38
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Filsafat pancasila merupakan hasil pemikiran bangsa Indonesia yang dipercaya dan diyaki oleh bangsa Indonesia sebagai nilai-nilai, norma-norma yang paling benar, paling adil, dan paling sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung pada pancasila telah ada sebelum terbentuknya bangsa Indonesia, hanya saja resmi lahir pada 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Filsafat Pancasila di dalam mengadakan pemikiran tidak hanya bertujuan untuk mencari kebenaran dan kebijaksanaan tetapi juga sebagai pedoman hidup sehari-hari agar dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

makalah kelompok 4.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah kelompok 4.doc

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Filsafat pancasila merupakan hasil pemikiran bangsa Indonesia

yang dipercaya dan diyaki oleh bangsa Indonesia sebagai nilai-nilai,

norma-norma yang paling benar, paling adil, dan paling sesuai dengan

karakter bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung pada pancasila telah

ada sebelum terbentuknya bangsa Indonesia, hanya saja resmi lahir pada 1

Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD

1945. Filsafat Pancasila di dalam mengadakan pemikiran tidak hanya

bertujuan untuk mencari kebenaran dan kebijaksanaan tetapi juga sebagai

pedoman hidup sehari-hari agar dapat mencapai kebahagiaan lahir dan

batin.

Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat

Indonesia, terkecuali bagi mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir

Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12

tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan

yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila kembali diuji ketahanannya, disadari atau tidak, baik oleh

penguasa ORLA, ORBA maupun Orde Reformasi, Pancasila hanya sebagai

simbol negara, kurang dimengerti, dihayati dan diamalkan sehingga sampai

saat ini cita-cita bangsa Indonesia belum tercapai. Oleh sebab itu Pancasila

sebagai dasar falsafah negara Indonesia harus diketahui oleh seluruh warga

negara Indonesia. Setiap warga negara harus memahami serta menjiwai

nilai-nilai yang terkandung pada sila-sila Pancasila untuk mencapai

kehidupan yang harmonis dan sejahtera serta memperkuat persatuan dan

kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

Page 2: makalah kelompok 4.doc

2

1.2 Rumusan masalah

Beberapa rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Apa pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat?

2. Apa inti sila pertama Pancasila?

3. Apa inti sila kedua Pancasila?

4. Apa inti sila ketiga Pancasila?

5. Apa inti sila keempat Pancasila?

6. Apa inti sila kelima Pancasila?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat.

2. Mengetahui inti sila pertama Pancasila.

3. Mengetahui inti sila kedua Pancasila.

4. Mengetahui inti sila ketiga Pancasila.

5. Mengetahui inti sila keempat Pancasila.

6. Mengetahui inti sila kelima Pancasila.

1.4 Manfaat

Beberapa manfaat makalah ini bagi pembaca diantaranya adalah

mengetahui inti kelima Sila Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung pada

setiap Sila Pancasila, sehingga pembaca dapat menjiwai Pancasila dan

menerapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 3: makalah kelompok 4.doc

3

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN UMUM FILSAFAT PANCASILA

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ‘Philos’ dan

‘Sophos’, menjadi ‘philosophia’. Philos berarti cinta atau teman, shopos

berarti bijaksana. Jadi philosophia atau filsafat berarti cinta kepada

kebijaksanaan atau pengetahuan. Seseorang ahli pikir disebut filosof, kata

ini dipakai oleh Henkleitos.

Pengetahuan bijaksana memberi kebenaran, orang, yang mencintai

pengetahuan bijaksana, karena itu yang mencarinya adalah orang yang

mencintai kebenaran. Tentang mencintai kebenaran adalah karakteristik

dari pada filosof dari dahulu sampai sekarang. Di dalam mencari

kebenaran kebijaksanaan itu, filosof mempergunakan cara dengan berpikir

sedalam-dalamnya (merenung). Hasil filsafat (berpikir sedalam-dalamnya)

disebut filsafat atau falsafah. Filsafat sebagai hasil berpikir sedalam-

dalamnya diharapkan merupakan suatu yang paling bijaksana atau setidak-

tidaknya mendekati kesempurnaan. Filosof ulung Prof. DR. M. J

Langeveld dalam bukunya (menuju kepemikiran filsafat), berpendapat

bahwa kita memasuki filsafat manakala kita memikirkan pernyataan

apapun juga secara radikal, yakni dari dasar sampai kepada

konsekuensinya yang terakhir dan secara sistematis, yakni dalam

penuturan yang logis dalam urutan dan saling hubungan yang bertanggung

jawab. Apa yang terbentuk dalam keseluruhan penuturan dan uraian

disebut filsafat. Filsafat terbentuk karena berfilsafat. Dapat disimpulakan

bahwa berfilsafat adalah mencari kebenaran, dari kebenaran tentang

sesuatu yang dipermasalahkan dengan berpikir secara sistematis radikal

dan universal.

Page 4: makalah kelompok 4.doc

4

Dan filsafat adalah system kebenaran tentang segala sesuatu yang

dipersoalkan sebagai hasil dari pada berpikir secara radikal, sistematis, dan

universal. Professor Langeveld membedakan antara filosof dan ahli

filsafat. Filosof adalah orang yang menghasilkan atau menciptakan karya

filsafat, dapat bicara tentang filsafat, membahas dan mengajarkan filsafat

(sarjana Filsafat) tetapi tidak menciptakan karya filsafat.

1. PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA

Filsafat pancasila adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-

dalamnya dari Bangsa Indonesia yang oleh Bangsa Indonesia yang

dianggap, dipercaya dan diyakini sebagaisesuatu (kenyataan, norma-

norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling

baik dan paling sesuai bagi Bangsa Indonesia.

Kalau dibedakan antara filsafat yang religius dan non-religius, maka

filsafat Pancasila tergolong filsafat yang religius. Ini berarti bahwa filsafat

Pancasila dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya

kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran

religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia,

termasuk kemampuan berpikirnya.

Dan kalau dibedakan filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti

praktis, filsafat Pancasila digolongkan dalam arti praktis. Ini berarti bahwa

filsafat Pancasila didalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya,

tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tidak sekedar

untuk memenuhi hasrat ingin tahu dari manusia yang tidak habis-habisnya,

tetapi juga dan terutama hasil pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila

tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (pandangan

hidup, filsafta hidup, way of life, Weltanschaung dan sebagainya); agar

hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik dunia maupun

akhirat.

Page 5: makalah kelompok 4.doc

5

2. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DI DALAM PANCASILA

1. Pengertian nilai

Nilai dalam bahasa Inggris disebut “value” adalah termasuk

pengertian filsafat.

Sesuatu dikat kan bernilai apabila sesuatu itu berguna, benar (nilai

kebenaran) inilah nilai sintesis, baik (nilai moral/etis), religius (nilai

agama).

Prof. DR. Drs. Notonagoro, S.H membagi nilai menjadi tiga, yaitu:

a) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur

jasmani manusia.

b) Nilai vital, yaitu segla sesuatu yang berguna bagi manusia untuk

dapat mengadakan kagiatan/aktivitas.

c) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani

manusia.

Nilai kerohanian ini dpat dibedakan atas 4 macam, yaitu:

(1) Nilai kebenaran/kenyataan-kenyataan yang bersumber

kepada unsur akal manusia (ratio, budi, cipta).

(2) Nilai keindahan yang bersumber pada rasa manusia

(perasaan, estetis).

(3) Nilai kebaikan atau moral, yang bersumber pada

kehendak/kemuan manusia (karsa, etis).

(4) Nilai religius yang merupakan nulai Ketuhanan, nilai

kerohanian yang tertinggi dan mutlak.

Nilai-nilai yang bersumber pada kepercayaan/keyakinan menusia

yang mempunyai nilai yang no-material (spiritual). Nilai meterial

relatif dapat diukur dengan mudah melalui alat-alat pengukur.

Sedangkan nilai rohaniah tidak dapat diukur dengan budi murni

manusia dan karenanya lebih sulit (nilai spiritual). Dalam

hubungannya dengan filsafat, niali merupakan slah satu hasil

Page 6: makalah kelompok 4.doc

6

pemikiran filsafat yang oleh pemikirnya dianggap sebagai hasil

maksimal yang paling benar, bijaksana dan baik. Bagi manusia nilai

dijadikan alasan atau motivasi dalam segala perbuatannya. Dalam

bidang pelaksanaannya, nilai iyu dijabarkan dalam bentuk

kaidah/norma/ukuran (normatif) sehingga merupakan satu

perintah/keharusan atau merupakan larangan atau tidak diinginkan

(celaan).

2. Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat

Memahami implementasi Pancasila dalam kehidupan masyarakat

adalah penting dilakukan agar setiap warna negara dalam berpikir, dan

bertindak berdasarkan etika yang bersumber dari Pancasila. Pancasila

bagi bangsa Indonesia merupakan pandangan hidup dan dasar negara.

Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai arti setiap warga

negara dalam bertindak sehari-hari menggunakan Pancasila sebagai

petunjuk hidup dalam usaha mencapai daya saing bangsa,

kesejahteraan dan keadilan, baik lahir maupun batin. Pemahaman

implementasi Pancasila diharapkan akan adanya kehidupan yang

serasi dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Dibawah ini menjelaskan beberapa penulisan implementasi Pancasila

sebagai pandangan hidup dan dasar negara yang bisa dijadikan

pedoman dalam berkehidupan bermasyarakat dan bernegara.

2.2 Inti isi sila pertama Pancasila

Sila Ketuhanan yang Maha Esa mengandung nilai bahwa negara yang

didirikan sebagai tujuan manusia serta sebagai makhluk Tuhan yang Maha

Esa. Oleh karena itu, segala yang berkaitan dengan pelaksanaan dan

penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum, dan

peraturan perundang-undangan negara, kebebasan hak asasi warga negara

harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa.

Page 7: makalah kelompok 4.doc

7

Dalam sila I : Ketuhanan Yang Maha Esa, terkandung nilai-nilai

a. Kenyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan sifa-sifatnya

yang Maha Sempurna, yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil,

Maha Bijaksana dan lian-lain sifat yang suci.

b. Ketakwaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa, yakni

menjalankan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.

c. Nialai-nilai I ini meliputi dan menjiwai sila-sila II, III, IV, V.

Implementasi Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini menghendaki setiap warga negara

untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa. Setip warga negara diharapkan mempunyai keyakinan akan

Tuhan yang menciptakan manusian dan serta isinya. Keyakinan akan

Tuhan bisa diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Dlam rangka menjalankan kahidupan beragama

dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, terdapat beberapa

pedoman yang dapat dilakukan oleh warga negara, yaitu:

a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan

agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan

yang adil dan beradap.

Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-

masing; Pengertian percaya adalah setiap setiap warga negara

menerima sesuatu yang berasal dari Tuhan sebagai kebenaran dan

menganutnya. Sedangkan pengertian takwa adalah adanya kepatuhan

setiap pemeluk agama dengan adanya kesadaran dan iman untuk

melaksanakan segala perintah Tuhan dan menjauhkan semua

laranganNya.

Page 8: makalah kelompok 4.doc

8

Pemahaman percaya dan bertakwa ini berimplikasi bahwa setiap

pemeluk agama dan kepercayaan harus memahami ajaran agama dan

melaksanakan dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman agama dapat dilaksanakan dengan memberikan

pendidikan, serta kemauan belajar tentang agama, tentang apa yang

ahrus dijalankan dan apa yang dilarang oleh Tuhan. Oleh sebab itu,

segala macam bentuk amal perbuatan atas dasar keyakinan agama,

harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan proses pembelajaran.

Bentuk-bentuk amalan dan perbuatan dengan dasar keyakinan agama

tanpa didasari ilmu dan pemicu belajar dari setiap individu akan

menyebabkan kekurangyakinan akan ketuhanan dan bisa terjadi

kesalahan dalam menjalankan perintah Tuhan.

b. Hormat menghormati dan bekerja sama anatara pemeluk agama dan

penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehinggan terbina

kerukunan hidup.

Pancasila, sesuai dengan butir ke-2, sila pertama menghendaki adanya

kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan untuk mencapai

kerukunan hidup umat bersama. Bekerja sama diartikan bahwa setiap

pemeluk agama melakukan pekerjaan secara bersama-sama menurut

kesepakatan sehingga terjadi parsatuan dalam suatu wilayah. Seperti

diketahui bahwa agama dan kepercayaan setiap warga negara adalah

berbeda, namun demikian setiap warga negara diharapkan dapat

bekerja sama untuk urusan sosial dan kemsyarakatan sehingga tercipta

kerukunan antarumat beragama. Setiap individu masyarakat tetap

menjalankan ibadah sesaui agamanya, dan didalam masyarakat yang

berbeda-beda agama dan kepercayaan, pemeluk Islam, Kristen,

Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu, dan aliran kepercayaan teteap

menjalankan agama dan kepercayaannya, dan dimasyarakat dapat

membuat kesepakatan untuk bekerja sama dalam berbagai hal seperti

penanggulangan kemiskinan dan peningkatan perekonomian,

Page 9: makalah kelompok 4.doc

9

pengamanan lingkungan, perbaikan saran dan prasarana, peningkatan

kesehatan, olahraga, pendidikan, dan lain sebagainya.

c. Saling menghormati dan kebebasan menjalankan iabdah sesuai

dengan agama dan kepercayaannya.

Setiap pemeluk agama dan kepercayaan dapat menjalankan iabdah

sesuai dengan agamanya dengan perasaan bebas, aman, dan nyaman.

Penganut agama Islam dapat beribadah di masjid, umat Kristen dan

Katolik beribadah di gereja, umat Budha di wihara, umat hindu di

pura, umat Kong Hu Cu di klenteng, dan bermacam bentuk tempat

ibadah lain. Setiap warga negara harus bekerja sama agar setiap

pemeluk agama dapat beribadah sesuai dengan agamanya. Setiap

warga negara tidak boleh menghalangi, mengganggu, bahkan

menghancurkan peribadatan agama lain. Oleh sebab itu, setiap warga

negara dapat bermusyawarah dan bekerja sama untuk menentukan

tempat-tempat ibadah yang sesuai dengan kabutuhan dan fungsinya,

tidak berlebihan dan tidak memaksakan antar satu agama dengan

agama lain. Seyogyanya ibadah agama dilaksanakan di tempat

peribadatan yang sudah ditemukan dan layak dengan prinsip tidak

mengganggu ketentraman masyarakat.

d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain

Ketakwaan mengharuskan penerimaan kebenaran Tuhan kepada umat

manusia sesuai agama dan kepercayaannya. Dalam masyarakat

dengan jumlah agama dan kepercayaan lebih dari satu, tidak boleh ada

pemaksaan agama dari satu agama ke agama lain dengan cara apa pun.

Kegiatan dakwah dan penyebaran agama tidak boleh ditujukan kepada

orang yang sudah beragama dan percaya kepada Tuhan. Oleh sebab

ini toleransi beragama harus dikembangkan sejak dini. Keyakinan

bahwa “agamaku adalah agamaku, dan agamamu adalah agamamu”

harus ditekankan kepada setiap warga negara.

Page 10: makalah kelompok 4.doc

10

2.3 Inti isi sila kedua Pancasila

Dalam sila II : Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai-nilai

kemanusiaan antara lain

a. Pengakuan terhadap aadanya martabat manusia.

b. Perlakuannya yang adil terhadap sesama manusia.

c. Pengertian manusia yang beradap yang memiliki daya cipta, rasa,

karsa dan keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia

dan hewan.

d. Dalam sila II diliputi dan dijiwai sila I, meliputi dan menjiwai sila III,

IV, V.

Implementasi Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua Pancasila ini mengandung makna warga negara Indonesia

mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia

memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih tinggi dan harus

dipertahankan dengan kahidupan yang layak), memperlakukan sesama

manusia secara adil (adil dalam pengertian tidak berat sebelah, jujur, tidak

berpihak dan memperlakukan orang secara sama) dan beradap (beradap

dalam arti mengetahui tata karma, sopan santun dalam kehidupan dan

pergaulan) dimana manusia memiliki daya cipta, rasa, niat, dan keinginan

sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan. Jadi sila

kedua ini menghendaki warga negara untuk menghormati kedudukan

setiap manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap

manusia berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur

serta menggunakan norma sopan santun dalam pergaulan sesama manusia.

Butir-butir implementasi sila kedua adalah sebagai berikut:

a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan

kewajiban antara sesama manusia. Butir ini menghendaki bahwa

setiap manusia mempunyai martabat, sehingga tidak boleh

melecehkan manusia yang lain, atau menghalangi manusia lain untuk

Page 11: makalah kelompok 4.doc

11

hidup secara layak, serta menghormati kepunyaan atau milik (harta,

sifat, dan karakter) orang lain serta menjalankan kewajiban atau

sesuatu yang harus dilakukan sesama manusia yaitu menghormati hak

manusia lain seperti hak hidup, rasa aman, dan hidup layak.

b. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya

suatu keinginan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa

untuk memiliki dan kalau perlu berkorban untuk mempertahankannya.

Oleh sebab itu, terhadap sesama manusia yang berbeda baik agama,

suku, pendidikan, ekonomi, politik, sebaran geografi seperti kota dan

desa, dan lain-lain, sebagai manusia Indonesia kita harus tetap

memiliki keinginan untuk mencintai sesama manusia (yaitu rasa

memiliki dan kemauan berkorban untuk sesama manusia) sehingga

tercipta hidup rukun, damai dan sejahtera.

c. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Tenggang rasa menghendaki

adanya usaha dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk

menghargai dan menghormati perasaan orang lain. Oleh sebab itu,

butir ini menghendaki setiap manusia Indonesia untuk saling

menghormati perasaan satu sama lain dengan menjaga keseimbangan

hak dan kewajiban. seb gai contoh selalu memberikan kritik yang

membangun dengan cara yang santun dan berfokus pada

permasalahan alih-alih kepada individu.

d. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti

sewenang-wenang, berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab

itu, butir ini menghendaki perilaku setiap manusia terhadap orang

tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung hak dan kewajiban.

Manusia karena kemampuan dan usahanya sehingga mempunyai

kelebihan dibandingkan yang lain baik dalam hal kekuasaan , ekonomi

atau kekayaan dan status sosial tidak boleh semena-mena bertindak

sesukanya karena setiap manusia pada dasarnya mempunyai martabat

dan berhak hidup yang layak dan terhormat.

Page 12: makalah kelompok 4.doc

12

e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warga negara Indonesia

berhak menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan

dengan baik seperti; (1) mengakui adanya masyarakat yang bersifat

majemuk (berbeda suku, agama, kekayaan, kepandaian, dan lain-lain)

dan saling menghargai adanya perbedaan tersebut, (2) melakukan

musyawarah dengan dasar kesadaran dan kedewasaan untuk

menerima kompromi, (3) melakukan sesuatu dengan pertimbangan

moral dan ketentuan agama, (4) melakukan perbuatan dengan jujur

dan kompetisi yang sehat, (5) memerhatikan kehidupan yang layak

antarsesama, dan (6) melkukan kerjasama dengan itikad baik dan tidak

curang.

f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan diartikan maka sekali

melakukan kegiatan kemanusiaan sehingga setiap manusia dapat

hidup layak, beban, dan aman. Kegiatan kemanusiaan yang dapat

dilakukan seperti donor darah, memberikan santunan anak yatim dan

orang tidak mampu memberikan bantuan untuk bencana alam atau

memberikan bantuan hukum bagi yang membutuhkan.

g. Berani membela kebenaran dan keadilan. Butir ini menghendaki

setiap manusia Indonesia untuk mempunyai hati yang mantap (tidak

ragu-ragu dan percaya diri dalam menegakkan kehendak kebenaran

dan keadilan). Kebenaran adalah sesuatu yang bersumber dari

ketentuan hukum yang berlaku, dan keadilan merujuk pada perlakuan

yang sama terhadap warga negara. Oleh sebab itu, sesuatu yang

melawan hukum dan tindakan yang diskriminasi harus ditentang oleh

setiap warga negara. Contoh perbuatan membawa hukum adalah

korupsi, nepotisme, mencuri, menggunakan narkoba, dan seterusnya.

Contoh tindakan diskriminatif adalah mengutamakan suka dan agama

tertentu, menghambat pelayanan administrasi misalnya pengurusan

KTP untuk warga tertentu dan lain-lain.

h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia, karena itu dikembangkan sikap saling menghormati dengan

Page 13: makalah kelompok 4.doc

13

bangsa lain. Butir ini menghendaki bahwa sesama negara, sama

halnya dengan sesama manusia harus saling menghormati. Sikap

menhormati ini dapat dilakukan dengan menghormati kedaulatan

suatu bangsa dan menjalin kerja sama yang saling menguntungkan.

2.4 Inti isi sila ketiga Pancasila

Dalam sila III : Persatuan Indonesia, terkandung nilai-nilai persatuan

bangsa antara lain

a. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah

Indonesia.

b. Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami

wilayah Indonesia.

c. Pengakuan terhadap “Ke-Bhineka Tunggal Ika-an” suku bangsa (etis)

dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang

memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa.

d. Nilai sila III ini diliputi dan dijiwai sila-sila I dan II, meliputi dan

menjiwai sila IV dan V.

Implementasi Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila Persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh dan tidak

terpecah belah atau bersatunya bermacam-macam perbedaan suku, agama,

dan lain-lain yang berada di wilayah Indonesia. Persatuan ini terjadi

karena didorong keinginan untuk mencapai kehidupan kebahagiaan yang

bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat, memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta

mewujudkan perdamaian abadi. Butir-butir implementasi sila ketiga adalah

sebagai berikut:

a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan

bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Butir ini

Page 14: makalah kelompok 4.doc

14

menghendaki warga negara Indonesia menempatkan kepentingan

negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Oleh sebab itu,

perang antar suku dan agama tidak perlu terjadi, kita harus saling

menghormati dan bersatu demi Indonesia. Pemain politik dan

ekonomi tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi

kelompoknya seperti penjualan aset negara, melakukan nepotisme,

dan lain-lain sehingga negara dan masyarakat dirugikan. Oleh sebab

itu, setiap warga negara herus melakukan pengawasan yang bersifat

aktif terhadap penyelamatan kepentingan negara.

b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Butir ini

menghendaki setiap warga negara rela memberikan sesuatu sebagai

wujud kesetiaan kepada negara. Pengorbanan kepada negara ini dapat

dilakukan dengan menjadi militer sukarela, menjaga keamanan

lingkungan, menegakkan disiplin, dan bagi sebagian besar warga

negara dilakukan dengan bekerja keras dan taat membayar pajak

sebagai kewajiban warga negara.

c. Cinta tanah air dan bangsa. Butir ini menghendaki setiap warga negara

mencintai atau adanya keinginan setiap warga negara memiliki rasa

ke-Indonesiaan. Kecintaan dan Indonesia dapat dilakukan dengan

mengagungkan nama Indonesia dalam berbagai kegiatan, seperti

olimpiade, olahraga maupun ilmu pengetahuan, meningkatkakan

kemampuan sumber daya manusia, dari melestarikan kekayaan alam

dan budaya Indonesia.

d. Bangsa sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia. Butir ini

menghendaki adanya suatu sikap yang terwujud dan tampak dari

setiap warga negara Indonesia untuk menghargai tanah air Indonesia,

mewarisi budaya bangsa, hasil karya, dan hal-hal yang menjadi milik

bangsa Indonesia. Sikap bangga ini ditunjukkan dengan berani dan

percaya diri menunjukkan identitas sebagai warga negara Indonesia

baik lewat budaya, perilaku, dan teknologi yang berkembang di

Page 15: makalah kelompok 4.doc

15

Indonesia, mencintai produk Indonesia adlah wujud rasa bangga

bertanah air Indonesia.

Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-

Bhineka Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulan, dan

hubungan baik ekonomi, politik, dan budaya antarsuku, pulau dan

agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun, damai, dan makmur.

Kemakmuran terjadi karena pada dasarnya setiap suku, agama, dan

pulau mempunyai kekhususan yang bernilai tinggi, dan hal ini juga

bermanfaat bagi yang lain, sehingga tukar-menukar ini akan

meningkatkan nilai kesejahteraan bagi manusia.

2.5 Inti isi sila keempat Pancasila

Dalam sila IV : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan /perwakilan, terkandung nilai-nilai sebagai

berikut:

a. Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat.

b. Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal

sehat.

c. Manusia indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat

Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

d. Musyawarah untuk munfakat dipakai dalam permusyaaratan wakil-

wakil rakyat.

e. Nila sila IV ini diliputi dan dijiwai sila I, II dan III, meliputi dan

menjiwai sila V.

Impelmentasi Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sila keempat ini mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di tangan

rakyat, dan dalam melaksanakan kekuasaannya, rakyat menjalankan sistem

Page 16: makalah kelompok 4.doc

16

perwakilan (rakyat memilih wakil-wakilnya melalui pemilihan umum) dan

keputusan-keputusan yang diambil dilakukan dengan jalan musyawarah

yang dikendalikan dengan pikiran yang sehat, jernih, logis, serta penuh

tanggung jawab baik kepada Tuhan maupun rakyat yang diwakilinya.

Butir-butir implementasi sila keempat adalah sebagai berikut:

a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Butir ini

menghendaki masyarakat harus mengawal wwakil rakyat yang dipilih

lewat pemilu agar setiap keputusan wakil rakyat mengutamakan

kepentingan negara dan masyarakat. Keputusan penting seperti

penjualan aset negara, perjanjian imbal dagang antar negara, impor

beras, kenaikan BBM dan listrik, dan lain-lain harus berdasarkan

kepentingan rakyat dan hukum kepentingan pejabat. Rakyat dalam hal

ini berperan aktif dalam memberikan kritik yang membangun dengan

cara santun, dan memberi sanksi setiap pelanggaran pada pemilu

selanjutnya.

b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Butir ini

menghendaki setiap warga negara untuk tidak memaksakan kehendak

kepada orang lain, menghormati setiap perbedaan dan dengan akal

sehat melakukan kompromi demi kebaikan masyarakat dan negara.

c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama. Butir ini menghendaki adanya musyawarah

yaitu pembahasan secara bersama-sama atas suatu penyelesaian

masalah. Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan mengenai suatu

masalah harus melibatkan pihak-pihak lain yang berkepentingan dan

memecahkan secara bersama. Musyawarah dapat dilakukan dalam

pemecahan masalah di dalam keluarga, masyarakat, dan negara.

d. Musyawarah untuk mencapai munfakat diliputi oleh semangat

kekeluargaan. Butir ini menghendaki agar pengambilan keputusan

secara bersama-sama didasarkan semangat kekeluargaan yaitu

hubungan kekerabatan yang sangat erat dan mendasar dimasyarakat.

Page 17: makalah kelompok 4.doc

17

Dengan adanya rasa kekerabatan yang erat, amak musyawarah akan

berjalan dengan baik, tidak saling menang-menangan namun semua

akan merasa menang, terakomodasi serta mementingkan kepentingan

bersama.

e. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

melaksanakan hasil keputusan musyawarah. Butir ini menghendaki

setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah untuk diterima dan

dilaksanakan dengan baik. Oleh sebab itu, sangat tidak demokratis

apabila ada yang memeluk atau merasa kalah dalam musyawarah,

kemudian tidak mau melaksanakan keputusan bersama. Penolakan

hasil pemilu atau pemilihan pemerintah daerah yang sudah dilakukan

dengan baik, juga wujud dari tidak bertanggung jawabnya sebagian

masyarakat.

f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati

nurani yang luhur. Butir ini menghendaki prinsip musyawarah dalam

memecahkan masalah bukan menang dan kalah, serta kepentingan

golongan tetapi dengan menggunakan akal sehat, tidak mabuk dan

anarkis, sesuai dengan hati nurani. Kejujuran dari akal sehat

merupakan cermin dari sifat takwa kepada Tuhan, sehingga segala

kepentingan tidak akan bertentangan dengan hukum Tuhan dan

kemerdekaan umat manusia.

g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara

moral kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat

martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

2.6 Inti isi sila kelima Pancasila

Dalam sila V : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung

nilai-nilai keadilan sosial sebagai berikut

a. Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau

kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia.

Page 18: makalah kelompok 4.doc

18

b. Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi baidang-bidang

ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan

pertahanan/keamanan nasional (poleksosbudhankamnas).

c. Cita-cita masyarakat adil dan makmur material dan spiritual yang

merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

d. Keseimbangan natara hak dan kewajiban dan menghormati hak orang

lain.

e. Nilai-nilai sila V ini diliputi dan dijiwai sila I, II, III dan IV.

Implementasi Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan

perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi,kebudayaan,

dan kebutuhan spiritual rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil dan

makmur. Butir-butir implementasi sila kelima adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dari

kegotongroyongan. Butir ini menghendaki agar setiap warga negara

berbuat baik satu sama lain. Perbuatan luhur dalam pengertian seperti

apa yang diperintahkan Tuhan dan menjauhi yang dilarang. Perbuatan

baik dan luhur tersebut dilaksanakan pada setiap manusia dengan cara

saling membantu, bergotong-royong, dan merasa setiap manusia

adalah bagian keluarga yang dekat dan layak dibantu sehingga

kehidupan setiap manusia layak dan terhormat.

b. Bersikap adil. Butir ini menghendaki dalam melaksanakan kegiatan

antarmanusia untuk tidak saling pilih kasih. Pengertian adil juga

sesuai dengan kebutuhan manusia untuk hidup layak dan tidak

diskriminasi terhadap sesama manusia yang akan ditolong.

c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Butir ini

menghendaki bahwa manusia Indonesia jangan hanya mendahulukan

hak-haknya seperti hak hidup bebas, berserikat, perlakuan yang sama,

Page 19: makalah kelompok 4.doc

19

kepemilikan, dan lain-lain tetapi menjaga kewajiban secara

seimbang.kewajiban yang harus dilakukan adalah berhubungan baik

dengan sesama manusia, membantu sesama manusia, membela yang

teraniaya, memberikan nasehat yang benar dan menghormati

kebebasan beragama. Apabila kewajiban dan hak berjalan seiring

maka hidup damai dan rukun akan tercapai.

d. Menghormati hak-hak orang lain. Butir ini menghendaki setiap

sesama untuk menghormati hak orang dan memberikan peluang orang

lain dalam mencapai hak dan tidak berusaha menghalang-halangi hak

orang lain.perbuatan seperti mencuri harta orang lain, menyiksa, pelit

bersedekah, merusak tempat peribadatan agama lain adalah contoh-

contoh tidak menghormati hak orang lain.

e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain. Butir ini sebenarnya

mengembangkan sikap dan budaya bangsa yang saling tolong-

menolong seperti gotong-royong dan menjauhkan diri dari sikap egois

dan individualistis. Perbuatan seperti membantu orang bisa

memperbesar jalan, memberi makan anak yatim dan orangmiskin,

membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok disembarang

tempat adalah contoh dari suka memberi pertolongan kepada orang

lain.

f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. Butir ini menghendaki

manusia Indonesia bukanlah homo hominilupus (manusia yang

membutuhkan manusia lain). Manusia Indonesia tidak boleh memeras

orang lain dan kepentingan tersendiri. Contoh perbuatan memeras ini

adalah melakukan perampokan, memberikan bunga terlalu tinggi

kepada pemimjam terutama kalangan orang kecil dan miskin, serta

tidak memberikan upah yang layak kepada pekerja terutama buruh

dan pembantu rumah tangga.

g. Tidak bersikap boros. Butir ini menghendaki manusia Indonesia tidak

memakai atau mengeluarkan uang, barang, dan sumber daya secara

berlebih-lebihan. Pemborosan akan menguras sumberdaya,

Page 20: makalah kelompok 4.doc

20

membutuhkan banyak uang, dan menciptakan beban berat bagi masa

depan.

h. Tidak bergaya hidup mewah. Butir ini menghendaki manusia

Indonesia untuk tidak bergaya hidup mewah tetapi secukupnya sesuai

dengan kebutuhan. Ukuran mewah memang relatif namun dapat

disejajarkan dengan tingkat kehidupan dan keadilan pada setiap strata

kebutuhan manusia. Perbuatan membuang makanan, makan

berlebihan, memakai pakaian, perumahan, dan mobil yang berlebihan

juga wujud kehidupan mewah.

i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

Butir ini menghendaki warga negara Indonesia menjaga kepentingan

sarana dan prasarana umum, sehingga sarana tersebut berguna bagi

masyarakat luas. Perbuatan merusak telepon umum, rambu lalu lintas,

mencuri kabel kereta api atau berkelahi antarwarga, siswa dan

mahasiswa adalah perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

j. Suka bekerja keras. Butir ini menhendaki warga negara Indonesia

untuk bekerja keras, berusaha secara maksimal dan tidak hanya pasrah

terhadap takdir. Sebagai manusia yang bertakwa terhadap Tuhan

diwajibkan berusaha dan diiringi dengan doa. Tindakan seperti suka

mencontek, meminta-minta, merupakan contoh tindakan yang tidak

suka bekerja keras.

k. Menghargai karya orang lain. Butir ini menghendaki setiap warga

negara Indonesia untuk menghargai hasil karya orang laain sebagai

bagian dari penghormatan atas hak cipta. Proses pentiptaan suatu

karya membutuhkan suatu usaha yang keras dan tekun oleh sebab itu

harus dihargai. Tindakan pembajakan program seperti VCD/DVD,

mengkopi buku atau membeli buku bajakan adalah contoh tindakan

yang tidak menghargai karya orang lain.

l. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan

berkeadilan sosial. Butir ini menhendaki adanya usaha bersama-sama

antarwarga negara dalam mencapai masyarakat yang adil dan

Page 21: makalah kelompok 4.doc

21

makmur. Mengembangkan kerja sama tim, belajar organisasi

merupakan contoh dalam membangun usaha bersama. Keberhasilan

tidak dapat dicapai dengan usaha sendiri namun usaha bersama-sama

akan menjamin pencapaian keberhasilan dan memperkecil resiko

kegagalan.

Page 22: makalah kelompok 4.doc

22

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Filsafat pancasila adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-

dalamnya dari Bangsa Indonesia yang oleh Bangsa Indonesia yang

dianggap, dipercaya dan diyakini sebagaisesuatu (kenyataan, norma-

norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana,

paling baik dan paling sesuai bagi Bangsa Indonesia.

2. Inti Sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah Tuhan, yaitu sebagai kausa

prima dan mengandung nilai bahwa negara yang didirikan sebagai

tujuan manusia serta sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh

karena itu, segala yang berkaitan dengan pelaksanaan dan

penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum,

dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan hak asasi warga

negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa

3. Inti Sila kedua Pancasila adalah bahwa warga negara Indonesia

mengakui adanya manusia yang bermartabat, memperlakukan sesama

manusia secara adil dan beradab, dimana manusia memiliki daya cipta,

rasa, niat, dan keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara

manusia dan hewan.

4. Inti Sila Persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh dan

tidak terpecah belah atau bersatunya bermacam-macam perbedaan

suku, agama, dan lain-lain yang berada di wilayah Indonesia dan

dilukiskan dalam suatu Bhinneka Tunggal Ika

5. Sila keempat ini mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di tangan

rakyat, dan dalam melaksanakan kekuasaannya, rakyat menjalankan

sistem perwakilan (rakyat memilih wakil-wakilnya melalui pemilihan

umum) dan keputusan-keputusan yang diambil dilakukan dengan jalan

Page 23: makalah kelompok 4.doc

23

musyawarah yang dikendalikan dengan pikiran yang sehat, jernih,

logis, serta penuh tanggung jawab baik kepada Tuhan maupun rakyat

yang diwakilinya

6. Inti Sila kelima Pancasila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat

Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil dalam bidang hukum,

politik, ekonomi,kebudayaan, dan kebutuhan spiritual rohani sehingga

tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Adil, yaitu memberi

keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

3.2 Saran

Adapun saran bagi setiap pembaca adalah seharusnya kita sebagai

warga Negara Indonesia memahami benar makna pancasila dan inti dari

setiap Sila Pancasila, tidak hanya tau tetapi juga menjiwai dan

menerapkannya dalam kehidupan.

Page 24: makalah kelompok 4.doc

24

DAFTAR PUSTAKA

Salam, B. 1998. Filsafat Pancasilaisme. Bandung: Bina Aksara.

Srijanti., A. Rahman, H. I., dan Purawanto, S. K. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta: Salemba 4.

Sutrisno, S. 2006. Filsafat dan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: ANDI.

Syam, M. N. 1999. Pancasila. Malang: Laboratorium Pancasila IKIP Malang.