Upload
abdul-rizok
View
79
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pengaruh hindu-budha ini dapat terlihat dari berbagai macam peninggalan-peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini yang berasal dari berbagai kerajaan Hindu-Budha yang merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini. Dengan hadirnya kebudayaan India di Indonesia banyak sekali aspek yang dipengaruhinya antara lain seni, agama, tradisi, bangunan dan lain-lain.
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman
dan keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu
pulau yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar, salah satunya pengaruh
budaya India. Kebudayaan India masuk ke Indonesia pada saat Indonesia masih
mengalami masa pra-sejarah. Masuknya kebudayaan India ini sekaligus
menandai berakhirnya masa pra-sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia
ke jaman sejarah, karena sejak saat itu bangsa kita mulai mengenal tulisan.
Pengaruh hindu-budha ini dapat terlihat dari berbagai macam peninggalan-
peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini
menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini yang berasal dari berbagai kerajaan
Hindu-Budha yang merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini. Dengan
hadirnya kebudayaan India di Indonesia banyak sekali aspek yang dipengaruhinya
antara lain seni, agama, tradisi, bangunan dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja persebaran teori dan pengaruh india ?
2. Apa saja budaya dari agama hindu ?
3. Apa saja budaya dari agama Budha ?
4. Bagaimana budaya yang lahir dari hindu dan budha ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses masuk dan berkembangnya pengaruh Agama
Hindu Budha.
2. Untuk mengetahui budaya yang lahir dari Agama hindu dan budha.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kerajaan India
2.1.1 Masuknya Kebudayaan Hindu ke Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu di Indonesia
disebut penghinduan atau Hinduisasi. Berikut merupakan teori-terori
masuknya kebudayaan Hindu ke Indonesia :
1. Teori Brahmana
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para kaum brahmana. Para brahmana
mendapat undangan dari penguasa di Nusantara untuk
mengajarkan agama kepada raja dan memimpin upacara-upacara
keagamaan.
Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah J.C.
Van Leur. Ia perpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia
di bawa oleh kaum brahmana, karena hanya kaum brahmana yang
berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Pendapatnya
ini juga berdasarkan pada pengamatannya terhadap sisa-sisa
peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di
Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan
bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa,dimana bahasa Sansekerta
dan huruf Pallawa itu hanya dimengerti oleh para brahmana.
2. Teori Ksatria
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para kaum Ksatria atau para prajurit. Tokoh
yang mengemukakan pendapat tersebut adalah F.D.K. Bosch.
Menurut Teori ksatria, jaman dulu di India sering terjadi perang.
Kemudian para prajurit yang kalah banyak yang pergi
meninggalkan India. Banyak diantara mereka pergi ke wilayah
2
nusantara. Mereka inilah yang kemudian menyebarkan agama dan
kebudayaan hindu di wilayah nusantara.
3. Teori Waisya
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke
Indonesia di bawa oleh para pedagang India yang berdagang di
Indonesia dan kemudian mengajarkan ajaran agama Hindu
kependuduk setempat. Tokoh yang mengemukakan pendapat
tersebut adalah N.J. Krom. Menurut NJ. Krom, proses terjadinya
hubungan antara India dan Indonesia karena adanya hubungan
perdagangan, sehingga orang-orang India yang datang ke Indonesia
sebagian besar adalah para pedagang. Perdagangan yang terjadi
pada saat itu menggunakan jalur laut dan teknologi perkapalan
yang masih banyak tergantung pada angin musim.
4. Teori Sudra
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para kaum sudra,dalam hal ini adalah kaum-
kaum terbawah. Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut
adalah Von Van Faber. Von Van Faber ini menyatakan bahwa
penyebaran agama hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang
India yang berkasta sudra. Alasannya karena mereka dianggap
sebagai orang-orang buangan dan hanya hidup sebagai budak
sehingga mereka datang ke Indonesia dengan tujuan untuk
mengubah kehidupannya.
5. Teori Arus Balik
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke
Indonesia dibawa oleh para pelajar (orang Indonesia) yang belajar
atau mendalami agama Hindu di India kemudian setelah mereka
menempuh pendidikan. Lalu mereka pulang dan mengajarkan
(menyebarluaskan) ajaran Hindu kepada penduduk setempat.
Teori ini di kemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia
mengemukakan peranan bangsa Indonesia sendiri dalam
3
penyebaran dan pengembangan agama hindu. Penyebaran budaya
India di Indonesia dilakukan oleh kaum terdidik. Akibat
interaksinya dengan para pedagang India, di Indonesia terbentuk
masyarakat Hindu terdidik yang di kenal dengan sangha. Mereka
giat mempelajari bahasa Sanskerta, kitab suci, sastra, dan budaya
tulis. Mereka kemudian memperdalam agama dan kebudayaan
Hindu di India. Sekembalinya ke Indonesia mereka
mengembangkan agama dan kebudayaan tersebut.
2.1.2 Pengaruh kebudayaan India (Hindu-Budha) di Indonesia
a. Bidang kepercayaan atau agama
Sebelum budaya India masuk, di Indonesia telah
berkembang kepercayaan yang berupa pemujaan terhadap roh
nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat Animisme dan
Dinamisme. Animisme merupakan satu kepercayaan terhadap roh
atau jiwa sedangkan Dinamisme merupakan satu kepercayaan
bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.
Dengan masuknya kebudayaan India, penduduk Nusantara
secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha,
diawali oleh lapisan elite para raja dan keluarganya. Agama Hindu
dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami
perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau
dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian
dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan
yang berbeda menjadi satu.
Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di
Indonesia, berbeda dengan agama Hindu -Budha yang dianut oleh
masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat
dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha
yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang
4
dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak
dilaksanakan oleh umat Hindu di India
b. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari
adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat temukan sampai
sekarang dimana bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan
bahasa Indonesia. Dan istilah-istilah penting yang menggunakan
bahasa Sanskerta.
c. Organisasi sosial kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial
kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem
pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya
pengaruh India. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat
mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang
menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan
terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti
yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan
Wikramawardana.
d. Bidang Sosial
Dalam bidang sosial terjadi perubahan-perubahan dalam
tata kehidupan sosial masyarakat. Perubahan itu terjadi sebagai
akibat diperkenalkannya sistem kasta dalam masyarakat. Kasta-
kasta itu diantaranya kasta brahmana, kasta ksatria, kasta waisya
kasta sudra.
e. Sistem pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya
yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun
dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka
sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun
5
masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654,
maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
f. Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari teknologi terlihat dalam
seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang
mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di
Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena
candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi
pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam
kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat
berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan
bangunan. Contoh candi Borobudur salah satu dari 7 keajaiban
dunia dan merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram. Itu
membuktikan masyarakat telah memiliki pengetahuan dan
teknologi yang tinggi.
g. Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni
rupa, seni sastra, seni bangunan dan seni pertunjukan.
1. Seni rupa
Unsur seni rupa India telah masuk ke Indonesia
dibuktikan dengan ditemukannya relief-relief cerita sang
Budha pada candi Borobudur, cerita Ramayana pada candi
Prambanan. Dan sekarang relief-relief tersebut dijadikan
hiasan pada bangunan, seperti yang terdapat pada pustaka
wilayah yang terdapat di provinsi Riau.
2. Seni sastra
Bahasa sanskerta yang berasal dari India tersebut
membawa pengaruh besar terhadap perkembangan sastra di
Indonesia, seperti prasasti yang ditulis dengan huruf pallawa
6
dan sanskerta. Tidak hanya itu kitab-kitab yang dibuat pada
zaman tersebut juga memiliki nilai sastra yang tinggi.
3. Seni bangunan
Yang menjadi bukti berkembanngnya budaya India di
Indonesia adalah bangunan candi. Dasar bangunan candi
merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia pada zaman
megalitikum yang berupa punden berundak-undak kemudian
mendapat pengaruh dari kebudayaan India sehingga menjadi
wujud sebuah candi.
4. Seni Pertunjukkan
Wayang Seni pertunjukan wayang merupakan salah
satu kebudayaan asli Indonesia dan pertunjukan wayang
tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa.
Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat
dari pengambilan lakon cerita dari kisah Ramayana maupun
Mahabarata yang berasal dari budaya India.
2.2 Agama Hindu
Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Hindu di India
berkaitan dengan sistem kepercayaan bangsa Arya yang masuk ke India
pada 1500 S.M. Kebudayaan Arya berkembang di Lembah Sungai Indus India.
Bangsa Arya mengembangkan sistem kepercayaan dan sistem kemasyarakatan
yang sesuai dengan tradisi yang dimilikinya. Sistem kepercayaan itu berupa
penyembahan terhadap banyak dewa yang dipimpin oleh golongan pendeta atau
Brahmana. Keyakinan bangsa Arya terhadap kepemimpinan kaum Brahmana
dalam melakukan upacara ini melahirkan kepercayaan terhadap Brahmanisme.
Selanjutnya golongan ini juga menulis ajaran mereka dalam kitab-
kitab suci yang menjadi standar pelaksanaan upacara-upacara keagamaan. Kitab
suci agama Hindu disebut Weda (Veda), artinya pengetahuan tentang agama.
7
Sanusi Pane dalam bukunya Sejarah Indonesia menjelaskan tentang Weda terdiri
dari 4 buah kitab, yaitu:
Rigweda
Rigweda adalah kitab yang berisi tentang ajaran-ajaran Hindu.
Rigweda merupakan kitab yang tertua dan kemungkinan muncul pada
waktu bangsa Arya masih berada di daerah Punjab.
Samaweda
Samaweda adalah kitab yang berisi nyanyian-nyanyian pujaan
yang wajib dilakukan ketika upacara agama.
Yajurweda
Yajurweda adalah kitab yang berisi dosa-doa yang dibacakan
ketika diselenggarakan upacara agama. Munculnya kitab ini diperkirakan
ketika bangsa Arya mengusai daerah Gangga Tengah.
Atharwaweda
Atharwaweda adalah kitab yang berisi doa-doa untuk
menyembuhkan penyakit, doa untuk memerangi raksasa. Doa-doa
atau mantera pada kitab ini muncul setelah bangsa Arya berhasil
menguasai daerah Gangga Hilir.
Agama Hindu bersifat Politheisme, yaitu percaya terhadap banyak dewa
yang masing-masing dewa memiliki peranan dalam kehidupan masyarakat. Ada
tiga dewa utama dalam agama Hindu yang disebut Trimurti terdiri dari Dewa
Brahma (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung), dan Dewa Siwa (dewa
perusak). Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan oleh bangsa Arya
adalah sistem kasta. Sistem kasta mengatur hubungan sosial bangsa Arya
dengan bangsa-bangsa yang ditaklukkannya. Sistem ini membedakan masyarakat
berdasarkan fungsinya. Golongan Brahmana (pendeta) menduduki golongan
pertama. Ksatria (bangsawan, prajurit) menduduki golongan kedua. Waisya
(pedagang dan petani) menduduki golongan ketiga, sedangkan Sudra (rakyat
8
biasa) menduduki golongan terendah atau golongan keempat. Sistem kepercayaan
dan kasta menjadi dasar terbentuknya kepercayaan terhadap Hinduisme.
Penggolongan seperti inilah yang disebut caturwarna.
2.3 Agama Buddha
Agama Buddha lahir sekitar abad ke-5 S.M. Agama ini lahir sebagai
reaksi terhadap agama Hindu terutama karena keberadaan kasta. Pembawa agama
Buddha adalah Sidharta Gautama (563-486 S.M), seorang putra dari Raja
Suddhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu. Untuk mencari pencerahan
hidup, ia meninggalkan Istana Kapilawastu dan menuju ke tengah hutan di
Bodh Gaya. Ia bertapa di bawah pohon (semacam pohon beringin) dan
akhirnya mendapatkan bodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang
sempurna. Pohon itu kemudian dikenal dengan pohon bodhi. Sejak saat itu,
Sidharta Gautama dikenal sebagai Sang Buddha, artinya yang disinari.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 531 SM. Usia Sidharta waktu itu kurang lebih 35
tahun. Wejangan yang pertama disampaikan di Taman Rusa di Desa Sarnath.
Dalam ajaran Buddha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi). Hidup
adalah samsara, menderita, dan tidak menyenangkan. Menurut ajaran Buddha,
hidup manusia adalah menderita, disebabkan karena adanya tresna atau cinta,
yaitu cinta (hasrat/nafsu) akan kehidupan.
Penderitaan dapat dihentikan, caranya adalah dengan menindas tresna
melalui delapan jalan (astawida), yakni pemandangan (ajaran) yang benar,
niat atau sikap yang benar, perkataan yang benar, tingkah laku yang benar,
penghidupan (mata pencaharian) yang benar, usaha yang benar, perhatian
yang benar, dan semadi yang benar.
2.4 Budaya yang Lahir dari Hindu dan Budha
Dalam keanekaragaman warisan budaya, kita mengenal adanya warisan
budaya berupa warisan budaya benda (Tangible cultural heritage) maupun warisan
budaya tak benda (Intangible cultural heritage). Keduanya membentuk sinergi
yang sangat baik bagi kemajuan suatu bangsa. Bagaimana tidak? Ketika sebuah
9
bangsa memiliki serba-serbi warisan budaya yang khas dan menjadi daya tarik
tersendiri bagi bangsa asing, maka bangsa tersebut akan mendapatkan citra
sebagai bangsa adiluhung di mata dunia. Tak terkecuali bangsa kita, bangsa
Indonesia. Sungguh, keanekaragaman budaya yang dimiliki bermacam suku
bangsa yang membentang dari Sabang hingga Merauke menjadi pesona yang
seolah tak pudar dimakan usia. Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan.
Akan tetapi di lain sisi, keanekaragaman warisan budaya bak menjadi
sebilah mata pisau yang memiliki dua mata sisi. Selain keuntungan, tentu di balik
keuntungan tersebut terselip konsekuensi yang tidak ringan. Konsekuensinya
adalah, kita sebagai bangsa Indonesia, berkewajiban untuk menjaga bermacam
warisan budaya tersebut agar tidak punah dan parahnya lagi bila sampai direbut
bangsa lain. Hal ini jangan sampai terjadi. Berikut peninggalan budaya hindu-
buddha di indonesia.
1. WARISAN BUDAYA BENDA (Tangible Cultural Heritage)
a. Puncak Mahkota
Puncak mahkota memiliki bentuk alas melengkung seperti bulan
sabit dengan empat kuku pada bagian permukaan tengah. Puncak mahkota
ditemukan di dukuh Ngabean, desa Sawangargo, kecamatan Salaman,
kabupaten Magelang, Biasanya digunakan sebagai hiasan kepala raja.
b. Perhiasan Telinga
Ditemukan di dukuh Kuncen, desa Koen, kecamatan Jatipura,
kabupaten Wonogiri. Bentuk dasarnya huruf “U” bercelah. Bagian ujun
berupa profil kepala naga dan dikerjakan dengan cara pengukiran. ola hias
naga dalam kesenian Indonesia kuno melambangkan kekuatan.
c. Mata Uang Piloncito
Mata uang ini ditemkan di desa Wonoboyo, kecamatan Jogonalan,
kabupaten Klaten. Mata uang emas ini berbentuk persegi, berukuran rata-
rata 8 mm x 6 mm dengan berat rata-rata 2,5 gram. Salah satu sisinya
terdapat tulisan huruf Prenagari “Ta” (Tahil). Pada masa Jawa Kuna alat
10
ini digunakan untuk alat tukar yang bernilai dan biasa dibagikan oleh raja
kepada pejabat saat penetapan sima.
d. Kuwera
Arca Kuwera ditemukan di Kabupaten Klaten. Kuwera digamarkan
duduk di atas padmsana dengan sikap lalitasana, kaki bertumpu pada
pundi-pundi uang. Di belakang kepala terdapat prabha yang dilengkap
payung (chattra). Kuwera diyakin sebagai dewa kemakmuran.
e. Tiga Arca Dhyani Buddha Satu Lapik
Tiga arca ini ditemukan di dukuh Rejoso, desa Rejoso, Kecamatan
Jogonalan, kabupaten Klaten. Arca-arca ini terdiri atas dua arca Dhyani
Aksoya dan satu arca Dhyani Budha Amithaba. Arca ini sekarang berada
di Museum Ronggowarsito Semarang dan kondisi koleksi masih terrawat
baik.
f. Candi Borobudur
Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam
tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar
dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua
tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di
Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100
km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut
Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha
Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa
Syailendra.
g. Candi Prambanan
Candi Prambanan yang dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang
ini menyimpan suatu legenda yang menjadi bacaan pokok di buku-buku
ajaran bagi anak-anak sekolah dasar. Kisah Bandung Bondowoso dari
Kerajaan Pengging yang ingin memperistri dara cantik bernama Roro
11
Jonggrang. Si putri menolak dengan halus. Ia mempersyaratkan 1000
candi yang dibuat hanya dalam waktu semalam. Bandung yang memiliki
kesaktian serta merta menyetujuinya. Seribu candi itu hampir berhasil
dibangun bila akal licik sang putri tidak ikut campur. Bandung yang
kecewa lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca, yang diduga menjadi
arca Batari Durga di salah satu candi.
2. WARISAN BUDAYA TAK BENDA (Intangible Cultural Heritage)
a. Wayang Beber
Wayang beber muncul dan berkembang di Pulau Jawa pada masa
kerajaan Majapahit. Gambar-gambar tokoh pewayangan dilukiskan pada
selembar kain atau kertas, kemudian disusun adegan demi adegan
berurutan sesuai dengan urutan cerita. Gambar-gambar ini dimainkan
dengan cara dibeber. Saat ini hanya beberapa kalangan di Dusun Gelaran,
Desa Bejiharjo, Karangmojo Gunung Kidul, yang masih menyimpan dan
memainkan wayang beber ini.
b. Gamelan Yogya
Gamelan adalah seperangkat alat musik Jawa yang terdiri dari
saron, bonang, rebab, gendang, gong, dan sebagainya. Sebagian dari alat
music ini merupakan peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha. Hal itu
ditunjukkan untuk mengumpulkan rakyat yang ada di sekitar keraton,
setelah rakyat berkumpul kemudian memberikan ceramah keagamaan.
c. Sendratari Ramayana Prambanan
Sendratari Ramayana Prambanan merupakan sebuah pertunjukan
yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog, diangkat dari cerita
Ramayana dan dipertunjukkan di dekat Candi Prambanan di Pulau Jawa,
Indonesia. Sendratari Ramayana Prambanan merupakan sendratari yang
paling rutin mementaskan
d. Tari Jathilan/jaranan
12
kesenian ini merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada
dan berkembang di daerah pegunungan menoreh, tepatnya di sebelah
selatan candi Borobudur. Tari ini berlatar belakang oleh keadaan perang
zaman dahulu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Letak Indonesia yang strategis dan penghasil rempah-rempah
membuat Indonesia dikunjungi bangsa asing yang berniat
berdagang sekaligus menyebarkan agama.
2. Berkembangnya kebudayaan India (Hindu-Budha) ditandai dengan
berdirinya berbagai kerajaan yang bercorak Hindu-Budha.
3. Hadirnya kebudayaan India menambah keanekaragaman budaya di
Indonesia.
4. Kebudayaan India mempengaruhi banyak aspek kehidupan di
Indonesia diantaranya : bidang kepercayaan atau agama, bahasa,
organisasi sosial kemasyarakatan, bidang sosial, system
pengetahuan, teknologi dan kesenian.
3.2 Saran
1. Kita sebagai generasi muda hendaknya melestarikan budaya dan
peninggalan sejarah..
2. Sebagai warga Negara yang cinta pada tanah air, hendaknya kita mampu
menerapkan nilai-nila budaya yang positif agar bangsa kita ini menjadi
bangsa yang berkarakter.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8267790/Pengaruh_Kebudayaan_India_Hindu-
Budha_di_Indonesia
http://ilmusosial.net/sejarah-lahirnya-agama-hindu-budha.html
http://aganaul.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
14