Makalah Kasus Gangguan Oksigenasi

Embed Size (px)

Citation preview

  • STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN ASMA BRONKHIAL

    DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

    DISUSUN OLEH :

    WAHID WAHYU WIDODO NIM. P.09112

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA 2012

  • i

    STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN ASMA BRONKHIAL

    DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

    Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

    Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

    DISUSUN OLEH :

    WAHID WAHYU WIDODO NIM. P.09112

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA 2012

  • ii

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertandatangan di bawah ini :

    Nama : Wahid Wahyu Widodo

    Nim : P. 09112

    Proram Studi : DIII Keperawatan

    Judul Karya Tulis Ilmiah :

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

    benar - benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

    atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

    Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

    hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

    dengan ketentuan akademik yang berlaku.

    Surakarta, April 2012

    Penulis

    Yeni Wulandari NIM P.09057

  • iii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

    Nama : Wahid Wahyu Widodo

    Nim : P. 09112

    Proram Studi : DIII Keperawatan

    Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

    OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN ASMA BRONKIAL DI

    RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

    Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

    Prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.

    Ditetapkan di : Surakarta

    Hari/Tanggal : Jumat/27 Agustus 2012

    Pembimbing : Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns (.....................................) NIK. 201186080

  • iv

    HALAMAN PENGESAHAN

    Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

    Nama : Wahid Wahyu Widodo

    Nim : P. 09112 Proram Studi : DIII Keperawatan Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

    OKSIGENASI PADA TN.A DENGAN ASMA BRONKIAL DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

    Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperewatan Stikes Kusuma Husada Surakarta

    Ditetapkan di : Surakarta Hari/Tanggal : Senin/ 7 mei 2012

    DEWAN PENGUJI

    Penguji 1 : Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns (.....................................) NIK. 201186080

    Penguji II : Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns (.....................................) NIK. 201187065

    Penguji III : Amalia Senja, S.Kep.,Ns (.....................................) NIK. 201189090

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta

    Setiyawan, S. Kep.,Ns NIK. 201084050

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

    berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

    dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

    OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG

    MAWAR I RSUD KARANGANYAR.

    Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

    bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

    penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

    kepada yangn terhormat:

    1. Setiyawan, S.Kep.,Ns ,selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

    telah memberikan kesempatan untuk dapat membina ilmu di Stikes Kusuma

    Husada Surakarta.

    2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

    Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

    di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

    3. Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

    penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

    masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

    demi sempurnanya studi kasus ini.

  • vi

    4. Semua dosen Program Studi DIII Kepearwatan Stikes Kusuma Husada

    Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

    serta ilmu yang bermanfaat.

    5. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi, doa dan memberikan

    semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

    6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII kepearwatan Stikes Kusuma

    Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

    persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari

    sempurnanya karya tulis ini dan semoga dengan segala keterbatasan penulis dalam

    menyusun karya tulis ini, bermanfaat bagi semua pihak terutama dalam bidang

    keperawatan.

    Surakarta, April 2012

    Wahid Wahyu Widodo

  • vii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ ii

    LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ............................................................................. v

    DAFTAR ISI ........................................................................................... vii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................. 1

    B. Tujuan Penulisan .............................................................. 3

    C. Manfaat Penulisan ............................................................ 4

    BAB II LAPORAN KASUS ............................................................... 6

    BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

    A. Pembahasan ...................................................................... 11

    B. Simpulan .......................................................................... 15

    Daftar Pustaka

    Lampiran

    Daftar Riwayat Hidup

  • viii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Log Book

    Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien

    Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

    Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

  • ix

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Wahid Wahyu Widodo

    Tempat, Tanggal Lahir : Sumbawa Besar, 12 Juli 1990

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Alamat Rumah : Kampung Rinjani Rt. 02 Rw. III Labuhan

    Sumbawa

    Riwayat pendidikan :

    1. SD : SDN 1 Sumbawa Lulus 2003

    2. SMP : SMPN 1 Labuhan Badas Lulus 2006

    3. SMA : MAN I Sumbawa Lulus 2009

    Riwayat Pekerjaan : Tidak Ada

    Riwayat Organisasi : Tidak Ada

  • x

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sebanyak

    300 juta orang di dunia mengidap penyakit asma dan 225 ribu orang

    meninggal karena penyakit asma pada tahun 2005 lalu. Hasil penelitian

    International Study on Asthma and Alergies in Childhood pada tahun yang

    sama menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma

    meningkat dari sebesar 4,2% menjadi 5,4 %. Menurut Depkes RI (2008)

    asma mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah kasusnya cukup

    banyak ditemukan dalam masyarakat. WHO memperkirakan 100-150 juta

    penduduk dunia menderita asma, jumlah ini diperkirakan akan terus

    bertambah sebesar 180.000 orang setiap tahun. Apabila tidak dicegah

    dan ditangani dengan baik, maka diperkirakan akan terjadi

    peningkatan prevalensi yang lebih tinggi lagi pada masa yang akan datang

    serta mengganggu proses tumbuh kembang anak dan kualitas hidup. ( Myla

    Citrawati 2011).

    Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel

    dimana trakea dan bronkus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli

    tertentu. Asma dimanifestasikan penyempitan jalan nafas, yang

    mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi. Tingkat penyempitan jalan nafas

    dapat berubah secara spontan atau karena terapi. Asma berbeda dengan

  • 2

    penyakit paru obstruktif dalam hal asma adalah proses revresible.

    Eksaserbasi akut dapat saja terjadi, yang berlangsung dalam beberapa menit

    sampai jam, diselingi priode bebas gejala. Jika asma dan bronkitis terjadi

    bersamaan, obstruksi yang diakibatkan menjadi gabungan dan disebut

    bronkitis asmatik kronik (smeltzer, 2002).

    Pada orang dewasa sehat, rata-rata jumlah maksimum udara yang dapat

    dikandung oleh kedua paru adalah sekitar 7,5 liter pada pria dan 4,5 pada

    wanita, pada Tn.A asma dengan gangguan ventilasi dimana diameter

    bronkeolus lebih banyak berkurang selama ekspirasi dibanding inspirasi,

    karena peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi menekan paksa

    bagian luar bronkeolus. Oleh karena bronkeolus sudah tersumbat sebagian

    sumbatan selanjutnya adalah akibat tekanan eksternal yang mengakibatkan

    obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Penderita asma dapat melakukan

    inspirasi dengan baik namun sangat sulit saat ekspirasi.(Guyton and Hall,

    2006)

    Oksigen merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam

    memproduksi molekul Adenosin Trifosfat ( ATP ) secara normal. ATP adalah

    sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal. ATP

    memberikan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan keperluan

    berbagai aktintra venaitas untuk memelihara efektintra venaitas segala fungsi

    tubuh. Oksigen(O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam

    proses metabolisme. Oksigen memegang peranan penting dalam semua

    proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan

  • 3

    tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat

    menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan

    kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. (Fatmawati 2009).

    Oksigen adalah peroses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau

    fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang

    sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya,

    terbentuklah karbondioksida, energi. Akan tetapi penambahan CO2 yang

    melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup

    bermakna terhadap aktintra venaitas sel. (wahit, 2008).

    Berdasarkan pengkajian karakteristik oksigenasi pada Tn. A dada

    terasa sesak, nafas pendek (dyspnea), bernafas tampak menggunakan otot

    bantu pernafasan, terpasang O2 tiga liter permenit menggunakan nasal kanul.

    Dan dari data tersebut penulis tertarik untuk membandingkan konsep teori

    dengan keadaan klinik. Maka penulis mengambil judul Laporan Kasus

    Asuhan keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn.A Dengan

    Asma Bronkhial Di Ruang Mawar I RSUD Karanganyar.

    B. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan Umum

    Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn.A

    dengan asma bronkial di RSUD Kabupaten Karanganyar.

  • 4

    2. Tujuan khusus

    a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn.A dengan gangguan

    pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.

    b. Penullis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.A

    dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma

    bronkial.

    c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn.A

    dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma

    bronkial.

    d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn.A dengan gangguan

    pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.

    e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn.A dengan gangguan

    pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkail.

    f. Penulis mampu menganalisa kondisi gangguan pemenuhan kebutuhan

    oksigenasi yang terjadi pada Tn.A asma bronkial.

    C. Manfaat Penulisan

    1. Manfaat Bagi Pendidikan

    Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi laporan kasus

    bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah dalam

    bidang/profesi keperawatan.

  • 5

    2. Manfaat Bagi Penulis

    Menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan Tn.A

    dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.

    3. Manfaat bagi rumah sakit

    Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat

    kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan

    keperawatan pada Tn.A asma bronkial

    4. manfaat bagi keluarga.

    Menambah wawasan bagi keluarga agar mampu merawat Tn.A dengan

    asma bronkial di rumah untuk memenuhi kebutuhan oksigeneasi.

  • 6

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 april 2012 jam 08.00 WIB dengan

    metode pengkajian autoanamnesa, dan alloanamnesa. Pada saat dilakukan

    pengkajian ke Tn.A data yang diperoleh, Tn.A bernama Tn. A umur 64 tahun,

    agama katolik, pendidikan SD, pekerjaan tani, alamat Banjarsari Jumapolo

    Karanganyar, diagnosa medis Asma Bronkial. Identitas penanggung jawab, nama

    Tn. A, umur 48 tahun, pendidikan SD, pekerjaan tani, hubungan dengan Tn.A

    anak kandung.

    Dari pengkajian keluhan utama didapatkan hasil Tn.A mengatakan sesak

    nafas. Riwayat penyakit sekarang klien mengatakan saat melakukan kegiatan

    bertani klien merasa sesak nafas, kemudian klien istirahat sebentar untuk minum

    jamu, tetapi sesak nafas klien tidak hilang, kemudian keluarga membawa klien

    periksa ke dokter, lalu pada tanggal 4 april 2012, jam 11.45 klien dirujuk ke

    Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar untuk mendapatkan pengobatan lebih

    lanjut. Di IGD klien mendapat terapi O2 3 liter permenit, infus RL 20 tetes

    permenit, dan injeksi dexametason 1gr, kemudian klien dibawa ke ruang Mawar I.

    Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu didapatkan hasil klien

    mengatakan pernah mengalami sesak nafas selama 6 bulan akibat kerja terlalu

    berat dan alergi terhadap debu, klien mengatakan tidak memiliki riwayat

    hipertensi, Diabetes Mellitus dan riwayat penyakit kronik lainnya.

  • 7

    Pada riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan tinggal serumah

    dengan istri dan kedua anaknya, di lingkungan keluarganya tidak ada anggota

    keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita Tn.A dan tidak

    memiliki penyakit hipertensi, Diabetes Mellitus dll.

    Pada riwayat kesehatan lingkungan, klien mengatakan rumah klien tidak

    dekat dengan tempat pembuangan sampah, didalam rumah terdapat ventilasi yang

    baik, lantai tanah berdebu.

    Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil keadaan umum klien

    tampak sadar penuh, dan klien tampak berpakaian rapi dan bersih. Pada

    pengkajian tanda-tanda vital klien didapatkan hasil pengkajian, tekanan darah

    140/80 mmHg, nadi 80 kali permenit, pernapasan 28 kali permenit, suhu 36,7 OC.

    Mata konjungtintra venaa anemis, hidung terpasang O2 3 liter permenit dan tidak

    terdapat polip, mukosa bibir tampak kering. Pada pemeriksaan fisik dada paru

    didapatkan hasil, dada inspeksi simetris antara kanan- kiri, pada saat bernafas

    klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan, dan nafas pendek (dyspnea),

    palpasi vocal fremitus kanan dan kiri sama, suara saat diperkusi sonor, auskultasi

    terdapat suara tambahan whezing.

    Analisa data pada Tn.A dengan diagnosa medis asma bronkial didapatkan

    data fokus yaitu data subyektif klien mengatakan sesak nafas, dan data obyektif

    pernafasan klien 28 kali permenit, hidung terpasang O2 3 liter permenit, klien

    bernafas menggunakan otot bantu pernafasan dan nafas pendek (dyspnea),

    auskultasi terdapat suara tambahan mengi. Dari pengkajian tersebut didapatkan

    masalah klien pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi.

  • 8

    Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Tn. A, dengan tujuan setelah

    dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali dalam 24 jam pola nafas pada Tn.A

    efektif dengan kriteria hasil, klien mengatakan sudah tidak sesak nafas lagi,

    respirasi sudah tampak normal 16-24 kali permenit, O2 sudah tidak terpasang, dan

    tidak menggunakan otot bantu nafas saat bernafas. Rencana keperawatan yang

    akan dilakukan pada Tn.A observasi pola nafas Tn.A untuk mengetahui pola

    nafas Tn.A, atur posisi Tn.A semifowler untuk memberikan kenyamanan pada

    Tn.A saat mengambil nafas, berikan terapi O2 3 liter permenit untuk memenuhi

    kebutuhan O2 Tn.A, berikan terapi obat bronkhodilator sesuai advis dokter untuk

    terapi pengobatan.

    Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn.A Tn.A pada hari kamis

    tanggal 5 april 20012 pada jam 08.30 wib mengobservasi pola nafas Tn.A,

    didapatkan data subyektif Tn.A mengatakan saat bernafas dada masih terasa

    sesak, dan obyektif klien bernafas menggunakan otot bantu nafas, nafas 28 kali

    permenit. Jam 08.35 wib mengatur posisi semifowler maka didapatkan data

    obyektif Tn.A tampak nyaman dengan posisi yang diberikan semifowler. Jam

    08.45 memberikan O2 3 liter permenit maka didapatkan data subyektif klien

    mengatakan nyaman dengan tekanan O2 yang diberikan 3 liter permenit, data

    obyektif Tn.A tampak terpasang O2 3 liter permenit, klien tampak nyaman dengan

    O2 3 liter permenit, klien tampak tidak sesak nafas. Pada jam 09.00 memberikan

    terapi nebulizer, kombinasi antara obat flixotide 0,5 mg dan fentolin 2,5 mg,

    didapatkan data obyektif klien tampak melakukan inhalasi sampai obat habis,

    klien tampaak batuk. Jam 09.15 memberikan terapi obat bronkhodilator,

  • 9

    aminophylin, dexametason dan amoxan masing-masing 1gram injeksi intra vena

    per 12 jam, didapatkan data obyektif obat masuk melalui selang infus, Tn.A

    tampak tenang, Tn.A terlihat tidak sesak nafas.

    Pada tindakan keperawatan hari jumat tanggal 6 april 2012 jam 08.30

    mengobservasi pola nafas Tn.A, didapatkan data obyektif klien bernafas sudah

    tidak menggunakan otot bantu nafas, respirasi 24 kali permenit. Jam 08.35

    mengingatkan Tn.A untuk mengatur posisi semifowler, didapatkan data obyektif

    klien tampak mengubah posisi semifowler, klien tampak nyaman dengan posisi

    semifowler. Pada jam 08.45 memberikan terapi O2 3 liter permenit didapatkan

    data obyektif klien tampak terpasang O2 3 liter permenit, klien tampak tidak

    sesak nafas. Pada jam 09.00 memberikan terapi nebulizer, kombinasi antara obat

    flixotide 0,5mg dan fentolin 2,5mg, didapatkan data obyektif klien tampak

    melakukan inhalasi sampai obat habis, klien tampaak batuk, 09.15 memberikan

    terapi obat bronkhodilator aminophylin, dexametason dan amoxan masing-masing

    1gram injeksi intra vena per 12 jam, didapatkan data obyektif obat masuk

    melalui selang infus, Tn.A tampak tenang, Tn.A terlihat tidak sesak nafas.

    Pada tindakan keperawatan hari sabtu tanggal 7 april 2012 jam 08.30

    mengobservasi pola nafas Tn.A didapatkan data obyektif klien bernafas tidak

    menggunakan otot bantu nafas, respirasi sudah normal 20 kali permenit, jam

    08.35 mengingatkan Tn.A untuk mengatur posisi semifowler, didapatkan data

    obyektif klien tampak mengubah posisi semifowler, klien tampak nyaman dengan

    posisi semifowler. Pada jam 09.00 memberikan terapi nebulizer, kombinasi antara

    obat flixotide 0,5 mg dan fentolin 2,5 mg, didapatkan data obyektif klien tampak

  • 10

    melakukan inhalasi sampai obat habis, klien tampaak batuk. Jam 09.15

    memberikan terapi obat bronkhodilator aminophylin, dexametason dan amoxan

    masing-masing 1gram injeksi intra vena per 12 jam, didapatkan data obyektif

    obat masuk melalui selang infus, Tn.A tampak tenang, Tn.A terlihat tidak sesak

    nafas.

    Dari implementasi yang dilakukan pada hari kamis tanggal 5 april 2012

    didapatkan catatan perkembangan Tn.A pada jam 13.00 wib subyektif Tn.A

    mengatakan masih merasakan sesak nafas, dan obyektif Tn.A tampak bernafas

    menggunakan otot bantu nafas, respirasi 28 kali permenit. Analisa masalah belum

    teratasi, perencanaan akan diberikan terapi O2 3 liter permenit, berikan terapi

    nebulizer, dan berikan terapi obat bronkodilator.

    Dari implementasi yang dilakukan pada hari jumat tanggal 6 april 2012

    maka didapatkan catatan perkembangan Tn.A pada jam 13.00 wib subyektif Tn.A

    mengatakan sesak nafas berkurang, dan obyektif Tn.A tampak tenang, respirasi 24

    kali permenit. Analisa masalah teratasi sebagian, perencanaan yang akan

    diberikan terapi O2 3 liter permenit, berikan terapi nebulizer, berikan terapi obat

    bronkodilator.

    Dari implementasi yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 7 april 2012

    maka didapatkan catatan perkembangan Tn.A pada jam 13.00 wib subyektif Tn.A

    mengatakan sesak nafas berkurang, dan obyektif Tn.A tampak tenang, respirasi

    sudah dalam batas normal 20 kali permenit. Analisa, pemberian oksigen

    dihentikan, masalah teratasi sebagian, perencanaan yang akan diberikan posisi

  • 11

    nyaman dan suasana lingkungan yang bersih, berikan terapi nebulizer, berikan

    terapi obat bronkodilator.

  • 12

    BAB III

    PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

    A. Pembahasan

    Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan

    Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn.A Dengan Asma Bronkial Di

    Ruang Mawar I RSUD Karanganyar. Prinsip dari pembahasan ini dengan

    memfokuskan kebutuhan dasar manusia didalam asuhan keperawatan.

    Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel

    dimana trakhea dan bronkus berespon dalam secara hiperaktif terhadap

    stimuli tertentu. Asma dimanifestasikan penyempitan jalan nafas, yang

    mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi. Tingkat penyempitan jalan nafas

    dapat berubah secara spontan atau karena terapi. Asma berbeda dengan

    penyakit paru obstruktif dalam hal asma adalah proses revresibel.

    Eksaserbasi akut dapat saja terjadi, yang berlangsung dalam beberapa menit

    sampai jam, diselingi periode bebas gejala. Jika asma dan bronkitis terjadi

    bersamaan, obstruksi yang diakibatkan menjadi gabungan dan disebut

    bronkitis asmatik kronik (Bruner and sudarth, 2002)

    Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos

    bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah

    hipersensitintra venaitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara.

    Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai

    berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk

  • 13

    sejumlah antibodi Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini

    menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada

    asma, antibodi ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada

    interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus

    kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibodi Ig E orang tersebut

    meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel

    mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,

    diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan

    leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan

    dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding

    bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen

    bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan

    tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma, diameter

    bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi

    karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan

    bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka

    sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang

    menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma

    biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sesekali

    melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu

    fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama

    serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal

    ini bisa menyebabkan barrel chest. (Doengoes, 2000)

  • 14

    Manifestasi klinis dari asma diantaranya adalah dispnea episodic dan

    sesak nafas, mengi keras episodik, batuk berulang. (Valentina L, 2008).

    Pada Tn.A tanda gejala yang dirasakan adalah sesak nafas. Karena

    berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Tn.A didapatkan data,

    konjungtiva anemis, bibir kering, saat bernafas tampak menggunakan otot

    bantu nafas, nafas pendek (dyspnea), bernapas 28 kali permenit.

    Berdasarkan hasil pengkajian Tn.A, penulis merumuskan masalah

    keperawatan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi. Dan

    masalah pola nafas tersebut lebih diprioritaskan dari beberapa masalah

    keperawatan yang muncul pada Tn.A. Alasan penulis memprioritaskan

    masalah pola nafas tidak efektif karena pola nafas yang dirasakan Tn.A

    merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan

    gangguan oksigenasi, dimana pola nafas tersebut lebih terdahulu untuk

    diatasi.

    Oksigenasi yaitu peroses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau

    fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang

    sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya,

    terbentuklah karbondioksida, energi. Akan tetapi penambahan CO2 yang

    melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup

    bermakna terhadap aktintra venaitas sel. (Wahit, 2008).

    Dari hasil pengkajian pada Tn.A dapat disimpulkan bahwa Tn.A

    mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi, karena pada

    pengkajian serta berbagai refrensi yang ada tanda dan gejala yang timbul pada

  • 15

    Tn.A sebagai berikut sesak nafas. Berdasarkan pemeriksaan fisik yang

    dilakukan pada Tn.A didapatkan data, konjungtiva anemis, bibir kering, saat

    bernafas tampak menggunakan otot bantu nafas, nafas pendek (dyspnea),

    bernapas 28 kali permenit.

    Ketidakefektifan pola napas yaitu inspirasi dan ekspirasi yang tidak

    memberikan ventilasi yang adekuat (Nanda, 2005).

    Pada saat melakukan penyusunan tugas akhir penulis mengalami

    berbagai kesulitan yaitu dalam mendapatkan referensi, penulis mengalami

    keterbatasan waktu dalam pengelolaan Tn.A, tetapi dengan kegigihan serta

    usaha yang dilakukan oleh penulis akhirnya KTI dapat selesai tepat waktu.

    B. Simpulan

    Berdasarkan pembahasan yang didapatkan dari sumber-sumber yang

    mendukung serta data-data dari Tn.A hingga penulis dapat membahas dari

    pengkajian, intervensi, implementasi, penegakan diagnosa, hingga evaluasi.

    Maka penulis mampu menyimpulkan isi dari pembahasan yang telah

    dilakukan pada Tn. A yaitu

    a. Dari pengkajian yang telah dilakukan Tn.A mengatakan sesak napas saat

    bernapas, bernafas menggunakan otot bantu pernapasan, bernapas 28 kali

    permenit, napas pendek (dyspnea).

    b. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Tn. A maka penulis

    menegakkan diagnosa keperawatan yaitu, Pola Napas Tidak Efektif

    Berhubungan Dengan Hipoventilasi.

  • 16

    c. intervensi yang dilakukan pada Tn.A yaitu kaji pola napas Tn.A, atur posisi

    Tn.A semifowler, berikan terapi O2 3 liter permenit, berikan terapi

    nebulizer dan berikan terapi obat sesuai advis dokter.

    d. Setelah itu penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai intervensi yang

    telah disusun sebelumnya. Tindakan yang dilakukan yaitu mengkaji pola

    napas Tn.A, mengatur posisi semifowler pada Tn.A, memberikan terapi O2

    3 liter permenit, kemudian memberikan terapi nebulizer, dan setelah itu

    memberikan terapi obat sesuai advis dokter.

    e. setelah melakukan tindakan keperawatan maka penulis melakukan evaluasi

    tindakan yang telah diberikan pada Tn.A guna mengetahui perkembangan

    masalah yang dirasakan oleh Tn.A, setiap akhir jaga selama 3 hari di rumah

    sakit. Dan hasilnya masalah pola napas Tn.A teratasi sebagian, dan sebagian

    intervensi dihentikan.

    f. Analisa kondisi hari sabtu tanggal 7 april 2012 maka didapatkan catatan

    perkembangan Tn.A pada jam 13.00 wib subyektif Tn.A mengatakan sesak

    nafas berkurang, dan obyektif Tn.A tampak tenang, respirasi sudah dalam

    batas normal 20 kali permenit

  • 17

    C. Saran

    Setelah penulis melakukan studi kasus tentang pemenuhan kebutuhan

    oksigenasi, penulis mengemukakan saran yaitu:

    1. Bagi rumah sakit

    Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan

    kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim

    kesehatan maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan

    asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan pada asma bronkial

    khususnya.

    2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

    Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya

    dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih maksimal,

    khususnya pada klien asma bronkial. Perawat diharapkan dapat

    memberikan pelayanan profesional dan komprehensif.

    3. Bagi institusi pendidikan

    Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih

    berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional,

    terampil, inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan

    keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Asma. www.Asthma Pdpersi.Com, diakses 11 April 2012.

    Brasher Valentina L., (2008), Aplikasi Klinis Patofisiologi & Pemeriksaan Manajaemen, Edisi 2, Penerjemah dr. H. Kuncara, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Doenges, Marylinn E. (2000). Penerbit Buku Kedoteran EGC, Jakarta.

    Fatwa Imelda., (2009) Proses Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Guyton Arthur C & Hall Jhon E., (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.

    Mila Citrawati. (2011). Asuhan Keperawatan Dengan Asma Bronkial. www.abstrak prevalensi-asma bronkial.com, di akses 14 April 2012

    Nanda. 2005. Definisi Dan Klasifikasi. Penerbit Buku: Prima Medika. Jakarta.

    Smeltzer Suzzanne C., Bare Brenda G., (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Sudarth, Vol 1, Edisi 8, Penerjemah Agung Wahyu SKep dkk, Penerbir Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Wahit Iqbal., (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Wilkinson. Judith M., (2007), Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC DAN Kiteria Hasil NOC, Edisi 7, Penerjemah Widyawati SKep., Mkes dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.