82
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. B Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Nursing Program III dengan dosen mata kuliah Vita Lucya, S.Kep., Ners., M.Kep. disusun oleh: Asep Ramdan : 043-315-13-1- 006 Andri Subarna : 043-315-13-1- 003 Diah Krisnawati : 043-315-13-1- 010 Difa Juliana : 043-315-13-1- 011 Fikri Maidawati : 043-315-13-1- 015 Hesti Ariyanti : 043-315-13-1- 016 Iis Asiah : 043-315-13-1-018 Irma Nurmala : 043-315-13-1- 020

Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

  • Upload
    dilo

  • View
    56

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asas

Citation preview

Page 1: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. B

Makalah

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Nursing Program III

dengan dosen mata kuliah Vita Lucya, S.Kep., Ners., M.Kep.

disusun oleh:

Asep Ramdan : 043-315-13-1-006

Andri Subarna : 043-315-13-1-003

Diah Krisnawati : 043-315-13-1-010

Difa Juliana : 043-315-13-1-011

Fikri Maidawati : 043-315-13-1-015

Hesti Ariyanti : 043-315-13-1-016

Iis Asiah : 043-315-13-1-018

Irma Nurmala : 043-315-13-1-020

Mahesa Abirestu Sidiq : 043-315-13-1-026

Sani Sri Wulandari : 043-315-13-1-035

Siska Widiyanti : 043-315-13-1-037

Triwulan Dari : 043-315-13-1-040

KELAS S1-3A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PERSATUAN

PERAWAT NASIONAL INDONESIA JAWA BARATBANDUNG

2015

Page 2: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah penulis

dapat menyelesaikan makalahAsuhan Keperawatan Keluarga Tn. B ini

sebatas pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Penulis

berterima kasih kepada Ibu Vita Lucya selaku dosen yang telah

memberikan tugas ini kepada tim penulis.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembacanya mengenai segala

yang bersangkutan dari Asuhan Keperawatan Keluarga Penulis juga

menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-

kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan.

Makalah ini membahas mengenai kasus dalam rumah tangga Tn. B

yang dimulai dari konsep umum keluarga sampai pada asuhan keperawatan

Keluarga.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun

yang membacanya. Sekali lagi penulis mohon maaf apabila terdapat

kesalahan kata-kata yang kurang berkenan serta memohon kritik dan saran

yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandung, 27 November 2015

Tim Penulis

Page 3: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………….………….…i

DAFTAR ISI …………………………………………….………ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………….….1

B. Rumusan Masalah ………………………………………….….2

C. Tujuan ……………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kasus Pemicu ……………………………………………

B. Pengertian Keluarga

C. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

D. Tipe Keluarga

E. Fungsi Keluarga

F. Tugas Keluarga

G. Asuhan Keperawatan Tn. B

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………22

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………23

Page 4: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan

adalah keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang

menjadi klien dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan).

Keluarga berperan dalam menentuka cara pemberian asuhan yang

dibutuhkan oleh si sakit apabila ada anggota keluarga yang sakit.

Keberhasilan perawatan di Rumah Sakit atau tempat pelayanan kesehatan

dapat menjadi sia-sia bila tidak di dukung atau di tindak lanjuti oleh

keluarga yang merawat klien di rumah, sehingga dapat di katakan bahwa

kesehatan anggota keluarga dan kulaitas kehidupan keluarga sangat

berhubungan.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat

sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat

memperoleh 2 sisi penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada

individu yang menjadi anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga

yang menjadi bagian dari masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan

keperawatan perawat perlua juga memperhatikan hal-hal penting antar lain

nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh keluarga sehingga keluarga dapat

menerima dan bekerja sama dangan petugas kesehatan dalam hal ini adalah

perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah ditetapkan.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk

pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di

rumah atau tempat tinggal klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien

dan keluarga tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang

berkaitan dangan masalah kesehatan yang di hadapinya. Perawat yang

melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan

keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan

memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan.

 

Page 5: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :

1) Apa kasus pemicu pada keluarga Tn. B?

2) Apa itu pengertian keluarga?

3) Apa saja tahap dan tugas perkembangan keluarga?

4) Apa saja tipe – tipe keluarga ?

5) Bagaimana fungsi keluarga?

6) Apa saja tugas keluarga?

7) Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn. B?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah :

1) Untuk mengetahui kasus pemicu pada keluarga Tn. B.

2) Untuk mengetahui pengertian keluarga.

3) Untuk mengetahui apa saja tahap dan tugas perkembangan keluarga.

4) Untuk mengetahui apa saja tipe – tipe keluarga.

5) Untuk mengetahui bagaimana fungsi keluarga.

6) Untuk mengetahui asaja tugas keluarga.

7) Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga Tn.B.

Page 6: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kasus Pemicu

Tn. B (27 Th) dan Ny. B telah menikah selama 2 tahun dan kini

mereka telah dikaruniai1 prang anak (Anak C) yang berusia 1 tahun. Ny. B

belum memiliki keingian untuk menambah momongan. Ketika perawat

berkunjung maka terlihat bahwa anak C sedang di susui oleh ibunya.

Ketika dikaji masalah kesehatan, Ny. B mengatakan anaknya sehat-sehat

saja. Ketika dikaji lebih lanjut ternyata anak C belum lengkap status

imunisasinya, ketika ditanyakan alasannya, Ny. B mengatakan bahwa ia

khawatir anaknya akan panas lagi setelah diimunisasi (sebelumnya Ny. B

bercerita bahwa anaknya panas setelah diimunisasi) dan ia pun

beranggapan bahwa anaknya tidak perlu diimunisasi karena anaknya sehat-

sehat saja.

Ketika ditanyakan mengenai pola makan anaknya, Ny. B

mengatakan bahwa anaknya masih diberi ASI dan diberi tambahan

makanan 1 X sehari dengan menu yang sama dengan menu yang disajikan

dirumah sehingga terkadang anaknya sulit untuk makan dan saat dilakukan

pengkajian butuh anak C terlihat kurus. Selanjutnya, perawat menimbang

berat badan Ny. B dan didapati bahwa BB anak C adalah 7,5 kg. pada

pertemua selanjutnya, perawat berkesempatan untuk menjumpai Tn. B dari

perbincangan Tn. B mengatakan bahwa ia tidak begitu terlibat dalam

pengasuhan anaknya karena sibuk mencari nafkah, dan mengatakan bahwa

tugasnya hanya mencari nafkah, urusan anaknya itu urusan istrinya dan

tanggung jawab istrinya sebagai seorang ibu.

Page 7: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

B. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-

masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).

Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan

bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional dan sosial setiap anggota.

Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga

sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah,

ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi

satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan

budaya.

Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan

adanya jaringan kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu

sama lain yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung

dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976).

Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua

orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,

hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan

emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan

untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam

rangka mencapai tujuan bersama.

C. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan

Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :

1. Tahap I : Keluarga Pemula

Page 8: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap

pernikahan. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun

perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.

2.  Tahap II    : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai

umur 30 bulan)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk

keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan

keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek

dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-

masing pasangan.

3. Tahap III   : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua

berumur 2-6 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi

kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan

anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang

lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar

keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan

kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi

kebutuhan bermain anak.

4.  Tahap IV   : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13

tahun)

Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan

anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan

hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik

anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak

saat menyelesaikan tugas sekolah.

5.  Tahap V    : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20

tahun)

Page 9: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu

menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja

menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan

perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-

anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan

tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

6. Tahap VI   : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup

anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)

Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan

tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga

dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil

pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan

menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua

lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

7. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)

Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir

meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan.

Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan

berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah

menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang

memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh

hubungna perkawinan yang kokoh.

8.  Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia

Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa

pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal

dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan

keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,

menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan

hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan

pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

Page 10: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

D. Tipe Keluarga

1.  Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga,

yaitu :

a.  Keluarga Tradisional

1)  Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan

anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.

2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya

dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian,

pisah, atau ditinggalkan.

3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak

atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.

4) Bujang dewasa yang tinggal sendiri

5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari

nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau

bekerja.

6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih

atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam

daerah geografis.

b. Keluarga non tradisional

1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak

menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).

2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai

anak

3) Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin

sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah

4) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih

satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama

menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman

yang sama.

Page 11: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

2. Menurut Allender dan Spradley (2001)

a.  Keluarga tradisional

1)  Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari

suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat

2)  Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah

dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah,

misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi

3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri

tanpa anak

4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua

dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena

perceraian atau kematian.

5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang

dewasa saja

6)  Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami

istri yang berusia lanjut.

b. Keluarga non tradisional

1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian

darah hidup serumah

2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan

anak hidup bersama dalam satu rumah

3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup

bersama dalam satu rumah tangga

3. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan

Darmawan (2005)

a.  Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan

satu keluarga inti.

b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

c. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan

Page 12: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

E. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur

keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan

(2005), yaitu:

1. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi

kebutuhan pemeliharaan kepribadian  anggota keluarga.

2. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan

sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,

memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,

meneruskan nilai-nilai budaya anak.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga

dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga

serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan

spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta

mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti

sandang, pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan

sumber daya keluarga.

5. Fungsi biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan

tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan

generasi selanjutnya.

6. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih

saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga,

Page 13: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan

identitas keluarga.

7. Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan

pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan

anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan

perkembangannya.

F. Tugas Keluarga

Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.

Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai

paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat

penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas

keluarga yang diaksud adalah:

1.  Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana

persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian,

tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap

masalah yang dialami keluarga.

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh

mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,

bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga

menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat

atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan,

bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga

terhadap anggota keluarga yang sakit.

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan

perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada

dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang

sakit.

Page 14: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya

hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang

dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan

keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan

dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan

keluarga.

5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan

dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang

ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan,

apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah

pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

G. Asuhan Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. B DI RT 01 RW 02

KEL. SUKAHATI KEC. SUKABOJONG KOTA BANDUNG

A. Pengkajian

1. Data umum

a. Nama Kepala Keluarga : Tn. B

b. Umur : 27 Th

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Buruh bangunan

e. Alamat : Jl. Utami Rt. 01/ RW. 02 Bandung

Kel. Sukahati Kec. Sukabojong

f. Tanggal Pengkajian : 20 November 2015

Page 15: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

No Nama Hub

Keluarga

L/

P

Umur Pendidikan Pekerjaa

n

Agama Keadaan

kesehatan

Imunisasi KB Ket

2 Ny. B Istri P 25 Th SMP Ibu

Rumah

Tangga

Islam Sehat _ Tidak

3 An. C Anak L 1 Th Belum

sekolah

Pelajar Islam Sehat Tidak

Lengkap

_

g. Komposisi Anggota Keluarga

Page 16: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

Genogram

Keterangan :

: Laki- laki ----- : Tinggal satu rumah

: Perempuan : Bercerai

: Sudah Meninggal

g. Tipe / Bentuk Keluarga

Keluarga Tn. B termasuk tipe keluarga nuclear family (keluarga

inti ). Keluarga Tn. B (27 tahun) terdiri dari TN. B, Ny. B (25

Tahun), satu orang anak yaitu anak C.

h. Suku / Bangsa

Bp. B berasal dari Bandung (Sunda) dan istrinya, Ny. B juga

berasal dari Bandung (Sunda). Bahasa dominan yang mereka

gunakan sehari-hari di rumah adalah bahasa Indonesia. Saat di

luar rumah pun mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam

percakapan.

Tn. BNy. B

An. S

Page 17: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

i. Agama

Seluruh keluarga Tn. B beragama Islam. Kegiatan ibadah

keagamaan keluarga Tn. B yaitu sholatlima waktu. Menurut

keluarga Tn. B, agama berperan sangat penting dalam

kehidupan mereka, bahkan dalam hal kesehatan. Ketika ada

anggota keluarga yang sedang sakit, keluarga juga selalu

mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sakit

tersebut.

j. Status sosial ekonomi keluarga

Di keluarga Tn. B, pencari nafkah utama di keluarga

adalahsebagai seorang buruh bangunan. Penghasilan Tn. B tidak

menetap. Tetapi meski begitu Ny. B mengatakan bahwa nafkah

yang diberikan suaminya disyukuri saja yang penting cukup

untuk makan sehari-hari dan bekal atau keperluan anaknya.

k. Aktifitas Keluarga

Tn. B mengatakan bahwa aktifitas yang biasa dilakukan adalah

mencari nafkah sebagai buruh bangunan, sedangkan Ny. B

mengatakan bahwa sehari- hari dirinya beraktifitas selayaknya

seorang ibu, yaitu mengurus An. C, Tn. B dan mengurus rumah.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Termasuk keluarga dengan balita. Tugas perkembangan

keluarga dengan kelahiran anak pertama yang dilakukan oleh

keluarga antara lain:

1) Persiapan menjadi orang tua

Tn. B dan Ny. B menikah tahun 2014 dan satu tahun

kemudian melahirkan 1 orang anak yang saat ini An. C

berusia 1 tahun. Ketika dilakukan pengkajian Tn. B dan Ny.

B mengatakan siap untuk menjadi orang tua untuk anaknya

An. C. Karena tugas perkembangan tahap kelahiran anak

pertama ini perlu adanya adaptasi diantara kedua orang tua

Page 18: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

yaitu Tn. B dan Ny. B . meskipun sebenarnya terlihat bahwa

Tn. B terlihat belum siap mejadi seorang bapak, sebab ketika

dilakukan pengkajian untuk menanyakan kondisi An. C

yang terlihat kurang gizi, Tn. B hanya mengatakan bahwa

itu merupakan urusan istrinya bukan urusunannya karena

Tn. B beranggapan bahwa tugas atau perannya hanya

mencari nafkah, sedangkan urusan anak urusan istrinya.

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran,

interaksi, hubungan seksual, dan kegiatan.

Tn. B terlihat belum dapat beradaptasi dengan perubahan

yang terjadi dalam anggota keluarganya. Tn. B terlihat sibuk

dengan pekerjaannya tanpa memikirkan kondisi keluarganya

terutama kondisi An. C.

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan.

Hubungan yang memuaskan dapat mempengaruhi

keharmonisan rumah tangga, terutama keluarga dengan

perkembangan kelahiran anak pertama.

b. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi

Ketidakefektifan peran Tn. B untuk beradaptasi menjadi seorang

bapak bagi An. C belum terlihat, dan kurangnya pengetahuan

Ny. B dalam mengurus An. C ditandai dengan kondisi An. C

yang terlihat kurang gizi karena saat ditanyakan kepada Ny. B

mengenai kondisi anaknya, ternyata An B hanya diberikan ASI

dan makan 1x sehari setiap harinya dengan menu yang

sama.sehingga Ny. B mengatakan terkadang An. C sulit makan.

ketika dilakukan pengkajian, setelah dikaji lebih lanjut ternyata

imunisasi An. C belum lengkap.Ketika ditanya pada Ny. B

ternyata hal ini disebabkan karena ketakutan dan ketidaktahuan

Ny. B mengenai imunisasi, bahwa sebenarnya respon panas

Page 19: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

pada An. C setelah imunisasi itu merupakan hal yang wajar dan

normal.

c. Riwayat keluarga inti

Tn. B dan Ny. B menikah pada tahun 2014, setelah 1 tahun

menikah, Tn. B dan Ny. B dikaruniai anak pertamanya An. C.

Dan belum memiliki keinginan untuk menambah anak.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit,

keluarga Tn. B pergi ke puskesmas. Hanya saja ada pola makan

yang kurang baik yang diberikan pada An. C karena ketika

dilakukan pengkajian ternyata An. C hanya diberikan ASI dan

makanan tambahan 1 x sehari dengan menu yang sama . dan Ny.

B mengatakan terkadang anaknya sulit untuk makan. Dan Ny. B

tidak memberikan imunisasi yang lengkap bagi anaknya An. B

karena ketakutan Ny. B terhadap respon panas An. C setelah

imunisasi.

3. Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

Rumah yang ditinggali Tn. B sekeluarga adalah rumah

permanen peninggalan orang tua Tn. B yang berukuran 30 m2 .

Desain interior rumah terbagi menjadi 5 ruangan, yang paling

depan adalah ruang tamu sekaligus ruang keluarga. Lalu, 2

ruang tidur dan yang paling belakang adalah dapur dan kamar

mandi. Kamar tidur 1 digunakan oleh Tn. B dan Ny. B,

sedangkan 1 kamar tidur lainnya dibiarkan kosong. Lantai

rumah terbuat dari keramik. Terdapat 2 jendela yang kurang

lebih berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk.

Memiliki ventilasi disetiap ruangannya. Jendela yang terlihat

selalu dibuka pada pagi hari. Warna dinding rumah adalah putih

yang kondisinya cukup bersih. Kondisi rumah, tampak cukup

rapi dan bersih. Sumber air yang digunakan oleh keluarga

Page 20: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

berasal dari tanah (sanyo) sehingga airnya tidak berasa, tidak

berwarna, dan tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap,

pencahayaan lampu dalam rumah Ny. B terbilang cukup terang.

Denah rumah Tn. B

6 m

5 m

Keterangan :

: Jendela : Pintu

: ventilasi

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Tn. B cukup sering berkumpul atau sekedar bertegur sapa

dengan tetangganya. Ny. B tidak bekerja hanya menjadi ibu

rumah tangga saja dan mengurus kedua anaknya yang ada di

rumah. Keluarga Tn. B tinggal di RT 01RW 02, di sisi kanan

rumah Tn. B yaitu rumah saudaranya dan sisi kiri adalah rumah

tetangganya, dibelakang rumah ada tanah kosong dan jalan.

Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.

Kamar

Mandi Dapur

Ruang

Tidur Ruang keluarga

Ruang

Tidur

Teras

Page 21: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

c. Mobilitas dan geografi keluarga

Saat ini, keluarga Tn. B sudah tinggal menetap di rumah yang

saat ini dihuni sejak menikah dan tidak berniat untuk pindah.

Tn. B sendiri sudah tinggal dirumah tersebut sejak Tn. B lahir,

Rumah Tn. B dibangun di atas tanah milik orang tuanya,

kepemilikan tanah masih milik ibunya Tn.B.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

TN. B selalu menekankan pada Ny. B supaya mengikuti acara

yang diadakan oleh RT/RW, misalnya pengajian dan kegiatan

lainnya. Apabila ada waktu luang Ny. B mengajak anaknya

bermain ke tetangga. Hubungan anggota keluarga terlihat rukun,

tidak ada konflik antara satu dengan yang lain (terlihat

harmonis).Ny. B juga bersosialisasi dengan tetangga di kanan,

kiri dan depan rumahnya. Saudara Ny. B tinggal tidak jauh dari

rumah Ny. B, setiap hari selalu bertemu.

e. System pendukung keluarga

Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang

menyelesaikan dengan anggota keluarga. Hal yang dirasakan

sebagai pendukung keluarga adalah keluarga yang tinggal tidak

jauh dari rumah yang memperhatikan bila ada anggota keluarga

yang sakit dan tetangga yang hidup saling menghormati serta

menghargai.

4. Struktur keluarga

a. Pola dan proses komunikasi

Ny. B mengatakan bahwa awalnya komunikasi pada

keluarganya menekankan keterbukaan meskipun setelah

kelahiran anak pertamanya hal tersebut sudah jarang dilakukan.

b. Struktur kekuatan

Pemegang keputusan di keluarga adalah Tn. B sebagai kepala

keluarga, tetapi untuk masalah atau keperluan anaknya yaitu An.

C, Tn. B lebih menyerahkan semuanya kepada istrinya. Ketika

Page 22: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

dilakukan pengkajian, Tn. B terlihat acuh terhadap kondisi

kesehatan anaknya.

c. Struktur peran

1) Tn. B Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam

mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah

tangga. Tetapi dalam saat dilakukan pengkajian, Tn. B

terlihat tidak peduli dengan kondisi anaknya, dan Tn. B

mengatakan bahwa dia sibuk kerja dan urusan An. C bukan

urusan Tn. C

2) Ny. G mengatakan bahwa urusan anaknya lebih banyak

diserahkan kepada dirinya. Sebagai istri Tn. B, sebagai ibu

rumah tangga.

3) An. CNy. B mengatakan bahwa imunisasi anaknya tidak

lengkap karena ketakutan Ny. B terhadap panas yang

ditimbulkan dari imunisasi. Ny. G mengatakan bahwa An. C

hanya diberikan ASI dan makan 1 x sehari dengan menu

yang seadanya dan dengan menu yang sama.

d. Nilai-nilai dan norma budaya

Nilai dan norma yang dipegang oleh keluarga Tn. B adalah

sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dan budaya tidak

mempengaruhi keluarganya.

5. Fungsi-fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

Ny. B mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah

dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat dengan

suaminya apabila ada hal yang perlu dipecahkan bersama.

Meskipun terkadang suaminya kurang memperdulikan kondisi

anaknya.

b. Fungsi sosialisasi

Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan

baik, meskipun setelah kehadiran anak pertamanya, Ny. B

Page 23: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

mengatakan bahwa TN. B kurang memperdulikan kondisi

anaknya karena dianggap bukan tanggung jawabnya.. Hubungan

anggota keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga

Tn. B tergolong paling lama tinggal di wilayah

tersebut.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Ny. B mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang

sakit, maka biasanya hanya diberikan obat warung. Dan

terkadang jika sudah parah, dibawa ke puskesmas. Terkecuali

untuk masalah imunisasi pada anaknya, Ny. B tidak melakukan

imunisasi secara lengkap karena takut biasanya setelah

imunisasi anaknya akan panas.

6. Koping keluarga

a. Stressor keluarga jangka pendek

Ny. B mengatakan bahwa dirinya mulai mencemaskan kondisi

anaknya yaitu An. C yang sulit makan dan terlihat kurus.

Sedangkan suaminya kurang memperdulikan kondisi anak

pertamanya.

b. Stressor keluarga jangka panjang

Ny. C mengatakan bahwa tidak ada hal yang dicemaskan selain

kondisi anaknya saat ini.

c. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah

Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar

dari masalah tersebut dengan jalan musyawarah. Hanya saja

menurut Ny. B mengatakan bahwa setelah memiliki anak

terkadang Tn. B sulit diajak musyarawah dan kurang

memperdulikan kondisi anaknya yaitu An. C karena Tn. B

beranggapan bahwa An. C merupakan tanggung jawab Ny. B.

Page 24: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

d. Strategi koping yang digunakan

Ny. B mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang

terjadi kepada Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi

masalah yang ada.

e. Strategi adaptasi disfungsional

Fungsi tahap perkembangan kelahiran anak pertama diantaranya

adalah persiapan menjadi orang tua, adaptasi dengan perubahan

anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sosial dan

kegiatan. Sedangkan Tn. B belum dapat beradaptasi terhadap

perannya saat ini bahwa peran dan tugasnya saat ini bukan

hanya untuk mencari nafkah, tetapi mengurus anak dan istri juga

sudah menjadi tugas atau perannya saat ini, hal inilah yang

dikeluhkan oleh Ny. B bahwa suaminya yaitu Tn. B kurang

memperdulikan kondisi anaknya, sebab Tn. B berfikir bahwa

urusan An. C bukan menjadi tanggung jawabnya tetapi

tanggung jawab istrinya, yaitu Ny. B.

7. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga

Keluarga berharap dengan kedatangan mahasiswa berkunjung

kerumahnya adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan

keluarga. Dengan demikian keluarga berharap akan selalu berada

dalam kondisi sehat lahir dan batin. Mereka juga berharap akan

mendapatkan banyak pengetahuan tentang berbagai macam jenis

penyakit maupun masalah dan cara perawatannya.

8. Pemeriksaan fisik individu

No Nama TD Nadi Nafas Suhu BB

(mmHg

)

(x/menit) (x/menit) (˚C) (Kg)

130/90 86 21 37 68

1. Tn. B Kepala :

Page 25: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

(27 Th) Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan

benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis

simetris.

Mata:

Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan

pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2 mm,

reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak

ikterik, memakai kacamata jika membaca.

Telinga:

Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada

benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.

Leher:

Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat

pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat

bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah

tanpa

ada nyeri.

Paru-paru:

Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit

lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat

Page 26: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus

sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler,

dan

tidak terdapat suara tambahan.

Jantung:

Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada

retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas

jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak

terdapat mur-mur dan gallop.

Abdomen:

Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit

lainnya

(tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba lemas, tidak

terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak

teraba,

bising usus terdengar 10x/menit

Ekstremitas:

Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak

terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban

dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan

kanan,

refleks patela normal kiri dan kanan,

Page 27: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

kekuatan otot: 5555 5555

5555 5555

Kulit:

Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak

adalesi, senstifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.

No Nama TD Nadi Nafas Suhu BB

(mmHg

)

(x/menit) (x/menit) (˚C) (Kg)

110/70 82 19 37,5 48

2. Ny. B

(25 Th)

Kepala:

Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan

benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis

simetris.

Mata:

Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan

pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2 mm,

reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak

ikterik.

Page 28: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

Mulut dan hidung:

Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat

bergerakke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat

merasakanasam, asin, dan manis dengan baik.Bentuk

simetris, warna kulit sama dengan

Telinga:

Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada

benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.

Kulit:

Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,

elastis,tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul

dan tajam baik.

Leher:

Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat

pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat

bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah

tanpaada nyeri.

Jantung:

Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada

retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas

jantung, BJ 1 dan BJ 2 tera

Page 29: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

Paru-paru:

Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit

lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat

tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19

x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas

terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan

Abdomen:

Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit

lainnya(tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba lemas,

tidakterdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak

teraba,bising usus terdengar 9 x/menit

Ekstremitas:

Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak

terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban

dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan

kanan,refleks patela normal kiri dan kanan,kekuatan otot:

5555 5555

5555 5555

No Nama TD Nadi Nafas Suhu BB TB

(mmHg

)

(x/menit) (x/menit) (˚C)(Kg) (cm)

3. An. C 90/ 60 88 20 36,5 7, 5 85

Page 30: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

1 Th Kepala:

Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan

benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis

simetris, rambut mudah rontok dan kemerahan

Mata:

Cekung dan pucat, bola mata dapat mengikuti arah

gerakan tanganpemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter

pupil + 2 mm,reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak

anemis, kornea tidakikterik.

Mulut dan hidung:

Bibir simetris, mukosa sedikit kering, lidah simetris,

dapat bergerakke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah

dapat merasakanasam, asin, dan manis dengan baik.

Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit

sekitarnya,tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung

lembab,terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.

Telinga:

Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada

benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.

Leher:

Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat

pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat

Page 31: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah

tanpaada nyeri.

Kulit:

Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap,kurang

elastis, tidak adalesi, senstifitas terhadap benda tumpul

dan tajam baik.

Jantung:

Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada

retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas

jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak

terdapat mur-mur dan gallop.

Paru-paru:

Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit

lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat

tonjolan abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil fremitus

sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler,

dantidak terdapat suara tambahan.

Abdomen:

Perut terlihat buncit dan warnanya sama dengan kulit

lainnya (tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba lemas,

tidakterdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak

teraba, bising usus terdengar 15 x/menit

Ekstremitas:

Page 32: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

Terlihat kurang aktif , bahu simetris, tulang terlihat

menojol, warna sama dengan kulit, kurang dapat

mengangkat dan menahan bebandengan baik, refleks

brachioradialis normal kiri dan kanan,refleks patela

normal kiri dan kanan,

kekuatan otot:

5555 5555

5555 5555

9. Perkembangan Anak Usia 1 Tahun

Setelah anak berumur 12 bulan, biasanya mereka sudah bisa

diajarkan banyak hal, seperti berdiri dan berjalan berpegangan dan

lainnya. Pada usia 1 tahun ini sebaiknya ibu sudah bisa melatih anak

untuk mandiri dalam hal-hal sederhana, namun bukan berarti

menyuruh mereka mandiri di usia 12 bulan, sebab pengawasan tetap

dibutuhkan bahkan perlu ditingkatkan.

a. Bayi dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri dan duduk

dari posisi berdiri

b. Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi atau

berdiri selama 2 detik tanpa berpegangan

c. Berjalan dengan dituntun

d. Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang

diinginkan

e. Menggenggam erat pensil

f. Memasukkan benda ke mulut

g. Mengulang menirukan bunyi

h. Babbling semakin kompleks dengan 2-3 suku kata seperti ba-

da-ma tetapi ia belum mengerti artinya. Sudah dapat mengoceh

Page 33: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

dan mengucapkan papa dan mama namun belum spesifik

menuju pada papa dan mama-nya.

i. Mengeksplorasi dunia sekitarnya. Ia ingin mengetahui dan

menyentuh segala yang ada di sekitarnya. Bayi sudah harus

dapat mengambil 2 buah mainan kubus dan membenturkannya

dengan kedua tangannya.

j. Bayi sudah dapat memegang koin atau mainan kecil lainnya

dengan menggunakan ibu jari dan 1 jari lainnya

k. Bereaksi terhadap suara perlahan atau bisikan

l. Senang diajak bermain “cilukba”

m. Bayi sudah dapat bertepuktangan dan melambaikan tangan saat

mengucapkan bye-bye

n. Bayi mulai dapat mengungkapkan keinginannya

o. Mengenal anggota keluarga

10. Cara penghitungan status gizi bagi bayi dan balita (Z- Score)

a. Rumus Z- Score

Page 34: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

b. Tabel Z- Score

c. Nilai Status Gizi An. C berdasarkan Z- Score

Diket:

Nilai BB An. C = 7,5 Kg

Nilai median normal anak usia 1 tahun = 9,6

BB < nilai median

Rumus :

Nilai BB atau TB/ PB – Nilai median

Nilai median – Nilai (-1SD)

7,5 – 9,6 = - 2,1 = -2,1 (gizi baik)

9,6 – 8,6 1

Page 35: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

B. Analisa Data

No Data Interpretasi Data Masalah

1.

2.

Do :

- Tn. B terlihat tidak

memperdulikan

kondisi anaknya

saat ditanya

mengenai kondisi

anaknya

DS :

- Tn. B mengatakan

bahwa urusan

anaknya bukan

tanggung

jawabnya,

melainkan

tanggung jawab

istrinya

- Ny. B mengatakan

bahwa suaminya

kurang peduli

terhadap An. C

- Ny. B mengatakan

bahwa

Do :

- Ny. B terlihat

- Ketidaktahuan Tb.

B dalam mengenal

masalah mengenai

peran

- Katidakmampuan

Tn. B dalam

mengambil

keputusan

mengenai kondisi

An. C

- Ketidaktahuan Ny.

B mengenal

Ketidakefekti

fan performa

peran

Kuranganya

Page 36: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

3.

bingung ketika

ditanya mengenai

imunisasi

- Ny. B terlihat

bingung ketika

ditanya mengenai

kondisi anaknya

DS :

- Ny. B mengatakan

bahwa imunisasi

pada An. C tidak

dilakukan secara

lengkap

- Ny. B mengatakan

bahwa dia takut

An. C mengalami

panas kembali

setelah imunisasi

Do :

- An. C terlihat

kurus kering

- BB dibawah batas

normal yaitu 7,5

kg.

- Nilai Z- Score

yaitu -2 (gizi

- masih baik)

masalah mengenai

imunisasi

- Ketidakmauan Ny.

B mengambil

keputusan

- Ketidakmauan Ny.

B melakukan

perawatan

kesehatan terhadap

An. C

- Ketidakmauan Ny.

B memanfaatkan

sarana fasilitas

kesehatan

- Ketidahtahuan Ny.

B mengenal

masalah

- Ketidakmauan

keluarga khususnya

Tn. B mengambil

keputusan

mengenai kondisi

An. C

pengetahuan

Resiko

ketidakseimb

angan

nutrisi :

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Page 37: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

Ds :

- Ny.B mengatakan

bahwa An. C

hanya diberi

makan 1x dalam

sehari dengan

menu yang sama

dan ASI

- Ketidakmauan

memodifikasi

lingkungan

C. Prioritas Masalah

1. Ketidakefektifan performa peran keluarga Tn. B khususnya Tn. B

berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. B beradaptasi terhadap

perannya sebagai orang tua.

No Kriteria Nilai Rasional

1 Sifat Masalah

Skala :

Aktual

3/3 x 1 = 1

Saat ini Tn. B berfikir

bahwa tugasnya sebagai

kepala keluarga hanya

mencari nafkah, bukan

memikirkan kondisi

anaknya

2 Kemungkinan masalah

dapat diubah

Skala :

Hanya sebagian

1/2 x 2 = 1

Tn. B sebenarnya sudah

mengetahui mengenai

tugasnya sebagai kepala

keluarga adalah mencari

Page 38: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

nafkah, hanya saja dia

belum mengetahui tugas

nya saat ini selain mencari

nafkah, yaitu berperan

sebagai orang tua.

3 Potensi masalah untuk

dicegah

Skala :

Tinggi

3/3 x 1 = 1

Kesiapan fisik maupun

psikis untuk membina

rumah tangga ataupun

menjadi orang tua bisa

dilakukan dari sebelum

melakukan pernikahan

sehingga setelah menikah,

peran dan fungsi keluarga

dapat berjalan dengan baik

4 Menonjol masalah

Skala :

Tidak dirasakan 0/2 x 1 = 0

Keefektifan peran dapat

mempengaruhi

berlangsungnya kehidupan

dalam berkeluarga

Total 3

2. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. B khusunya Ny. B berhubungan

dengan ketidaktahuan Ny. B mengenai pentingnya imunisasi bagi anak.

No Kriteria Nilai Rasional

1 Sifat Masalah

Skala :

Aktual 3/3 x 1 = 1

An. C tidak mendapatkan

imunisasi dengan lengkap

dengan alasan Ny. B takut

meilhat An. C panas

Page 39: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

setelah di imunisasi.

2 Kemungkinan masalah

dapat diubah

Skala :

Sebagian

1/2 x 2 = 2

Ny. B dapat diberikan

edukasi mengenai

pentingnya imunisasi tetapi

tergantung pada diri Ny. B

sendiri apakah mau

menerima atau tidak

3 Potensi masalah untuk

dicegah

Skala :

Cukup

2/3 x 1 =

2/3

Pengetahuan seseorang

berbeda-beda, terkadang

pada saat diberikan edukasi

ada yang mau menerima

dan ada yang tidak

4 Menonjol masalah

Skala :

Ada masalah tetapi tidak

perlu segera ditangani

1/2 x 1 =

1/2

Masalah mengenai

imunisasi biasanya tidak

menimbulkan masalah

secara langsung tetapi

ditunjang dengan faktor

lain

Total 4 1/6

3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga

Tn. B khusunya An. C berhubungan dengan ketidaktahuan Ny. B

mengenai pentingnya nutrisi bagi balita dan kurangnya kepedulian

orang tua

No Kriteria Nilai Rasional

1 Sifat Masalah

Skala :

Aktual 3/3 x 1 = 1

Pada saat dilakukan

pemeriksaan fisik pada

An.C, terlihat kurus dan

Ny. B mengatakan bahwa

anaknya sulit makan dan

Page 40: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

hanya diberikan asi dan 1x

makan dengan menu yang

sama setiap harinya

2 Kemungkinan masalah

dapat diubah

Skala :

Hanya sebagian

1/2 x 2 = 1

Ny.G dapat menerima

edukasi yang diberikan,

tetapi kepercayaan yang di

anut sulit diubah jika tidak

timbul dari dirinya sendiri

3 Potensi masalah untuk

dicegah

Skala :

Sebagian

1/2 x 1 =

1/2

Pemberian edukasi dapat

diberikan pada Ny. B

tetapi masalah mengenai

nutrisi memerlukan waktu

yang cukup lama dan

bertahap

4 Menonjol masalah

Skala :

Segera di tangani 2/2 x 1 = 1

Karena apabila tidak

segera ditangani akan

menimbulkan masalah

kesehatan lainnya

Total 3 1/2

D. Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas masalah

1. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. B khusunya Ny. B

berhubungan dengan ketidaktahuan Ny. B mengenai pentingnya

imunisasi bagi anak.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada

keluarga Tn. B khusunya An. C berhubungan dengan ketidaktahuan

Ny. B mengenai pentingnya nutrisi bagi balita dan kurangnya

kepedulian orang tua.

Page 41: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

3. Ketidakefektifan performa peran keluarga Tn. B khususnya Tn. B

berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. B beradaptasi terhadap

perannya sebagai orang tua.

Page 42: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

E. Perencanaan keperawatan

Tabel E. 1

Perencanaan Keperawatan

Nama keluarga : Bp. B

Alamat : Jl. Utami RT 01 RW 02 Bandung Kel. Sukahati Kec. Sukabojong

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan Evaluasi Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar

1. Kurangnya

pengetahuan

keluarga Tn. B

khusunya Ny. B

berhubungan

dengan

ketidaktahuan Ny.

B mengenai

pentingnya

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

, keluarga

Bp B

terutama

Ny.B

mampu

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

dengan 1x24

jam dalam

waktu 30

menit Ny.B

mampu

- Respon

kognitif : mampu

menjelaskan

pentingnya

imunisasi bagi

kesehatan anak

- Respon

psikomotor :

- Imunisasi adalah

upaya yang

dilakukan dengan

sengaja untuk

memberikan

kekebalan

(imunitas) pada

bayi atau anak

sehingga terhindar

- Berikan

pertanyaan

tentang

imunisasi

- Berikan

pertanyaan

mengenai resiko

penyakit tanpa

Page 43: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

imunisasi bagi

anak.

memahami

informasi

mengenai

imunisasi

memahami

pentingnya

imunisasi

secara

lengkap bagi

kesehatan An.

C

mampu

melakukan

pemberian

imunisasi secara

lengkap pada

anak

- Respon afektif :

kooperatif

(mampu diajak

bekerja sama)

dari penyakit

(Suparni, Y. 2004)

- Tujuan imunisasi :

Mencegah

penyakit dan

kematian pada

bayi dan anak-

anak yang

disebabkan oleh

wabah yang

sring muncul

Menurunkan

angka kesakitan

dan kematian

pada bayi,

balita. (Depkes

RI, 2001)

- Jenis imunisasi :

Imunisasi Aktif

imunisasi

- Berikan

informasi

mengenai

pentingnya

imunisasi bagi

anak

- Berikan

informasi

mengenai resiko

penyakit tanpa

imusisasi bagi

anak

- Anjurkan Ny. B

untuk

memberikan

imunisasi secara

lengkap bagi

Page 44: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

merupakan

pemberian zat

sebagai antigen

yang diharapkan

akan terjadi

proses infeksi

buatan sehingga

tubuh

mengalami

reaksi

imunologi,

apabila benar-

benar terjadi

infeksi maka

tubuh dapat

segera berespon

(reaksi panas).

Imunisasi pasif

adalah

anak

Page 45: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

pemberian zat

(immunoglobuli

n) yang

dihasilkan

melalui proses

infeksi yang

berasal dari

plasma

manusiayang

diduga sudah

masuk dalam

tubuh. (Hidayat,

2002).

2. Ketidakseimbang

an nutrisi : kurang

dari kebutuhan

tubuh pada

keluarga Tn. B

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

, keluarga

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

dengan 1x24

- Respon kognitif :

Mampu

menjelaskan

tentang

pentingnya nutrisi

- Pemberian makanan

yang sebaik-

baiknya harus

memperhatikan

kemampuan tubuh

- Lakukan

penyesuaian cara

berkomunikasi

dengan tahap

perkembangan

Page 46: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

khusunya An. C

berhubungan

dengan

ketidaktahuan Ny.

B mengenai

pentingnya nutrisi

bagi balita dan

kurangnya

kepedulian orang

tua.

terutama

Ny.G

mampu

memahami

informasi

mengenai

konsep

nutrisi bagi

anak.

jam dalam

waktu 30

menit Ny.G

mampu

memahami

mengenai

pentingnya

nutrisi dan

gizi seimbang

bagi anak

usia balita.

dan gizi seimbang

bagi balita

- Respon

psikomotor :

mampu

melakukan

pemberian nutrisi

dan gizi seimbang

bagi balita

- Respon afektif :

kooperatif

(mampu diajak

bekerja sama)

seseorang untuk

mencerna makanan,

umur,jenis kelamin,

jenis aktivitas, dan

kondisi tertentu

seperti sakit, hamil,

menyusui.(Santoso

dan Lies, 2004)

- Tujuan : untuk

meningkatkan

derajat kesehatan

seseorang,

memelihara

kebersihan diri

seseorang,

mencegah penyakit,

meningkatkan rasa

percaya diri

anak

     Ajarkan orang

tua dan anak

tetang

pentingnya

memilih

makanan yang

sehat, bukan

makanan yang

tinggi gula,

garam atau

lemak

    Anjurkan untuk

membatasi

asupan susu anak

sehingga anak

berselera untuk

makan

Page 47: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

- Golongan umum:

1-3 tahun → BB 12

kg, TB 89 cm,

Energi 1220 Kkal,

Protein 23 gram

- Prinsip gizi

seimbang anak

balita:

Energi anak

umur diatas 1

tahun adalah

112(Kal/kg

BB/hari).

(WHO, 1971)

Protein anak

usia 1-3 tahun

adalah 2,0-2,5

makanan(jika

diperlukan)

     Ajarkan orang

tua mengenai

nutrisi yang

diperlukan pada

masing masing

perkembangan

     Anjurkan Ny. B

untuk tidak

membiasakan

waktu makan

menjadi arena

berperang antara

orang tua dan

anak

- Anjurkan Ny. B

untuk

Page 48: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

(g/kg BB/hari).

(WHO, 1971)

Pada anak balita,

lemak

dianjurkan 1%

yang berasal dari

asam lenoleat.

Karbohidrat bagi

anak yang masih

mengkonsumsi

ASI

mendapatkan

40% kalori dari

laktosa.

Vitamin dan

mineral bagi

anak usia 1-3

tahun adalah :

Ca : 0,5gr

memberikan

makanan dalam

porsi sedikit tapi

sering

Page 49: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

Fe : 8 gr

Vit A : 1500 mg

Vit B1 : 0,5 mg

Vit B12 : 0,7 mg

Vit B6 : 8 mg

Vit C : 30 mg

3. Ketidakefektifan

performa peran

keluarga Tn. B

khususnya Tn. B

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

Tn. B beradaptasi

terhadap perannya

sebagai orang tua.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

, keluarga

Tn. B

terutama Tn.

B

performa

peran

orang taua

menjadi

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

dengan 1x24

jam dalam

waktu 30

menit Tn. B

mampu

memahami

mengenai

peran dan

fungsi

- Respon kognitif :

Mampu

menjelaskan

mengenai fungsi

peran ( khusunya

peran sebagai

kepala keluarga

dengan kelahiran

anak pertama)

- Respon

psikomotor :

mampu

- keluarga adalah

kesatuan unsur

terkecil yang terdiri

dari bapak, ibu dan

beberapa anak.

- Masing-masing

unsur tersebut

mempunyai peranan

penting dalam

membina dan

menegakkan

keluarga, sehingga

bila salah satu unsur

- Berikan

informasi

mengenai peran

dalam hidup,

peran dalam

keluarga,

periode transisi

peran dalam

kehidupan,

perasaan

terhadap peran

yang dilakukan

Page 50: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

efektif. keluarga

sebagai

kepala

keluarga dan

orang tua.

melakukan

perannya sebagai

kepala keluarga

dengan baik dan

benar.

- Respon afektif :

kooperatif

(mampu diajak

bekerja sama)

tersebut hilang

maka keluarga

tersebut akan

guncang atau

kurang seimbang.

Mereka harus

bersama-sama

memelihara

keutuhan rumah

tangga sebagai

suatu satuan sosial

- Keluarga, yang

kedua tiangnya

adalah orang tua,

memikul tanggung

jawab, kasih sayang

dan kecintaan

kepada anak-anak,

karena ini semua

- Berikan

informasi

mengenai

perubahan

peran: perilaku

yang diperlukan

terhadap

perubahan peran,

perubahan peran

saat menjadi

seorang bapak

- Anjurkan Tn. B

untuk

melakukan

strategi

manajemen

perubahan peran

- Berikan

Page 51: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

termasuk asas

pertumbuhan dan

perkembangan

psikis serta sosial

yang kokoh dan

lurus bagi mereka

informasi

pelatihan pada

Tn. B mengenai

cara adaptasi

terhadap

perubahan peran.

Page 52: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

BAB III

SIMPULAN

A. Simpulan

keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang

dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam

satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu

sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau

mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental,

emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan

bersama.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk

pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di

rumah atau tempat tinggal klien. Bagi klien beserta keluarga sehingga klien

dan keluarga tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang

berkaitan dangan masalah kesehatan yang di hadapinya. Perawat yang

melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan

keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan

memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan.

Berdasarkan pengkajian kasus pada keluarga Tn. B (27 Th)

didapatkan beberapa masalah yang muncul yaitu :

1. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. B khusunya Ny. B berhubungan

dengan ketidaktahuan Ny. B mengenai pentingnya imunisasi bagi anak.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga

Tn. B khusunya An. C berhubungan dengan ketidaktahuan Ny. B

mengenai pentingnya nutrisi bagi balita dan kurangnya kepedulian

orang tua.

3. Ketidakefektifan performa peran keluarga Tn. B khususnya Tn. B

berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. B beradaptasi terhadap

perannya sebagai orang tua.

Page 53: Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta

: Sagung Seto

Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and

Practice Nursing. Philadelpia : Lippincott

Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community Health and Nursing,

Concept and Practice. Lippincott : California

Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC

Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan

Masyarakat.Jakarta :EGC

Friedman,M.M.1998.Family Nursing Research Theory and

Practice,4thEdition.Connecticut : Aplenton

Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi

dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas,

Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC

Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.

Keliat, B.A ( 1994 ), Gangguan Konsep Diri, Jakarta, EGC

Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS

KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil

NOC Edisi 9. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns.

Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.

EGC.Mubarak, dkk. (2009). Ilmu keperawatan komunitas: Konsep dan

aplikasi.Jakarta: Salemba Medika.