52
MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF “ Asuhan Keperawatan Pada An.F Dengan Leukimia Limfoblastik Akut Di RS Kanker Dharmais” KELOMPOK 6 Anggota Kelompok : Nursyifa Suaebah Muhammad Saepulloh Mokhammad Aulia Rizki Ponsiana Dasmasella Pratiwi Joana

Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dsfsfsfwe

Citation preview

Page 1: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPREHENSIF

“ Asuhan Keperawatan Pada An.F Dengan Leukimia Limfoblastik Akut Di RS Kanker Dharmais”

KELOMPOK 6

Anggota Kelompok : Nursyifa Suaebah Muhammad Saepulloh Mokhammad Aulia Rizki Ponsiana Dasmasella Pratiwi Joana

POLTEKKES KEMENKES BANDUNGPRODI KEPERAWATAN BOGOR

Page 2: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

i

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya

penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada

waktunya.

Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada An.F Dengan Leukimia

Limfoblastik Akut” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dalam memenuhi

tugas praktek gawat komprehensif di RS Kanker Dharmais.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi

kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan

masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan

untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat serta pembaca.

Jakarta, Juni 2014

Penyusun

.

Page 3: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

ii

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR.....................................................................................................iDAFTAR ISI...................................................................................................................iiBAB I..............................................................................................................................1PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1B. Rumusan Masalah.............................................................................................2C. Tujuan...............................................................................................................2

1. Tujuan Umum.................................................................................................22. Tujuan Khusus..............................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................3PEMBAHASAN.............................................................................................................3

A. Konsep Dasar Penyakit Leukimia Limfoblastik Akut......................................31. Definisi..........................................................................................................32. Anatomi Fisiologi.........................................................................................43. Klasifikasi.....................................................................................................54. Etiologi..........................................................................................................65. Manifestasi Klinis.........................................................................................76. Patogenesis....................................................................................................97. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................98. Penatalaksanaan dan Terapi........................................................................119. Pengobatan..................................................................................................15

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Leukimia Limfoblastik Akut.......161. Pengkajian...................................................................................................162. Diagnosa Keperawatan...............................................................................173. Rencana Keperawatan.................................................................................18

BAB III..........................................................................................................................24ASKEP PADA AN.F DENGAN LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT...................24

A. Pengkajian......................................................................................................241. Identitas.......................................................................................................24

Page 4: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok

penyakit tidak menular (Non-communicable diseases atau NCD). NCD merupakan

penyebab kematian terbesar di dunia. Dari 57 juta kematian pada tahun 2008, 63% (36

juta kematian) disebabkan oleh NCD, terutama oleh karena penyakit kardiovaskuler

(17 juta kematian), kanker (7,6 juta kematian), penyakit paru kronis (4,2 juta

kematian) dan diabetes (1,3 juta kematian). Sekitar seperempat dari jumlah kematian

akibat NCD di dunia terjadi pada usia sebelum 60 tahun. Angka kematian akibat NCD

lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah seluruh kematian karena penyebab lainnya.

Berbeda dengan pendapat secara umum, 80% kematian akibat NCD justru terdapat di

negara-negara dengan berpendapatan rendah-menengah. NCD merupakan penyebab

kematian tertinggi di sebagian besar negara-negara di Amerika, Mediterania Timur,

Eropa, Asia Tenggara dan Pasifik Barat (WHO, 2010).

Berdasarkan data distribusi kanker pada anak yang disesuaikan dengan

tahapan terakhir di RSKD DHARMAIS dalam rentang tahun 2009-2013 menyatakan

bahwa penyakit kanker pada anak semakin meningkat setiap tahunnya, pada tahun

2009 berjumlah 35.40% kemudian mencapai puncaknya pada tahun 2012 sebesar

43.00% dan turun kembali pada tahun 2013 menjadi 38.00%( Departemen Kesehatan

Anak , Registrasi Kanker Anak RSKD DHARMAIS, 2014) .

Pada tahun 2013 di RSKD DHARMAIS didapatkan jenis kanker terbanyak

pada anak adalah Leukemia berjumlah 55 kasus, diikuti oleh Lymphoma berjumlah

15 kasus, osteosarkoma berjumlah 9 kasus, Rhabdomyosarcoma berjumlah 9 kasus,

Neuroblastoma berjumlah 8 kasus, Retinoblastoma berjumlah 8 kasus, Brain tumor

berjumlah 5 kasus dan KNF berjumlah 4 kasus (Departemen Kesehatan Anak ,

Registrasi Kanker Anak RSKD DHARMAIS, 2014).

Leukemia adalah proliferasi 1 jenis atau lebih sel hematopoetik secara

berlebihan, ganas, sering disertai kelainan bentuk leukosit abnormal dan dapat disertai

anemia, trombositopenia dan berakhir dengan kematian (Riadi Wirawan, 2002).

Faktor predisposisi leukemia belum dapat diidentifikasi secara pasti, tetapi

terdapat beberapa faktor yang diduga sebagai faktor predisposisi yaitu genetik, sinar

radioaktif dan infeksi virus.

1

Page 5: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Leukemia menurut jenisnya dapat dibagi menjadi leukemia akut dan

kronik.Leukemia akut dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu Leukemia Limfoblastik Akut

(LLA) dan Leukemia Mieloblastik Akut (LMA) sedangkan leukemia kronik dibagi

menjadi 2 jenis yaitu Leukemia Limfositik Kronik (LLK) dan Leukemia Mielositik

Kronik (LMK) (Yohannes N Pasaribu & Muchtaruddin Mansyur, 2001).

Leukemia akut merupakan jenis leukemia yang sering ditemukan yaitu sekitar

2-3 kasus per 100.000 orang dengan angka kematian sebesar 4%. Leukemia

limfoblastik akut merupakan jenis leukemia yang paling sering didapatkan pada anak

usia 1-5 tahun dan terbanyak pada anak usia 3-4 tahun (80%) sedangkan pada dewasa

hanya 20%. Insidensi leukemia limfoblastik akut juga berhubungan dengan jenis

kelamin dan ras. Kasus LLA pada laki-laki ditemukan lebih banyak daripada wanita

dan lebih banyak ditemukan pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam (Riadi

Wirawan, 2002).

B. Rumusan Masalah1. Seperti apa Konsep Dasar penyakit pada Leukimia Limfoblastik Akut?

2. Seperti apa Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Leukimia

Limfoblastik Akut ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Leukimia

Limfoblastik Akut pada anak

2. Tujuan Khususa. Dapat melakukan pengkajian secara langsung terhadap perawatan

pasien Leukimia Limfoblastik Akut pada anak.

b. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan mampu

mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada perawatan pasien

Leukimia Limfoblastik Akut pada anak.

2

Page 6: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penyakit Leukimia Limfoblastik Akut1. Definisi

Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk sistem

hematopoietik yang mengakibatkan ploriferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol dan

pada sel-sel darah merah namun sangat jarang. (Gale, 2000 : 186).

Sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok sel ganas tersebut dalam

sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik dan mempengaruhi

produksi dari sel-sel darah normal lainnya. (Bakta,I Made, 2007 :120).

Leukemia limfoblastik akut (ALL) adalah penyakit yang berkaitan dengan sel

jaringan tubuh yang tumbuhnya  melebihi dan berubah menjadi ganas tidak normal

serta bersifat ganas, yaitu sel-sel sangat muda yang serharusnya membentuk limfosit

berubah menjadi ganas.

LLA merupakan kanker yang paling banyak dijumpai pada anak, yaitu 25-30

% dari seluruh jenis kanker  pada anak. Angka kejadian tertinggi dilaporkan antara

usia 3-6 tahun, dan laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Gejala lain yang perlu

diwaspadai adalah tubuh lemah dan sesak nafas akibat anemia, infeksi dan demam

akibat

Kekurangan sel darah putih normal, serta pendarahan akibat kurangnya

trombosit. (Rulina, 2003).ALL merupakan penyakit yang paling umum pada anak

(25% dari seluruh kanker yang terjadi).  Di Amerika Serikat, kira-kira 2400 anak dan

remajamenderita ALL setiap tahun. Insiden ALL terjadi jauh lebih tinggi pada anak-

anak kulit putih daripada kulit hitam. Perbedaan juga tampak pada jenis kelamin,

dimana kejadian ALL lebih tinggi pada anak laki-laki kurang dari 15 tahun. Insiden

kejadian 3,5 per 100.000 anak berusia kurang dari 15 tahun.Puncak insiden pada umur

2-5 tahun dan menurun pada dewasa (Moh. Supriatna.2002.)

Page 7: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

2. Anatomi Fisiologia. Proses Pembentukan Sel Darah (Hematopoiesis)

Darah terdiri atas komponen sel dan plasma. Komponen sel terdiri atas sel

darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit: basofil, eosinofil, neutrofil batang,

neutrofil segmen, limfosit, monosit), dan trombosit (keping darah/platelet).

Komponen sel dalam darah dibentuk dalam suatu proses yang dinamakan

hematopoiesis.

Hematopoiesis terjadi sejak masa embrional. Hematopoiesis menurut waktu

terjadinya terbagi atas hematopoiesis prenatal dan hematopoiesis postnatal.

Hematopoiesis prenatal terjadi selama dalam kandungan. Hematopoiesis prenatal

terdiri atas 3 fase: mesoblastik, hepatik, dan mieloid. Fase mesoblastik dimulai sejak

usia mudigah 14 hari sampai minggu kesepuluh, berlangsung di yolk sac (saccus

vitelinus). Sedangkan fase hepatik berlangsung mulai minggu keenam sampai

kelahiran, berlangsung di mesenkim hepar, dan mulai terjadi differensiasi sel. Fase

mieloid berlangsung dalam sumsum tulang pada usia mudigah 12-17 minggu, ini

menandakan sudah berfungsinya sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah.

Organ yang berperan dalam proses hematopoiesis adalah sumsum tulang dan

organ retikuloendotelial (hati dan spleen).  Jika terdapat kelainan pada sumsum

tulang, hematopoiesis terjadi di hati dan spleen. Ini disebut hematopoiesis ekstra

medular. Sumsum tulang yang berperan dalam pembentukan sel darah adalah sumsum

tulang merah, sedangkan sumsum kuning hanya terisi lemak. Pada anak kurang dari 3

tahun, semua sumsum tulang dari sumsum tulang berperan sebagai pembentuk sel

darah. Sedangkan saat dewasa, sumsum merah hanya mencakup tulang vertebra, iga,

sternum, tengkorak, sakrum, pelvis, ujung proksimal femur dan ujung proksimal

humerus.

Dalam setiap pembentukan sel darah, terjadi 3 proses yaitu: proliferasi,

diferensiasi dan maturasi. Sedangkan komponen yang terdapat dalam proses

pembentukan sel darah mencakup: stem sel, sel progenitor, dan sel prekursor. Seluruh

komponen sel darah berasal dari hematopoietic stem cells (HSC). HSC bersigat

multipoten karena dapat berdiferensiasi dan kemudian terbagi menjadi beberapa

proses terpisah yang mencakup: eritropoiesis, mielopoiesis (granulosit dan monosit),

dan trombopoiesis (trombosit).

4

Page 8: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Proses hematopoiesis terjadi atas regulasi dari hematopoietic growth factor.

Hematopoietic growth factor ini memiliki peran dalam proses proliferasi, diferensiasi,

supresi apoptosis, maturasi, aktivasi fungsi saat terjadi hematopoiesis.

Sel darah yang dalam proses pematangan memiliki karakteristik umum yang

sama, yaitu:

1) Ukuran: semakin matang, ukurannya semakin kecil

2) Rasio inti:sitoplasma. Semakin matang, rasionya semakin menurun. Hal

ini menandakan bahwa inti sel semakin mengecil saat sel darah semakin

matang.

3) Karakteristik inti: a) semakin matang maka ukuran inti semakin kecil, b)

kromatin muda halus, lalu kasar, lalu lebih padat saat menuju ke arah

matang, c) anak inti tidak terlihat saat sel darah matang

4) Sitoplasma pada sel muda biru tua, tanpa granul.

3. Klasifikasia. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

LMA mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua

sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok

usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan

leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.

5

Page 9: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

b. Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)

LMK juga di masukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun

lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih

ringan. LMKjarang menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan

gambaran LMA tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala

selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa,

limpa membesar.

c. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-

anak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun,

setelah usia 15 LLA jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam

sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel

normal..

d. Leukemia Limfositik Kronis (LLC)

LLC merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun.

Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat

pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.

4. Etiologia. Faktor Predisposisi

1) Penyakit Defisiensi

Penyakit Defisiensi imun tertentu, misalnya agannaglobulinemia; kelainan

kromosom, misalnya sindrom Down (risikonya 20 kali lipat populasi umumnya);

sindrom Bloom.

2) Virus

Virus sebagai penyebab sampai sekarang masih terus diteliti. Sel leukemia

mempunyai enzim trankriptase (suatu enzim yang diperkirakan berasal dari virus).

Limfoma Burkitt, yang diduga disebabkan oleh virus EB, dapat berakhir dengan

leukemia.

3) Radiasi ionisasi

Terdapat bukti yang menyongkong dugaan bahwa radiasi pada ibu selama

kehamilan dapat meningkatkan risiko pada janinnya. Baik dilingkungan kerja,

6

Page 10: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

maupun pengobatan kanker sebelumnya. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzene,

arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.

4) Herediter

Faktor herediter lebih sering pada saudara sekandung terutama pada kembar

monozigot.

5) Obat-obatan

Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol

b. Faktor Lain

1) Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia

(benzol, arsen, preparat sulfat), infeksi (virus dan bakteri).

2) Faktor endogen seperti ras

3) Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-kadang

dijumpai kasus leukemia pada kakak-adik atau kembar satu telur).

5. Manifestasi KlinisGejala klinik leukemia akut sangat bervariasi, tetapi pada umumnya timbul

cepat, dalam beberapa hari sampai minggu. Gejala leukemia akut dapat digolongkan

menjadi tiga yaitu;

a. Gejala kegagalan sumsum tulang:

1) Anemia

Anemia menimbulkan gejala pucat dan lemah. Disebabkan karena produksi sel

darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah

merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit,

jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia mengalami pucat,

mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.

2) Netropenia

Netropenia menimbulkan infeksi yang ditandai demam, malaise, infeksi

rongga mulut, tenggorokan, kulit, saluran napas, dan sepsis sampai syok septic.

3) Trombositopenia

Trombositopenia menimbulkan easy bruising, memar, purpura perdarahan

kulit, perdarahan mukosa, seperti perdarahan gusi dan epistaksis. Tanda-tanda

perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi,

hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia.

7

Page 11: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar

trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.

b. Keadaan hiperkatabolik yang ditandai oleh:

1) Kaheksia

2)  Keringat malam

3) Hiperurikemia yang dapat menimbulkan gout dan gagal ginjal

c. Infiltrasi ke dalam organ menimbulkan organomegali dan gejala lain

seperti:

1) Nyeri tulang dan nyeri sternum

2) Limfadenopati superficial

3) Splenomegali atau hepatomegali biasanya ringan

4) Hipertrofi gusi dan infiltrasi kulit

5) Sindrom meningeal: sakit kepala, mual muntah, mata kabur, kaku kuduk.

6) Ulserasi rectum, kelainan kulit.

7) Manifestasi ilfiltrasi organ lain yang kadang-kadang terjadi termasuk

pembengkakan testis pada ALL atau tanda penekanan mediastinum

(khusus pada Thy-ALL atau pada penyakit limfoma T-limfoblastik yang

mempunyai hubungan dekat)

d. Gejala lain yang dijumpai adalah:

1) Leukostasis

Leukostasis terjadi jika leukosit melebihi 50.000/µL. penderita dengan

leukositosis serebral ditandai oleh sakit kepala, confusion, dan gangguan visual.

Leukostasis pulmoner ditandai oleh sesak napas, takhipnea, ronchi, dan adanya

infiltrasi pada foto rontgen.

2) Koagulapati

Koagulapati dapat berupa DIC atau fibrinolisis primer. DIC lebih sering

dijumpai pada leukemia promielositik akut (M3). DIC timbul pada saat pemberian

kemoterapi yaitu pada fase regimen induksi remisi.

3) Hiperurikemia

Hiperurikemia yang dapat bermanifestasi sebagai arthritis gout dan batu ginjal.

4) Sindrom lisis tumor

8

Page 12: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Sindrom lisis tumor dapat dijumpai sebelum terapi, terutama pada ALL.

Tetapi sindrom lisis tumor lebih sering dijumpai akibat kemoterapi. (Bakta,I Made,

2007 :126-127).

6. PatogenesisPada pasien LLA terjadi proliferasi patologis sel-sel limfoid muda di sumsum

tulang. Ia akan mendesak sistem hemopoietik normal lainnya, seperti eritropoietik,

trombopoietik dan granulopoietik, sehingga sumsum tulang didominasi sel blast dan

sel-sel leukemia hingga mereka menyebar (berinfiltrasi) sampai ke darah tepi dan

organ tubuh lainnya.

Kelainan sitogenetik yang sering ditemukan, adalah: t(9;22)/ translokasi

kromosom 9 dan 22/ fusi gen BCR-ABL/ kromosom philadelphia (CML); atau

t(4;11)/ translokasi kromosom 4 dan 11/ ALL1-AF4. Jika terjadi translokasi semacam

ini maka ia akan mengaktifkan jalur proliferasi dan pertumbuhan sel secara abnormal

sehingga terjadi leukemia. Kelainan yang lain bisa pada karyotipe hipdiploid dan

t(10;14), atau karena hilangnya atau inaktifnya gen supresor tumor seperti p16 dan

p15, Rb dan p53.

7. Pemeriksaan Diagnostik

9

Page 13: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Hitung darah lengkap (Complete Blood Count) dan Apus Darah Tepi

a) Jumlah leukosit dapat normal, meningkat, atau rendah pada saat

diagnosis. Jumlah leukosit biasanya berbanding langsung dengan

jumlah blas. Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah

b) Hiperleukositosis (> 100.000/mm3) terjadi pada kira-kira 15% pasien

dan dapat melebih 200.000/mm3.

c) Pada umumnya terjadi anemia dan trombositopenia

d) Proporsi sel blast pada hitung leukosit bervariasi dari 0-100%

e) Hitung trombosit kurang dari 25.000/mm3

f) Kadar hemoglobin rendah

2) Aspirasi dan Biopsi sumsum tulang

Apus sumsum tulang tampak hiperselular dengan limpoblast yang sangat

banyak lebih dari 90% sel berinti pada ALL dewasa. Jika sumsum tulang seluruhnya

digantikan oleh sel-sel leukemia, maka aspirasi sumsum tulang dapat tidak berhasil,

sehingga touch imprintdari jaringan biopsy penting untuk evaluasi gambaran sitologi.

Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran monoton, yaitu

hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia

sekunder).

3) Sitokimia

Pada ALL, pewarnaan Sudan Black dan mieloperoksidase akan memberikan

hasil yang negative. Mieloperoksidase adalah enzim sitoplasmik yang ditemukan pada

granula primer dari precursor granulositik yang dapat dideteksi pada sel blast AML.

Sitokimia berguna untuk membedakan precursor B dan B-ALL dari T-ALL.

Pewarnaan fosfatase asam akan positif pada limfosit T yang gans, sedangkan sel B

dapat memberikan hasil yang positif pada pewarnaan periodic acid Schiff (PAS). TdT

yang diekspresikan oleh limpoblast dapat dideteksi dengan

pewarnaan imunoperoksidase atau flow cytometry

4) Imunofenotif (dengan sitometri arus/ Flow cytometry)

Reagen yang dipakai untuk diagnosis dan identifikasi subtype imunologi

adalah antibody terhadap:

a) Untuk sel precursor B: CD 10 (common ALL antigen),

CD19,CD79A,CD22, cytoplasnic m-heavy chain, dan TdT

b) Untuk sel T: CD1a,CD2,CD3,CD4,CD5 ,CD7,CD8 dan TdT

10

Page 14: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

c) Untuk sel B: kappa atau lambda CD19,CD20, dan CD22

5) Sitogenetik

Analisi sitogenetik sangat berguna karena beberapa kelainan sitogenetik

berhubungan dengan subtype ALL tertentu, dan dapat memberikan informasi

prognostik. Translokasi t(8;14), t(2;8), dan t (8;22) hanya ditemukan pada ALL sel B,

dan kelainan kromosom ini menyebabkan disregulasi dan ekspresi yang berlebihan

dari gen c-myc pada kromosom 8.

6) Biopsi limpa

pemeriksaan ini memeperlihatkan poriferasi sel leukemia dan sel yang berasal

dari jaringan limpa yang terdesak, seperti limposit normal, RES, granulosit, dan pulp

cell.

8. Penatalaksanaan dan Terapia. Transfusi darah

Biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 g%. pada trombositopenia

yang berat dan perdarahan massif, dapat diberikan transfuse trombosit dan bila

terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.

b. Kortikosteroid (prednisone,kortison,deksametason)

Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya

dihentikan.

c. Sitostatika

Selain sitostatika yang  lama (6-merkatopurin atau 6-mp, metotreksat atau

MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih poten seperti vinkristin

(Oncovin), rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai nama obat lainnya. umumnya

sitostatiska diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan prednisone. Pada

pemberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping berupa alopecia, stomatitis,

leucopenia, infeksi sekunder atau kandidiasis. Bila jumlah leukosit kurang dari 2000/

mm3 pemberiannya harus hati-hati.

d. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat dikamar yang suci

hama)

e. Imunoterapi

11

Page 15: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi

dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106), imunoterapi mulai diberikan

(mengenai cara pengobatan yang terbaru, masih dalam pengembangan).

Cara pengobatan berbeda-beda pada setiap klinik bergantung dari pengalaman,

tetapi prinsipnya sama yaitu dengan pola dasar:

1) Induksi

Dimaksudkan untuk mencapai remisi dengan berbagai obat tersebut

sampai sel blas dalam sumsum tulang kurang dari 5%.

2) Konsolidasi

Bertujuan agar sel yang tersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi.

3) Rumat

Untuk mempertahankan masa remisi, agar lebih lama. Biasanya dengan

memberikan sitostatika setengah dosis biasa.

4) Reinduksi

Dimaksudkan untuk mencegah relaps. Biasanya dilakukan setiap 3-6

bulan dengan pemebrian obat-obat seperti pada induksi selama 10-14

hari.

5) Mencegah terjadinya leukemia pada susunan saraf pusat.

Diberikan MTX secara intratekal dan radiasi cranial.

6) Pengobatan immunologic

Pola ini dimaksudkan menghilangkan sel leukemia yang ada didalam

tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya

dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus. Pungsi sumsum tulang

diulang secara rutin setelah induksi pengobatan (setelah 6 minggu).

f. Terapi

Terapi untuk leukemia akut dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1) Terapi spesifik : dalam bentuk kemoterapi

a) Induksi Remisi

  Banyak obat yang dapat membuat remisi pada leukemia limfositik akut. Pada

waktu remisi, penderita bebas dari symptom, darah tepi dan sumsum tulang normal

secara sitologis, dan pembesaran organ menghilang. Remisi dapat diinduksi dengan

obat-obatan yang efeknya hebat tetapi terbatas. Remisi dapat dipertahankan dengan

memberikan obat lain yang mempunyai kapasitas untuk tetap mempertahankan

penderita bebas dari penyakit ini.

12

Page 16: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Berupa kemoterapi intensif untuk mencapai remisi, yaitu suatu keadaan di

mana gejala klinis menghilang, disertai blast sumsum tulang kurang dari 5%. Dengan

pemeriksaan morfolik tidak dapat dijumpai sel leukemia dalam sumsum tulang dan

darah tepi. (Bakta,I Made, 2007 : 131-133)

Biasanya 3 obat atau lebih diberikan pada pemberian secara berurutan yang

tergantung pada regimen atau protocol yang berlaku. Beberapa rencana induksi

meliputi: prednisone, vinkristin (Oncovin),daunorubisin (Daunomycin), dan L-

asparaginase (Elspar). Obat-obatan lain yang mungkin dimasukan pada pengobatan

awal adalah 6-merkaptopurin (Purinethol) dan Metotreksat (Mexate). Allopurinol

diberikan secara oral dalam dengan gabungan kemoterapi untuk mencegah

hiperurisemia dan potensial adanya kerusakan ginjal. Setelah 4 minggu pengobatan,

85-90% anak-anak dan lebih dari 50% orang dewasa dengan ALL dalam remisi

komplit. Teniposude (VM-26) dan sitosin arabinosid (Ara-C) mungkin di gunakan

untuk menginduksi remisi juka regimen awal gagal. (Gale, 2000 : 185)

Obat yang dipakai terdiri atas:

- Vincristine (VCR)              1.5 mg/m2/minggu, i.v

- Predison (Pred)                 6 mg/m2/hari, oral

- L Asparaginase (L asp)10.000 U/m2

- Daunorubicin                    25 mg/m2/minggu-4 minggu

Regimen yang dipakai untuk ALL dengan risiko standar terdiri

atas:

- Pred + VCR

- Pred + VCR + L asp

Regimen untuk ALL denga risiko tinggi atau ALL pada orang

dewasa antara lain:

- Pred + VCR + DNR dengan atau tanap L asp

- Kelompok G!MEMA dari Italia memberikan

DNR+VCR+Pred+L asp dengan atau tanpa siklofosfamid.

b) Fase postremisi

Suatu fase pengobatan untuk mempertahankan remisi selama mungkin yang

pada akhirnya akan menuju kesembuhan. Hal ini dicapai dengan:

Kemoterapi lanjutan, terdiri atas:

13

Page 17: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

- Terapi konsolidasi

- Terapi pemeliharaan (maintenance)

- Late intensification

Transplantasi sumsum tulang: merupakan terapi konsolidasi

yang memberikan penyembuhan permanen pada sebagaian

penderita, terutama penderita yang berusia di bawah 40 tahun.

Terapi postremisi

- Terapi untuk sanctuary phase (membasmi sel leukemia yang

bersembunyi dalam SSp dan testis) Triple IT yang terdiri

atas: intrathecal methotrexate (MTX), Ara C (cytosine

arabinosid), dan dexamenthason

- Terapi iontensifikasi/konsolidasi: pemberian regimen

noncrossresistant terhadap regimen induksi remisi.

- Terapi pemeliharaan (maintenance): umumnya dipakai

6 mercaptopurine(6 MP) peroral dan MTX tiap minggu. Di

berikan selama 2-3 tahun denga diselingi terapi konsolidasi

atau intesifikasi.

2) Terapi suportif

 Terapi ini bertujuan untuk mengatasi kegagalan sumsum tulang, baik karena

proses leukemia sendiri atau sebagai akibat terap.

Terapi suportif pada penderita leukemia tidak kalah pentingnya dengan terapi

spesifik karena akan menentukan angka keberhasilan terapi. Kemoterapi intensif

harus ditunjang oleh terapi suportif yang intensif pula, kalu tidak maka penderita

dapat meninggal karena efek samping obat, suatu kematian iatrogenic. Terapi suportif

berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh penyakit leukemia itu

sendiri dan juga untuk mengatasi efek samping obat. Terapi suportif yang diberikan

adalah;

a) Terapi untuk mengatasi anemia

Transfusi PRC untuk mempertahankan hemoglobin sekitar 9-10 g/dl. Untuk

calon transplantasi sumsum tulang, transfusi darah sebaiknya dihindari.

b) Terapi untuk mengatasi infeksi

sama seperti kasus anemia aplastik terdiri atas:

Antibiotika adekuat

14

Page 18: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Transfusi konsentrat granulosit

Perawatan khusus (isolasi)

Hemopoitic growth factor (G-CSF atau GM-CSF)

c) Terapi untuk mengatasi perdarahan terdiri atas:

Transfuse konsentrat trombosit untuk mempertahankan

trombosit minimal 10 x 106/ml, idealnya diatas 20 x 106/ml

Pada M3 diberikan Heparin untuk mengatasi DIC

d) Terapi untuk mengatasi hal-hal lain yaitu:

Pengelolaan leukostasis : dilakukan dengan hidrasi intravenous

dan leukapheresis. Segera lakukan induksi remisi untuk

menurunkan jumlah leukosit

Pengelolaan sindrom lisis tumor: dengan hidrasi yang cukup,

pemberiaan alopurinol dan alkalinisasi urin.

3) Hasil pengobatan

Hasil pengobatan tergantung pada berikut ini:

a) Tipe leukemia : pada umumnya ALL mempunyai prognosis lebih

baik dibandingkan dengan AML

b) Karakteristik faktor prognostik dari penderita

c) Jenis regimen obat yang diberikan

7. Pengobatan

a. Pengobatan khusus dan harus dilakukan di rumah sakit. Berbagai regimen

pengobatannya bervariasi, karena banyak percobaan pengobatan yang

masih terus berlangsung untuk menentukan pengobatan yang optimum.

b. Obat-obatan kombinasi lebih baik daripada pengobatan tunggal.

c. Jika dimungkinkan, maka pengobatan harus diusahakan dengan berobat

jalan.

d. Daya tahan tubuh penderita menurun karena sel leukemianya, demikian

pula karena obat-obatan, dan karena itu infeksi oleh organisme tertentu

dapat menjadi masalah, misalnya septicemia. Organisme yang sering

ditemukan adalah stafilokokus, pneumocystis carinii, jamur dan

sitomegalovirus.

15

Page 19: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Leukimia

Limfoblastik Akut

1. Pengkajiana. Data biografi pasien

Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada

usia lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.

b. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat,

sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.

2) Riwayat penyakit

Pada riwayat penyakit klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda

anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-tanda

leucopenia yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda

trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa. Kaji adanya

tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali,

splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal

ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar

monozigot.

4) Riwayat kebiasaan sehari-hari

Perbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.

5) Riwayat psikososial

a) Psikologi

Pada kasus ini biasanya klien dan keluarga takut dan cemas terhadap penyakit

yang diderita. Klien sangat membutukan dukungan dari keluarga dan perawat.

b) Sosial Ekonomi

Klien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan

tetangga disekitar rumahnya dengan adanya keluarga dan tetangga yang

membesuk serta klien hidup dalam keadaan ekonomi yang sederhana.

c. Data penunjang

16

Page 20: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Data laboratorium pada klien dengan leukemia :

Anemi normokrom normositer

Leukosit >15.000/mm3 (5000-10000/ mm3)

Sitogenik : kelainan pada kromosom 12, 13, 14, kadang-kadang pada

kromosom 6, 11

Hb  : 7,3  mg / dl ( N : 12.0 – 16.0 g/dL).

Trombosit : 100.000 (150.000-400.000/mm3)

SDP : 60.000/cm (50.000)

PT/PTT : memanjang

Copper serum : meningkat

Zink serum : menurun

d. Penatalaksanaan

Terapi dan obat yang diberikan pada klien dengan leukemia :

Transfusi bila perlu

Klorambusil

2. Diagnosa Keperawatana. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

c. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan

jumlah trombosit

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan

muntah

e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan

efek samping agen kemoterapi

f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau

stomatitis

g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia

h. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens

kemoterapi, radioterapi, imobilitas.

i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat

pada penampilan.

17

Page 21: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang

menderita leukemia (Simon, 2003).

3. Rencana Keperawatana. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

1) Tujuan : pasien bebas dari infeksi

2) Kriteria hasil :

Normotermia

Hasil kultur negative

Peningkatan penyembuhan

3) Intervensi

Pantau suhu dengan teliti (TTV)

Tempatkan klien dalam ruangan khusus

 Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk menggunakan

teknik mencuci tangan dengan baik

Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasive

Evaluasi keadaan klien terhadap tempat-tempat munculnya infeksi

seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi

Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik

Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia

Berikan antibiotik sesuai ketentuan

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

1) Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas

2) Kriteria hasil :

Klien tidak pusing

Klien tidak lemah

HB 12 gr/%

Leukosit normal

Tidak anemis

3) Intervensi :

Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk

berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari

18

Page 22: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan

Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan

atau dibutuhkan

Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Kolaborasikan pemasangan tranfusi darah

c. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan

jumlah trombosit

1) Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan

2) Kriteria hasil :

HB 12gr/%

Tidak anemis

3) Intervensi :

Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada

daerah ekimosis

Cegah ulserasi oral dan rectal

Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi

Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut

Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun,

denyut nadi cepat, dan pucat)

Hindari obat-obat yang mengandung aspirin

Ajarkan orang tua dan klien yang lebih besar ntuk mengontrol

perdarahan hidung

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan

muntah

1) Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume cairan, pasien tidak

mengalami mual dan muntah

2) Kriteria hasil :

Klien tidak lemah dan anemis

Turgor kulit baik

Mukosa bibir lembab, tidak sianosis

3) Intervensi :

Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi

Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi

19

Page 23: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Kaji respon klien terhadap anti emetic

Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat

Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering

Berikan cairan intravena sesuai ketentuan

e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan

efek samping agen kemoterapi

1) Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral

2) Kriteria hasil :

Kesehatan oral klien baik

3) Intervensi :

Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral

Hindari mengukur suhu oral

Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari

yang dibalut kasa

Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau

tanpa larutan bikarbonat

Gunakan pelembab bibir

Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil

Berikan diet cair, lembut dan lunak

Inspeksi mulut setiap hari

Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan

Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu

magnesia

Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan

Berikan analgetik

f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau

stomatitis

1) Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat

2) Kriteria hasil :

Klien tidak pucat

Klien tidak anemis

20

Page 24: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Mukosa bibir lembab

Nafsu makan meningkat

Bb meningkat

3) Intervensi :

Dorong klien  untuk tetap rileks saat makan

Izinkan klien  memakan semua makanan yang dapat ditoleransi,

rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera

makan klien meningkat

Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu

bubuk atau suplemen yang dijual bebas

Izinkan klien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan

Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering

Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient

Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep

g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia

1) Tujuan : klien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat

yang dapat diterima klien

2) Kriteria hasil :

Skala nyeri 3

3) Intervensi :

Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5

Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non

invasif, alat akses vena

Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran

Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat

Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur

h. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia

1) Tujuan : klien mampu mempertahankan integritas kuli

2) Kriteria hasil :

Klien bersih

Klien merasa nyaman

3) Intervensi :

Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan

daerah perianal

21

Page 25: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Ubah posisi dengan sering

Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan

Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker

Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang

kering

Dorong masukan kalori protein yang adekuat

Anjurkan memilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang

teradiasi

i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat

pada penampilan.

1) Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif

2) Kriteria hasil :

Keluarga tidak cemas

Klien memahami instruksi dari perawat

3) Intervensi :

Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar

matahari, angin atau dingin

Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih,

pendek dan halus

Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan

mungkin warna atau teksturnya agak berbeda

Dorong hygiene dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin ,

misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik

j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang

menderita leukemia 

1) Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang

prosedur diagnostik atau terapi

2) Kriteria hasil :

Klien dan keluarga bisa memahami prosedur yang disampaikan

perawat

Klien dan keluarga tidak cemas

3) Intervensi :

Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada klien

22

Page 26: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari

staff

Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam

membantu klienmenjalani kehidupan yang normal

Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai

kehidupan kliensebelum diagnosa dan prospek klien untuk bertahan

hidup

Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka

memberitahu klien tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap

pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan

Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan

yang ada

23

Page 27: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

BAB III

ASKEP PADA AN.F DENGAN LEUKIMIA

LIMFOBLASTIK AKUTA. Pengkajian

1. Identitasa. Klien

- Nama : An. F

- Umur : 8 tahun 6 bulan

- Jeniskelamin : Perempuan

- Pendidikan : TK

- Agama : Islam

- Pekerjaan : -

- Alamat : Jalan P. Ternate rayablok XI no.

7 Rt 01/18 Aren Jaya Bekasi Timur

- No. RM : 162553

- DiagnosaMedik : ALL

- Tanggalmasuk : 01 Juni 2014

- Tanggalpengkajian : 03 Juni 2014

1. PenanggungJawab- Nama :- Umur : 42 Tahun- JenisKelamin :Perempuan- Pendidikan : SMA- Agama : Islam- Pekerjaan :IbuRumahTangga- Alamat :Jalan P. Ternate rayablok XI no. 7 Rt 01/18 Aren Jaya

Bekasitimur- Hubungankeluarga :Ibu

A. KeluhanUtama

Ibuklienmengatakankliensudah 4 haritidak BABdansetiapselesaikhemoterapyklienmengalamisariawanB. RiwayatKesehatanSekarang

Page 28: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Ibuklienmengatakanmengetahuiklienmenderita ALL padabulanOktober 2013 padasaatituibuklienmengirabahwaklienmengalami DHF, saatperiksaternyataklienmengalami ALL, namunsaatmengetahuinyaklientidaklangsungdirawat.PadabulanJanuari 2014klienmengalamidemam, mualdanmuntahdanorangtuaklienmemutuskanuntukmembawaklienke UGD RS.KankerDharmais, karenaklienmengalamikejangakhirnyaklien di rawat di ruang HCU, di Ruang HCU klienmengalamipenurunankesadarandanmasukkeruang ICU selama 2 hari 2 malam. Setelahkeadaanumumstabilklien di pindahkankeruang HCU untukdilakukanobservasi, beberapa jam kemudiankliensadar.Lalusetelah di observasilebihlanjutkeadaanumumklienstabildankesadaranklienmulaimembaikklien di pindahkankeruangrawatanak.

C. RiwayatKesehatanDulu

Klienmengalami down syndrome sejaklahirlalukeluargamemtuskan, klienmengikutiterapiuntukpertumbuhandanperkembangannya.BulanOktober 2013 Ibuklienmengatakanpertama kali mengetahuiklienmenderita ALL,padasaatituibuklienmengirabahwaklienmengalami DHF, namunsaatmengetahuinyaklientidaklangsungdirawat.PadabulanJanuari 2014klienmengalamidemam, mualdanmuntahdanorangtuaklienmemutuskanuntukmembawaklienke UGD RS.KankerDharmais, karenaklienmengalamikejangakhirnyaklien di rawat di ruang HCU, di Ruang HCU klienmengalamipenurunankesadarandanmasukkeruang ICU selama 2 hari 2 malam.

D. RiwayatKesehatanKeluarga

Ibuklienmengatakan di dalamkeluargatidakada yang mengalamipenyakit yang samasepertiklien.

Genogram :

E. RiwayatTumbuhKembang

F. PemeriksaanFisik

25

Page 29: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

1. Tingkat Kesadaran- Kualitas : Compos mentis- Kuantitas :

ResponMotorik : 6

Responverbal : 5

ResponmembukaMata : 4 +

Jumlah: 152. Tanda-tanda vital

- Tekanandarah : 110/70 mmHg- Nadi : 60 x/menit- Respirasi : 20 x/menit- Suhu : 35,60C- BB : 24 Kg- TB : 125 cm- Lingkarkepala : 48 cm - Lingkar dada : 36 cm- LingkarLengan : 18,5 cm - Lingkarperut : 34 cm

3. PemeriksaanSistematisa. Pernapasan

Irama regular, tidakadaretraksi dada, napasspontan, suaranapasvesikuler, respirasi 20x/menit, lingkar dada 36 cm

b. Sirkulasi

Tidaksianosis, tampakpucat, CRT < 3detik, akralhangat, tidakadapembesarankelenjargetahbening

c. Neurologi

Kesadaran compos mentis, tidakadagangguanneurologis, bentukmatasimetris, konjungtivaanemis

d. Gastrointestinal

Klientidakmengalamimukositis/stomatitis, abdomen datar, tidakterjadiasites, bisingusus (+) tetapilemahsebanyak 3x/menit, klienkonstipasi4haribelum BAB, lingkarperut 34 cm.

e. Eliminasi

Kliendefekasimelalui anus, frekuensi 1 x/haritetapiselama di rawatbelum BAB, rektaltidakadalesi, pengeluaran urine spontan, klienmenggunakanpempers.

26

Page 30: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

f. Integumen

Tampakkulitpucat, kulitterabahangat, tidaktampakadanyalesi,

g. Musculoskeletal

Tidakadakelainantulang, gerakanbebastetapiklienmengalamipenyempitanpembuluhdarah kaki semenjak 5bulan laludanbaru 1 mingguinikliendapatberjalankembali,genetalia normal.

G. KebutuhanDasar1. Makandanminum

Makanan yang paling disukaiklienadalahayamgoreng, nafsumakanklienkurang,frekuensimakan 3x seharidenganjenismakanannasidanlaukpauk, klientidakmakanbuah, klientidakmemilikialergiterhadapmakananapapun, klienminum ± 5 gelas/hari.

2. PolaTidur

Klienjarangtidursiang, klientidurmalamdaripukul 21.00-06.00 tetapiklienseringterbanguntengahmalamuntukmemastikankehadiranorangtuanya, biasanyakliensebelumtidurbermain game terlebihdahulu.

3. Polakebersihandiri

Klienselama di rawat di RS mandihanya di lap olehibunyapadapagidan sore hari, klientidakgosokgigi, kuku klientampakbersihdanpendek

4. Aktivitasbermain

Klienbiasabermaindengantemansebayanyapadasaatmasihsekolah, sekarangklienseringbermainbersamaorangtuadankakakkandungnya

H. RiwayatPsikososial1. Status mental

Kliensadardanorientasibaik, klienmengalami down syndrome sejaklahir, klientidakpernahmengalamiperilakukekerasan

2. Status sosial

27

Page 31: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Hubungankliendengananggotakeluargabaik, klientinggalbersamakeluarga di rumahsendiri di daerahBekasi, di rumahklienseringbermaindengankakakkeduanya

3. Kebutuhanprivasikhusus

Klientidakadaprivasikhusus

4. Kepercayaanataubudaya / nilai-nilaikhusus yang perludiperhatikan

Ibuklienbersukujawadan ayah klienbersukuminang, klienberagama Islam, namuntidakadanilai-nilaikhusus yang perludiperhatikanberkaitandenganpenyakit yang dialamiklien.

I. SkriningGizi1. Antropometri

TinggiBadan :125 cm

BeratBadan : 24 kg

BeratbadansebelummasukRS : 25 kg

- Lingkarlenganatas : 18,5 cm - Lingkar dada : 36 cm- Lingkarperut : 34 cm - Lingkarkepala : 48 cm

2. PemeriksaanLaboratorium

Tanggal02 Juni 2014

JenisPemeriksaan Hasil Rujukan Satuan

HematologiRutin

Hemoglobin 11,2 12,0-16,0 g/dL

Leukosit 1,52 5,0-10,0 103/µL

Trombosit 77 150-440 103/µL

Eritrosit 3,74 4,00-5,00 106/µL

Hematokrit 33,0 37-43 %

Kimia klinik

28

Page 32: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

FungsiHati

SGOT 32 0-32 u/L

SGPT 37 0-31 u/L

FungsiGinjal

UreumDarah 21 15-36 mg/dl

Kreatinindarah 0,51 < 0,95 mg/dl

J. Program Therapy

Therapy oral :

- Dexamethasone 3x1,2 mg- GMP 1x45 mg- Cetrizine 1x1 tab (malam)- Cefixime 2x1

Therapy parenteral :

- Insentron 3x4 mg

K. ResikoCedera/Jatuh

Klientidakmemilikiresikojatuh

L. SkriningNyeri

Klientidakmengeluhnyeri, skalanyeri 0

M. Status Fungsional

Klienmembutuhkanbantuansebagiandalammemenuhikebutuhandasarnya.

29

Page 33: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

N. KebutuhanEdukasi

Klienmembutuhkankebutuhanedukasikarenaklienmangalamihambatandalamkognitifdanmentalnya (Down Syndrome), tetapiklientidakmembutuhkanpenerjemahdalamkebutuhansehari-harinya, danuntukkebutuhanmembelajarannyaklienmembutuhkan stimulus tumbuhkembangdandiet&nutrisi.

I. ANALISA DATA

No. Data Senjang Etiologi Masalah

1.Ds :

- Ibuklienmengatakankliensudah 4 haritidak BAB

- Ibuklienmengatakanklientidaksukamakanbuah

Do :- Bisingususterdengarle

mah- Bisingusus 3x/ menit- Lingkarperut 34cm

ALL

Prosedur therapy

Therapy oral

Side effect therapy

Konstipasi

Konstipasi

2.Ds :

Do :

- Trombosit : 77.000

Factor predisposisi

Mutasi somatic selinduk

Poliferasiselmudadalamsumsumtulang

Selleukimiameningkat

ResikoPendarahan

30

Page 34: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Inhibisieritropoiesis normal

Trombositopenia

Resikopendarahan

3.Ds :

- Ibuklienmengatakanklienmakannyahanyasedikit, terutamasetelahkemotherapykarenaklienakanmengalamisariawan

Do :

- Porsimakanklientidakhabis

- Beratbadanklienturun 1 kg dari 25kg menjadi 24kg

ALL

Prosedur therapy

Kemotherapy

Side effect kemo

Stomatitis

Tidaknafsumakan

Perubahannutrisikurangdarikebutuhantubuh

4.Ds :

Do :

- Leukosit : 1520

Factor predisposisi

Mutasi somatic selinduk

ResikoInfeksi

31

Page 35: Makalah Keperawatan Komprehensif Asuhan

Poliferasiselmudadalamsumsumtulang

Selleukimiameningkat/menurun

Leukositosis/ leukopenia

Resikoinfeksi

32