Makalah i Fisika Statistik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fisika statistik

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Partikel, atom ataupun molekul tidak dapat diamati secara sendiri-sendiri. pengamatan yang dilakukan adalah terhadap sejumlah besar partikel yang secara bersama-sama memberikan sifat-sifat makroskopiknya. Sifat makroskopik sebagai hasil kerja kolektif partikel tersebut terutama timbul karena terjadi pada proses inti sedang interaksi gravitasi yang jauh lebih lemah dalam hal ini sangat kecil peranannya.

Untuk menjelaskan proses yang melibatkan sejumlah besar partikel diperlukan suatu metoda yang berdasarkan pada tinjauan statistik. Tinjauan fisika yang membahas proses makroskopik atom atau molekul inilah yang dikenal dengan fisika statistik. Gerak internal dan eksternal molekul, tumbukan antar molekul yang satu dengan yang lain serta dengan dinding yang ada dan gaya interaksinya berpautan dengan mekanika statistik. Dengan menggunakan hukum mekanika dan teori peluang, serta teori kinetik memusatkan perhatian pada perincian gerak molekul serta dampaknya dan mampu menghadapi keadaan tak setimbang berikut ini.

(a)Molekul yang terlepas dari lubang bejana, suatu proses yang dikenal dengan sebagai efusi.

(b)Molekul yang bergerak dalam pipa di bawah pengaruh perbedaan tekanan.

(c)Molekul bermomentum bergerak melewati bidang dan bercampur dengan molekul yang momentum-nya lebih kecil, suatu proses molekul yang menimbulkan viskositas.

(d)Molekul berenergi kinetik bergerak melewati bidang yang bercampur dengan molekul yang energi kinetiknya lebih kecil; suatu proses yang berkaitan dengan penghantaran kalor.

(e)Molekul jenis tertentu bergerak melewati bidang dan bercampur dengan molekul jenis lain suatu proses yang dikenal sebagai difusi.

(f)Kombinasi secara kimiawi antara dua atau lebih jenis molekul yang berlangsung dengna laju yang berhingga yang dikenal sebagai kinetik kimiawi.

(g)Ketaksamaan dampak molekul yang terjadi pada berbagai sisi benda yang sangat kecil yang melayang dalam fluida suatu perbedaan yang menimbulkan gerak sigzag partikel yang melayang itu dikenal sebagai gerak Brown.

Metoda statistik pertama kali dikembangkan oleh Boltzmann di Jerman dan Gibb di Amerika Serikat. Dengan diperkenalkannya teori kuantum, Bose-Einstein, dan Fermi-Dirac memperkenalkan modifikasi idea Boltzman, sehingga dapat mengatasi kegagalan statistik Maxwell-Boltzmann untuk kasus tertentu.

Pendekatan statistik mempunyai hubungan dengan thermodinamika dan gas kinetik. Untuk sistem-sistem ini, energi partikel dapat ditentukan, salah satu dengan menggunakan rata-rata statistik persamaan keadaan dari substansi dan persamaan energi. Fisika statistik dileng-kapi dengan interpretasi tentang konsep entropi.

Mekanika statistik, tidak seperti teori kinetik, tidak mengulas secara detail anggapan tentang tumbukan molekul antar molekul atau molekul dengan permukaan dinding. Akan tetapi mengungkapkan fakta bahwa molekul-molekul yang sangat banyak dan sifat-sifat rata-rata sejumlah molekul yang besar yang dapat dihiutng tanpa informasi yang detail tentang molekul tertentu. Mekanika statistik menghindari perincian mekanis gerak melokular dan hanya berurusan segi energi molekul. Mekanika statistik sangat mengandalkan pada teori peluang, tetapi lebih sederhana matematiknya daripada teori kinetik walaupun konsepnya lebih sulit. Hanya keadaan setimbang saja yang dibahas.

Berbeda dengan teori kinetik, untuk memahami gejala-gejala thermodinamika dengan pendekatan yang lebih banyak memanfaatkan sifat-sifat statistik benda banyak. Molekul-molekul gas misalnya kita pelajari sebagai kumpulan benda banyak tanpa menghiraukan perangai masing-masing molekul satu persatu.

Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah yang kami sajikan adalah sebagai berikut.

Apakah yang dimaksud peluang thermodinamika?Bagaimana cara menggunakan pendekatan Stirling untuk menentukan peluang thermodinamika?Bagaimanakah penjabaran fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann?Apa yang dimaksud dengan fungsi partisi dan bagaimana fungsinya?Bagaimana menjabarkan energi internal dalam bentuk fungsi partisi?Bagaimanakah penjabaran untuk fungsi Helmhotz?Bagaimanakah hubungan antara entropi dengan peluang thermodinamika?

Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

Untuk mengetahui peluang thermodinamika.Untuk mengetahui cara menggunakan pendekatan Stirling untuk menentukan peluang thermodinamika.Untuk mengetahui penjabaran fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann.Untuk mengetahui fungsi partisi dan fungsinya.Untuk mengetahui penjabaran energi internal dalam bentuk fungsi partisi.Untuk mengetahui penjabaran untuk fungsi Helmhotz.Untuk mengetahui hubungan antara entropi dengan peluang thermodinamika.

Metode penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam menulis makalah ini adalah metode kajian pustaka. Penulis mengkolaborasikan buku-buku sumber dan sumber dari internet.

BAB II

PEMBAHASAN

Peluang Thermodinamika

Peluang termodinamika adalah jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, dan makrostate dinyatakan dengan W. Secara umum W adalah bilangan yang sangat besar.

Untuk memperdalam konsep tentang peluang termodinamika ini diberikan contoh sebagai berikut. Misalkan ada dua cell di dalam ruang fase ( i dan j), dan ada 4 titik fase a, b, c dan d. Misalkan Ni dan Nj menyatakan jumlah titik fase di dalam cell secara berturut-turut. Kemungkinan makrostate adalah :

Ni

4

3

2

1

0

Nj

0

1

2

3

4

Gambar 1

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada lima kemungkinan makrostate.

Kemungkinan susunan pertama adalah W1. Untuk W1 cell i berisi 4 titik fase dan cell j berisi 0 titik fase.Kemungkinan susunan kedua adalah W2. Untuk W2 cell i berisi 3 titik fase dan cell j berisi 1 titik fase.Kemungkinan susunan ketiga adalah W3. Untuk W3 cell i berisi 2 titik fase dan cell j berisi 2 titik fase.Kemungkinan susunan keempat adalah W4. Untuk W4 cell i berisi 1 titik fase dan cell j berisi 3 titik fase.Kemungkinan susunan kelima adalah W5. Untuk W5 cell i berisi 0 titik fase dan cell j berisi 1 titik fase.

Masing-masing makrostate di atas secara umum berkaitan dengan jumlah mikrostate yang berbeda. Mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, misalnya Ni = 3, Nj = 1, ditunjukkan pada gambar 2a dan kita lihat bahwa ada empat. Jadi, untuk makrostate ini W = 4.

bcd

cda

abc

dab

dbc

a

a

b

d

c

Cell iCell i

Cell jCell j

Gambar 2

Perubahan susunan atau urutan titik fase dalam cell tertentu dianggap tidak mengubah mikrostate. Hal ini berarti bahwa mikrostate pada gambar 2.b adalah sama dengan tabulasi pada kotak pertama pada gambar 2.a.

Jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu dapat dihitung dengan menulis kembali susunan yang berbeda atau permutasi titik fase di dalam makrostate, tidak termasuk permutasi yang semata-mata pertukaran susunan titik-titik di dlm cell tertentu.

Jumlah cara yang berbeda dalam mana suatu N dapat disusun dalam suatu urutan, atau permutasi adalah N!. Ini berarti ada N pilihan untuk pertama, (N-1) untuk kedua, (N-2) untuk ketiga, dan seterusnya sampai 1 pada pilihan terakhir. Jadi, jumlah permutasi untuk 4 huruf a, b, c, d, adalah 4! = 24. Hal ini tidak memberikan jumlah mikrostate dalam contoh di atas, karena melibatkan semua kemungkinan permutasi tiga titik di dalam cell i, yang mana ada 3!= 6. Jumlah total permutasi 24 dengan permutasi titik di dalam cell i, yang memberikan 24/6 = 4, yang sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan perhitungan.

Secara umum, jika ada N titik fase dan permutasi mungkin lebih dari satu cell, maka jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, atau peluang thermodinamika dari makrostate adalah :

=

=

!

!

...

!

!

!

!

W

3

2

1

i

N

N

N

N

N

N

(1)

Dengan menggunakan persamaan (1), maka atau peluang thermodinamika dari makrostate pada contoh tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.

1

!

0

!

4

!

4

)

0

=

Nj

4,

=

W(Ni

=

=

4

!

1

!

3

!

4

=

)

1

=

Nj

3,

=

W(Ni

=

6

!

2

!

2

!

4

=

)

2

=

Nj

2,

=

W(Ni

=

4

!

3

!

1

!

4

=

)

3

=

Nj

1,

=

W(Ni

=

1

!

4

!

0

!

4

=

)

4

=

Nj

0,

=

W(Ni

=

Berdasarkan distribusi peluang thermodinamika di atas, ada 16 kemungkinan mikrostate yang berkaitan dengan ke lima makrostate. Sedangkan peluang thermodinamika terbesar adalah 6, untuk makrostate Ni = 2, Nj = 2.

Jika titik-titik fase a, b, c, dan d, bergeser secara kontinu, maka semua mikrostate bergeser dengan frekuensi yang sama, makrostate yang pertama dan yang kelima masing-masing akan diamati 1/16 kali, makrostate ke dua dan keempat masing-masing 1/4 kali, dan makrostate ke tiga akan diamati 3/8 kali.

Penggunaan Pendekatan Stirling Untuk Menentukan Peluang Thermodinamika

Jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, atau peluang thermodinamika dari makrostate (W), untuk kasus gas dimana jumlah N dan semua Ni adalah sangat besar. Faktorial untuk jumlah bilangan yang besar dapat dilakukan dengan pendekatan Stirling yang akan kita turunkan berikut ini. Logaritme asli (alamiah) dari x faktorial adalah :

ln (x!) = x ln x - x + 1 = x ln x - x

ln 5

ln 4

ln 3

ln 2

ln 3

ln 2

Harga logaritme ini secara exact sama dengan luas daerah di bawah kurva tangga yang ditunjukkan dengan garis putus-putus pada gambar 3, antara x = 1 dan x = x, karena masing-masing segiempat lebarnya satu satuan dan tinggi yang pertama ln 2, tinggi yang kedua ln 3, dst.

Gambar 3

y

y = ln x

0 1 2 3 4 5 6 7 8 x

Dari gambar dapat dilihat jarak antara:

titik x = 1 dan titik x = 2 adalah 1titik x = 1 dan titik x = 2 adalah 1titik x = 1 dan titik x = 2 adalah 1

Luas segiempat dengan dasar x = 1 sampai x = 2 adalah ln 2. Luas segiempat dengan dasar x = 2 sampai x = 3 adalah ln 3. Luas segiempat dengan dasar x = 3 sampai x = 4 adalah ln 4 dan seterusnya. Jadi luas daerah di bawah grafik adalah ln 2 + ln 3 + ln 4 +......= ln x!.

Luas daerah di bawah kurva pada gambar 3 secara aproksimasi sama dengan luas kurva di bawah fungsi y = ln (x) dengan batas-batas yang sama dengan kurva tangga. Secara pendekatan untuk x yang besar, diperoleh :

1

+

x

-

ln x

x

=

dx

ln(x)

=

)

(x!

ln

x

0

Untuk x besar faktor 1 dapat diabaikan, dengan demikian:

ln(x!)= x ln x - x (2)

Formula ini dikenal dengan Pendekatan Stirling.

Untuk kasus jumalah partikel yang mendekati orde 1023 digunakan pendekatan Stirling, yaitu dengan formulasi sebagai berikut.

(3)

Dengan mengambil logaritma dari persamaan (3), diperoleh

(4)

Bentuk persamaan (2) dan (3) dalam persamaan (4), dengan persamaan Starling persamaan (2) menjadi:

(5)

dengan Ni = N.

Sekarang seiring dengan perubahan waktu dan titik fase di dalam cell dari ruang fase berubah, jumlah Ni akan berubah. Jika sistem dalam keadaan peluang thermodinamika maksimum (Wo) variasi pertama Wo muncul dari variasi Ni. Dalam hal variasi Ni adalah nol. Kita akan menggunakan simbul untuk menyatakan perubahan kecil yang muncul dari gerak kontinu titik fase di dalam ruang fase. Jika peluang thermodinamika Wo adalah maksimum, maka logaritmenya juga maksimum, dengan demikian untuk peluang maksimum adalah:

0

=

)

(Wo

ln

d

Karena N konstan maka:

Dengan konstan, maka persamaan di atas menjadi:

(6)

Persamaan (6) merupakan peluang termodinamika maksimum dengan menggunakan pendekatan Stirling.

Fungsi Distribusi Maxwell-Boltzmann

Penentuan fungsi distribusi statistik Maxwell-Bolzman

Peluang thermodinamika

Persamaannya:

(7)

Jumlah partikel total:

(8)

Energi internal total

= 0(9)

Dikombinasikan pengali lagrange tak tentu.

Persamaan (8) dikalikan (), persamaan (9) dikalikan dengan , dan dijumlahkan dengan persamaan (7), maka

= 0

+

(10)

Fungsi Partisi

Sesuai dengan persamaan (10) yaitu persamaan Maxwell-Boltzmann Sebagai perbandingan dengan hasil teori statistik yang akan dikembangkan selanjutnya, kita definisikan kuantitas A sebagai A

1/ , sehingga kita dapat menuliskan :

i

w

i

Ae

w

A

b

b

1

)

exp(

1

=

Ni

=

(11)

Konstanta dapat diperoleh dari hubungan :

N = Ni = exp(-wi) (12)

Kuantitas exp(-wi)memegang peranan penting di dalam teori statistik. Kuantitas itu disebut fungsi partisi atau jumlah keadaan dan dinyatakan dengan Z (bahasa Jerman, Zustandssumme).

Z = exp(-wi) (13)

dari:

N = exp(-wi)

= Z

sehingga:

= N / Z

Jumlah partikel di dalam cell ke i, di dalam keadaan peluang thermodinamika maksimum dinyatakan dengan :

Z

N

=

Ni

exp(-wi) (14)

Energi Internal dalam Bentuk Fungsi Partisi

Persamaan (13) menyatakan jumlah titik fase Ni di dalam cell ke i di dalam ruang fase untuk makrostate dengan peluang maksimum. Dari sudut pandang thermodinamika, keadaan seimbang untuk sistem tertutup memiliki entropi maksimum. Jika sistem tidak seimbang maka akan terjadi perubahan dalam sistem sampai entropi maksimum tercapai. Jadi, di dalam keadaan seimbang baik entropi dan peluang thermodinamika mempunyai harga maksimum, yang mana akan dapat digunakan sebagai dasar memprediksi korelasinya. Kita mengasumsikan bahwa entropi sebanding dengan logaritme probabilitas thermodinamika. Dengan demikian dapat dituliskan :

S = k ln W (15)

dengan k konstanta pembanding yang akan diidentifikasi nanti (tidak lain adalah konstanta Boltzmann).

Dari sudut pandang Mekanika statistik dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan entropi di dalam sistem tertutup adalah sebagai konsekuensi kecenderungan alamiah sebuah sistem dari keadaan kurang mungkin menjadi lebih mungkin.

Konsep peluang lebih sering digunakan di dalam istilah lain seperti ketidakteraturan sistem. Semakin besar ketidakteraturan, maka semakin besar peluang thermodinamika dan semakin besar entropinya. Derajat keteraturan terbesar dari titik fase gas di dalam ruang fase tercapai jika semua berada di dalam sebuah cell, yakni jika semuanya di dalam volume yang sangat kecil di dalam ruang biasa dan semua bergerak dengan kecepatan sama. Peluang thermodinamika W mempunyai nilai minimum satu dan entropi k ln w adalah nol. Lebih banyak partikel yang terpancar keluar di dalam ruang biasa, dan lebih besar kecepatan yang terpancar dalam ruang kecepatan, maka lebih besar ketidakteraturan dan lebih besar entropinya.

Dengan meninjau sebuah contoh, misalkan sebuah bejana dibagi menjadi dua bagian sama yang dipisahkan dengan sebuah partisi. Kedua bagian bejana tadi diisi dengan jumlah molekul yang sama dari gas yang berbeda. Sistem mempunyai derajat keteraturan tertentu untuk semua molekul pada masing-masing sisi dari partisi. Jika partisi sekarang dihilangkan, gas menyebar secara difusi ke sisi yang lain, dan akhirnya ke dua molekul-molekul terdistribusi secara uniform ke seluruh ruang volume. Dari awal, keteraturan tak muncul dan sistem tidak teratur, atau ketidakteraturan telah meningkat. Demikian pula entropinya bertambah, karena volume ditempati oleh masing-masing gas yang telah rangkap (pada temperatur konstan, jika gas adalah ideal).

Dalam ekspansi adiabatik reversibel dari gas, volume bertambah tetapi temperatur berkurang. Entropi yang tersisa adalah konstan, dengan demikian ketidakteraturan juga tetap. Peningkatan ketidakteraturan sebagai akibat penambahan volume dikonpensasi dengan penurunan ketidakteraturan akibat dari pemancaran kecepatan yang lebih kecil pada suhu yang lebih rendah.

Menurut hukum thermodinamika, proses ini hanya dapat terjadi di dalam sistem tertutup untuk entropi yang membesar atau di dalam limit yang tersisa konstan. Setiap proses dalam mana entropi akan berkurang merupakan sesuatu yang dilarang. Kita lihat bahwa penjelasan statistik menginterpretasikan entropi merupakan pernyataan dogmatis yang harus dimodifikasi. Misalkan sebuah sistem dalam keadaan peluang thermodinamika maksimum atau entropi maksimum. Keadaan ini bukanlah statis karena perubahan kontinu titik fase di dalam ruang fase. Kadang-kadang sebuah keadaan akan menghasilkan peluang dan juga entropi kurang dari harga maksimum. Perubahan kecil lebih mungkin daripada perubahan besar, namun perubahan besar tersebut tidak mungkin. Kita akan membahas permasalahan ini lebih detail di dalam topik fluktuasi.

Marilah kembali pada persamaan (15) S = k ln W. Berdasarkan persamaan (5) dan persamaan (12), maka diperoleh :

ln W = N ln N - Ni ln Ni

= N ln N - Ni (ln N - ln Z - wi)

= N ln N - ln N Ni-lnZNi- wiNi

Karena Ni = N dan wi Ni sama dengan energi internal U. Dengan demikian :

S = k ln W = Nk ln Z + kU (16)

Berdasarkan uraian di atas, konsep temperatur tidak muncul di dalam pengembangan teori statistik. Hal itu sekarang dapat dikemukakan sebagai berikut.

Berdasarkan prinsip thermodinamika dari hubungan :

T

=

V

S

U

, atau

T

1

=

V

U

S

(17)

Berdasarkan pers (17), maka diperoleh :

S

U

V

=

kU

+

k

+

U

U

Z

Z

Nk

V

b

b

b

b

Mengingat

-

=

Wi

Z

b

exp

-

=

Wi

e

b

(

)

(

)

(

)

Wi

Z

Wi

Wi

Z

V

-

=

-

-

=

.

exp

b

b

Sedangkan

=

Wi

N

U

i

N

U

Wi

=

Sehinga

(

)

Wi

Z

Z

V

-

=

b

N

ZU

N

U

Z

-

=

-

=

Dengan demikian

S

U

V

=

kU

+

k

+

U

U

Z

Z

Nk

V

b

b

b

b

V

U

U

U

U

N

ZU

Z

Nk

+

-

b

b

b

b

b

b

kU

+

k

kU

-

kU

+

k

+

V

V

S

U

V

= k(18)

Berdasarkan persamaan (17) dan (18), maka diperoleh :

= 1/kT(19)

Sekarang konstanta dapat ditentukan. Dengan demikian seperangkat persamaan yang melibatkan dapat ditulis kembali yaitu :

Jumlah titik-titik di dalam cell ke i dapat dinyatakan dalam bentuk T .

Ni =

N

Z

exp(-wi/kT)(20)

dengan Z menyatakan fungsi partisi, yang dirumuskan sebagai :

Z = exp(-wi/kT) (21)

Energi internal sistem U adalah :

U = wi Ni =

N

Z

)

/

-

(

kT

w

exp

w

i

i

(22)

Turunan Z terhadap T adalah

(

)

-

=

kT

Wi

Wi

kT

dT

dZ

exp

1

2

Sehingga

(

)

dT

dZ

dT

dZ

kT

Wi

Wi

Z

N

U

-

=

exp

(

)

(

)

dT

dT

dZ

NkT

dT

dZ

kT

Z

N

dT

dZ

kT

Wi

Wi

kT

kT

Wi

Wi

Z

N

U

1

exp

1

exp

2

2

2

=

=

-

-

=

dT

Z

NkT

U

ln

2

=

(23)

Dengan mesubsitusi persamaan 23 ke persamaan 16, sehingga diperoleh persamaan

T

U

Z

Nk

S

+

=

ln

Fungsi Helmhotz

Fungsi Helmholtz dinyatakan dengan persamaan:

F = U TS(24)

Jika fungsi dinyatakan dengan fungsi partisi Z, maka fungsi Helmholtz dapat dinyatakan dengan:

F = U TS

= U T (N k Ln Z +

T

U

)

= U N k T ln Z U

= - N k T ln Z(25)

Hubungan Antara Entropi dengan Peluang Thermodinamika

Dalam sistem tertutup, di mana terjadi keseimbangan, entropinya akan maksimum. Persamaan (21) dapat menyatakan untuk Ni dalam cell i dari phase space di mana makrostatetnya memiliki peluang termodinamikanya (W) memiliki harga maksimum. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam sistem tertutup entropi dan peluang termodinamikanya maksimum. Jika entropi ditandai dengan S dan peluang tremodinamika ditandai dengan W, maka hubungan S dan W dapat dituliskan sebagai berikut.

S = k ln W(26)

Dari sudut pandang Mekanika statistik dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan entropi di dalam sistem tertutup adalah sebagai konsekuensi kecenderungan alamiah sebuah sistem dari keadaan kurang mungkin menjadi lebih mungkin.

Konsep peluang lebih sering digunakan di dalam istilah lain seperti ketidakteraturan sistem. Semakin besar ketidakteraturan, maka semakin besar peluang thermodinamika dan semakin besar entropinya. Derajat keteraturan terbesar dari titik fase gas di dalam ruang fase tercapai jika semua berada di dalam sebuah cell, yakni jika semuanya di dalam volume yang sangat kecil di dalam ruang biasa dan semua bergerak dengan kecepatan sama. Peluang thermodinamika W mempunyai nilai minimum satu dan entropi k ln w adalah nol. Lebih banyak partikel yang terpancar keluar di dalam ruang biasa, dan lebih besar kecepatan yang terpancar dalam ruang kecepatan, maka lebih besar ketidakteraturan dan lebih besar entropinya.

Hanya perbedaan pada energi internal dan entropi yang ada di dalam thermodinamika, metode statistik mencakup kedua pernyataan ini tanpa memerlukan konstanta tak tentu.

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Simpulan dari pembahasan pada bab II adalah sebagai berikut.

Peluang termodinamika adalah jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, dan makrostate dinyatakan dengan W. Secara umum W adalah bilangan yang sangat besar. Persamaan merupakan peluang termodinamika maksimum dengan menggunakan pendekatan Stirling. Fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann dirumuskan sebagai berikut.

Kuantitas exp(-wi)memegang peranan penting di dalam teori statistik. Kuantitas itu disebut fungsi partisi atau jumlah keadaan dan dinyatakan dengan Z (bahasa Jerman, Zustandssumme).

Z = exp(-wi)

Energi internal sistem U dinyatakan dengan persamaan :

U = wi Ni =

N

Z

)

/

-

(

kT

w

exp

w

i

i

Fungsi Helmotz, jika dinyatakan dalam bentuk fungsi partisi diperoleh:

F = - N k T ln Z

Jika entropi ditandai dengan S dan peluang tremodinamika ditandai dengan W, maka hubungan S dan W dapat dituliskan sebagai berikut.

S = k ln W

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Statistik Maxwell-Boltzmann. Tersedia pada: http://tech.groups.yahoo.com/group/kuliah-tasrief/message/2007.

Ngurah, A. A. G. 2005. Fisika statistik II. Bahan perkuliahan. IKIP N Singaraja. Tidak diterbitkan.

Sujanem, R. 2004. Fisika Statistik Bagian 2. Buku ajar. IKIP N Singaraja. Tidak diterbitkan.