29
TUGAS GINEKOLOGI KANKER PAYUDARA Oleh : Kelompok 1 Yesy Nur Yaerina Zuhrotul Mufidah Himmatul ‘Inayah Asti Yulia Firdani Reza Fitryesta R Irmaya Paramita Wahyu Mahar P Dewi Sinta R Romadhinniar F Ni Komang Ayu DA 0112112310 01 0112112310 02 0112112310 03 0112112310 04 0112112310 05 0112112310 06 0112112310 07 0112112310 08 Rahma Anugerah O Rossy Handayani Torvia Indriyani Iqsyadina Fikriya Rachmawati SP Yulia Mufidah Rohmatu Sangadah Yulia Tuti Yeni Mustika Grace Riyanti S 0114112230 01 0114112230 02 0114112230 03 0114112230 04 0114112230 05 0114112230 06 0114112230 07 0114112230 08 i

Makalah Kanker Payudara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kanker payudara

Citation preview

Page 1: Makalah Kanker Payudara

TUGAS GINEKOLOGI

KANKER PAYUDARA

Oleh : Kelompok 1

Yesy Nur YaerinaZuhrotul MufidahHimmatul ‘InayahAsti Yulia FirdaniReza Fitryesta RIrmaya ParamitaWahyu Mahar PDewi Sinta RRomadhinniar FNi Komang Ayu DAAulia Ayu DRizqotul Maghfiroh RNur Ayu Fitriani

011211231001011211231002011211231003011211231004011211231005011211231006011211231007011211231008011211231009011211231010011211231011011211231012011211231013

Rahma Anugerah ORossy HandayaniTorvia IndriyaniIqsyadina FikriyaRachmawati SPYulia MufidahRohmatu SangadahYulia TutiYeni MustikaGrace Riyanti SLucky Citra SAnisa Mardiati IMonita Lia AFenny Alvionita

011411223001011411223002011411223003011411223004011411223005011411223006011411223007011411223008011411223009011411223010011411223011011411223012011411223014011411223015

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2015

i

Page 2: Makalah Kanker Payudara

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penyusunan

makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ginekologi dan menambah

pengetahuan kepada pembaca.

Makalah ini berisi tentang gambaran kanker payudara yang terjadi pada

wanita dan dampak fisik yang dialami pada penderita kanker payudara.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Penyusun

ii

Page 3: Makalah Kanker Payudara

DAFTAR ISI

Halaman :

Halaman Judul......................................................................................................i

Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar Isi............................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2

1.3 Tujuan........................................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3

2.1 Definisi Kanker Payudara..............................................................................3

2.2 Etiologi Kanker Payudara..............................................................................4

2.3 Anatomi dan Fisiologi Payudara...................................................................5

2.4 Patofisiologi Kanker Payudara......................................................................6

2.5 Deteksi Dini Kanker Payudara......................................................................8

2.6 Diagnosa dan Penatalaksanaan Kanker Payudara.........................................8

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................14

3.1 Kesimpulan..................................................................................................14

3.2 Saran............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15

iii

Page 4: Makalah Kanker Payudara

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan

payudara seseorang. Etiologi kanker payudara masih belum diketahui. Kanker

payudara merupakan jenis kanker pembunuh nomor dua wanita Indonesia

setelah kanker serviks. Oleh karena itu kanker payudara perlu diwaspadai dan

dideteksi dini. Salah satunya dengan melakukan SADARI (pemeriksaan

payudara sendiri).

Menurut data WHO tahun 2008, menunjukkan bahwa 548.000 mortalitas

per tahun karena kanker payudara terjadi pada wanita. Kejadian di Amerika

Serikat, satu dari setiap 9-11 wanita Amerika akan mengalami kanker

payudara pada suatu saat dalam hidupnya. Umur rata-rata dan median kejadian

kanker payudara adalah 60-61 tahun. Faktor resiko kanker payudara, yang

sebagian besar didasarkan pada riwayat pasien dan riwayat keluarga.

Kanker payudara telah menyebabkan banyak kematian wanita karena

kurangnya deteksi dini payudara yang bisa dilakukan sendiri. Berdasarkan

sistem informasi RS seluruh Indonesia tahun 2013 jumlah pasien rawat jalan

maupun rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7

%). 40% dari semua kanker dapat dicegah bahkan seperti kanker payudara

dapat disembuhkan jika terdeteksi dini, kebanyakan ditemukan datang dalam

keadaan sudah stadium lanjut. Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran

dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker.

Sekitar 90% kanker payudara ditemukan sendiri oleh pasien, dan sekitar

5% ditemukan selama pemeriksaan fisik untuk alasan lain. Penemuan awal,

pada sebagian besar kanker payudara (66%), berupa massa keras atau kokoh,

tidak lunak, terfiksir dengan batas tidak tegas (karena invasi lokal). Pada kira-

kira 11% kasus, tanda yang timbul berupa massa di payudara yang nyeri.

Tanda-tanda lain berupa discharge puting (9%), edema lokal (4%), retraksi

Page 5: Makalah Kanker Payudara

puting (3%) dan krusta pada puting. Gejala-gejala awal berupa ulserasi, gatal,

nyeri pembesaran, kemerahan atau adenopati aksila jarang terjadi.

Dari kejadian kanker payudara pada wanita berdampak fisik pada

payudara itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh gejala yang terjadi pada

payudara tersebut dan tindakan seperti kemotrapi maupun tindakan

pembedahan yang memberi bekas. Lebih parahnya lagi apabila diharuskan

untuk pengangkatan payudara itu sendiiri. Sehingga dari aspek penglihatan

akan mempengaruhi estetika dari perempuan itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apa definisi kanker payudara?

2. Bagaimana etiologi kanker payudara?

3. Bagaimana anatomi dan fisiologis payudara?

4. Bagaimana patofisiologi kanker payudara?

5. Bagaimana deteksi dini kanker payudara?

6. Bagaimana diagnosa dan penatalaksanaan kanker payudara?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah:

1. Menjelaskan definisi kanker payudara.

2. Menjelaskan etiologi kanker payudara.

3. Menjelaskan anatomi dan fisiologi payudara.

4. Menjelaskan patofisiologi kanker payudara.

5. Menjelaskan deteksi dini kanker payudara.

6. Menjelaskan diagnosa dan penatalaksanaan kanker payudara.

2

Page 6: Makalah Kanker Payudara

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kanker Payudara

Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar

penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang

digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan

kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh

melampaui batas normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah

tubuh dan menyebar ke organ lain. Proses ini disebut metastasis. Metastasis

merupakan penyebab utama kematian akibat kanker (WHO, 2009).

Menurut National Cancer Institute (2009), kanker adalah suatu istilah

untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan

dapat menyerang jaringan di sekitarnya.

Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma

ganas, dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker

(Price et al., 2006).

Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”. Suatu neoplasma,

sesuai definisi Wills, adalah “massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya

berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal

serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut

telah berhenti” (Kumar et al., 2007).

Istilah tumor kurang lebih merupakan sinonim dari istilah neoplasma.

Semua istilah tumor diartikan secara sederhana sebagai pembengkakan atau

gumpalan, dan kadang-kadang istilah “tumor sejati” dipakai untuk

membedakan neoplasma dengan gumpalan lainnya. Neoplasma dapat

dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya; ada yang jinak, ada pula yang ganas

(Price et al., 2006).

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis

kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat

terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di

Page 7: Makalah Kanker Payudara

antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan

jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan

payudara. Kanker dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan

lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong,

W., 2005).

Umur penderita kanker payudara termuda adalah 20 sampai 29 tahun,

yang tertua adalah 80 sampai 89 tahun, yang terbanyak adalah berumur 40

sampai 49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas ( Wiknjosastro,

2007).

Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya

onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan

payudara (Karsono, 2006).

Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan

payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan

lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari

sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk

kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam

jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran

susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Medicastore,

2011).

2.2 Etiologi Kanker Payudara

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap jenis kanker

mempunyai banyak faktor dan tahapan, yang mengarah pada terjadinya

perubahan sel normal menjadi sel kanker. Berdasarkan studi epidemiologi

kanker payudara pria/wanita 1:100, lebih banyak diderita pada usia >30 tahun

(Grace, 2006). Menurut Buku Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini

sekitar 5-10% dari kanker terjadi akibat adanya kelainan genetik yang

diturunkan, termasuk pada kanker payudara. Faktor genetik memegang

4

Page 8: Makalah Kanker Payudara

peranan penting meskipun tidak eksklusif, dalam timbulnya kanker. Faktor

predisposisi terjadinya kanker payudara, riwayat kanker payudara dalam

keluarga yang kuat (faktor genetik), menarche lebih awal dan menopause

terlambat, biasanya pada wanita nulipara (Grace,2006). Faktor predisposisi

lainnya menurut Buku Ajar Bedah (Sabiston,1995) adalah obesitas,

penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon estrogen, serta faktor

penyusuan yang mana wanita yang pernah menyusui dianggap menurunkan

resiko terjadinya kanker payudara, wanita dengan riwayat penyakit proliferatif

dan atau hiperplasia atipik, dan radiasi.

2.3 Anatomi dan Fisiologi Payudara

Payudara wanita membentang dari iga ke-2 sampai ke-6 dan dari sisi

sternum sampai linea mid-aksilaris. Payudara terletak di dalam fascia, yang

memisahkannya dari musculus pectoralis mayor dan otot lain. Areola adalah

area berpigmen disekeliling papila mamae. Kelenjar areolar (Montogometry)

adalah kelenjar sebaseus besar di dalam areola. Payudara terdiri dari 15-20

lobulus jaringan kelenjar, terbenam di dalam lemak. Lobulus dipisahkan satu

sama lain oleh jaringan fibrosa. Payudara menonjol ke arah puting susu, dan

setiap lobulus bermuara ke dalam sebuah saluran yan bermuara pada puting

susu. Payudara mendapat suplai darah oleh arteri dari arteria axilaris dan oleh

cabang perforantes arteria mammaria enterna, yang berjalan di bagian dalam

dada dan di belakang tulang rawan iga dan memberikan cabang melalui ruang

sela iga (Gibson,2003).

5

Page 9: Makalah Kanker Payudara

Gambar: Anatomi Mammae Atlas Anatomi Netter

2.4 Patofisiologi Kanker Payudara

Pada umumnya tumor pada payudara bermula dari sel epitelial,

sehingga kebanyakan kanker payudara dikelompokkan sebagai karsinoma

(keganasan tumor epitelial). Sedangkan sarkoma, yaitu keganasan yang

berangkat dari jaringan penghubung, jarang dijumpai pada payudara.

Berdasarkan asal dan karakter histologinya kanker payudara dikelompokkan

menjadi dua kelompok besar yaitu in situ karsinoma dan invasive karsinoma.

Karsinoma in situ dikarakterisasi oleh lokalisasi sel tumor baik di duktus

maupun di lobular, tanpa adanya invasi melalui membran basal menuju stroma

di sekelilingnya. Sebaliknya pada invasive karsinoma, membran basal akan

rusak sebagian atau secara keseluruhan dan sel kanker akan mampu

menginvasi jaringan di sekitarnya menjadi sel metastatik (Hondermarck,

2003).

Kanker payudara pada umumnya berupa ductal breast cancer yang

invasif dengan pertumbuhan tidak terlalu cepat (Tambunan, 2003). Kanker

payudara sebagian besar (sekitar 70%) ditandai dengan adanya gumpalan

yang biasanya terasa sakit pada payudara, juga adanya tanda lain yang

6

Page 10: Makalah Kanker Payudara

lebih jarang yang berupa sakit pada bagian payudara, erosi, retraksi,

pembesaran dan rasa gatal pada bagian puting, juga secara keseluruhan timbul

kemerahan, pembesaran dan kemungkinan penyusutan payudara. Sedangkan

pada masa metastasis dapat timbul gejala nyeri tulang, penyakit kuning atau

bahkan pengurangan berat badan (Bosman, 1999). Sel kanker payudara dapat

tumbuh menjadi benjolan sebesar 1-2 cm dalam waktu 8-12 tahun (Tambunan,

2003).

Pada tumor yang ganas, benjolan ini besifat solid, keras, tidak beraturan,

dan nonmobile. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi edema kulit,

kemerahan, dan rasa panas pada jaringan payudara (Lindley dan Michaud,

2005). Meskipun mekanisme molekuler yang mempengaruhi risiko terjadinya

kanker payudara dan progresi dari penyakit ini belum dapat diketahui secara

persis namun aktivasi onkogen yang disebabkan oleh modifikasi genetik

(mutasi, amplifikasi atau penyusunan ulang kromosomal) atau oleh modifikasi

epigenetik (ekspresi berlebihan) dilaporkan mampu mengarahkan pada

terjadinya multiplikasi dan migrasi sel. Beberapa onkogen telah diketahui

mempengaruhi karsinogenesis kanker payudara, diantaranya Ras, c-myc,

epidermal growth factor receptor (EGFR, erb-B1), dan erb-B2 (HER-2/neu)

(Greenwald, 2002). Perubahan ekspresi maupun fungsi dari gen supresor

tumor seperti BRCA1, BRCA2 dan p53 tidak sepenuhnya bertanggungjawab

dalam tingginya prevalensi kanker payudara spontan. Mutasi atau ketiadaan

BRCA1 terdapat pada <10% kanker payudara, sementara itu mutasi p53

terjadi pada lebih dari 30% kanker payudara (Bouker et al., 2005).

Diperkirakan perkembangan tumor dari perubahan seluler pertama kali

sampai kemudian terlihat melalui mammografi memerlukan waktu 6 sampai 8

tahun. Adanya perubahan sel kanker payudara menjadi sel yang ganas

telah membentuk heterogenisitas dalam lingkungan di dalam sel. Selain itu,

inflamasi lokal yang terjadi pada kasus kanker payudara mengindikasikan

aktivitas sel sistem imun dan interaksinya dengan tumor (Hondermarck,

2003). Histologi kanker payudara menurut Grace, 2006: adenokarsinoma

berkembang dari epitel kelenjar. Tipe yang paling sering adalah karsinoma

7

Page 11: Makalah Kanker Payudara

duktal invasif (90%) atau lobularis (10%). Penyakit paget merupakan

karsinoma duktal yang melibatkan puting.

2.5 Deteksi Dini Kanker Payudara

Meskipun beberapa resiko dapat diturunkan dengan melakukan

pencegahan, deteksi dini merupakan strategi yang tidak dapat dihilangkan.

Deteksi dini kanker payudara diharapkan dapat meningkatkan angka harapan

hidup penderita kanker payudara.

Menurut WHO 2015 ada 2 tipe dalam deteksi dini :

1. Deteksi dini atau waspada pada tanda dan gejala yang simptomatik

2. Skrining pada kelompok populasi yang dianggap memungkinkan untuk

terjadi kanker payudara.

Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan skrining

menggunakan mammografi, SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan

Pemeriksaan Payudara Klinis (Clinical Breast Examination).

2.6 Diagnosa dan penatalaksanaan Kanker Payudara

Menurut Davey (2005), dignosis harus ditegakkan dengan pemeriksaan

histologis (jaringan) atau sitologis (sel). Kanker harus di diagnosis, ditentukan

stadiumnya dan kemudian ditentukan terapinya. Sampel sel (aspirasi jarum

halus) atau jaringan kecil (biopsi jarum) biasanya cukup. Stadium

mencerminkan mekanisme penyebaran tumor (invasi lokal, penyebaran

melalui limfe atau darah).

Gambaran klinis (Grace, 2005)

- Dapat diraba, keras, iregular, terfiksasi, biasanya tidak nyeri

- Retraksi puting dan cekungan kulit (skin dimpling)

- Eksim puting susu pada penyakit Paget

- Peau d’orange (edema di kulit akibat obstruksi limfatik)

- KGB aksila yang teraba.

8

Page 12: Makalah Kanker Payudara

Gambar: Infiltrating ductal carcinoma

Gambar: histologi pada infiltrating ductal carsinoma

Pemeriksaan penunjang (Grace, 2005)

Penilaian 3 langkah: klinis/radiologis/sitologis

- Penilaian radiologis: mammografi (USG pada wanita muda dengan

payudara yang padat dan besar).

- Gambaran pada mammografi: irregular, berspikula, massa radioopak

dengan mikrokalsifikasi.

- Penilaian sitologis: FNAC atau core biopsy

- Biopsi payudara: biopsi eksisi kadang dibutuhkan untuk diagnosis

9

Page 13: Makalah Kanker Payudara

- Pemeriksaan penunjang stadium untuk karsinoma yang telah terbukti

semua: rontgen toraks, DPL, fosfatase alkali serum, γ-glutamil

transpeptidase, kalsium serum (menunjuk adanya metastasis ke hati atau

tulang)

Pembagian stadium kanker payudara menurut Yayasan Kanker Payudara

Indonesia, 2015:

1. Stadium 0 (disebut carcinoma in situ) 

Lobular carcinoma in situ (LCIS) adalah sel-sel yang abnormal yang

terdapat pada kelenjar di payudara yang mempunyai risiko berkembang

menjadi kanker payudara. Ductal carcinoma in situ (DCIS) adalah sel-sel

yang abnormal pada saluran duktus. Perempuan dengan DCIS memiliki

risiko tinggi penyebaran kanker di payudaranya. Pilihan pengobatan sama

dengan pasien kanker payudara dengan stadium 1.

2. Stadium I 

Stadium awal kanker payudara, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan belum

menyebar di luar payudara.

3. Stadium II 

Stadium awal kanker payudara, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan telah

menyebar sampai ke kelenjar getah bening di bawah lengan; atau ukuran

tumor antara 2 dan 5 cm (dengan atau tanpa penyebaran di kelenjar getah

bening di bawah lengan); atau tumor berukuran lebih dari 5 cm dan belum

menyebar dari payudara. 

4. Stadium III

Stadium lanjut kanker payudara, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan telah

menyebar sampai ke kelenjar getah bening di bawah lengan, atau kanker

berada pada kelenjar getah bening di bawah lengan, atau kanker telah

menyebar di dekat tulang payudara atau jaringan lain di sekitar payudara.

5. Stadium IV 

Kanker payudara dimana telah terjadi penyebaran di luar payudara ke

organ tubuh lainnya.

10

Page 14: Makalah Kanker Payudara

Stadium Kanker Payudara TNM

Staging UICC 1997

T : Tumor

Tx : Tumor primer tidak bisa diketahui

T0 : Tumor primer tidak teraba

Tis : Carcinoma insitu

Intra ductal carcinoma

Lobular carcinoma

Paget’s disease of the nipple dengan tidak ada tumor teraba

T1 : Tumor ukuran terbesar < 2cm

T1a < 0,5

T1b 0,5cm > < 1cm

T1c 1cm > > 2cm

T2 : Tumor > 2cm tetapi < 5cm

T3 : Tumor > 5cm

T4 : Setiap T yang diekstensi ke kulit atau dinding dada

T4a : Ekstensi ke dinding dada

T4b : Edema (peau d’orange) : ulserasi atau satelit nodule pada

payudara ipsilat

T4c : Kedua-duanya T4a dan T4b

T4d : Mastitis karsinomatosa

N : KGB regional

N : N tidak dapat ditentukan

N0 : Tidak ada meta KGB regional

N1 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan mobil (tidak terfixir)

N2 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan terfixir satu sama lain atau

ke struktur lain

N3 : Metastase pada KGB mammary interna ipsi lateral

M : Metastase jauh

11

Page 15: Makalah Kanker Payudara

Mx : Adanya metastase jauh tidak dapat diketahui

M0 : Tidak ada metastase jauh

M1 : Ada metastase jauh (termasuk metastase pada KGB supra klav.

Ipsilateral)

Group Stadium

Stadium 0 : Tis N0 M0

Stadium I : T1 N0 M0

Stadium IIA : T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Stadium IIB : T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stadium IIIA : T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

Stadium IIIB : T4 AnyN M0

AnyT N3 M0

Stadium IIIA : AnyT AnyN M1

Penatalaksanaan penting (Grace, 2005)

1. Kanker payudara dini

a. Terapi lokal biasanya: lumpektomi + radioterapi payudara atau

masektomi sederhana

b. Penatalaksanaan terhadap kelenjar terhadap kelenjar getah bening

aksila penting pada kasus kanker invasif (untuk penentuan stadium,

prognosis dan terapi) yang biasa dilakukan adalah diseksi dan

pengangkatan kelenjar getah bening aksila atau pengambilan sampel

kelenjar getah bening aksila dan radioterapi selektif terhadap aksila.

12

Page 16: Makalah Kanker Payudara

Biopsi kelenjar getah bening sentinel semakin banyak digunakan untuk

menentukan apakah pembesaran aksila atau radioterapi diperlukan.

c. Pencegahan terhadap penyebaran sistemik biasanya berupa: terapi

hormonal (misalnya tamoksifen atau inhibitor aromatase); atau

kemoterapi ajuvan (antrasiklin, cyclofosfamid, metotreksat, 5FU) jika

memiliki resiko tinggi (KGB positif, gambarah histologis buruk)

d. Prognosis tergantung pada status KGB, ukuran tumor dan derajat

histologis: secara keseluruhan angka ketahanan 10 tahun sebesar 80%.

2. Kanker payudara lanjut

a. Terapi lokal bertujuan untuk mengontrol rekurensi

lokal-lupektomi/masektomi/redioterapi.

b. Metastasis jauh: radioterapi untuk meredakan nyeri akibat metastasis

tulang, terapi hormon (tamoksifen, inhibitor aromatase, fulvestran) bila

reseptor estrogen positif. Kemoterapi dengan antrasiklin atau taksan

atau agen biologis (herseptin) bila HER2 positif.

c. Prognosis: buruk, hanya 30-40% merespon terhadap terapi dengan

ketahan hidup rata-rata selama 2 tahun, dimana pasien yang tidak

merespon biasanya meninggal.

13

Page 17: Makalah Kanker Payudara

14

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ca Mamae adalah sel karsinoma yang tumbuh di daerah payudara. Ca

Mamae ini bisa disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Tanda

dan gejala yang biasa muncul pada pasien Ca Mamae adalah adanya

benjolan/massa di payudara, terasa nyeri dan terjadi pembesaran yang

abnormal.

3.2 Saran

1. Kita harus selalu waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar

apabila terdapat kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap

yang paling tinggi dan sebelum kanker payudara itu bermetastasis lebih

jauh.

2. Untuk mencegah terjadi penyakit ca mamae, maka seorang wanita

hendaknya menjaga kesehatan dengan mengurangi atau menjauhi faktor

resiko yang bisa menyebabkan ca mamae dan menjaga/memperbaiki pola

makan/gizi serta gaya hidup. Pencegahan hendaknya dilakukan sejak dini,

sebab kebanyakan ca mamae berkembang dalam jangka waktu yang lama,

dan sering kali terlambat dideteksi karena jarang munculnya gejala pada

stadium awal. Dalam proses promotif, preventif dan protektif ini

hendaknya ada kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat, dan

pemerintah serta komponen lainnya demi menurunkan angka kesakitan

yang ada.

Page 18: Makalah Kanker Payudara

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Mohamad. 2014. Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC.

Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll. 2013. Buku Saku Obstetri & Ginekologi.

Jakarta: EGC.

Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi UGM.

Kanker Mammae. Anonim. 2014. 23 Maret 2012.

<http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=885>.

Carpenito Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Davey, Patrick. 2006. At Glance: Medicine. Jakarta: Erlangga.

Gibson, John. Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Editor Ester

Monica. 2003. 23 Maret 2012.<https://books.google.co.id/books?

id=fhq0XZVHwAC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false>.

Grace A. Pierce & Borley R. Nell. 2003. At Glance: Ilmu Bedah. Jakarta:

Erlangga.

http://eprints.unika.ac.id/16007/2/08.40.0049_Cristina_Johana_BAB_I.pdf.

Hukom A. Ronald. Penatalaksana Kanker Payudara Terkini. 2003. 23 Maret

2012.https://books.google.co.id/books?

id=YmfVskk6QOgC&pg=PA24&dq=derajat+keganasan+kanker+payudara&

hl=id&sa=X&ei=LxEQVfqiD8nuQSQtoHoDw&ved=0CB8Q6AEwAQ#v=o

nepage&q=stadium&f=false.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media

Aesculapius.

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk

perencanaan dan  pendokumentasian perawatyan px). Jakarta :EGC.

Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah. Editor Oswari Jonatan. 1995. 23 Maret

2012.<https://books.google.co.id/books?

id=qgdPlhdlc0C&pg=PA341&dq=derajat+keganasan+kanker+payudara&hl=

15