26
Makalah ISBD : Hubungan nilai,moral,hukum dalam kehidupan Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai adalah sesuatu yg berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna bagi manusia dan berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan dan hal- hal lain yg bersifat batiniah sebagai pedoman manusia bertingkah laku. Moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tatatertib batin atau tata tetrib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Sedangkan hukum adalah kaidah yang mengatur kehidupan manusia. Nilai itu penting bagi manusia. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Menilai dapat diartikan menimbang yakni suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan keputusan.

makalah ilmu sosial budaya...docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah ilmu sosial budaya...docx

Makalah ISBD : Hubungan nilai,moral,hukum dalam kehidupan Manusia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Nilai adalah sesuatu yg berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan

berguna bagi manusia dan berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan dan hal-

hal lain yg bersifat batiniah sebagai pedoman manusia bertingkah laku. Moral

berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tatatertib batin atau tata

tetrib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.

Sedangkan hukum adalah kaidah yang mengatur kehidupan manusia.

Nilai itu penting bagi manusia. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini

oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Menilai dapat diartikan

menimbang yakni suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan

sesuatu lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan keputusan.

Keputusan itu menyatakan apakah sesuatu itu bernilai positif (berguna, baik,

indah) atau sebaliknya bernilai negatif. Hukum dalam masyarakat merupakan

tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin menggambarkan hidup manusia

tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat, dan hukum merupakan

pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Sedangkan antara hukum dan moral

terdapat hubungan yang erat sekali. Ada pepatah roma yang mengatakan “quid

leges sine moribus?” (apa artinya undang-undang jika tidak disertai moralitas?).

Dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa disertai moralitas. Oleh karena

itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral, perundang-undangan

yang immoral harus diganti.

Page 2: makalah ilmu sosial budaya...docx

Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat

dipisahkan. Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia

berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran,

keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya, sehingga perlu dikedepankan

pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan

moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati

diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang

mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran

menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam

konteks sosial.

Berdasarkan uraian-uraian di atas membuat penulis membahas lebih dalam

mengenai hubungan atau keterkaitan antara nilai, moral dan hukum dalam

kehidupan manusia.

1.2  Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas pada penulisan ini adalah :

1. Apa pengertian manusia, nilai, moral, dan hukum ?

2 Bagaimana hubungan antara manusia dan nilai ?

3.Bagaimana hubungan antara manusia dan moral ?

4.Bagaiman hubungan antara manusia dan hukum ?

5. Bagaiman hubungan antara nilai, moral dan hukum dalam kehidupan manusia ?

1.3  Tujuan Penulisan

1. Memaparkan pengertian manusia, nilai, moral dan hukum

2.Menjelaskan hubungan antara manusia dan nilai

3.Menjelaskan hubungan manusia dan moral

4.Menjelaskan hubungan manusia dan hokum

Page 3: makalah ilmu sosial budaya...docx

5. Menjelaskan hubungan antara nilai, moral, dan hukum dalam kehidupan manusia.

1.4  Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan, diharapkan penulisan ini dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Dapat menambah pengetahuan mengenai manusia, nilai, moral, dan hokum

2.Mengetahui keterkaitan antara nilai, moral, dan hukum dalam kehidupan manusia.

BAB II

PEMBAHASA

2.1 Pengertian Manusia, Nilai, Moral, dan Hukum

2.1.1 Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),

yang

berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu

menguasai

makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah

fakta,

sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

Dalam

hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup

(living

organism).

Page 4: makalah ilmu sosial budaya...docx

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan

secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan,

baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik,

sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan

suhu dan kehilangan energi, dan oleh karena itu ia menangis, menuntut agar

perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu

tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia

dianugerahi

kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan

untuk

hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi

kebutuhan

itu bersumber dari lingkungan. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat

dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada masa bayi

sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia belajar berjalan,belajar

makan,belajar berpakaian,belajar membaca,belajar membuat sesuatu dan

sebagainya,memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.

Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia

menyatakan bahwa

ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat

dari

usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan

sosialnya

yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan.

Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya system

perlindungan dalam

Page 5: makalah ilmu sosial budaya...docx

rumah,pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian

gangguan/kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia

berkelompok.

Untuk menghasilkan keamanan dan kenyamanan hidup berkelompok ini,

diciptakan

aturan-aturan dan kontrol-kontrol social tentang apa yang boleh dan yang tidak

boleh

dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang

berhak

mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan bersama.

2.1.2 Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan

berguna bagi

manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi

kehidupan

manusia.

Sifat-sifat nilai adalah Sebagai berikut :

ü  Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang

bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek

yang bernilai itu. Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah

nilai, tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu.

ü  Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita

dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai

diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak.

Page 6: makalah ilmu sosial budaya...docx

Misalnya nilai keadilan. Semua orang berharap manusia dan mendapatkan

dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

ü  Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai.

Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya

nilai ketakwaan.

Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa

mencapai derajat

ketakwaan.

Menurut Cheng(1995): Nilai merupakan sesuatu yang potensial,dalam arti

terdapatnya

hubungan yang harmonis dan kreatif ,sehingga berfungsi untuk

menyempurnakan manusia ,sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat

yang seharusnya dimiliki(dalam Lasyo,1999:1).

Menurut Lasyo(1999:9)sebagai berikut: Nilai bagi manusia merupakan

landasan atau motivasidalam segala tingkah laku atau perbuatannya. Jadi

dapat disimpulkan bahwa nilai yaitu sesuatu yang menjadi etika atau estetika

yang menjadi pedoman dalam berperilaku.

Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua

konteks,pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif,apabila

dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya,bahkan

memandang nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai.Baik dan

buruk,benar dan

salah bukan hadir karena hasil persepsi dan penafsiran manusia,tetapi ada

sebagai sesuatu yang ada dan menuntun manusia dalam

kehidupannya.Pandangan kedua memandang nilai itu subjektif,artinya nilai

sangat tergantung pada subjek yang menilainya. Jadi nilai memang tidak akan

Page 7: makalah ilmu sosial budaya...docx

ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilai. Oleh karena itu nilai melekat

dengan subjek penilai.

2.1.3 Pengertian Moral

Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.Kata

mores ini mempunyai sinonim mos,moris,manner mores atau manners,morals.

Dalam bahasa Indonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa Arab)atau

kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati

nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.Kata moral ini

dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Secara etimologis

,etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum

tentang sikap,perbuatan,kewajiban,dan sebagainya.

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses

sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses

sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak

orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang

sempit.

Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia

harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.

Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara

utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber

interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan

nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta

menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai

moral yang baik, begitu juga sebaliknya.

Page 8: makalah ilmu sosial budaya...docx

Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Jadi moral adalah tata aturan

norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk

melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia

untuk menjadi manusia yang baik.

2.1.4 Pengertian Hukum

Disamping adat istiadat tadi ,ada kaidah yang mengatur kehidupan

manusia yaitu hukum, yang biasanya dibuat dengan sengaja danmempunyai sanksi

yang jelas.Hukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat

agar terjadi keserasian diantara warga masyarakat dan system social yang

dibangun oleh suatu masyarakat.

Pada masyarakat modern hukum dibuat oleh lembaga – lembaga yang

diberikan wewenang oleh rakyat. Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada

intinya adalah mengatur masyarakat agar mengikuti pola perilaku yang

disepakati oleh system social dan budaya yang berlaku pada masyarakat

tersebut. Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau

berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat

tersebut.

Setiap tindakan manusia dalam masyarakat selalu mengikuti pola-pola

perilaku masyarakat tadi.Pola perilaku berbeda dengan kebiasaan. Kebiasaan

merupakan cara bertindak seseorang yang kemudian diakui dan mungkin

diikuti oleh orang lain. Pola perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan

dilaksanakan pada khususnya apabila seseorang berhubungan dengan orang

lain, dinamakan social organization.

Page 9: makalah ilmu sosial budaya...docx

2.2 Hubungan Manusia dengan nilai

Meskipun banyak pakar yang mengemukakan pengertian nilai, namun

ada yang telah disepakati dari semua pengertian itu bahwa nilai berhubungan

dengan manusia, dan selanjutnya nilai itu penting. Pengertian nilai yang telah

dikemukakan oleh setiap pakar pada dasarnya adalah upaya dalam memberikan

pengertian secara holistik terhadap nilai, akan tetapi setiap orang tertarik

pada bagian bagian yang “relatif belum tersentuh” oleh pemikir lain.

Definisi yang mengarah pada pereduksian nilai oleh status benda,

terlihat pada pengertian nilai yang dikemukakan oleh John Dewney yakni, Value

Is Object Of Social Interest, karena ia melihat nilai dari sudut kepentingannya.

Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang

bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia

nilai dijadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan

bertingkah laku, baik disadari maupun tidak.

Nilai itu penting bagi manusia. Apakah nilai itu dipandang dapat

mendorong manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu

menarik manusia karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek,

sehingga nilai lebih dipandang sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas,

harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam

perbuatan.

Menilai dapat diartikan menimbang yakni suatu kegiatan manusia untuk

menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang kemudian dilanjutkan

dengan memberikan keputusan. Keputusan itu menyatakan apakah sesuatu itu

bernilai positif (berguna, baik, indah) atau sebaliknya bernilai negatif. Hal ini

dihubungkan dengan unsur-unsur yang ada pada diri manusia yaitu jasmani,

cipta, rasa, karsa, dan kepercayaan.

Page 10: makalah ilmu sosial budaya...docx

Nilai memiliki polaritas dan hirarki, antara lain:

Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang

sesuai polaritas seperti baik dan buruk; keindahan dan kejelekan.

Nilai tersusun secara hierarkis yaitu hierarki urutan pentingnya.

Nilai (value) biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak

yang dapat

diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).

Notonagoro

membagi hierarki nilai pokok yaitu:

Nilai material yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.

Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitas.

Nilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian terbagi menjadi empat macam:

Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia

Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan estetis

manusia

Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia

Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan disertai

penghayatan

melalui akal budi dan nuraninya.

Hal-hal yang mempunyai nilai tidak hanya sesuatu yang berwujud

(benda material) saja, bahkan sesuatu yang immaterial seringkali menjadi

nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia seperti nilai religius.

Page 11: makalah ilmu sosial budaya...docx

Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, keinginan, harapan, dan segala

sesuatu pertimbangan internal (batiniah) manusia. Dengan demikian nilai itu tidak

konkret dan pada dasarnya bersifat subyektif. Nilai yang abstrak dan subyektif

ini perlu lebih dikonkretkan serta dibentuk menjadi lebih objektif. Wujud

yang lebih konkret dan objektif dari nilai adalah norma/kaedah. Norma berasal

dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku, suatu alat

perkakas yang digunakan oleh tukang kayu.

Dari sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran,

aturan atau kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur

sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. Dengan norma ini orang dapat menilai

kebaikan atau keburukan suatu perbuatan.

Ada beberapa macam norma/kaedah dalam masyarakat, yaitu:

Norma kepercayaan atau keagamaan

Norma kesusilaan

Norma sopan santun/adab

Norma hokum

Dari norma-norma yang ada, norma hukum adalah norma yang paling

kuat karena dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh penguasa (kekuasaan

eksternal).

2.3 Hubungan manusia dengan moral

Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal

daribahasa kuno yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki

banyak artiyaitu tempat tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak

Page 12: makalah ilmu sosial budaya...docx

sikap , dan caraberfiki. Dalam bentuk jamak ethos (ta etha) yang artinya adat

kebiasaan. Moral berasal dari bahsa latin yaitu mos (jamaknya mores) yang

berarti adat, cara, dantampat tinggal. Dengan demikian secara etismologi

kedua kata tersebut bermaknasama hannya asal uasul bahasanya yang berbeda

dimana etika dari bahasa yunanisementara moral dari bahasa latin.

Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-

nilaidan orma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok

dalam mengatur tingkah lakunya. Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur

yang dikajisecara kritis, di landasi rasionalitas manusia seperti sifat hakiki

manusia, prinsipkebaikan, pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan

terhadap sesuatu dansebagainya. Moral lebih kepada sifat aplikatif yaitu berupa

nasehat tentang hal-halyang baik.

Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :

Hati Nurani Merupakan fenomena moral yang sangat hakiki.

Hati nurani merupakanpenghayatan tentang baik atau buruk mengenai

perilaku manusia dan hati nuraniini selalu dihubunngkan dengan kesadaran

manusia dan selalu terkait dalam dengan situasi kongkret. Dengan hati nurani

manusia akan sanggup merefleksikan dirinya terutama dalam mengenai dirinya

sendiri atau juga mengenal orang.

Kebebasan dan tanggung jawab.

Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi

dankarena manusia pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam

kebebasanitu juga terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan

kebebasan orang lain ketika mereka melakukan interaksi. Jadi, manusia itu

adalah makhluk bebas yang dibatasi oleh lingkungannya sebagai akibat tidak

mampunya ia untuk hidup sendiri.

Page 13: makalah ilmu sosial budaya...docx

2.4 Hubungan Manusia dengan Hukum

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak

mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka

manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa

dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya

kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan

saja agar kehidupan masyarakatmenjadi teratur akan tetapi akan mempertegas

lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya. Hukum yang baik adalah

hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat,

yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang

berlaku dalam masyarakat tersebut.

Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan

dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas

ibi jus” (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam

setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat,

maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai “semen perekat” atas

berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai

“semen perekat” tersebut adalah hukum.

Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu

struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan

sosial (social order) yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan

mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia

Page 14: makalah ilmu sosial budaya...docx

membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si

pengatur(kekuasaan).

2.5 Hubungan Antara Nilai, Moral dan Hukum dalam Kehidupan manusia

Dalam kehidupan manusia antara nilai, moral dan hukum adalah satu

keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan. Hubungan antara nilai, moral, dan hukum

akan dipaparkan dibawah ini :

Seperti telah dijelaskan di atas Nilai dan norma selanjutnya akan berkaitan

dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari

mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral

diartikan dengan susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang

umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang

wajar. Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Derajat

kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.

Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin

dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah

manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-

norma yang berlaku dalam masyarakat.

Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia

akan bergabung dengan nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai

moral terkait dalam tanggung jawab seseorang.

Selanjut nya Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali.

Ada pepatah roma yang mengatakan “quid leges sine moribus?” (apa artinya

undang-undang jika tidak disertai moralitas?). Dengan demikian hukum tidak akan

berarti tanpa disertai moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu

diukur dengan norma moral, perundang-undangan yang immoral harus

Page 15: makalah ilmu sosial budaya...docx

diganti. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum, sebab moral tanpa

hukum hanya angan-angan saja kalau tidak di undangkan atau di lembagakan

dalam masyarakat.

Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan

moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya ‘mungkin’ ada hukum yang

bertentangan dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang

berarti terdapat ketidak cocokan antara hukum dan moral. Untuk itu dalam

konteks ketatanegaraan indonesia dewasa ini. Apalagi dalam konteks

membutuhkan hukum. Kualitas hukum terletak pada bobot moral yang

menjiwainya. Tanpa moralitas hukum tampak kosong dan hampa (Dahlan

Thaib,h.6).

Namun demikian perbedaan antara hukum dan moral sangat jelas.

Perbedaan antara hukum dan moral menurut K.Berten :

Hukum lebih dikondifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan

secara sistematis dalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma

hukum lebih memiliki kepastian dan objektif dibanding dengan norma moral.

Sedangkan norma moral lebih subjektif dan akibatnya lebih banyak ‘diganggu’

oleh diskusi yang yang mencari kejelasan tentang yang harus dianggap utis dan

tidak etis.

Meski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum

membatasi diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin

seseorang.

Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang

berkaitan dengan moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat

dipaksakan,pelanggar akan terkena hukuman. Tapi norma etis tidak bisa

dipaksakan, sebab paksaan hanya menyentuh bagian luar, sedangkan

Page 16: makalah ilmu sosial budaya...docx

perbuatan etis justru berasal dari dalam. Satu-satunya sanksi dibidang

moralitas hanya hati yang tidak tenang.

Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas

kehendak negara. Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti

hukum adat, namun hukum itu harus di akui oleh negara supaya berlaku

sebagai hokum moralitas berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi

pada individu dan masyarakat.

Dengan cara demokratis atau dengan cara lain masyarakat dapat

mengubah hukum, tapi masyarakat tidak dapat mengubah atau membatalkan suatu

norma moral. Moral menilai hukum dan tidak sebaliknya.

Sedangkan Gunawan Setiardja membedakan hukum dan moral :

Dilihat dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan

hukum alam sedangkan moral berdasarkan hukum alam.

Dilihat dari otonominya hukum bersifat heteronom (datang dari luar diri

manusia), sedangkan moral bersifat otonom (datang dari diri sendiri).

Dilihat dari pelaksanaanya hukum secara lahiriah dapat dipaksakan,

Dilihat dari sanksinya hukum bersifat yuridis. moral berbentuk sanksi

kodrati, batiniah, menyesal, malu terhadap diri sendiri.

Dilihat dari tujuannya, hukum mengatur kehidupan manusia dalam

kehidupan bernegara, sedangkan moral mengatur kehidupan manusia sebagai

manusia.

Dilihat dari waktu dan tempat, hukum tergantung pada waktu dan tempat,

sedangkan moral secara objektif tidak tergantung pada tempat dan waktu

(1990,119).

Page 17: makalah ilmu sosial budaya...docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling

berkaitan dan saling menunjang.

3.2 Saran

Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan

melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi

keselarasan dan harmoni kehidupan.