Makalah Hukum Lingkungan Dalam Kaitannya Dengan Ekologi

Embed Size (px)

Citation preview

Hukum Lingkungan dalam Kaitannya dengan Ekologi

Oleh : Ni Made P.J. (080810757), Septiyan Handayani (080810758), Ayutyaningrum (080810755), Praditya Sigit (080810754), Giverson Dietrict (080810756), Rison Rinaldi (080810753) Prodi Ilmu dan Teknologi Lingkungan

Abstrak: Suatu tatanan kehidupan memerlukan adanya aturan sehingga tercipta suatu keseimbangan. Seperti halnya dalam hubungan antara manusia dengan lingkungannya dimana terdapat ilmu tersendiri yang khusus mempelajari mengenai interaksi antara manusia dengan lingkungan yakni ekologi. Ekologi sendiri merupakan suatu ilmu interdisiplin dimana dalam meninjau permasalahan-permasalahan dalam ekolgi dapat dipandang dari banyak disiplin ilmu, tidak hanya ilmu alam tetapi juga ilmu sosial. Ekologi berkaitan dengan lingkungan hidup. Lingkungan hidup merupakan tempat manusia melakukan segala aktivitas kehidupannya dan disinilah dapat dilihat keterkaitan antara keduanya. Namun kemudian muncul berbagai permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh perilaku manusia atau kelompok manusia yang merusak lingkungan. Perilaku ini menimbulkan sebuah permasalahan kompleks yang perlu untuk ditangani. Keberadaan hukum yang merupakan suatu peraturan yang bersifat memaksa sangat diperlukan untuk dapat memperkecil perilaku buruk manusia terhadap lingkungan khususnya di Indonesia. Melalui Undang-Undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diterapkan di Indonesia diharapkan mampu mengurangi permasalahan lingkungan yang terjadi di tanah air ini. Kata kunci: Hukum Lingkungan, Ekologi, Penerapan Hukum Lingkungan Pendahuluan Hukum erat sekali hubungannya dengan biologi dan budaya. Manusia membuat hukum dengan dasar dan untuk biologinya. Sebagai makhluk hidup, manusia bekerja dan berjuang untuk mempertahakannya biologinya, eksistansinya dan kelestariannya. Dalam bertahan hidup, baik individual, kelompok maupun spesies memerlukan aturan-aturan, yang pada hewan timbul intinktif, tetapi pada manusia dipengaruhi oleh kebudayaan. Peradaban yang terus berkembang perlu disesuaikan dengan adanya aturan yang lebih kompleks, sehingga diciptalah sistem hukum. Sistem ini terungkap dalam adat, agama, etika, dan perundang-undangan, yang mengatur sanksi sisial, moral, dan religius (Sudarsono, 2008). Sistem hukum kini memuat berbagai bidang yang memerlukan suatu aturan yang bersifat memaksa, salah satunya adalah mengenai lingkungan hidup. Bicara tentang lingkungan, hal ini

berkaitan dengan salah satu cabang ilmu biologi yakni ekologi. Ekologi secara umum dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan hidup merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber penunjang hidup bagi manusia dan makluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningakatan kualitas hidup itu sendiri ( Kementerian Lingskungan Hidup, UU No. 23 Tahun 1997) Setiap negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia terus-menerus melakukan pembangunan sebab pembangunan merupakan pertumbuhan ekonomi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan. Dalam mengejar pertumbuhan ekonomi ini, sering terjadi pacuan pertumbuhan yang seringkali menimbulkan dapat yang tidak terduga terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosial. Pembangunan yang dilakukan dengan menggali dan mengekslorasi sumber daya alam sering kali tanpa pemerdulikan lingkungan, sehingga menyebabkan memburuknya kondisi lingkungan dan menimbulkan berbagai masalah. Hal tersebutlah yang menyebabkan di era globalisasi seperti sekarang ini, muncul berbagai permasalahan lingkungan yang mengancam kehidupan umat manusia di seluruh dunia begitu juga di Indonesia, seperti global warming. Untuk itu adanya suatu aturan yang dapat mengatur perilaku manusia terhadap lingkungan sehingga fungsi dari lingkungan hidup tetap lestari sangat diperlukan. Dalam makalah ini akan dikaji bagaimana interaksi anatara manusia terhadap lingkungan dengan adanya suatu peraturan berupa hukum yakni hukum lingkungan yang mendasari keterkaitan tersebut. Hukum Lingkungan di Indonesia Hukum lingkungan dalam bidang ilmu hukum, merupakan salah satu bidang ilmu hukum yang paling strategis karena hukum lingkungan mempunyai banyak segi yaitu segi hukum administrasi, segi hukum pidana, dan segi hukum perdata. Dengan demikian, tentu saja hukum lingkungan memiliki aspek yang lebih kompleks. Sehingga untuk mendalami hukum lingkungan itu sangat mustahil apabila dilakukan seorang diri, karena kaitannya yang sangat erat dengan segi hukum yang lain yang mencakup pula hukum lingkungan di dalamnya. Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai hukum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), di mana lingkungan mencakup semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia serta jasadjasad hidup lainnya. Dalam pengertian secara modern, hukum lingkungan lebih berorientasi pada lingkungan atau Environment-Oriented Law, sedang hukum lingkungan yang secara klasik lebih menekankan pada orientasi penggunaan lingkungan atau Use-Oriented Law. Di Indonesia, hukum mengenai lingkungan yang pertama kali muncul adalah UndangUndang (UU) Republik Indonesia No. 4 Tahun 1982 (UULH) tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup kemudian disempurnakan dan diganti dengan UU No. 27 Tahun

1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). Adapun latar belakang dibuatnya UUPLH adalah: 1. Lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa merupakan ruang atau tempat tinggal bagi kehidupan kita. 2. Dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan manusia, perlu dilakukan dengan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan, dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan. 3. Perlu dilakukan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang. 4. Penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan harus didasarkan pada norma hokum dengan memperhatikan tingkat kesadaran masayrakat dan perkembangan lingkungan global serta hokum internasional. Di sampig itu terdapat Peraturan Pemerintah (PP) yang berlaku saat ini berkaitan dengan lingkungan yakni PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang berlaku mulai bulan November tahun 2000. Dalam perkembengannya, kita mengenal dua macam hokum lingkungan, yaitu hukum lingkungan modern dan klasik. Dalam hukum lingkungan modern, ditetapkan ketentuan dan norma-norma guna mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi untuk menjamin kelestariannya agar dapat secara langsung terus-menerus digunakan oleh generasi sekarang maupun generasi-generasi mendatang. Hukum Lingkungan modern berorientasi pada lingkungan, sehingga sifat dan waktunya juga mengikuti sifat dan watak dari lingkungan itu sendiri dan dengan demikian lebih banyak berguru kepada ekologi. Dengan orientasi kepada lingkungan ini, maka Hukum Lingkungan Modern memiliki sifat utuh menyeluruh atau komprehensif integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifat dan wataknya yang luwes. Sebaliknya Hukum Lingkungan Klasik menetapkan ketentuan dan norma-norma dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan dan eksploitasi sumber-sumber daya lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna mencapai hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka waktu yang sesingkat-singkatnya. Hukum Lingkungan Klasik bersifat sektoral, serta kaku dan sukar berubah. Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan, bahwa sistem pendekatan terpadu atau utuh harus diterapkan oleh hukum untuk mampu mengatur lingkungan hidup manusia secara tepat dan baik, sistem pendekatan ini telah melandasi perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia. Drupsteen mengemukakan, bahwa Hukum Lingkungan (Millieu recht) adalah hukum yang berhubungan dengan lingkungan alam (Naturalijk milleu) dalam arti seluas-luasnya. Ruang lingkupnya berkaitan dengan dan ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan. Mengingat pengelolaan lingkungan dilakukan terutama oleh Pemerintah, maka Hukum Lingkungan sebagian besar terdiri atas Hukum Pemerintahan (bestuursrecht). Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan lingkungan hidup, dengan demikian hukum lingkungan pada hakekatnya merupakan suatu bidang hukum

yang terutama sekali dikuasai oleh kaidah-kaidah hukum tata usaha negara atau hukum pemerintahan. Untuk itu dalam pelaksanaannya aparat pemerintah perlu memperhatikan asasasas umum pemerintahan yang baik. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan kebijaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan pengelolaan lingkungan hidup. Pengertian Ekologi Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. (wikipedia.com/ekologi, 17 Juni 2009) Penerapan Hukum Lingkungan di Indonesia Mewujudkan supremasi hukum melalui upaya penegakan hukum serta konsisten akan memberikan landasan kuat bagi terselenggaranya pembangunan, baik dibidang ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan. Namun dalam kenyataan untuk mewujudkan supremasi hukum tersebut masih memerlukan proses dan waktu agar supremasi hukum dapat benar-benar memberikan implikasi yang menyeluruh terhadap perbaikan pembangunan nasional. Dalam hubungan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, penegakan hukum dibidang lingkungan hidup dapat diklasifikasikan kedalam 3 (tiga) kategori yaitu : 1. Penegakan hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Administrasi / Tata Usaha Negara. 2. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Perdata. 3. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Pidana. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya penegakan hukum terhadap unit usaha/ kegiatan yang tidak melalukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dengan baik, karena upaya pengelolaan lingkungan hidup sebagai bagian yang integral dari upaya pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Penegakan hukum lingkungan secara konsekuen

tentunya perlu keseriusan dari seluruh lepisan masyarakat sehingga permasalahan lingkungan dapat diminimalisasikan (Siti Sundari Rangkuti, 2003). Salah satu kasus yang sering dihadapi dalam permasalahan lingkungan di Indonesia adalah mengenai perlindungan hutan. Masalah yang paling sering dihadapi dalam melindungi hutan dan sumber daya alam lainnya adalah tidak tegasnya undang-undang yang ada saat ini dalam penegakan hukumnya. Memang dalam undang-undang tersebut telah diformulasikan beberapa cara dalam upaya penegakan hukum yang mulai dari upaya perdata, pidana bahkan legal standing. Memang karena banyaknya cara dalam penegakan hukum lingkungan maka saat suatu masalah lingkungan dihadapkan ke persidangan seringkali penyelesaiannya tidak sesuai dengan harapan masyarakat umum. Beberapa kasus yang diharapkan diputus sedemikian berat atas perusakan lingkungan baik berupa penebangan hutan dan pembuangan limbah seringkali tidak membawa efek jera atas tindakan tersebut. Keberadaan UULH diarahkan agar hutan dan semua SDA yang ada di bumi Indonesia dapat perlindungan dengan segala aturan yang telah ada saat ini. Memang dalam membicarakan suatu hukum berlaku baik atau tidak telah menganulir segala permasalahan yang ada harus dilihat dari tiga sisi, yakni sisi substansi hukum, aparatur hukum yang ada dalam setiap proses yang ada serta budaya hukum yang hidup dalam masyarakat itu sendiri (Otto Sumarwoto, 2004). Penutup Di Indonesia, terjadi beberapa permasalahan berkaitan dengan lingkungan. Di beberapa daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti hutan terjadi kasus illegal loging yang menyebabkan berkurangnya lahan hutan di Indonesia. Selain itu, di wilayah perkotaan, kesadaran masyarakat akan lingkungan yang bersih dan sehat juga semakin berkurang, pengelolaan sampah dan limbah yang tidak serius, dan penggunaan bahan-bahan kimia yang tidak bersahabat dengan ligkungan. Ditinjau dari aspek ekologi, dapat dilihat bahwa manusia sudah mengeksplorasi habis-habisan lingkungannya tanpa mempedulikan masa depan lingkungan tersebut atau dengan kata lain interaksi antara manusia denga lingkungan tidak berjalan dengan baik. Dengan adanya hukum tentang lingkungan tentunya diharapkan permasalahanpermasalahan lingkungan yang terjadi dapat dikurangi. Mengingat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dapat ditumbuhkan dengan adanya hukum yang mengatur.

KEPUSTAKAAN Anonim. 2004. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta. Otto Sumarwoto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Djambatan. Siti Sundari Rangkuti. 2003. Instrumen Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup. Seminar Pemikiran Perubahan UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta. Sudarsono, S.H. 2007. Menuju Kemapanan Lingkungan Hidup Regional Jawa yang Beradab dan Berbudaya. Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Jawa, Kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. www.wikipedia.com/ekologi (diakses tanggal 17 Juni 2009)

DAFTAR NAMA dan TANDA TANGAN ANGGOTA KELOMPOK NO NAMA TANDA TANGAN

1.

Ni Made Pertiwi Jaya

2.

Septiyan Handayani

3.

Ayutyaningrum

4.

Praditya Sigit

5.

Giverson Dietrict

6.

Rison Rinaldi