72
KONSEP DASAR KELUARGA MAKALAH Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Community Nursing Program II Disusun Oleh : Siti Rohani 220110110040 Nabila S F B 220110110041 Asti Nurhalimah 220110110042 Melda Iskawati 220110110043 Fitria Rachmi 220110110044 Hilma Nurjanah 220110110045 Isna Nurfianti 220110110046 Lusiyanti 220110110047 Ika Setyawati 220110110048 Anggun Tobing 220110110049 Margaretha Lumban Gaol 220110110050 Gusti Ayu Radhitia Octavia 220110110051 Yunita Persiyawati 220110110052 i

Makalah Kasus 2 CNP

  • Upload
    melda

  • View
    197

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konsep dasar keluarga

Citation preview

Page 1: Makalah Kasus 2 CNP

KONSEP DASAR KELUARGA

MAKALAH

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Community

Nursing Program II

Disusun Oleh :Siti Rohani 220110110040Nabila S F B 220110110041Asti Nurhalimah 220110110042Melda Iskawati 220110110043Fitria Rachmi 220110110044Hilma Nurjanah 220110110045Isna Nurfianti 220110110046Lusiyanti 220110110047Ika Setyawati 220110110048Anggun Tobing 220110110049 Margaretha Lumban Gaol 220110110050Gusti Ayu Radhitia Octavia 220110110051Yunita Persiyawati 220110110052

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013-2014

i

Page 2: Makalah Kasus 2 CNP

KONSEP DASAR KELUARGA

MAKALAH

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Community

Nursing Program II

Disusun Oleh :Siti Rohani Scriber 1Nabila S F B AnggotaAsti Nurhalimah AnggotaMelda Iskawati Scriber 2Fitria Rachmi AnggotaHilma Nurjanah ChairIsna Nurfianti AnggotaLusiyanti AnggotaIka Setyawati AnggotaAnggun Tobing AnggotaMargaretha Lumban Gaol AnggotaGusti Ayu Radhitia Octavia AnggotaYunita Persiyawati Anggota

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013-2014

ii

Page 3: Makalah Kasus 2 CNP

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini membahas tentang Community Nursing II khususnya

mengenai Konsep Dasar Keluarga.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi dapat

teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dessy Indra Yani, MNS selaku dosen koordinator mata pelajaran CNP II

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang

sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan

datang. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat,

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu

melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.

Jatinangor, 16 Desember 2013

Penulis

iii

Page 4: Makalah Kasus 2 CNP

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 2

1.1 Uraian Kasus............................................................................................... 2

1.2 Laporan SGD ............................................................................................. 3

BAB II ISI........................................................................................................ 6

2.1 Pengertian Keluarga.................................................................................... 6

2.2 Tipe atau Jenis Keluarga............................................................................. 6

2.3 Fungsi Keluarga.......................................................................................... 10

2.4 Struktur Keluarga........................................................................................ 16

2.5 Peran Keluarga............................................................................................ 16

2.6 Siklus Kehidupan Keluarga........................................................................ 17

2.7 Tahap Perkembengan Keluarga.................................................................. 22

2.8 Pengkajian................................................................................................... 30

2.9 Genogram................................................................................................... 36

2.10 Perawatan Kesehatan Keluarga................................................................ 37

2.11Peran Perawat Keluarga............................................................................. 37

BAB III PENUTUP......................................................................................... 42

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 42

3.2 Implikasi Keperawatan ............................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 44

iv

Page 5: Makalah Kasus 2 CNP

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Uraian Kasus

Keluarga Tn A (40 tahun) terdiri dari istri (Ny B-33 tahun), dua anak

perempuan (An C-15 tahun & An D-4 tahun), dua anak lelaki (An E-8 tahun &

An F-7 tahun) telah dikunjungi oleh perawat komunitas Y. Dalam family folder

di sentra keperawatan, keluarga ini memiliki masalah stress marital, kesulitan

keuangan, nutrisi keluarga yang kurang, anak yang sering bolos sekolah, dan

seringnya kejadian penyakit infeksi pada anak. An C dan An E adalah bukan anak

kandung Ny B, tetapi mereka adalah hasil perkawinan Tn A dengan istri

sebelumnya (Ny. H-35 tahun). An C dan An E akan tinggal bersama dengan Ny

H hanya pada saat liburan sekolah. Masalah yang dialami keluarga saat ini

kemungkinan disebabkan oleh tidak terpenuhinya tugas perkembangan keluaga

Tn A dan lumrah terjadi pada jenis keluarga ini. Keluarga ini memang terhubung

oleh ikatan darah dan perkawinan, tetapi struktur keluarga Tn A cukup unik dalam

hal pola komunikasi, struktur kekuasaan, struktur peran, dan nilai keluarga.

Perawat komunitas akan melakukan pengkajian mendalam untuk fungsi keluarga,

stress dan koping keluarga, dan tidak lupa untuk membuat genogram keluarga.

Dengan pengkajian yang lengkap akan membantu perawat komunitas dalam

memberikan asuhan keperawatan keluarga yang optimal.

1.2 Laporan SGD

1.2.1 Step 1

Tidak ada

1.2.2 Step 2

1. Apakah tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi? (Ika)

2. Apakah data yang harus dikaji?(Nabila)

3. Apakah jenis keluarga dalam kasus ini? (Asti)

4. Apakah struktur keluarga dalam kasus ini? (Fitria)

5. Bagaimana koping keluarga dalam kasus ini?(Lusiyanti)

6. Bagaimana fungsi keluarga dalam kasus ini? (Melda)

1

Page 6: Makalah Kasus 2 CNP

7. Bagaimana nilai keluarga dalam kasus ini? (Margaretha)

8. Bagaimana aturan membuat genogram? (Fitria)

9. Apakah yang dimaksud dengan family folder? (Yunita)

10. Apakah fungsi dari genogram?(Asti)

11. Apa saja tahap-tahap pembentukan keluarga?(Isna)

12. Apakah masalah utama yang harus diintervensi?(Yunita)

13. Bagaimana batasan intervensi antara perawat dan psikiater? (Ika)

1.2.3 Step 3

1. LO

2. Data yang harus dikaji meliputi nama kepala keluarga, jumlah anggota

keluarga, riwayat pernikahan, struktur keluarga, kondisi kesehatan

anak dan keluarga, tugas perkembangan keluarga, karakteristik rumah,

lingkungan sekitar rumah, Faktor ekonomi, komunikasi antar keluarga

(Fitria, Ika, Margaretha)

3. Jenis-jenis keluarga diantaranya terbagi menjadi 2 yaitu keluarga

tradisional dan keluarga non tradisional. Keluarga tradisional terbagi

menjadi 2 yakni keluarga inti dan keluarga besar.

Jenis keluarga yang lainnya adalah

keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak

keluarga berantai adalah keluarga dengan hasil pernikahan lebih

dari satu kali

komposit adalah kleuarga dari hasil poligami

kohabitasi adalah keluarga yang berkumpul tanpa ikatan

perkawinan

inses adalah yaitu keluarga yang berkumpul dalam satu rumah

(Homo atau lesbi) kleuarga ini merupakan keluarga yang tidak

lazim di negara Indonesia (Melda, Anggun)

4. Struktur keluarga terdiri atas:

Ayah : berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah

Ibu : menjalankan peran sebagai ibu seperti merawat anak

Anak : menjalankan fungsi sebagai anak

2

Page 7: Makalah Kasus 2 CNP

Struktur keluarga lain adalah Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur ayah

Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ibu

Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah ibu

Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami (Lusiyanti, Isna)

5. Setiap anggota keluarga memahami perannya masing-masing, fungsi

yang belum terpenuhi dikembalikan pada fungsi yang semula,

luangkan waktu untuk bersama keluarga untuk memahami karakter

masing-masing (Yunita, Melda, Hilma)

6. Fungsi keluarga terbagi atas:

Fungsi Afektif

Fungsi Sosialisasi : hubungan interaksi dengan orang

lain

Fungsi perawatan kesehatan : mengajarkan kesehatan pada anak

Fungsi reproduksi : melanjutkan keturunan

Fungsi agama :memperkenalkan kepercayaan

kepada anak

Fungsi norma

Fungsi melindungi

Fungsi ekonomi :pengadaan sumber dana bagi

keluarga

Asah : keluarga mampu menyediakan pendidikan norma

Asih : memberikan kasih sayang terhadap anak

Asuh : menyediakan perawatan yang memadai seperti kesehatan

7. LO

3

Page 8: Makalah Kasus 2 CNP

8. Dalam membuat genogram perlu memperhatikan garis-garis jangan

sampai salah menempatkan garis, membuat keterangan simbol yang

digunakan (Lusi, Melda)

9. Family Folder adalah catatan rekam medis anggota keluarga (Dita)

10. Fungsi genogram adalah memperjelas ikatan darah, mendeteksi

penyakit genetik, menyatakan karakter psikologi yang dikaji (Anggun,

Ika, Nabila)

11. LO

12. Masalah utama yang harus diintervensi:

Stress marital : permasalahan perkawinan, hubungan suami istri

diperbaiki

Longgarnya pengawasan kesehatan sehingga muncul penyakit

infeksi

Kesulitan keungan keluarga menjadi faktor pemicu

Hubungan antar keluarga yang belum harmonis

Perceraian berpengaruh pada psikologi anak maka psikologis anak

yang harus diintervensi

Intervensi terhadap maslah keluarga tersebut adalah

mengembalikan fungsi keluarga ke semula (Asti, Isna, Hilma,

Yunita, Dita, Anggun)

13. LO

1.2.4 Step 4

4

Tahap Perkembangan Keluarga

Page 9: Makalah Kasus 2 CNP

1.2.5 Step 5

1. Apakah tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi?2. Bagaimana nilai keluarga dalam kasus ini?3. Bagaimana batasan intervensi antara perawat dan tenaga medis lain?

BAB II

5

Keluarga

JenisNilai Struktur Peran Fungsi

Masalah di keluarga

Kesehatan

Nutrisi Pola komunikasi

keluarga

Ekonomi

Pengkajian

Genogram Family Folder

Page 10: Makalah Kasus 2 CNP

ISI

2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan,

1988).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang di satukan oleh ikatan-ikatan

kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai

bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).

Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya

masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G

Balion dan Aracelis Maglaya, 1989).

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,

dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap

anggota keluarga (Duval, 1986)

2.2 Tipe Atau Jenis Keluarga

Tradisional

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup

bersama dalam satu rumah

6

Page 11: Makalah Kasus 2 CNP

c. Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak

sudah memisahkan diri

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk

mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena

mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam

satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua

(kakak-nenek), keponakan, dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak,

hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan

ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota

tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar

kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan

(week-end)

h. Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang

tinggal bersama dalam satu rumah

i. Kin-network family

7

Page 12: Makalah Kasus 2 CNP

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling

berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan

yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali

dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family

`Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena

pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau

ditinggal mati

Non Tradisional

a. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari

hubungan tanpa nikah

b. The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri

c. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada

hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber

dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak

dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui

pernikahan

8

Page 13: Makalah Kasus 2 CNP

e. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama

sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)

f. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena

beberapa alasan tertentu

g. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga

bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang

lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya

h. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup

berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang

rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab

membesarkan anaknya

i. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara

dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu

mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang

aslinya

j. Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang

permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan

ekonomi dan atau problem kesehatan mental

9

Page 14: Makalah Kasus 2 CNP

k. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang

mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,

tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam

kehidupannya.

Pada kasus ini termasuk keluarga inti (The nuclear family) karena

keluarga terdiri dari suami, istri dan anak.

2.3 Fungsi Keluarga

Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas perkawinan yang

sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak dan

mempunyai hubungan serasi, seimbang dan selaras antar anggota keluarga serta

anggota keluargadengan masyarakat dan lingkungannya (Kamus Istilah ,

BKKBN – 2007). Keluarga Sejahtera ini tentu merupakandambaan dan harapan

dari setiap keluarga yang ada pada saat ini, dan untuk mencapai kondisi tersebut

bukan suatu yang tidak mungkin terjadi, apabila setiap keluarga menerapkan

fungsi-fungsi yang seharusnya berjalan didalamkehidupan keluarga.. Fungsi yang

dimaksud terebut dikenal sebagai “ Delapan Fungsi Keluarga.” .

Delapan fungsi keluarga adalah fungsi-fungsi yang menjadi prasayarat ,

acuan dan pola hidup setiap keluarga. dalam upaya membangun kehidupan

keluarga, dalam rangka terwujutnya keluarga yang sejahtera sekaligus

berkualitas. Fungsi – fungsi tersebut antara lain yaitu; fungsi agama, fungsi sosial

budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi

pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi lingkungan.

Setiap fungsi dalam delapan funsi keluarga tersebut mempunyai makna

masing-masing yang mempunyai peran penting pada kehidupan keluarga,

diantaranya yaitu ;

• Pertama Fungsi “ Agama”, yang mempunyai makna bahwa keluarga

adalah wahana pembinaaan kehidupan ber Agama yaitu beriman dan bertaqwa

10

Page 15: Makalah Kasus 2 CNP

kepada Tuhan YME.. Setiap langkah yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga

hendaknya selalu berpijak pada tuntunan agama yang dianutnya. Dalam

menerapkan fungsi Agama, yang tidak boleh diabaikan salah satunya adalah

tolerasai ber-agama, mengingat bahwa kita hidup di negara yang terdiri dari

berbagai suku bangsa dan mempunyai kepercayaan dan agama yang sangat

beragam

• Kedua “ Fungsi Sosial Budaya” yang mempunyai makna bahwa keluarga

adalah menjadi wahana pembinaan danpersemaian nilai-nilai luhur budaya yang

selama ini menjadi panutan dalam tata kehidupan mereka. sehingga nilai

luhuryang selama ini sudah menjadi panutan dalam kehidupan bangsa tetap dapat

dipertahankan dan dipelihara.

• Ketiga ” Fungsi Cinta kasih” yang mempunyai makna bahwa keluarga harus

menjadi tempat untuk menciptakan suasana cinta dan kasih sayang dalam

kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam

kehidupan keluarga cinta kasih dan kasih sayang antara anggota keluarga akan

dapat menumbuhkan rasa bertanggung jawab yang besarterhadap keharmonisan

keluarga tersebut, Sehingga Setiap anggota keluarga akan selalu menjaga

komitmen yang telah dibuat bersama, demikian juga dalam kehidupan

bermasyarakat, dengan fungsi ini akan menumbuhkan keharmonisan dalam

bertetangga dan bermasyarakat.

• Keempat “Fungsi Perlindungan” yang mempunyai makna bahwa keluarga

itu merupakan wahana terciptanya suasana aman, nyaman, damai dan adil bagi

seluruh anggota keluarganya. Sehingga setiap anggota keluarga akan selalu

merasa bahwa tempat yang paling baik dan pantas adalah didalam lingkungan

keluarganya sendiri., dan Ini tentu sangat membantu dalam menghadapi segala

tantangan yang muncul dalam kehidupannya.

• Kelima “Fungsi Reproduksi” yang mempunyai makna bahwa didalam

keluarga tempat diterapkannya cara hidup sehat, khususnya dalam kehidupan

reproduksi. Diharapka setiap anggota keluarga harus memahami cara hidup sehat

dan mengerti tentang kesehatan reproduksinya.. Oleh sebab itu pemahaman dan

11

Page 16: Makalah Kasus 2 CNP

pengetahuan tentang alat kontrasepsi, alat kontrasepsi rasional, pengetahuan lain

tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi remaja, tentang Triad KRR dan

juga tentangketahanan keluarga melalui bina-bina yang tentu wajib harus

dimiliki.

• Keenam “Fungsi Pendidikan” yang mempunyai makna bahwa keluarga

adalah wahana terbaik dalam proses sosialisasi dan pendidikan bagi anak-

anaknya. Pendidikan dalam keluarga ini sebetulnya adalah pendidikan inti yang

menjadi fondasi untuk perkembangan anak. Sedangkan pendidikan yang diperoleh

dari sekolah maupun dari lingkungan sebetulnya hanya merupakan sebagian dari

pendidikan yang diperlukan,

• Ketujuh “Fungsi Ekonomi” yang mempunyai makna, bahwa keluarga

tempat membina kualitas kehidupan ekonomi, dan kesejahteraan keluarga. Setiap

anggota keluarga punya kewajiban yang sama untuk melakukan kegiatan yang

akan menambah kesejahteraan keluarga. Ini mempunyai makna bahwa seluruh

anggota keluarga dapat bersikap ekonomis , relistis dan mau berjuang untuk

peningkatan kesejahteraan keluarga.

• Kedelapan “Fungsi Lingkungan“ yang mempunyai makna , bahwa keluarga

adalah wahana untuk menciptakan warganya yg mampu hidup harmonis dengan

lingkungan masyarakat sekitar dan alam, dalam bentuk keharmonisan antar

anggotakeluarga, keharmonisan dengan tetangga serta keharmonisan terhadap

alam sekitarnya.

Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :

1) Fungsi afektif (the Affective Function) adalah

Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala

sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang

lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial

anggota keluarga.

2) Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

12

Page 17: Makalah Kasus 2 CNP

lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna

untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku

sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai

budaya keluarga.

3) Fungsi reproduksi (the reproduction function)

Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

4) Fungsi ekonomi (the economic function)

Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan

individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function)

Fungsi perawatan adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan

anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini

dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi:

1) Fungsi ekonomi,

Fungsi ekonomi yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif

yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan

sumber daya keluarga.

2) Fungsi mendapatkan status sosial

Fungsi mendapatkan status sosial yaitu keluarga yang dapat dilihat dan

dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.

3) Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab

yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi

kehidupan dewasanya.

4) Fungsi sosialisasi bagi anaknya

Fungsi sosialisasi yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu

menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.

5) Fungsi pemenuhan kesehatan

13

Page 18: Makalah Kasus 2 CNP

Fungsi pemenuhan kesehatan yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap

penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.

6) Fungsi reliugius

Fungsi reliugius yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama

dan mengamalkan ajaran agama.

7) Fungsi rekreasi

Fungsi rekreasi yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan

kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.

8) Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi

juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh,

diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi

anak-anak.

9) Fungsi afektif

Fungsi afektif yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar

rumah.

Fungsi keluarga menurut Allender(1998)

a) .Affection

1) Menciptakan suasana persaudaraan atau menjaga perasaan

2) Mengembangkan kehidupan sexual dan kebutuhan sexual.

b) Security and acceptance

1) Mempertahankan kebutuhan fisik

2) Menerima individu sebagai anggota keluarga

c) Identity and satisfaction

1) Mempertahankan motivasi

2) Mengembangkan peran dan self image

14

Page 19: Makalah Kasus 2 CNP

3) Mengidentifikasi tingkat social dan kepuasan aktifitas

d) Affiliation and companionship

1) Mengembangkan pola komunikasi

2) Mempertahankan hubungan yang harmonis

e) Socialization

1) Mengenal kultur (nilai dan prilaku)

2) Aturan atau pedoman hubungan internal dan eksternal

3) Melepas anggota

f) Controls

1) Mempertahankan control social

2) Adanya pembagian kerja

3) Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada

Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga

terhadap anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang,

perhatian dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga

memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.

Sedangkan asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak

yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi

kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri

dalam mempersiapkan masa depannya.

2.4 Struktur Keluarga

Menurut Friedman (1998), struktur keluarga terdiri dari :

1) Pola dan proses komunikasi

Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur, terbuka,

melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta adanya

15

Page 20: Makalah Kasus 2 CNP

hierarki kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan akan berhasil

jika pengirim pesan (sender) yakin mengemukakan pesannya, isi pesan jelas

dan berkualitas, dapat menerima dan memberi umpan balik, tidak bersifat

asumsi, berkomunikasi sesuai. Sebaliknya, seseorang menerima pesan

(receiver) dapat menerima pesan dengan baik jika dapat menjadi pendengar

yang baik, memberi umpan balik dan dapat memvalidasi pesan yang

diterima.

2) Struktur peran

Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi

sosial yang diberikan baik peran formal maupun informal.

3) Struktur kekuatan

Struktur peran adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan

mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari legitimate

power (hak), referen power (ditiru), expert power (keahlian), reward power

(hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif power.

4) Nilai keluarga dan norma

Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan yang

mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan norma adalah

pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu.

2.5 Peran Keluarga

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat

dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai

peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :

a. Peran- peran formal

Peran- peran formal bersifat eksplisit yaitu setiap kandungan struktur peran

kelurga.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1) Peranan Ayah :

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

16

Page 21: Makalah Kasus 2 CNP

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota

dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya.

2) Peranan Ibu : 

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu

dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3)  Peran Anak :

 Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual(4)

b. Peran- peran informal

Peran- peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak ke

permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan

emosional individu dan atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga

misalnya: pendorong, penguat, pendamai, pengharmonis

2.6 Siklus Kehidupan Keluarga

Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat

diprediksi. seperti individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan

perkembangan yang berturut-turut, keluarga sebagai sebuah unit juga mengalami

tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut.

Tabel 1 : Delapan Tahap Siklus Kehidupan Keluarga

Tahap I :Keluarga Pemula (juga menuju pasangan menikah atau tahap

pernikahan)

Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai

umur 30 bulan)

Tahap III : Keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2

hingga 6 tahun)

17

Page 22: Makalah Kasus 2 CNP

Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6 hingga

13 tahun).

Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 25

tahun).

Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak

pertama sampai anak terakhir) yang meninggalkan rumah.

Tahap VII : Orangtua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan).

Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada

anggota keluarga yang berusia lanjut atau pensiun) hingga pasangan

yang sudah mengenalinya.

Diadaptasi dari Dupal, 1977 dan Miller, 1985

Formulasi tahap-tahap perkembangan keluarga yang paling banyak

digunakan untuk keluarga inti dengan dua orang tua adalah 8 tahap siklus

kehidupan keluarga dari Dupal, 1977 (lihat tabel 1) Selain itu Charter dan

McGoldrick, 1988 belakangan membuat model enam tahap yang sama bagi para

ahli terapi keluarga. Tabel 2 membandingkan tahap-tahap perkembangan siklus

kehidupan keluarga dari Dupall dan Charter dan Goldrick.

Dalam paradigma dari Dupall, ia menggunakan tingkat umur dan tingkat

sekolah dari anak yang paling tua sebagai tonggak untuk interval siklus

kehidupan, dengan pengecualian untuk dua tahap terakhir kehidupan keluarga

ketika anak-anak sudah tidak ada lgi di rumah. Apalagi terdapat beberapa anak

dalam keluarga, terjadi beberapa tumpang tindih tahap-tahap yang berbeda.

Sebaliknya Charter dan McGoldrick, 1988 merumuskan tahap siklus kehidupan

keluarga yang berfokus pada hal-hal penting dimana anggota keluarga masuk dan

keluar dari keluarga, jadi mengganggu keseimbangan keluarga. Penekanan disini

diletakkan pada hubungan-hubungan yang berubah, yang menjadi syarat sehingga

keluarga bisa bergerak dari satu tahap siklus kehidupan ke tahap berikutnya.

18

Page 23: Makalah Kasus 2 CNP

Tabel 2. Perbandingan Tahap-Tahap Siklus Kehidupan Keluarga menurut

Duvall, Miller, Charter dan McGoldrick

Charter dan McGoldrick

(Perspektif Terapi Keluarga)

Duvall dan Miller

(Perspektif Sosiologis)

1. Keluarga antara : dewasa muda

yang belum kawin

2. Penyatuan keluarga melalui

perkawinan : pasangan yang baru

menikah

3. Keluarga dengan anak kecil (masa

bayi hingga usia sekolah)

4. Keluarga dengan anak remaja

5. Keluarga melepaskan anak dan

Tidak ada yang diidentifikasi di sini,

meskipun Duvall menganggap dewasa

muda sedang proses “dilepas”. Karena

terdapat waktu yang cukup antara masa

remaja dan pernikahan.

1. Keluarga pemula atau tahap

pernikahan.

2. Keluarga sedang mengasuh anak

(anak tertua adalah bayi sampai

umur 30 bulan)

3. Keluarga dengan anak usia

prasekolah (anak tertua berumur 2

½ hingga 5 tahun).

4. Keluarga dengan anak usia sekolah

(anak tertua umur 6 hingga 12

tahun)

5. Keluarga dengan akan remaja (anak

tertua berumur 13 hingga 20)

6. Keluarga melepaskan anak dewasa

muda (semua anak meninggalkan

rumah)

7. Orangtua usia pertengahan (tidak

ada jabatan lagi hingga pensiun)

8. Keluarga dalam masa pensiun dan

lansia (mulai dari pensiun hingga

19

Page 24: Makalah Kasus 2 CNP

pindah

6. Keluarga dalam kehidupan terakhir

pasangan yang meninggal.

2.6.1. Variasi Siklus Kehidupan Keluarga

Keluarga-keluarga selalu bervariasi, karena menjalani tahap-tahap siklus

kehidupan keluarga. Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga mengikuti suatu pola

yang tidak kaku (Duvall, 1977). Sudah barang tentu bahwa banyak keluarga saat

ini tidak cocok dengan tahap-tahap siklus kehidupan keluarga inti dengan orang

tua dari Duvall atau dari Charter dan McGoldrick. Variasi-variasi dalam siklus

kehidupan keluarga tradisional dapat dilihat pada keluarga-keluarga dimana

pasangan suami istri tidak menikah, dan terdapat perkawinan sesama

homoseksual, orangtua tunggal dan keluarga dengan orangtua tiri. Makin banyak

orang memilih berbagai bentuk keluarga dan karenanya konsep asal tentang siklus

kehidupan keluarga, mencakup keluarga inti dengan dua orangtua, secara

menyolok terbatas dalam aplikabilitasnya. Untuk keluarga-keluarga nontradisional

atau keluarga-keluarga miskin atau minoritas, terdapat variasi-variasi pada

penentuan tempo dan pengurutan kejadian keluarga (Teachman et al, 1987).

Karena pada saat ini keluarga dengan orangtua tunggal dan orangtua tiri

berjumlah cukup besar .

Bahkan dalam keluarga inti tradisional dengan dua orangtua terdapat

perubahan dalam penentuan tempo dari tahap-tahap siklus kehidupan keluarga.

Jumlah dewasa muda yang tinggal dengan tua, sendirian, atau dengan dewasa

muda lainnya semakin bertambah (“diantara tahap-tahap siklus kehidupan

keluarga” dari Charter dan McGoldrick). Banyak pasangan menunda menikah dan

memperpendek masa pengasuhan anak (hasil dari KB dan kerja), dan mempunyai

lebih sedikit anak. Dengan perubahan-perubahan ini dan umur harapan hidup

20

Page 25: Makalah Kasus 2 CNP

yang lebih lama, terdapat tahun-tahun yang cocok dalam dua tahap terakhir siklus

kehidupan keluarga – tahap usia pertengahan dan tahap pensiunan dan lansia.

2.6.2. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga

Seperti individu-individu yang mempunyai tugas-tugas perkembangan

yang harus mereka capai agar mereka merasa puas selama suatu tahap

perkembangan dan agar mereka mampu beralih ke tahap berikutnya dengan

berhasil, setiap tahap perkembangan keluarga pun mempunyai tugas-tugas

perkembangan yang spesifik. Tugas-tugas perkembangan keluarga menyatakan

tanggung jawab yang dicapai oleh keluarga selama setiap tahap perkembangannya

sehingga dapat memenuhi (1) kebutuhan biologis keluarga, (2) imperatif budaya

keluarga, dan (3) aspirasi dan nilai-nilai keluarga (Duvall, 1977).

Bagaimana tugas-tugas perkembangan dalam keluarga berbeda dengan

tugas-tugas perkembangan individu anggota keluarga? Meskipun dalam kenyataan

banyak tugas-tugas tersebut adalah gabungan, tugas-tugas perkembangan keluarga

dibangkitkan bila keluarga sebagai sebuah unit berupaya memenuhi tuntutan-

tuntutan perkembangan mereka secara individual. Tugas-tugas perkembangan

keluarga juga diciptakan oleh tekanan-tekanan komunitas terhadap keluarga dan

anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan harapan-harapan kelompok acuan

keluarga dan masyarakat yang lebih luas.

Selain itu, tugas-tugas perkembangan keluarga juga meliputi tugas-tugas

spesifik pada setiap tahap yang melekat dalam pelaksanaan lima fungsi dasar

keluarga yang terdiri dari (1) fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian) ;

(2) fungsi sosialisasi dan penempatan sosial ; (3) fungsi perawatan kesehatan –

penyediaan dan pengelolaan kebutuhan-kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan ;

(4) fungsi reproduksi ; dan (5) fungsi ekonomi (lihat bab 5 untuk pembahasan

yang lengkap tentang fungsi-fungsi ini).

Tantangan nyata bagi keluarga adalah memenuhi setiap kebutuhan anggota

keluarga, dan juga untuk memenuhi fungsi-fungsi keluarga secara umum.

Pertautan kebutuhan-kebutuhan perkembangan individu dan keluarga tidak selalu

mungkin dilakukan. Misalnya, tugas anak usia bermain yang meliputi

21

Page 26: Makalah Kasus 2 CNP

mengeksplorasi lingkungan seringkali bertentangan dengan tugas seorang ibu

memelihara rumah yang teratur.

2.6.3. Tahap-Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan Dua Orangtua

Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga berikut ini telah diuraikan oleh

Duvall dan Miller (1985) dan Charter dan McGoldrick (1988). Tahap-tahap

tersebut terdiri dari 9 tahap siklus kehidupan keluarga (Tabel 2). “Tahap antara”

dari tipologi Charter dan McGoldrick ditambahkan pada model siklus kehidupan

delapan tahap dari Duvall dan Miller untuk memberikan gambaran yang

komprehensif tentang perubahan kehidupan keluarga. Tahap-tahap siklus

kehidupan keluarga ini menggambarkan keluarga inti Amerika yang utuh, tapi

terbatas pada aplikabilitas keluarga-keluarga dengan orangtua tunggal, cerai dan

tiri. Masalah-masalah kesehatan juga dibicarakan dalam setiap tahap siklus

perkembangan keluarga.

2.7 Tahap Perkembangan Keluarga

Tahapan dan tugas perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval adalah :

a. Pasangan Pemula Atau Pasangan Baru Menikah

Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui pernikahan

dengan landasan cinta dan kasih sayang. Tugas pada tahapan perkembangan

keluarga pemula antara lain saling memuaskan antara pasangan, beradaptasi

dengan keluarga besar dari masing-masing pihak, merencanakan dengan

matang jumlah anak, memperjelas masing-masing peran  pasangan.

b. Keluarga Dengan “Child Bearing” (kelahiran anak pertama)

Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan

berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluerga pada

tahapan ini antara lain: mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapakan

mental calon oransg tua dan mempersiapkan berbagai kebutuhan anak. Apabila

anak sudah lahir tugas keluarga antara lain: memberikan ASI sebagai

kebutuhan utama bayi (minimal 6 bulan), memberikan kassih sayang, mulai

mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan,

pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga

22

Page 27: Makalah Kasus 2 CNP

termasuk siklus hubungan seks, mempertahankan hubungan dalam rangka

memuaskan pasangan.

c. Keluarga Dengan Anak Prasekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5

tahun. Tugas yang dimiliki pada keluarga dengan anak prasekolah

diantaranya : menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan, mulai

menanamkan keyakinan beragama, mengenalkan kultur keluarga, memenuhi

kebutuhan bermain anak, membantu anak dalam bersosialisasi, dengan

lingkungan sekitar, menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil,

memperhatikan dan memberikan stimulasi bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak prasekolah.

d. Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak berusia 12

tahun. Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak usia sekolah antara lain :

memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun biaya

sekolah, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan

tugas-tugas sekolahnya, memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan

sangat penting untuk mas depen anak, membantu anak dalam bersosialisasi

lebih luas dengan lingkungan sekitar.

e. Keluarga Dengan Anak Remaja

Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 19-

20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis,

mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua

dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahapan ini seringkali ditemukan

perbedaan pendapat antara orang tua dan anak remaja, apabila hal ini tidak

diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya.Tugas keluarga pada

tahapan ini antara lain : memberikan perhatian lebih pada anak remaja,

bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah ataupun kegiatan diluar

sekolah, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,

mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

23

Page 28: Makalah Kasus 2 CNP

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus

kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun,

meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih

awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga 19 atau 20 tahun.

Anak-anak lain dalam rumah biasanya masih dalam usia sekolah. Tujuan

keluarga yang terlalu enteng pada tahap ini yang melonggarkan ikatan keluarga

memungkinkan tanggungjawab dan kebebasan yang lebih besar bagi remaja

dalam persiapan menjadi dewasa muda (Duvall, 1977).

Preto (1988) dalam membahas tentang transformasi sistem keluarga

dalam masa remaja, menguraikan metamorfosis keluarga yang terjadi.

Metamorfosis ini meliputi “pergeseran yang luar biasa pada pola-pola

hubungan antar generasi, dan sementara pergeseran ini pada awalnya ditandai

dengan kematangan fisik remaja, pergeseran ini seringkali sejalan dan

bertepatan dengan perubahan pada orangtua karena mereka memasuki

pertengahan hidup dan dengan transformasi utama yang dihadapi oleh kakek

nenek dalam usian tua”

Tahap kehidupan keluarga ini mungkin yang paling sulit, atau sudah

tentu yang paling banyak diperbincangkan dan ditulis (Kidwell et al, 1983).

Keluarga Amerika dipengaruhi oleh tugas-tugas perkembangan remaja dan

orangtua dan menciptakan konflik dan kekacauan yang luar biasa yang tidak

bisa dihindarkan. Tugas perkembangan remaja menghendaki pergerakan dari

ketergantungan dan kendali orangtua dan orang dewasa lainnya, melalui

periode aktifitas dan pengaruh kelompok teman sebaya yang kokoh hingga saat

menerima peran-peran orang dewasa (Adams, 1971).

Tantangan utama dalam bekerja dengan keluarga dengan anak remaja

bergerak sekitar perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam

batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis

(Kidwell et al, 1983), serta konflik-konflik dan krisis yang berdasarkan

perkembangan. Adams (1971) menguraikan tiga aspek proses perkembangan

remaja yang menyita banyak perhatian, yakni emansipasi (otonomi yang

meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan teman sebaya),

24

Page 29: Makalah Kasus 2 CNP

kesenjangan antar generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara

orangtua dan remaja).

Peran, Tanggungjawab dan Masalah Orangtua.

Duvall (1977) juga mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang

penting pada masa ini yang menyelaraskan kebebasan dengan tanggungjawab

ketika remaja menjadi matang dan mengatur diri mereka sendiri. Friedman

(1957) juga mendefinisikan serupa bahwa tugas orangtua selama tahap ini

adalah belajar menerima penolakan tanpa meninggalkan anak.

Ketika orangtua menerima remaja apa adanya, dengan segala

kelemahan dan kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah peran

mereka pada tahap perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas yang tidak

pantas, mereka membentu pola untuk semacam penerimaan diri yang sama.

Hubungan antara orangtua dan remaja seharusnya lebih mulus bila orangtua

merasa produktif, puas dan dapat mengendalikan kehidupan mereka sendiri

(Kidwell et al, 1983) dan orangtua/keluarga berfungsi secara fleksibel (Preto,

1988).

Schultz (1972) dan lain-lain telah mengungkapkan pandangan mereka

bahwa kompleksitas kehidupan Amerika yang telah meningkat telah membuat

peran orangtua tidak jelas. Orangtua merasa berkompetisi dengan berbagai

kegiatan sosial dan institusi – mulai dari otoritas sekolah dan konselor hingga

keluarga berencana dan seks pranikah dan pilihan kumpul kebo. Faktor-faktor

lain menambah pengaruh mereka yang semakin berkurang tersebut. Karena

adanya spesialisasi jabatan dan profesi, orangtua tidak lagi bisa membantu

anak-anak mereka dengan rencana-rencana untuk bekerja. Mobilitas penduduk

dan kurangnya hubungan orang dewasa yang kontinu bagi remaja dan

orangtua, selain ketidakmampuan banyak orangtua untuk mendiskusikan

masalah-masalah pribadi, seks, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan

obat-obatan secara terbuka dan tidak menghakimi bersama anak-naka mereka

juga memberikan kontribusi pada masalah-masalah orangtua-remaja.

25

Page 30: Makalah Kasus 2 CNP

Tabel 3. Tahap Siklus V Kehidupan Keluarga Inti dengan anak remaja

danTugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan

Tahap Siklus Kehidupan KeluargaTugas-Tugas Perkembangan Keluarga

Keluarga dengan anak remaja 1. Menyeimbangkan kebebasan dan

tanggungjawab ketika remaja

menjadi dewasa dan semakin

mandiri.

2. Memfokuskan kembali hubungan

perkawinan.

3. Berkomunikasi secara terbuka

antara orangtua dan anak-anak.

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)

Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga.

Tugas perkembangan yang utama dan pertama adalah menyeimbangkan

kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja matur dan semakin mandiri

(Tabel 2). Orangtua harus mengubah hubungan mereka dengan remaja putri

atau putranya secara progresif dari hubungan dependen yang dibentuk

sebelumnya ke arah suatu hubungan yang semakin mandiri. Pergeseran yang

terjadi pada hubungan anak-orangtua ini salah satu hubungan khas yang penuh

dengan konflik-konflik sepanjang jalan.

Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua

anggota keluarga, khususnya orangtua, harus membuat “perubahan sistem” utama

yaitu, membentuk peran-peran dan norma-norma baru dan “membiarkan” remaja.

Kidwell dan kawan-kawan (1983) meringkas perubahan yang diperlukan ini.

“Secara paradoks, sistem (keluarga) yang dapat membiarkan anggotanya adalah

sistem yang akan bertahan dan menghasilkan sistem itu sendiri secara efektif pada

generasi-generasi berikutnya”.

26

Page 31: Makalah Kasus 2 CNP

Orangtua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka

sendiri, tidak membiarkan anak-anaknya, seringkali menemukan “revolusi” oleh

remaja bila perpisahan berlangsung kemudian. Orangtua dapat juga mempercayai

anak agar mandiri secara prematur, dengan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan

ketergantungannya. Dalam hal ini remaja dapat gagal mencapai kemandirian

(Wright dan Leahey, 1984).

Menyangkut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga merupakan

pusat perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami

istri adalah memfokuskan kembali hubungan perkawinan (Wilson, 1988). Banyak

sekali pasangan suami istri yang telah begitu terikat dengan tanggungjawab

sebagai orangtua sehingga perkawinan tidak lagi memainkan suatu peran utama

dalam kehidupan mereka. Suami biasanya menghabiskan banyak waktu diluar

rumah karena bekerja dan melanjutkan kariernya, sementara itu, istrinya juga

bekerja sementara itu, istrinya juga bekerja sementara mencoba meneruskan

pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggungjawab sebagai orangtua. Dalam

situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan energi untuk hubungan

perkawinan.

Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggungjawab terhadap

diri mereka sendiri, pasangan suami-istri meninggalkan rumah untuk meniti karier

mereka atau dapat menciptakan kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anak-

anaknya telah meninggalkan rumah (postparental). Mereka dapat mulai

membangun fondasi untuk tahap siklus kehidupan keluarga berikutnya.

Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk

para anggota keluarga, khususnya orangtua dan remaja, untuk berkomunikasi

secara terbuka. Karena adanya kesenjangan antar generasi, komunikasi terbuka

seringkali hanya merupakan suatu cita-cita, bukan suatu realita. Seringkali

terdapat saling tolak menolak antara orang tua dengan remaja menyangkut nilai

dan gaya hidup. Orangtua yang berasal dari keluarga dengan berbagai macam

masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak mereka yang

tertua, sehingga mengurangi sauran-saluran komunikasi terbuka yang mungkin

telah ada sebelumnya.

27

Page 32: Makalah Kasus 2 CNP

Mempertahankan etika dan standar moral keluarga merupakan tugas

perkembangan keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985). Meskipun aturan-

aturan dalam keluarga perlu diubah, etika dan standar moral keluarga perlu tetap

dipertahankan oleh orangtua. Sementara remaja mencari nilai-nilai dan keyakinan-

keyakinan mereka sendiri, adalah sangat penting bagi orangtua untuk

mempertahankan dan mengetatkan prinsip-prinsip dan standar-standar mereka.

Remaja sangat sensitif dengan ketidakcocokkan antara apa dikatakan dengan apa

yang dipraktikkan. Namun demikian, orangtua dan anak-anak dapat belajar dari

satu dan sama lain dalam masyarakat yang majemuk dan berubah dengan cepat ini

saat ini. Transformasi nilai dari kaum muda juga mentransformasikan keluarga.

Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana mengembangkan transformasi

nilai yang mempengaruhi setiap saat kehidupan keluarga (Yankelowich, 1975).

Masalah-Masalah Kesehatan.

Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik, tapi promosi

kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus

diidentifikasikan dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup

keluarga yang sehat. Mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner

meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa

merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan

perkembangan dan biasanya mereka ini menerima strategi-strategi promosi

kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan-terutama kecelakaan mobil-

merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cidera karena atletik

juga umum terjadi.

Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan

yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang-

bidang perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga,

perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah antara orangtua dan kaum

muda. Remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan menyangkut uji kehamilan,

penggunaan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana dan aborsi, diagnosis dan

perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja

28

Page 33: Makalah Kasus 2 CNP

untuk menerima perawatan kesehatan tanpa izin orangtua. Bila orangtua

diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan.

Kebutuhan kesehatan yang lain adalah dalam bidang dukungan dan

bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan

orangtua. Konseling langsung yang bersifat menunjang dan memulai rujukan ke

sumber-sumber dalam komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang

bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin diperlukan. Pendidikan

promosi kesehatan umum juga diindikasikan.

f. Keluarga Dengan Melepas Anak Ke Masyarakat

Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan kedua

orang tuanya untuk memulai hidup baru, bekerja, dan berkeluarga, sehingga

tugas keluarga pada tahapan ini antara lain : mempertahankan keintiman

pasangan, membantu anak untuk mandiri, mempertahankan komunikasi,

memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menata

kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak-anak.

g. Keluarga Dengan Tahapan Berdua Kembali

Tugas keluarga setelah ditinggal pergi anak-anaknya untuk memulai kehidupan

baru antara lain : menjaga keintiman pasangan, merencanakan kegiatan yang

akan datang, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak dan cucu,

mempertahankan kesehatan masing-masing pasangan.

h. Keluarga Dengan Masa Tua

Masa tua bisa dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya, sehingga tugas

keluarga pada tahapan ini adalah : saling memberikan perhatian yang

menyenangkan antara pasangan, memperhatikan kesehatan masing-masing

pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan

berolahraga, berkebun, mengasuh cucu. Pada masa tua pasangan saling

mengingatkan akan adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini.

(Santun & Dermawan, 2008)

2.8 Pengkajian

29

Page 34: Makalah Kasus 2 CNP

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data

secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber

informasi dari tahapan pengkajian daoat menggunakan metode :

1. Wawancara keluarga

2. Observasi fasilitas rumah

3. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)

4. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dsb

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

A. Data Umum

Pengnkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1. Nama kepala keluarga (KK)

2. Alamat dan telepon

3. Pekerjaan kepala keluarga

4. Pendidikan kepala keluarga

5. Komposisi keluarga dan genogram

6. Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta masalah-masalah yang

terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

7. Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan

8. Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

9. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial

ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang

dikeluarkan oleh keluarga serta barangn-barang yang dimiliki oleh

keluarga.

10. Aktivitas rekreasi keluarga

30

Page 35: Makalah Kasus 2 CNP

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-

sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan

menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga inti.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

3. Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing

anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status

imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga

serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami

dan istri.

C. Pengkajian Lingkungan

1., Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah,

jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air,

sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat

yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk

setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

3. mobolitas geografis keluarga

31

Page 36: Makalah Kasus 2 CNP

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga

berpindah tempat.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul

serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga

dengan masyarakat.

5. Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota

keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas

psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau

dukungan dari masyarakat setempat.

D. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga

2. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang

lain untuk mengubah perilaku.

3. Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

4. Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

32

Page 37: Makalah Kasus 2 CNP

anggota keluarga lainnya, bagaiman kehangatan tercipta pada anggota

keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

2. Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaiman interaksi atau hubungan dalam

keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya

dan perilaku.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana

pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam

melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga

dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu : keluarga mampu

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan

tindakan, melakukan perawatan tarhadap anggota keluarga yang sakit,

menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan

kleluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di

lingkungan setempat.

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga

melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,

yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta

dari masalah kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala,

faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga

terhadap masalah.

b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;

1). Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan

luasnya masalah

2). Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

3). Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami

4). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit

33

Page 38: Makalah Kasus 2 CNP

5). Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah

kesehatan.

6). Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

7). Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

8). Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan

dalam mengatasi masalah.

c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan

menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang

perlu dikaji adalah ;

1). Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan

yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah

kesehatan/penyakit.

2). Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan.

3). Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang

diperlukan memadai.

4). Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap

perawatan yang diperlukan

5). Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri

dalam keluarga

6). Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam

memelihara lingkungan dimasa mendatang.

7). Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit

8). Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan

bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.

9). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan

(diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi).

10). Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya

perawatan dan pencegahan.

4. Fungsi reproduksi

34

Page 39: Makalah Kasus 2 CNP

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

a. Berapa jumlah anak

b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga.

5. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan

b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

F. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek dan panjang

a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap

situasi/stressor.

3. Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

4. Strategi adaptasi disfungsional

5. Strategi adaptasi disfungsional yang pernah digunakan keluarga saat

menghadapi permasalahan

G. Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan tidak berbeda dengan pemeriksaan di klinik. Data pemeriksaan

kesehatan dapat meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

35

Page 40: Makalah Kasus 2 CNP

H. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas

kesehatan yang ada.

2.9 Genogram

Menurut McGoldrick andGerson (Kerka, 2000), genogram merupakan

suatu pola untuk menggambar pohon keluarga yang menyimpan informasi tentang

anggota dan hubungan diantara keluarga sepanjang tiga generasi (online).

Menurut Peluso (2003: 287), genogram merupakan alat yang tepat untuk

memahami pengaruh asal-usul keluarga.

Fungsi genogram :

a. Memprediksi adanya risiko kemunculan gangguan kesehatan;

b. Mengetahui silsilah keluarga

c. Mengetahui interaksi dan hubungan antaranggota keluarga seperti ikatan

pernikahan, adopsi, perceraian,

Genogram dalam kasus ini adalah:

Tn.A Ny.B

An. E An.C An.F An.D

Keterangan simbol :

: laki-laki

: perempuan

36

355

8715 4

40 33

NY H

Page 41: Makalah Kasus 2 CNP

: cerai

: tinggal dalam satu rumah

2.10 Perawatan Kesehatan Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau

kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai

saran/penyalur.

Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat

2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan

atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya

3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah

satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh

terhadap anggota keluarga lainnya

4.Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien),

keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara

kesehatan para anggotanya

5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya

kesehatan masyarakat.

A. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga

1. Tujuan umum :

37

Page 42: Makalah Kasus 2 CNP

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan

keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan

keluarganya

2. Tujuan khusus :

a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah

kesehatan yang dihadapi oleh keluarga

b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-

masalah kesehatan dasar dalam keluarga

c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya

d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan

keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam

mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya

e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu

hidupnya

B. Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,

keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya

dan saling memelihara. Freeman (1981) :

1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya

yang terlalu muda

4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-

lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-

fasilitas kesehatan yang ada.

38

Page 43: Makalah Kasus 2 CNP

2.11 Peran Perawat Keluarga :

1. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara

mandiri

b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

2. Koordinator

Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang

komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk

mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar

tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan

3. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik

maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan

langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota

keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga

asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat

melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit

4. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau

kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan

pengkajian tentang kesehatan keluarga

5. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah

kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka

39

Page 44: Makalah Kasus 2 CNP

hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus

bersikap terbuka dan dapat dipercaya

6. Kolaborasi

Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit

atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan

keluarga yang optimal

7. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan

derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan

baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan

kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)

8. Penemu kasus

Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi

ledakan atau wabah

9. Modifikasi lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik

lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta

lingkungan yang sehat.

Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan

2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai

tujuan utama

3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai

peningkatan kesehatan keluarga

40

Page 45: Makalah Kasus 2 CNP

4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat

melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya

5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan

preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga

memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk

kepentingan kesehatan keluarga

7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara

keseluruhan

8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan

kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan

menggunakan proses keperawatan

9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan

keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan

dasar/perawatan di rumah

10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

BAB III

PENUTUP

41

Page 46: Makalah Kasus 2 CNP

3.1 Kesimpulan

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran

masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.Keluarga sebagai pranata

social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik

kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian

merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu

dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam

memfasilitasi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti

saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.

Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga

mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang

kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah

kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal.

Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah

peran pengasuhan (parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini

keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau

suami dala pengasuhan anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman

sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang tua, dan

hubungan suami istri.

3.2 Implikasi Keperawatan

42

Page 47: Makalah Kasus 2 CNP

Salah satu tujuan penting dari keperawatan keluarga adalah membantu

keluarga dan anggotanya bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas

perkembangan individu dan keluarga (Friedman, 1987). Penguasaan satu

kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga memungkinkan keluarga bergerak

maju kearah tahap perkembangan berikutnya. Jika tugas-tugas perkembangan

keluarga tidak dipenuhi maka akan menghasilkan keluarga yang disfungsional

(Mattessich dan Hill 1987).

Untuk mencapai tujuan ini, perawat keluarga “membantu keluarga

mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara keutuhan pertumbuhan

pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi keluarga yang

optimum” (kebutuhan perkembangan keluarga) (Divisi Praktik Keperawatan

Kesehatan Ibu dan Anak American Nurses “Association, (1983) keseimbangan

antara individu dan kelompok tidak dengan mudah dicapai, khususnya selama

tahap-tahap tertentu, yang menciptakan perbedaan bila terjadi ketidakseimbangan.

Bila bekerja dengan keluarga atau individu yang bermasalah, teori

perkembangan keluarga membantu para profesional kesehatan keluarga berpikir

tentang kejadian siklus kehidupan keluarga yang telah membentuk konteks

dimana masalah-masalah keluarga dan individu terjadi.

Juga penting sekali memasukkan perspektif perkembangan keluarga

kedalam praktik keperawatan keluarga seseorang bila bekerja dengan keluarga

yang sehat. Dengan keluarga yang sehat, bimbingan antisipasi dan penyuluhan

seringkali ditujukan untuk mencapai tujuan prevensi primer (Bobak et al, 1989).

Diagnosa, perencanaan, dan intervensi keperawatan keluarga harus mencakup

masalah-masalah keluarga yang mungkin dihadapi keluarga karena perlunya

transforamsi struktur keluarga hingga tugas-tugas perkembangan dapat dicapai.

Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif yang berbeda

dalam kehidupan keluarga merupakan tujuan keperawatan keluarga yang paling

erat.

Perawat keluarga dan klinisi keluarga lainnya membantu keluarga dengan

morbalitas penyuluhan dan konseling. Rujukan ke kelompok pendukung sosial,

43

Page 48: Makalah Kasus 2 CNP

seperti kelompok untuk orangtua bayi atau lansia yang sakit juga sangat

membantu.

DAFTAR PUSTAKA

44

Page 49: Makalah Kasus 2 CNP

Carpenito, L. J. (2001). Buku saku diagnosa keperawatan. (Handbook of Nursing Diagnosis). Edisi 8, Alih bahasa monica Ester. Jakarta: EGC

Efendi,F. 2009. keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam

keperawatan. Jakarta : salemba medika

Suprajitno.2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam

Praktik.Jakarta:EGC.

Anonim. 2012. Delapan Fungsi Keluarga Wahana Menuju Keluarga Sejahtera.

Available at : http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=35

diakses tanggal 15 Desember 2013 pukul 12.27 WIB

45