38
TUGAS FARMA KOLOGI MOLEKULER “OBAT FENITOIN DAN KARBAMAZEPIN” OLEH KELOMPOK : I (SATU) RAHMI ARDANI (F1F1 11 046) HALMAYANTI (F1F1 12 065) MILAWATI (F1F1 12 081) ASMAN SADINO (F1F1 12 092) KELAS FARMASI C 2012 JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO

Makalah Kel. 1 Fenitoin Dan Karbamazepin

  • Upload
    asman

  • View
    53

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

TUGAS FARMAKOLOGI MOLEKULEROBAT FENITOIN DAN KARBAMAZEPINOLEHKELOMPOK : I (SATU)RAHMI ARDANI (F1F1 11 046)HALMAYANTI (F1F1 12 065)MILAWATI (F1F1 12 081)ASMAN SADINO (F1F1 12 092) KELAS FARMASI C 2012JURUSAN FARMASIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI2015KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya serta izinNya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan judul Obat Fenitoin Dan Karbamazepin Dan Hubungannya Dengan Kanal Ion untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi Molekuler.

Melalui makalah ini kami penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya.

Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Kendari, Februari 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3BAB I6PENDAHULUAN61.1Latar Belakang61.2 Rumusan Masalah61.3Tujuan6BAB II7PEMBAHASAN72.1 Pengertian Obat72.2Peran Obat72.3 Jenis Penggolongan Obat Secara Luas82.4 Penggolongan Obat Berdasarkan Jenisnya81. Obat Bebas92.Obat Bebas Terbatas93. Obat Keras104.Obat Wajib Apotek115. Obat Golongan Narkotika126. Obat Psikotropika132.5 Penggolongan Obat Berdasarkan Mekanisme Kerja142.6 Penggolongan Obat Berdasarkan Lokasi Atau Tempat Pemakaian142.7 Penggolongan Obat Berdasarkan Cara Pemakaian152.8Penggolongan Obat Berdasarkan Efek Yang Ditimbulkan152.9 Penggolongan Obat Berdasarkan Daya Kerja Atau Terapi153.1 Penggolongan Obat Berdasarkan Asal Obat Dan Cara Pembuatannya163.2 Penggolongan Obat Berdasarkan Golongan Kerja Obat16A. Anti Biotik16B. Anti Inflamasi18C.Anti Hipertensi19D.Anti Konvulsan20E.Anti Koagulasi20F.Anti Histamin21G.Psikotropika21H.Anti Jamur atau Anti Fungi223.3 Penggolongan Obat Tradisional22BAB III25PENUTUP253.4. Kesimpulan25DAFTAR PUSTAKA26

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangAntikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah dan mengobati epilepsy dan bangkitan non-epilepsi. Bromide obat pertama yang digunakan untuk terapi epilepsi telah ditinggalkan karena ditemukannya berbagai antiepilepsi baru yang lebih efektif. Fenobarbital diketahui memiliki efek antikonvulsi spesifik, yang berarti antikonvulsinyya tidak berkaitan langsung dengan efek hipnotiknya. Di Indonesia fenobarbital ternyata masih digunakan, walaupun di luar negeri obat ini mulai banyak di tinggalkan. Fenotion (difenilhidantion) sampai saat ini masih tetap merupakan obat antiepilepsi, khususnya untuk bangkitan parsial dan bangkitan umum toknik klonik. Di samping itu karbamazepin semakin banyak digunakan, karena dibandingkan dengan fenition efek sampingnya lebih sedikit dan lebih banyak digunakan untuk anak-anak karena tidak menyebabkan wajah kasar dan hipertrofi gusi. Pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku maupun kemampuan kognitif lebih kecil. 1.2Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalammakalahini:

1.Bagaimana?

2. Bagaimana ?

1.3 Tujuan

Ada beberapa poin yang ingin dicapai sebagai tujuan penulisan makalahini diantaranya :

1.

2.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Obat

Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.

Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu, agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit. (Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia).

Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).

Obat diperoleh:

Tumbuhan .Kuinin

Hewan .. Insulin

Mineral.. Koalin

Mikroorganisme Penisilin

Sintesa.......... Sulfonamida

2.2Peran Obat

Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena selain merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagai berikut:

a). Penetapan diagnose

b). Untuk pencegahan penyakit

c). Menyembuhkan penyakit

d). Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan

e). Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu

f). Peningkatan kesehatan

g). Mengurangi rasa sakit

2.3Jenis Penggolongan Obat Secara Luas

Berikut ini merupakan penggolongan obat berdasarkanjenisnya

1.Penggolongan obat berdasarkanmekanisme kerja obat

2.Penggolongan obat berdasarkantempat atau lokasi pemakaian

3. Penggolongan obat berdasarkancara pemakaian

4. Penggolongan obat berdasarkanefek yang ditimbulkan

5. Penggolongan obat berdasarkandaya kerja atau terapi

6. Penggolongan obat berdasarkanasal obat dan cara pembuatannya

2.4 Penggolongan Obat Berdasarkan Jenisnya

Penggolongan obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X /1993 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/ VI/2000 penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan obat ini terdiri dari: obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.

1.Obat Bebas

Peratuan daerah Tingkat II tangerang yakni Perda Nomor 12 Tahun1994 tentang izin Pedagang Eceran Obat memuat pengertian obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di Depkes RI. Contoh : Minyak Kayu Putih, Tablet Parasetamol, tablet Vitamin C, B Compleks, E dan Obat batuk hitam Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk untuk obat bebas dan untuk obat bebas terbatas. Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada gambar berikut :

Penandaan Obat Bebas

2. Obat Bebas Terbatas

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan obat-obatan kedalam daftar obat W (Waarschuwing) memberikan pengertian obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a.Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau pembuatnya.

b.Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam,berukuran panjang 5 cm,lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :

Gambar II.

Peringatan Obat Bebas Terbatas

Penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.2380/A/SK/VI/83 tanda khusus untuk obat bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam, seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar II.

Penandaan Obat Bebas Terbatas

3. Obat Keras

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan/memasukkan obat-obatan kedalam daftar obat keras, memberikan pengertian obat keras adalah obat-obat yang ditetapkan sebagai berikut :

a. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa obat itu hanya boleh diserahkan denagn resep dokter.

b.Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk dipergunakan secara parenteral.

c. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia.Contoh :

- Andrenalinum

- Antibiotika

- Antihistaminika, dan lain-lain

Adapun penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras daftar G adalah Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan hurup K yang menyentuh garis tepi, seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar II.

Penandaan Obat Keras

4.Obat Wajib Apotek

Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa resep dokter. Menurut keputusan mentri kesehatan RI Nomor 347/Menkes/SK/VIII/1990 yang telah diperbaharui Mentri Kesehatan Nomor 924/Menkes/Per/X/1993 dikeluarkan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Pertimbangan utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan obat yang diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.

b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat

c.Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri. Obat yang termasuk kedalam obat wajib apotek misalnya : obat saluran cerna (antasida), ranitidine, clindamicin cream dan lain-lain.

5. Obat Golongan Narkotika

Pengertian narkotika menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan I, II dan III.

Contoh :

- Tanaman Papaver Somniferum

- Tanaman Koka

- Tanaman ganja

- Heroina

- Morfina

- Ovium

- Kodeina

Obat narkotika penggunaannya diawasi dengan ketat sehingga obat golongan narkotika hanya dapat diperoleh di apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat menggunakan copy resep). Dalam bidang kesehatan, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetik/obat penghilang rasa sakit. Contoh obat narkotika adalah : codipront (obat batuk), MST (analgetik) dan fentanil (obat bius).

Obat narkotika golongan I: hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan dilarang digunakan untuk kepentingan lainnya.Contoh: Tanaman: Papaver somniferum L. (semua bag. termsk buah & jerami kec. bijinya), Erythroxylon coca; Cannabis sp. Zat/senyawa : Heroin

Obat narkotika golongan II: dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau pengembangan ilmu pengetahuan. Distribusi diatur oleh pemerintah. Contoh: Morfin dan garam-gramnya Petidin

Obat narkotika golongan III: dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau pengembangan ilmu pengetahuan. Distribusi diatur oeh pemerintah. Contoh : Codein

Gambar II.5

Penandaan Obat Narkotika

6. Obat Psikotropika

Pengertian psikotropika menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997tentang psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Contoh :

- Lisergida

- Amphetamin

- Codein

- Diazepam

- Nitrazepam

- Fenobarbital

Untuk Psikotropika penandaan yang dipergunakan sama dengan penandaan untuk obat keras, hal ini karena sebelum diundangkannya UU RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, maka obat-obat psikotropika termasuk obat keras, hanya saja karena efeknya dapat mengakibatkan sidroma ketergantungan sehingga dulu disebut Obat Keras Tertentu. Sehingga untuk Psikotropika penandaannya : lingkaran bulat berwarna merah, dengan huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.

Psikotropika dibagi menjadi :

i.Golongan I :sampai sekarang kegunaannya hanya ditujukan untuk ilmu pengetahuan, dilarang diproduksi, dan digunakan untuk pengobatan. Contohnya : metilen dioksi metamfetamin, Lisergid acid diathylamine (LSD) dan metamfetamin

ii.Golongan II, III dan IVdapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah didaftarkan. Contohnya : diazepam, fenobarbital, lorazepam dan klordiazepoksid.

2.5 Penggolongan Obat Berdasarkan Mekanisme Kerja

Dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :

a.Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau mikroba, contoh antibiotic

b.Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh vaksin, dan serum.

c.Obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh analgesik

d.Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang, contoh vitamin dan hormon.

e.Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit. contoh aqua pro injeksi dan tablet placebo.Selain itu dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, seperti obat antihipertensi, kardiak, diuretik, hipnotik, sedatif, dan lain lain.

2.6Penggolongan Obat Berdasarkan Lokasi Atau Tempat Pemakaian

Penggolongan obat berdasarkantempat atau lokasi pemakaian dibagi menjadi 2 golongan :

a. Obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet antibiotik, parasetamol tablet

b. Obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar, contoh sulfur, dll

2.7 Penggolongan Obat Berdasarkan Cara Pemakaian

Dibagi menjadi beberapa bagian, seperti :

a.Oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh tablet, kapsul, serbuk, dll

b.Perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien yang tidak bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat dan terhindar dari pengaruh pH lambung, FFE di hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh

c.Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah., masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat hipertensi : tablet hisap, hormon-hormon

d.Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial.

e.Langsung ke organ, contoh intrakardial

f.Melalui selaput perut, contoh intra peritoneal

2.8Penggolongan Obat Berdasarkan Efek Yang Ditimbulkan

Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan dibagi menjadi 2 :

a. sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.

b. lokal : obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll

2.9 Penggolongan Obat Berdasarkan Daya Kerja Atau Terapi

Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi dibagi menjadi 2 golongan

a. farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh hormon dan vitamin

b. kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit/bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.

3.1 Penggolongan Obat Berdasarkan Asal Obat Dan Cara Pembuatannya

Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya dibagi menjadi 2 :

a. Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)

tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll

hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.

mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll

b. Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi kimia,

contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam salisilat

3.2 Penggolongan Obat Berdasarkan Golongan Kerja ObatA. Anti Biotik

Anti biotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Obat ini telah digunakan untuk melawan infeksi berbagai bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Anti biotik di kategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut :

i.Penisilin (Penicillins)

Penisilinatau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi. Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V, ampisilin, tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin. Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran pernapasan, dan lain-lain.). Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain:Ampisilin dan Amoksisilin.

ii. Sefalosporin (Cephalosporins)

Obat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pencernaan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Sefalosporin terdiri dari beberapa generasi, yaitu :

Sefalosporin generasi pertama, untuk infeksi saluran kemih.

Sefalosporin generasi kedua, untuk sinusitis

Sefalosporin generasi ketiga, untk meningitis

Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin.

iii.Aminoglikosida (Aminoglycosides)

Jenis anti biotik ini menghambat pembentukan protein bakteri. Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : amikasin, gentamisin, neomisin sulfat, netilmisin.

iv. Makrolid (Macrolides)

Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.Adapun contoh obat yang termasu dalam golongan ini antara lain:Eritromisin,Azitromisin,Klaritromisin.

v. Sulfonamida (Sulfonamides)

Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya pada ginjal. Untuk mencegah pembentukan Kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air. Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : gantrisin.

vi. Fluoroquinolones

Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotic yang secara langsung menghentikan sintesis DNA bakteri.

vii.Tetrasiklin (Tetracyclines)

Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat.Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain :Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin.

viii. Polipeptida (Polypeptides)

Polipeptida dianggap cukup beracun sehingga terutama digunakan pada permukaan kulit saja. Ketika disuntikan ke dalam kulit, polipeptida bisa menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal dan saraf. Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain :gentamisin dan karbenisilin.

B. Anti Inflamasi

Pengobatan anti inflamasi mempunyai dua tujuan utama yaitu, meringankan rasa nyeri yang seringkali merupakan gejala awal yang terlihat dan keluhan utama yang terus menerus dari pasien dan kedua memperlambat atau membatasi perusakan jaringan (Katzung, 2002). Berdasarkan mekanisme kerjanya, obata-obat anti inflamasi terbagi ke dalam golongan steroid dan golongan non-steroid (Anonim, 1993) :

i.Obat Anti-inflamasi Nonsteroid

Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Contoh : Aspirin

ii. Obat antiinflamasiSteroid

Adapun mekanisme kerja obat dari golongan steroid adalah menghambat enzim fospolifase sehingga menghambat pembentukan prostaglandin maupun leukotrien. Contoh : hidrokortison, deksametason, metil prednisolon, kortison asetat, betametason, triamsinolon, prednison, fluosinolon asetonid, prednisolon, triamsinolon asetonid dan fluokortolon.

C.Anti Hipertensi

Anti hipertensi digunakan untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas cardiovascular.

Obat anti hipertensi di bagi menjadi 5 kelompok, yaitu :

i.Obat Diuretik

Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Contohnya : Hidroklorotiazid

ii.Obat Penghambat Adrenergik

Penghambat adrenergik atau adrenolitik ialah golongan obat yang menghambat perangsangan adrenergik.Berdasarkan cara kerjanya obat ini dibedakan menjadi:

Penghambat adrenoseptor (adrenoseptor bloker) yaitu obat yang menduduki adrenoseptor baik alfa (a) maupun beta (b) sehingga menghalanginya untuk berinteraksi dengan obat adrenergik.

Penghambat saraf adrenergik yaitu obat yang mengurangi respons sel efektor terhadap perangsangan saraf adrenergik. Obat ini bekerja dengan cara menghambat sintesis, penyimpanan, dan pelepasan neurotransmitter. Obat yang termasuk penghambat saraf adrenergik adalah guanetidinbetanidin, guanadrel, bretilium, dan reserpin. Semua obat golongan ini umumnya dipakai sebagai antihipertensi.

Penghambat adrenergik sentral atau adrenolitik sentral yaitu obat yang menghambat perangsangan adrenergik di SSP.

iii. Vasolidator

Vasolidator berfungsi untuk mengendurkan otot polos arteri, menyebabkan mereka untuk membesar dan dengan demikian mengurangi resistensi terhadap aliran darah. Contoh : hydralazine dan minoxidil

iv.Penghambat Angiotensin-Converting Enzime (ACE-inhibitor) dan Antagonis

Reseptor Angiotensin II (Angitensin Receptor Blocker, ARB)

i.Angiotensin converting enzyme (ACE) berfungsi untuk memblokir aksi hormon angiotensin II, yang mempersempit pembuluh darah. Contoh : captopril, enalapril, perindopril, ramipril, quinapril dan lisinopril

ii. Angiotensin receptor blockerberperilaku dengan cara yang sama seperti ACE inhibitor. Contoh : candesartan, irbesartan, telmisartan, eprosartan.

iii.Antagonis Kalsium

Antagonis Kalsium berfungsi untuk menghambat influx kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Contoh : nifedipin.

D.Anti Konvulsan

Anti Konvulsan berfungsi untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dan bangkitan non-epilepsi.Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : bromide, fenobarbital, fenitoin, karbamazepim.

E.Anti Koagulasi

Anti koagulasi digunakanuntuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Antikoagulasi dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

i.Heparin

Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara parenteral dan merupakan obat terpilih bila diperlukan efek yang cepat misalnya untuk emboli paru-paru dan trombosis vena dalam. Contoh : Protamin Sulfat

ii. Antikoagulasi oral

terdiri dari derivat 4-hidroksikumarin misalnya : dikumoral, warfarin dan derivate indan-1,3-dion misalnya : anisindion.

iii.Antikoagulasi yang bekerja dengan mengikat ion kalsium

Contoh : Natrium sitrat, Asam oksalat dan senyawa oksalat, dan natrium edetat.

F.Anti Histamin

Pada manusia histamin merupakan mediator yang penting pada reaksi alergi tipe segera dan reaksi inflamasi.Berdasarkan mekanisme kerja Anti histamin digolongkan mejadi 3 kelompok yaitu :

i.Antagonis H1

Antagonis H1 sering pula disebut anti histamin klasik atau anti histamin H1, adalah senyawa yang dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1. Penggunaan mengurangi gejala alergi karena musim atau cuaca. Antagonis H1 terdiri dari : Difenhidramin HCl(benadryl), Dimenhidrinat(Dramamim,Antimo), Karbinoksamin HCl(Clistin), Klorfenoksamin HCl(systral), Klemestin Fumarat(Tavegyl), Piperinhidrinat(Kolton).

ii. Antagonis H2

Antagonis H2 adalah senyawa yang menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor H2 sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung. Antagonis H2 terdiri dari :Semitidin(Cimet,Corsamet,Nulcer,Tagamet,Ulcadine), Ranitidin,HCl(Ranin,Ranatin,Ranatac,Zantac,Zantadin),Famotidin(Facid,Famocid,Gaster Ragastin,Restidin).

G.Psikotropika

Psikotropika adalah obat yang mempengaruhi fungsi perilaku, emosi, dan pikiran yang biasa digunakan dalam bidang psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa. Berdasarkan penggunaan klinik, psikotropik dapat di bedakan menjadi 4 golongan:

i. Antipsikosis (major tranquilizer)

Antipsikosis bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronik, suatu gangguan jiwa yang berat.Contoh : Risperidon, Olanzapin, Zolepin

ii. Antiansietas (minor tranquilizer)

Antiansietas berguna untuk pengobatan simtomatik penyakit psikoneurosis, dan berguna untuk terapi tambahan penyakit somatis. Contoh : klordiazepoksid, diazepam, oksazepam

iii. Anti depresi

Anti depresi digunakan untuk mengobati gangguan yang heterogen. Contoh: desipramin, nortriptilin

iv.Anti mania (mood stabilizer)

Anti mania berfungsi untuk mencegah naik turunnya mood pada pasien dengan gangguan bipolar. Contoh : karbamazepin, asam valproat.

H.Anti Jamur atau Anti Fungi

Anti jamur atau anti fungi berfungsi untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh jamur. Contoh : imidiazol, diazol dan anti biotic polien

3.3 Penggolongan Obat Tradisional

Obat tradisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Dengan semakin berkembangnya teknologi, telah diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang membantu proses produksi sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Pembuatan sediaan yang lebih praktis ini belum diiringi dengan perkembangan penelitian sampai dengan uji klinik.

Saat ini obat tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu ;

1. Jamu (Empirical based herbal medicine)

Jamu adalah bahan atau ramuan bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahan- bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (data empiris). Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur.

Klaim penggunaan jamu sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu tingkat pembuktian umum dan medium. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata- kata secara tradisional digunakan untuk ....... atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran sediaan di BPOM.

Contoh Jamu : Produksi Sido Muncul, Nyonya Meneer, dan Air Mancur.

2. Obat Herbal Terstandar

OHT adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Contoh OHT : Diabmeneer, Diapet, Fitogaster, Fitolac, Glucogarp, Hi Stimuno, Irex Max, Kiranti Pegel Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan, Kuat Segar, Lelap, Prisidii, Reumakeur, Sehat Tubuh, Sanggolangit, Stop Diar Plus, Virugon. Kriteria obat herbal terstandar :

- Aman

- Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik

- Bahan baku yang digunakan telah terstandar

- Memenuhi persyaratan mutu

3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)

Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.

Fitofarmaka merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya telah terstandar dan ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji klinis pada manusia. Oleh karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit. Contoh Fitofarmaka : Nodiar (Kimia Farma), Rheumaneer (Nyonya Meneer), Stimuno (Dexa Medica), Tensigard Agromed (Phapros), X-Gra (Phapros).

Kriteria fitofarmaka :

- Aman

- Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan ujin klinis

- Menggunakan bahan baku terstandar

- Memenuhi persyaratan mutu

BAB IIIPENUTUP3.4. Kesimpulan

1. Obat : Obat adalah setiap zat kimia (alami maupun sintetik) yang selain makanan yang mempunyai pengaruh atau menimbulkan efek terhadap organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis maupun biokimiawi

2. Ilmu Farmasi :Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarkan beberapa hal, diantaranya :

1. Penggolongan obat berdasarkanjenisnya

2. Penggolongan obat berdasarkanmekanisme kerja obat

3. Penggolongan obat berdasarkantempat atau lokasi pemakaian

4. Penggolongan obat berdasarkancara pemakaian

5. Penggolongan obat berdasarkanefek yang ditimbulkan

6. Penggolongan obat berdasarkandaya kerja atau terapi

7. Penggolongan obat berdasarkanasal obat dan cara pembuatannya

DAFTAR PUSTAKA

http://bukunee.wordpress.com/2012/12/09/penggolongan-obat-farmasetika/

http://damayantilinda.blogspot.com/2011/12/penggolongan-obat-menurut-uu-farmasi_08.html

http://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/04/contoh-obat-bebas-terbatas.html

http://tumbango.blogspot.com/2013/06/penggolongan-obat.html

Katzung, G.Bertram. (2007) .Basic & Clinical Pharmacology-10th Ed. The McGraw-Hill Companies.Inc,New York.

Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC

Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi.Jakarta: Buku Kedokteran

Tjay,T.H. dan Rahardja.K. 2002. Obat-Obat Penting. Edisi Kelima Cetakan Kedua.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.