29
MO – KPMS PRIA DENGAN KELUHAN BERCAK-BERCAK PUTIH PADA KULIT KELOMPOK 4 03008056 Bena Miralda Pustikanya 03008057 Benediktus Dhewa 03008058 Bernadeta Rosa 03008071 Citra Anggaeny 03008072 Cynthia Karamina Elvia 03008073 Dedeh Asliah 03008074 Dessy Esa Sriyani 03008076 Dewi Setyowati W 03008291 Noor Azlyza binti Ahmad Moin 03008292 Noor Fatehah binti Hamdan 03008293 Noor Ubudiah binti Seti 03008294 Noor Farah Izzati binti Md Azman 1

Makalah Kasus 2 Kpms kulit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah KPMS

Citation preview

Page 1: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

MO – KPMS

PRIA DENGAN KELUHAN BERCAK-BERCAK PUTIH PADA KULIT

KELOMPOK 4

03008056 Bena Miralda Pustikanya

03008057 Benediktus Dhewa

03008058 Bernadeta Rosa

03008071 Citra Anggaeny

03008072 Cynthia Karamina Elvia

03008073 Dedeh Asliah

03008074 Dessy Esa Sriyani

03008076 Dewi Setyowati W

03008291 Noor Azlyza binti Ahmad Moin

03008292 Noor Fatehah binti Hamdan

03008293 Noor Ubudiah binti Seti

03008294 Noor Farah Izzati binti Md Azman

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA, 18 MEI 2010

1

Page 2: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelainan pigmen (melanosis) adalah kelainan warna kulit akibat berkurang atau

bertambahnya pembentukan pigmen melanin pada kulit.

Hipomelanosis bila produksi pigmen melanin berkurang. Dapat karena berkurangnya atau

tidak adanya sel melanosit atau jumlah pigmen melanin berkurang.

Hal ini disebabkan gangguan pada sel melanosit berupa kegagalan atau tidak dapat

memproduksi melanin akibat menurunnya tirosin yaitu asam amino yang diperlukan sel

melanosit untuk membentuk melanin.

Beberapa penyakit dengan hipomelanosis dapat ditemukan pada vitiligo dan pitiriasis

versikolor.

Vitiligo adalah hipomelanosis idiopatik dapat di tandai dengan adanya makula putih yang

dapat meluas. Dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung sel melanosit misalnya

rambut dan mata.

2

Page 3: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

1.2 Kasus

Pak Kumis seorang pejabat Departemen Pertambangan berusia 45tahun mempunyai hobi

olahraga golf, tetapi di kulit tubuh Pak Kumis saat ini terlihat bercak-bercak putih yang tidak

terasa gatal tapi makin lama makin luas. Bercak tampak dilengan atas kiri dan kanan, juga

pundak dan bahu serta dada terutama bagian atas. Selain itu di jari manis dan kelingking tangan

tampak bercak putih yang nyata. Bercak ini sudah ada bertahun-tahun meskipun perlahan

bercak-bercak tersebut terlihat semakin meluas. Istri Pak Kumis, 37 tahun tidak mempunyai

keluhan di kulitnya, tetapi anak perempuan Pak Kumis berusia 19 tahun, mengalami kondisi

kulit yang hampir sama dengan Pak Kumis.

3

Page 4: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Warna kulit tergantung pada 3 (tiga) komponen menurut derajat yang bervariasi. Jaringan

memiliki warna inheren kekuningan akibat kandungan karoten. Adanya Hb beroksigen dalam

dasar kapiler dari dermis memberinya warna kemerahan. Dan warna kecoklatan sampai

kehitaman adalah akibat jumlah pigmen melanin yang bervariasi

Melanosit merupakan sel khusus yang terdapat pada epidermis, dijumpai di bawah atau

di antara sel-sel stratum basalis dan pada folikel rambut. Asal embriologi dari melanosit berasal

dari sel krista neural. Melanosit memiliki bentuk badan sel bulat tempat bermulanya cabang-

cabang panjang yang ireguler dalam epidermis. Cabang-cabang ini berada di antara sel-sel

stratum basalis dan stratum spinosum.

Pembentukan Pigmen Melamin

Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan penting

dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi

3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian

dikonversi, setelah melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase

dibentuk dalam ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit

4

Page 5: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi. 4 tahapan yang dapat dibedakan

pada pembentukan granul melanin yang matang.

Tahap 1 : Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses dari

aktivitas enzim tirosinase dan pembentukan substansi granul halus; pada

bagian perifernya. Untaian-untaian padat elektron memiliki suatu susunan

molekul tirosinase yang rapi pada sebuah matrik protein.

Tahap 2 : Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian dalam

filamen-filamen dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak

sama. Melanin disimpan dalam matriks protein.

Tahap 3 : Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit terlihat.

Tahap 4 : Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan melanin

secara sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur tidak ada yang terlihat. Granul

yang matang berbentuk elips, dengan panjang 1 μm dan diameter 0,4 μm..

VITILIGO

PENDAHULUAN

Sejak zaman dahulu telah dikenal beberapa istilah untuk vitiligo antara lain shwetakustha, suitra,

behak, dan beras.

DEFINISI

Vitiligo adalah hipomelanosis idiopatik dapat di tandai dengan adanya makula putih yang dapat

meluas. Dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung sel melanosit misalnya rambut

dan mata.

EPIDEMIOLOGI

Insidens yang dilaporkan bervariasi antara 0,1-8,8%. Dapat mengenai semua ras dan kelamin.

Awitan terbanyak sebelum umur 20 tahun. Ada pengaruh faktor genetik. Pada penderita vitiligo,

5

Page 6: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

5% persen akan mempunyai anak dengan vitiligo. Riwayat keluarga vitiligo dapat bervariasi

antara 20-40%.

ETIOLOGI

Penyebab belum diketahui, berbagai faktor pencetus sering dilaporkan, misalnya krisis emosi

dan trauma fisis.

PATOGENESIS

1. Hipotesis autoimun

Adanya hubungan antara vitiligo dengan tiroiditis hashimoto, anemia permisiosa, dan

hipoparatiroid melanosit dijumpai pada serum 80% penderita vitiligo.

2. Hipotesis neurohumoral

Karena melanosit terbentuk dari neuralcrest, maka diduga faktor neural berpengaruh.

Tirosin adalah substrat untuk pembentukan melanin dan katekol. Kemungkinan adanya

produk intermediet yang terbentuk selama sintesis katekol yang mempunyai efek yang

merusak melanosit. Pada beberapa lesi ada gangguan keringat dan pembuluh darah

terhadap respons transmitter syaraf, misalnya asetil kolin.

3. Autositotoksik

Sel melanosit membentuk melanin melalui oksidasi tirosin ke DOPA dan DOPA ke

dopakinon. Dopakinon akan dioksidasi menjadi berbagai indol da radikal bebas.

Melanosit pada lesi vetiligo dirusak oleh penumpukan prekursor melanin. Secara in vitro

dibuktikan tirosin, dopa, dan dopakrom merupakan sitotoksik terhadap melanosit.

4. Pajanan terhadap bahan kimiawi

Depigmentasi kulit dapat terjadi karena pajanan Mono Benzil Eter Hidrokinon dalam

sarung tangan atau detergen yang mengandung fenol.

6

Page 7: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

GEJALA KLINIS

Makula berwarna putih dengan diameter beberapa milimeter sampai beberapa

sentimeter, bulat atau lonjong dengan batas tegas,tanpa perubahan epidermis yang lain.

Kadang-kadang terlihat makula hipermelanotik selain makula apigmentasi.

Di dalam makula vitiligo dapat ditemukan makula dengan pigmentasi normalatau

hiperpigmentasi disebut repigmentasi perifolikular. Kadang-kadang ditemukan tepi lesi

yang meninggi, eritema, dan gatal, disebut inflamatoar.

Daerah yang sering terkena adalah bagian ekstensor tulang terutama di atas jari,

periorifisial sekitar mata, mulut dan hidung, tibials anterior, dan pergelangan tangan

bagian fleksor. Lesi bilateral dapat simetris atau asimetris. Pada area yang terkena trauma

dapat timbul vitiligo. Mukosa jarang terkena, kadang-kadang mengenai genital eksterna,

puting susu,bibir, dan ginggiva.

KLASIFIKASI

Ada dua bentuk vitiligo:

1. Lokalisata yang dapat dibagi lagi :

a. Fokal : satu atau lebih makula pada satu area tetapi tidak segmental

b. Segmental : satu atau lebih makula padasatu area dengan distribusi menurut

dermatom misalnya satu tungkai

c. Mukosal : hanya terdapat pada membran mukosa

Jarang penderita vitiligo lokalisata yang berubah menjadi generalisata.

2. Hampir 90% penderita secara generalisata dan biasanya simetris. Vitiligo generalisata

dapat dibagi lagi menjadi:

7

Page 8: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

a. Akrofasial : depigmentasi hanya terjadi di bagian distal ekstremitas dan muka,

merupakan stadium mula vitiligo yang generalisata.

b. Vulgaris : makula tanpa pola tertentu di banyak tempat.

c. Campuran : depigmentasi terjadi menyeluruh atau hampir menyeluruh.

Merupakan vitiligo total.

DIAGNOSIS

1. Evaluasi Klinis

Diagnosis vitiligo didasarkan atas anamnesis dan gambaran klinis. Ditanyakan pada

penderita :

a. Awitan penyakit

b. Riwayat keluarga tentang timbulnya lesi dan uban yang timbul dini.

c. Riwayat penyakit kelainan tiroid, alopesia areata, diabetes mellitus, dan

anemia pernisiosa.

d. Kemungkinan faktor pencetus, misalnya emosi, stres, terbakar surya, dan

pajanan bahan kimiawi.

e. Riwayat inflamasi, iritasi, atau ruam kulit sebelum bercak putih

2. Pemeriksaan Histopatologi

Dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) tampaknya normal, kecuali tidak ditemukan

melanosit, kadang-kadang ditemukan limfosit pada tepi makula. Reaksi dopa untuk

melanosit negatif pada daerah apigmentasi, tetapi meningkat pada tepi yang

hiperpigmentasi.

8

Page 9: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

3. Pemeriksaan biokimia

Pemeriksaan histokimia pada kulit yang diinkubasi dengan dopa menunjukkan tidak

adanya tirosinase. Kadar tirosin plasma dan kulit normal.

Diagnosis Banding

Sebagai diagnosis banding ialah piebaldisme, sindorm wardenburg, dan sindrom wolf.

Vitiligo segmental harus dibedakan dengan nevus depigmentosus, tuberosklerosis, dan

hipomelanositosis. Lesi tunggal atau sedikit harus dibedakan dengan tinea versikolor, pitriasis

alba, hipomelanosis gutata, dan hipopigmentasi pasca inflamasi.

Pengobatan

Pengobatan vitiligo kurang memuaskan. Dianjurkan pada penderita untuk menggunakan

kamuflase agar kelainan tersebut tertutup dengan cover mask. Pengobatan sistemik adalah

dengan trimetilpsoralene atau metoksipsoralene dengan gabungan sinar matahari atau sumber

sinar yang mengandung ultraviolet gelombang panjang (UV A). Dosis psoralene adalah 0,6

mg/kg bb 2 jam sebelum penyinaran selama 6 bulan sampai setahun. Pengobatan dengan

psoralene topikal yang dioleskan 5 menit sebelum penyinaran sering menimbulkan dermatitis

kontak iritan. Pada beberapa penderita kortikosteroid potensi tinggi, misalnya

betametasonvalerat 0,1 % atau klobetasol propionat 0,05 % efektif untuk menimbulkan pigmen.

Penatalaksanaan dibagian kami ialah demikian. Pada usia dibawah 18 tahun hanya

diobati dengan topikal saja dengan losio metoksalen 1% yang diencerkan 1:10 dengan spiritu

dilutus. Cairan tersebut dioleskan pada lesi. Setelah didiamkan selama 15 menit lalu dijemur

10menit. Waktu penjemuran kian diperlama. Yang dikehendaki ialah timbul eritema tetapi

jangan sampai timbul erosi, vesikel, atau bula.

Pada usia diatas 18tahun, jika kelainan kulitnya generalisata, pengobatan digabung

dengan kapsul metoksalen (10 mg). Obat tersebut dimakan 2 kapsul (20 mg) 2 jam sebelum

dijemur, seminggu 3 kali. Bila lesi lokalisata hanya diberikan pengobatan topikal. Kalau setelah

6 bulan tidak ada perbaikan pengobatan dihentikan dan dianggap gagal.

9

Page 10: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

MBEH (monobnzylether of hydroquinon) 20 % dapat dipakai untuk pengobatan vitiligo

yang luasnya lebih dari 50% permukaan kulit dan tidak berhasil dengan pengobatan psoralen.

Bila tidak ada dermatitis kontak pengobatan dilanjutkan sampai 4 minggu untuk daerah yang

normal. Depigmentasi dapat terjadi setelah 2-3 bulan dan sempurna setelah 1 tahun.

Kemungkinan timbul kembali pigmentasi yang normal pada daerah yang terpajan sinar matahari

dan pada penderita berkulit gelap sehingga harus dicegah dengan tabir surya.

Cara lain adalah tindakan pembedahan dengan tandur kulit, baik pada seluruh epidermis

dan dermis maupun hanya kultur sel melanosit.

Daerah ujung jari, bibir, siku, dan lutut umumnya memberi hasil pengobatan yang buruk.

Dicoba dilakukan repigmentasi dengan cara tato dengan bahan ferum oksida dalam gliserol/

alkohol.

PITIRIASIS VERSIKOLOR

DEFINISI

Pitiriasis versikolor yang disebabkan Malsezia furfur Robin ( BAILLON 1889) adalah

penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif,berupa

bercak berskuama halus yang bewarna putih samapi coklat hitam, terutama meliputi badan dan

kadang – kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas. Leher , muka dan

kulit kepala yang berambut.

SINONIM

Tinea versikolor, kromofitosis, dermatomikosis, liver spots, tinea flava, pitiriasis

versikolor flava dan panau.

EPIDEMIOLOGI

Ptriasis versikolor adalah penyakit universal dan terutama ditemukan didaerah tropis.

PATOGENESIS

10

Page 11: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

Pada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya ptriasis versikolor

ialah Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat atau Pityrosporum ovale yang berbentuk

oval. Keduanya merupakan organisme yang sama, dapat berubah sesuai dengan lingkungannya,

misalnya suhu, media dan kelembaban.

Malassezia furfur merupakan fase spora dan miselium. Faktor presdiposisi menjadi

patogen dapat endogen atau eksogen. Endogen dapat disebabkan diantaranya oleh defisiensi

imun. Eksogen dapat karena faktor suhu, kelembaban udara dan keringat.

GEJALA KLINIS

Kelaianan kulit ptriasis versikolor sangat superfisial dan ditemukan terutama di badan.

Kelainan ini terlihat sebagai bercak – bercak bewarna – warni, bentuk tidak teratur sampai

teratur, batas jelas dan difus. Bercak – bercak tesebut berfluoresensi bila di lihat dengan lampu

Wood.Bentuk papulo – vesikular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimtomatik

sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut.

Kadang – kadeang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan

berobat. Pseudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau kemugkinan pengaruh toksis

jamur terhadap pembentukan pigmen,sering dikeluhan penderita.

Penyakit ini sering dilihat pada remaja, walupun anak –anak dan orang dewasa tua tidak

luput dari infeksi, menuruk BURKE (1961) ada beberapa faktor yang mempengaruhi infeksi,

yaitu faktor herediter, penderita yang sakit kronik atau yang mendapat pengobatan steroid dan

malnutrisi.

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan atas dasar gambaran klinis, pemeriksaan flouresensi, lesi kulit

dengan lampu Wood, dan sedian langsung

11

Page 12: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

Gambaran klinis dapat dilihat pada judul “gejala klinis’,flourosensi lesi kulit pada

pemeriksaan lampu wood bewarna kiuning keemasan dan pada sedian langsung kerokan kulit

dengan larutan KOH 20 % terlihat campuranhifa pendek dan spora – spora bulat yang dapat

berkelompok.

12

Page 13: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

DIAGNOSIS BANDING

Penyakit ini harus dibedakan dengan dermatitis seboroika, eritrsma, sifilis II, achromia

parasitik dari Pardo – Castello dan Dominiquez, morbus Hansen, ptriasis alba serta vitiligo.

PENGOBATAN

Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten.Obat – obatan yang didapat

dipakai misalnya : suspensi selenium sulfide 9 selsun dapat dipakai sebagai sampo 2 -3 kali

seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan 5 – 30 menit,sebelum mandi.

Obat – obat lain yang berkhasiat terhadap penyakit ini adalah : salisilat spiritus 10% ; derivat

derivat azol, misalnya mikonazol,klotrimazol, isokonazol dan ekonazol ; sulfur prespiatum

dalam bedak kocok 4 – 20 % ; toksilat ; tolnaftat dan haloprogin. Jika sulit disembuhkan

ketokonazol dapat dipertimbangjan dengan dosis 1 x 200 mg sehari dalam 10 hari.

PROGNOSIS

Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten . Pengobatan

harus diteruskan 2 minggu setelah flurosensi negatif dengan pemeriksaan lampu Wood dan

sedian langsung negatif.

13

Page 14: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

BAB 3

PEMBAHASAN KASUS

STATUS PENDERITA

Identitas

Nama : Kumis

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : pria

Status perkawinan : menikah, 1 anak perempuan

Agama : islam

Suku : jawa

Alamat : jl. Tawakal

Pekerjaan : pejabat Departemen Pertambangan

Anamnesis

1) Keluhan utama : bercak-bercak putih pada kulit yang tidak terasa gatal tapi

makin lama makin luas

2) Riwayat penyakit sekarang : bercak putih sudah bertahun-tahun dan perlahan makin

meluas

3) Riwayat penyakit keluarga : Anak perempuan Pak Kumis yang berumur 19 tahun

14

Page 15: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

memiliki kondisi kulit yang hampir sama

PEMERIKSAAN

Status Generalis :

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Denyut nadi : 80x/menit

Frekuensi Pernafasan : 20x/menit

Suhu : 370C

Status Dermatologis :

Makula hipomelanotik pada lengan atas kanan dan kiri, pundak, bahu, dan dada terutama

bagian atas.

Makula apigmentasi pada jari manis dan kelingking tangan.

Tambahan Skenario untuk memperkuat diagnosis vitiligo

Setelah dilakukan anamnesis tambahan, ternyata Pak Kumis sudah menderita kelainan ini sejak

berusia 18 tahun namun tidak pernah memperdulikannya. Setelah melakukan check up pada

umur 37 tahun, didapatkan bahwa gula darah Pak Kumis sangat tinggi dan didiagnosis menderita

Diabetes Mellitus. Ia juga sedang dalam kondisi yang sangat stress dikarenakan pekerjaannya.

Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksan Histopatologi

Pemeriksaan biokimia

Diagnosis : Vitiligo

Diagnosis banding : Pitriasis Versikolor

15

Page 16: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

Penatalaksanaan :

1. Penatalaksanaan Umum (Non Medikamentosa)

Dianjurkan penggunaan kamuflase agar kelainan tersebut tertutup cover mask

Pengendalian stress

Memberitahu bahwa kebanyakan pengobatan dari vitiligo kurang memuaskan

2. Penatalaksanaan Khusus (Medikamentosa)

Trimetilpsoralen 0,6 mg/kg bb 2 jam sebelum penyinaran selama 6 bulan sampai

setahun

Kapsul metoksalen (10 mg)

Fotokemoterapi

Prognosis

Ad Functionam : Dubia Ad Bonam

Ad Vitam : Bonam

Ad Sanationam : Dubia

Tambahan Skenario untuk memperkuat diagnosis Pitiriasis Versicolor

Pak Kumis mengeluhkan bercak putih yang melebar dan menyatu. Serta pada perabaan terasa

bersisik dan apabila digarukkan terdapat butiran putih, terasa gatal dan pseudoakromial.

Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan dengan sinar wood

hasil fluoresensi kuning keemasan

Pemeriksaan biakan kerokan kulit dengan larutan KOH 20% akan tampak campuran hifa

pendek dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok.

Diagnosis : Pitriasis Versikolor

Diagnosis banding : Vitiligo

16

Page 17: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

Penatalaksanaan :

1. KIE ( Konsultasi , Edukasi dan Informasi )

Mandi rutin dan bersih

Keringkan handuk setelah dipakai dan ganti sesering mungkin

Simpan atau gantung pakaian di tempat kering

Pola hidup sehat, maka kemungkinan untuk menderita penyakit ini sangat kecil. Hal-

hal yang mempengaruhi tumbuhnya jamur adanya udara yang panas, lembab,

kebersihan diri yang kurang, kegemukan, sosial ekonomi rendah, pemakaian obat-

obatan yang lama, adanya penyakit kronis seperti TBC atau keganasan, dan penyakit

endokrin (diabetes mellitus).

Pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya bila udara terasa panas, maka kita harus rajin

menyeka keringat yang menempel di badan. Baju yang dikenakan juga sebaiknya

yang menyerap keringat. Bila terpaksa harus mengenakan baju yang tidak menyerap

keringat, kita harus sesering mungkin mengganti baju tersebut.

Selain itu, setelah terkena air, maka sebaiknya segera mengeringkannya, karena jamur

senang dengan tempat yang lembab. Dianjurkan pula untuk menggunakan pakaian,

ataupun handuk secara terpisah antar keluarga. Sebab bila salah satu keluarga sudah

terkena panu atau penyakit jamur lainnya, maka bila memakai handuk atau baju secara

bergantian, jamur akan menular dari satu anggota keluarga ke anggota lainnya.

Akibatnya nanti seluruh keluarga akan menderita panu.

Sebaiknya pula menjaga keseimbangan berat badan. Sebab, pada orang yang

mengalami kegemukan (obesitas), umumnya lebih banyak mengeluarkan keringat.

Bila tidak rajin menyeka keringat ataupun menggunakan baju yang menyerap

keringat, maka kemungkinan sangat besar ia akan menderita panu.

Bila berenang di kolam renang umum, kebersihan air kolam belum tentu terjaga.

Untuk mencegah terkena penyakit panu yang dapat ditularkan, maka sebaiknya

17

Page 18: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

sesudah berenang, segera mandi dengan sabun antiseptik seperti yang banyak dijual di

pasaran dan segera mengeringkan seluruh tubuh bila sudah selesai mandi.

2. Medikamentosa

Obat topikal

Krim mikonazole nitrat 2% pagi sore untuk lesi di muka

   dan lesi  di badan yang tidak luas.

Solusio Natrium thiosulfat 25% pagi sore.

Salep Whitfield (= salep AAV I) pagi-sore berisi

asidum salisilikum 3% dan asidum benzoikum 6%.

Salep 2-4, pagi-sore, berisi asidum salisilikum 2%

dan sulfur presipitatum 4%.

Lama pengobatan sampai beberapa minggu (3-4 minggu)

atau sampai 2 minggu sesudah pemeriksaan KOH negatif,

untuk mencegah kekambuhan.

Bila lesi luas sebaiknya obat dioleskan ke seluruh badan.

Prognosis

Ad Functionam : Dubia Ad Bonam

Ad Vitam : Bonam

Ad Sanationam : Dubia

18

Page 19: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

BAB 4

KESIMPULAN

Bercak-bercak putih pada kulit (adanya hipopigmentasi) dapat disebabkan oleh berbagai

macam hal. Di antaranya dapat disebabkan oleh penyakit kelainan pigmen contohnya Vitiligo

dan dapat juga disebabkan oleh penyakit karena jamur (contohnya mikosis superficialis) jenis

nondermatofitosis salah satunya Pitiriasis Versikolor (Tinea Versikolor).

Vitiligo adalah hipomelanosis idiopatik dapat di tandai dengan adanya makula putih yang

dapat meluas. Dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung sel melanosit misalnya

rambut dan mata. Penyebab belum diketahui, berbagai faktor pencetus sering dilaporkan,

misalnya krisis emosi dan trauma fisis.

Pitiriasis versikolor yang disebabkan Malsezia furfur Robin ( BAILLON 1889) adalah

penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif,berupa

bercak berskuama halus yang bewarna putih samapi coklat hitam, terutama meliputi badan dan

kadang – kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas. Leher , muka dan

kulit kepala yang berambut.

Untuk pengobatan pada vitiligo, Belum ada pengobatan yang memuaskan.

Bercak yang kecil bisa disamarkan dengan kosmetika. Pengobatan sistemik adalah dengan

trimetilpsoralene atau metoksipsoralene dengan gabungan sinar matahari atau sumber sinar yang

mengandung ultraviolet gelombang panjang (UV A).

Pada Pitiriasis versikolor, Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan

konsisten.Obat – obatan yang didapat dipakai misalnya : suspensi selenium sulfide 9 selsun dapat

dipakai sebagai sampo 2 -3 kali seminggu. Obat – obat lain yang berkhasiat terhadap penyakit

ini adalah : salisilat spiritus 10% ; derivat derivat azol, misalnya mikonazol,klotrimazol,

isokonazol dan ekonazol ; sulfur prespiatum dalam bedak kocok 4 – 20 % ; toksilat ; tolnaftat

dan haloprogin. Jika sulit disembuhkan ketokonazol dapat dipertimbangkan.

19

Page 20: Makalah Kasus 2 Kpms kulit

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Prof. Dr. dr. Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta :

FKUI ;2007. P 100-101. P 296-298

2. http://medicastore.com/penyakit/359/Vitiligo.html

3. http://www.medicinenet.com/vitiligo/page7.htm

4. Price, Sylvia.A. Patofisiologi volume 2. Jakarta : Buku kedokteran EGC ; 2006.

5. Achyar RY. Kelainan-kelainan hipopigmentasi dan vitiligo. Dalani Sugito TL

dick. (eds.) : Kelainan pigmentasi kulit dan penanggulangannya (Sim posium).

Jakarta, PADVI Jaya. 1988 : 46-60.

20