40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social secara lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya. Menurut Departemen Kesehatan RI yaitu suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi dan pemikiran kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit, melainkan juga baigaimana seseorang dapat memiliki seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah. Sedangkan kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut system, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kesehatan Reproduksi Remaja didefinisikan sebagai suatu keadaan sehat jasmani, psikologis, dan

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

  • Upload
    novita

  • View
    70

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Citation preview

Page 1: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan

social secara lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam

segala hal yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta

prosesnya. Menurut Departemen Kesehatan RI yaitu suatu keadaan sehat secara

menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial yang berkaitan

dengan alat, fungsi serta proses reproduksi dan pemikiran kesehatan reproduksi

bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit, melainkan juga baigaimana

seseorang dapat memiliki seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan

sesudah menikah.

Sedangkan kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat

yang menyangkut system, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh

remaja. Kesehatan Reproduksi Remaja didefinisikan sebagai suatu keadaan

sehat jasmani, psikologis, dan sosial yang berhubungan dengan fungsi dan

proses sistem reproduksi pada remaja. Pengertian sehat tersebut tidak semata-

mata berarti terbebas dari penyakit atau permasalahan, namun juga sehat secara

mental serta sosial-kultural. Pada masa ini seorang anak mengalami kematangan

biologis. Kondisi ini dapat menempatkan remaja pada kondisi yang rawan bila

mereka tidak dibekali dengan informasi yang benar mengenai proses reproduksi

serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya.

Page 2: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

B. Rumusan Masalah

a. Pengertian kesehatan reproduksi

b. Pengertian tentang remaja

c. Apa yang dimaksud dengan remaja dalam konsep kesehatan reproduksi

d. Dampak permasalahan remaja tentang merokok yang mempengaruhi kesehatan

reproduksi remaja tersebut

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

Untuk mengetahui dampak dari bahaya merokok terhadap kesehatan

reproduksi pada remaja akhir

D. Metode Penulisan

1. Literatur

Cara pengumpulan data dengan cara study pustaka sesuai dengan sumber-sumber

yang ada dan yang terkait dengan kompetensi kebidanan.

2. Internet

Cara pengumpulan data dengan membuka beberapa website / alamat situs.

3. Referensi ( Kepustakaan )

Cara pengumpulan data dengan mengumpulkan data dari buku pedoman yang

berhubungan dengan materi yang dibahas.

Page 3: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

E. Manfaat Penulisan

Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Penulis mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang salah satu

masalah remaja mengenai dampak merokok bagi kesehatan reproduksi

remaja akhir

2. Pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang salah satu

masalah remaja mengenai dampak merokok bagi kesehatan reproduksi

remaja akhir

Page 4: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

a) Kesehatan reproduksi.

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental

dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam

segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya

atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta

mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International

Kependudukan dan Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan

sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan

dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi remaja adalah

suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang

dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas

penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial

kultural (Fauzi., 2008).

b) Remaja

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence)

adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Sementara dalam terminologi lain PBB

menyebutkan anak muda (youth) untuk mereka yang berusia 15-24 tahun. Ini

kemudian disatukan dalam sebuah terminologi kaum muda (young people) yang

mencakup 10-24 tahun.Dalam program BKKBN disebutkan bahwa remaja adalah

mereka yang berusia antara 10-24 tahun. Menurut Hurlock (1993), masa remaja

Page 5: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

adalah masa yang penuh dengan kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan

merupakan periode yang paling berat.

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan

fisik, emosidan psikis. Masa remaja adalah suatu periode masa pematangan organ

reproduksi manusia, dan sering disebut masa peralihan. Masa remaja merupakan

periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.

c) TumbuhKembang Remaja

Tumbuh kembangnya seorang remaja menuju dewasa, berdasarkan

kematangan psikososial dan seksual. Semua remaja akan melewati tahapan

berikut :

Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun.

Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai

berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.

Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun.

Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk

berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang

mendalam.

Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun.

Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari

teman sebaya,mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa

cinta, pengungkapan kebebasan diri.

Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing

individu. Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak

mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara

berkesinambungan.Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan somatik pada

Page 6: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

remaja, yaitu peningkatan massa tulang, otot, massa lemak, kenaikan berat badan,

perubahan biokimia, yang terjadi pada kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun

perempuan walaupun polanya berbeda.

Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda

keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-

tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang.

Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin

kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam

diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan

perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.

Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan

menstruasi pertama pada remaja putri ataupun perubahan suara pada remaja

putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar

Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-

reproduksi.

Pada masa pubertas, hormon seorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis

hormon ( gonadotrophis atau gonadotrophic hormones ) yang berhubungan

dengan pertumbuhan yaitu :

- Follicle-Stimulating Hormone (FSH)

- Luteinizing Hormone (LH)

Page 7: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan

estrogen dan progesteron, dua jenis hormon wanita. Pada anak laki – laki

luteinizing hormone yang juga dinamakan interstitial – cell stimulating hormone (

ICSH ) merangsang pertumbuhan testosteron.

Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas

merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat

menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu

terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak

lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang

berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka

akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada

dunia remaja.

Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang

ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam

tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations).

Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir

sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan

abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga

mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan

masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara

logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir

multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi

Page 8: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta

mengadaptasikannya dengan

pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan

pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi,

prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional

formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar

mereka.

Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia)

masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu

sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini.

Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu

operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat

sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini

bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak

menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya

perhatian pada pengembangan cara berpikir anak.

Penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua

yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak – anak, sehingga

anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai

dengan usia dan mentalnya.Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu

mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah

menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah

dan mencari solusi terbaik.

Dimensi Moral

Page 9: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya

mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar

bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa

para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-

masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya:

politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb.

Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut

yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai

mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangkan lebih

banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan

pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal – hal yang selama ini

diajarkan dan ditanamkan kepadanya.

Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya kenyataan lain di luar

dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada

banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang

lain.Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama

jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-

kanak.

Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada

remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan

ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan

yang ada di sekitarnya.Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan

merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru. Perubahan inilah

yang seringkali mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan

Page 10: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil

pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa

korupsi itu tidak baik. Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa

dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat

mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja

akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri

remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar, jika remaja

tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi

mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak

masa kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak

mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan

sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.

Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan

alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri

remajanya. Orangtua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan

alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang

terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak

dan bersikap kaku akan membuat yang remaja tambah bingung.

Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan

yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika lingkungan baru memberi

jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh

orangtua, konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.

Dimensi Psikologis

Page 11: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini

mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di

Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan

bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari

mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa

memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang

drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah,

pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja

yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan

gejala atau masalah psikologis.

Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami

perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness).

Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap

bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti

mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu

membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang

direfleksikan (self-image). Remaja

cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan

percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran.

Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya

orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra

akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan

“hebat”.

Page 12: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang

dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu,

Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia

tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun

dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh

orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai

dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-

angan mereka dengan kenyataan.

Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu,

sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan

mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak

sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka

panjang.

Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan

perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-

hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri

dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar

pembentukan jati-diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan

penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan

lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja

sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang

baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya.

Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya

untuk menyelesaikan masalah seperti itu.

Page 13: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja Dari

beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah

dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan – kemungkinan perilaku yang bisa

terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan

berdampak negative pada remaja. Perilaku yang mengundang resiko pada

masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat

lainnya;

Aktivitas social yang berganti – ganti pasangan dan perilaku menentang

bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang gantung (Kaplan dan Sadock,

1997). Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam – macam

dan berhubungan dengan dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ),

rasa takut dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin

dan dinamika kelompok seperti tekanan teman sebaya.

d) Salah satu masalah remaja yang mempengaruhi kesehatan reproduksi

MEROKOK

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang

sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan

bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si

perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Saat ini banyak sekali

remaja yang merokok bahkan tidak hanya satu batang rokok saja tetapi berbatang

– batang mereka hisap seakan hal itu sudah menjadi kebutuhan pokok bagi

mereka, padahal berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok

memberikan dampak negatif bagi tubuh mereka.

Page 14: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Beberapa motivasi yang melatar belakangi remaja untuk merokok

biasanya hanyalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk

menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya

tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana,

2004).

Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja

yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan

kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau

dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

Perilaku merokok merupakan pola perilaku dan favorit di kalangan

pelajar maupun mahasiswa, bahkan hasil survey menunjukkan bahwa sebagian

besar perokok di Indonesia adalah kalangan pemuda dan pelajar (baik di tingkat

mahasiswa, SMP ataupun di tingkat SMU, dan seringkali ditemui juga anak-anak

SD sudah merokok).Mereka tidak sadar akan bahaya rokok untuk tubuhnya

sendiri, tetapi ada sebagian mereka yang mengetahui dampak rokok itu sendiri

bagi tubuhnya tetap tidak memperdulikan karna kurangnya kesadaran dan

pengertian mengenai dampak rokok itu sendiri. Dampak dari merokok tidak

hanya berakibat pada kesehatan pernafasannya namun dampak merokok juga

akan mempengaruhi kesehatan reproduksinya, Gangguan kesehatan reproduksi

yang disebabkan oleh kebiasaan merokok berbeda antara pria dan wanita.

Menurut penelitian, dalam buku 1440 alasan berhenti merokok yang ditulis oleh

bill godds (2008), ternyata yang akan menerima efek negatif dari rokok tersebut

bukan hanya perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima

akibat negatif dari rokok tersebut. Dan justru efek yang diterima oleh perokok

pasif akan jauh lebih berbahaya lagi ketimbang perokok aktifnya.

Page 15: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Perokok pasif merupakan sebuah istilah bagi seseorang yang sebenarnya

bukan seorang perokok akan tetapi orang yang berada atau dekat dengan orang-

orang yang merokok sehingga ia secara tidak langsung sering menghirup asap

rokok yang dikeluarkan oleh para perokok aktif (Husaini, 2007).

Indonesia masuk dalam daftar tiga besar negara dengan perokok terbesar

di dunia setelah India dan China. Tak hanya fakta ini yang memprihatinkan,

tetapi juga bahwa perokok wanita juga semakin besar jumlahnya. Yakni naik 10

kali lipat selama tiga tahun terakhir. Saat ini jumlah perokok di Indonesia sebesar

65 juta, dengan lima persennya adalah wanita. Sementara jumlah perokok pasif di

Indonesia juga tinggi sebanyak 50 juta, dan kebanyakan dari mereka adalah

wanita (Arief, 2011).

Menurut data hasil Global Adult Tobacco Survey (2011 dalam Depkes

RI, 2012) mengungkapkan persentase perokok aktif pria di Indonesia mencapai

67% dan wanita 2.7% dari jumlah penduduk. Rokok memberikan ancaman

kesehatan terutama dari asap rokok bagi perokok aktif maupun pasif dapat

menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, terutama kesehatan reproduksi.

Gangguan pada wanita perokok terkait dengan kesehatan reproduksinya antara

lain gangguan haid, menopause dini, sulit untuk hamil, kehamilan diluar

kandungan, keguguran dan timbulnya kecacatan pada janin (Emiriana, 2007).

Menurut Yoga, (2010 dalam Depkes, 2010) gangguan kesehatan pada

wanita perokok tidak hanya gangguan reproduksi saja, penyakit kanker juga

dipengaruhi oleh merokok atau terkena paparan asap rokok. Ditambahkan,

kankertertinggi yang dideritawanita Indonesia adalah Kanker payudara dengan

angk kejadian 26 per 100.000 wanita.

Page 16: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Banyak faktor yang menyebabkan remaja putrid merokok, baik faktor

internal maupun eksternal. Ini disebabkan karena remaja putrid memiliki latar

belakang kehidupan yang berbeda - beda, baik latar belakang pribadi, keluarga,

dansosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil remaja

putri yang merokok (Andewi, 2007).

PENYEBAB REMAJA MEROKOK

Aspek atau faktor-faktor yang berhubungan atau yang mempengaruhi

kehidupan remaja yaitu Keluarga, sekolah ,dan tetangga merupakan aspek yang

secra langsung mempengaruhi kehidupan reamaja.sedangan struktur

sosial ,ekonomi, politik ,dan budaya lingkungan merupakan aspek yang

memberikan pengarauh secara tidak langsung terhadap kehidupan remaja.

Secara garis besarnya ada dua tekanan pokok yang berhubungan dengan

kehidupan remaja yaitu internal pressure (tekanan dari dalam diri remaja) dan

external pressure (tekanan dari luar diri remaja)

Tekanan dari dalam (internal pressure) merupakan tekanan psikologis

dan emosional. Sedangkan teman sebaya, orang tua guru, dan masyarakat

merupakan sumber dari luar (external pressure). Teori ini akan membantu kita

memahami masalah yang dihadapi remaja salah satunya adalah masalah

kesehatan reproduksi.

Merokok juga salah satu masalah remaja yang mempengaruhi kesehatan

reproduksi yang hal tersebut dianggap enteng. Penyebab remaja merokok yaitu :

Pengaruh 0rang tua

Page 17: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-

anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana

orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan

hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding

anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang

bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi,

1999:294).

Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja

merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah

perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua

kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh

teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut

dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua

menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai

sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu

pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)

Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau

ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri

dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif

pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas

sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes

konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan

dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

Page 18: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Pengaruh Iklan.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang

menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan

atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti

perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin

RSKO, tahun IX,1991).

Sedangkan pengaruh rokok terhadap kesehatan reproduksi remaja seringkali tidak

diketahuan dan kurangnya informasi membuat mereka kurang mengerti pengaruh

merokok bagi kesehatan reproduksi mereka. Rokok mengandung kurang lebih

4000 elemen-elemen, dan sekitar 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi

kesehatan, terlebih bagi kesehatan reproduksi. Racun yang utama terdapat pada

rokok adalah :

Arsenik, bahan yang digunakan untuk racun tikus.

Asetilena, senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon

alkuna.

Sianida, senyawa kimia dari kelompok cyano.

Benzene, senyawa kimia organik yang mudah terbakar

Cadmium, sebuah logam beracun radioaktif.

Metanol, jenis alkohol sederhana (metil alkohol).

Formaldehida, cairan yang digunakan untuk mengawetkan mayat.

Amonia, sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.

Hidrogen sianida, zat pembuat plastik dan pestisida, zat ini digunakan

juga sebagai fumigan untuk bahan membunuh semut.

Tar mengandung 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab

kanker (karsinogen), zat yang seperti benzopyrene, yaitu sejenis

Page 19: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

policyclic aromatic hydrocarbon (PAH) yang telah lama ditetapkan

seperti agen pencetus awal kejadian kanker.

Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran

darah. Yang berefek terhadap sistem mesolimbik yang menjadi penyebab

ketagihan. Hal tersebut juga merupakan penyebab penyakit jantung,

stroke, merusak jaringan otak, mengeraskan dinding arteri dan

menyebabkan darah cepat membeku.

Karbon Monoksida yaitu gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh

kendaraan. yang mempunyai efek mengikat oksigen dalam tubuh

sehingga berakibat memicu terjadinya penyakit jantung, zat ini yang

mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu

mengikat oksigen, sehingga apabila kaadar CO di dalam tubuh melebihi

60 persen maka dapat menyebabkan kematian,

Tidak hanya penyakit paru dan jantung, merokok juga mengganggu kesehatan

reproduksi. Pengaruh dari merokok terhadap reproduksi dan kesuburan cukup

fatal. Merokok dapat meningkatkan risiko impotensi, kerusakan sperma,

mengurangi jumlah sperma dan menyebabkan kanker testis. Sedangkan kebiasaan

merokok pada wanita menyebabkan kanker serviks. Zat nikotin serta “racun” lain

yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan

kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel

abnormal pada rahim. Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya

kanker serviks di dalam tubuh seseorang.

Menurut Dr. Jones, pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil

(tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya.

Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden

Page 20: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian

keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok. Tidak hanya

itu, merokok juga menghambat pertumbuhan intra rahim, meningkatkan stillbirth

(lahir mati) dan kelahiran prematur.

Selain itu merokok dapat menurunkan kualitas cairan semen. Berbagai

penelitian tentang efek merokok terhadap kesehatan reproduksi pria telah

menunjukkan penurunan kualitas cairan semen efek tersebut diantaranya :

Konsentrasi sperma. Konsentrasi sperma mengacu pada jumlah sperma

yang ditemukan dalam jumlah yang diukur dari air mani. Studi telah

menunjukkan penurunan 23% dalam konsentrasi sperma pada pria yang

merokok.

Motilitas sperma. Motilitas sperma mengacu pada kemampuan berenang

sperma. Jika sperma tidak bisa berenang dengan baik, mereka mungkin

memiliki kesulitan mencapai sel telur. Pada pria yang merokok, para

peneliti menemukan penurunan 13% dalam motilitas sperma.

Morfologi sperma. Morfologi sperma mengacu pada bentuk sperma.

Sprema yang mempunyai bentuk aneh (tidak seperti normal) tidak bisa

berenang cukup baik untuk sampai ke telur dan mungkin tidak dapat

membuahi sel telur. Perokok laki-laki memiliki sperma lebih sedikit

berbentuk sehat daripada non-perokok.

Perokok laki-laki mungkin juga memiliki kelainan hormonal yang bisa juga

mempengaruhi kesuburan. Namun demikian, penurunan kesehatan sperma dan

kelainan hormonal saja mungkin tidak cukup untuk menyebabkan kemandulan

pada pria. Namun bagi pria yang tanda infertilitasnya sudah hampir jelas, maka

Page 21: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

dengan merokok bisa mengakibatkan infertilitas lebih pasti lagi. Untuk laki-laki

seperti ini, berhenti merokok dapat meningkatkan kesuburan mereka atau

setidaknya, meningkatkan peluang keberhasilan mereka pada perawatan

kesuburan.

Dampak bagi laki – laki selain menurunkan Reproduksi dan Fertilitas:

Pengaruh dari merokok terhadap reproduksi dan kesuburan cukup fatal. Merokok

dapat meningkatkan risiko impotensi, kerusakan sperma, mengurangi jumlah

sperma dan menyebabkan kanker testis

Ganguan yang dialami remaja perempuan diantaranya :

Ganguan Pada Menstruasi

Nikotin juga menjadi penyebab timbulnya gangguan haid pada

wanita perokok karena mempengaruhi metabolisme hormon estrogen

yang tugasnya mengatur proses haid. Gangguan metabolisme akan

menyebabkan haid tidak teratur dan pada wanita perokok akan

mengalami nyeri perut yang lebih berat ketika haid.

Kanker Payudara

Secara anatomi tubuh, wanita memiliki resiko lain akibat rokok

kanker payudara. Karena peningkatan akumulasi toksin larut lemak dan

potensial hormon karsinogenik dalam jaringan lemak.

Pada kanker payudara, peneliti mengungkapan bahwa akibat perempuan

merokok tidak berhubungan secara langsung dalam kasus kanker

payudara. Tetapi merokok memperbesar peluang bagi wanita perokok

mengalami penyakit ini hingga 60% lebih besar dibanding mereka yang

Page 22: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

tidak merokok.Tembakau juga bisa memperbesar resiko perkembangan

lesi prakanker leher rahim.

Kehamilan Ektopik

Gangguan pada proses pelepasan sel telur meningkatkan resiko

wanita perokok untuk mengalami kehamilan di luar kandungan sekitar 2-

4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita bukan perokok.

Kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 – 3,5 kali dibandingkan wanita

yang tidak merokok. Nikotin dapat menyebabkan gangguan pematangan

pada sel telur sehingga sulit terjadi kehamilan.

Menopause dini

Perokok mencapai menopause sekitar 14 bulan lebih awal

dibanding bukan perokok. Mereka yang suami merokok, membuat lima

bulan sebelumnya, meskipun hal ini tidak melebihi analisis statistik yang

cukup untuk menunjukkan efek yang pasti. Tapi ketika orang tua

merokok ketika mereka berada dalam rahim, para wanita telah berhenti

haid sekitar 13 bulan lebih awal dari mereka dengan orang tua

merokok.Karena kurangnya oksigenasi kulit, perokok wanita akan

mengalami kulit kusam. Efek lain, kulit akan menjadi kendur dan tidak

elastis.Tembakau juga bisa menyebabkan keriput muncul sebelum

waktunya, berkisar dari 10 sampai 20 tahun lebih awal.

Sulit untuk hamil

Nikotin dapat menyebabkan gangguan pematangan pada sel telur

sehingga sulit terjadi kehamilan.

Keguguran

Page 23: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Secara logis bisa dipahami, bila pembelahan sel-sel mengalami

gangguan karena nikotin yang masuk ke dalam darah, dengan sendirinya

terhambat pula pertumbuhan janin. Akibatnya, bisa terjadi keguguran

Timbulnya kecacat seperti bibir sumbing, hidung pipih atau berat badan

kurang pada bayi.

Dismenore dan peningkatan frekuensi amenore sekunder

Gangguan metabolisme akan menyebabkan haid tidak teratur dan

pada wanita perokok akan mengalami nyeri perut yang lebih berat ketika

haid, Merokok mengurangi sekresi estrogen yang diduga bertanggung

jawab atas gangguan menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri.

ketuban pecah dini, plasenta previa, kematian neonatal, keputihan yang

tidak biasa.

Page 24: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna

baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit

atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,

fungsi serta prosesnya.

Banyak yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, salah satunya adalah

merokok. Merokok membawa dampak buruk bagi kesehatan reperoduksi, diataranya

adalah meningkatkan risiko impotensi, kerusakan sperma, mengurangi jumlah

sperma dan menyebabkan kanker testis. Tidak hanya itu, bila rokok dikonsumsi oleh

kaum perempuan akan menyebabkan kanker serviks, pertumbuhan intra rahim,

meningkatkan stillbirth (lahir mati) dan kelahiran prematur. Untuk menangani

masalah ini, perlu perhatian khusus. Perhatian dari orang tua, petugas kesehatan dan

pemerintah sangat diperlukan. Namun yang lebih penting adalah kesadaran dari

individu sendiri

B. Saran

Kesehatan adalah segalanya bagi kehidupaan. Kesehataan sangat penting,

oleh karena itu kita harus sadar betul untuk semaksimal mungkin menajaga

kesehatan kita. Bagi petugas kesehatan diharapkan mampu memberi sosialisasi bagi

masyarakat khususnya remaja. Peran pemerintah dalam mengatur pemakaian dan

pemjualan rokok harus lebih tegas. Seperti yang disebutkan dalam RUU tentang

Penanggulangan Dampak Tembakau bagi Kesehatan bahwa penjualan rokok tidak

Page 25: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

boleh memajang rokok di etalase toko. Namun pada kenyataannya masih banyak

yang memajang rokok di etalase meraka. Bahkan di swalayan pun masih banyak

pajangan rokok di etalase. Pemerintah jangan hanya membuat peraturan saja, namun

harus tegas dalam bertindak. Tetapi kesadaran untuk tidak merokok harus diniatkan

diri diri sendiri.

Page 26: MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

DAFTAR PUSTAKA

Andira, Dita. (2010). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogyakarta:

A+Plus Books

Kumalasari, Intan & Andhyantoro, Iwan. (2012). Kesehatan Reproduksi untuk

Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Mukhatib MD. 2009. Problem Kesehatan Reproduksi Remaja: Tawaran Solusi,

disampaikan pada Seminar Nasional Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi

Remaja di PP.

YPKP. 2006. Modul Mahasiswi Kesehatan Reproduksi. Jakarta : YPKP

http:// problem seks.blogspot.com

http://www.sitepalace.com/ramisa/bahayarokok.htm

 http://bahayarokok.blogspot.com/