Upload
kasdiacc
View
17.541
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Biokimia adalah kimia mahluk hidup. Biokimiawan mempelajari
molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam
semua organisme. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur
dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, dan
biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada
kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
Saat ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang
lain dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis
protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.
Tulisan ini kemudian mencoba memberikan informasi tentang
beberapa makromolekul pada biokimia.
1
B. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua serta untuk
mendapatkan informasi tentang hal-hal berikut:
1. Protein
2. Karbohidrat
3. Lemak dan minyak
C. Metode Penulisan
Saya mempergunakan metode kepustakaan. Cara-cara yang
digunakan pada penulisan makalah ini adalah Studi Pustaka. Dalam
metode ini saya membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan
makalah ini serta mencari diberbagai situs internet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karbohidrat
1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa
C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus umum karbohidrat
Cn(H2O)m.
Karbohidrat merupakan produk awal dari proses fotosintesis.
Karbohidrat selalu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Karbohidrat tersusun sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon
atau zat yang jika yang dihidrolisis menghasilkan salah satu senyawa
tersebut. Karbohidrat di alam terdapat dalam jumlah yang besar,
terutama dalam tumbuh-tumbuhan, berkisar antara 60-90 % dari bahan
padatnya. Pati, rayon serat, kapas, dan bermacam-macam gula, adalah
tergolong senyawaan karbohidrat.
Selain itu sumber karbohidrat sangat mudah dan banyak dijumpai
di alam, terutama dalam serelia, sayuran ( kentang dan kacang-
kacangan ), buah-buahan susu dan gula murni ( sukrosa ). Karena
komposisi yang demikian, senyawa ini pernah disangka sebagai hidrat
karbon. Tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon.
Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab
"sakkar" artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis
sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya,
karbohidrat lebih tepat didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid
atau polihidroksiketon. Contoh glukosa; adalah suatu polihidroksi
aldehid karena mempunyai satu gugus aldehid dan 5 gugus hidroksil
(OH).
3
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-
senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi
karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil.
Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa
yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom
karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian,
terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada
pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
2. Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok;
a. Monosakarida, terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi
dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang
lebih sederhana. Monosakarida yang paling sederhana ialah
gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
1) Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa
karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke
arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan
madu lebah.
2) Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut
juga levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida
mempunyai rasa manis.
3) Galaktosa merupakan monosakarida. Ini jarang terdapat bebas
dalam alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk
laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa
mempunyai rasa kurang manis dari pada glukosa dan kurang
larut dalarn air. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang
polarisasi ke kanan.
4
b. Disakarida, yaitu senyawa yang terbentuk dari 2 molekul
monosakarida yang sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis
oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul
monosakarida.
1) Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang
berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit,
sukrosa terdapat pula pada turnbuhan lain, rnisalnya dalarn
buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan
terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa.
2) Laktosa bila hidrolisis akan menghasilkan D-galaktosa dan D-
glukosa, karena itu laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan
galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada
galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh
karenanya molekul laktosa masih mempunyai gugus –OH
glikosidik. Dengan demikian laktosa mempunyai sifat
mereduksi dan merotasi.
3) Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua
molekul glukosa. Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon
nomor I dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa
masih mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan demikian
masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil
dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan
enzim.
c. Polisakarida, yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-
molekul monosakarida yang banyak jumlahnya, senyawa ini bisa
dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida. Polisakarida
yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut
homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain
disebut heteropolisakarida. Pada umumnya polisakarida
mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan
disakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih
5
dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak
mempunyai sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi
dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang
dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa
polisakarida yang penting di antaranya ialah amilum, glikogen,
dekstrin dan selulosa. Amilum Polisakarida ini terdapat banyak di
alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam
bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang
dan biji-bijian. Polisakarida adalah senyawa dimana molekul-
molekul mengandung banyak satuan monosakarida yang disatukan
dengan ikatan gukosida. Polisakarida memenuhi tiga maksud
dalam sistem kehidupan sebagai bahan bangunan, makanan dan zat
spesifik. Polisakarida bahan bangunan misalnya selulosa dan kitin.
Polisakarida makanan yang lazim adalah pati dan glikogen.
Sedangkan polisakarida zat spesifik adalah heparin, satu
polisakarida yang mencegah koagulasi darah.
3. Fungsi Karbohidrat
Kegunaanya sangat dan meliputi beberapa bidang, antara lain
sebagai bahan pangan, sandang, bahan untuk kesehatan dan obat-obatan.
Karbohidrat memiliki peranan sangat penting, seperti sebagai sumber
energi, lemak, dan pasangan protein.
a. Peran pada tumbuhan
Bagi tumbuhan yaitu amilum sebagai cadangan makanan,
sellulosa sebagi pembentuk kerangka bagi tumbuhan. Tumbuhan
mendapat amilum dan selulosa dari glukosa. Glukosa dihasilkan
pada fotosintesis. Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir
seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung atau tidak
langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan
alga fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung.
Sementara itu, hampir semua organisme heterotrof, termasuk
6
manusia, benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk
mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi
karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk mensintesis
materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida
3-fosfat. Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa
lain yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya
glukosa, selulosa, dan pati.
b. Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan
tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa,
merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa
mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel
tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil
tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses
respirasi selular untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu,
kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku
untuk sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam
amino dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki
nilai energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara
termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi,
yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini
misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-
7
umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap
karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu
bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna
karbohidrat menjadi 85%. Manusia tidak dapat mencerna selulosa
sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat
melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat
selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya
mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati saluran
pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian
penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang
sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-
sayuran, dan biji-bijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk
menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting
dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel
dengan mengikat protein dan lemak.
c. Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan
atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan
gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida
simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai
granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas.
Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan
glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga
pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut
glikogen. Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen
terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada sel-sel
ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat.
Namun demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber
energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan
terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau dipulihkan
8
kembali dengan mengonsumsi makanan.
d. Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida
struktural. Misalnya, selulosa ialah komponen utama dinding sel
tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam
air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan
semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Kayu terutama
terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa
dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari
selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat
yang menyusun kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga,
laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin murni
mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis
fungi.
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur
gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut
peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan
berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi
membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.
B. Protein
9
1. Pengertian Protein
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing
dihubungkan dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal
pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang
dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam
amino penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang
disandi oleh DNA/RNA sebagai kode genetik.
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang
paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti
misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem
kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam
biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi,
protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak
mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang
paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns
Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode
genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan
sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap
ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein
10
yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
a. Kekurangan Protein
Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada
dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses
kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1
g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah
pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.
Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
1) Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -
Keratin)
2) Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit
kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang
menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang
disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga
menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah:
o hipotonus
o gangguan pertumbuhan
o hati lemak
3) Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan
berkibat kematian.
b. Keuntungan Protein
1) Sumber energi
2) Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
3) Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibody
4) Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
11
c. Sintesa Protein
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan
protein akan diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih
sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan
enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan
asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil,
sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak
esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah
penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa
asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak
esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi.
Kemudian mRNA hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau
retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
2. Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki
gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2).
Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat
pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan
sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu
cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi
zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling
banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam
organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
12
Struktur asam amino
Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan
gugus karboksil di sebelah kanan.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang
mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH),
atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut
juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino
dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan
penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan
langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat
pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat
membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika
polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
Fungsi Biologi Asam Amino
1. Penyusun protein, termasuk enzim.
2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme
(terutama vitamin, hormon dan asam nukleat).
3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi
enzimatik (kofaktor).
13
3. Asam Amino Esensial
Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun
protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut
esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut
memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu
kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi
kebutuhan ini, spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan).
Istilah "asam amino esensial" berlaku hanya bagi organisme heterotrof.
Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam
amino esensial yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu
isoleusina, leusina, lisina, metionina, fenilalanina, treonina, triptofan,
dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai "setengah esensial"
karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi kebutuhannya.
Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial" dan sering
diberikan untuk kepentingan pengobatan.
C. Lemak dan Minyak
1. Lemak
Asam lemak, bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun
utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk
semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam
minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan
nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena
lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. Asam lemak
tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi
(rantai C lebih dari 6). Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya,
asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-
atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki
paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon
14
penyusunnya.
Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi
sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27°
Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah
membeku dan juga semakin sukar larut.
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi)
daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh
mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal
istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh
menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak
nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan "Z",
singkatan dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans
(trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa
Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau
dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis
memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-
nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan
rantainya tetap relatif lurus.
a. Biosintesis Asam Lemak
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas.
Pada bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam
lemak dibuat di sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida)
umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan
pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan lemak pada bijinya
(biasanya pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari daun dan organ
berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah
kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit,
jagung dan zaitun.
Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan
relatif sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri
kebutuhan asam lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu
15
memproduksi atau mencukupi kebutuhan asam lemak tertentu. Asam
lemak yang harus dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak
esensial karena tidak memiliki enzim untuk menghasilkannya.
Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur Calvin,
yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi
pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi.
Kompleks-enzim asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-
ACP (3C) dan asetil-KoA (2C) menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat
tahap (kondensasi, reduksi, dehidrasi, reduksi) yang masing-masing
memiliki enzim tersendiri.
Pemanjangan selanjutnya dilakukan secara bertahap, 2C setiap
tahapnya, menggunakan malonil-KoA, oleh KAS-I atau KAS-IV. KAS-I
melakukan pemanjangan hingga 16C, sementara KAS-IV hanya
mencapai 10C. Mulai dari 8C, di setiap tahap pemanjangan gugus ACP
dapat dilepas oleh enzim tioesterase untuk menghasilkan asam lemak
jenuh bebas dan ACP. Asam lemak bebas ini kemudian dikeluarkan dari
kloroplas untuk diproses lebih lanjut di sitoplasma, yang dapat berupa
pembentukan ikatan ganda atau esterifikasi dengan gliserol menjadi
trigliserida (minyak atau lemak).
Pemanjangan lebih lanjut hanya terjadi bila terdapat KAS-II di
kloroplas, yang memanjangkan palmitil-ACP (16C) menjadi stearil-ACP
(18C). Enzim Δ9-desaturase kemudian membentuk ikatan ganda,
menghasilkan oleil-ACP. Enzim tioesterase lalu melepas gugus ACP
dari oleat. Selanjutnya, oleat keluar dari kloroplas untuk mengalami
perpanjangan lebih lanjut.
b. Nilai Gizi
Asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak
ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Diet
rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari makanan.
Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih
reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh.
Posisi ikatan ganda juga menentukan daya reaksinya. Semakin
16
dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin mudah bereaksi. Karena itu,
asam lemak Omega-3 dan Omega-6 (asam lemak esensial) lebih bernilai
gizi dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Beberapa minyak nabati
(misalnya α-linolenat) dan minyak ikan laut banyak mengandung asam
lemak esensial (lihat macam-macam asam lemak).
Karena mudah terhidrolisis dan teroksidasi pada suhu ruang, asam
lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun nilai gizinya. Pengawetan
dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu sejuk dan kering,
serta menghindarkannya dari kontak langsung dengan udara.
2. Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak
larut/bercampur dalam air. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya
mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau bahkan produk olahannya:
minyak tanah (kerosene). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku
luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari diet makanan (misalnya
minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai
pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi,
maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).
a. Jenis-jenis Minyak
Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak:
1) Minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan
hewan (minyak hewani)
Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari
sudut pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan
lemak. Minyak dibedakan dari lemak berdasarkan sifat fisiknya
pada suhu ruang: minyak berwujud cair sedangkan lemak berwujud
padat. Penyusunnya bermacam-macam, tetapi yang banyak
dimanfaatkan orang hanya yang tersusun dari dua golongan saja:
o Gliserida dan atau asam lemak, yang mencakup minyak makanan
17
(minyak masak atau minyak sayur serta minyak ikan), bahan
baku industri sabun, bahan campuran minyak pelumas, dan
bahan baku biodiesel. Golongan ini biasanya berwujud padat
atau cair pada suhu ruang tetapi tidak mudah menguap.
o Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak atsiri, atau
minyak eteris, atau minyak esensial (BUKAN asam lemak
esensial!) dan merupakan bahan dasar wangi-wangian (parfum)
dan minyak gosok. Golongan ini praktis semuanya berasal dari
tumbuhan, dan dianggap memiliki khasiat penyembuhan
("aromaterapi"). Kelompok minyak ini memiliki aroma yang
kuat karena sifatnya yang mudah menguap pada suhu ruang
(sehingga disebut juga minyak "aromatik").
2) Minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak bumi).
Minyak bumi merupakan campuran berbagai macam zat
organik, tetapi komponen pokoknya adalah hidrokarbon. Minyak
bumi disebut juga minyak mineral karena diperoleh dalam bentuk
campuran dengan mineral lain. Minyak bumi tidak dihasilkan dan
didapat secara langsung dari hewan atau tumbuhan, melainkan dari
fosil. Karena itu, minyak bumi dikatakan sebagai salah satu dari
bahan bakar fosil. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak
bumi merupakan zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari
fosil tetapi merupakan zat anorganik yang dihasilkan secara alami
di dalam bumi. Namun, pandangan ini diragukan secara ilmiah
karena hanya memiliki sedikit bukti yang mendukung.
b. Pengolahan Minyak
Minyak yang dijumpai di pasaran dapat berupa zat murni, tetapi
umumnya adalah larutan/campuran. Proses pengolahan minyak murni
(penyulingan / kilang minyak) biasanya mencakup pemisahan dari
bahan-bahan residu diikuti dengan pendinginan (kondensasi). Proses
pencampuran dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan dapat
18
dilakukan setelahnya.
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati
merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam
jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai
sumber energi yang penting.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin,
dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras
(pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa
memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin
tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas
dijelaskan.
Dalam bahasa sehari-hari (bahkan kadang-kadang di khazanah
ilmiah), istilah "pati" kerap dicampuradukkan dengan "tepung" serta
"kanji". "Pati" (bahasa Inggris starch) adalah penyusun (utama) tepung.
Tepung bisa jadi tidak murni hanya mengandung pati, karena
ter-/dicampur dengan protein, pengawet, dan sebagainya. Tepung beras
mengandung pati beras, protein, vitamin, dan lain-lain bahan yang
terkandung pada butir beras. Orang bisa juga mendapatkan tepung yang
merupakan campuran dua atau lebih pati. Kata 'tepung lebih berkaitan
dengan komoditas ekonomis. Kerancuan penyebutan pati dengan kanji
tampaknya terjadi karena penerjemahan. Kata 'to starch' dari bahasa
Inggris memang berarti 'menganji' ('memberi kanji') dalam bahasa
Melayu/Indonesia, karena yang digunakan memang tepung kanji.
Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan
makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai
sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada
industri kosmetika.
BAB III
19
KESIMPULAN
Kesimpulan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu
yaitu bahwa :
1. Biokimia mempelajari tentang ilmu kimia yang terdapat dalam
makhluk hidup.
2. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
komponen selular, seperti protein, karbohidrat, asam lemak,
minyak, dan biomolekul lainnya.
3. Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-
senyawa ini bila dihidrolisis.
4. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
5. Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari
sudut pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan
lemak.
D A F T A R P U S T A K A
20
http://google.com/wikipedia/biokimia
http://google.com/wikipedia/karbohidrat
http://google.com/wikipedia/protein
http://google.com/wikipedia/lemak
http://google.com/wikipedia/minyak
http://google.com/wikipedia/asamamino
http://google.com/wikipedia/asamaminoesensial
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas
http://www.fmipa.itb.ac.id/biokimia
http://one.indoskripsi.com/karbohidrat
http://en.wikipedia.org/wiki
21