Upload
beatle-kang-nanang
View
115
Download
3
Embed Size (px)
MAKALAH FARMAKOLOGI
“INFARK JANTUNG/MIOKARD”
DISUSUN OLEH :
Nama : NANANG SUGIANTO
NIM : 0432950312012
Mata Kuliah : FARMAKOLOGI
Prody : S1. Keperawatan 2012/ 2013
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
“ B A N I S A L E H ”
BEKASI
MARET 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat Rahmat dan Hidayah – Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
dengan judul “Infark Jantung/Miocardium”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali menemukan kesulitan dan
hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini tersusun berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Makalah
ini.
Mudah-mudahan semua bimbingan, petunjuk dan bantuan yang telah diberikan
kepada penulis akan dapat diterima sebagai suatu amal baik dan mendapat balasan dari Allah
SWT.
Penulis sadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan banyak kekurangannya,
walaupun demikian penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar penulis dapat
menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Permohonan maaf penulis ucapkan jika ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa,
para dosen dan pembaca lainnya. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………..
Daftar Isi………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.3 Tujuan …………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ……………………………………………………………….
2.2 Etiologi ………………………………………………………………….
2.3 Patofisiologi ……………………………………………………………..
2.4 Penyebab ………………………………………………………………...
2.5 Manifestasi Klinik ………………………………………………………
2.6 Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) …………………………….
2.7 Komplikasi………………………………………………………………
2.8 Pemeriksaan Diagnostik ………………………………………………..
2.9 Penatalaksanaan Medik …………………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
i
ii
1
1
2
3
3
4
5
5
6
6
7
9
11
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infark Jantung/Miokard adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner
(dikenal juga seranggan jantung), (Holloway, 2003). Infark Miokard adalah rusaknya
jaringan jantung akibat supllai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah ke koroner
berkurang, (Brunner & Sudarth, 2002).
Infark Jantung adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan
oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian. Infark menyebabkan
kematian jaringan yang ireversibel. Sebesar 80-90% kasus MCI disertai adanya trombus, dan
berdasarkan penelitian lepasnya trombus terjadi pada jam 6-siang hari. Infark tidak statis dan
dapat berkembang secara progresif.
MCI apabila tidak segera di tangani atau dirawat dengan cepat dan tepat dapat
menimbulkan komplikasi seperti CHF, disritmia, syok kardiogenik yang dapat menyebabkan
kematian, dan apabila MCI sembuh akan terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-sel
miokardium yang mati, apabila jaringan parut yang cukup luas maka kontraktilitas jantung
menurun secara permanent, jaringan parut tersebut lemah sehingga terjadi ruptur miokardium
atau anurisma, maka diperlukan tindakan medis dan tindakan keperawatan yang cepat dan
tepat untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Hal ini dapat dicapai melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat dan tepat
untuk memberikan pelayanan cepat dan tepat diperlukan pengetahuan, keterampilan yang
khusus dalam mengkaji, dan mengevaluasi status kesehatan klien dan diwujudkan dengan
pemberian asuhan keperawatan tanpa melupakan usaha promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Peran Oksigen pada Miokard
• Dibutuhkan pada saat aktivitas preload & afterload.
• Kontraktilitas miokard
• Diperlukan jantung untuk berdenyut.
• Kelelahan & stres emosional meningkatkan denyut jantung.
ii
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian Infark Jantung
2. Penyebab Infark Jantung
3. Gejala Infark Jantung
4. Pengobatan Infark Jantung
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dari penyusunan makalah ini diharapkan penulis dapat mengerti, memahami dan
memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan pada klien Miocardium
infraction dengan menggunakan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah penulisan makalah ini, penulis mampu :
a. Menjelaskan konsep dasar penyakit Miocardium infraction dimulai dari penjelasan
anatomi fisiologi Miocardium infraction, pengertian, penyebab, patofisiologi,
manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik sampai dengan penatalaksanaan medik
serta komplikasi pada Miocardium infraction.
b. Melakukan pengkajian data pada klien dengan Miocardium infraction.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan kepada klien dengan Miocardium infraction.
d. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Miocardium infraction.
e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Miocardium infraction.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Infark Miokard adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner (dikenal juga
seranggan jantung), (Holloway, 2003).
Infark Miokard adalah rusaknya jaringan jantung akibat supllai darah yang tidak
adekuat sehingga aliran darah ke koroner berkurang. (Brunner & Sudarth, 2002).
Infark miokardium adalah penyumbatan sebagian atau lebih arteri koroner (dikenal juga
serangan jantung). (Holloway, 2003)
Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan
arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997).
Infark miokardium disebabkan oleh penurunan aliran darah melalui satu atau lebih
arteri koroner, menyebabkan iskemik miokard dan nekrosis. (Doengus, 2005)
Infark Miokard (MCI) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi
pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung
(miokardium) mati karena kekurangan oksigen.
Infark Jantung adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan oksigen
miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian.
Kesimpulan Infark Jantung adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya
penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada jantung
berkurang yang menimbulkan nyeri yang hebat pada dada.
Ada dua tipe dasar infark miokard akut:
• Transmural: yang berhubungan dengan aterosklerosis melibatkan arteri koroner
utama. Hal ini dapat subclassified ke anterior, posterior, atau lebih rendah. infarcts
Transmural memperpanjang melalui seluruh ketebalan otot jantung dan biasanya akibat
dari oklusi lengkap's suplai darah daerah tersebut.
• Subendocardial: melibatkan sejumlah kecil di dinding subendocardial dari ventrikel
kiri, septum ventrikel, atau otot papiler. infarcts Subendocardial dianggap akibat dari
suplai darah lokal menurun, mungkin dari penyempitan arteri koroner. Daerah
2
subendocardial terjauh dari's suplai darah jantung dan lebih rentan terhadap jenis
patologi.
Myocardial infarction (MI) atau infark miokard akut (AMI), umumnya dikenal
sebagai serangan jantung, adalah terhentinya suplai darah ke bagian dari jantung,
menyebabkan sel jantung mati. Hal ini paling sering disebabkan oleh oklusi (penyumbatan)
dari arteri koroner setelah pecahnya plak aterosklerotik yang rentan, yang merupakan koleksi
tidak stabil dari lipid (asam lemak) dan sel-sel darah putih (terutama makrofag ) pada dinding
suatu arteri. Yang dihasilkan iskemia (pembatasan pasokan darah) dan kekurangan oksigen,
jika dibiarkan tidak diobati untuk jangka waktu yang cukup, dapat menyebabkan kerusakan
atau kematian (infark ) jaringan otot jantung ( miokardium ).
2.2 Etiologi
Penyebab gagal jantung yaitu:
1. Infeksi pada paru-paru
2. Demam atau sepsis
3. Beban cairan yang berlebihan
4. Infark jantaung berulang
5. Aritmia
6. Emboli paru
7. Keadaan high output
8. Stres emosional
9. Hiperatensi yang tidak terkontrol
10. Miokarditis
11. Endokarditis
Secara umum penyebab kegagalan jantung dikelompokan :
1. Myocardial Disfunctions
2. Systolic Overload
3. Diastolic Overload
4. Deman Overload
5. Filling disordes
2.3 Patofisiologi
3
Patofisiologi gagal jantung lebih dapat dimengerti dengan mempertahankan 3
komponen penting yang berperan :
1. Abnormalitas miokard primer yang menimbulkan disfungsi daya pompa jantung
2. Gagal jantung kongestif akibat disfungsi jantung yang primer, sebagai respons dari
bermacam-macam beban kerja yang berlebihan (Overload).
3. Apabila Overload ini disebabkan oleh hipertensi atau tekanan diastolic yang
meninggi akan terjadi hipertensi sel-sel jantung yang berusaha untuk menormalkan
beban pada sel otot. Overload-overload ini dapat juga terjadi akibat hilangnya
sebagian jaringan miokard yang tinggal untuk bekerja berlebihan.
2.4 Penyebab
Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner
menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. Jika
terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka
jaringan jantung akan mati.
Kemampuan memompa jantung setelah suatu serangan jantung secara langsung
berhubungan dengan luas dan lokasi kerusakan jaringan (infark). Jika lebih dari separuh
jaringan jantung mengalami kerusakan, biasanya jantung tidak dapat berfungsi dan
kemungkinan terjadi kematian.
Bahkan walaupun kerusakannya tidak luas, jantung tidak mampu memompa dengan
baik, sehingga terjadi gagal jantung atau syok. Jantung yang mengalami kerusakan bisa
membesar, dan sebagian merupakan usaha jantung untuk mengkompensasi kemampuan
memompanya yang menurun (karena jantung yang lebih besar akan berdenyut lebih kuat).
Jantung yang membesar juga merupakan gambaran dari kerusakan otot jantungnya
sendiri. Pembesaran jantung setelah suatu serangan jantung memberikan prognosis yang lebih
buruk. Penyebab lain dari serangan jantung adalah: Suatu bekuan dari bagian jantungnya
sendiri.
Kadang suatu bekuan (embolus) terbentuk di dalam jantung, lalu pecah dan tersangkut
di arteri koroner. Kejang pada arteri koroner yang menyebabkan terhentinya aliran darah.
Kejang ini bisa disebabkan oleh obat (seperti kokain) atau karena merokok, tetapi kadang
penyebabnya tidak diketahui.
2.5 Manifestasi Klinik
4
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan,
ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya kiri),
bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama dari
angina pectoris dan tak responsif terhadap nitrogliserin. Kadang-kadang, terutama pada
pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri dapat disertai
perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar atau sinkope. Pasien
sering tampak ketakutan.
Walaupun IMA dapat merupakan manifestasi pertama penyakit jantung koroner
namun bila anamnesis dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah didahului keluhan-
keluhan angina, perasaan tidak enak di dada atau epigastrium. Kelainan pada pemeriksaan
fisik tidak ada yang spesifik dan dapat normal. Dapat ditemui BJ yakni S2 yang pecah,
paradoksal dan irama gallop. Adanya krepitasi basal menunjukkan adanya bendungan paru-
paru. Takikardia, kulit yang pucat, dingin dan hipotensi ditemukan pada kasus yang relatif
lebih berat, kadang-kadang ditemukan pulsasi diskinetik yang tampak atau berada di dinding
dada pada IMA inferior.
2.6 Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :
1. Nyeri :
• Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
• Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
• Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan
terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
• Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau
nitrogliserin (NTG).
• Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
• Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual muntah.
• Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan
pengalaman nyeri).
5
2.7 Komplikasi
a. Perluasan infark dan iskemia pasca infark
b. Aritmia
c. Disfungsi otot jantung ( gagal janttung kiri, hipotensi dan syok)
d. Infark ventrikel kanan
e. Defek mekanik
f. Ruptur Miokard
g. Anurisma
h. Perikarditis
i. Thrombus murah
2.8 Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis MCI biasanya berdasar pada riwayat penyakit sekarang, EKG, dan
serangkaian enzim serum. Prognosis tergantung pada beratnya obstruksi arteri dan dengan
sendirinya banyaknya kerusakan jatung. Pemeriksaan fisik selalu dilakukan, namun hal ini
tidak cukup untuk menegakkan diagnosis.
a. Riwayat pasien
Pengambilan riwayat pasien dilakukan dalam dua tahap; riwayat penyakit sekarang
dan riwayat penyakit dahulu serta riwayat kesehatan keluarga. Riwayat pasien memberikan
data subjektif. Dokter yang teliti juga akan mencari data malalui interpretasi EKG dan
pemeriksaan rangkain enzim.
b. Elektrokardiogram
EKG memberi informasi mengenai elektrofisiologi jantung. Melalui pembacaan dari
waktu ke waktu, dokter mampu memantau perkembangan dan resolusi suatu MCI. Lokasi
dan ukuran relative infark juga dapat ditentukan dengan EKG.
Meskipun ada berbagai teknologi baru yang mampu menyajikan data diagnostik yang sama,
namun EKG masih tetap merupakan instrument diagnostic pilhan pertama karena dapat
digunakan di tempat tidur dan non invasif. Ekokardiogram digunakan untuk evaluasi lebih
jauh mengenai fungsi jantung, khususnya fungsi ventrikel. Kegunaan EKG adalah :
• Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)
• Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel)
• Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung
• Mengetahui adanya gangguan elektrolit
• Mengetahui adanya gangguan perikarditis
6
c. Enzim dan isaoenzim serum
Pemeriksaan rangkaian enzim meliputi kinase dan laktat dehidroginase. Kreatin
kinase dengan isoenzimnya (CK dengan CK-MB) dipandang sebagai indikator yang paling
sensitif dan dapat dipercaya diantara semua enzim jantung dalam menegakkan diagnosa
infark miokardium.
Laktat dehidrogenase (LDH) kurang bisa dipercaya sebagai sebagai indikator
kerusakan jantung akut seperti CK. Tetapi, karena reaksinya lebih lambat dan meningka lebih
lama dari enzim jantung lainnya, LDH sangat berguna untuk mendiagnosa MCI pada pasien
yang mungkin mengalami MCI akut tetapi terlambat dibawa kerumah sakit. Ada lima macam
isoenzim LDH, tetapi hanya dua yang penting untuk mendiagnosa MCI akut yaitu dan . dan
kadarnya tinggi di jantung, ginjal dan otak, namun normalnya kadar lebih tinggi disbanding .
Apabila melebihi , maka keadaan ini disebut “terbalik”, menunjukkan adanya MI akut.
d. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal hipokalemi,
hiperkalemi.
e. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan
dengan proses inflamasi.
f. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI, menunjukkan inflamasi.
g. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis.
h. AGD
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
i. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
j. Foto rontgen dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma
ventrikuler. Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang normal. Pada pasien
hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi
arkus aorta.
k. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris.
Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut sering dilakukan
7
pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada
infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah
seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk
mencari faktor risiko seperti hiperlipidemia dan/atau diabetes melitus.
l. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
m. Pemeriksaan pencitraan nuklir
Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi
atau luasnya IMA
Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
n. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan
fraksi ejeksi (aliran darah).
o. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi
ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati bedah jantung
angioplasty atau emergensi.
p. Digital subtraksion angiografi (PSA)
Teknik yang digunakan untuk menggambarkan.
q. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,
lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
r. Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan
sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.
2.9 Penatalaksanaan Medik
1. Istirahat total.
2. Diet makanan lunak/saring serta rendah garam (bila gagal jantung).
3. Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.
4. Atasi nyeri :
Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.
8
Lain-lain : nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.
Oksigen 2-4 liter/menit.
Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral. Pada insomnia dapat
ditambah flurazepam 15-30 mg.
5. Antikoagulan :
Heparin 20.000-40.000 U/24 wad iv tiap 4-6 wad atau drip iv dilakukan atas
indikasi.
Diteruskan asetakumoral atau warfarin.
Streptokinase / trombolisis.
6. Pengobatan ditujukan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran pembuluh darah
koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat diberikan sebelum dibawa ke
rumah sakit. Dengan trombolisis, kematian dapat diturunkan sebesar 40%.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Infark Jantung adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya penyempitan
atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada jantung berkurang yang
menimbulkan nyeri yang hebat pada dada.
Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner
menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. Jika
terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka
jaringan jantung akan mati.
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan,
ditusuk, panas atau ditindih barang berat.
Diagnosis MCI biasanya dapat di diagnostik berdasar pada riwayat penyakit sekarang,
EKG, dan serangkaian enzim serum. Prognosis tergantung pada beratnya obstruksi arteri dan
dengan sendirinya banyaknya kerusakan jatung.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Infark
http://medicastore.com/penyakit/13/Serangan_Jantung.html
http://majalahkesehatan.com/gejala-penyebab-dan-pengobatan-serangan-jantung/
11