38
PENDAHULUAN HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang

Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

haive

Citation preview

Page 1: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

PENDAHULUAN

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat

menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4

sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak

dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak

Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah

putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka

ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah

kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang

merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk

hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang

mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau

menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel

darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.

Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi

AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS

yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum

maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit

AIDS.

Page 2: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

KASUS

Pria 35 tahun berobat ke Rumah sakit karena diare hilang timbul selama 4 minggu.

Riwayat penyakit sekarang:

Dalam 3-4 minggu ini pasien merasa demam ringan, batuk-batuk berdahak,

merasa letih,dan berat badan turun dalam 3 bulan terakhir ini. Nafsu makan menurun.

Hingga sejak 2 minggu lalu pasien sering diare hilang timbul, perut mulas, feces terdapat

lendir dan darah. pasien hanya minum obat warung untuk mengobati penyakitnya.

Riwayat penyakit dahulu:

Selama 1 tahun terakhir ini ia sering mengalami batuk, pilek dan radang

tenggorokan. Yang bila berobat ke dokter sembuh, kemudian terulang kembali. ia juga

mengeluh sering sariawan. Pasien belum menikah,pernah memakai jasa seks komersial.

Pemeriksaan Fisik

Tanda vital

Suhu : 37,5o C

Denyut nadi : 90x/menit

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Pernafasan : 24x/menit

BB : 50 kg

TB : 165 cm

Keadaan umum

Kesan sakit : tampak sakit berat

Kesadaran : compos mentis

Mata : konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik, mata cekung

THT : oral thrush (+), bibir kering

Toraks

Paru-paru : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Jantung : SIS2 regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : Supel, nyeri tekan(-), bising usus (+) meningkat, turgor cukup.

1

Page 3: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

Ekstremitas : Akral hangat,edema -/-,CRT (capillary refill time)<2”

Pemeriksaan Laboratorium:

Hb 11,5 g/dL, Ht 40%, Eritrosit 4jt /uL, Trombosit 170.000/uL, LED 30mm/jam

Hitung jenis : 0/3/4/70/15/8

Anti HIV reaktif, CD4 T cell 200/uL

Rontgen thorax: infiltrat pada kedua apex pulmo

2

Page 4: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

PEMBAHASAN KASUS

I. Identitas

Nama : -

Umur : 35 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum menikah

II. Anamnesis

Keluhan utama

Diare hilang timbul selama 4 minggu.

Mekanisme terjadinya diare secara umum:

A. Diare Sekretorik

Hal ini biasanya disebabkan oleh zat yang merangsang terjadinya

peningkatan sekresi, baik dari luar (misalnya toksin kolera) atau dari

dalam (pada penyakit inklusi mikrovili kongenital). Pada diare jenis ini

terjadi penurunan penyerapan dan peningkatan sekresi air dan transport

elektrolit ke dalam usus. Fesesnya akan berupa cairan dengan

osmolaritas yang normal (= 2x [Na + K]), dan tidak ditemukan adanya sel

lekosit (sel darah putih). Contoh diare jenis ini adalah diare karena

penyakit kolera, E. coli toxigenik, karsinoid, neuroblastoma, diare klorida

kongenital, Clostridium difficile, dan cryptosporidiosis (AIDS). Diare jenis

ini tidak akan berhenti meskipun penderita puasa.

B. Diare Osmotik

Diare jenis ini terjadi karena kita menelan makanan yang sulit diserap,

baik karena memang makanan tersebut sulit diserap (magnesium, fosfat,

laktulosa, sorbitol) atau karena terjadi gangguan penyerapan di usus

(penderita defisiensi laktose yang menelan laktosa). Karbohidrat yang

tidak diserap di usus ini akan difermentasi di usus besar, dan kemudian

3

Page 5: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

akan terbentuk asam lemak rantai pendek. Meskipun asam lemak rantai

pendek ini dapat diserap oleh usus, tetapi jika produksinya berlebihan,

akibatnya jumlah yang diserap kalah banyak dibandingkan jumlah yang

dihasilkan, sehingga menyebabkan peningkatan osmolaritas di dalam

usus. Peningkatan osmolaritas ini akan menarik air dari dalam dinding

usus untuk keluar ke rongga usus. Akibatnya, terjadi diare cair yang

bersifat asam, dengan osmolaritas yang tinggi (> 2x[Na + K]), tanpa

disertai adanya leukosit di feses. Contoh diare jenis ini adalah diare pada

penderita defisiensi enzym laktase yang mengkonsumsi makanan yang

mengandung laktosa. Ciri diare jenis ini adalah diare akan berhenti jika

penderita puasa (menghentikan memakan makanan yang menyebabkan

diare tersebut).

C. Peningkatan gerak usus

Peningkatan gerak usus yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan

waktu transit makanan di usus. Infeksi usus dapat menyebabkan diare

jenis ini. Feses yang terbentuk biasanya sedikit cair, lembek, sampai

menyerupai bentuk feses normal dengan volume yang tidak terlalu besar.

Contoh diare jenis ini adalah diare pada thyrotoksikosis dan sindrom

iritasi saluran cerna.

D. Peningkatan gerak usus.

Diare ini terjadi karena terjadi gangguan neuromuskular, dapat

disebabkan oleh pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan. Feses yang

dihasilkan biasanya sedikit cair, lembek, sampai menyerupai bentuk feses

normal. Contoh diare jenis ini adalah pada keadaan pseudo-obstruksi.

E. Penurunan permukaan usus

Penurunan permukaan usus ini akan menyebabkan gangguan pergerakan

dan osmolaritas usus. Feses pada diare ini berbentuk cair, dan untuk tata

laksananya kadang membutuhkan penambahan nutrisi yang mungkin

4

Page 6: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

perlu diberikan secara parenteral. Contoh diare jenis ini adalah diare

pada penyakit celiac dan enteritis karena rotavirus.

F. Terjadi invasi patogen mukosa usus

Invasi patogen pada mukosa usus akan menyebabkan reaksi peradangan,

penurunan penyerapan di usus, dan peningkatan gerak usus. Feses yang

dihasilkan biasanya disertai darah yang dapat dilihat dengan jelas

(dengan mata telanjang) atau dengan bantuan mikroskop (terlihat

adanya sel darah merah). Contoh diare jenis ini adalah diare yang

disebabkan oleh infeksi kuman Salmonela, Shigela, Yersinia,

Campylobacter, atau infeksi amuba.

Riwayat penyakit Sekarang

Dalam 3-4 minggu ini pasien merasa demam ringan,batuk-batuk

berdahak,merasa letih,dan berat badan turun dalam 3 bulan terakhir ini. Nafsu makan

menurun. Hingga sejak 2 minggu lalu pasien sering diare hilang timbul, perut mulas,

feces terdapat lendir dan darah. pasien hanya minum obat warung untuk mengobati

penyakitnya.

Demam karena adanya infeksi.

Diare yang berdarah dan berlendir dapat digunakan sebagai penanda

kecurigaan terhadap disentri.

Mekanisme batuk :

5

Page 7: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

Anamnesis tambahan:

Sejak kapan?demam dan letih? Pagi hari/malam hari?

Sejak kapan gejala batuk itu ada ?

Bagaimana frekuensi batuk ?

Adakah rasa tidak nafsu makan (anoreksia) dan berat badan turun?

Berapa berat badan sebelumnya?

Sejak kapan diare?sudah berapa lama?

Bagaimana bentuk feces nya apakah terdapat darah dan lendir?

Riwayat penyakit dahulu:

Selama 1 tahun terakhir ini ia sering mengalami batuk,pilek dan radang

tenggorokan. Yang bila berobat ke dokter sembuh, kemudian terulang kembali.ia juga

mengeluh sering sariawan .Pasien belum menikah, pernah memakai jasa seks komersial.

Batuk sudah lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan

berturut-turut, disebut batuk kronis atau batuk kronis berulang.

Timbul karena influenza atau yang juga biasa lebih dikenal dengan

nama Flu dan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus

RNA dari famili Orthomyxoviridae.

Sariawan yang sifatnya berulang (rekuren) yang akibatnya sangat

mengganggu. Jika sering, sariawan ini bisa karena kanker mulut. Hal ini akan

sangat berbahaya karena bisa menimbulkan kematian.

Memakai jasa pekerja seks

Banyak penyakit yang di tularkan akibat memakai jasa seks komersial,yaitu:

AIDS (ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME) / HIV

* Penyakit akibat hubungan intim yang serius ini, menyebabkan tidak

bekerjanya sistim kekebalan tubuh.

* Tidak ada gejala yang nyata tanpa penelitian darah.

* Dapat menyebabkan kematian setelah sepuluh tahun setelah terinfeksi

virus HIV.

6

Page 8: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

* Disebarkan melalui hubungan intim.

GONORRHEA & CHLAMYDIA

* Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa

minggu setelah hubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini.

* Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria.

* Buang air kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat atau

tidak terasa sama sekali.

HERPES

* Disebabkan oleh virus, dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan.

* Gejala timbul antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan intim dengan

penderita penyakit ini.

* Gejala awal muncul seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang

kecil dan berair

* Dalam 5 sampai 10 hari gejala hilang.

III. Pemeriksaan fisik

Tanda vital

Suhu : 37,5o C demam subfebris, karena infeksi virus

Denyut nadi : 90x/menit normal

Tekanan darah : 100/70 mmHg rendah

Pernafasan : 24x/menit pasien takipnoe, karena peningkatan suhu tubuh

BB : 50 kg

TB : 165 cm underweight

Interpretasi Hasil

Pasien ini mengalami demam yang tinggi, peningkatan suhu dapat

meningkatkan frekuensi denyut jantung 24x/menit sehingga pasien ini mengalami

takipnoe.

Keadaan umum

Kesan sakit : tampak sakit berat

7

Page 9: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

Kesadaran : compos mentis

Interpretasi Hasil

Pasien tampak sakit berat kemungkinan karena menahan sakit akibat

demam, batuk maupun perutnya yang mulas.

Status Generalis

Mata : konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik, mata cekung

konjungtiva pucat akibat anemia.

THT : oral thrush (+), bibir kering

Oral thrush biasanya dialami oleh pasien immunodefisiensi

sebagai akibat dari infeksi oppurtunistik. Oral thrush memiliki

peran yang cukup penting dalam menentukan jenis dan derajat

keparahan immunodefisiensi. Jenis infeksi pada oral thrush adalah

jenis infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans

sehingga dapat diketahui bahwa jenis immunodefisiensi pasien

adalah immunodefisiensi pada fagosit(1). Selain itu, infeksi Candida

albicans menyebabkan infeksi pada defisiensi kekebalan tubuh

yang ringan (2)

Toraks

Paru-paru : Vesikuler +/+, Rhonki +/+ basah kasar, Wheezing -/-

Rhonki +/+ basah kasar menandakan tanda - tanda

Tuberculosis (TBC), suara tambahan karena ada

transudat/eksudat/darah di lumen bronkus.

Jantung : S1S2 regular, murmur (-), gallop (-) normal.

Abdomen : Supel,nyeri tekan(-),bising usus (+) meningkat ,turgor cukup.

Bising usus (+) meningkat, karena bunyi udara dan cairan

dalam usus yang bergerak.

8

Page 10: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

Ekstremitas : Akral hangat, edema -/-, CRT (capillary refill time)<2”

IV. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Lab Darah lengkap

Pemeriksaan Nilai normal Hasil Interpretasi

Hemoglobin 13,5- 17,5g/dL 11,5 g/Dl Rendah

Eritrosit 4,5-5,5 jt/uL 4,0 jt//Ul Rendah

Hematokrit 40-54% 40 % Normal

Trombosit 150-450 ribu/uL 170 ribu / uL Normal

LED 0-10 mm/jam 30 mm/jam Tinggi

Hitung jenis

Basofil 0-1 0 Normal

Eosinofil 1-3 3 Normal

Netrofil batang 2-6 4 Normal

Netrofil segmen 50-70 70 Normal

Limfosit 20-40 15 Rendah

Monosit 2-8 8 Normal

Anti hiv CD4 T cell 500-600/uL 200/Ul Rendah

Interpretasi pemeriksaan darah lengkap:

Di dapatkan hasil dari kadar hemoglobin adalah 11,5 g/dL, hasil menunjukan

bahwa kadar hemoglobin dari pasien ini rendah, ada kemungkinan bahwa pasien

tersebut mengalami anemia defisiensi.

Eritrosit di dapatkan 4,0 jt/uL , ini menunjukan eritrosit rendah sehingga

menyebabkan pasien ini anemia defisiensi.

LED didapatkan 30 mm/jam, hal ini menunjukan nilai LED yang meningkat, ini

dapat terjadi karena adanya infeksi pada pasien ini.

9

Page 11: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

Penurunan CD4 T cell 200 menandakan HIV. Yang mana makin tinggi muatan

virus (jumlah virus dalam badan) makin rendah jumlah CD4 dan makin tinggi

progresifitas HIV menjadi AIDS dan kematian.

V. Diagnosis kerja

HIV Stadium 2

1. Berat badan turun wasting sydrome(kondisi kedua yang sangat dikaitkan

dengan HIV/AIDS)

2. Pernah memakai jasa seks komersial resiko tinggi terkena HIV

3. Diare sulit hilang yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya gejala HIV/AIDS

4. Demam tanpa sebab yang jelas ≥1bulan gejala HIV/AIDS

5. Oral thrush gejala HIV/AIDS

6. Kadar CD4 200/µL pasien sudah masuk tahap AIDS

VI. Pencegahan

Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran virus HIV:

Hentikan kebiasaan berganti-ganti pasangan seks. Kebiasaan ini dapat menjadi

lahan penyebaran AIDS karena anda tidak tahu apakah partner anda terinfeksi virus HIV

atau tidak.

Gunakan kondom setiap akan berhubungan seks, jika anda tidak yakin apakah

pasangan anda terinfeksi HIV atau tidak.

Jika anda positif terinfeksi HIV, segera beritahu pasangan anda. Pasangan anda

wajib diberitahu agar dapat dilakukan pemeriksaan apakah dia tertular dari

pasangannya. Hal ini dilakukan jika pasangannya ikut terinfeksi, maka dapat segera

dilakukan perawatan medis.

Gunakan jarum suntik yang bersih dan baru. Jika anda menggunakan suatu obat

yang mengharuskan penggunaan jarum suntik, pastikan jarum tersebut steril dan jangan

10

Page 12: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

menggunakannya bergantian dengan yang lain. Hal ini dilakukan untuk mencegah

penyebaran virus HIV melalui darah.

Jika anda seorang ibu hamil yang menderita HIV, saat proses kelahiran dapat

dilakukan operasi Caesar. Hal ini tidak dapat melindungi bayi 100%, namun paling tidak

dapat menghindari kontak langsung dengan darah ibu jika melahirkan per vaginam.

Jangan beri bayi anda ASI. Karena virus HIV dapat menular lewat ASI, hendaknya

dilakukan pemberian susu formula saja (3)

Hubungan perilaku/gaya hidup dengan salah satu bentuk imunodefisiensi

1.Akibat dari pola makan yang buruk adalah malnutrisi. Contohnya adalah malnutrisi

protein yang dapat menyebabkan atrofi timus dan organ limfoid sekunder yang lain.

Untuk nutrien yang lain, seperti dalam tabel:

2.Salah satu virus yang dapat menginfeksi sel sistem imun adalah HIV. HIV ditransmisikan melalui cairan tubuh yang sudah terkontaminasi seperti pada para

11

Page 13: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum terkontaminasi, hubungan seksual, homoseksual. (4)

VII. Prognosis

Dubia at vitam: Dubia at malam

Karena pada pasien HIV sistem kekebalan tubuh menurun dan tubuh mudah mengalami

infeksi , sehingga pasien sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Dengan tata laksana

yang tepat dan mengkonsumsi ARV dapat memperpanjang hidup pasien.

Dubia at fungsionam : Dubia at malam

Fungsi organ pasien HIV dapat menurun dengan banyaknya penyakit infeksi

Dubia at sanationam : at malam

Kekambuhan sangat mungkin karena imunitas pasien HIV yang menurun sehingga bila

terpajan oleh antigen sangat memungkinkan terjadinya infeksi berulang karena pada

pasien ini telah masuk stadium simptomatis lanjut, yang mana CD4nya 200 dan juga

telah terjadi infeksi oportunistik.

12

Page 14: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

TIPUS

Definisi

Immunodefisiensi Primer

Adalah kondisi yang didapat sejak lahir dimana suatu komponen sistem imun (seperti

limfosit T atau B) tidak ada atau tidak berfungsi dengan baik, sehingga tubuh tidak dapat

menanggulangi suatu infeksi. Seorang anak yang menderita immunodefisiensi primer

menjadi lebih mudah terinfeksi dan biasanya waktu infeksinya lebih lama daripada anak

yang normal. Jika mendapat penanganan lebih dini, prognosis kasus ini biasanya baik,

namun sebagian penderita meninggal karena infeksi yang tidak tertangani dengan baik.

Contoh: anak dengan sindroma Kostmann tidak memiliki neutrofil, atau anak dengan

sindroma Wiskott-Aldrich memiliki jumlah limfosit yang normal, namun fungsinya tidak

bagus. (5)

Berdasarkan komponen sistem imun yang terkena, terdapat 6 penggolongan utama dari

immunodefisiensi primer:

- Defisiensi limfosit B

- Defisiensi limfosit T

- Defisiensi limfosit B dan T

- Defek pada fagosit

- Defisiensi komplemen

- Bentuk lainnya.

Immunodefisiensi Sekunder

Adalah kondisi dimana sistem imun seseorang tidak dapat bekerja dengan baik karena

suatu faktor (tidak didapatkan secara genetik). Faktor-faktor tersebut antara lain:

- Malnutrisi, dapat menghambat maturasi dan fungsi dari limfosit.

- Infeksi virus, seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus)

- Radiasi, seperti X-ray. Jika terkena dalam waktu yang lama dapat menyebabkan

penurunan produksi limfosit.

- Penggunaan obat sitotoksik, seperti pada terapi kanker juga dapat menurunkan

produksi limfosit.

13

Page 15: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

- Penggunaan obat immunosupresan seperti Kortikosteroid.

- Aging, penurunan fungsi dari sistem imun(6).

HIV

HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV

merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia

(terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem

kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini

mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang

akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh(7).

Patofisiologi

Imunodefisiensi sekunder merupakan defisiensi yang mengenai fungsi fagosit

dan limfosit. Defisiensi imun sekunder dapat meningkatkan kerentanan terhadap

infeksi oportunistik. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan defisiensi sekunder

antara lain(8) :

Obat

Obat sering menimbulkan defisiensi imun sekunder. Antibiotik dapat menekan

sistem imun. Obat-obat yang dapat menekan sistem imun antara lain, Tetrasiklin

dapat menekan imunitas seluler. Kloramfenikol dapat menekan respons antibodi,

sedangkan rifampisin dapat menekan baik imunitas humoral maupun seluler. Jenis

obat lain yang dapat menyebabkan imunodefisiensi sekunder, yaitu steroid yang

merupakan obat imunosupresif dan jenis obat sitotoksik.

Trauma

Penderita yang mendapat trauma (luka bakar atau tindakan bedah mayor) akan

kurang mampu menghadapi patogen. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

pelepasan molekul imunosupresif seperti glukokortikoid. Akibatnya yaitu semakin

meningkatnya infeksi pada penderita.

Malnutrisi

14

Page 16: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

Penyebab tersering imunodefisiensi sekunder yaitu malnutrisi protein-kalori dan

kekurangan elemen gizi tertentu seperti zat besi (Fe) dan seng (Zn).

Penyinaran

Penyinaran dosis tinggi menekan seluruh jaringan limfoid, sedangkan dosis rendah

dapat menekan aktivitas sel T secara selektif.

Sistem imun adaptif disebut juga dengan sistem imun spesifik. Sistem imun

spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi

dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh

sistem imun adaptif. Pajanan tersebut menimbulkan sensitisasi, sehingga antigen

yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan

kemudian dihancurkan.

Sistem imun adaptif terdiri atas sistem humoral dan sistem seluler. Pada

imunitas humoral, sel B melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba

ekstraseluler. Pada imunitas seluler, sel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor

untuk menghancurkan mikroba atau mengaktifkan sel T Sitotoksik sebagai efektor

yang menghancurkan sel terinfeksi(9).

Sistem Imun Humoral

Pemeran utama dalam sistem imun humoral adalah limfosit B . Sel B berasal dari

sumsum tulang . Sel B yang dirangsang oleh antigen akan berproliferasi,

berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi.

Antibodi yang dilepas dapat ditemukan dalam serum. Fungsi utama antibodi ialah

pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralkan

toksinnya.

Sistem Imun Selular

Sel T berperan pada sistem imun selular. Pada orang dewasa, Sel T dibentuk di

sumsum tulang, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus

atau pengaruh berbagai faktor asal timus. 90-95% dari semua sel T dalam timus

15

Page 17: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

tersebut mati dan hanya 5-10% menjadi matang dan selanjutnya meninggalkan

timus untuk masuk dalam sirkulasi.

Sel T terdiri atas beberapa subset sel dengan fungsi yang berlainan yaitu sel

CD4+ (Th1, Th2), CD8+ atau T sitotoksik. Fungsi utama sistem imun selular ialah

pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraselular , virus, jamur, parasit dan

keganasan. Sel CD4+ mengaktifkan sel Th1 yang selanjutnya mengaktifkan makrofag

untuk menghancurkan mikroba. Sel CD8+ memusnahkan sel terinfeksi (10).

Struktur HIV

HIV adalah suatu virus dengan bentuk sferis dengan diameter 1000 angstrom yang

termasuk retrovirus dari famili Lentivirus. Strukturnya terdiri dari lapisan luar atau

Envelop yang terdiri atas glikoprotein gp120 yang melekat pada glikoprotein gp41. Di

bagian dalamnya terdapat lapisan kedua yang terdiri dari protein p17. Setelah itu terdapat

inti HIV yang dibentuk oleh protein p24. Di dalam inti terdapat komponen penting

berupa dua buah rantai RNA dan enzim Reverse Transcriptase.

Ada dua tipe HIV, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Struktur kedua jenis virus ini hampir sama,

kecuali HIV-1 mempunyai gen VPU tetapi tidak mempunyai gen VPX dan sebaliknya.

Patogenesis HIV

16

Page 18: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

Sel limfosit CD4 merupakan target utama pada infeksi HIV. Sel ini berfungsi

sentral dalam system imun. Pada mulanya system imun dapat mengendalikan infeksi

HIV, namun dengan perjalanan dari waktu ke waktu HIV akan menimbulkan

penurunan jumlah sel limfosit CD4, terganggunya homeostasis dan fungsi sel-sel

lainnya dalam system imun tersebut. Keadaan ini akan menimbulkan berbagai gejala

penyakit dengan spectrum yang luas. Gejala penyakit tersebut terutama merupakan

akibat terganggunya fungsi imunitas seluler, di samping imunitas humoral karena

gangguan sel T helper (TH) untuk mengaktivasi sel limfosit B.

HIV menimbulkan patologi penyakit melalui berbagai mekanisme, antara lain:

terjadinya defisiensi imun yang menimbulkan infeksi oportunistik, terjadinya reaksi

autoimun, reaksi hipersensitivitas dan kecenderungan terjadinya malignansi atau

keganasan pada stadium lanjut. Cara masuk dan replikasi virus didalam sel adalah

sebagai berikut :

Cara masuk;

1. Hubungan Seksual, dengan resiko penularan 0,1-1 % tiap hubungan seksual

2. Melalui darah, yaitu;

- Transfusi darah yang mengandung HIV, resiko penularan 90-98%

- Tertusuk jarum yang mengandung HIV, resiko penularan 0,03%

- Terpapar mukosa yang mengandung HIV, resiko penularan 0,0051 %

3. Transimisi ibu ke anak

- Selama masa kehamilan

- Saat persalinan, resiko penularan 50 %

- Melalui air susu ibu (ASI) 14 %

LIHAT GAMBAR BAWAH AJA DEH

Virus biasanya masuk tubuh dengan menginfeksi sel Langerhans di mukosa

rectum atau mukosa vagina.

Setelah virus berikatan dengan reseptor sel, membrane virus berikatan

dengan membran sel pejamu dan virus masuk sitoplasma. Disini envelop virus

dilepas oleh protease virus dan RNA menjadi bebas. Kopi DNA dari RNA virus

17

Page 19: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

disintesis oleh enzim reverse transcriptase dan kopi DNA bersatu dengan DNA

pejamu. DNA yang terintegrasi disebut provirus. Provirus dapat diaktifkan

sehingga diproduksi RNA dan protein virus, sekarang virus mampu membentuk

struktur inti, bermigrasi ke membrane sel, memperoleh envelop lipid dari sel

pejamu, dilepas berupa partikel virus yang dapat menular dan siap menginfeksi

sel lain.

Setelah HIV masuk tubuh, virus menuju ke kelenjar limfe dan berada dalam sel

dendritik selama beberapa hari. Kemudian terjadi sindrom retroviral akut

semacam flu, disertai viremia, sindrom ini akan hilang sendiri setelah 1-3

minggu. Serokonversi (perubahan antibody dari negative menjadi positif) terjadi

1-3 bulan setelah infeksi. Kemudian pasien akan memasuki masa tanpa gejala.

Dalam masa ini terjadi penurunan bertahap jumlah Cd4 (normal : 800-1000)

yang terjadi setelah replikasi persisten HIV dengan kadar RNA virus relatif

konstan.

18

Page 20: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

1. Virus bebas (belom masuk)

2. Entry. Virus terikat dan memulai entry ke dalam host cell (CD4). Detail lihat

gambar bawah lagi.

3. Infeksi. Virus mulai menginfeksi sel host dengan memasukan bahan genetik ke

dalam sel host (RNA single stranded)

19

Page 21: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

4. Perubahan bahan genetik. Dengan menggunakan enzim Reverse Transcriptase,

virus mengubah bahan genetiknya (RNA Single Stranded) menjadi DNA double

stranded)

5. Integrasi bahan genetik. DNA virus yang tadi sudah dihasilkan akan berintegrasi

(bersatu/diselipkan) dengan DNA sel host oleh enzim Integrase.

6. Transkripsi. DNA virus dibaca dan memberi perintah untuk memproduksi protein

yang dibutuhkan dalam replikasi virus HIV.

7. Perakitan. Sepasang rantai protein virus telah diproduksi.

8. Budding. Sebuah virion (virus muda) mencoba menembus keluar sel dan

membawa sejumlah membran sel host (untuk dijadikan membran sel virus)

9. Virion telah keluar dari sel host

10. Maturasi. Sepasang rantai protein tadi dibelah menjadi dua oleh enzim Protease

dan virus muda telah menjadi virus yang dewasa (aktif).

Detail nomer 2

Intinya sih, si virus HIV ini punya envelop yang isinya protein (gp41, gp120) dia bisa

nempel ke CD4 karena punya reseptor CD4. Lalu si gp120 akan nempel ke koReseptor

yang ada di membran sel host, yaitu CCR5 (Chemokine Reseptor type 5) dan CXCR4. Lalu

20

Page 22: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

gp41 berfungsi sebagai “pembuka gerbang” supaya virus dapat memasukan bahan2

genetik ke dalam sel host.

Diagnosis

Diagnosis dini ditegakan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium

dengan petunjuk dari gejala-gejala klinis atau dari adanya perilaku resiko tinggi

individu tertentu.

Untuk diagnosis HIV pada pemeriksaan fisik , yang lazim dipakai :

PemeriksaanFisik :

Suhu

Demam umum pada orang yang terinfeksi HIV, bahkan bila tidak

ada gejala lain.Demam kadang-kadang bisa menjadi tanda dari jenis

penyakit infeksi tertentu atau kanker yang lebih umum pada orang yang

mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah .

Berat

Pemeriksaan berat badan dilakukan pada setiap kunjungan. Kehilangan 10% atau

lebih dari berat badan Anda mungkin akibat dari sindrom wasting,

yang merupakan salah satu tanda-tanda AIDS, d a n yang paling parah tahap

terakhir infeksi HIV.

Mata

Cytomegalovirus (CMV) retinitis adalah komplikasi umum AIDS. Hal ini terjadi lebih sering

pada orang yang memiliki CD4 jumlah kurang dari 100 sel per mikroliter (MCL).

Termasuk gejala floaters, penglihatan kabur,atau kehilangan penglihatan.

Mulut

Infeksi Jamur mulut dan luka mulut lainnya sangat umum pada

orang yang terinfeksi HIV. Dokter akan akan melakukan pemeriksaanm

u l u t p a d a s e t i a p k u n j u n g a n . p e m e r i k s a k a n g i g i s e t i d a k n y a d u a

k a l i setahun. Serta didapatkan oral trush.

Kelenjar Getah Bening

21

Page 23: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

Pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati) tidak selalu

disebabkan oleh HIV. Pada pemeriksaankele njar getah bening yang

semakin membesar atau jika ditemukan ukuran yang berbeda.

Perut

Pemeriksaan abdomen mungkin menunjukkan hati yang membesar (hepatomegali) atau

pembesaran limpa (splenomegali). Kondisi ini dapat di sebabkan oleh infeksi

baru atau mungkin menunjukkan kanker.

Kulit

Kulit merupakan masalah yang umum untuk penderita HIV.pemeriksaan yang

teratur dapat mengungkapkan kondisi yang dapatdi obati mulai tingkat

keparahan dari dermatitis seboroik dapat sarkoma k aposi .

Untuk diagnosis HIV pada pemeriksaan lab , yang lazim dipakai :

a. ELISA : sensitifitas tinggi, 98,1 % - 100 %. Biasanya memberikan hasil positif 2-3

bulan setelah infeksi. Tes ELISA telah menggunakan recombinant antigen, yang

sangat spesifik terhadap envelope dan core.

Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA), bereaksi terhadap adanya

antibody dalam serum dengan memperlihatkan warna yang lebih jelas

apabila terdeteksi jumlah virus yang lebih besar. Biasanya hasil uji ELISA mungkin

masih akan negatif 6 sampai 12 minggu setelah pasien terinfeksi. Karena hasil

positif palsu dapat menimbulkan dampak psikologis yang besar, maka hasil uji

ELISA yang positif diulang dan apabila keduanya positif maka dilakukan uji yang

lebih spesifik yaitu Western Blot.

b. Western Blot : spesifitas tinggi 99,6 % - 100 %. Namun pemeriksaannya cukup

sulit, mahal membutuhkan waktu sekitar 24 jam.

Western Blot merupakan elektroforesis gel poliakrilamid yang digunakan untuk

mendeteksi rantai protein yang spesifik terhadap DNA. Jika tidak ada rantai

protein yang ditemukan berarti tes negatif. Sedangkan bila hampir atau semua

22

Page 24: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

rantai protein ditemukan berarti western blot positif. Tes ini harus diulangi lagi

setelah 2 minggu dengan sampel yang sama. Jika western blot tetap tidak bias

disimpulkan maka tes western blot harus diulangi lagisetelah 6 bulan. Jika tes

tetap negative maka pasien dianggap HIV negatif.

c. PCR (Polymerase Chain Reaction)

PCR (Polymerase Chain Reaction) Untuk DNA dan RNA virus HIV sangat sensitive

dan spesifik untuk infeksi HIV. Tes ini sering digunakan bila tes yang lain tidak

memberikan hasil yang jelas.

A. Penatalaksanaan

Golongan ARV dan cara kerjanya :

US Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat (2001) telah

menyetujui tiga golongan obat untuk infeksi HIV, yaitu :

Inhibitor Reverse Transcriptase Nukleosida (NRTI). Yang termasuk dalam

golongan ini adalah : Zidovudin, Didanosin, Zalsitabin, Stavudin, Lamivudin, dan

Abacavir. Cara kerjanya adalah dengan menghambat enzim DNA Polimerase

dependen RNA HIV (reverse transcriptase) dan menghentikan pertumbuhan

untai DNA.

Inhibitor Reverse Transcriptase Non Nukleosida (NNRTI). Yang termasuk dalam

golongan ini adalah : Nevirapin, Delavirdin, dan Efavirenz. Cara kerja obat ini

adalah dengan menghambat transkripsi RNA HIV-1 menjadi DNA, suatu langkah

penting dalam proses replikasi virus. Obat tipe ini menurunkan jumlah HIV dalam

darah (viral load) dan meningkatkan limfosit CD4+.

Inhibitor Protease (PI). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Indinavir,

Ritonafir, Nelvinafir, Sakuinavir, Amprenavir, dan Lopinavir. Cara kerja obat ini

adalah dengan menghambat aktivitas protease HIV dan mencegah pemutusan

poliprotein HIV yang esensial untuk pematangan HIV sehingga yang terbentuk

bukan HIV matang, tetapi partikel virus imatur yang tidak menular.

23

Page 25: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

HAART

HAART (Highly Active AntiRetroviral Therapy) adalah sebuah cara terapi HIV/AIDS

terkini yang menggunakan 3 jenis obat antiretroviral sekaligus, biasanya disebut triple

therapy atau drug “cocktail”. terdapat 6 kelas agen antiretroviral yang biasa

digunakan(11). seperti:

Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTIs)

Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs)

Protease Inhibitors (Pis)

Integrase Inhibitors (Iis)

Fusion Inhibitors (Fis)

Chemokine Receptor Antagonists (CRAs).

Biasanya, kombinasi “cocktail” yang sering digunakan adalah 2 jenis obat Nucleoside

Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTIs) ditambah satu jenis obat Non-nucleoside

Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs), Protease Inhibitors (Pis), atau sebuah

NRTI lain yang disebut abacavir (ziagen)(12).

F . Ketidakprotektifan Anti-HIV

Virus HIV menimbulkan infeksi laten, sangat variabel, dan melumpuhkan unsur kunci

sistem imun dari tubuh kita, yaitu dengan deplesi dari sel CD4+. Gp120 yang terdapat

dalam virus HIV juga sering bermutasi, sehingga menyebabkan terapi yang digunakan

menjadi tidak terlalu efektif. Terapi anti-HIV yang sering dipakai adalah HAART. HAART

tidak menyembuhkan HIV. Karena virus HIV itu sendiri akan tetap ada dalam tubuh kita.

HAART hanya akan membantu memperpanjang hidup penderita HIV , Yaitu dengan cara

membuat mereka lebih sehat dan hidup lebih produktif dengan mengurangi varaemia

(jumlah HIV dalam darah) dan meningkatkan jumlah sel-sel CD4+.

24

Page 26: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

DAFTAR PUSTAKA

1. Oral Thrush. Available at: http://www.mayoclinic.com/health/oral-

thrush/DS00408. Accessed on: september, 21st 2012.

2. Helbert M. Flesh and Bones of Immunology. Spain: Elsevier limited. 2006.

p. 102.

3. Mayoclinic. HIV/AIDS: Prevention. Available at

http://www.mayoclinic.com/health/hiv-aids/DS00005/DSECTION=preven

tion. Accessed September 21st 2012.

4. Baratawidjaja K.G., Rengganis I. Imunologi Dasar, 10th ed. Jakarta: Badan

Penerbit FKUI; 2012.p.499

5. National Institute of Child Health and Human Development. Primary

Immunodeficiency. Available at

http://www.nichd.nih.gov/health/topics/primary_immunodeficiency.cfm.

Accessed September 21 st 2012 .

6. Patient. Immunodeficiency (Primary and Secondary). Available at

http://www.patient.co.uk/doctor/Immunodeficiency-(Primary-and-

Secondary).htm. Accessed September 21st 2012.

7. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Defisiensi Imun. Imunologi Dasar. 9th ed.

Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;

2010.p.496-7.

8. Anderson PS, Wilson LM. Virus Imunodefisiensi Manusia (HIV) dan

Sindrom Imunodefisiensi Didapat (AIDS). In: Huriawati Hartanto, pita

wulansari, natalia suci, dewi asih maharani. Patofisiologi : Konsep Klinis

Proses – Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC; 2005.p.224-41.

25

Page 27: Makalah Hiv Moai Kasus 2 Fix

9. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Gambaran Umum Sistem Imun. Imunologi

Dasar. 9th ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 2010.p.39-7

10. Hanum SYM. Hubungan Kadar CD4 dengan Infeksi Jamur Superfisialis

Pada Penderita HIV. Medan : USU; 2009. p.30-2.

11. HIV Treatment Options. Available at:

http://www.hivinfosource.org/hivis/hivbasics/treatment/index.html.

Accessed on: september 22nd, 2012.

12. Rathburn RC. Antiretroviral Therapy For Infection. Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/1533218-overview. Accessed on:

september 22nd, 2012.

26