Upload
nimas-dwi-ayu-r
View
604
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Redoks
Citation preview
REAKSI REDUKSI OKSIDASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Dosen Pengampu : M.M. Azimatun Nur, S.T.
Disusun oleh :
Teguh Riyadi (6411413125)
Aniesah Amieratunnisa (6411413132)
Samuel Kristian Adi Nugroho (6411413121)
Saraswati Windyastuti (6411413129)
Ainur Rohmah (6411413130)
Cicik Puji Astuti (6411413131)
Fitria Retno Pangesti (6411413137)
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya, makalah kimia yang bertemakan “Reaksi Reduksi Oksidasi” ini dapat disusun
dengan sebaik mungkin.
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapun
tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu
yang membimbing kami dalam mata kuliah Kimia Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Di sisi lain, kami menulis makalah ini untuk mengetahui lebih
rinci mengenai reaksi reduksi oksidasi.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami untuk ke
depannya.Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kimia ini.
Semarang, 11 September 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
I. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3.Tujuan............................................................................................... 1
II. Pembahasan
2.1.Sejarah.............................................................................................. 3
2.2.Teori.................................................................................................. 5
Pengertian dan Pengembangan Konsep Dasar Reaksi Redoks........ 5
Konsep Bilangan Oksidasi............................................................... 7
Penyetaraan Reaksi Redoks ............................................................. 8
2.3.Aplikasi............................................................................................. 10
2.4.Contoh Soal....................................................................................... 12
III. Penutup
3.1. Kesimpulan....................................................................................... 16
3.2. Saran................................................................................................. 16
Daftar Pustaka........................................................................................... 17
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Aki .............................................................................................. 10
Gambar 1.2. Baterai.......................................................................................... 11
Gambar 1.3. Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif ................................ 12
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara
berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas
dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh
elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi
sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi
dan reduksi) disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi ini
untuk membentuk sebuah reaksi dan reaksi keseluruhannya disebut reaksi redoks.
Ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk oksidasi, yaitu kehilangan elektron,
memperoleh oksigen, atau kehilangan hidrogen. Dalam pembahasan ini, kita menggunakan
definisi kehilangan electron. Oksidasi adalah reaksi dimana suatu senyawa kimia kehilangan
elektron selama perubahan dari reaktan menjadi produk. Seperti halnya oksidasi, ada tiga
definisi yang dapat digunakan untuk menjelaskan reduksi, yaitu memperoleh elektron,
kehilangan oksigen, ataumemperoleh hidrogen. Reduksi sering dilihat sebagai proses
memperoleh elektron.Baik oksidasi maupun reduksi tidak dapat terjadi sendiri, harus
keduanya. Ketika elektron tersebut hilang, sesuatu harus mendapatkannya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana sejarah dari reaksi reduksi oksidasi ?
Bagaimana teori reaksi reduksi oksidasi ?
Bagaimana aplikasi dari teori reaksi reduksi oksidasi ?
1.3 Tujuan
Agar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dari suatu persamaan reaksi redoks
Agar Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian reaksi redoks
2
Agar Mahasiswa dapat mengidentifikasi senyawa yang mengalami peristiwa reduksi
dan oksidasi
Agar Mahasiswa dapat menentukan bilangan oksidasi suatu spesi berdasarkan aturan
biloks
Agar Mahasiswa dapat menyetarakan suatu persamaan reaksi redoks.
3
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Sejarah
Manusia pada zaman purba telah lama mengenal api sebagai “dewa” yang memegang
peranan penting dalam berbagai proses kimia. Sifat api yang panas dan bercahaya membuat
para ilmuwan kimia tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang keberadaan dan kegunaan
api. Mereka kemudian melakukan berbagai eksperimen tentang api, mereka mencoba
membakar semua benda yang ada di sekitar mereka,dari mulai jenis batuan hingga logam.
Semenjak abad ke-2 para ilmuwan satu persatu telah berhasil mempelajari dan
memahami keberadaan api dengan melahirkan teori-teori tentang proses pembakaran.
Masing-masing dari mereka mempunyai pandangan yang berbeda tentang proses
pembakaran. Seperti halnya Philo,seorang penulis asal Yunani yang telah mengamati proses
pembakaran pada lilin menyala yang berada di dalam labu. Dari percobaanya Philo
mengemukakan bahwa sebagian udara dalam labu tersebut diubah menjadi unsur api,
sehingga dapat melepaskan diri dari labu melalui pori-pori kaca. Eksperimen tentang proses
pembakaran berlanjut hingga abad ke-16, seorang ahli Fisika berkebangsaan Inggris, Robert
Hooke mengemukakan teorinya pada tahun 1667 bahwa udaralah yang menyebabkan
terjadinya pembakaran, sedangkan api atau nyala lilin hanyalah akibat adanya panas yang
tinggi. Sementara itu masih pada tahun 1667, proses pembakaran juga telah menarik
perhatian seorang dokter berkebangsaan Jerman yang juga sebagai ahli kimia dan ahli
ekonomi, Johann Joachim Becher. Dalam bukunya yang berjudul “Physica Subterania” ia
mencoba membuat hubungan antara fisika dan kimia, serta ia mengemukakan pendapatnya
bahwa benda-benda itu terdiri atas udara,air dan mineral, dimana mineral ini terdiri dari tiga
konstituen, yaitu terra pinguis, terra mercurialis dan terra lapida. Terra pinguis adalah
bagian yang mudah terbakar, sehingga dalam proses pembakaran, apabila suatu logam
dibakar maka terra pinguis ini akan hilang dan tinggalah terra mercurialis dan terra lapida.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembakaran adalah proses penguraian yang dapat
membuat bagian yang mudah terbakar akan hilang.
Pada tahun 1731 pendapat J.J. Becher ini kemudian dikembangkan oleh George
Ernest Stahl seorang Dokter berkebangsaan Jerman yang mulai tertarik untuk memahami
tentang teori pembakaran yang telah di kemukakan oleh Becher. Stahl menerima pendapat
Becher tentang terra pinguis pada suatu benda, hanya saja untuk menjelaskan teorinya ia
4
memakai istilah flogiston. Kata flogiston berasal dari bahasa Yunani yaitu “phlox” yang
berarti nyala api. Apabila ada suatu benda terbakar , maka flogiston akan keluar dari benda
tersebut dan diberikan pada udara sekitarnya, sedangkan bagian yang tersisa setelah terbakar
merupakan bentuk asli materi tersebut. Menurut Stahl semua benda pada hakikatnya memiliki
flogiston, hanya saja ada yang jumlahnya banyak dan ada yang sedikit. Apabila suatu benda
benda terbakar secara hebat dan meninggalkan sedikit residu (misalnya kayu bakar),
dianggap memiliki kadar flogiston yang sangat tinggi, sedangkan bahan-bahan yang tidak
mudah terbakar dan berkorosi (misalnya besi ) mengandung sedikit flogiston. Tidak hanya
itu, Stahl juga mengemukakan bahwa flogiston hanya dapat keluar apabila ada medium yang
menerimanya, misalnya udara. Pendapat Stahl tentang pembakaran ini menarik perhatian para
ahli kimia dan mereka memakainya untul menerangkan hal-hal yang belum jelas seperti Teori
Oksidasi Reduksi (Redoks).
Apabila kita mendengar kata Oksidasi tentu sangan erat kaitanya dengan oksigen.
Salah satu proses oksidasi yang terkenal sejak zaman purba adalah proses pembakaran suatu
zat. Meskipun telah lama dikenal namun upaya untuk memahaminya baru pada akhir abad
ke-17 oleh Becher dan Stahl dengan teori Flogistonnya. Sementara itu sekitar abad ke-18
dengan adanya penemuan Hidrogen oleh Henry Cavendish dan penemuan Oksigen
oleh Joseph Priestley,ternyata mampu meruntuhkan teori Flogiston. Keadaan ini diperkuat
oleh Antoine Laurent Lavoisier pada akhir abad ke-18 yang membuktikan bahwa pada proses
pembakaran sebenarnya yang terjadi bukan hilangnya flogiston tetapi bergabungnya oksigen
dari udara dengan benda yang terbakar. Teori Lavoisier ini dapat diterima oleh para ahli
kimia karena melibatkan oksigen, maka proses pembakaran yang melibatkan oksigen ini
dinamakan proses Oksidasi .
Setelah ditemukannya elektron dan konsep mengenai struktur atom, akhirnya teori
Lavoisier ini mengalami perkembangan, sehingga secara otomatis konsep tentang teori
Oksidasi pun mengalami perubahan. Dalam hal ini, elektron ikut berperan dalam reaksi
oksidasi-reduksi, atom yang menyumbangkan elektron akan dioksidasi dan atom yang
menerima elektron akan direduksi. Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembar kertas, jadi
tidak mungkin oksidasi atau reduksi berlangsung tanpa disertai lawannya. Bila zat menerima
elektron, maka harus ada yang mendonorkan elektron tersebut. Dalam oksidasi-reduksi,
senyawa yang menerima elektron dari lawannya disebut oksidan (bahan pengoksidasi) sebab
lawannya akan teroksidasi. Lawan oksidan, yang mendonorkan elektron pada oksidan,
disebut dengan reduktan (bahan pereduksi), oleh karena itu lawan dari proses Oksidasi
disebut proses Reduksi. Pada dasarnya teori oksidasi reduksi ini memiliki kemiripan dengan
5
teori flogiston. Pada teori flogiston oksidasi adalah hilangnya flogiston, sedangkan pada teori
elektron oksidasi ialah keluarnya elektron.
Teori Redoks akhirnya berkembang dengan adanya bilangan oksidasi(keadaan
oksidasi). Bilangan oksidasi menunjukan kelebihan atau kekurangan elektronnya, artinya
bilangan oksidasi adalah muatan bersih atom atau yang diperkirakan jika ikatanya
sepenuhnya ion. Dalam konsep oksidasi-reduksi dapat dikatakan sebagai reaksi
reduksi apabila ia selalu mengurangi bilangan oksidasi, begitupun dikatakan sebagai reaksi
oksidasi apabila mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Dalam menentukan bilangan
oksidasi, kita menganggap seolah-olah elektron-elektron dipindahkan sepenuhnya dari satu
atom ke atom lain. Meskipun pada kenyataanya elektron tersebut hanya dibagi secara tidak
merata.(Siti Nur Rokhmah, 2012)
2.2.Teori
Pengertian dan Perkembangan Konsep Reaksi Redoks
Reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya
bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat
berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon
dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat
berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan
transfer elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan
oksidasi.Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
1) Oksidasi menjelaskan
a) Pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Contoh : Na --> Na+ + e [melapas 1 elektron]
b) Reaksi pengikatan oksigen
Contoh : 4Fe(s) + 3O2(g) --> 2Fe2O3(s) [karat besi]
c) Reaksi yang mengalami kenaikan bilangan biloks
2) Reduksi menjelaskan ;
a) Penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Contoh : Cl + e --> Cl- [menerima 1 elektron]
b) Reaksi pelepasan oksigen
Contoh : F2O3(s) + CO(g) --> 2Fe(s) + CO2(g) ?????
c) Reaksi yang mengalami penurunan bilangan biloks
6
Pada reaksi redoks terjadi transfer elektron dari fase satu ke yang lain dan elektron
tersebut tidak hilang maupun diciptakan selama proses redoks. Oksidasi dan reduksi selalu
terjadi bersama tidak ada suatu zat yang teroksidasi tanpa adanya zat lain yang mengalami
reduksi. Zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi disebut oksidator, dan zat yang
menyebabkan zat lain mengalami reduksi disebut reduktor. Oksidator akan mengalami reaksi
reduksi sedangkan reduktor mengalami oksidasi.
Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas
tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan
oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi
lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai
penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah
bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks"
walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan
kovalen).
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain
dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator
melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia
"menerima" elektron, ia juga disebut sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya adalah
senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti
H2O2, MnO4−, CrO3, Cr2O7
2−, OsO4) atau senyawa-senyawa yang sangat elektronegatif,
sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah
senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan bromin).
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain
dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor
melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia
"mendonorkan" elektronnya, ia juga disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa
yang berupa reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan
Al dapat digunakan sebagai reduktor.
Logam-logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah. Reduktor jenus
lainnya adalah reagen transfer hidrida, misalnya NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini
digunakan dengan luas dalam kimia organik, terutama dalam reduksi senyawa-senyawa
karbonil menjadi alkohol. Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas
hidrogen (H2) dengan katalis paladium , platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya
digunakan pada reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon.
7
Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor mentransfer
elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan elektron dan
teroksidasi, dan oksidator mendapatkan elektron dan tereduksi. Pasangan oksidator dan
reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi disebut sebagai pasangan redoks.(Rizki
Mahmudah, 2013)
Konsep Bilangan Oksidasi
Menurut Purba (1994:81) bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa adalah
muatan yang diemban oleh atom unsur itu jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada
unsur yang lebih elektronegatif, dengan kata lain bilangan oksidasi adalah tingkat oksidasi
suatu unsur atau bilangan yang menunjukkan muatan yang disumbangkan oleh atom unsur
tersebut pada molekul atau ion yang dibentuknya.
Anwar (2007:169) aturan penentuan bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa adalah
sebagai berikut :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas (monoatomik, diatomik, atau poliatomik) sama dengan
0 (nol). Misalnya : bilangan oksidasi Na, Mg, Fe, O, Cl2, H2, P4 dan S8 = 0
2. Bilangan oksidasi unsur H dalam senyawa = +1, kecuali pada senyawa hidrida = –1
(misalnya : NaH)
3. Bilangan oksidasi unsur O dalam senyawa = –2, kecuali pada senyawa peroksida = –
1 (misalnya : Na2O2, H2O2, Ba2O2), dan pada senyawa oksifluorida (OF2) = +2
4. Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawa selalu positif dan nilainya sama
dengan valensi logam tersebut. ( Misalnya : Biloks logam gol.IA= +1, gol.IIA=+2,
gol.IIIA=+3)
5. Bilangan oksidasi unsur golongan VIIA dalam senyawa = –1
6. Bilangan oksidasi unsur dalam bentuk ion tunggal sama dengan muatannya.
(Misalnya Biloks Na pada Na+= +1, Cl pada Cl-=–1, Mg pada Mg2+=+2)
7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa sama dengan 0 (nol),
Misalnya :
8
Biloks S pada H2SO4 ditentukan dengan cara :
H2SO4 = 0
( 2 x biloks H) + S + (4 x biloks O) = 0
( 2 X 1) + S + (4 X (-2) ) = 0
2 + S – 8 = 0
S = 8 – 2
S = +6
Kadangkala, pada suatu reaksi redoks, terdapat satu unsur yang mengalami oksidasi
dan reduksi sekaligus. Reaksi tersebut dinamakan reaksi autoredoks atau disproporsionasi.
Contoh: +
Adapun, reaksi komproporsionasi adalah reaksi redoks dimana hasil oksidasi dan
reduksinya adalah zat yang sama. Contoh:
Penyetaraan Reaksi Redoks
a. Metode Bilangan Oksidasi
Langkah-langkah penyetaraan reaksi :
1. Setarakan jumlah atom yang biloksnya berubah ( biloksnya dihitung total )
2. Tentukan unsur oksidator dan reduktornya
3. Setarakan perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberikan koefisien yang
sesuai
9
4. Setarakan muatan ruas kanan dan kiri dengan menambahkan ion H+ (suasana asam )
atau OH- (suasana basa)
5. Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan H2O pada ruas yang kekuranagn H
b. Metode Setengah Reaksi
Langkah-langkah penyetaraan reaksi :
1. Suasana Asam
Tuliskan reaksi reduksi dan oksidasi secara terpisah
Setarakan jumlah atom selain H dan O dengan menambahkan koefisiennya
Setarakan jumlah O, dengan menambahkan H2O pada ruas yang kekurangan O
Setarakan atom H, dengan menambahkan H+ pada ruas yang kekurangan H
Setarakan jumlah muatan, dengan menambahkan elektron pada ruas yang
jumlah muatannya lebih besar untuk tiap-tiap reaksi (reduksi dan oksidasi)
Setarakan jumlah elektron untuk kedua reaksi (reduksi dan oksidasi) dengan
mengalikan dengan koefisien yang sesuai
Jumlahkan kedua reaksi tersebut
2. Suasana Basa
Tuliskan reaksi reduksi dan oksidasi secara terpisah
Setarakan jumlah atom selain H dan O dengan menambahkan koefisiennya
Hitung muatan atom di ruas kanan dan kiri yang biloksnya berubah, kemudian
dijumlahkan (tanda dianggap mutlak)
Meletakkan jumlah elektron di ruas yang muatannya lebih besar (sesuai
dengan muatan perubahan biloks atom)
Setarakan muatan dengan menambah OH-, di ruas yang berbeda dengan
jumlah electron
Setarakan atom O atau H, dengan menambahkan H2O
Setarakan jumlah elektron untuk kedua reaksi (reduksi dan oksidasi) dengan
mengalikan dengan koefisien yang sesuai
Jumlahkan kedua reaksi tersebut
10
10
2.3. Aplikasi
1. Reaksi Redoks pada Pengolahan Logam
Pada pemekatan biji logam dari batu karangbaik secara fisika maupun kimia
kemudian di pekatkan menjadi bijih
Pekat . Bijih pekat tersebut direduksi dengan zat pereduksi yang paling tepat.
3C(S) + 4Al3+(l) + 6O-2
(l) → 4Al (l) + 3CO2
reduksi
2. Reaksi Redoks pada penyambungan Besi
Rel-rel dilas dengan proses termit . Campuran aluminium dan besi oksida disulut
untuk untuk reaksi redoks dan panas yang dihasilkan dapat melumerkan permukaan
rel.
Reaksi : 2Al(s) + Fe2O3(S) → 2Fe(s) + Al2O3(S)
3. Reaksi Redoks pada Sel Aki
Pb(s) + PbO2(aq) + 2HSO4-2
(aq) +2H+(aq) → 2PbSO4(S) + 2H2O(l)
Gambar 1.1 Aki
11
4. Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)
Zn (s) + 2NH4+
(aq) + 2MnO2(S) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Gambar 1.2 Baterai
5. Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah
a. Penerapan Konsep Elektrolit
Limbah yang mengandung logam berat (Hg+2, Pb+2, Cd+2, dan Ca 2+) direaksikan
dengan elektrolit yang mengandung anion (SO4-2) yang dapat mengendapkan ion
logam sehingga air limbah bebas dari air limbah
Pb+2(aq )+ SO4-2
(aq) → PbSO4(S)
b. Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif
Lumpur aktif mengandung bakteri-bakteri aerob yang berfungsi sebagai oksidator
bahan organik tanpa menggunakan oksigen terlarut dalam air sehingga harga BOD
dapat dikurangi. Zat-zat organik dioksidasi menjadi CO2,H2O, NH4+ dan sel biomassa
baru. Proses lumpur aktif berlangsung di tangki aerasi. Dikolam tersebut berlangsung
proses oksidasi limbah organik (karbohidrat, protein, minyak). Hasil oksidasi
senyawa-senyawa organic adalah CO2, H2O,sulfat, nitrat, dan fosfat. Oksigen yang
diperoleh untuk olsidasi diperoleh dari proses fotosintesa alga yang hidup ditangki
aerasi.
12
Gambar 1.3 Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif (Maria Sundus RW, 2009)
2.4.Contoh Soal
1) Definisikan oksidasi dan reduksi sesuai istilah berikut :
a. Pertukaran oksigen
b. Pertukaran hidrogen
c. Pertukaran elektron
Jawab :
a. oksidasi : proses penangkapan oksigen oleh suatu unsur atau persenyawaan.
reduksi : proses pelepasan oksigen dari suatu unsure atau persenyawaan
b. oksidasi : proses pelepasan hidrogen
reduksi : proses penangkapan hidrogen
c. oksidasi : proses pelepasan elektron
reduksi : proses penangkapan elektron
2) Setarakan reaksi berikut dengan metode bilangan oksidasi !
FeS + NO3- Fe2+ + S + NO2
Jawab :
1. Menyetarakan jumlah atom
FeS + NO3- Fe2+ + S + NO2 (sudah setara)
2. Menentukan unsur oksidator dan reduktor, serta menyetarakan biloksnya dengan
mengalikan dengan koefisien yang sesuai
13
FeS + NO3- Fe2+ + S + NO2
+2 -2 +5 -2 +2 0 +4 -2
oksidasi = 2 (x1)
reduksi=1 (x2)
3.Menyetarakan muatan ruas kanan dan kiri dengan menambahkan ion H+ (suasana asam)
Jumlah muatan di ruas kiri = -2, dan jumlah muatan di ruas kanan = +2
Jadi, 4H+ + (-2) = +2
4H+ + FeS + 2NO3- Fe2+ + S + 2NO2
4.Menyetarakan jumlah atom H dengan menambahkan H2O pada ruas yang kekurangan H
4H+ + FeS + 2NO3- Fe2+ + S + 2NO2 + 2H2O
3) Setarakan reaksi redoks di bawah ini dengan metode setengah reaksi !
H2O2 + MnO4- Mn2+ + O2
a. Pisahkan setengah reaksinya :
Reduksi : MnO4- Mn2+ (atom Mn mengalami reduksi +7 menjadi +2)
Oksidasi : H2O2 O2 (atom O mengalami oksidasi -1 menjadi 0)
b. Menyetarakan atom selain H dan O
Reduksi : MnO4- Mn2+
Oksidasi : H2O2 O2
c. Menyetarakan atom O dan H
Reduksi : 8H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O
Oksidasi : H2O2 O2 + 2H+
d. Menyetarakan jumlah muatan, dengan menambahkan electron pada ruas yang lebih
besar muatannya :
Reduksi : 5e- + 8H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O
Oksidasi : H2O2 O2 + 2H+ + 2e-
e. Menyetarakan jumlah elektron kedua reaksi :
Reduksi : 5e- + 8H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O (x2)
Oksidasi : H2O2 O2 + 2H+ + 2e- (x5)
14
f. Menjumlahkan kedua reaksi :
Reduksi : 10e- + 16H+ + 2MnO4- 2Mn2+ + 8H2O
Oksidasi : 5H2O2 5O2 + 5H+ + 10e- +
Redoks : 2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
4) Tentukan bilangan oksidasi S dari zat-zat berikut.
a. S d. Na2SO4
b. SO3 e. NaHSO3
c. H2SO4
Jawab :
a. Karena S unsur bebas maka biloksnya = 0
b. SO3
+6 -6 = 0
Jadi, biloks S dalam SO3 adalah +6
c. H2SO4
+2 +6 -8 = 0
Jadi, biloks S dalam H2SO4 adalah +6
d. Na2SO4
+2 +6 -8 = 0
Jadi, biloks S dalam Na2SO4 adalah +6
e. NaHSO3
+1 +1 +4 -6 = 0
Jadi, biloks S dalam NaHSO3 adalah +4
5) Sebutkan aplikasi dari reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari !
Jawab :
1. Reaksi Redoks pada Pengolahan Logam
2. Reaksi Redoks pada penyambungan Besi
3. Reaksi Redoks pada Sel Aki
4. Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)
5. Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah
15
6. Tuliskan reaksi redoks dalam pemakaian dan pengisian aki !
Jawab :
Pemakaian aki :
PbO2+ Pb + 2H2SO4→2PbSO4+ 2H2O
Pengisian aki :
2PbSO4+ 2H2O→PbO2+ Pb + 2H2SO4
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Reaksi redoks dapat diartikan sebagai reaksi serah terima elektron dan disertai
perubahan bilangan oksidasi.
Reduksi adalah reaksi penururan biloks dan mengalami pengikatan elektron.
Sedangkan, oksidasi adalah reaksi kenaikan biloks dan disertai dengan pelepasan
elektron.
Reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari seperti, zat pemutih, fotosintesis,
pembakaran, baterai nikel kadmium, baterai alkali, baterai perak oksida, baterai
karbon-seng,aki ,redoks dalam fotografi, pernapasan sel, reaksi dalam sel bahan
bakar, las karbit, pada perkaratan besi, penyapuhan emas, peleburan biji logam,
pengolahan magnesium, dll.
3.2. Saran
Kita dapat memanfaatkan reaksi redoks dengan mengaplikasikannya kedalam
kehidupan sehari-hari ataupun dalam industri dan biologi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Siti Nur Rokhmah.2012.Sejarah Redoks.http://sitinurkimiaupi.blogspot.com/2012/06/v-
behaviorurldefaultvmlo.html. Diposkan tanggal 29 Juni 2012
Rizki Mahmudah.2013.Reaksi Redoks.
http://rimud-rizqimahmudah.blogspot.com/2013/03/contoh-makalah-kimia-kelas-x-
tentang.html. Diposkan tanggal 24 Maret 2013
Maria Sundus RW.2009.Penerapan Reaksi Redoks.
http://kimia-asyik.blogspot.com/2009/11/penerapan-reaksi-redoks.html. Diposkan tanggal 4
November 2009
Dwiwahyu Essye R.2012.99,9 % Jawab Soal Kimia dengan Benar untuk SMA.Yogyakarta :
Pustaka Widyatama
Budiyanto.2013.Latihan contoh soal dan jawaban reaksi redok.http://budisma.web.id/latihan-
contoh-soal-dan-jawaban-reaksi-redoks.html. Diposkan tanggal 5 Juli 2013