22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar, salah satunya pengaruh budaya India. Kebudayaan India masuk ke Indonesia pada saat Indonesia masih mengalami masa pra-sejarah. Masuknya kebudayaan India ini sekaligus menandai berakhirnya masa pra-sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia ke jaman sejarah, karena sejak saat itu bangsa kita mulai mengenal tulisan. Pengaruh hindu-budha ini dapat terlihat dari berbagai macam peninggalan-peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini yang berasal dari berbagai kerajaan Hindu-Budha yang merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini. Dengan hadirnya kebudayaan India di Indonesia banyak sekali aspek yang dipengaruhinya antara lain seni, agama, tradisi, bangunan dan lain-lain. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja persebaran teori dan pengaruh india ? 1

Makalah Hindu Budha

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengaruh hindu-budha ini dapat terlihat dari berbagai macam peninggalan-peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini yang berasal dari berbagai kerajaan Hindu-Budha yang merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini. Dengan hadirnya kebudayaan India di Indonesia banyak sekali aspek yang dipengaruhinya antara lain seni, agama, tradisi, bangunan dan lain-lain.

Citation preview

Page 1: Makalah Hindu Budha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman

dan keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu

pulau yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar, salah satunya pengaruh

budaya India. Kebudayaan India masuk ke Indonesia pada saat Indonesia masih

mengalami masa pra-sejarah. Masuknya kebudayaan India  ini sekaligus

menandai berakhirnya masa pra-sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia

ke  jaman sejarah, karena sejak saat itu bangsa kita mulai mengenal tulisan.

Pengaruh hindu-budha ini dapat terlihat dari berbagai macam peninggalan-

peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini

menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini yang berasal dari berbagai kerajaan

Hindu-Budha yang merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini. Dengan

hadirnya kebudayaan India di Indonesia banyak sekali aspek yang dipengaruhinya

antara lain seni, agama, tradisi, bangunan dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja persebaran teori dan pengaruh india ?

2. Apa saja budaya dari agama hindu ?

3. Apa saja budaya dari agama Budha ?

4. Bagaimana budaya yang lahir dari hindu dan budha ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui proses masuk dan berkembangnya pengaruh Agama

Hindu Budha.

2. Untuk mengetahui budaya yang lahir dari Agama hindu dan budha.

1

Page 2: Makalah Hindu Budha

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerajaan India

2.1.1 Masuknya Kebudayaan Hindu ke Indonesia

Proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu di Indonesia

disebut penghinduan atau Hinduisasi. Berikut merupakan teori-terori

masuknya kebudayaan Hindu ke Indonesia :

1. Teori Brahmana

Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke

Indonesia dibawa oleh para kaum brahmana. Para brahmana

mendapat undangan dari penguasa di Nusantara untuk

mengajarkan agama kepada raja dan memimpin upacara-upacara

keagamaan.

Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah J.C.

Van Leur. Ia perpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia

di bawa oleh kaum brahmana, karena hanya kaum brahmana yang

berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Pendapatnya

ini juga berdasarkan pada pengamatannya terhadap sisa-sisa

peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di

Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan

bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa,dimana bahasa Sansekerta

dan huruf Pallawa itu hanya dimengerti oleh para brahmana.

2. Teori Ksatria

Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke

Indonesia dibawa oleh para kaum Ksatria atau para prajurit. Tokoh

yang mengemukakan pendapat tersebut adalah  F.D.K. Bosch.

Menurut Teori ksatria, jaman dulu di India sering terjadi perang.

Kemudian para prajurit yang kalah banyak yang pergi

meninggalkan India. Banyak diantara mereka pergi ke wilayah

2

Page 3: Makalah Hindu Budha

nusantara. Mereka inilah yang kemudian menyebarkan agama dan

kebudayaan hindu di wilayah nusantara.

3. Teori Waisya

Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke

Indonesia di bawa oleh para pedagang India yang berdagang di

Indonesia dan kemudian mengajarkan ajaran agama Hindu

kependuduk setempat. Tokoh yang mengemukakan pendapat

tersebut adalah N.J. Krom. Menurut NJ. Krom, proses terjadinya

hubungan antara India dan Indonesia karena adanya hubungan

perdagangan, sehingga orang-orang India yang datang ke Indonesia

sebagian besar adalah para pedagang. Perdagangan yang terjadi

pada saat itu menggunakan jalur laut dan teknologi perkapalan

yang masih banyak tergantung pada angin musim.

4. Teori Sudra

Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke

Indonesia dibawa oleh para kaum sudra,dalam hal ini adalah kaum-

kaum terbawah. Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut

adalah Von Van Faber. Von Van Faber ini menyatakan bahwa

penyebaran agama hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang

India yang berkasta sudra. Alasannya karena mereka dianggap

sebagai orang-orang buangan dan hanya hidup sebagai budak

sehingga mereka datang ke Indonesia dengan tujuan untuk

mengubah kehidupannya.

5. Teori Arus Balik

Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke

Indonesia dibawa oleh para pelajar (orang Indonesia) yang belajar

atau mendalami agama Hindu di India kemudian setelah mereka

menempuh pendidikan. Lalu mereka pulang dan mengajarkan

(menyebarluaskan) ajaran Hindu kepada penduduk setempat.

Teori ini di kemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia

mengemukakan peranan bangsa Indonesia sendiri dalam

3

Page 4: Makalah Hindu Budha

penyebaran dan pengembangan  agama hindu. Penyebaran budaya

India di Indonesia dilakukan oleh kaum terdidik. Akibat

interaksinya dengan para pedagang India, di Indonesia terbentuk

masyarakat Hindu terdidik yang di kenal dengan sangha. Mereka

giat mempelajari bahasa Sanskerta, kitab suci, sastra, dan budaya

tulis. Mereka kemudian memperdalam agama dan kebudayaan

Hindu di India. Sekembalinya ke Indonesia mereka

mengembangkan agama dan kebudayaan tersebut.

2.1.2 Pengaruh kebudayaan India (Hindu-Budha) di Indonesia

a. Bidang kepercayaan atau agama

Sebelum budaya India masuk, di Indonesia telah

berkembang kepercayaan yang berupa pemujaan terhadap roh

nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat Animisme dan

Dinamisme. Animisme merupakan satu kepercayaan terhadap roh

atau jiwa sedangkan Dinamisme merupakan satu kepercayaan

bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.

Dengan masuknya kebudayaan India, penduduk Nusantara

secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha,

diawali oleh lapisan elite para raja dan keluarganya. Agama Hindu

dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami

perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau

dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian

dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan

yang berbeda menjadi satu.

Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di

Indonesia, berbeda dengan agama Hindu -Budha yang dianut oleh

masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat

dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha

yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang

4

Page 5: Makalah Hindu Budha

dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak

dilaksanakan oleh umat Hindu di India

b. Bahasa

Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari

adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat temukan sampai

sekarang dimana bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan

bahasa Indonesia. Dan istilah-istilah penting yang menggunakan

bahasa Sanskerta.

c. Organisasi sosial kemasyarakatan

Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial

kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem

pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya

pengaruh India. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat

mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang

menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan

terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti

yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan

Wikramawardana.

d. Bidang Sosial

Dalam bidang sosial terjadi perubahan-perubahan dalam

tata kehidupan sosial masyarakat. Perubahan itu terjadi sebagai

akibat diperkenalkannya sistem kasta dalam masyarakat. Kasta-

kasta itu diantaranya kasta brahmana, kasta ksatria, kasta waisya

kasta sudra.

e. Sistem pengetahuan

Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya

yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun

dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka

sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun

5

Page 6: Makalah Hindu Budha

masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654,

maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.

f. Teknologi

Salah satu wujud akulturasi dari teknologi terlihat dalam

seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang

mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di

Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena

candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi

pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam

kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat

berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan

bangunan. Contoh candi Borobudur salah satu dari 7 keajaiban

dunia dan merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram. Itu

membuktikan masyarakat telah memiliki pengetahuan dan

teknologi yang tinggi.

g. Kesenian

Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni

rupa, seni sastra, seni bangunan dan seni pertunjukan.

1. Seni rupa

Unsur seni rupa India telah masuk ke Indonesia

dibuktikan dengan ditemukannya relief-relief cerita sang

Budha pada candi Borobudur, cerita Ramayana pada candi

Prambanan. Dan sekarang relief-relief tersebut dijadikan

hiasan pada bangunan, seperti yang terdapat pada pustaka

wilayah yang terdapat di provinsi Riau.

2. Seni sastra

Bahasa sanskerta yang berasal dari India tersebut

membawa pengaruh besar terhadap perkembangan sastra di

Indonesia, seperti prasasti yang ditulis dengan huruf pallawa

6

Page 7: Makalah Hindu Budha

dan sanskerta. Tidak hanya itu kitab-kitab yang dibuat pada

zaman tersebut juga memiliki nilai sastra yang tinggi.

3. Seni bangunan

Yang menjadi bukti berkembanngnya budaya India di

Indonesia adalah bangunan candi. Dasar bangunan candi

merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia pada zaman

megalitikum yang berupa punden berundak-undak kemudian

mendapat pengaruh dari kebudayaan India sehingga menjadi

wujud sebuah candi.

4. Seni Pertunjukkan

Wayang Seni pertunjukan wayang merupakan salah

satu kebudayaan asli Indonesia dan pertunjukan wayang

tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa.

Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat

dari pengambilan lakon cerita dari kisah Ramayana maupun

Mahabarata yang berasal dari budaya India.

2.2 Agama Hindu

Pertumbuhan  dan   perkembangan  kebudayaan  Hindu   di India

berkaitan   dengan  sistem  kepercayaan  bangsa   Arya  yang masuk  ke India

pada  1500  S.M. Kebudayaan  Arya berkembang di Lembah Sungai Indus India.

Bangsa Arya mengembangkan  sistem kepercayaan dan sistem kemasyarakatan

yang sesuai dengan tradisi yang  dimilikinya. Sistem  kepercayaan  itu  berupa   

penyembahan terhadap banyak dewa  yang dipimpin oleh golongan pendeta atau

Brahmana.  Keyakinan bangsa  Arya terhadap kepemimpinan kaum Brahmana

dalam  melakukan  upacara  ini melahirkan  kepercayaan terhadap  Brahmanisme. 

Selanjutnya   golongan  ini  juga  menulis ajaran mereka  dalam kitab-

kitab  suci yang menjadi standar pelaksanaan upacara-upacara keagamaan. Kitab

suci agama  Hindu disebut  Weda (Veda), artinya pengetahuan tentang agama.

7

Page 8: Makalah Hindu Budha

Sanusi Pane dalam bukunya Sejarah Indonesia menjelaskan  tentang Weda terdiri

dari 4 buah kitab, yaitu:

Rigweda

Rigweda adalah kitab yang berisi tentang ajaran-ajaran Hindu.

Rigweda merupakan kitab yang tertua  dan kemungkinan muncul  pada

waktu  bangsa   Arya masih  berada   di daerah Punjab.

Samaweda

Samaweda adalah kitab yang berisi nyanyian-nyanyian pujaan

yang wajib dilakukan ketika upacara  agama.

Yajurweda

Yajurweda adalah kitab yang berisi dosa-doa yang dibacakan

ketika diselenggarakan upacara  agama.  Munculnya  kitab ini diperkirakan

ketika  bangsa  Arya mengusai  daerah  Gangga Tengah.

Atharwaweda

Atharwaweda adalah  kitab yang berisi doa-doa untuk

menyembuhkan  penyakit,   doa  untuk   memerangi  raksasa. Doa-doa

atau  mantera pada  kitab ini muncul setelah  bangsa Arya berhasil

menguasai  daerah  Gangga  Hilir.

Agama Hindu bersifat Politheisme, yaitu percaya terhadap banyak  dewa

yang masing-masing dewa  memiliki peranan dalam kehidupan masyarakat.  Ada

tiga dewa  utama  dalam agama  Hindu yang  disebut  Trimurti terdiri dari Dewa 

Brahma  (dewa  pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung),  dan Dewa Siwa (dewa

perusak). Sistem  kemasyarakatan  yang  dikembangkan  oleh  bangsa Arya

adalah  sistem   kasta.   Sistem   kasta   mengatur  hubungan sosial bangsa   Arya

dengan bangsa-bangsa yang  ditaklukkannya. Sistem ini membedakan masyarakat

berdasarkan fungsinya. Golongan   Brahmana  (pendeta)   menduduki golongan 

pertama. Ksatria (bangsawan, prajurit) menduduki golongan kedua.  Waisya

(pedagang dan  petani)  menduduki golongan  ketiga,  sedangkan Sudra (rakyat

8

Page 9: Makalah Hindu Budha

biasa) menduduki golongan terendah atau  golongan keempat. Sistem kepercayaan

dan kasta menjadi dasar terbentuknya kepercayaan terhadap Hinduisme.

Penggolongan seperti inilah yang disebut caturwarna.

2.3 Agama  Buddha

Agama  Buddha  lahir sekitar abad  ke-5 S.M. Agama  ini lahir sebagai

reaksi terhadap agama  Hindu terutama karena keberadaan kasta. Pembawa agama

Buddha adalah Sidharta Gautama (563-486 S.M), seorang  putra  dari Raja

Suddhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu.  Untuk  mencari  pencerahan

hidup,  ia meninggalkan Istana Kapilawastu dan  menuju  ke tengah hutan  di

Bodh Gaya. Ia bertapa di bawah  pohon  (semacam  pohon  beringin) dan 

akhirnya mendapatkan bodhi,  yaitu semacam  penerangan atau  kesadaran yang

sempurna. Pohon itu kemudian  dikenal dengan pohon  bodhi. Sejak saat  itu, 

Sidharta  Gautama dikenal  sebagai  Sang  Buddha, artinya yang disinari.

Peristiwa ini terjadi pada  tahun  531 SM. Usia Sidharta waktu itu kurang lebih 35

tahun.  Wejangan  yang pertama disampaikan  di Taman Rusa di Desa Sarnath.

Dalam ajaran Buddha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi). Hidup

adalah samsara, menderita, dan tidak menyenangkan. Menurut   ajaran  Buddha,

hidup  manusia  adalah menderita, disebabkan karena  adanya  tresna atau  cinta,

yaitu cinta (hasrat/nafsu)  akan kehidupan.

Penderitaan dapat  dihentikan, caranya  adalah   dengan  menindas   tresna

melalui  delapan   jalan (astawida),   yakni   pemandangan    (ajaran) yang benar,

niat atau sikap yang benar, perkataan  yang  benar,   tingkah   laku  yang benar,

penghidupan (mata    pencaharian) yang  benar,   usaha   yang  benar,   perhatian

yang benar,  dan semadi yang benar.

2.4 Budaya yang Lahir dari Hindu dan Budha

Dalam keanekaragaman warisan budaya, kita mengenal adanya warisan

budaya berupa warisan budaya benda (Tangible cultural heritage) maupun warisan

budaya tak benda (Intangible cultural heritage). Keduanya membentuk sinergi

yang sangat baik bagi kemajuan suatu bangsa. Bagaimana tidak? Ketika sebuah

9

Page 10: Makalah Hindu Budha

bangsa memiliki serba-serbi warisan budaya yang khas dan menjadi daya tarik

tersendiri bagi bangsa asing, maka bangsa tersebut akan mendapatkan citra

sebagai bangsa adiluhung di mata dunia. Tak terkecuali bangsa kita, bangsa

Indonesia. Sungguh, keanekaragaman budaya yang dimiliki bermacam suku

bangsa yang membentang dari Sabang hingga Merauke menjadi pesona yang

seolah tak pudar dimakan usia. Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan.

Akan tetapi di lain sisi, keanekaragaman warisan budaya bak menjadi

sebilah mata pisau yang memiliki dua mata sisi. Selain keuntungan, tentu di balik

keuntungan tersebut terselip konsekuensi yang tidak ringan. Konsekuensinya

adalah, kita sebagai bangsa Indonesia, berkewajiban untuk menjaga bermacam

warisan budaya tersebut agar tidak punah dan parahnya lagi bila sampai direbut

bangsa lain. Hal ini jangan sampai terjadi. Berikut peninggalan budaya hindu-

buddha di indonesia.

1. WARISAN BUDAYA BENDA (Tangible Cultural Heritage)

a. Puncak Mahkota

Puncak mahkota memiliki bentuk alas melengkung seperti bulan

sabit dengan empat kuku pada bagian permukaan tengah. Puncak mahkota

ditemukan di dukuh Ngabean, desa Sawangargo, kecamatan Salaman,

kabupaten Magelang, Biasanya digunakan sebagai hiasan kepala raja.

b. Perhiasan Telinga

Ditemukan di dukuh Kuncen, desa Koen, kecamatan Jatipura,

kabupaten Wonogiri. Bentuk dasarnya huruf “U” bercelah. Bagian ujun

berupa profil kepala naga dan dikerjakan dengan cara pengukiran. ola hias

naga dalam kesenian Indonesia kuno melambangkan kekuatan.

c. Mata Uang Piloncito

Mata uang ini ditemkan di desa Wonoboyo, kecamatan Jogonalan,

kabupaten Klaten. Mata uang emas ini berbentuk persegi, berukuran rata-

rata 8 mm x 6 mm dengan berat rata-rata 2,5 gram. Salah satu sisinya

terdapat tulisan huruf Prenagari “Ta” (Tahil). Pada masa Jawa Kuna alat

10

Page 11: Makalah Hindu Budha

ini digunakan untuk alat tukar yang bernilai dan biasa dibagikan oleh raja

kepada pejabat saat penetapan sima.

d. Kuwera

Arca Kuwera ditemukan di Kabupaten Klaten. Kuwera digamarkan

duduk di atas padmsana dengan sikap lalitasana, kaki bertumpu pada

pundi-pundi uang. Di belakang kepala terdapat prabha yang dilengkap

payung (chattra). Kuwera diyakin sebagai dewa kemakmuran.

e. Tiga Arca Dhyani Buddha Satu Lapik

Tiga arca ini ditemukan di dukuh Rejoso, desa Rejoso, Kecamatan

Jogonalan, kabupaten Klaten. Arca-arca ini terdiri atas dua arca Dhyani

Aksoya dan satu arca Dhyani Budha Amithaba. Arca ini sekarang berada

di Museum Ronggowarsito Semarang dan kondisi koleksi masih terrawat

baik.

f. Candi Borobudur

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam

tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar

dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua

tingkat-tingkatannya beberapa stupa.

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di

Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100

km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut

Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha

Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa

Syailendra.

g. Candi Prambanan

Candi Prambanan yang dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang

ini menyimpan suatu legenda yang menjadi bacaan pokok di buku-buku

ajaran bagi anak-anak sekolah dasar. Kisah Bandung Bondowoso dari

Kerajaan Pengging yang ingin memperistri dara cantik bernama Roro

11

Page 12: Makalah Hindu Budha

Jonggrang. Si putri menolak dengan halus. Ia mempersyaratkan 1000

candi yang dibuat hanya dalam waktu semalam. Bandung yang memiliki

kesaktian serta merta menyetujuinya. Seribu candi itu hampir berhasil

dibangun bila akal licik sang putri tidak ikut campur. Bandung yang

kecewa lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca, yang diduga menjadi

arca Batari Durga di salah satu candi.

2. WARISAN BUDAYA TAK BENDA (Intangible Cultural Heritage)

a. Wayang Beber

Wayang beber muncul dan berkembang di Pulau Jawa pada masa

kerajaan Majapahit. Gambar-gambar tokoh pewayangan dilukiskan pada

selembar kain atau kertas, kemudian disusun adegan demi adegan

berurutan sesuai dengan urutan cerita. Gambar-gambar ini dimainkan

dengan cara dibeber. Saat ini hanya beberapa kalangan di Dusun Gelaran,

Desa Bejiharjo, Karangmojo Gunung Kidul, yang masih menyimpan dan

memainkan wayang beber ini.

b. Gamelan Yogya

Gamelan adalah seperangkat alat musik Jawa yang terdiri dari

saron, bonang, rebab, gendang, gong, dan sebagainya. Sebagian dari alat

music ini merupakan peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha. Hal itu

ditunjukkan untuk mengumpulkan rakyat yang ada di sekitar keraton,

setelah rakyat berkumpul kemudian memberikan ceramah keagamaan.

c. Sendratari Ramayana Prambanan

Sendratari Ramayana Prambanan merupakan sebuah pertunjukan

yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog, diangkat dari cerita

Ramayana dan dipertunjukkan di dekat Candi Prambanan di Pulau Jawa,

Indonesia. Sendratari Ramayana Prambanan merupakan sendratari yang

paling rutin mementaskan

d. Tari Jathilan/jaranan

12

Page 13: Makalah Hindu Budha

kesenian ini merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada

dan berkembang di daerah pegunungan menoreh, tepatnya di sebelah

selatan candi Borobudur. Tari ini berlatar belakang oleh keadaan perang

zaman dahulu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:

1. Letak Indonesia yang strategis dan penghasil rempah-rempah

membuat Indonesia dikunjungi bangsa asing yang berniat

berdagang sekaligus menyebarkan agama.

2. Berkembangnya kebudayaan India (Hindu-Budha) ditandai dengan

berdirinya berbagai kerajaan yang bercorak Hindu-Budha.

3. Hadirnya kebudayaan India menambah keanekaragaman budaya di

Indonesia.

4. Kebudayaan India mempengaruhi banyak aspek kehidupan di

Indonesia diantaranya : bidang kepercayaan atau agama, bahasa,

organisasi sosial kemasyarakatan, bidang sosial, system

pengetahuan, teknologi dan kesenian.

3.2 Saran

1. Kita sebagai generasi muda hendaknya melestarikan budaya dan

peninggalan sejarah..

2. Sebagai warga Negara yang cinta pada tanah air, hendaknya kita mampu

menerapkan nilai-nila budaya yang positif agar bangsa kita ini menjadi

bangsa yang berkarakter.

13

Page 14: Makalah Hindu Budha

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8267790/Pengaruh_Kebudayaan_India_Hindu-

Budha_di_Indonesia

http://ilmusosial.net/sejarah-lahirnya-agama-hindu-budha.html

http://aganaul.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html

14