38
REAKSI REDUKSI OKSIDASI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dosen Pengampu : M.M. Azimatun Nur, S.T. Disusun oleh : Teguh Riyadi (6411413125) Aniesah Amieratunnisa (6411413132) Samuel Kristian Adi Nugroho (6411413121) Saraswati Windyastuti (6411413129) Ainur Rohmah (6411413130) Cicik Puji Astuti (6411413131) Fitria Retno Pangesti (6411413137) JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN i

MAKALAH KIMIA .docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Redoks

Citation preview

Page 1: MAKALAH KIMIA .docx

REAKSI REDUKSI OKSIDASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia

Dosen Pengampu : M.M. Azimatun Nur, S.T.

Disusun oleh :

Teguh Riyadi (6411413125)

Aniesah Amieratunnisa (6411413132)

Samuel Kristian Adi Nugroho (6411413121)

Saraswati Windyastuti (6411413129)

Ainur Rohmah (6411413130)

Cicik Puji Astuti (6411413131)

Fitria Retno Pangesti (6411413137)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2013

i

Page 2: MAKALAH KIMIA .docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan

hidayahnya, makalah kimia yang bertemakan “Reaksi Reduksi Oksidasi” ini dapat disusun

dengan sebaik mungkin.

Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapun

tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu

yang membimbing kami dalam mata kuliah Kimia Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Jurusan

Ilmu Kesehatan Masyarakat. Di sisi lain, kami menulis makalah ini untuk mengetahui lebih

rinci mengenai reaksi reduksi oksidasi.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami

mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami untuk ke

depannya.Mudah-mudahan  makalah  ini  bermanfaat  bagi  kita  semua  terutama  bagi 

mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kimia ini.

Semarang, 11 September 2013

Penyusun

ii

Page 3: MAKALAH KIMIA .docx

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................. i

Kata Pengantar............................................................................................. ii

Daftar Isi...................................................................................................... iii

I. Pendahuluan

1.1.Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2.Rumusan Masalah............................................................................. 1

1.3.Tujuan............................................................................................... 1

II. Pembahasan

2.1.Sejarah.............................................................................................. 3

2.2.Teori.................................................................................................. 5

Pengertian dan Pengembangan Konsep Dasar Reaksi Redoks........ 5

Konsep Bilangan Oksidasi............................................................... 7

Penyetaraan Reaksi Redoks ............................................................. 8

2.3.Aplikasi............................................................................................. 10

2.4.Contoh Soal....................................................................................... 12

III. Penutup

3.1. Kesimpulan....................................................................................... 16

3.2. Saran................................................................................................. 16

Daftar Pustaka........................................................................................... 17

iii

Page 4: MAKALAH KIMIA .docx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Aki .............................................................................................. 10

Gambar 1.2. Baterai.......................................................................................... 11

Gambar 1.3. Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif ................................ 12

iv

Page 5: MAKALAH KIMIA .docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara

berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas

dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh

elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi

sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi

dan reduksi) disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi ini

untuk membentuk sebuah reaksi  dan reaksi keseluruhannya disebut reaksi redoks.

Ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk oksidasi, yaitu kehilangan elektron,

memperoleh oksigen, atau kehilangan hidrogen. Dalam pembahasan ini, kita menggunakan

definisi kehilangan electron. Oksidasi adalah reaksi dimana suatu senyawa kimia kehilangan

elektron selama perubahan dari reaktan menjadi produk. Seperti halnya oksidasi, ada tiga

definisi yang dapat digunakan untuk menjelaskan reduksi, yaitu memperoleh elektron,

kehilangan oksigen, ataumemperoleh hidrogen. Reduksi sering dilihat sebagai proses

memperoleh elektron.Baik oksidasi maupun reduksi tidak dapat terjadi sendiri, harus

keduanya. Ketika elektron tersebut hilang, sesuatu harus mendapatkannya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana sejarah dari reaksi reduksi oksidasi ?

Bagaimana teori reaksi reduksi oksidasi ?

Bagaimana aplikasi dari teori reaksi reduksi oksidasi ?

1.3 Tujuan

Agar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dari suatu persamaan reaksi redoks

Agar Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian reaksi redoks

Page 6: MAKALAH KIMIA .docx

2

Agar Mahasiswa dapat mengidentifikasi senyawa yang mengalami peristiwa reduksi

dan oksidasi

Agar Mahasiswa dapat menentukan bilangan oksidasi suatu spesi berdasarkan aturan

biloks

Agar Mahasiswa dapat menyetarakan suatu persamaan reaksi redoks.

Page 7: MAKALAH KIMIA .docx

3

Page 8: MAKALAH KIMIA .docx

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Sejarah

Manusia pada zaman purba telah lama mengenal api sebagai “dewa” yang memegang

peranan penting dalam berbagai proses kimia. Sifat api yang panas dan bercahaya membuat

para ilmuwan kimia tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang keberadaan dan kegunaan

api. Mereka kemudian melakukan berbagai eksperimen tentang api, mereka mencoba

membakar semua benda yang ada di sekitar mereka,dari mulai jenis batuan hingga logam.

Semenjak abad ke-2 para ilmuwan satu persatu telah berhasil mempelajari dan

memahami keberadaan api dengan melahirkan teori-teori tentang proses pembakaran.

Masing-masing dari mereka mempunyai pandangan yang berbeda tentang proses

pembakaran. Seperti halnya Philo,seorang penulis asal Yunani yang telah mengamati proses

pembakaran pada lilin menyala yang berada di dalam labu. Dari percobaanya Philo

mengemukakan bahwa sebagian udara dalam labu tersebut diubah menjadi unsur api,

sehingga dapat melepaskan diri dari labu melalui pori-pori kaca. Eksperimen tentang proses

pembakaran berlanjut hingga abad ke-16, seorang ahli Fisika berkebangsaan Inggris, Robert

Hooke mengemukakan teorinya pada tahun 1667 bahwa udaralah yang menyebabkan

terjadinya pembakaran, sedangkan api atau nyala lilin hanyalah akibat adanya panas yang

tinggi. Sementara itu masih pada tahun 1667, proses pembakaran juga telah menarik

perhatian seorang dokter berkebangsaan Jerman yang juga sebagai ahli kimia dan ahli

ekonomi, Johann Joachim Becher. Dalam bukunya yang berjudul “Physica Subterania” ia

mencoba membuat hubungan antara fisika dan kimia, serta ia mengemukakan pendapatnya

bahwa benda-benda itu terdiri atas udara,air dan mineral, dimana mineral ini terdiri dari tiga

konstituen, yaitu terra pinguis, terra mercurialis dan terra lapida. Terra pinguis adalah

bagian yang mudah terbakar, sehingga dalam proses pembakaran, apabila suatu logam

dibakar maka terra pinguis ini akan hilang dan tinggalah terra mercurialis dan terra lapida.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembakaran adalah proses penguraian yang dapat

membuat bagian yang mudah terbakar akan hilang.

Pada tahun 1731 pendapat J.J. Becher ini kemudian dikembangkan oleh George

Ernest Stahl seorang Dokter berkebangsaan Jerman yang mulai tertarik untuk memahami

tentang teori pembakaran yang telah di kemukakan oleh Becher. Stahl menerima pendapat

Becher tentang terra pinguis pada suatu benda, hanya saja untuk menjelaskan teorinya ia

Page 9: MAKALAH KIMIA .docx

4

memakai istilah flogiston. Kata flogiston berasal dari bahasa Yunani yaitu “phlox” yang

berarti nyala api. Apabila ada suatu benda terbakar , maka flogiston akan keluar dari benda

tersebut dan diberikan pada udara sekitarnya, sedangkan bagian yang tersisa setelah terbakar

merupakan bentuk asli materi tersebut. Menurut Stahl semua benda pada hakikatnya memiliki

flogiston, hanya saja ada yang jumlahnya banyak dan ada yang sedikit. Apabila suatu benda

benda terbakar secara hebat dan meninggalkan sedikit residu (misalnya kayu bakar),

dianggap memiliki kadar flogiston yang sangat tinggi, sedangkan bahan-bahan yang tidak

mudah terbakar dan berkorosi (misalnya besi ) mengandung sedikit flogiston. Tidak hanya

itu, Stahl juga mengemukakan bahwa flogiston hanya dapat keluar apabila ada medium yang

menerimanya, misalnya udara. Pendapat Stahl tentang pembakaran ini menarik perhatian para

ahli kimia dan mereka memakainya untul menerangkan hal-hal yang belum jelas seperti Teori

Oksidasi Reduksi (Redoks).

 Apabila kita mendengar kata Oksidasi tentu sangan erat kaitanya dengan oksigen.

Salah satu proses oksidasi yang terkenal sejak zaman purba adalah proses pembakaran suatu

zat. Meskipun telah lama dikenal namun upaya untuk memahaminya baru pada akhir abad

ke-17 oleh Becher dan Stahl dengan teori Flogistonnya. Sementara itu sekitar abad ke-18

dengan adanya penemuan Hidrogen oleh Henry Cavendish dan penemuan Oksigen

oleh Joseph Priestley,ternyata mampu meruntuhkan teori Flogiston. Keadaan ini diperkuat

oleh Antoine Laurent Lavoisier pada akhir abad ke-18 yang membuktikan bahwa pada proses

pembakaran sebenarnya yang terjadi bukan hilangnya flogiston tetapi bergabungnya oksigen

dari udara dengan benda yang terbakar. Teori Lavoisier ini dapat diterima oleh para ahli

kimia karena melibatkan oksigen, maka proses pembakaran yang melibatkan oksigen ini

dinamakan proses Oksidasi .

Setelah ditemukannya elektron dan konsep mengenai struktur atom, akhirnya teori

Lavoisier ini mengalami perkembangan, sehingga secara otomatis konsep tentang teori

Oksidasi pun mengalami perubahan. Dalam hal ini, elektron ikut berperan dalam reaksi

oksidasi-reduksi, atom yang menyumbangkan elektron akan dioksidasi dan atom yang

menerima elektron akan direduksi. Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembar kertas, jadi

tidak mungkin oksidasi atau reduksi berlangsung tanpa disertai lawannya. Bila zat menerima

elektron, maka harus ada yang mendonorkan elektron tersebut. Dalam oksidasi-reduksi,

senyawa yang menerima elektron dari lawannya disebut oksidan (bahan pengoksidasi) sebab

lawannya akan teroksidasi. Lawan oksidan, yang mendonorkan elektron pada oksidan,

disebut dengan reduktan (bahan pereduksi), oleh karena itu lawan dari proses Oksidasi

disebut proses Reduksi. Pada dasarnya teori oksidasi reduksi ini memiliki kemiripan dengan

Page 10: MAKALAH KIMIA .docx

5

teori flogiston. Pada teori flogiston oksidasi adalah hilangnya flogiston, sedangkan pada teori

elektron oksidasi ialah keluarnya elektron.

Teori Redoks akhirnya berkembang dengan adanya bilangan oksidasi(keadaan

oksidasi). Bilangan oksidasi menunjukan kelebihan atau kekurangan elektronnya, artinya

bilangan oksidasi adalah muatan bersih atom atau yang diperkirakan jika ikatanya

sepenuhnya ion. Dalam konsep oksidasi-reduksi dapat dikatakan sebagai reaksi

reduksi apabila ia selalu mengurangi bilangan oksidasi, begitupun dikatakan sebagai reaksi

oksidasi apabila mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Dalam menentukan bilangan

oksidasi, kita menganggap seolah-olah elektron-elektron dipindahkan sepenuhnya dari satu

atom ke atom lain. Meskipun pada kenyataanya elektron tersebut hanya dibagi secara tidak

merata.(Siti Nur Rokhmah, 2012)

2.2.Teori

Pengertian dan Perkembangan Konsep Reaksi Redoks

Reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya

bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat

berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon

dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat

berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan

transfer elektron yang rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan

oksidasi.Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:

1) Oksidasi menjelaskan

a) Pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion

Contoh : Na --> Na+ + e [melapas 1 elektron]

b) Reaksi pengikatan oksigen

Contoh : 4Fe(s) + 3O2(g) --> 2Fe2O3(s) [karat besi]

c) Reaksi yang  mengalami kenaikan bilangan biloks

2) Reduksi menjelaskan ;

a) Penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion

Contoh : Cl + e --> Cl- [menerima 1 elektron]

b) Reaksi pelepasan oksigen

Contoh : F2O3(s) + CO(g) --> 2Fe(s) + CO2(g) ?????

c) Reaksi yang mengalami penurunan bilangan biloks

Page 11: MAKALAH KIMIA .docx

6

Pada reaksi redoks terjadi transfer elektron dari fase satu ke yang lain dan elektron

tersebut tidak hilang maupun diciptakan selama proses redoks. Oksidasi dan reduksi selalu 

terjadi bersama tidak ada suatu zat yang teroksidasi tanpa adanya zat lain yang mengalami

reduksi. Zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi disebut oksidator, dan zat yang

menyebabkan zat lain mengalami reduksi disebut reduktor. Oksidator akan mengalami reaksi

reduksi sedangkan reduktor mengalami oksidasi.

Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas

tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan

oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi

lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai

penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah

bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks"

walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan

kovalen).

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain

dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator

melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia

"menerima" elektron, ia juga disebut sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya adalah

senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti

H2O2, MnO4−, CrO3, Cr2O7

2−, OsO4) atau senyawa-senyawa yang sangat elektronegatif,

sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah

senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan bromin).

 Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain

dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor

melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia

"mendonorkan" elektronnya, ia juga disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa

yang berupa reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan

Al dapat digunakan sebagai reduktor.

Logam-logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah. Reduktor jenus

lainnya adalah reagen transfer hidrida, misalnya NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini

digunakan dengan luas dalam kimia organik, terutama dalam reduksi senyawa-senyawa

karbonil menjadi alkohol. Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas

hidrogen (H2) dengan katalis paladium , platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya

digunakan pada reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon.

Page 12: MAKALAH KIMIA .docx

7

Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor mentransfer

elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan elektron dan

teroksidasi, dan oksidator mendapatkan elektron dan tereduksi. Pasangan oksidator dan

reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi disebut sebagai pasangan redoks.(Rizki

Mahmudah, 2013)

Konsep Bilangan Oksidasi

Menurut Purba (1994:81) bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa adalah

muatan yang diemban oleh atom unsur itu jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada

unsur yang lebih elektronegatif, dengan kata lain bilangan oksidasi adalah tingkat oksidasi

suatu unsur atau bilangan yang menunjukkan muatan yang disumbangkan oleh atom unsur

tersebut pada molekul atau ion yang dibentuknya.

Anwar (2007:169) aturan penentuan bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa adalah

sebagai berikut :

1. Bilangan oksidasi unsur bebas (monoatomik, diatomik, atau poliatomik) sama dengan

0 (nol). Misalnya : bilangan oksidasi Na, Mg, Fe, O, Cl2, H2, P4 dan S8 = 0

2. Bilangan oksidasi unsur H dalam senyawa = +1, kecuali pada senyawa hidrida =  –1

(misalnya : NaH)

3. Bilangan oksidasi unsur O dalam senyawa = –2, kecuali pada senyawa peroksida = –

1  (misalnya : Na2O2, H2O2, Ba2O2), dan pada senyawa oksifluorida (OF2) = +2

4. Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawa selalu positif dan nilainya sama

dengan valensi logam tersebut. ( Misalnya : Biloks logam gol.IA= +1, gol.IIA=+2,

gol.IIIA=+3)

5. Bilangan oksidasi unsur golongan VIIA dalam senyawa = –1

6. Bilangan oksidasi unsur dalam bentuk ion tunggal sama dengan muatannya.

(Misalnya Biloks Na pada Na+= +1, Cl pada Cl-=–1, Mg pada Mg2+=+2)

7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa sama dengan 0 (nol),

Misalnya :

Page 13: MAKALAH KIMIA .docx

8

Biloks S pada H2SO4 ditentukan dengan cara :

H2SO4          = 0

( 2 x biloks H) + S + (4 x biloks O)    = 0

( 2 X 1) + S + (4 X (-2) )          = 0

2 + S – 8          = 0

S          = 8 – 2

S          = +6

Kadangkala, pada suatu reaksi redoks, terdapat satu unsur yang mengalami oksidasi

dan reduksi sekaligus. Reaksi tersebut dinamakan reaksi autoredoks atau disproporsionasi.

Contoh: +

Adapun, reaksi komproporsionasi adalah reaksi redoks dimana hasil oksidasi dan

reduksinya adalah zat yang sama. Contoh:

Penyetaraan Reaksi Redoks

a. Metode Bilangan Oksidasi

Langkah-langkah penyetaraan reaksi :

1. Setarakan jumlah atom yang biloksnya berubah ( biloksnya dihitung total )

2. Tentukan unsur oksidator dan reduktornya

3. Setarakan perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberikan koefisien yang

sesuai

Page 14: MAKALAH KIMIA .docx

9

4. Setarakan muatan ruas kanan dan kiri dengan menambahkan ion H+ (suasana asam )

atau OH- (suasana basa)

5. Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan H2O pada ruas yang kekuranagn H

b. Metode Setengah Reaksi

Langkah-langkah penyetaraan reaksi :

1. Suasana Asam

Tuliskan reaksi reduksi dan oksidasi secara terpisah

Setarakan jumlah atom selain H dan O dengan menambahkan koefisiennya

Setarakan jumlah O, dengan menambahkan H2O pada ruas yang kekurangan O

Setarakan atom H, dengan menambahkan H+ pada ruas yang kekurangan H

Setarakan jumlah muatan, dengan menambahkan elektron pada ruas yang

jumlah muatannya lebih besar untuk tiap-tiap reaksi (reduksi dan oksidasi)

Setarakan jumlah elektron untuk kedua reaksi (reduksi dan oksidasi) dengan

mengalikan dengan koefisien yang sesuai

Jumlahkan kedua reaksi tersebut

2. Suasana Basa

Tuliskan reaksi reduksi dan oksidasi secara terpisah

Setarakan jumlah atom selain H dan O dengan menambahkan koefisiennya

Hitung muatan atom di ruas kanan dan kiri yang biloksnya berubah, kemudian

dijumlahkan (tanda dianggap mutlak)

Meletakkan jumlah elektron di ruas yang muatannya lebih besar (sesuai

dengan muatan perubahan biloks atom)

Setarakan muatan dengan menambah OH-, di ruas yang berbeda dengan

jumlah electron

Setarakan atom O atau H, dengan menambahkan H2O

Setarakan jumlah elektron untuk kedua reaksi (reduksi dan oksidasi) dengan

mengalikan dengan koefisien yang sesuai

Jumlahkan kedua reaksi tersebut

Page 15: MAKALAH KIMIA .docx

10

Page 16: MAKALAH KIMIA .docx

10

2.3. Aplikasi

1. Reaksi Redoks pada Pengolahan Logam

Pada pemekatan biji logam dari batu karangbaik secara fisika maupun kimia

kemudian di pekatkan menjadi bijih

Pekat . Bijih pekat tersebut direduksi dengan zat pereduksi yang paling tepat.

3C(S) + 4Al3+(l) + 6O-2

(l) → 4Al (l) + 3CO2

reduksi

2. Reaksi Redoks pada penyambungan Besi

Rel-rel dilas dengan proses termit . Campuran aluminium dan besi oksida disulut

untuk untuk reaksi redoks dan panas yang dihasilkan dapat melumerkan permukaan

rel.

Reaksi : 2Al(s) + Fe2O3(S) → 2Fe(s) + Al2O3(S)

3. Reaksi Redoks pada Sel Aki

Pb(s) + PbO2(aq) + 2HSO4-2

(aq) +2H+(aq) → 2PbSO4(S) + 2H2O(l)

Gambar 1.1 Aki

Page 17: MAKALAH KIMIA .docx

11

4. Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)

Zn (s) + 2NH4+

(aq) + 2MnO2(S) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

Gambar 1.2 Baterai

5. Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah

a. Penerapan Konsep Elektrolit

Limbah yang mengandung logam berat (Hg+2, Pb+2, Cd+2, dan Ca 2+) direaksikan

dengan elektrolit yang mengandung anion (SO4-2) yang dapat mengendapkan ion

logam sehingga air limbah bebas dari air limbah

Pb+2(aq )+ SO4-2

(aq) → PbSO4(S)

b. Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif

Lumpur aktif mengandung bakteri-bakteri aerob yang berfungsi sebagai oksidator

bahan organik tanpa menggunakan oksigen terlarut dalam air sehingga harga BOD

dapat dikurangi. Zat-zat organik dioksidasi menjadi CO2,H2O, NH4+ dan sel biomassa

baru. Proses lumpur aktif berlangsung di tangki aerasi. Dikolam tersebut berlangsung

proses oksidasi limbah organik (karbohidrat, protein, minyak). Hasil oksidasi

senyawa-senyawa organic adalah CO2, H2O,sulfat, nitrat, dan fosfat. Oksigen yang

diperoleh untuk olsidasi diperoleh dari proses fotosintesa alga yang hidup ditangki

aerasi.

Page 18: MAKALAH KIMIA .docx

12

Gambar 1.3 Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif (Maria Sundus RW, 2009)

2.4.Contoh Soal

1) Definisikan oksidasi dan reduksi sesuai istilah berikut :

      a. Pertukaran oksigen

      b. Pertukaran hidrogen

c. Pertukaran elektron

Jawab :

a. oksidasi : proses penangkapan oksigen oleh suatu unsur atau persenyawaan.

reduksi : proses pelepasan oksigen dari suatu unsure atau persenyawaan

b. oksidasi : proses pelepasan hidrogen

reduksi : proses penangkapan hidrogen

c. oksidasi : proses pelepasan elektron

reduksi : proses penangkapan elektron

2) Setarakan reaksi berikut dengan metode bilangan oksidasi !

FeS + NO3- Fe2+ + S + NO2

Jawab :

1. Menyetarakan jumlah atom

FeS + NO3- Fe2+ + S + NO2 (sudah setara)

2. Menentukan unsur oksidator dan reduktor, serta menyetarakan biloksnya dengan

mengalikan dengan koefisien yang sesuai

Page 19: MAKALAH KIMIA .docx

13

FeS + NO3- Fe2+ + S + NO2

+2 -2 +5 -2 +2 0 +4 -2

oksidasi = 2 (x1)

reduksi=1 (x2)

3.Menyetarakan muatan ruas kanan dan kiri dengan menambahkan ion H+ (suasana asam)

Jumlah muatan di ruas kiri = -2, dan jumlah muatan di ruas kanan = +2

Jadi, 4H+ + (-2) = +2

4H+ + FeS + 2NO3- Fe2+ + S + 2NO2

4.Menyetarakan jumlah atom H dengan menambahkan H2O pada ruas yang kekurangan H

4H+ + FeS + 2NO3- Fe2+ + S + 2NO2 + 2H2O

3) Setarakan reaksi redoks di bawah ini dengan metode setengah reaksi !

H2O2 + MnO4- Mn2+ + O2

a. Pisahkan setengah reaksinya :

Reduksi : MnO4- Mn2+ (atom Mn mengalami reduksi +7 menjadi +2)

Oksidasi : H2O2 O2 (atom O mengalami oksidasi -1 menjadi 0)

b. Menyetarakan atom selain H dan O

Reduksi : MnO4- Mn2+

Oksidasi : H2O2 O2

c. Menyetarakan atom O dan H

Reduksi : 8H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O

Oksidasi : H2O2 O2 + 2H+

d. Menyetarakan jumlah muatan, dengan menambahkan electron pada ruas yang lebih

besar muatannya :

Reduksi : 5e- + 8H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O

Oksidasi : H2O2 O2 + 2H+ + 2e-

e. Menyetarakan jumlah elektron kedua reaksi :

Reduksi : 5e- + 8H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O (x2)

Oksidasi : H2O2 O2 + 2H+ + 2e- (x5)

Page 20: MAKALAH KIMIA .docx

14

f. Menjumlahkan kedua reaksi :

Reduksi : 10e- + 16H+ + 2MnO4- 2Mn2+ + 8H2O

Oksidasi : 5H2O2 5O2 + 5H+ + 10e- +

Redoks : 2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O

4) Tentukan bilangan oksidasi S dari zat-zat berikut.

a. S d. Na2SO4

b. SO3 e. NaHSO3

c. H2SO4

Jawab :

a. Karena S unsur bebas maka biloksnya = 0

b. SO3

+6 -6 = 0

Jadi, biloks S dalam SO3 adalah +6

c. H2SO4

+2 +6 -8 = 0

Jadi, biloks S dalam H2SO4 adalah +6

d. Na2SO4

+2 +6 -8 = 0

Jadi, biloks S dalam Na2SO4 adalah +6

e. NaHSO3

+1 +1 +4 -6 = 0

Jadi, biloks S dalam NaHSO3 adalah +4

5) Sebutkan aplikasi dari reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari !

Jawab :

1. Reaksi Redoks pada Pengolahan Logam

2. Reaksi Redoks pada penyambungan Besi

3. Reaksi Redoks pada Sel Aki

4. Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)

5. Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah

Page 21: MAKALAH KIMIA .docx

15

6. Tuliskan reaksi redoks dalam pemakaian dan pengisian aki !

Jawab :

Pemakaian aki :

PbO2+ Pb + 2H2SO4→2PbSO4+ 2H2O

Pengisian aki :

2PbSO4+ 2H2O→PbO2+ Pb + 2H2SO4

Page 22: MAKALAH KIMIA .docx

16

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Reaksi redoks dapat diartikan sebagai reaksi serah terima elektron dan disertai

perubahan bilangan oksidasi.

Reduksi adalah reaksi penururan biloks dan mengalami pengikatan elektron.

Sedangkan, oksidasi adalah reaksi kenaikan biloks dan disertai dengan pelepasan

elektron.

Reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari seperti, zat pemutih, fotosintesis,

pembakaran,  baterai nikel kadmium, baterai alkali, baterai perak oksida, baterai

karbon-seng,aki ,redoks dalam fotografi, pernapasan sel, reaksi dalam sel bahan

bakar, las karbit, pada perkaratan besi, penyapuhan emas, peleburan biji logam,

pengolahan magnesium, dll.

3.2. Saran

Kita dapat memanfaatkan reaksi redoks dengan mengaplikasikannya kedalam

kehidupan sehari-hari ataupun dalam industri dan biologi.

Page 23: MAKALAH KIMIA .docx

17

DAFTAR PUSTAKA

Siti Nur Rokhmah.2012.Sejarah Redoks.http://sitinurkimiaupi.blogspot.com/2012/06/v-

behaviorurldefaultvmlo.html. Diposkan tanggal 29 Juni 2012

Rizki Mahmudah.2013.Reaksi Redoks.

http://rimud-rizqimahmudah.blogspot.com/2013/03/contoh-makalah-kimia-kelas-x-

tentang.html. Diposkan tanggal 24 Maret 2013

Maria Sundus RW.2009.Penerapan Reaksi Redoks.

http://kimia-asyik.blogspot.com/2009/11/penerapan-reaksi-redoks.html. Diposkan tanggal 4

November 2009

Dwiwahyu Essye R.2012.99,9 % Jawab Soal Kimia dengan Benar untuk SMA.Yogyakarta :

Pustaka Widyatama

Budiyanto.2013.Latihan contoh soal dan jawaban reaksi redok.http://budisma.web.id/latihan-

contoh-soal-dan-jawaban-reaksi-redoks.html. Diposkan tanggal 5 Juli 2013