18
KARAKTER MANDIRI 1. PENGERTIAN MANDIRI Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:625) kemandirian adalah "keadaan dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada orang lain". Kemandirian yang diwujudkan melalui tingkah laku menunjukkan sikap mandiri atau tingkah laku mandiri. Robert Tai dkk (2007: 27) menyatakan "Autonomous learning is the seed of scientific research". Kemandirian belajar merupakan dasar bagi penelitian ilmiah. Sementara itu Hermann Holstein (1987:6) mengartikan "Mandiri sebagai bekerja sendiri (berswakarsa)". Sedangkan Suharsimi Arikunto (1990:108) mengemukakan "Membantu siswa untuk mandiri berarti menolong mereka dari bantuan orang lain". Jadi dalam melakukan aktifitas menekankan pada kebebasan melakukan sesuatu secara langsung, bebas dari rasa takut. Kemandirian seseorang tidak ditandai dengan usia, tetapi salah satunya ditengarai oleh perilakunya. Dengan begitu, mungkin saja terjadi anak yang berusia lebih muda dapat lebih mandiri (untuk ukuran seusianya), sementara yang lebih tua belum tentu memiliki hal yang sama. Beberapa perilaku mandiri dapat diidentifikasi seperti : 1. menemukan diri atau identitas diri, 2. memiliki kemampuan inisiatif, 3. membuat pertimbangan sendiri dalam bertindak, 4. mencukupi kebutuhan sendiri, 5. bertanggung jawab atas tindakannya, 6. mampu membebaskan diri dari keterikatan yang tidak perlu, 7. dapat mengambil keputusan sendiri dalam bentuk kemampuan memilih (Suyata, 1982), 8. tekun, 9. percaya diri, 10. berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, 11. puas terhadap hasil usahanya sendiri.

Makalah karakter mandiri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah karakter mandiri

KARAKTER MANDIRI

1. PENGERTIAN MANDIRI

Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, tidak tergantung

kepada orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:625) kemandirian adalah

"keadaan dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada orang lain". Kemandirian yang diwujudkan

melalui tingkah laku menunjukkan sikap mandiri atau tingkah laku mandiri. Robert Tai dkk (2007:

27) menyatakan "Autonomous learning is the seed of scientific research". Kemandirian belajar

merupakan dasar bagi penelitian ilmiah. Sementara itu Hermann Holstein (1987:6) mengartikan

"Mandiri sebagai bekerja sendiri (berswakarsa)". Sedangkan Suharsimi Arikunto (1990:108)

mengemukakan "Membantu siswa untuk mandiri berarti menolong mereka dari bantuan orang

lain". Jadi dalam melakukan aktifitas menekankan pada kebebasan melakukan sesuatu secara

langsung, bebas dari rasa takut.

Kemandirian seseorang tidak ditandai dengan usia, tetapi salah satunya ditengarai

oleh perilakunya. Dengan begitu, mungkin saja terjadi anak yang berusia lebih muda

dapat lebih mandiri (untuk ukuran seusianya), sementara yang lebih tua belum tentu

memiliki hal yang sama.

Beberapa perilaku mandiri dapat diidentifikasi seperti :

1. menemukan diri atau identitas diri,

2. memiliki kemampuan inisiatif,

3. membuat pertimbangan sendiri dalam bertindak,

4. mencukupi kebutuhan sendiri,

5. bertanggung jawab atas tindakannya,

6. mampu membebaskan diri dari keterikatan yang tidak perlu,

7. dapat mengambil keputusan sendiri dalam bentuk kemampuan memilih (Suyata,

1982),

8. tekun,

9. percaya diri,

10. berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang

lain,

11. puas terhadap hasil usahanya sendiri.

Page 2: Makalah karakter mandiri

Selain tersebut dapat terwujud dalam diri seseorang, manakala dalam seluruh

aktivitasnya pengaruh dan arahan sikap orang lain lebih kecil dibanding dengan

dorongan yang berasal dari dalam dirinya. Meski juga disadari, bahwa dalam

aktivitasnya seseorang tidak akan pernah bebas secara total dari ketergantungan orang

lain, mengingat sejak lahir manusia hidup dalam masyraakat yang mempunyai norma

sosial yang mengatur, dan membatasi kehidupan seseorang.

2. PENGERTIAN BELAJAR MANDIRI

Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau

motif untuk menguasai suatu kompetensi guna untuk menyelesaikan suatu masalah, hal

tersebut dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.

Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan

waktu belajar, tempat belajar, sumber belajar maupun evaluasi hasil belajar dilakukan

oleh pembelajaran mandiri.

Beberapa ciri-ciri lain yang menandai belajar mandiri, yaitu:

1. Pyramid Tujuan

Di dalam belajar mandiri terbentuk struktur tujuan belajar yang berbentuk pyramid. Besar

dan bentuk pyramid sangat bervariasi diantara para pembelajar. Semakin kuat motivasi

belajar, semakin tinggi kemampuan belajar, semakin tersedia sumber belajar, akan semakin

besar pyramid tujuan belajarnya. Jadi semakin tinggi kualitas kegiatan belajar, akan

semakin banyak kompetensi yang diperoleh.

2. Sumber dan Media Belajar

Sumber belajar dalam pembelajaran mandiri, antara lain: guru, tutor, kawan, pakar,

praktisi, dan siapapun yang memiliki informasi dan keterampilan yang diperlukan

pembelajar dapat menjadi sumber belajar. Sedangkan media belajar dalam

pembelajaran mandiri antara lain: paket-paket belajar yang berisi self instructional

material, buku teks, hingga teknologi informasi lanjut.

3. Tempat Belajar

Belajar mandiri dapat dilakukan di sekolah, di rumah, di perpustakaan, di warnet, dan

dimanapun tempat yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar.

4. Waktu Belajar

Belajar mandiri dapat dilaksanakan pada setiap waktu yang dikehendaki pembelajar.

5. Tempo dan Irama Belajar

Page 3: Makalah karakter mandiri

Kecepatan belajar dan intensitas kegiatan belajar ditentukan sendiri oleh pembelajar, sesuai

dengan kebutuhan, kemampuan, dan kesempatan yang tersedia.

6. Cara Belajar

Pembelajar memiliki cara belajar yang tepat untuk dirinya sendiri. Ini tergantung dari

masing-masing tipe pembelajar, apakah dia termasuk auditif, visual, kinestetik, atau

tipe campuran.

7. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar mandiri dilakukan oleh pembelajar sendiri. Dengan

membandingkan antara tujuan dan hasil yang akan dicapainya.

8. Refleksi

Refleksi merupakan penilaian terhadap proses pembelajaran yang telah dijalani. Dari

hasil refleksi, pembelajar dapat menentukan langkah kedepan, guna mencapai

keberhasilan dan menghindari kegagalan.

9. Konteks Sistem Pembelajaran

Kegiatan belajar dalam pembelajaran mandiri dapat berupa sistem pendidikan

tradisional ataupun sistem lain yang lebih progresif. Belajar mandiri juga dapat

dijalankan dalam system pendidikan formal, nonformal, ataupun bentuk-bentuk

belajar campuran.

10. Status Konsep Belajar Mandiri

Status kegiatan belajar mandiri adalah kegiatan yang dijalankan dalam sistem

pendidikan formal-tradisional sebagai upaya pelatihan atau pembekalan keterampilan

belajar mandiri bagi para siswanya.

Batasan-batasan pada pembelajaran mandiri yaitu :

1. Kegiatan belajar aktif merupakan kegiatan belajar yang memiliki ciri keaktifan

pembelajar, konsisten, keterarahan dan kreativitas untuk mencapai tujuan.

2. Motif atau niat untuk menguasai suatu kompetensi adalah kekuatan pendorong

kegiatan belajar secara intensif, konsisten, terarah dan kreatif.

3. Kompetensi adalah pengetahuan atau keterampilan yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah.

4. Dengan pengetahuan yang telah dimiliki, pembelajar mengolah informasi yang diperoleh

dari sumber belajar sehingga menjadi pengetahuan ataupun keterampilan baru yang

dibutuhkannya.

Page 4: Makalah karakter mandiri

5. Tujuan belajar hingga evaluasi hasil belajar, ditetapkan sendiri oleh pembelajar sehingga

mereka sepenuhnya menjadi pengendali kegiatan belajar.

Seseorang yang sedang menjalankan kegiatan belajar mandiri lebih ditandai dan

ditentukan oleh yang mendorongnya belajar. Bukan oleh kemampuan fisik kegiatan

belajarnya. Pembelajar dapat belajar sendirian, belajar kelompok atau dalam kegiatan belajar

di kelas. Apabila motif yang mendorong kegiatan belajar adalah motif untuk menguasai suatu

kompetensi yang diinginkan maka pembelajar sedang menjalankan belajar mandiri. Belajar

mandiri jenis ini disebut sebagai Self-motivated Learning.

Belajar mandiri lebih ditentukan oleh motif belajar yang timbul di dalam diri

pembelajar, maka pendidik dalam menyelenggarakan pembelajarannya dituntut untuk dapat

menumbuhkan niat atau motif belajar dalam diri pembelajar. Oleh karena itu pendidik harus

sungguh-sungguh menguasai bidang studinya. Selain itu mereka harus menguasai berbagai

tehnik mengajar untuk menarik pembelajar terhadap materi pelajarannya dan selanjutnya

tertarik untuk mempelajarinya sendiri lebih jauh. Berbagai tehnik belajar juga perlu dikuasai

oleh pendidik untuk diajarkan atau dilatihkan kepada pembelajar agar mampu melakukan

kegiatan belajar lebih jauh tanpa bantuan sepenuhnya oleh pendidik.

3. CARA MENINGKATKAN KARAKTER MANDIRI PADA SISWA

1. Pengembangan Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan komponen pertama konsep belajar mandiri dan merupakan

prasyarat bagi berjalannya belajar mandiri. Motivasi belajar tersebut merupakan kekuatan

pendorong dan pengarah perbuatan belajar. Pendorong dalam arti pemberi kekuatan yang

memungkinkan kegiatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi tuntunan kepada

perbuatan belajar ke arah tujuan yang telah ditetapkan.

Motivasi belajar dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri untuk menguasai suatu kompetensi

guna mengatasi masalah. Motivasi intrinsik ada dalam kegiatan-kegiatan tanpa paksaan atau

tanpa 'iming-iming'. Faktor pendorong motivasi intrinsik yang utama adalah emosi, rasa senang, dan

minat. Motivasi intrinsik juga menyebabkan perbuatan lebih konsisten, lebih serius, lebih kreatif,

dan 'time on task' lebih lama, sehingga lebih besar kemungkinan diperoleh hasil perbuatan belajar

yang lebih baik.

b. Motivasi ekstrinsik.

Page 5: Makalah karakter mandiri

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar diri untuk menguasai suatu kompetensi

guna mengatasi masalah. Jadi seseorang melakukan suatu tindakan karena termotivasi oleh

suatu hal di luar dirinya. Misalnya, seseorang menyelesaikan studi untuk mendapatkan ijazah,

seseorang bekerja untuk memperoleh penghasilan, atau seorang anak mengerjakan PR agar

tidak dimarahi gurunya.

Salah satu metode untuk mengembangkan motivasi belajar adalah model 'time

continuum'. Menurut model ini ada 6 faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar, yaitu:

1. Sikap (attitude): merupakan kecenderungan untuk merespon kebutuhan belajar, yang

didasarkan pada pemahaman pembelajar tentang untung-rugi melakukan perbuatan yang

sedang dipertimbangkan untuk dilakukan.

2. Kebutuhan (need): kekuatan dari dalam diri yang mendorong pembelajar untuk

berbuat menuju ke arah tujuan yang ditetapkan.

3. Rangsangan (stimulation): perasaan bahwa kemampuan yang diperolehnya dari

belajar mulai dirasakan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menguasai

lingkungan, merangsang untuk terus belajar.

4. Emosi (affect): perasaan yang timbul sewaktu menjalankan kegiatan belajar.

5. Kompetensi (competence): kemampuan tertentu untuk menguasai lingkungan.

6. Penguatan (reinforcement): hasil belajar yang baik merupakan penguatan untuk

melakukan kegiatan belajar yang lebih lanjut.

Menurut model 'time continuum', setiap perbuatan belajar selalu terdiri dari 3 tahap,

yaitu:

1. Tahap Awal: Akan Masuk Proses Belajar

a. Menumbuhkan sikap positif terhadap kegiatan belajar dengan cara

menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu, menunjukkan bahwa hasil

belajar peserta didik bermanfaat dan memberikan umpang balik untuk

menunjukkan kemampuan yang telah dicapainya.

b. Menyelenggarakan pembelajaran yang berorientasi kepada kebutuhan peserta

didik.

2. Tahap Tengah: Terlibat Dalam Kegiatan Pembelajaran

a. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang variatif, baik dalam hal metode

yang digunakan atau bahan yang diajarkan, sehingga memberikan rangsangan

kepada peserta didik untuk terus belajar.

Page 6: Makalah karakter mandiri

b. Menyelenggarakan pembelajaran yang dapat menimbulkan rasa senang peserta

didik kepada apa yang dipelajari.

3. Tahap Akhir: Proses Pembelajaran Selesai

a. Memberikan umpan balik kepada peserta didik sehingga mereka tahu sejauh

mana telah mencapai kompetensi yang dicarinya.

b. Memberikan penguatan atau reinforcement kepada peserta didik atas semua hasil

belajar yang telah dicapainya.

2. Menerapkan Sistem Belajar Aktif

Belajar aktif merupakan komponen kedua konsep belajar mandiri. Belajar aktif

atau Active Learning dianggap pula sebagai strategi untuk mencapai tujuan belajar mandiri, tetapi

sekaligus juga sebagai model pembelajaran guna menumbuhkan motivasi belajar. Kegiatan

belajar aktif pada dasarnya merupakan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi-

kompetensi yang secara akumulatif menjadi kompetensi yang lebih besar yang hendak dicapai

dengan belajar mandiri. Model belajar aktif yang diperkirakan dapat melatih kemampuan

menyusun strategi belajar sekaligus menumbuhkan motivasi belajar yaitu :

Model Problem-based Learning (PBL)

Model pembelajaran ini merangsang peserta didik untuk menganalisis masalah,

memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari data, menganalisis data dan menyimpulkan

jawaban terhadap masalah. Model ini pada dasarnya melatih kemampuan memecahkan masalah

melalui langkah-langkah sistematis.

Menurut John Dewey (1916, 1938), proses belajar hanya akan terjadi jika peserta didik

dihadapkan pada masalah dari kehidupan nyata untuk dipecahkan. Dalam membahas dan

menjawab masalah, peserta didik harus terlibat langsung dalam kegiatan nyata, misalnya :

mengobservasi, mengumpulkan data dan menganalisisnya.

Prinsip keaktifan peserta didik dalam belajar untuk mendapatkan hasil belajar optimal

dinyatakan pula oleh Piaget (1973). Menurut Piaget to understand is to discover. Peserta didik mendapatkan

pengetahuan dan dianggapnya benar, hingga dalam proses pembelajaran selanjutkan ia

menemukan bahwa itu salah. Maka pengertian pada dasarnya dibangun secara bertahap melalui

partisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

4. TEKNIK PENILAIAN KARAKTER MANDIRI

a. Penilaian Sikap melalui Observasi Perilaku

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan melakukan observasi perilaku peserta

didik dengan menggunakan beberapa cara diantaranya:

Page 7: Makalah karakter mandiri

• Penggunaan skala penilaian (rating scale)

Cara ini memungkinkan penilai memberi skor/nilai terhadap sikap/perilaku

tertentu secara cermat.

• Penggunaan buku harian catatan khusus siswa

Observasi perilaku disekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku harian

catatan khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peserta didik

salama disekolah. Dalam lembaran buku catatan khusus siswa ini harus

mencakup semua sikap positif dan negative yang dilakukan oleh peserta didik.

• Penggunaan Angket

• Anecdotal record

Anecdotal record adalah catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku

yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan. Penilaian ini dilakukan secara

terus menerus, setiap saat guru berada di kelas atau di sekolah. Selain itu guru

dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau hal yang

menuntut peserta didik mengemukakan posisi dirinya atau

kesesuaian/ketidaksesuaian sikap dirinya terhadap persoalan tersebut.

Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru

dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau

bahkan suatu nilai. Kesimpulan/pertimbangan tersebut dapat dinyatakan dalam

pernyataan kualitatif sebagai berikut:

BT = Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal

perilaku yang dinyatakan dalam indikator).

MT = Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda

tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten)

MB = Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda

perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)

MK = Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang

dinyatakan dalam indikator secara konsisten)

1. Berikut contoh penggunaan penilaian skala

No Jenis Standard Pencapaian Strategi Penilaian

Page 8: Makalah karakter mandiri

Aspek /Sikap

Deskripsi Skor

1 Sikap mandiri Mampu mengerjakan

ulangan harian tanpa

mengharapkan bantuan

teman lainnya

Observasi aktivitas siswa

dalam kegiatan belajar

mengajar disekolah

Selalu 5Sering 4Kadang-kadang 3Jarang 2Sangat jarang 1

2. Contoh isi buku catatan harian

No Hari/Tanggal Nama Peserta

Didik

Kejadian Tanda Tangan Peserta

Didik

3. Contoh Format Angket Penilaian Karakter Mandiri:

No

(n) Aspek sikap/

ranah non –

instruksional /

(attitude)

Skor Perolehan

Believe (B)

(preferensi oleh peserta didik

yang bersangkutan)

Evaluation (E)

(oleh guru/mentor)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Kemandirian

Page 9: Makalah karakter mandiri

Nilai attitude (Nat) =

Keterangan :

n max = banyaknya aspek sikap

s max = skor maksimum , 10 atau 100 sesuai kesepakatan tertentu

Bn dan En = skor B dan E pada aspek nilai ke n

Peserta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu. Kemudian diserahkan

kepada guru/mentor untuk diisi dan diolah Nat (www. m-edukasi.web.id)

Deskripsi Penetapan Skor Sikap (Attitude)

No Komponen Deskripsi Skor Perolehan

5 4 3 2 1

1 Kemandirian Dapat

belajar

sendiri tanpa

pengawasan

guru

Dapat

belajar

sendiri

dengan

pengawasan

guru

Kadang-

kadang

dapat

belajar

mandiri

Kadang-

kadang

mandiri jika

diawasi

Kurang

mampu

belajar

mandiri

Tambahan:

Berikut ini contoh instrument untuk menilai kemandirian anak di rumah dan disekolah

Berilah tanda cek (√) pada pernyataan dibawah ini, sesuai perilaku mandiri yang telah

anda lakukan dalam hidup sehari-hari!

No Perilaku Mandiri Ya TidakI Di rumah:

1. Bangun tidur tanpa dibangunkan.2. Menata/membersihkan kamar tidur sendiri

3. Makan tanpa dilayani4. Mencuci piring sendiri sesudah makan5. Mencuci pakaian sendiri

6. Menyeterika baju sendiri

Page 10: Makalah karakter mandiri

7. Menyiapkan pakaian serangam sendiri 8. Menyemir/membersihkan sepatu sendiri 9. Menyiapkan buku-buku pelajaran sendiri 10. Belajar tanpa disuruh

II Di Sekolah:1. Berangkat/pulang sekolah sendiri2. Melakukan piket kelas sesuai jadwal tanpa ditegur

guru/teman3. Selalu mengerjakan tugas-tugas sekolah 4. Mengerjakan sendiri setiap ulangan5. Melengkapi keperluan belajar(alat tulis dll) tanpa pinjam

orang lain

5. MANFAAT BELAJAR MANDIRI

Belajar mandiri memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi,

afeksi dan psikomotor siswa, yaitu:

1. Memupuk tanggung jaawab.

2. Meningkatkan ketrampilan.

3. Memecahkan masalah.

4. Mengambil keputusan.

5. Berfikir kreatif, banyak ide.

6. Berfikir kritis,

7. Percaya diri yang kuat.

8. Menjadi guru bagi dirinya sendiri.

Manfaat belajar mandiri akan semakin terasa bila siswa aktif membaca buku

sumber, melakukan pengamatan, penelitian, analisa dan memecahkan masalah.

Pengalaman yang mereka peroleh semakin menambah wawasan, dan semakin kaya

dengan ilmu pengetahuan. Apalagi bila mereka belajar mandiri dalam kelompok, disini

mereka akan belajar kerja sama, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Belajar

mandiri akan menjadikan siswa untuk berani memilih sendiri apa yang dilakukan dengan

penuh tanggung jawab. Kemandirian adalah memerlukan tanggung jawab, berinisiatif,

memiliki keberanian, dan sanggup menerima resiko serta mampu menjadi guru bagi

dirinya sendiri, dengan demikian pada akhirnya siswa akan menikmati arti hidup

sebenarnya dari pada terbelenggu dan selalu diatur oleh orang lain.

Page 11: Makalah karakter mandiri

6. INDIKATOR KEBERHASILAN SEKOLAH DAN KELAS DALAM

MENGEMBANGKAN KARAKTER MANDIRI ANAK

Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran

yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa terutama karakter mandiri siswa,

maka ditetapkan indikator sekolah dan kelas antara lain seperti di bawah ini:

Indikator Sekolah

NILAI DESKRIPSIINDIKATOR

SEKOLAH

INDIKATOR

KELASMandiri• Kemampuan melakukan pekerjaan

sendiri dengan kemampuan yang

telah dimilikinya

• Memberdayakan

potensi sekolah

• Membangun fasilitas

sekolah dengan

kemampuan yang

dimiliki sekolah.

• Percaya diri

• Mampu

mengerjakan tugas

dan

menyelesaikannya

secara individual

Indikator Kelas ( Bagi Guru untuk Menciptakan Budaya Karakter Mandiri)

ASPEK INDIKATOR KEGIATAN

Fasilitas Kelas Merawat fasilitas kelas Menjaga fasilitas kelas, misalnya mengembalikan

peralatan belajar mengajar pada tempatnya,

merapihkan peralatan setelah digunakan.Suasana Kelas Menghargai perbedaan

dan kemajemukan

Mengelola pembelajaran tanpa membedakan SARA,

sosial, ekonomi, kemampuan akademis.Interaksi Kelas Mengimplementasikan

model-model

pembelajaran yang

dialogis

Mengelola pembelajaran di kelas dengan

menggunakan berbagai alternatif metode

pembelajaran tanpa ’pemaksaan’, seperti kerja dalam

kelompok, diskusi fokus, bermain peran, curah

pendapat, diskusi terbuka, dsb.Ruang Kelas Membuat jadwal

piket, struktur

organisasi kelas.

Menyusun jadwal piket secara demokratis

Menyusun struktur organisasi kelas secara

demokratis.

Page 12: Makalah karakter mandiri

Beberapa SKL di SMK yang mengacu pada pengembangan karakter mandiri

siswa diantaranya adalah:

• Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi

tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan

kejuruannya

• Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mencapai tingkat kualifikasi unggul

(pelajaran Bahasa Indonesia)

• Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efisien dan efektif, baik lisan

maupun tertulis (pelajaran Bahasa Indonesia)

• Meningkatkan kemampuan memanfaatkan berbahasa Indonesia untuk bekerja

(pelajaran Bahasa Indonesia)

• Mengerjakan tugas inividu tidak tergantung pada orang lain

• Melakukan kegiatan tepat waktu sesuai yang telah ditentukan

7. PENELITIAN TERKAIT KARAKTER MANDIRI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Izzati, dkk diperoleh simpulan

bahwa modul tematik dan inovatif berkarakter pada tema pencemaran lingkungan dapat memberikan

pengaruh terhadap peningkatan karakter siswa secara positif, terutama pada karakter peduli lingkungan,

rasa ingin tahu, percaya diri, komunikatif, mandiri, dan gemar membaca.

Penelitian yang dilakukan oleh Apriani dengan judul “Meningkatkan

Kemandirian Siswa dalam Belajar dengan Memanfaatkan Moodle” diperoleh kesimpulan

bahwa Moodle sangat membantu siswa didalam mencari kemandirian diri didalam belajar, karena dengan

menggunakan moodle siswa dapat melakukan pembelajaran dimana saja tidak terbatas ruang dan waktu.

8. APLIKASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN

PEMBELAJARAN

CONTOH ALTERNATIF LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN KARAKTER

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru:

Page 13: Makalah karakter mandiri

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran;

b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

dan

d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus.

Contoh alternatif :

a. Guru datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)

b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang

kelas (contoh nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Berdoa sebelum membuka pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: religius)

d. Mengecek kehadiran siswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin)

e. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya

(contoh nilai yang ditanamkan: religius, peduli)

f. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang

ditanamkan: disiplin)

g. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan:

disiplin, santun, peduli)

h. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter

i. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir

karakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD

2. KEGIATAN INTI

Sesuai permen 41 tahun 2007 Pembelajatan melalui 3 tahapan yakni:

a. Eksplorasi (peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan

dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa)

1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru

dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis,

kreatif, kerjasama)

2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)

Page 14: Makalah karakter mandiri

3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan:

kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)

4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

(contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)

5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,

atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras).

b. Elaborasi (peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan

keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan

pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih

luas dan dalam.)

1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-

tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)

2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai

yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)

3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,

dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri,

kritis)

4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

(contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)

5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)

6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan

maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan jujur,

bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun

kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri,

kerjasama)

8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling

menghargai, mandiri, kerjasama)

9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan:

percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

Page 15: Makalah karakter mandiri

c. Konfirmasi (peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran, kelayakan, atau

keberterimaan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa)

1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang

ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)

3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman

belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan

kekurangan)

4) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:

I. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan

peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku

dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);

II. membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);

III. memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis);

IV. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang

ditanamkan: cinta ilmu); dan

V. memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).

2. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan

pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kritis, logis);

b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

secara konsisten dan terprogram (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, mengetahui

kelebihan dan kekurangan);

c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang

ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis);

d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program

pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Page 16: Makalah karakter mandiri

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar internalisasi nilai-nilai terjadi dengan

lebih intensif selama tahap penutup.

a. Selain simpulan yang terkait dengan aspek pengetahuan, agar peserta didik

difasilitasi membuat pelajaran moral yang berharga yang dipetik dari

pengetahuan/keterampilan dan/atau proses pembelajaran yang telah dilaluinya

untuk memperoleh pengetahuan dan/atau keterampilan pada pelajaran tersebut.

b. Penilaian tidak hanya mengukur pencapaian siswa dalam pengetahuan dan

keterampilan, tetapi juga pada perkembangan karakter mereka.

c. Umpan balik baik yang terkait dengan produk maupun proses, harus menyangkut baik

kompetensi maupun karakter, dan dimulai dengan aspek-aspek positif yang ditunjukkan

oleh siswa.

d. Karya-karya siswa dipajang untuk mengembangkan sikap saling menghargai

karya orang lain dan rasa percaya diri.

e. Kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,

layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun

kelompok diberikan dalam rangka tidak hanya terkait dengan pengembangan

kemampuan intelektual, tetapi juga kepribadian.

f. Berdoa pada akhir pelajaran.

Faktor lain yang perlu diperhatikan:

1. Guru harus merupakan seorang model dalam karakter. Dari awal hingga akhir

pelajaran, tutur kata, sikap, dan perbuatan guru harus merupakan cerminan dari nilai-nilai

karakter yang hendak ditanamkannya.

2. Guru harus memberikan reward kepada siswa yang menunjukkan karakter yang

dikehendaki dan pemberian punishment kepada mereka yang berperilaku dengan

karakter yang tidak dikehendaki. Reward dan punishment yang dimaksud dapat berupa

ungkapan verbal dan non verbal, kartu ucapan selamat (misalnya classroom award) atau

catatan peringatan, dan sebagainya. Untuk itu guru harus menjadi pengamat yang baik

bagi setiap siswanya selama proses pembelajaran.

3. Hindari mengolok-olok siswa yang datang terlambat atau menjawab pertanyaan

dan/atau berpendapat kurang tepat/relevan. Pada sejumlah sekolah ada kebiasaan

diucapkan ungkapan Hoo ... oleh siswa secara serempak saat ada teman mereka yang

terlambat dan/atau menjawab pertanyaan atau bergagasan kurang berterima. Kebiasaan

tersebut harus dijauhi untuk menumbuhkembangkan sikap bertanggung jawab, empati,

kritis, kreatif, inovatif, rasa percaya diri, dan sebagainya.

Page 17: Makalah karakter mandiri

4. Guru memberi umpan balik dan/atau penilaian kepada siswa, guru harus mulai dari

aspek-aspek positif atau sisi-sisi yang telah kuat/baik pada pendapat, karya, dan/atau

sikap siswa.

5. Guru menunjukkan kekurangan-kekurangannya dengan ' hati'. Dengan cara ini

sikap-sikap saling menghargai dan menghormati, kritis, kreatif, percaya diri, santun, dan

sebagainya akan tumbuh subur.

9. DAFTAR PUSTAKA

Izzati,N; Hindarto, N; dan Pamelasari, S. D., 2013, Pengembangan Modul

Tematik dan Inovatif Berkarakter pada Tema Pencemaran Lingkungan untuk

Siswa Kelas VII SMP, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia(JPII) (2), 2013: 183-188

www. m-edukasi.web.id

Page 18: Makalah karakter mandiri