45
KASUS I INFERTILITAS Disusun oleh: Muhamad Jauhar (220110080033) Nina Irmayani (220110080037) Yenny Ade Bintang (220110080040) Wawan Hidayaturrahman (220110080072) Dina Astriana (220110080075) Tiara Tri Putrianti (220110080108) Nur Ashiyah L. A (220110080111) Okky Adelirandy (220110080115) Tiara Rachmawati (220110080118) Nesthi Lestari (220110080127) Siska Dwi Handayani (220110080153) Anis Supi Tasripiyah (220110080157) Ulfah Masfufah (220110070097) Fakultas Keperawatan

MAKALAH KASUS 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH KASUS 2

KASUS I

INFERTILITAS

Disusun oleh:

Muhamad Jauhar (220110080033)

Nina Irmayani (220110080037)

Yenny Ade Bintang (220110080040)

Wawan Hidayaturrahman (220110080072)

Dina Astriana (220110080075)

Tiara Tri Putrianti (220110080108)

Nur Ashiyah L. A (220110080111)

Okky Adelirandy (220110080115)

Tiara Rachmawati (220110080118)

Nesthi Lestari (220110080127)

Siska Dwi Handayani (220110080153)

Anis Supi Tasripiyah (220110080157)

Ulfah Masfufah (220110070097)

Fakultas Keperawatan

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Page 2: MAKALAH KASUS 2

KASUS 2

Seorang klien bernama Ny. I dan Tn. O datang ke poli infertil untuk berobat dengan keluhan

belum memiliki anak. Ny. I tinggal berdua dengan suaminya Tn. O. Tn. O, 37 tahun bekerja

di PT, Ny. I, 36 tahun ibu rumah tangga. Tn. O dan Ny. I berpendidikan sarjana. Ny. I sering

membaca buku-buku yang berhubungan dengan infertilitas. Ny. I taat menjalankan shalat 5

waktu, Tn. O shalatnya sering tidak lengkap karena sibuk dengan pekerjaannya sebagai

karyawan PT, bahkan sering lupa makan. Tn. O memiliki kebiasaan merokok 2 bungkus per

hari. Tn. O dan Ny. I berasal dari Jawa. Pada awal menikah tidak ada masalah, keluarga

menganggap keadaan infertilitas yang dialami sebagai cobaan dari Allah. Namun, sejak 3

bulan yang lalu, suaminya selingkuh dengan gadis lain yang diketahui sebagai mantan

kekasihnya di SMA dulu. Hal ini membuat Ny. I tegang, sedih, dan kecewa karena suaminya

tega menyakitinya dengan berselingkuh. Padahal ia merasa bahwa kebutuhan lahir dan batin

suaminya telah ia layani, termasuk hubungan suami istri yang biasa ia dan suami lakukan 4-5

kali/ minggu. Kesedihan lain yang sudah cukup lama dirasakan oleh Ny. I adalah keadaan

rumah tangganya yang sudah 6 tahun menikah tapi belum punya anak. Ny. I sering berpikir

bahwa suaminya mejadi berselingkuh karena dirinya belum bisa memberi keturunan sehingga

ia merasa dirinya sebagai perempuan yang tidak bisa membahagiakan. Saat ini, Ny. I belum

mempunyai rencana menggunakan uang tabungannya untuk berobat. Dari riwayat keluarga,

baik keluarga Tn. O dan Ny. I tidak mempunyai penyakit keturunan dan merupakan keluarga

yang mudah memperoleh keturunan.

Hasil dari wawancara tidak ditemukan riwayat penyakit yang berhubungan dengan sistem

genitourinaria.

Riwayat obsetri : menstruasi pertama umur 13 tahun, siklus teratur tiap bulan, tidak ada

dismenorea, tidak pernah mencatat tanggal haid. Ny. I tidak merasakan keadaan infertilitas

yang dialaminya mengganggu interaksi dengan suami maupun dengan tetangga sekelilingnya.

STEP 1

1. Riwayat obsetri (Wawan)

2. Genitourinaria (Tiara r)

3. Infertilitas (nina)

1. Infertilitas : tidak bisa hamil dalam 1 tahun (Tiara T), ketidaksuburan (Nura)

2. Genitourinaria :saluran genito dan urinaria (Okky)

Page 3: MAKALAH KASUS 2

3. LO

STEP 2

1. Konsep infertilitas (Dina)

- Hubungan riwayat merokok dan infertil (Yenny)

- Tanda gejala infertilitas (t’Ulfa)

- Perbandingan fertil dan infertil / perbadaan (Nura)

- Hubungan testoteron dan infertil (Okky)

- Cara menghitung masa subur (Nina)

- Waktu dan proses terjadi fertilisasi (wawan)

- Prevalensi kasus( Jojo)

- Infertilitas bisa diobati/ tidak (Nesthi)

- Infertilitas bisa dideteksi dini tidak (Dina)

- Hubungan psikologis dan pembuahan ( Yenny)

- Yang mengalami infertil pada kauss (Wawan)

- Hubungan dismenorea dan infertilitas ( Jojo)

- Hubungan karyawan dan lupa makan dan infertil (Okky)

- Fase koitus dan hubungannya dengan infertil (Siska)

- Frekuensi berhubungan dengan terjadinya fertilisasi (Wawan)

- Infertil dan mandul sama atau tidak (Tiara T)

2. Apa yang harus dikaji dalam kasus ini (Tiara R)

- Penanganannya dan penkes (Okky)

- Psikis, sosial, budaya

- Dampak psikologis Ny. I (Jojo)

- Pengaruh kultur pada masalah ini ( Tiara R )

- Adopsi anak dapat memancing anak, benar tidak ( Jojo)

- Data penunjang infertilitas (Tiara T)

3. Diagnosa keperawatn yang muncul (Nina)

4. Peran perawat pada kasus infertilitas (Siska)

STEP 3

1. Infertilitas : tidak punya anak, fertil : mempunyai anak

Page 4: MAKALAH KASUS 2

Etiologi :

Rokok mempengaruhi kualitas sperma (Tiara R)

Kualitas sperma akibat sperma belum matur (Dina), sperma yang sehat 3 hari sekali

(Jojo)

sperma tidak mencapai ovum/ tidak dihasilkan sperma (Tiara T)

Makanan yang dimakan berpengaruh pada kualitas sperma (Nina)

Gangguan pelepasan ovum, kista ovarium (Yenny)

Faktor kelelahan (Wawan) dan psikologis (Nura), usia lebih dari 30 tahun (Dina)

Tidak ada lendir di vagina dan uterus (Siska)

Tidak mencapai orgasme pada saat berhubungan (Tiara R)

Manifestasi klinik :

Siklus menstruasi tidak teratur, amenorea (Dina)

Tidak bisa ereksi (Wawan)

Kualitas sperma menurun (all)

2. Pengkajian :

Gaya hidupnya (Wawan )

Riwayat menstruasi, konsepsi, kehidupan seks pasca menikah, status nutrisi (Yenny)

Riwayat keturunan (Siska)

Riwayat kesehatan organ (Dina)

Pem.diagnostik : laparoskopi (Yenny), cara pemeriksaan sperma (Nina), ukur suhu

tiap hari, pemeriksaan lendir (Dina)

Penanganan :

Kontrol ke dokter, periksa sperma dan ovum, cari solusi dari masalh (Okky), periksa

alat genital, inseminasi (Nura) dilakukan bila rahim ibunya siap ( Anis)

Peran kultur budaya pada kasus infertil :

Kebanyakan menyalahkan perempuan dalam tipa daerah (Dina)

3. masalah keperawatan yang terjadi :

komunikasi tidak efektif (Okky)

koping individu tidak efektif, kurang pengetahuan ( Tiara R)

Ansietas (Nura)

HDR ( Tiara T)

4. peran perawat :

Page 5: MAKALAH KASUS 2

INFERTILITAS

PenatalaksanaanPreventifterapi

Pemeriksaan-labDianostikfisik

Konsep DefinisiKlasifikasiPredisposisiPatofisiologietiologi

Peran perawatAskepPengkajianAnalisa dataintervensi

konselor, edukator, komunikator, fasilitator (Nina)

care provider (Jojo)

STEP 4

STEP 5

LO : Mind map dan step 2

Page 6: MAKALAH KASUS 2

PEMBAHASAN KASUS (REPORTING)

KONSEP FERTILITAS

Definisi

Fertilitas merupakan kadar kesuburan wanita, kemampuan seorang istri untuk menjadi

hamil dan melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya, atau hasil

reproduksi yang nyata dari seorang wanita.

Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur di

tuba falopi. Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/coitus), dengan ejakulasi

sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani

yang berisi sel–sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika sanggama terjadi dalam

sekitar masa ovulasi (disebut masa subur wanita), maka ada kemungkinan sel sperma dalam

saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada

saat ovulasi.

Untuk menentukan masa subur, dipakai 3 patokan, yaitu :

1. Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang

2. Sperma dapat hidup & membuahi dalam 2-3 hari setelah ejakulasi

3. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi

Pertemuan / penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai

pembuahan atau fertilisasi. Dalam keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba

falopi umumnya di daerah ampula / infundibulum.

Proses Fertilisasi

Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba falopi.

Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontaksi miometrium dan dinding tuba

yang juga terjadi saat sanggama.

Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada

ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopi. Ovum yang dikelilingi oleh

perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5–10 μm, yang disebut zona pelusida.

Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah menjadi kuning,

membentuk korpus luteum. Sekarang ovum siap dibuahi apabila sperma mencapainya.

Page 7: MAKALAH KASUS 2

Dari 60 - 100 juta sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina pada saat ovulasi,

beberapa juta berhasil menerobos saluran heliks di dalam mukus serviks dan mencapai

rongga uterus beberapa ratus sperma dapat melewati pintu masuk tuba falopi yang sempit dan

beberapa diantaranya dapat bertahan hidup sampai mencapai ovum di ujung fimbrae tuba

fallopi. Hal ini disebabkan karena selama beberapa jam, protein plasma dan likoprotein yang

berada dalam cairan mani diluruhkan. Reaksi ini disebut reaksi kapasitasi.

Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah sperma

dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh zat –

zat dari korona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas

dan berkontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang

dapat melarutkan korona radiata, trypsine-like agent dan lysine-zone yang dapat melarutkan

dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum.

Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi, karena sperma

tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah

menembus karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa

menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat.

Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida (zone reaction) yang bertujuan mencegah

terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali

terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma.

Page 8: MAKALAH KASUS 2

Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi:

1. Reaksi zona / reaksi kortikal pada selaput zona pelusida

2. Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit

definitif yang kemudian menjadi pronukleus wanita

3. Inti sperma membesar membentuk pronukleus pria.

4. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.

5. Pronukleus pria dan wanita. Masing – masing haploid bersatu dan membentuk zygot yang

memiliki jumlah DNA genap / diploid.

Gambar Pembuahan Ovum

Keterangan :

A, B, C dan D : Ovum dengan korona radiata

E : Ovum dimasuki spermatozoa

F dan G : Pembentukan benda kutub kedua dan akan bersatunya kedua

pronukleus yang haploid untuk menjadi zigot

Hasil utama pembuahan :

1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari

ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.

Page 9: MAKALAH KASUS 2

2. Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y

yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.

3. Permulaan pembelahan dan stadium – stadium pembentukan dan perkembangan

embrio (embriogenesis).

Pada pria masa fertilitas tertinggi terjadi antara 24 dan 35 tahun dimana pada saat itu

merupakan tingkat kesehatan fisik dan mental tertinggi. Pria ini tidak memiliki abnormalitas

organ-organ reproduktif dan memiliki jumlah sperma 90-300 juta per militer, dengan paling

tidak 75% bentuk sperma normal dan sperma motilitas aktif. Pda wanita fertilitas tertinggi

pada usia 20-30 tahun dimana kesehatan fisik dan mental dalam keadaan tinggi. Wanita ini

tidak memiliki kelainan organ-organ reproduktif atau siklus menstruasi serta menghasilkan

ovum secara teratur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas

Secara umum, fungsi fertilitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor :

a. Faktor sosial ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas

b. Faktor yang mempengaruhi hubungan kelamin adalah umur/usia

c. Lamanya berstatus menikah

d. Frekuensi senggama

e. Faktor mortalitas karena sebab-sebab tidak disengaja dan yang disengaja

Faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan ada

kaitannya dengan ketiga tahap reproduksi. Faktor-faktor yang langsung memiliki kaitan

dengan ketiga tahap tersebut “ variabel antara”. Variabel antara tersebur terdiri atas :

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan kelamin adalah umur memulai

hubungan kelamin, selibat permanen (proporsi wanita yang tak pernah mengadakan

hubungan kelamin), lamanya berstatus kawin, abstinensi sukarela, abstinensi

terpaksa ( misal sakit, berpisah sementara) dan frekuensi senggama.

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya konsepsi antar lain

fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang tidak disengaja,

pemakaian kontrasepsi, dan strerilisasi atau fekunditas dan infekunditas yang

disengaja.

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan yautu mortalitas karena sebeb-sebab

tidak sengaja dan yang disengaja.

Page 10: MAKALAH KASUS 2

Selain itu, faktor frekuensi senggama dan gizi juga berpengaruh [ada kemampuan

seseorang dalam fertilitas :

Frekuensi hubungan seks

Menurut oyub, frekuensi seks setiap pasangan suami istri tidak sama, tergantung usia :

a. Untuk pria dan wanita usia 25-30 tahun, dalam sehari melakukan hubungan seks

hingga 3-5 kali, termasuk kategori normal

b. Untuk pria dan wanita usia 30-35 tahun, melakukan hubungan seks sebanyak 1-2 kali

dalam sehari, masih normal

c. Untuk pria dan wanita usia 35-40 tahun, melakukan hubungan seks sebanyak satu kali

sehari, masih dalam kategori normal

d. Untuk pria dan wanita usia 40-55 tahun, melakukan hubungan seks 3 hari sekali,

masih dalam kategori normal

e. Untuk pria dan wanita usia 55 tahun keatas, apalagi yang telah mencapai usia 60

tahun keatas, melakukan hubungan seks seminggu sekali, sebulan sekali, masih dalam

kategori normal

Tetapi itu semua tergantung pada keadaan psikis individu masing-masing.

Faktor asupan gizi :

Zat gizi yang mempengaruhi fertilitas :

- Vitamin A, C dan E

sebagai antioksidan yang berfungsi untuk menangkal serangan radikal bebas

terhadap sperma dan ovum.

Misalnya: wortel, seledri,jeruk.

- Vitamin B

Bersama niasin, vitamin E dan zinc sebagai bahan dasar hormon reproduksi

wanita.

Contoh Bahan Makanan: Daging unggas, telur, ikan, kacang tanah, kedelai.

- Vitamin E

Mencegah degenerasi system reproduksi (memudahkan organ reproduksi

mendapatkan pasokan oksigen segar).

Contoh Bahan Makanan: Telur, daging, makanan laut, kacang-kacangan yang

sudah berkecambah.

- Arginin

Memperkuat daya tahan hidup sperma dan mencegah kemandulan.

Page 11: MAKALAH KASUS 2

Contoh Bahan Makanan: Kemangi, daging sapi, ikan, kacang-kacangan, ayam.

- Histamin

Mempengaruhi system ejakulasi pada pria.

Contoh Bahan Makanan: Daging, ayam, tempe.

- Likopen

Meningkatkan jumlah, memperbaiki struktur dan kegesitan sperma.

Contoh Bahan Makanan : Jambu biji merah dan semangka.

- Zinc

Melincahkan sperma.

Contoh Bahan Makanan: Daging, hati, telur dan seafood.

- Kalium

Mempengaruhi pengeluaran hormone reproduksi.

Contoh Bahan Makanan: Susu, mentega, ikan teri.

Sebagai ‘aturan umum’ sederhana, pentingnya fertilitas untuk mendapatkan bantuan

medis bergantung pada 3 faktor:

Studi Perbedaan Fertilitas di Indonesia

a) Tempat tinggal wanita saat pencacahan. Perbedaan fertilitas menurut tempat tinggal,

menunjukkan bahwa fertilitas di daerah kota sedikit lebih tinggi daripada di

pedesaan. Hal ini diakibatkan karena tingkat fertilitas di kota disebabkan oleh

tingginya tingkat “memory lapse” wanita pedesaaan yang tinggal di daerah kota.

Mengingat perbedaan hanya sedikit, ini juda dimungkinkan oleh konsep urban atau

rural yang dipakai. Konsep tersebut lebih menekankan pada fasilitas fisik di suatu

daerah daripada cara hidup penduduk yang tinggal di daerah tersebut

b) Tingkat Pendidikan, pada dasarya makin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh

wanita, makin rendah fertilitasnya. Pada intinya hubungan antara tingkat pendidikan

dengan tingkat fertilitas berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya.

c) Umur Perkawinan Pertama, bahwa makkin muda seorang melakukan perkawinan

makin panjang masa reproduksinya maka dapat diharapkan makin muda seseorang

melangsungkan perkawinannya makin banyak pula anak yang dilahirkan, jadi

hubungan antara umur perkawinan dan fertilitas negatif .

d) Pengalaman Bekerja, ukuran yang dipakai untuk factor pengalaman bekerja berbeda-

beda, missal jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, status pekerjaan, kegiatan yang

Page 12: MAKALAH KASUS 2

biasanya dilakukan.. Beradsaran penelitian, wanita yag mengurus rumah tangga saja

cenderung untuk memiliki anak yang lebih banyak daripada wanita yang bekerja.

B. KONSEP INFERTILITAS

DEFINISI

Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan

dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x /

minggu, tanpa mamakai matoda pencegahan selama 1 tahun.

Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada

pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan senggama secara teratur

(Depkes RI,2008)

Infertilitas adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan

kehamilan dan kelahiran bayi hidup (Hermawanto, 2008).

Infertilitas adalah kegagalan sepasang suami istri untuk hamil selama 12 bulan atau lebih

dengan koitus yang teratur dan tanpa menggunakan alat kontrasepsi (Wiknjosastro, 2005).

Infertilitas adalah tidak terjadi konsepsi setelah satu tahun (Scott, 2004).

KLASIFIKASI INFERTILITAS :

1. Infertilitas primer, yaitu keadaan infertilitas yang dialami 

pasangan suami istri sejak awal mereka menikah.

2. Infertilitas sekunder, yaitu keadaan infertilitas yang dialami pasangan suami istri yang

pernah mengalami proses pembuahan setelah menikah.

Secara umum, infertilitas berhubungan dengan kondisi fisik, proses dan 

waktu.

1. Kondisi Fisik

Kesuburan sangat ditentukan oleh kondisi fisik suami dan istri. Hal ini berhubungan

dengan proses pembentukan serta kualitas sperma atau sel 

telur. Testis dapat menghasilkan 100-200 juta sel per hari atau 1 triliun 

sel selama hidup. Pematangan sperma terjadi kurang lebih 70 hari. Dalam

saluran kelamin perempuan, sel sperma dapat hidup dan membuahi sel telur 

antara 3-5 hari. Ovarium dapat menghasilkan1 sel telur setiap bulan. Bila tidak

dibuahi, maka sel telur itu akan mati dan turun pada saat haid.

Kualitas sperma dan sel telur dipengaruhi banyak faktor, diantaranya :

a. Secara alamiah perempuan mengalami fase menopause yang biasanya terjadi antara

Page 13: MAKALAH KASUS 2

usia 40-50 tahun. Pada fase ini, lemungkinan untuk  memperoleh keturunan lebih

kecil. Berbeda dengan laki-laki, proses andropause yakni penurunan masa produktif

biasanya terjadi saat usia yang sangat lanjut.

b. Beberapa kelainan genetika dapat berpengaruh pada kesuburan 

terutama yang berhubungan dengan anatomi kelamin dan sistem hormonal pada 

suami maupun istri.

c. Penyakit tertentu, misalnya infeksi pada saluran kelamin, varicocel pada pria, kista

ovarium, mioma uteri pada wanita, dapat menghambat kehamilan.

d. Kebiasaan merokok dan minum alcohol terbukti mengurangi

kualitas kesuburan.

e. Menurut penelitian, kegemukan dapat mempengaruhi kesuburan.

Pada wanita yang kegemukan terdapat kelainan pada sekresi hormon

gonadotropin oleh kelenjar hipofisis. Kelainan ini pada akhirnya mempengaruhi

produksi hormon estrogen dan progesteron.

f. Pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia dan polusi tinggi juga dapat

mengurangi kualitas kesuburan.

g. Banyak penelitian menunjukkan bahwa stres dapat mengganggu 

kualitas dan proses kesuburan.

2. Proses 

Terjadinya pembuahan dan kehamilan dimulai dengan masuknya sperma dalam

saluran kelamin wanita dan bertemu dengan ovum atau sel telur di dalam saluran

ovarium (tuba falopii). Hasil pembuahan (embrio) itu digerakkan

menuju rahim untuk berkembang di dalamnya. Proses berhasil tidaknya

proses kehamilan sangat dipengaruhi beberapa hal :

a. Metode kontrasepsi: Penggunaan kondom pada pria atau diafragma

pada wanita tidak memungkinkan terjadinya proses pembuahan.

b. Beberapa kelainan anatomis, seperti kelainan pada rahim atau 

saluran kelamin lainnya dapat mengganggu proses kehamilan.

c. Penyakit seperti myoma uteri, bukan saja menghalangi masuknya 

sperma, tetapi juga mengakibatkan proses perlengketan embrio pada rahim

terganggu. Perlengketan atau tertutupnya tuba falopii dapat terjadi karena infeksi dan

peradangan, atau tumbuhnya jaringan ikat.

Page 14: MAKALAH KASUS 2

3. Waktu

Sel telur hanya dihasilkan satu kali setiap bulannya dan umurnya pun 

pendek. Sehingga pengetahuan mengenai masa subur menjadi hal yang sangat

penting.

MANISFESTASI KLINIS

WANITA :

- Kelainan hormon endokrin

- Hypomenore / amenore

- Perkembangan seks sekunder tidak adekuat (karena ada masalah di

ovarium,hipofisis,hipotalamus)

- Wanita dengan sindrom turner (pendek,payudara tidak berkembang, gonad abnormal)

PRIA :

- Status gizi dan nutrisi kurang terutama protein

- Riwayat inflamasi genitourinaria

- Hipertiroidisme / hipotiroidisme

- Tumor hipofisis

- Disfungsi ereksi berat

- Ejakilasi retrograde

- Hipospadia / epispadia

- Mikropenis

PEMERIKSAAN INFERTILITAS

Pemeriksaan Fisik:

Perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat ( seperti distribusi lemak tubuh dan

rambut yang tidak sesuai ).

Pemeriksaan System Reproduksi

1. Wanita

· Deteksi Ovulasi

Pemeriksaan ovulasi digunakan untuk mengetahui ovulasi (pelepasan sel telur)

a. Catat suhu basal dalam suatu kurve: jika siklus suhu ovulator, maka suhu basal

bersifat bifasis. Sesudah ovulasi terjadi kenaikan suhu basal disebabkan

pengaruh progesteron

Page 15: MAKALAH KASUS 2

b. Dengan pemeriksaan vagina smear; pembentukan progesteron menimbulkan

perubahan-perubahan sitologis pada sel-sel superfisial.

c. Pemeriksaan lendir serviks: adanya progesteron menimbulkan perubahan sifat

lendir serviks ialah lendir tersebut menjadi lebih kental, juga gambaran fern

(daun pakis) yang terlihat pada lendir yang telah dikeringkan hilang.

d. Pemeriksaan endometrium: kurtase pada hari pertama haid atau pada fase

premenstruil menghasilkan endometrium dalam atadium sekresi dengan

gambaran histologis yang khas.

e. Pemeriksaan hormon seperti estrogen, ICSH dan pregnandiol.

Pemeriksaan ini meliputi :

1. pengkajian BBT (basal body temperature )

Setiap pagi, sebelum beranjak daru tempat tidur, dilakukan pengukuran suhu

tubuh wanita, jika terjadi peningkatan sebesar 0,5-1°C, berarti sedang terjadi

ovulasi.

Cara mengukur sendiri suhu basal tubuh :

1. Guncang thermometer hingga dibawah 36 C dan siapkan termometer

didekat tempat tidur. Setelah bagun tidur letakkan thermometer dimulut

selama 10 menit penting bagi anda jangan banyak bergerak, tetap berbaring

dan istirahat dengan mata tertutup sampai selesai. Setelah 10 menit baca dan

catat suhu pada grafik saat tanggal pemeriksaan itu.

2. Dengan memeriksa lendir rahim dibawah mikroskop, pada saat subur

akan tampak bentuk seperti daun pakis yang sempurna.

3. Pemeriksaan USG melalui vagina, dengan ini dapat dilihat dengan

jelas sel telur yang sudah dilepaskan dari indung telur.

(Kurniawan, 2008).

2. Uji lendir serviks metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi

dan fisiologi serviks dengan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya

keadaan optimal getah serviks dalam menerima sperma

Syarat :

Pemeriksaan Lendir serviks + 6 - 10 jam paska sanggama

Waktu sanggama sekitar ovulasi, bentuk lendir normal setelah kering terlihat

seperti daun pakis

Penilaian UPS : Baik : > 10 sperma / LPB

Page 16: MAKALAH KASUS 2

Keadaan dan sifat lendir serviks sangan mempengaruhi keadaan spermatozoa

a. Kentalnya lendir serviks

Lendir serviks yang cair lebih mudah dilalui spermatozoa. Pada stadium

proliferasi lendir serviks agak cair karena pengaruh estrogen, sebaliknya pada

stadium sekresi lendir serviks lebih kental karena pengaruh progesteron.

b. pH lendir serviks

lendir serviks bersifat alkalis dengan pH ±9. Pada pH yang alkalis

spermatozoa dapat hidup lebih lama. Suasana menjadi asama pada servicitis.

c. Enzym proteolitik

Selain estrogen, enzim proteolitik seperti tripsin dan chemotripsin juga

mempengaruhi viscositas lendir serviks.

d. Dalam lendir serviks juga dapat ditemukan immunoglobulin yang dapat

menimbulkan agglutinasi dari spermatozoa.

e. Berbagai kuman-kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa.

Biasanya pemeriksaan lendir serviks dilakukan dengan cara:

1) Sims Hunher Test

Pemeriksaan lendir serviks dilakukan post coitum sekitar waktu

ovulasi. Sims hunher test dianggap baik jika terdapat 5 spermatozoa

motil per high powerfield. Cara melakukan uji Sims Hunher:

Hubungan seks normal 2-3 hari menjelang ovulasi

Datang memeriksakan diri sekitar 3-7 jam

Lendir serviks diusap dan dibaca di bawah mikroskop, hasil

yang baik terdapat spermatozoa ±5-20, tidak terdapat reaksi

imunologis, kehamilan terjadi. Diulang dua kali dengan nterval

dua bulan. Sims hunher tes baik menandakan teknis citus baik,

lendir serviks normal, estrogen ovarial cukup, sperma cukup

baik.

2) Kurzoxk Miller Test

Dilakukan pada pertengahan siklus jika hasi Sims Hunher test kurang

baik. Satu tetes lendir serviks diletakkan berdampingan dengan tetes

sperma pada objek gelas. Dilihat apakah ada spermatozoa atau tidak.

Jika tidak ada invasi spermatozoa, lendir serviks kurang baik.

Page 17: MAKALAH KASUS 2

· Analisa hormon

Mengkaji fungsi endokrin pada aksis ovarium – hipofisis – hipotalamus. Dengan

pengambilan specimen urine dan darah pada berbagai waktu selama siklus

menstruasi.

Hormonal: FSH, LH, E2, PROGESTERON, PROLAKTIN

FSH serum : 10 - 60 mIU/ml

LH serum : 15 - 60 mIU/ml

Estradiol : 200 - 600 pg/ml

Progesteron : 5 - 20 mg/ml

Prolaktin : 2 - 20 mg/ml

· Sitologi vagina

Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina

· Uji pasca senggama

Mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati serviks ( 6 jam pasca coital ).

Tes ini dilakukan pada pertengahan siklus menstruasi yaitu pada saat estradiol

mencapai kadar tertinggi dan pada saat terjadi ovulasi. Dalam keadaan normal,

lendir servikal adalah jernih dan bisa diregangkan sepanjang 7,6-10 cm tanpa

terputus. Bila dilihat dengan mikroskop, lendir tampak seperti pohon pakis.

· Biopsy endometrium terjadwal

Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan sebaiknya

dilakukan pada 2-3 hr sebelum haid.

Biopsi endometrium terjadiwal. Dilakukan dengan dua metode:

a) Diimplementasi 3-4 hari setelah menstruasi berikutnya. Dengan wanita

ditutupi selimut dan dalam posisi litotomi, spekulum vagina diinsersi ke dalam

vagina. Dengan menggunakan aspirator vabra berlumen kecil, sebuah sampel

endometrium diambil

b) Metode kedua dilakukan sebagai berikut:

Pasangan dianjurkan tidak mmelakukan hubungan seksual selama

periode “fertil” yang pertama supaya embrio tidak keluar setelah

prosedur.

Serviks didilatasi menggunakan laminaria 4-24 jam sebelum prosedur

yang tidak membutuhkan analgesia dilakukan. Laminaria merupakan

insersi rumput laut kemasan berbentuk tipis dan berukuran kecil atau

Page 18: MAKALAH KASUS 2

dilator osmotik sintesis yang jika diinsersi ke dalam serviks, menyerap

kelembaban, mengembang, dan denga demikian membuat serviks

berdilatasi.

Wanita berbaring dalam posisi litotomi dan diselimuti kemudian

spekulum diinsersi.

Laminaria diangkat

Apabila sebelumnya tidak didilatasi dengan laminaria, serviks

didilatasi pada saat ini dengan dilator rod logam. Analgesia atau

anastesia seringkali dibutuhkan.

Sebuah spesimen kecil endometrium diambil dari dinding samping di

dalam fundus supaya embrio tidak terlepas jika konsepsi telah terjadi.

(jika implantasi terjadi, biasanya implantasi terjadi di bagian atas

fundus, baik di bagian posterior maupun anterior)

· Histerosalpinografi

Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat

dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan

adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal.

· Laparoskopi

Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum.

· Pemeriksaan pelvis ultrasound

Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan,

perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uterin.

- Pertubasi : pemeriksaan potensi tuba dengan cara memasukan CO2 ke mulut rahim,

lalu melalui tuba, lalu diukur menggunakan alat ukur. Aalat ukur itulah yang dapat

memeperkirakan keberadaaan salur tuba dan keadaan tersumbatnya segaian ataupun

total

- Hidrotubasi : pemeriksaan tuba dengan cara memasukan cairan kombinasi antibiotika

dan aqua steril dalam jumlah ± 15-20 cc melalui mulut rahim menuju rahim lalu

masuk ke tuba dan bila cairan tersebut kembali lagi ke vagina maka dapat di

simpulkan terjadi gangguan atau sumbatan di tuba fallopi.

2. Pria

Page 19: MAKALAH KASUS 2

· Analisa Semen

Parameter :

Warna Putih keruh

Bau Bunga akasia

PH 7,2 – 7,8

Volume 2 – 5 ml

Viskositas 1,6 – 6,6 centipose

Jumlah sperma 20 juta / ml

Sperma motil > 50%

Bentuk normal > 60%

Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik

persentase gerak sperma motil > 60%

Aglutasi Tidak ada

Sel – sel Sedikit,tidak ada

Uji fruktosa 150-650 mg/dl

· Pemeriksaan endokrin

Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi hipothalamus, hipofisis jika

kelainan ini diduga sebagai penyebab infertilitas. Uji yang dilakukan bertujuna

untuk menilai kadar hormon tesrosteron, FSH, dan LH.

· USG

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat struktur kelenjar prostat, vesikula

seminalis, atau seluran ejakulatori.

· Biopsi testis

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan testis memakai

metoda invasif untuk mengidentifikasi adanya kelainan patologi.

· Uji penetrasi sperma

· Uji hemizona

PENATALAKSANAAN INFERTILITAS

A. Wanita

· Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang

tepat untuk coital

· Pemberian terapi obat, seperti;

Page 20: MAKALAH KASUS 2

1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi

hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .

2. Terapi penggantian hormon

3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal

4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan

infeksi dini yang adekuat

· GIFT ( gemete intrafallopian transfer )

· Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas

· Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,

· Pengangkatan tumor atau fibroid

· Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

B. Pria

· Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,

diharapkan kualitas sperma meningkat

· Agen antimikroba

· Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan

· HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme

· FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis

· Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus

· Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik

· Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma

· Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan

nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat

· Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida

- Terapi oklusi: suami mengguanakan kondom selama 6-9 bulan bila istri mempunyai

faktor imunologis sebagai penyebab fertilitasnya. Tujuannya untuk mengurangi titer

antibodi antispermatozoa dengan mencegah pengulangan stimulasi antigenik.

Penanganan beberapa masalah infertilitas disesuaikan dengan hasil pemeriksaan yang

dilakukan Tn. O dan Ny. I. Beberapa kemajuan cara pengobatan infertilitas, yaitu :

1. Superovulation dan intrauterine insemination

Cara ini menggunakan hormon untuk menstimulasi proses ovulasi sel telur dan sperma di

dalam uterus.

2. In Vitro Fertilisasi.

Page 21: MAKALAH KASUS 2

Menggunakan hormon untuk menstimulasi proses ovulasi sel telur dan memperoleh sel

telur. Fertilisasi dilakukan di laboratorium dan kemudian mentransfer hasil embrio ke

dalam uterus.

3. Gamet Intra fallopian transfer

Menggunakan peralatan yang disebut laparoskopi sebagai tempat fertilisasi sel telur dan

sperma ke dalam tuba fallopi dengan cara membuat lubang kecil pada perut.

4. Zygote Intrafallopian transfer.

Proses infertilisasi yang dilakukan di laboratorium dan kemudian menggunakan

laparoskopi untuk mentransfer zigot ke dalam tuba fallopi.

Terapi dengan pola kebiasaan hidup

1. Berusaha dan berdoa

2. Melakukan pemeriksaan ke dokter

3. Sabar, optimis, dan komunikasi yang baik antar suami-istri untuk memutuskan terapi

yang tepat untuk mereka

4. Berperilaku hidup sehat, meliputi :

a. Diet (pola makan) yang sehat

b. Latihan jasmani : olahraga teratur → BB ideal

PENCEGAHAN INFERTILITAS

- Jauhi rokok karena dalam penelitian lebih dari 1 bks/ hari menurunkan kesempatan

hamil >20%

- Kurangi etrpapar lingkungan yang tercemar polusi karena dapat menurunkan kualitas

sperma

- Jangan konsumsi narkoba karena narkoba mengganggu sekresi hormone GnRH

- jauhi alcohol karena pada wanita alcohol dapat menurunkan sekresi estrogen dan

progesterone, sedangkan pada pria dapat menurunkan ukuran testis dan motilitas

sperma jadi tidak bagus. Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan

rendahnya kadar hormon testosteron yang tentu akan mengganggu pertumbuhan

sperma. Mariyuana juga dikenal sebagai salah satu penyebab gangguan pertumbuhan

sperma, sehingga penghentian penggunaan mariyuana dan alkohol merupakan usaha

preventif untuk infertilitas.

-

Page 22: MAKALAH KASUS 2

- Mengobati infeksi di organ reproduksi.  Ada berbagai jenis infeksi diketahui

menyebabkan infertilitas seperti infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun saluran

sperma.

- Menghindari rokok. Rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni pertumbuhan,

jumlah dan kualitas sperma.

- Menghindari Alkohol dan zat adiktif. Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan

dengan rendahnya kadar hormon testosteron yang tentu akan mengganggu

pertumbuhan sperma. Ganja /mariyuana juga dikenal sebagai salah satu penyebab

gangguan pertumbuhan sperma.

- Hindari obat yang mempengaruhi jumlah sperma, sepreti obat darah tinggi, dll

Para ahli abstetri (ilmu kebidanan) dan ginekologi (ilmu keturunan) menyatakan bahwa

sebaiknya calon pengantin memeriksakan dirinya tiga bulan sebelum melakukan janji

pernikahan. Rentang waktu itu diperlukan untuk melakukan pengobatan jika ternyata salah

seorang atau keduanya menderita gangguan tertentu.

Jenis pemeriksaannya antara lain :

a. Pemeriksaan darah

Dilakukan untuk memastikan si calon ibu tidak mengalami talasemia, infeksi pada

darah dan sebagainya.

Dalam pengalaman medis, kadang kala ditemukan gejala anti phospholipid syndrome

(APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa mengakibatkan sulitnya menjaga

kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada kasus seperti itu, biasanya

para dokter akan melakukan tindakan tertentu sebagai langkah , sehingga pada saat

pengantin perempuan hamil dia dapat mempertahankan bayinya.

b. Pemeriksaan terhadap TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalo, dan herpes)

Dilakukan untuk memeriksa apakah calon ibu terjangkin virus toksoplasma ataupun

virus yang lainnya karena virus ini bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi.

c. Pemeriksaan sperma

Dilakukan dalam 3 kategori, yakni :

1. Jumlah sperma : harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya.

2. Bentuk sperma : harus memiliki bentuk normal lebih dari 30% dan sedikitnya

14% sperma harus sudah terbentuk dengan normal saat menuju sel telur.

3. Gerakan sperma : harus lebih dari 50% sperma terlihat pergerakannya.

d. Pemeriksaan Rhesus

Page 23: MAKALAH KASUS 2

Pemeriksaan resus untuk pasangan campuran yang berasal dari dua bangsa berbeda

sangatlah penting. Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki resus

darah positif. Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki resus negatif.

Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka biasanya

disarankan para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini karena tidak

mungkin janin akan bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu. Meskipun

pasangan ingin tetap mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga.

e. Pemeriksaan darah Anticardiolipin Antibodi (ACA)

Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa mengakibatkan aliran darah mengental

sehingga darah si ibu sulit mengirimkan makanan kepada janin yang berada di dalam

rahimnya.

f. Pemberian suntikan tetanus

Suntikan Tetanus Toxoid sebenarnya dimaksudkan untuk mencegah timbulnya

tetanus pada luka yang dapat terjadi pada vagina mempelai wanita yang diakibatkan

hubungan seksual pertama. Suntikan TT biasanya juga diperlukan dan dianjurkan oleh

para medis bagi para ibu hamil di usia kehamilan 5-6 bulan untuk mencegah

terjadinya tetanus pada luka ibu ataupun bayi saat proses kelahiran.

Page 24: MAKALAH KASUS 2

ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS

PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

a. Pada pria

Nama : Tn. O

Umur : 37 tahun

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Karyawan PT

Agama : Islam

Suku : Jawa

b. Pada wanita

Nama : Ny. I

Umur : 36 tahun

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku : Jawa

Diagnosa Medis : Infertilitas

2. Keluhan utama : Belum mempunyai anak

3. Riwayat kesehatan sekarang : Belum mempunyai anak

4. Riwayat kesehatan dahulu : Tidak ditemukan riwayat penyakit yang berhubungan

dengan system genitourinaria

5. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga Tn. O dan Ny. I tidak mempunyai penyakit

keturunan dan merupakan keluarga yang mudah memperoleh keturunan

6. Riwayat obstetric : Menstruasi pertama umur 13 tahun, siklus teratur tiap bulan,

tidak ada dismenore, tidak pernah mencatat tanggal haid

7. Aspek psiko – sosio – spiritual – budaya :

Psikologis : Ny. I tegang, sedih, kecewa karena suaminya tega menyakitinya

dengan berselingkuh sejak 3 bulan yang lalu dengan gadis lain yang diketahui

mantan kekasihnya di SMA dulu, kesedihan cukup lama yaitu keadaan rumah

tangga sudah 6 tahun menikah belum mempunyai anak, merasa dirinya sebagai

perempuan yang tidak bisa membahagiakan suami

Page 25: MAKALAH KASUS 2

Social : Tidak merasakan keadaan infertilitas yang dialaminya mengganggu

interaksi dengan suami maupun dengan tetangga sekelilingnya

Spiritual : Tn. O solatnya sering tidak lengkap karena sibuk dengan pekerjaannya,

Ny. I taat menjalankan solat 5 waktu

Budaya : Kebiasaan atau adat istiadat yang berlaku pada suku jawa jika pasangan

suami istri belum mempunyai keturuann maka menjadi aib keluarga dan pusat

pembicaraan dan perhatian tetangga sekelilingnya dan yang menjadi pihak yang

dipermasalahkan biasanya pada wanita meskipun pria juga berpeluang menjadi

penyebab infertilitas, biasanya juga dianjurkan untuk mengadopsi anak dengan

tujuan memancing agar diberikan keturunan.

8. Pola kebiasaan : Ny. I sering membaca buku – buku yang berhubungan infertilitas,

Tn. O mempunyai kebiasaan merokok 2 bungkus/hari dan sering lupa makan karena

sibuk dengan pekerjaannya

9. Riwayat hubungan seksual : Tn. O dan Ny. I melakukan hubungan suami istri 4 –

5x/minggu

10. Respon keluarga : Keluarga menganggap keadaan infertilitas yang dialami sebagai

cobaan dari Allah

11. Riwayat dengan tenaga kesehatan : Ny. I belum mempunyai rencana menggunakan

uang tabungan untuk berobat

Analisa data :

1. DO : Ny. I sering berpikir suaminya selingkuh karena ia belum bisa memberikan

keturunan, sehingga ia sering merasa dirinya sebagai perempuan yang tidak bisa

membahagiakan

Etiologi : Infertilitaskekecewaan Tn. OTn. O selingkuhkekecewaan

Ny.Imerasa dirinya tidak berhargaGangguan harga diri

Diagnosa : Gangguan Konsep Diri,Harga Diri Rendah b.d. perasaan gagal sekunder

infertilitas

2. DO : Ny. I belum mempunyai rencana untuk menggunakan uang tabungannya untuk

berobat

Etiologi : Infertilitastidak mengetahui jalan keluarmasalah semakin berlarut-

larutKoping keluarga tidak efektif

Diagnosa : Koping Indivdu/Keluarga Tidak Efektif b.d. ketidaktahuan mengenai masalah

yang terjadi

3. DO : Ny. I sudah membaca buku tetapi belum punya rencana

Page 26: MAKALAH KASUS 2

Diagnosa : Potensial Peningkatan Pemeliharaan Kesehatan

Rencana Asuhan Keperawatan Infertilitas

No. Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1. Harga diri

rendah

berhubungan

dengan

perasaan gagal

sekunder

terhadap

infertilitas

Tujuan:

Memfasilitasi

integritas diri

konsep pribadi dan

perubahan

gambaran 

diri

Tanyakan dengan

nama apa pasien

ingin dipanggil

Identifikasi orang

terdekat dari

siapa pasien

memperoleh

kenyaman

Dengarkan

dengan aktif

masalah dan

ketakutan pasien

Dorong

mengungkapkan

perasaan,

menerima apa

yang

dikatakannya

Diskusikan

pandangan pasien

terhadap citra diri

dan efek yang

ditimbulkan dari

infertilitas yang

dialami

Menunjukan

kesopan santunan /

penghargaan dan

pengakuan

personal

Memungkinkan

privasi untuk

hubungan personal

khusus.

Menyampaikan

perhatian dan dapat

dengan lebih

efektif

mengidentifikasi

kebutuhan dan

masalah serta

strategi koping

pasien dan

seberapa efektif

Membantu pasien /

orang terdekat

untuk memulai

menerima

perubahan dan

mengurangi

ansietas mengenai

perubahan fungsi /

gaya hidup

Page 27: MAKALAH KASUS 2

Persepsi pasien

mengenai

perubahan pada

citra diri mungkin

terjadi secara tiba-

tiba atau kemudian

2. Koping

keluarga tidak

efektif

berhubungan

dengan

ketidakaktifan

tentang

masalah yang

terjadi

Tujuan :

Mendorong

kemampuan koping

yang efektif dari

keluarga

Kriteria Hasil:

1.Mengidentifikasi

tingkah laku koping

yang tidak efektif

dan konsekuensi

 2.Menunjukan

kewaspadaan dari

koping keluarga /

kemampuan

memecahkan

masalah

 3.Memenuhi

kebutuhan

psikologis yang

ditunjukan dengan

mengekspresikan

perasaan yang

sesuai, identifikasi

Kaji keefektifan

strategi koping

dengan

mengobservasi

prilaku

Kembangkan

mekanisme

adaptif

Bantu klien untuk

mengidentifikasi

stresor spesifik

dan kemungkinan

strategi untuk

mengatasinya

Libatkan pasien

dalam

perencanaan

perawatan dan

beri dorongan

partisipasi

maksimal dalam

rencana

pengobatan

Kemampuan

menyatakan

perasaan dan

perhatian,

keinginan

berpartisipasi

dalam rencana

pengobatan

mengubah pola

hidup seseorang,

mengatasi

hipertensi kronik,

dan

mengintegrasikan

terapi yang

diharuskan

kedalam kehidupan

sehari – hari

Pengenalan

terhadap stressor

adalah langkah

pertama dalam

mengubah respons

Page 28: MAKALAH KASUS 2

pilihan dan

pengguanaan

sumber – sumber

4. Membuat

keputusan dan

menunjukan

kepuasaan dengan

pilihan yang

diambil

Dorong pasien

untuk

mengevaluasi

prioritas / tujuan

hidup

Dorong pasien

untuk

mengevaluasi

prioritas / tujuan

hidup

Beritahu kepada

klien tentang

bahaya yang

timbul akibat

merokok

seseorang terhadap

stressor

Keterlibatan

memberikan pasien

perasaan kontrol

diri yang

berkelanjutan,

memperbaiki

keterampilan

koping dan dapat

meningkatkan

kerjasama dalam

regimen terapeutik

Fokus perhatian

pasien pada realitas

situasi yang ada

Perubahan yang

perlu harus

diprioritaskan

secara realisti untuk

menghindari rasa

tidak menentu dan

tidak berdaya

Klien mengetahui

resiko yang muncul

akibat kebiasaan

merokok

3. Potensial

peningkatan

pemeliharan

kesehatan pada

Ny. I

klien mampu

meningkatkan status

kesehatannya

Diskusikan

tentang

pengetahuan

klien saat ini

Jelaskan

mengenai infertil,

Page 29: MAKALAH KASUS 2

tanda, penyebab,

dampak,

pengobatan, dan

pengobatan klien

Bantu klien

merencanakan

koping efektif

dan klarifikasi

keyakinan

tenatang

kesehatan

Jelaskan

mengenai tahapan

pengobatan dan

kemungkinan

berhasil

Jelaskan

mengenai

pentingnya

pemeriksaan di

RS dan

penurunan

konsumsi rokok

pada pengobatan

infertilitas

Berikan

dukungan pada

klien untuk

menjalani proses

pengobatan dan

melakukan

perubahan

menjadi lebih

baik dalam

Page 30: MAKALAH KASUS 2

kebiasaan dan

kesehatan.