23
RESPONSI ILMU PENYAKIT MATA KATARAK Oleh : Galih Januar Adytia 07700241 Pembimbing : dr. Endah Sulistiyati, Sp.M dr. Bambang Tuhariyanto, Sp.M SMF ILMU PENYAKIT MATA RSUD GRESIK FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Makalah Katarak g

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Katarak g

RESPONSI

ILMU PENYAKIT MATA

KATARAK

Oleh :

Galih Januar Adytia

07700241

Pembimbing :

dr. Endah Sulistiyati, Sp.M

dr. Bambang Tuhariyanto, Sp.M

SMF ILMU PENYAKIT MATA RSUD GRESIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2012

1

Page 2: Makalah Katarak g

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

Rahmatnya, saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memnuhi persyaratan

Mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik di SMF limu penyakit Mata di RSUD

Saya menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu

Saya mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan makalah ini.

Saya juga menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada dr.Endah

Sulistiyani,Sp.M dan dr. Bambang Tuhariyanto, Sp.M yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing selama menjalani kepaniteraan klinik di SMF Ilmu penyakit mata.

Dengan adanya makalah ini saya harapkan dapat memberikan wawasan yang

luas kepada dokter muda untuk kemajuan limu Penyakit Mata di masa depan.

Gresik, Maret 2012

Penulis

i

Page 3: Makalah Katarak g

DAFTAR ISI

HALKATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR 1SI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

Definisi ................................................................................................. 1

Patofisiologi ......................................................................................... 1

Klasifikasi............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

Definisi ................................................................................................. 3

Patofisioiogi ......................................................................................... 3

Pembagian ............................................................................................ 4

Gejala klinis ......................................................................................... 5

Cara pemeriksaan ................................................................................. 6

Diagnosis banding ................................................................................ 6

Penyulit ................................................................................................ 6

Penataksanaan ...................................................................................... 7

BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

LAPORAN KASUS......................................................................................... 11

ii

Page 4: Makalah Katarak g

BAB I

PENDAHULUAN

1.a DEFINISI

Katarak adalah kekeruhan lensa mata

1.b PATOFISIOLOGI

Pada katarak sinilis penyebab pastinya sampai sekarang belum diketahui diduga

karena factor :

Perubahan kimia didalam lensa baik terhadap nucleus maupun korteks.

Penurunan dari "oxygen up-take" disertai peningkatan penyerapan air, yang

diikuti proses dehidrasi.

Perubahan ion ion natrium dan kalsium, dilain pihak terjadi penurunan kalium,

asam askorbat dan protein.

Faktor radiasi sinar ultraviolet dari sinar matahari juga mempunyai pengaruh

yang signifikan sehingga insiden katarak sinilis pada daerah dengan sinar

matahari sepanjang masa lebih tinggi.

Katarak dapat muncul pada pemakaian obat-obatan

seperti: Denitrophenol, Ergotamin maupun Kortikosteroid

1.c KLASIFIKASI KATARAK

Dibagi menurut penyebabnya, onset, maturitas, lokasi

1.c.1 Berdasarkan penyebab

a. Katarak Degeneratif

Katarak yang di derita pada usia >40

b. Katarak Traumatika

Katarak yang timbul karena adanya riwayat trauma baik fisik, mekanik

maupun kimia.

c. Katarak Komplikata

Katarak yang terjadi akibat penyakit lain (DM, uveitis, obat-obatan ex:

kortikosteroid)

1

Page 5: Makalah Katarak g

1.c.2 Berdasarkan onset teriadinya

a. Katarak Kongenital

katarak yang timbul pada bayi berusia kurang dad 1 tahun atau sejak lahir.

Terbanyak disebabkan infeksi virus rubella pada trismester pertama

kehamilan.

b. katarak Juvenil

katarak yang timbul pada usia diatas 1 tahun dan dibawah 40 tahun, bias

c. Katarak Senilis

Katarak yang terjadi pada usia lanjut (>40 tahun)

1.c.3 Berdasarkan tingkat Maturitasnya

a. Katarak Insipien

Kekeruhan lensa tampat terutama dibagian perifer kortek berupa garis garis

yang melebar dan makin ke sentral menyerupai jeruji sebuah rode. Biasanya

pada stadium ini tidak menimbulkan gangguan tajam penglihatan.

b. Katarak Immatur

Kekeruhan lensa terutama dibagian posterior nucleus dan belum mengenai

seluruh lapisan lensa. Terjadi pencembungan lensa, bilik mata depan

menjadi dangkal dan bisa menimbulkan glaucoma sekunder.

c. katarak Matur

Kekeruhan sudah mengenai seluruh lapisan lensa, warna menjadi putih

keabu abuan. Tajam penglihatan menurun tinggat metihat gerakan tangan

atau persepsi.

d. Katarak Hipermatur

Morgagni Katarak : terjadi pencairan korteks dan nucleus tenggelam

ke bawah

shrunken katarak : lensa akan terus kehilangan cairan dan akhirnya

akan keriput (mengkerut)

1.c.4 Berdasarkan lokasi dan bentuk

a. Katarak Polaris Anterior

b. Katarak Polaris Posterior

c. Katarak Sentralis

d. Katarak Zonularis

e. Katarak Punctata

2

Page 6: Makalah Katarak g

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Katarak senilis

Katarak senilis adalah setiap kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut (>40

tahun).

2.2 Patofisiologi

Penyebabnya sampai sekarang tidak di ketahui. Terjadi perubahan kimia pada

protein lensa dan agregasi menjadi protein dengan molekul tinggi. Agregasi

protein ini mengakibatkan fluktuasi indeks reflaksi lensa, pemendaran cahaya dan

mengurangi kejernihan lensa. Perubahan kimia pada protein inti lensa

mengakibatkan pigmentasi progresif menjadi kuning atau kecoklatan dengan

bertambahnya umur, juga terjadi penurunan konsetrasi glutation dan kalium,

peningkatan konsentrasi natrium dan kalium serta peningkatan hidrasi lensa.

Faktor yang berperan pada pembentukan katarak antara lain proses oksidasi dari

radikal bebas, paparan sinar ultra violet dan malnutrisi.

selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak ditemukan bukti bahwa

radiasi ultraviolet merupakan factor signifikan dalam timbulnya Katarak senilis.

Sehingga insidens Katarak senilis pada daerah dengan sinar matahari sepanjang

masa lebih tinggi.

3

Page 7: Makalah Katarak g

2.3 Pembagian

Menurut tebal tipisnya kekeruhan lensa, katarak senilis dibagi menjadi 4 stadium

yaitu :

1. Katarak insipen

Kekeruhan lensa tampak terutama di bagian perifer kortex berupa garis garis

yang melebar dan makin ke sentral menyerupai jeruji sebuah roda,

dengandasar di perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya

terletak di kortex anterior atau posterior. Biasanya pada stadium ini tidak

menimbulkan gangguan tajam penglihatan dan masih bisa di koreksi mencapai

6/6

2. Katarak immatur

Kekeruhan lensa terutama di bagian posterior nucleus dan belum mengenai

seluruh lapisan lensa. Terjadi pencembungan lensa karena lensa menyerap air,

akan mendorong iris kedepan yang menyebabkan bilik mata depan menjadi

dangkal dan bisa menimbulkan daya bias sehingga kelainan reflaksi menjadi

lebih miop. Iris shadow masih positif karena bagian superficial lensa masih

transparan.

3. Katarak Matur

Kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa , warna menjadi putih keabu abuan.

Kekeruhan ini bsia terjadi akibat deposisi ion kalsium (Ca) yang menyeluruh.

Pada pemeriksaan didapatkan iris shadow menjadi negative (-) fundus reflek

menjadi negative (-), tajam penglihatan menurun tinggal melihat gerakan

tangan atau presepsi cahaya. Stadium ini adalah saat yang baik untuk

melakukan operasi, karena lensa dengan mudah dapat dilepas.

4. Katarak hipermatur

katarak bisa tetap pada stadium matur

bila perubahan terus terjadi, dapat terjadi dua kemungkinan :

a. lensa akan terus kehilangan cairan dan kemudian lensa

menjadi mengkerut dan menipis disebut shrunken katarak.

b. korteks melunak dan mencair, sedangkan nucleus tak

mengalami perubahan dan nucleus tenggelam disebut morgagni

katarak.

4

Page 8: Makalah Katarak g

2.4 Gejala klinis

Subjektif

Penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara

progresif.

Visus mudur yang derajatnya tergantung lokasi dan tebal tipisnya kekeruhan

Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak.

Diplopia monokular

Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopi, hal ini terjadi karena

proses pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan daya

refraksi mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh di depan retina.

Obyektif

Pada mata tidak ada tanda-tanda inflamasi.

Pada oblique illumination (mata disinar dari samping): Lensa tampak keruh

keabuan atau keputihan dengan latar hitam

Pada fundus refleks dengan oftalmoskop. Pada stadium matur hanya

didapatkan warna putih atau tampak kehitaman tanpa latar orange.

2.5 Cara Pemeriksaan

5

Page 9: Makalah Katarak g

Optotip snellen : untuk mengetahui tajam penglihatan

penderita. Pada stadium insipien dan immature bisa dicoba koreksi dengan lensa

kacamata yang terbaik.

Lampu senter : refiek pupil terhadap cahaya pada katarak masih normal.

Tampak kekeruhan pada lensa terutama bila pupil dilebarkan, berwarna Putih

keabu abuan yang harus dibedakan dengan reflek senile. Diperiksa Proyeksi

iluminasi (PI) dari segala arah pada katarak matur untuk Mengetahui fungsi

retina secara gratis besar.

Oftalmoskopi : Untuk pemeriksaan ini

sebaiknya pupil dilebarkan. Pada Stadium insipien dan immatur tampak

kekeruhan kehitam hitaman dengan latar belakang jingga, sedangkan pada

stadium matur hanya didapatkan warna kehitaman tanpa latar belakang jingga

dan fundus reflek negative (-).

Slit lamp biomikroskop : dengan alat ini dapat

dievaluasi luas, tebal dan Lokalisasi kekeruhan lensa.

2.6 Diagnosa banding

1. Reflek senil pada orang tua dengan

lampu senter tampak warna pupil Keabu-abuan mirip katarak, tetapi pada

pemeriksaan fundus reflek positif (+).

2. Katarak komplikata katarak terjadi

sebagai penyulit dari penyakit lain (misalnya uveitis, ablasio retina, diabetes

mellitus).

3. Katarak karena penyebab lain

misalnya oleh karena obat obatan (kortikosteroid), radiasi, rudapaksa mata dan

lain lain.

4. Kekeruhan badan kaca.

2.7 Penyulit

Glukoma akut sekunder : terjadi pada katarak immature, karena pencembungan

Lensa

Uveitis fakotoksik atau glukoma fakotitik : terjadi pada stadium hipermatur

Sebagai akibat massa. Lensa yang keluar dan masuk ke dalam batik mata depan.

6

Page 10: Makalah Katarak g

2.8 Penatalaksanaan

Mencegah immaturitas dengan obat kataren.

Pemberian kacamata sebisanya.

Pembedahan :

o bila mata sudah tidak dapat dikoreksi lagi dengan kacamata

o bila tajam penglihatan turun (visus 1/300 atau 1/~) dan mengganggu

pekerjan sehari-hari

Indikasi untuk operasi

Visus menurun yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata dan

mengganggu aktifitas sehari hari.

pesiapan operasi

a. Status lokalis

Mata bebas dari keradangan dan infeksi

Saluran air mata tidak buntu (periksa dengan anel test)

Proyeksi iluminasi baik semua arah (4 kuadran )

b. Status generalis

Keadaan umum penderita harus baik (TIO <20 mmHg)

Cor-pulmo : penderita tidak batuk karena dapat menimbulkan

penyulit durate dan post-operasi

diabetes millitus : penyakit ini dapat menimbulkan iritasi

post-operasi atau penyembuhan luka lebih lama.

Hipertensi : penyulit pendarahan durate operasi

Macam macam operasi :

1. ICCT (Intra capsuler catarak ekstraksi) sudah ditinggalkan, kec. Pada keadaan

tertentu : lupsulasi lensa

2. ECCE (Extra capsular catarac extraksi)

3. SICS (Smal incisi catarac extraksi)

4. Veco emulsion mengurangi astigmat

7

Page 11: Makalah Katarak g

Afaki

Yaitu mata yang dikeluarkan lensanya.

Mata afaki dibagi menjadi :

Hipermetrop (berkisar 10 dioptri )

Kehilangan daya akomodasinya,karena untuk melihat

dekat harus ditambah +3 Dioptri.

Visus biasanya 1/60

Koreksi afaki

1. Kacamata : masih dianggap paling mudah, paling mudah dan paling aman.

Diberikan kacamata apabila :

o Tanda tanda iritasi sudah hilang

o Sudah tidak ada perubahan refraksi, dengan memperhitungkan

kelainan reflaksi sebelum operasi.

Pada afaki monokuler monokuler mata lainnya diberi kacamata sesuai

kekurangannya adalah distorsi yang cukup besar dan lapang pandang yang

terbatas. Kekuatan lensa yang diberikan sekitar +10 dioptri bila sebelumnya

emetrop.

2. Lensa kontak : diberikan pada afaki monokuler dimana penderita kooperatif, ,

trampil dan kebersihan terjamin.

3. Implantasi lensa intraokuler : dengan bedah mikro ditanam kan lensa

intraokuler langsung setelah lensa mata diangkat meski cara ini di anggap mahal,

tetapi mempunyai kelebihan kelibihan antara lain tidak terjadi pembesaran

bayangan diretina, lapang pandangan seperti semula, kebiasaan sehari hari tidak

terganggu dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kacamata atau lensa

kontak.

8

Page 12: Makalah Katarak g

BAB III

KESIMPULAN

1. Katarak senilis adalah setiap kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lebih

lanjut.

2. Pada katarak terjadi perubahan kimia didalam lensa baik terhadap nucleus

Maupun korteksnya. Terjadi penurunan penyerapan oksigen disertai

Peningkatan penyerapan air diikuti proses dehidrasi . Terjadi pula penimbunan ion

ion natrium, dilairi pihak terjadi penurunan kalium, asam askorbat dan protein.

3. Faktor radiasi ultraviolet memegang peranan penting, sehingga insiden katarak

Senile pada daerah dengan sinar matahari sepanjang masa lebih tinggi

4. Menurut tebal tipisnya kekeruhan lensa, katarak senilis dibagi menjadi 4

stadium yaitu Katarak Insipien, Katarak immature, Katarak matur dan Katarak

hipermatur.

5. Pencegahan terhadap katarak senilis maupun terapi medis sampai saat ini tidak

ada, satu atu nya cara adalah pembedahan dengan cara ekstra atau intra tidak ada,

satu satunya cara adalah pembedahan dengan cara ekstra atau intra kapsuler

katarak ekstraksi

9

Page 13: Makalah Katarak g

DAFTAR PUSTAKA

1. Prof.dr.H.SIDARTA Hyas,Sp.M,Ilmu Penyakit Mata,edisi ketiga,Fakultas

Kedokteran Universitas indonesia,pp 205-208

2. Aminoe et al.,Pedoman Diagnosa dan Terapi,Lap / UPF.Ilmu penyakit

Mata,Rumah sakit umum Daerah Soetimo,Surabaya,1994 dan 2002,pp 36-41

3. Di kuliah limu Penyakit Mata 1 dan 2,Senat Mahasiswa fakultas kedokteran

Universitas Airlangga,Surabaya,pp 26-39

4. Daniel G. Vaughan et al, Oftalmologi Umum,Widya Medica, Jakarta 200

Edisi 14,pp 175-183

5. Mansjoer arif et al., Kapita Selekta jilid 1,Media Aescupalius,Jakarta,2001

Edisi 3,pp 62-64.

10

Page 14: Makalah Katarak g

LAPORAN KASUS

I. Identitas Penderita

Nama : Ny. L

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 70 tahun

Agama : Islam

Alamat : Duduksampean - Gresik

Pekerjaan : Ibu rumah tamgga

Tanggal pemeriksa : 28 Mei 2012

II. Anamnesa

Keluhan Utama

Pengelihatan mata kanan terasa kabur

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poli Mata Rumah Sakit Umum Daerah Gresik pada tanggal

28 Mei 2012 dengan keluhan pengelihatan mata kiri kabur sejak 2 tahun yang lalu..

Pasien juga mengeluh tidak nyaman jika keadaaan terang, silau jika terkena sinar

matahari. Pasien tidak terasa nyeri pada mata. Mata merah tidak ada, dan tidak adanya

sekret.

11

Page 15: Makalah Katarak g

Riwayat Penyakit Dahulu

Penderita mengaku tidak pernah mengalami trauma terutama di daerah orbital

dan tidak mempunyai penyakit DM.

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita seperti ini.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Status Lokalis OD OS

Visus natural 1/60 LP +

- Palbebra :

Hiperemi Superior

Hiperemi Inferior

-

-

-

-

- Konjungtiva

Hiperemi

Sekret

-

-

-

-

- Kornea

Jernih + +

- Bilik mata depan

Keruh - +

- Iris

Iris shadow + -

- Pupil

Midriasis

Reflex cahaya

+

+

+

+

- Lensa

Keruh - +

- TIO 7/5,5 8/5,5

- Fundus reflex + -

12

Page 16: Makalah Katarak g

IV. RESUME

Penderita perempuan umur 70 tahun datang ke poli mata RSUD Gresik

dengan keluhan penglihatan mata kiri kabur sejak 2 tahun yang lalu dan silau jika

melihat terang. Pasien mengaku tidak pernah mengalami trauma dan tidak

mempunyai riwayat penyakit DM. Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini.

Pada pemeriksaan fisik OD didapatkan:

o Visus natural 1/60

o BMD jernih

o Iris shadow (+)

o Pupil midriasis

o Lensa jernih

o Fundus refleks oranye (+)

Pada pemeriksaan fisik OS didapatkan:

o Visus natural LP +

o BMD keruh

o Iris shadow (-)

o Pupil midriasis

o Lensa keruh

o Fundus reflek oranye(-)

V. ASSESMENT

OS Katarak Senilis stadium matur

VI. PENATALAKSANAAN

Mencegah immaturitas dengan obat kataren.

Pemberian kacamata sebisanya.

Pembedahan :

o bila mata sudah tidak dapat dikoreksi lagi dengan kacamata

o bila tajam penglihatan turun (visus 1/300 atau 1/~) dan mengganggu

pekerjan sehari-hari

13