Click here to load reader
Upload
operator-warnet-vast-raha
View
587
Download
0
Embed Size (px)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banyak sekali orang yang tidak mengetahui apa itu filsafat, baik orang yang hidupnya
di lingkungan pendidikan, maupun yang jauh dari pendidikan, seperti di pedesaan maupun di
perkotaan. Padahal mereka sadari sebenarnya mereka dekat dengan filsafat dan mereka juga
pernah berfilsafat. Dalam menjalani kehidupan ini kita sering mengandalkan filsafat, tetapi
terkadang kita tidak menyadari bahwa yang kita lakukan itu merupakan sebuah filsafat.
Kita sering merenung, berfikir apa yang hendak kita capai dan kita raih apabila kita
lulus kuliah nanti, dalam perenungan itu kita banyak sekali muncul pertanyaan-pertanyaan
dan pilihan-pilihan sebagai alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul, begitu
pula untuk hal-hal yang lain yang didalamnya memerlukan pemikiran-pemikiran secara
mendalam. Apabila kita terus mencari dan terus mencari jawaban dari pertanyaan tadi dengan
berbagai metode sampai kiranya kita dapat menemukan kebenaran, maka akan lahir sebuah
pengetahuan bagi kita. Begitu pula dengan pendidikan, yang melatar belakangi pendidikan
adalah ide-ide yang lahir dari filsafat yang tentu saja semua itu perlu proses untuk
menemukannya. Dari gambaran sederhana tersebut dapat kita ketahui bahwa filsafat itu
merupakan tindakan memikirkan, merenungkan segala sesuatu secara mendalam sampai
keakar-akarnya.
Segala sesuatu yang kita kenal selama ini tidaklah lahir begitu saja, nama suatu benda,
hewan, manusia, dan lain-lain saja mengandung filsafat dibaliknya. Termasuk pula segala
ilmu pengetahuan yang jumlahnya mungkin susah untuk dihitung yang bertebaran dimuka
bumi ini lahir dari sebuah proses panjang yang dinamakan filsafat.
Semua itu mendorong manusia untuk memikirkan kembali pengertian tentang
kebenaran. Sebab setiap terjadi perubahan dalam peradaban akan berpengaruh terhadap
sistem nilai yang berlaku, karena antara perubahan peradaban dengan cara berfikir manusia
terdapat hubungan timbal balik.
i
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
A. Apa pengertian filsafat tersebut?
B. Apa saja cabang-cabang filsafat?
C. Apa saja aliran-aliran dalam filsafat?
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut:
A. Untuk mengetahui pengertian filsafat tersebut.
B. Untuk mengetahui apa saja cabang-cabang filsafat.
C. Untuk mengetahui apa saja aliran-aliran dalam filsafat.
4. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
A. Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang
pengertian filsafat tersebut.
B. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk bisa mengetahui
cabang-cabang filsafat dan aliran-aliran dalam filsafat.
i
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakekat Filsafat
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari
bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta)
atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai philosophos (filosof) dalam
pengertian pencinta kebijaksanaan. Kata falsafah merupakan arabisasi yang berarti pencarian
yang dilakukan oleh para filosof. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat
menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal
budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Manusia filosofis adalah
manusia yang memiliki kesadaran diri dan akal sebagaimana ia juga memiliki jiwa yang
independen dan bersifat spiritual. Sebelum Socrates ada satu kelompok yang menyebut diri
mereka sophist (kaum sofis) yang berarti cendekiawan. Secara umum filsafat berarti upaya
manusia untuk memahami segala sesuatu secara sistematis, radikal, dan kritis. Berarti filsafat
merupakan sebuah proses bukan sebuah produk. Maka proses yang dilakukan adalah berpikir
kritis yaitu usaha secara aktif, sistematis, dan mengikuti prinsip-prinsip logika untuk mengerti
dan mengevaluasi suatu informasi dengan tujuan menentukan apakah informasi itu diterima
atau ditolak. Dengan demikian filsafat akan terus berubah hingga satu titik tertentu (Takwin,
2001). Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam
dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
2.2 Ciri-Ciri Pemikiran Filsafat
Adapun ciri-ciri atau karakteristik berfikir filsafat yaitu :
1. Sifat komprehensif (menyeluruh) artinya seseorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika
hanya mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin tahu hakikat ilmu
dari sudut pandang lain, kaitannya dengan moralitas, serta ingin yakin apakah ilmu ini
akan membawa kebahagian dirinya. Hal ini akan membuat ilmuwan tidak merasa
sombong dan paling hebat. Di atas langit masih ada langit. contoh: Socrates menyatakan
dia tidak tahu apa-apa.
i
2. Sifat mendasar (radikal) yaitu sifat yang tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu benar.
Mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut
dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah
pertanyaan yang melingkar yang harus dimulai dengan menentukan titik yang benar.
3. Spekulatif artinya apa yang diselidiki filsafat didasarkan pada dugaan-dugaan yang masuk
akal dan tidak berdasarkan bukti empiris. Ini bukan berarti bahwa dugaan filsafat tidak
ilmiah, tapi pemikiran filsafat memang tidak termasuk dalam lingkup kewenangan ilmu
khusus.
4. Sistematis artinya dalam menjawab suatu permasalahan, digunakan pendapat-pendapat
sebagai wujud dari proses berpikir filsafat. Pendapat-pendapat itu harus saling
berhubungan secara, dan mempunyai maksud atau tertentu.
5. Bebas artinya setiap manusia adalah hasil pemikiran yang bebas. Bebas dari prasangka-
prasangka sosial. historis, kultural, ataupun religius.
2.3 Ajaran-Ajaran Filsafat
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:
1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta
badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme
memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya
rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan
hakitat yang asli dan abadi.
4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut)
tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
2.4 Manfaat Filsafat
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1. Sebagai dasar dalam bertindak.
2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
i
2.5 Objek Filsafat
Objek filsafat dibagi menjadi dua yaitu :
A. Objek material filsafat yaitu segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat , segala sesuatu
yang dimasalahkan oleh atau dalam filsafat. Tiga persoalan pokok :
1) Hakikat Tuhan
2) Hakikat Alam
3) Hakikat Manusia
B. Objek formal filsafat adalah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-
dalamnya sampai keakarnya) tentang obyek materi filsafat.
i
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Peranan Filsafat Pendidikan
Tidak dapat dinafikan setiap ilmu yang telah lahir di muka bumi tentulah memiliki arti dan
fungsi bagi kehidupan manusia. Begitu pula filsafat pendidikan suatu ilmu yang memiliki
peranan dan fungsi dalam kehidupan khususnya kehidupan dunia pendidikan.
Menurut Jalaluddin & Abdullah Idi peran filsafat pendidikan: 1) Landasan filosofis yang
menjiwai seluruh kebijakan dan pelaksanaan pendidikan; 2) Pemberi arah dan pedoman bagi
usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem
pendidikan. (Jalaluddin, 2007:29-33).
Filsafat Pendidikan memiliki peranan yang penting karena filsafat pendidikan menjadi
landasan filosofis dan pemberi arah untuk usaha-usaha perbaikan, kemajuan dan tetap
eksisnya pendidikan. Tanpa landasan dan arahan, penyelenggaraan pendidikan sangat sulit
untuk mencapai tujuan pendidikan yang direncanakan. Landasan yang kuat sangat dperlukan
bagi para pembangun bangunan pendidikan selanjutnya agar bangunannya menjadi kokoh
dan eksis selamanya.
2. Fungsi Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan di samping memiliki peranan yang strategis, juga memiliki fungsi yang
penting dalam dunia pendidikan, dunia yang mampu merubah karakter manusia, dan
mendewasakan manusia, serta dunia yang memanusiakan manusia.
Fungsi filsafat pendidikan sebagai berikut: 1) Merumuskan dasar-dasar dan tujuan
pendidikan, sifat dan hakikat manusia serta pendidikan, dan isi moral (sistem) nilai
pendidikan; 2) Merumuskan teori, bentuk, dan sistem pendidikan, mencakup kepemimpinan,
pendidikan, politik pendidikan, bahan pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran,
pola-pola akulturasi serta peranan pendidikan dalam pembangunan bangsa dan negara; 3)
Merumuskan hubungan antara agama, filsafat, filsafat pendidikan, teori pendidikan dan
kebudayaan (Jalaluddin, 2007:159). Filsafat pendidikan memiliki fungsi merumuskan dasar
dan tujuan pendidikan, merumuskan teori, bentuk dan sistem pendidikan serta merumuskan
hubungannya dengan agama dan kebudayaan. Fungsi filsafat pendidikan sangat strategis
karena merumuskan masalah-masalah mendasar yang berkait dengan dunia pendidikan dan
hubungannya dengan pembangunan bangsa dan negara. Dasar dan tujuan pendidikan yang
jelas akan memudahkan dalam penyelenggaraan pendidikan, dan dapat menjadi parameter
akan tercapai tidaknya apa yang dicita-citakan.
i
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengertian Filsafat
Dari segi etimologi, istilah filsafat berasal dari dua suku kata dalam bahasa Yunani
kuno, yaitu phile atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan sophia atau sophos yang
berarti kebijaksanaan atau kebenaran. Kedua suku kata tersebut membentuk kata
majemukphilosophia. Dari bahasa Arab (falsafah), Inggris (philosophy),Jerman, Belanda
dan Perancis (philosophie). Dengan demikian, berdasarkan asal usul philosophia (Latin)
berarti cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan. Dengan kata lain, filsafat
adalah mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana. Karena istilahphilosophia dalam bahasa
Indonesia identik dengan istilah filsafat, maka untuk orangnya, yaitu orang yang mencintai
kebijaksanaan disebut filsuf. Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang yang
pertama memakai kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap
cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya "Ahli pengetahuan", Phytagoras
mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia.
Setiap orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun
menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan
adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup
keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan
pencinta pengetahuan.
Beberapa para ahli filsafat mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian
filsafat yaitu :
a. Plato (427 - 348 SM) seorang filsuf Yunani yang termasyur murid Socrates dan guru
Aristoteles, mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
b. Aristoteles (382 - 322 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
c. Marcus Tullius Cicero (106 - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan:
Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk
mencapainya.
i
d. Al-Farabi (meninggal 950 M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam dan bertujuan menyelidiki hakikat yang
sebenarnya.
e. Immanuel Kant (1724 - 1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan filsafat
itu ialah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat
persoalan, yaitu:
Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)
Apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika)
Sampai di manakah harapan kita? (dijawab oleh agama)
Apakah yang dinamakan manusia? ( dijawab oleh antropologi )
f. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan filsafat adalah suatu ikhtiar
untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal
yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha
untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
g. Drs. H. Hasbullah Bakry merumuskan bahwa filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai
oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
h. Notonagoro berpendapat bahwa filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari
sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam.
i. Decrates (1596 - 1650), filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam
dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
j. Harun Nasution, filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak
terikat tradisi, dogma, atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai
kedasar-dasar persoalan.
k. D.C. Mulder mengemukakan pendapatnya bahwa filsafat itu adalah suatu pemikiran
teoritis tentang susunan kenyataan sebagai satu keseluruhan.
l. Fung Yu Lan, bahwa filsafat adalah pikiran yang sangat sistematis dan refleksif.
m. I.R Poedjawijatna, berpendapat filsafat ialah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab
yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang filsafat yaitu sebuah ilmu untuk
menyelidiki segala sesuatu secara mendalam. Sedangkan perbedaannya adalah kalau menurut
plato dan Aristoteles, filsafat adalah ilmu pengetahuan untuk mengetahui nilai kebenaran
i
tentang segala sesuatu. Sedangkan menurut yang lainnya bahwa filsafat itu adalah ilmu untuk
memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat Tuhan, hakikat
alam semesta, hakikat manusia. Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat
yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat
perkembangan filsafat itu sendiri.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu yang
menggambarkan usaha manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran atau kenyataan
baik yang mengenai diri sendiri maupun segala sesuatu yang dijadikan objeknya.
2. Cabang - Cabang Filsafat
Ada beberapa cabang-cabang filsafat yaitu :
a) Metafisika
Dilihat dari asal katanya, metafisika berasal dari bahasa Yunani
yaitu meta dan physika yang artinya sesuatu yang ada di belakang atau di balik benda-
benda fisik. Jadi metafisika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari dan
memahami mengenai penyebab adanya segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada.
b) Epistemologi (Teori Pengetahuan)
Ditinjau dari asal katanya, epistemologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu episteme yang berarti pengetahuan, dan logos yang berarti teori. Jadi epistemologi
adalah cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan yang meliputi
bentuk pengenalan dasar pengetahuan, hakekat, dan nilai-nilainya.
c) Logika
Ditinjau dari asal katanya, logika berasal dari bahsa Yunani yaitu logos yang berarti
kata, nalar, teori, atau uraian. Sehingga logika dapat didefinisikan sebagai ilmu,
kecakapan, atau alat untuk berfikir secara lurus.
d) Etika (Filsafat Moral)
Dilihat dari asal katanya, istilah etika berasal dari urat kataethos yang berarti watak,
sehingga etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai tindakan manusia
dalam kaitannya dengan tujuan hidupnya. Dalam etika ini membahas baik-buruknya atau
benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia itu, serta menyelidiki kewajiban-
kewajiban manusia.
e) Estetika (Filsafat Seni)
Ditinjau dari asal katanya, estetika berasal dari bahasa Yunani yaitu aisthetika yang
berarti hal-hal yang dapat diserap dengan indra. Jadi estetika merupakan ranting filsafat
i
yang membicarakan tentang seni atau keindahan, bukan hanya sebagai karya seni belaka,
tetapi juga sebagai kegiatan seninya.
3.3 Aliran - Aliran Filsafat
Ada tiga aliran-aliran filsafat dalam berbagai persoalan-persoalan yaitu :
a. Aliran-Aliran Filsafat dalam Persoalan Keberadaan (Ontologi Ilmu)
Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang
berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi adalah bidang pokok filsafat yang
mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan
sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada manusia, ada alam, dan ada kuasa
prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dan tertib dalam keharmonisan.
Kata ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636
M. Ontologi meliputi hal-hal yang berkaitan dengan hakekat ilmu, hakekat kebenaran dan
kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah yang tidak terlepas dari persepsi
filsafat.
b. Aliran-Aliran Filsafat dalam Persoalan Pengetahuan (Epistemologi Ilmu)
Istilah epistemologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, dengan asal kata episteme yang
berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori, secara etimologi, epistemologi berarti
teori pengetahuan. Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang asal,
struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan. Menurut Lengeveld (1961) epistemologi
membicarakan hakikat pengetahuan, unsur-unsur dan susunan berbagai jenis
pengetahuannya pangkal tumpuannya yang fundamental, metode-metode dan batasannya.
c. Aliran-Aliran Filsafat dalam Persoalan Nilai-Nilai (Aksiologi Ilmu)
Aksiologi meliputi nilal-nilai (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna
terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang
menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun
fisik-material. Nilai adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan. Nilai
yang dimaksud adalah :
a. Nilai jasmani : nilai yang terdiri atas nilai hidup, nilai nikmat, dan nilai guna.
b. Nilai rohani : nilai yang terdiri atas nilai intelek, nilai estetika, nilai etika, dan nilai religi.
i
Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan aksiologi, penulis akan menguraikan
bebrapa definisi tentang aksiologi, diantaranya :
1. Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti
teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”.
2. Sedangkan arti aksiologi yang terdapat dalam bukunya Jujun S.
Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa aksiologi diartikan sebagai
teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Jujun S.
Suriasumantri:1999:234).
3. Menurut Bramel, aksiologi yang terdapat dalam tiga bagian. Pertama, moral conduct,
yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yakni etika. Kedua,esthetic
expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan. Ketiga, sosio-
political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosio-politik.
Dari definisi-definisi mengenai aksiologi diatas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan
yang utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimilki manusia
untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang
didalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.
Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika
adalah norma-norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari
tingkah laku manusia ditinjaudari segi baik dan tidak baik dalam suatu kondisi yang
melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman
keindahan yang dimilki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.
Nilai itu subjektif ataukah objektif adalah sangat tergantung dari hasil pandangan yang
muncul dari filsafat. Nilai akan menjadi subjektif, apabila subjek sangat berperan dalam
segala hal, kesadaran manusia menjadi tolak ukur segalanya atau eksistensinya, maknanya
dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian tanpa
mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis ataupun fisis. Dengan demikian, nilai subjektif
akan selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti
perasaan, intelektualitas dan hasil nilai subjektif selalu akan mengarah kepada suka atau tidak
suka, senang atau tidak senang.
i
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Filsafat adalah ilmu yang menggambarkan usaha manusia untuk mencari dan menemukan
kebenaran atau kenyataan baik yang mengenai diri sendiri maupun segala sesuatu yang
dijadikan objeknya.
2. Beberapa cabang-cabang filsafat yaitu metafisika, epistemologi, logika, etika, dan estetika.
3. Aliran-aliran filsafat ada tiga yaitu sebagai berikut :
a. Aliran-Aliran Filsafat dalam Persoalan Keberadaan (Ontologi Ilmu)
Ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala
sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu
ada manusia, ada alam, dan ada kuasa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh,
teratur, dan tertib dalam keharmonisan.
b. Aliran-Aliran Filsafat dalam Persoalan Pengetahuan (Epistemologi Ilmu)
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang asal, struktur, metode,
serta keabsahan pengetahuan.
c. Aliran-Aliran Filsafat dalam Persoalan Nilai-Nilai (Aksiologi Ilmu)
Aksiologi meliputi nilal-nilai (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna
terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang
menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun
fisik-material.
B. Saran
1. Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan tentang pengertian filsafat.
2. Diharapkan masyarakat dapat mengetahui apa saja cabang-cabang filsafat dan aliran-
aliran filsafat itu.
i
DAFTAR PUSTAKA
1. Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1999
2. Usiono. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, 2006.
3. Suparlan Suhartono. Filsafat Pendidikan 2007. Yogyakarta: Kelompok Penerbit
Ar Ruzz Media.
i
MID TEST : ILMU LOGIKA
FILSAFAT PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : JABAL NUR
STAMBUK : 21208258
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2013
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................2
A. Pengertian Politik.........................................................................................2
B. Ruang Lingkup Dan Tujuan Ilmu Politik .....................................................3
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................4
A. Konsep Dasar Politik...................................................................................5
B. Pemerintah yang Berdaulat........................................................................5
C. Bentuk-Bentuk Demokrasi..........................................................................6
D. Sistem Pemerintahan Negara RI Menurut UUD.........................................6
E. Lembaga Lembaga Tinggi Negara.............................................................8
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................7
Konsep Konsep Politik ..............................................................................15
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................16
KATA PENGANTAR
i
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“ FILSAFAT PENDIDIKAN ”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Raha, Juli 2013
"Penulis"
i