersamar dan mulai tertutup oleh kekuasaan dan
kepentingan. Hal ini mulai terbukti dengan adanya tsunami ketidakpercayaan
terhadap hukum yang berlaku di Indonesia terutama terhadap kinerja para penegak
hukum sendiri. Buakan menjadi rahasia umum lagi bahwa penyebab utama dari
tsunami ketidakpercayaan masyarakat yaitu tingkah polah oknum-oknum penegak
hukum yang melakukan penyalahgunaan wewenang. Seperti kasus yang akhir-akhir
ini merebak,yaitu tentang skandal yang menyangkut pimpinan KPK. Lebih parahnya
kasus tersebut merembet ke institusi penegak hukum lain seperti Kepolisian dan
Kejaksaan.Penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran sedang bergejolak hebat
karena para penegak hukum berkelahi. Mereka saling menuduh sebagai penjahat.
Padahal mereka orang-orang yang bertugas menegakkan kebenaran. Berbagai
kepentingan seperti kepentingan politiklah yang mengalahkan hukum di Negara kita.
Bahkan ada slentingan yang menyatakan bahwa hukum di Negara kita seperti buah
mentimun dan politiknya sendiri diibaratkan sebagai buah durian. Hal ini menampar
muka hukum di Indonesia yang di artikan sangat lemah dan masih terpengaruh oleh
kepentingan-kepentingan.Mungkin saja suatu hari nanti hukum dirasa mulai tak
dianggap,diartikan sebagai gertakan semata,dan hanya dianggap sebagai pelengkap
sebuah negara oleh masyarakat kita. Tentu saja publik harus diyakinkan, sistem
hukum menjadi pertaruhan.Maka dari itu dalam hal ini kita perlu menemukan
kembali dimana hukum itu berada dan mengevaluasi kekuatan mengikat dari hukum
itu sendiri. Dari masalah inilah penulis mendapatkan penafsiran bahwa hukum di
Indonesia sudah tersamarkan oleh kepentingan-kepentingan. Sehingga dapat dibuat
sebuah judul menjadi “ Hukum yang Tersamarkan”
5/13/2018 makalah kpk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kpk-55a823e37042d 3/6
II. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang coba diambil penulis untuk mengerucutkan pembasahan
adalah sebagi berikut :
1. Dimanakah hukum dapat ditemukan ?
2. Bagaimana kekuatan hukum itu mengikat ?
5/13/2018 makalah kpk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kpk-55a823e37042d 4/6
PEMBAHASAN
Agar pembahasan sesuai dengan latar belakang maka penulis melakukan ulasan menggunakan
analogi kasus.
I. KASUS
Pada makalah ini penulis ingin menggunkan sebuah kasus untuk memudahkan memberikan
pemaparan yang lebih nyata. Kasus yang penulis coba untuk bahas adalah kasus
“Kriminalisasi KPK” yang melibatkan pimpinan KPK. Berikut adalah kronologi kejadian
yang coba disusun oleh penulis berdasarkan informasi dari media elektronik maupun mediacetak.Masalah ini bermula dari testimoni yang ditulis oleh Antasari Ashar (pimpinan KPK
non aktif yang tersandung skandal pembunuhan pengusaha bernama Nasrudin) yang
menyatakan bahwa dua pimpinan KPK (Chandra Hamzah dan Bibit) menerima uang suap.
Dasar dari testimoni ini sendiri adalah keterangan dari Anggodo yang ditemui Antasari di
Malang . Penjelasannya adalah sebagai berikut :
Hal ini bermula dari keterlibatan Anggoro Wijoyo selaku direktur PT Masaro Radio Com.
Kasus anggoro tercium karena terungkapnya kasus Tanjung Api-api yang terdakwanya
adalah Yusuf Emir Faisal.PT Massaro inilah yang menangani proyek GNRHL ( Gerakan
Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan) yang diusulkan oleh MS Kaban (menteri
Kehutanan). Dalam hal ini Yusuf Emir Faisal menjabat sebagai ketua komisi dan anggota
lainnya yaitu Mulia Sarudin. Oleh Direktur PT Massaro kedua anggota dewan ini dijanjikan
sejumlah uang apabila proyek tersebut jatuh ke tangan PT Masaro (uang suksesi). Hal inilah
yang kemudian dikembangkan oleh KPK yang kemudian berbuah pencekalan terhadap
Anggoro yang dianggap telah melakukan penyuapan. Namun pencekalan yang dilakukan
oleh KPK tidak memenuhi syarat procedural dilakukan pencekalan. Seperti menemukan
bukti awal, penyelidikan, permintaan keterangan, berita acara dan semua prosedur tersebut
diatas tidak ada bukti secara administratif. Dari hal ini, Anggoro menyewa jasa pengacara
bernama Ari Muladi.Ari Muladi sendiri meminta sejumlah uang kepada Anggoro (sekitar 5,1
Miliar) yang nantinya uang tersebut akan diberikan kepada pimpinan KPK (Bibit dan
Chandra). Menurut penuturan Ari Muladi, ia tidak menyerahkan uang tersebut secara
5/13/2018 makalah kpk - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kpk-55a823e37042d 5/6
langsung kepada dua pimpinan KPK,tetapi melalui perantara Yulianto. Setalah uang
diserahkan, pencekalan terhadap Anggoro dicabut oleh pihak KPK( ditandatangani oleh
Chandra hamzah),dan justru berakibat larinya Anggoro ke luar negeri. Hal ini membuktikan
adanya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pimpinan KPK yang didasarkan
pada UU No.30 tahun 2002 tentang KPK. Isi dari undang-undang tersebut adalah pimpinan
KPK bekerja secara Kolektif (kolegial). Kesimpulannya : apa yang dilakukan oleh Chandra
Hamzah adalah perbuatan melawan hukum, karena ia mengambil keputusan secara sepihak
padahal keputusan yang diambil oleh KPK haruslah bersifat kolegial.
Ternyata kasus tersebut tidak berhenti sampai disitu, beberapa waktu ini telah
diperdengarkan beberapa rekaman percakapan yang dilakukan Oleh Anggodo ( adik
Anggoro) terkait berbagai kasus KPK. Dari rekaman ini diketahui adanya penyusunan
scenario terhadap kasus penyuapan terhadap pimpinan KPK. Bahkan dalam percakapan
tersebut disebutkan beberapa nama yang menjabat di intstitusi Kejaksaan dan Kepolisian.
Tentulah hal ini menimbulkan berbagai penafsiran yang beranekaragam di masyarakat.
Ditambah dengan perbuatan dari masing-masing institusi yang saling menjatuhkan, dan
berusaha mencari pembenaran diri. Sehingga membuat opini-opini baru dan membuat
masalah ini semakin simpang siur. Bahkan, Presiden SBY pun sampai membuat tim
independen untuk mencari fakata-fakta yang ada, yang beranggotakan delapan orang. Tim
ini disebut Tim Pencari Fakta