61
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Usia Produktif Dengan Masalah Tuberculosis Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community, Fammily and Geriatric Nursing Disusun oleh: KELOMPOK 9 Apriani (SA10007) Dessy Angghita (SA10017) Samuel Kristian Minar (SA100 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah ini merupakan tugas mata kuliah keperawatan komunitas .

Citation preview

Page 1: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Usia Produktif Dengan Masalah Tuberculosis

Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community, Fammily and Geriatric Nursing

Disusun oleh:

KELOMPOK 9

Apriani (SA10007)

Dessy Angghita (SA10017)

Samuel Kristian Minar (SA100

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2013

Page 2: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana berkat Rahmat dan

Hidayah-Nya Makalah mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Usia

Produktif dengan Masalah Tuberculosis dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa terselesaikannya tugas ini, tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ns. Roselina Tambunan, M.Kep., Sp.Kom selaku koordiantor dan

dosen mata kuliah Community Fammily and Geriatric Nursing yang selalu

memberikan arahan dan bimbingan selama perkuliahan berlangsung.

2. Ibu Ns. Anni Sinaga M.Kep selaku dosen mata kuliah Community

Fammily adn Geriatric Nursing yang selalu memberikan arahan dan

bimbingan selama perkuliahan berlangsung.

3. Ibu Ns. Windy Asih, MNg selaku dosen mata kuliah Community Fammily

and Geriatric Nursingyang selalu memberikan arahan dan bimbingan

selama proses perkuliahan berlangsung.

4. Seluruh anggota kelompok 9 yang telah bekerjasama dengan baik dalam

menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari akan berkembangnya ilmu pengetahuan yang tidak pernah

berhenti, karena itu kami menerima semua saran dan kritik guna untuk

memperbaiki di masa mendatang.

Bandung, 3 April 2013

Kelompok 9

i

Page 3: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

1.2.1 Tujuan Umum....................................................................................2

1.2.2 Tujuan Khusus...................................................................................2

1.3 Metode Penulisan......................................................................................3

BAB IIPEMBAHASAN..........................................................................................4

2.1 Konsep Asuhan Keperawan Komunitas....................................................4

2.2 Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keluarga.............................11

2.3 Konsep Tuberculosis...............................................................................11

2.3.1 Definisi.............................................................................................11

2.3.2 Etiologi.............................................................................................12

2.3.3 Manifestasi Klinis............................................................................13

2.3.4 Klasifikasi Diagnostik Tubeculosis..................................................14

2.3.5 Penatalaksanaan...............................................................................15

2.3.6 Pencegahan Transmisi dalam Lingkungan Perawatan.....................17

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tuberculosis................18

2.4.1 Pengkajian........................................................................................18

2.4.2 Analisa Data.....................................................................................22

2.4.3 Diagnosa Keperawatan....................................................................24

2.4.4 Penetapan prioritas masalah.............................................................24

2.4.5 Rencana Asuhan Keperawatan.........................................................25

ii

Page 4: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

BAB IIIPENUTUP................................................................................................36

3.1 Simpulan..................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................37

iii

Page 5: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Smeltzer&Bare (2001),tuberkulosisadalahpenyakit infeksiusyang

mengenaiparenkimparuyangdisebabkanolehbasil mycobakterium

tuberkulosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis mengenai paru meskipun

dapat mengenai organ lainnya. Pengobatan tuberkulosisyang

efektifsudahtersediatapisampaisaatinituberkulosis

masihtetapmenjadimasalahutama kesehatandunia.Haltersebut

ditunjukkandaridata,kurang lebih1/3pendudukduniaterinfeksioleh

mycobacteriumtuberkulosisserta pada tahun1998ada 3.617.047kasus

tuberkulosisyangtercatat di seluruh dunia. (Zulkifl A &Asril B, 2006).

Kasus tuberkulosis sebagian besar terjadi di negara-negara

berkembang,dan98%terjadikematiandiantaramereka 75%berada pada usia

produktif yaitu 20-49 tahun. Karena penduduk yang padat dan

tingginyapravelensimakalebihdari65% kematianmunculdarikasus

tuberkulosis di Asia (Zulkifl A &AsrilB, 2006).

Semenjak tahun 2000, tuberkulosis telah dinyatakan oleh WHO sebagai

remerging disease, karena angka kejadian tuberkulosis yang

dinyatakanmenurunpada tahun1990-ankembalimeningkat.Meskipun

demikian, untuk kasusdiIndonesiaangkakejadian tuberkulosis tidak pernah

menurun.

Berdasarkan SurveiKesehatan RumahTangga (SKRT) 2001

estimasiprevalensiangka kesakitandiIndonesia sebesar 8per1000 penduduk

berdasarkan gejala tanpa pemeriksaan laboratorium. Berdasarkanhasil

SurveiKesehatan RumahTangga(SKRT) tahun2001,

TBCmendudukirangking ketigasebagaipenyebabkematian(9,4%dari

totalkematian) setelahpenyakitsistemsirkulasidansistempernafasan. Hasil

survei prevalensituberkulosis diIndonesiatahun 2004 menunjukkan

1

Roselina, 10/04/13,
Cek penulisan
Page 6: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

bahwaangkaprevalensi tuberkulosis Basil Tahan Asam (BTA)positif

secaranasional 110 per100.000 penduduk (Depkes RI, 2002).

Faktor yang memudahkan timbulnya TBC umumnya berhubungan dengan

keadaan ekonomi yangkurang, pemahaman kurang sehat dengan penghuni

terlalu padat, makanan kurang bergizi dan kurangnya kesadaran dalam

menjaga kebersihan lingkungan. Kurangnya pengetahuan tentang gejala dan

bahaya TBC serta ketidakmauan masyarakat untuk melaporkan adanya tanda

dan gejala membuat program pemberantasan mengalami hambatan dalam

pelaksanaannya. Khusunya bagi kelurga yang didalamnya ada salah satu

anggota keluarga menderita TBC enggan melakukan pemeriksaan dan

pengobatan karena malu.

Sasaran utama asuhan keperawatan di komunitas adalah keluarga. Keluarga

merupakan unit pelayanan dalam kesehatan, karena masalah kesehatan saling

berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesama anggota keluarga sehingga

akan mempengaruhi pula sekitarnya atau masyarakat keseluruhan. Usaha

keperawatan memegang peranan penting dalam membantu proses

penyembuhan, mencegah terulangnya penyakit, menghindari penularan serta

mencegah komplikasi lebih lanjut.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami konsep dan megaplikasikan dalam

asuhan keperawatan keluarga di komunitas dengan masalah yang

terjadi pada usia prokduktif yaitu Tuberculosis serta mampu

merumuskan prinsip-prinsip pengelolaan asuhan keperawatan

komunitas pada keluarga yang mengalami tuberculosis.

1.2.2 Tujuan Khusus

Pada akhir penyelesaian makalah ini di harapakan mahasiswa

mampu:

1. Memahami konsep asuhan keperawatan keluarga di komunitas.

2

Roselina, 10/04/13,
penulisan
Page 7: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

2. Memahami konsep dasar tentang Tuberculosis

3. Melakukan pengkajian pada keluarga yang mengalami

tuberculosis.

4. Menegakkan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan

masalah tuberculosis.

5. Membuat rencana tindakan berbasis keluarga dengan masalah

tuberculosis.

1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah

pola deskripsi, yakni mengambarkan, memaparkan serta menjelaskan kembali

apa yang telah kami dapat dan telah kami pelajari sebelumnya dari berbagai

sumber yang telah kami padukan menjadi satu rangkaian berdasarkan hasil

pemikiran kelompok agar para mahasiswanya dapat mengerti dan memahami

tentang salah satu mata kuliah yang kami sajikan.

3

Page 8: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Asuhan Keperawan Komunitas

Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien

dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan

penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima

tahapan :

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang

bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang perlu

dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :

a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri:

umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,

keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.

b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :

a) Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan,

sirkulasi dan kepadatan.

b) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan

untuk meningkatkan pengetahuan.

c) Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah

tidak menimbulkan stress.

d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah

cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat

pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.

e) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini

gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah

terjadi.

f) System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat

dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan

4

Roselina, 10/04/13,
Sumber Harus Jelas, Tahun berapa?
Page 9: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya televisi,

radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.

g) Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan

apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah

UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang

diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis

makanan sesuai status ekonomi tersebut.

h) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan

apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini

hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.

c. Status kesehatan komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital

statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR,

serta cakupan imunisasi.

2. Diagnosa Keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data

Diagnosis keperwatan keluarga yang dikembangkan adalah diagnosis

tunggal yang hampir serupa dengan diagnosis keperawatan di rumah sakit.

Diagnosis keperawatan keluarga terdiri dari tiga komponen, yaitu masalah,

etiologi serta tanda dan gejala. Etiologi untuk diagnosis keperawatan

keluarga adalah salah satu dari lima tugas keluarga yang paling dominan

menyebabkan masalah keperawatan tersebut. Sebagai contoh, resiko

gangguan tumbuh kembang pada balita X berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang dalam

merawat anggota keluarga.

Diagnosis keperawatan keluarga dapat bersifat potensial, resiko, atau

aktual. Diagnosis keperawatan keluarga yang bersifat potensial merupakan

diagnosis bahwa keluarga tersebut memiliki potensial yang memadai

untuk berkembang lebih baik. Jadi, diagnosis keperawatan keluarga yang

bersifat potensial merupakan suatu keadaan perkembangan keluarga

kearah sejahtera.

5

Page 10: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, seorang

perawat keluarga harus mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan

keperawatan. Tiga kelompok besar dalam tipologi masalah kesehatan

keluarga adalah sebagai berikut.

1. Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan

terjadinya penyakit, kecelakaan, dan kegagalan dalam mencapai

potensi kesehatan. Yang termasuk ancaman kesehatan adalah sebagai

berikut.

a. Penyakit keturunan

b. Keluarga atau anggota yang mengidap penyakit menular

c. Keadaan yang menimbulkan stress

d. Kekurangan atau kelebihan gizi

e. Kebiasaan yang merugikan kesehatan

2. Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan memantapkan kesehatan

3. Situasi kritis adalah kondisi saat individu atau keluarga banyak dituntut

untuk menyesuaikan diri, termasuk juga dalam hal sumber daya

keluarga. Yang termasuk situasi kritis adalah perkawinan, kehamilan,

persalinan, masa nifas, menjadi orang tua, penambahan anggota

keluarga, abortus anak masuk sekolah, kehilangan pekerjaan, kematian

anggota keluarga, dan pindah rumah. Macam-macam kondisi kritis

adalah sebagai berikut.

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan karena

masalah-masalah berikut.

a) Kurang pengetahuan atau tidak mengetahui fakta

b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui

c) Sikap dan falsafah hidup

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat karena hal-hal sebagai berikut.

a) Keluarga tidak memahami dan mengenal sifat dan luasnya

masalah

b) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol

6

Page 11: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

c) Keluarga tidak sanggup memecahkan karena kurangnya

pengetahuan dan sumber daya keluarga

d) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau

e) Keluarga tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa

pilihan

c. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit karena hal-

hal berikut.

a) Tidak mengetahui keadaan penyakit

b) Tidak mengetahui tentang perkembangan penyakit yang

dibutuhkan

c) Perilaku yang mementingkan diri sendiri

d) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk

perawatan

e) Sikap negative terhadap anggota yang sakit

d. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anggota keluarga

karena hal-hal berikut.

a) Sumber dari keluarga tidak cukup

b) Kurang mampu memelihara keutungan dan manfaat dari

pemeliharaan lingkungan rumah

c) Konflik personal dalam keluarga

d) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit

e) Sikap dan pandangan hidup

e. Ketidakmampuan meggunakan sumber di masyarakat untuk

memelihara kesehatan karena hal-hal sebagai berikut.

a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada

b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh

c) Rasa takut akibat dari tindakan

d) Fasilitas yang diperlukan tidak terjangkau

e) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat

7

Page 12: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

3. Perencanaan (Intervensi) Keperawatan

Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa

yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap

perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk

mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis

keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana

pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan

dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan

sumber atau potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.

Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan

sebagai berikut :

a. Tahap persiapan

Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan

cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan

bekerjasama dengan masyarakat.

b. Tahap pengorganisasian

Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk

menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.

Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan

yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk

menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan

masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan

kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan

di wilayahnya.

c. Tahap pendidikan dan latihan

a) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat

b) Melakukan pengkajian

c) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan

d) Melatih kader

8

Page 13: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

e) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat

d. Tahap formasi kepemimpinan

e. Tahap koordinasi intersektoral

f. Tahap akhir

Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk

mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan

kelompok kerja kesehatan lebih lanjut. Untuk lebih singkatnya

perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut :

a) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi

b) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik

c) Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui

pemeriksaan fisik dan laboratorium

d) Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan

lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan

e) Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

4. Implementasi Keperawatan

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah

direncanakan yang sifatnya:

a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,

mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan

kesehatan.

b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang

gizi.

c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya

kebutuhan komunitas.

d. Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat

pencegahan, yaitu sebagai berikut :

a) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan

pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara

umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh:

9

Page 14: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam

kesehatan keluarga.

b) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat

terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan

masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada

diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit,

Contoh: Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak,

memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan

seperti mata, gigi, telinga, dll.

c) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian

individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari

ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang

mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk

melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan

dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk

memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas

adalah :

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target

pelaksanaan.

b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan,

peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.

c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan

penggunaannya serta keuntungan program.

d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau

masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.

e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan

tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

10

Page 15: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

2.2 Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keluarga

Setiadi(2008) mengatakandalampemberianasuhan keperawatan kesehatan

keluarga,adabeberapaperananyang dapatdilakukanoleh perawat antaralain

adalah:

1. Pengenal kesehatan (health monitor)

2. Perawatmembantukeluarga untukmengenalpenyimpangandari

keadaannormaltentangkesehatannyadenganmenganalisa datasecara

objektifserta membuatkeluargasadarakanakibatmasalahdalam

perkembangan keluarga.

3. Pemberianpelayananpadaanggotakeluargayang sakit,dengan memberikan

asuhan keperawatan kepada anggotakeluargayangsakit

4. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan

kesehatan keluarga, yaituberperandalammeng

5. koordinirpelayanankesehatan keluaragabaik secaraberkelompok maupun

individu.Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan

itu mudah dijangkauolehkeluarga danmembantumencarikanjalan

pemecahannya.

6. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak

sehat menjadi perilaku sehat.

2.3 Konsep Tuberculosis

2.3.1 Definisi

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

Mycobakterium Tuberculosa yang merupakan bakteri batang tahan asam,

dapat merupakan organisme patogen atau saprofit (Sylvia Anderson,

1995:753).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parekim

paru (Bruner dan Suddart. 2002 : 584).

11

Page 16: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

Tuberkulosis adalah contoh lain infeksi saluran nafas bawah. Penyakit ini

disebabkan oleh mikrooganisme Mycobacterium tuberculosis (Elizabeth J.

Corwn, 2001 : 414).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

mycobakterium tuberkulosa gejala yang sangat bervariasi (FKUI

2001;472).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimmpulkan tuberkulosis adalah

suatu penyakit infeksi pada saluran nafas bawah yang menular disebabkan

mycobakterium tuberkulosa yaitu bakteri batang tahan asam baik bersifat

patogen atau saprofit dan terutama menyerang parenkim paru.

2.3.2 Etiologi

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

mycobakterium tuberculosis, kuman batang tahan asam ini dapat

merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa

mikobakteria patogen, tetapi hanya starin bovin dan human yang patogenik

terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 um,

ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.

Di dalam jaringan kuman hidup sebagai parasit intra seluler yakni dalam

sitoplasma makrofag. Sifat lain kuman ini adalah aerob, sifat ini

memungkinkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi

kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apikal

paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lain sehingga bagian apikal ini

merupakan predilaksi penyakit tuberkulosis.

Faktor predisposisi penyebab penyakit tuberkulosis antara lain ( Elizabeth

J powh 2001: 414)

1. Mereka yang kontak dekat dengan seorang yang mempunyai TB aktif

2. Individu imunosupresif (termasuk lansia, pasien kanker, individu

dalam terapi kartikoteroid atau terinfeksi HIV)

3. Pengguna obat-obat IV dan alkoholik

12

Page 17: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

4. Individu tanpa perawatan yang adekuat

5. Individu dengan gangguan medis seperti : DM, GGK, penyimpanan

gizi, by pass gatrektomi.

6. Imigran dari negara dengan TB yang tinggi (Asia Tenggara, Amerika

Latin Karibia)

7. Individu yang tinggal di institusi (Institusi psikiatrik, penjara)

8. Individu yang tinggal di daerah kumuh

9. Petugas kesehatan

2.3.3 Manifestasi Klinis

Adapun gejala-gejala klinis pada penderita tuberkulosa dapat bermacam-

macam atau malah tanpa keluhan sama sekali. Keluhan yang terbanyak

adalah (Suparna, dkk IPD jilid II, 1991) :

a. Demam

Biasanya sub febris menyerupai demam influenza tapi kadang-kadang

panas badan dapat mencapai 40-41oC. Serangan demam pertama dapat

sembuh kembali, begitu seterusnya hilang timbul, sehingga pederita

malas tidak pernah berobat dari serangan demam influenza. Keadaan ini

sangat dipengaruhi daya tahan tubuh penderita dan berat ringannya

infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.

b. Batuk

Gejala ini banyak ditemukan. Bentuk terjadi karena adanya iritasi pada

brinnchus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk

radang. Sifat batuk mulai dari yang kering, kemudian setelah timbul

peradangan menjadi produktif. Keadaan ini yang lanjut adalah berupa

batuk darah (haemaptoe) karena terdapat permbuluh-pembuluh darah

yang pecah.

c. Sesak Nafas

13

Page 18: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas,

sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana

inflasinya sudah setengah bagian paru-paru.

d. Nyeri Dada

Gejala ini jarang ditemukan, nyeri dada timbul bila infiltrasi radang

sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

e. Malaise

Penyakit tuberkulosis radang yang menahun, gejala malaise sering

ditemukan, anoreksia makin kurus (BB menurun), sakit kepala,

meriang, nyeri otot, keringat malam.

2.3.4 Klasifikasi Diagnostik Tubeculosis

1. TB Paru

a. TBA mikroskopis langsung (+) atau biakan (+), kelainan foto

thorax menyokong TB, dan gejala klinis sesuai TB.

b. TBA mikroskopis langsung atau biakan (-), tetapi kelainan

rontgen klinis sesuai TB dan memberikan perbaikan pada

pengobatan awal anti TB (initial therapy).

2. TB paru tersangka

Diagnosa pada tahap ini bersifat sementara sampai hasil pemeriksaan

BTA didapat (paling lambat 3 bulan). Pasien dengan BTA mikroskois

langsung (-) atau belum ada hasil pemeriksaan atau pemeriksaan

belum lengkap, tetapi kelainan rontgen dan klinis sesuai TB paru.

Pengobatan anti TB harus dimulai.

3.Bekas TB (tidak sakit)

Ada riwayat TB pada pasien dimasa lalu dengan atau tanpa

pengobatan atau gambaran rontgen normal atau abnormal tetapi stabil

pada foto serial dan sputum BTA (-). Kelompok ini tidak perlu diobati.

14

Page 19: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

2.3.5 Penatalaksanaan

1. Medik

Pengobatan tuberkulosis terutama pemberian obat antimikroba dalam

jangka waktu lama. Obat-obat ini juga dapat digunakan untuk

mencegah timbulnya penyakit klinis pada seorang yang sudah

terjangkit infeksi.

Penderita tuberculosis dengan gejala klinis harus mendapat minimum

dua obat untuk mencegah timbulnya strain yang resisten terhadap

obat. Kombinasi obat-obat pilihan adalah ioniazid (hidradzid asam

isonikotinat = INH) dengan (EMB) atau rifampisin (RIF). Dosis lazim

INH untuk orang biasanya 5 – 10 mg/kg berat badan atau sekitar

300/mg/hari, EMB, 25mg/kg selama 60 hari, kemudian 15 mg/kg,

RIF, 600 mg sekali sehati. Efek samping Etambutol adalah neuritis

retrobular disertai penurunan ketajaman penglihatan, uji ketajaman

penglihatan dianjurkan setiap bulan agar keadaan tersebut dapat

diketahui. Efek samping INH yang berat jarang terjadi, komplikasi

yang berat adalah heatitis. Resiko hepatitis sangat rendah pada

penderita dibawah usia 20 tahun dan mencapai puncaknya pada

mereka yang berusia 50 tahun keatas. Disfungsi hati ringan, seperti

terbukti dengan peningkatan aktivitas serum amino transferase,

ditemukan pada 10 – 20 % kasus yang mendapat INH. Waktu minimal

terapi kombinasi 18 bulan sesudah konvensi biakan sputum menjadi

negatif. Sesudah itu msih harus dianjurkan terapi dengan INH saja

selama satu tahun

Baru-baru ini CDC dan America Thoracic Society (ATS)

mengeluarkan pernyataan mengenai rekomendasi kemoterapi jangka

pendek bagi penderita tuberkulosis dengan riwayat tuberkulosis paru

yang tidak diobati sebelumnya. Rekomendasi lama pengobatan 6 atau

9 bulan berkaitan dengan rejimen yang terdiri dari INH dan RIF

(tanpa atau dengan obat-obat lainnya), dan hanya diberikan pada

15

Page 20: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

pasien tuberkulosis paru tanpa komplikasi, isalnya : pasien tanpa

penyakit lain seperti diabetes, silikosis atau kanker.

Pada fase pertama pengobatan pengobatan 6 bulan mendapat rejimen

harian yang terdiri dari INH, RIF dan pirazinamid untuk sekurang-

kurangnya 2 bulan, obat-obat ini dapat juga ditambah dengan

streptomisin atau EMB bila diduga terdapat resistensi terhadap INH.

Pada fase kedua diberikan INH dan RIF setiap hari dua kali seminggu

dalam 4 bulan.

Rejimen 9 bulan terdiri dari pemberian INH dan RIF setiap hari

selama 1 atau 2 bulan, diikuti pemberian INH dan RIF tiap hari atau

dua kali seminggu selama 9 bulan. Seperti rejimen 6 bulan,

streptomisin dan EMB harus diberikan diawal pengobatan bila diduga

ada resistensi terhadap INH.

Ada orang dewasa, dosis terapi lazim setiap hari biasanya 300 mg

INH dan 600 mg RIF. Setelah fase permulaan dengan komoterapi

yang berlangsung 2 minggu sampai 2 bulan, dokter dapat memberikan

pengobatan dua kali seminggu. Dosis Inh dua kali seminggu adalah 15

mg/kg berat badan, sedangkan dosis RIF tetap 600 mg.

Meskipun rekomendasi pengobatan jangka pendek juga sesuai untuk

anak-anak, tetapi data-data pemakaian RIF pada anak-anak masih

sangat terbatas. Pengurangan dosis INH sampai 10 mg/kg dan RIF

sampai 15 mg/kg pada anak-anak dapat mengurangi kemungkinan

terjadinya hepatotoksik.

2. Pembedahan

Peranan pembedahan dengan adanya OAT yang paten telah berkurang

indikasi pembedahan dibedakan menjadi indikasi mutlak dan indikasi

relatif.

a. Indikasi mutlak pembedahan

- Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat sputum tetap (+)

16

Page 21: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

- Pasien batuk darah masih tidak dapat diatasi dengan cara

konservatif

- Pasien dengan fistula bronkopleura dan enplena yang tidak dapat

diatasi secara konservatif

b. Indikasi relatif pembedahan

- Pasien dengan sputum negatif dan batuk-batuk darah berulang

- Kerusakan 1 paru atau lubus dengan keluhan

- Sisa kavitas menetap

c. Prinsip Perawatan TBC Secara Umum

- Klien dengan penyakit tuberkulosis dapat dirawat di rumah

kecuali jika sudah terjadi komplikasi seperti tuberkulosis milier,

meningitis tuberkulosis, pleuritis, dan sebagainya.

- Kepada klien dan keluarga perlu dijelaskan salin kepatuhan

dalam pemberian obat, perlu juga memperbaiki keadaan

umumnya dengan memberikan makanan yang cukup bergizi.

- Klien harus cukup istirahat / bedrest

- Memperhatikan kebersihan lingkungan dan ventilasi rumah

harus cakup agar pertukaran udara berjalan dengan baik. Lebih

baik jika sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah, karena

akan membantu membasmi kuman. Perlengkapan tempat tidur

sebaiknya seminggu sekali dijemur dan alat tenunnya dicuci.

2.3.6 Pencegahan Transmisi dalam Lingkungan Perawatan

1. Indentifikasi dan pengobatan dini individu dengan tuberculosis aktif

(TB)

a. Pertahankan indeks kecurigaan TB yang tinggi untuk

mengidentifikasi kasus dengan cepat

b. Dengan cepat lakukan terapi efektif banyak obat anti TB

berdasarkan pada data klinis dan surveilensi obat.

2. Pencegahan penyebaran nuklei droplet infeksius dengan metoda

mengontrol sumber dan mengurangi kontaminasi mikroba diudara

dalam ruangan.

17

Page 22: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

a. Lakukan tindakan isolasi basil than asam (BTA) harus

menggunakan respiratoir partikulat disponsibel yang menempel

dengan sangat pas diwajah.

b. Lanjutkan tindakan pencegahan isolasi sampai terdapat bukti

klinis penurunan infeksius.

c. Individu yang memasuki ruangan isolasi BTA harus

menggunakan respirator partikulat disponsibel yang menempel

dengan sangat pas diwajah

d. Lanjutkan tindakan pencegahan isolasi sampai terdapat bukti

klinis penurunan infeksius yaitu batuk berkurang secara

substansial dan jumlah organisme pada smear sputum berikut

berkurang. Jika diduga dinyatakan adanya resistensi obat,

lanjutkan tindak kewaspadaan isolasi sampai smear sputum

menunjukkan negatif terhadap BTA.

e. Gunakan tindakan pencegahan khusus selama prosedur yang

merangsang batuk.

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tuberculosis

2.4.1 Pengkajian

a. Identifikasi data

1. Data Keluarga

Daftar nama anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah serta

alamat tinggal keluarga. Apabila ada yang tinggal dalam satu rumah

dengan penderita TBC maka orang tersebut berisiko tertular dua kali

lebih besar daripada orang yang tidak tinggal serumah dengan

penderita.

2. Komposisi Keluarga

Deilakukan pengidentifikasian penyakit TB di mulai dari anggota

keluarga yang ssudah dewasa kemudian diikuti anak sesuai dengan

urutan usia dari yang tertua di karnakan penyakit TB mudah menular

pada anggora keluarga.

18

Roselina, 10/04/13,
Sumber? Tahun /
Page 23: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

a) Umur penderita seringkali berasal dari usia produktif (15-50

tahun). Angka tertinggi pada wanita ditemukan 40-50 tahun

(doengoes, 1999)

b) Jenis kelamin, insiden tertinggi pada laki-laki kulit putih. Pada

wanita prevalensinya masih rendah dan meningkat juga lebih

sedikit dibandingkan laki-laki.

3. Tipe Keluarga

Garis keturunan atau silsilah keluarga dari tiga generasi apakah ada

yang menderita penyakit TB.

4. Latar Belakang Budaya

Status kesehatan yang buruk (alkoholisme, perokok), tinggal di

lingkungan yang padat penduduk dan kumuh, kebiasaan makan

sepiring berdua, penggunaan tempat pelayanan kesehatan secara

berkala.

5. Pola Spiritual

Agama yang dianut dalam keluarga dan kegiatan yang aktif diikuti.

6. Status Kelas Sosial

a) Penghasilan keluarga

Keluarga yang berpenghasilan kurang atau kepala keluarga yang

tidak mampu bekerja lagi, pendapatannya menurun dan akan

mempengaruhi dalam pemenuhan gizi keluarga, akibatnya daya

tahan tubuh anggota keluarga rendah sehingga kemungkinan

terserang TB sangat besar. Faktor yang mempengaruhi

kemungkinan seseorang menjadi penderita Tb adalah daya tahan

tubuh yang rendah.

b) Pendidikan

Keadaan ekonomi yang rendah sangat berkaitan dengan masalah

pendidikan, ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi

masalah yang mereka hadapi dan kurangnya pengetahuan

tentang masalah TB membuat keluarga tidak mampu merawat

19

Page 24: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

penderita baik yang mengakibatkan kondisi penyakit bertambah

buruk dan timbuk komplikasi.

7. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan keluarga, frekuensi

aktivitas anggota keluarga dan penggunaan waktu senggang secara

bersama-sama.

b. Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan setiap angggota keluarga dari usia bayi sampai

usia lanjut.

2. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Riwayat kesehatan dalam keluarga adakah keluarga yang pernah

menderita penyakit kronis, penyakit menular atau penyakit yang

sifatnya herediter misalnya diabetes, hipertensi, hepatitis serta

bagaimana perawatan dari keluarga dan pengobatan medis yang telah

diberikan.

c. Data Lingkungan

1. Krakterisitik Rumah

Lingkungan rumah yang kumuh, berdebu, kurang ventilasi,

penerangan yang kurang, keadaan kamar tidur yang pengap karena

sinar matahari tidak masuk, kasur yang tidak pernah di jemur

merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kuman tuberculosis

mudah menyebar dan menular.

2. Macam lingkungan tempat tinggal

Tinggal di tempat yang padat penduduk dan kumuh.

3. Karakteristik hubungan dengan tetangga

Biasaynya penderita TB cenderung merasa rendah diri dalam

pergaulan.

4. Mobilitas geografis keluarga

Statusrumah yang di huni keluarga apakah rumah sendiri atau

menyewa, sudah berapa lama tinggal di daerah tersebut dan pindah

dari daerah mana.

20

Page 25: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

5. Interaksi keluarga denganmasyarakat

a) Fasilitas sosial dan kesehatan

Fasilitas kesehatan yang tidak memadai dan tidak terjangkau

menjadi kendala dalam kelangsungan pengobatan penderita

TB.

b) Fasilitas transportrasi

Transportasi merupakan sarana yang penting dan sangat

diperlukan agar penderita mendapatkan pelayanan kesehatan

dengan segera. Ketiadaan sarana transportasi menjadikan

penderita enggan untuk datang ke pusat pelayanan kesehatan

sehingga memperburuk keadaan.

6. Sistem pendukung dalam keluarga

Dalam keberhasilan pengobatan TB diharapkan dari keluarga ada

yang menjadi pengawas minum obat.

d. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi

Menjelaskan cara berkomunikasi antar angggota keluarga, sistem

komnunikasi yang digunakan, efektif atau tidaknya komunikasi

dalam keluarga.

2. Struktur peran

Apakah anggota keluarga sudah menjalankan perannya dalam

keluarga dengan baik sesuai dengan fungisnya. Seorang penderita

TB akan mengalami perubahan kapasitas fisik dalam melaksanakan

peran.

3. Struktur kekuatan keluarga

Sejauh mana keluarga mampu mengambil keputusan dengan tepat

dalam masalah mengatasi TB yang ada di keluarga.

4. Nilai dan norma keluarga

Persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang terjadi di

keluarga dalam hal ini penyakit TB.

21

Page 26: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

e. Fungsi Keluarga

1. Fungsi perawatan kesehatan

a) Keluarga mengenal masalah kesehatan

b) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat

c) Keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga

yang sakit

d) Keluarga mampu memodifikasi dan memelihara lingkungan

untuk menunjang kesehatan.

e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan

yang ada.

2. Koping keluarga

a) Stresor yang sering muncul dalam keluarga

b) Respon keluarga terhadap stresor

c) Koping yang digunakan dalam menghadapai stresor

2.4.2 Analisa Data

Menurut data yang sering didapatkan di masyaratat, masalah kesehatan

yang muncul pada keluarga dengan tuberculosis yaitu ketidakmampuan

keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan keperawatan ada

5 yaitu:

1.Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah yang disebabkan

oleh:

a. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang TBC

b. Rasa takut terhadap akibatnya bila masalah diketahui

c. Sikap dan falsafah hidupnya yang sulit di hindari seperti

kebiasaan merokok, minum minuman keras atau yang

mengandung alkohol berlebihan.

2.Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan serta dalam

melakukan tindakan yang tepat tentang TBC berhubungan dengan:

a. Tidak memahami tentang beratnya sifat masalah seperti akibat

lanjut yang bisa ditimbulkan.

22

Page 27: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

b. Ketidakmampuan keluarga dalam memecahkan masalah karena

kurangnya pengetahuan dan sumber daya keluarga seperti latar

belakang pendidikan dan keuangan keluarga.

c. Kurangnya kepercayaan terhadap petugas kesehatan dan

kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan terhadap

masalah TBC.

d. Ketidakmampuan keluarga memilih tindakan diantara beberapa

alternatif perawatan dan pengobatan terhadap penyakit TBC

3.Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

berhubungan dengan:

a. Tidak mengetahui keadaan penyakit TBC misalnya tentang sifat

penyakit TBC, penyebab dan penyebaran penyakit TBC, tanda

dan gekjala yang menyertai penyakit TBC

b. Rasa takut terhadap akibat dari tindakan yang berkaitan dengan

sumber yang ada pada keluarga misalnya: keuangan dan keluarga

yang bertanggung jawab.

c. Kekurangan pengetahuan tentang prosedur perawatan penyakit

TBC

4.Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan rumah yang

dapat mempengaruhi TBC berhubungan dengan:

a. Kurangnya pengetahuan akan manfaat dan kuntungan dari

pemeliharaan lingkunga rumah

b. Kurangnya sumber daya keluarga misalnya, keuangan keadaan

fisik rumah yang kurang memenuhi syarat.

c. Kurangnya pengetahuanakan usaha pencegahan penyakit TBC

5.Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

untuk pengobatan dan konsultasi tentang TBC berhubungan dengan:

a. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada misalnya: posyandu,

puskesmas, dan rumah sakit.

b. Tidak memahami keuntungan memanfaatkan fasilitas yang ada

c. Rasa asing dan tidak ada dukungan dari keluarga

23

Page 28: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

2.4.3 Diagnosa Keperawatan

Beberapa Diagnosa keperawatan yang dapat diambil dalam keluarga

dengan kasus tuberculosis diantaranya:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan

pelayanan kesehatan

2. Risiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat lingkungan yang dapat mempengaruhi

kesehatan

3. Risiko perubahan nutrsisi kurang dari kebutuhan pada pendierita di

keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang menderita penyakit TB.

2.4.4 Penetapan prioritas masalah

Dalam suatu keluarga, perawat dapat menemukan masalah lebih dari satu dianosis

keperawatan keluarga. Oleh karena itu perawat perlu menentukan prioritas

terhadap diagnossis keperawatan keluarga yang ada dengan menggunakan skala

prioriras asuhan keperawatan keluarga. Prioritas masalah adalah penentuan

prioritas urutan masalah dalam merencanakan penyelesaian masalah keperawatan

melalui perhitungan skor.

24

Page 29: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

2.4.5 Rencana Asuhan Keperawatan

No. Dx. Kep.

keluarga

Tujuan Standar evaluasi Intervensi

Umum Khusus kriteria standar

1. Bersihan jalan

nafas tidak

efektif

berhubungan

dengan

ketidakmampua

n keluarga

merawat,

memodifikasi

lingkungan dan

memanfaatkan

pelayanan

kesehatan

Setelah

dilakukan 6x

pertemuan

dengan keluarga

diharapkan

keluarga mampu

merawat

memodifikasi

lingkungan dan

memanfaatkan

pelayanan

kesehatan

Setelah 6x30 m3nit,

keluarga dapat mencapai

5 tugas kesehatan

keluarga terkait dengan

masalah TB:

1. Setelah 2x30 menit

keluarga mampu

menganl masalah

TB dengan:

a. Menyebutkan

pengertian TB

Verbal/

kognitif

Tuberculosis adalah

penyakit infeksisus,

yang terutama

menyerang parenkim

paru (smeltzer,2001)

1.a.1 kaji pengetahuan keluarga tentang

TB.

1.a.2 Diskusikan dengan keluarga tentang

pengertian TB menggunakan lembar

balik.

1.a.3 Beri kesempatan kepada keluarga

untuk betanya hal-hal yang belum

jelas.

1.a.4 Motivasi keluarga untuk mengulangi

apa yang telah disampaikan.

1.a.5 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar.

b. Me

nyebutkan tanda

dan gejala TBC

Verbal/

kognitif

Tanda dan gejala TB

yaitu:

1. Batuk terus

1.b.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang

tanda dan gejala TB.

1.b.2 Diskusikan dengan keluarga tentang

25

Page 30: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

menerus dan

berdahak selama

3 minggu atau

lebih

2. Sesak nafas dan

nyeri dada

3. Berkeringat

dingin waktu

malam

4. Demam lebih dari

1 bulan

5. Nafsu makan

menurun

6. Batuk darah

tanda dan gejala TB dengan

menggunakan lembar balik.

1.b.3 Beri kesempatan kepada keluarga

untuk betanya tentang hal-hal yang

belum jelas.

1.b.4 Motivasi keluarga untuk mengulangi

apa yang telah disampaikan.

1.b.5 Beri reinforcement positif atas

jawaban yang benar

c. Menyebutkan

penyebab TB

Verbal/

kognitif

Tuberculosis

disebabkan oleh

mycobacterium

tuberkulosis, suatu

basil aerobik tahan

1.c.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang

penyebab TB

1.c.2 Diskusikan dengan keluarga

penyebab TB denganmenggunakan

lembar balik.

26

Page 31: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

asam yang ditulakan

melalui udara.

1.c.3 Beri kesempatan kepada keluarga

untuk bertanya hal yang belum jelas.

1.c.4 Motivasi keluarga untuk mengulangi

apa yang telah disampaikan.

2. Setelah 2x30 menit

pertemuan,

keluarga dapat

melakukan

tindakan yang

tepat dengan:

a. Menyebutkan

akibat lanjut dari

TB

Verbal/

kognitif

Akibat lanjut dari TB

adalah dapet menyebar

ke anggota tubuh lain

dan menyebabkan

batuk berdarah.

2.a.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang

akibat lanjut dari TB

2.a.2 Diskusikan dengan keluarga tentang

akibat lanjut dari TB.

2.a.3 Beri kesempatan kepada keluarga

untuk hal-hal yang belum jelas.

2.a.4 Motivasi keluarga untuk mengulangi

apa yang telah disampaikan.

2.a.5 Beri reinforment positif atas jawaban

yang benar.

b. Keluarga

mampu

mengambil

keputusan

untuk merawat

Afektif/

sikap

Pencegahan dan

penularan TB:

a. Anjurkan

penderita untuk

menutup mulut

2.b.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang

pencegahan dan penularan TB.

2.b.2 Diskusikan dengan keluarga tentang

pencegahan dan penularan TB

2.b.3 Beri kesempatan keluarga untuk

27

Page 32: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

anggota

keluarga yang

menderita TB

patu

saat batuk dan

bersin.

b. Membuang ludah

atau dahak pada

tempat tertutup.

c. Memeriksakan

anggota keluarga

yang lain apakah

terkena juga.

d. Makan makanan

yang bergizi

e. Memisahkan alat

makan, handuk

penderita.

menanyakan hal yang belum jelas.

2.b.4 Motivasi keluarga untuk mengulangi

apa yang telah disampaikan.

2.b.5 Beri reinforment positif untuk

jawaban yang benar.

3. Setelah 3x30 menit

pertemuan

keluarga mampu

merawat anggota

keluarga dengan

psikomotor Perawatan TB:

a. mengawasi anggota

keluarga yang sakit TB

untuk minum obat

secara teratur.

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang

cara perawatan.

2. Diskusikan dengan keluarga tentang

cara perawatan TB.

3. Beri kesempatan kepada keluarga

28

Page 33: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

TB b. mengetahui adanya

efek samping obat dan

merujuk bila

diperlukan.

c. memberi makanan

bergizi.

d. memberikan waktu

istirahat yang cukup.

Mengingatkan anggota

keluarga yang sakit

untuk memeriksakan

ulang dahak.

untuk menanyakan hal yang belum

jelas.

4. Motivasi keluarga untuk mengulangi

apa yang telah dijelaskan.

5. Beri reinforcement atas jawaban yang

benar.

4. Setelah 3x30 menit

keluarga dapat

memodifikasi

lingkungan untuk

penderita TB

Verbal/

kognitif

Lingkungan untuk

penderita TB:

a. Ventilasi cukup

b. Pencahayaan

sinar matahari

cukup

c. Tidak lembab

1. Anjurkan keluarga untuk sering

membuka jendela pada pagi hari agar

sirkulasi udara dapat di ganti dan sinar

matahari dapat masuk ke dalam

rumah.

2. Anjurkan keluarga untuk menjemur

tempat tidur 2 minggu sekali.

5. Setelah 3x30 menit Verbal/ Menjelaskan manfaat 5.a.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang

29

Page 34: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

pertemuan

keluarga mampu

memanfaatkan

fasilitas kesehatan.

a. Menyebutkan

manfaat fasilitas

kesehatan

kognitif fasilitas kesehatan

yang dapat digunakan

untuk mendapatkan

pengobatan TB.

manfaat fasilitas kesehatan.

5.a.2 Diskusikan dengan keluarga

tentang pelayanan kesehatan.

5.a.3 Anjurkan keluarga untuk periksa ke

pelayanan kesehatan.

b. Memanfaatkan

fasilitas

pelayanan

kesehatan

psikomotor Kunjungan keluarga ke

fasilitas kesehatan

untuk mendapatkan

pengobatan.

5.b.1 Tanyakan perasaan keluarga setelah

mengunjungi fasilitas kesehatan.

5.b.2 Motivasi keluarga memanfaatkan

pelayanan kesehatan untuk

kunjungan selanjutnya.

2. Risiko tinggi

penyebaran

infeksi

berhubungan

dengan

ketidakmampua

n keluarga

Setelah

dilakukan 6x

pertemuan

dengan

keluarga,

diharapkan

keluarga mampu

1. setelah 3x30 menit

pertemuan keluarga

dapat memenuhi

makanan yang bergizi

yang dibutukan oleh

tubuh terutama tinggi

kalori tinggi protein.

verbal a. Dapat

menyebutkan

pengertian

makanan

bergizi.

b. Dapat

menyebutkan

1. kaji pengetahuan keluarga tentang

makanan bergizi.

2. jelaskan kepada keluarga mengenai

makanan bergizi.

3. beri kesempatan kepada keluarga untuk

menyakan hal yang belum jelas

30

Page 35: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

dalam merawat

lingkungan yang

dapat

mempengaruhi

kesehatan.

memelihara

lingkungan yang

sehat.

makanan yang

tinngi protein

tinggi kalori

c. Dapat

mnyebutkan

manfaat

makanan bergizi

2. setelah 2x30 menit

pertemuan keluarga

mampu menyebutkan

beberapa syarat rumah

sehat

verbal Keluarga mampu

menyebutkan tiga

syarat rumah sehat,

1. Jelaskan kepada keluarga tentang rumah

yang sehat

2. motivasi keluarga untuk mengulangi hal

yang telah dijelaskan.

3. setelah 2x30 menit

pertemuan keluarga

mampu menyebutkan

dampat dari lingkungan

rumah yang tidak sehat.

verbal Keluarga mampu

menyebutkan 3

manfaat rumah yang

bersih

1. Jelaskan kepada keluarga tentang hal-hal

yang dapat terjadi akibat rumah yang kurang

sehat.

2. beri kesempatan kepada keluarga untuk

menanyakan hal yang belum jelas.

3. motivasi keluarga untuk mengulangi hal

yang telah dijelaskan.

4. setelah 2x30 menit afektif Keluarga mampu 1. Jelaskan dan demonstrasikan kepada

31

Page 36: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

pertemuan keluarga

mampu menjga

kebersihan rumah

dengan cara membuang

sputum dengan benar.

menjelaskan cara

membuang sputum

yang benar serta

membuat cairan

desinfektan sederhana.

keluarga cara membuang sputum dengan

benar.

2. motivasi keluarga untuk memakukan ulang

yang sudag di demonstrasikan.

5. setelah 2x30 menit

pertemuan keluarga

mampu membersihkan

lingkungan rumah

secara teratur.

psikomotor a. Membersihkan

rumah setiap hari

b. Membersihkan

kmar mandi

secara teratur.

1. diskusikan dengan keluarga tentang

pembagian tugas dalam menjaga kebersihan

rumah.

2. anjurkan kepada keluarga untuk membuka

jendela, tidak mengantung baju yang kotor.

3. Risiko

perubahan

nutrsisi kurang

dari kebutuhan

pada pendierita

di keluarga

berhubungan

dengan

ketidakmampua

n keluarga

Setelah

dilakukan 6x

pertemuan

keluarga mampu

memahami

tentang

perubahan

nutrisi pada

penderita TB

serta diitnya

1. setelah 2x30 menit

pertemuan keluarga

mampu mengenal

masalah yang berkaittan

dengan nutrisi:

a. mengenal kebutuhan

nutrisi yang diperlukan

tubuh dan menjelaskan

tujuan pemenuhan

nutrisi bagi tubuh.

Verbal/

kognitif

Nutrisi kurang dari

kebutuhan adalah

keadaan dimana

individu mengalami

atau mempunyai risiko

penurunan berat

badan. Oleh sebab itu

nutrisi harus tetap

terpenuhi sehingga

tidak terjadi penurunan

3.a.1 kaji pengetahuan keluarga tentang

kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan.

3.a.2 diskusikan dengan keluarga

mengenai nutrisi yang dibutuhkan

oleh tubuh.

3.a.3 Beri reinforcement positif atas

usaha keluarga

32

Page 37: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

merawat

anggota

keluarga yang

menderita

penyakit TB.

berat badan.

2. setelah 2x30

pertemuan keluarga

mampu mengambil

keputusan yang tepat

untuk mengatasi

kekurangn nurisi

dengan:

Mau memberikan menu

yang seimbang dalam

pemenuhan nutrisi

penderita

Kognitif Pada penderita TB

cenderung mengalami

berkeurangnya nafsu

makan oleh sebab itu

nutrisi harus tetap

terpenuhi agar tidak

terjadi perubahan

nutrisi kurang dari

kebutuhan.

1. Kaji kemampuan keluarga dalam

memberikan nutrsi yang tepat.

2. Diskusikan cara pemberian menu

seimbang.

3. Motivasi keluarga untuk memberikan

makanan dengan menu seimbang.

4. Berikan reinforcement positif atas

usaha keluarga.

3. setelah 2x30 menit

pertemuan keluarga

dapat merawat anggota

keluarga yang sakit

dalam pemenuhan

kognitif Keluarga mampu

memberikan menu diit

bagi penderita TB

dengan porsi penuh.

1. Kaji pengetahuan keluarga dalam

pemberian nutrisi sesuai dengan

kebutuhan tubuh.

2. Diskusiaka mengenai diit yang harus

33

Page 38: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

kebutuhan nutrisinya. disajikan.

3. Motivasi keluarga untuk

mendemonstrasikan cara menyajikan

diit dengan benar.

4. Berikan reinforcement positif atas

usaha yang telah dilakukan oleh

keluarga.

34

Page 39: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Keluarga merupakan unit pelayanan dalam kesehatan, karena masalah

kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesama anggota

keluarga sehingga akan mempengaruhi pula sekitarnya atau masyarakat

keseluruhan. Usaha keperawatan memegang peranan penting dalam

membantu proses penyembuhan, mencegah terulangnya penyakit,

menghindari penularan serta mencegah komplikasi lebih lanjut. Dlam

pelaksanaan asuhan keperawatan terutama mengenai kasus tuberculosis di

harapkan keluarga mampu mengal masalah yang terjadi di dalam keluarga

dan diharapakan keluarg mampu melakukan tindakan promotif dan preventif,

Keluarga juga harus berperan aktif dalam pelaksaan asuhan keperawatan yang

meliputi 5 tugas keluarga, yaitu: mengenal masalah kesehatan keluarga,

mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, dapat merawat

anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan bagi kesehatan dan

dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu juga dalam

memberikan perawatan kesehatan keluarga hendaknya memperhatikan aspek

sosial, ekonomi, pendidikan dan pengetahuan tentang tujuam yang

direncanakan akan tercapai sesuatu dengan tingkat aspek yang dimiliki

keluarga melalui diskusi bersama.

35

Page 40: Makalah Kelompok 9 Asuhan Keperawatan Usia Produktif Dengan TBC

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2007. Pedoman Nasioanl Penanggulangan Tuberkulosis, Edisi 2

Niluh gede Yasmin. 2004. Keperawatan Medikal Bedah: Klien Dengan Gangguan

Sistem Pernafasan. Jakarta: EGC

Kemenkes RI. 2011. Strategi Penanggulangan Pengendalian TB di Indonesia

2010-2014

Murwani. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga, Konsep dan Aplikasi Kasus:

Yogyakarta: Mitra Cendikia

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawan Keluarga, Edisi 1. Yogyakarta:

Graha Ilmu

36