Upload
sopandi
View
321
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
1/31
TUGAS
OBAT SUSUNAN SARAF
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Farmakologi
Dosen : Ika Kartikawati, S.Kep
Disusun Oleh :
JODDY SETIAWAN
Tingkat 1C
AKADEMI KEPERERAWATAN KABUPATEN SUBANG
Jl. Brigjen Katamso No.37 Tlp/Fax. (0260) 412520 Subang
2013
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
2/31
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulispanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat, Taufiq dan Hidayah_Nya sehingga Penulisdapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Obat Susunan Saraf yang merupakan
salah satu tugas mata kuliah Farmakologi.
Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu Saya, hingga tersusunnya makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, hal ini
disebabkan oleh karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta sumber yang
Penulismiliki. Oleh karena itu, Penulisharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak.
Akhirnya Penulisberharap mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi Penuliskhususnya dan para pembaca pada umumnya.
Subang, Agustus 2013
Penyusun
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
3/31
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Tujuan ...................................................................................... 2
1. Tujuan Umum ...................................................................... 2
2. Tujuan Khusus ..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi .................................................................................... 3
B. Prototipe Obat Dari Tiap Golongan ......................................... 3
C. Jenis Obat Baru ........................................................................ 11
D. Peran Hipotalamus Sebagai Termostat .................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
4/31
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangObat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang
memenuhi semua kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat
menimbulkan efek samping, respon terhadap obat sulit diprediksi dan
mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan banyak obat yang
mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal, semua
anggota tim kesehatan harus berlatih care untuk meningkatkan efek
terapeutik dan meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.
Sebagai salah satu dari tim medis perawat seyogyanya telah paham
betul akan pemanfaatan obat yang bertujuan memberikan manfaat maksimal
dengan tujuan minimal. Dan berikut ini adalah peran perawat dalam
pengobatan :
1. Mengkaji kondisi pasien2. Sebagai pemberi layanan askep, dalam pemberian obat.3. Mengobservasi kerja obat dan efek samping obat.4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang indikasi obat dan cara
penggunaannya.
5. Sebagai advokat atau melindungi klien dari pengobatan yang tidak tepat.
B. TujuanMahasiswa/ i Akper Subang mengetahui dan memahami tentang obat susunan
saraf
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
5/31
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianSistem saraf adalah satu dari dua sistem kontrol pada tubuh, yang lain
adalah sistem endokrin. Secara umum, sistem saraf mengkoordinasikan
respons-respons yang cepat, sementara sistem endokrin mengatur aktivitas
yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Sistem saraf terdiri dari
susunan/sistem saraf pusat (SSP), yang mencakup otak dan korda spinalis, dan
sistem saraf perifer, yang mencakup serat-serat saraf yang membawa
informasi ke (divisi aferen) dan dari (divisi eferen) SSP. Terdapat tiga kelas
neuron: neuron aferen, neuron eferen, dan antarneuron yang membentuk sel
dapat dirangsang pada sistem saraf. Neuron aferen memberitahu SSP
mengenai kondisi lingkungan eksternal dan internal. Neuron eferen membawa
instruksi dari SSP ke organ efektor, yaitu otot dan kelenjar. Antarneuron
berperan mengintegrasikan informasi aferen dan memformulasikan respons
eferen, serta untuk fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi yang berkaitan
dengan pikiran.
B. Pembagian system sarafSistem saraf terbagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. SSP otak dan sumsum tulang2. Sistem saraf perifer saraf-saraf motoris dan saraf-saraf sensoris
C. Obat susunan saraf pusatObat yang merangsang atau menghambat aktivitas SSP secara spesifik atau
secara umum.
Klasifikasi obat perangsang ssp meliputi :
A. Anastetik umumB. Anastetik lokalC. Hipnotik-sedatif dan alkohol
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
6/31
3
D. PsikotropikE. AntikonvulsiF. Obat penyakit parkinson dan pelemas otot yang bekerja sentralG. Analgesik opioid dan antagonisH. Perangsang SSP
D. Mekanisme Kerja1. Secara fisis, obat diperkirakan melarut dalam lapiran lemak dari membran
sel, juga dengan proses osmosis yang menarik air dan sekitarnya.
2. Secara kimiawi, contoh antasida, seperti natrium bikarbonat, alumuniumdan magnesium hidroksida dapat mengikat kelebihan asam lambung
melalui reaksi netralisasi kimiawi.
3. Proses metabolisme, antibiotika yang mengganggu pembentukan dindingsel kuman, sintesis protein atau metabolisme asam nukleat.
4. Cara kompetisi : kompetisi untuk reseptor spesifik atau untuk enzim.Obat saraf Pusat (SSP) Efek perangsangan susunan saraf pusat tersebut
(SSP) baik oleh obat dari alam atau sintetuk. Beberapa obat memperhatikan
efek perangsang SSP yang nyata dalam dosis toksis sedangkan yang lain
berefek sebagai efek samping.
Jenis obat yang bekerja terhadap SSP dibagi menjadi :
1. Psikofarma (psikotrapika) yang meliputi :a. Psikoleptika : jenis obat yang ada pada umumnya menekan fungsi
tertentu dari SSP yakni hipnotika,sedative,transquilizerrs dan antipsikotika.
b. Psiko analeptika : obat yang menstimulasi seluruh SSP yakni antidepresiva, psikostimulansia
2. Jenis obat untuk gangguan neurologist, seperti antiepileptika3. Jenis obat yang menghalau atau memblokir perasaan sakit analgetika.4. Jenis obat vertigo dan migraine
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
7/31
4
A. OBAT ANASTETIK UMUMObat yang dapat menimbulkan anastesia atau narkosa, yakni suatu
keadaan depresi umum dari berbagai pusat di SSP yang bersifat refersibel,
dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan, sehinggaagak mirip
dengan keadaan pingsan.
Obat anatetik umum dibagi menurut bentuk fisiknya menjadi 3 golongan,
yaitu:
1. Anastetik gas2. Anastetik menguap3. Anstetik yang diberikan secara IV
Efek samping
Hampir semua anastetika inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping
dan yang terpenting adalah:
Menekan pernapasan yamg pada anastesi dalam terutama ditimbulkan oleh
halotan, enfluran, dan isoluran. Efek ini paling ringan pada N2O dan eter.
Menekan sistem kardiovaskuler, terutama oleh halotan, enfluran,
isofluran.
Efek anestetik umum, biasanya pemberian pada intravena propofol
(2mg/kg) menginduksi anestesi secara cepat seperti tiopental terdapat rasa
nyeri yang kadang-kadang terjadi di tempat suntikan, tetapi jarang disertai
dengan plebitis atau trombosis.
Mekanisme kerja
Sebagai anestetik inhalasi digunakan gas dan cairan terbang yang masing-
masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi, aktivitas, sifat
melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan
reaksi yang cepat, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis
tinggikemudian diturunkan sampai hanya sekedar memelihara
keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran. Mekanisme kerjanya
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
8/31
5
bedasarkan perkiraan bahwa anestetika umum dibawah pengaruh protein
SSP dapat membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil.
B. ANESTETIK LOKALAnestetik lokal atau zat penghilang rasa setempat adalah obat yang pada
penggunaan lokal melintangi secara reversibel penerusan impuls saraf ke
SSP dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri,
gatal-gatal,rasa panas atau dingin.
Anestetik lokal pertama adalah kokain, yaitu suatu alkaloidyang diperoleh
dari daun suatu tumbuhun alang-alang di pegunungan Andes (Peru).
Mekanisme keja
Pusat mekanisme kerjanya terletak di membran sel. Seperti juga alkohol
dan barbital, anetetik lokal menghambat penurunan impuls dengan jalan
menurunkan permeabilitas membran sel saraf untuk ion natrium, yang
perlu bagi fungsi saraf yang layak disebabkan adanya persaingan dengan
ion kalsium yang berbeda berdekatan dengan saluran-saluran natrium di
membran neuron.
Efek samping
Efek samping adalah akibat dari efek depresi terhadap SSP dan efek
kardio-depresinya (menekan fungsi jantung) dengan gejala penghambatan
pernapasan dan sirkulasi darah. Anstetik lokal dapat pula mengakibatkan
reaksi hipersensitasi yang sering kali berupa exantema,urticaria dan
bronshospasme alergis sampai ada kalanya shock anafilaktis yang dapat
mengakibatkan kematian. Selain khasiat anetetiknya anstetik lokal masih
memiliki sejumlah efek lain, anestetik lokal mengganggu fungsi semua
organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa impuls,misalnya
terhadap ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskuler dan semua
jaringan otot, lagi pula yang lebih penting menekan SSP dan fungsi
jantung serta vasodilatasi.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
9/31
6
Catatan: anestetik lokal dianggap sebagai obat doping, sehingga
dikenakan restriksi tertentu. Misalnya, kokain merupakan obat doping
yang merangsang.
C. HIPNOTIK-SEDATIF DAN ALKOHOLBENZODIAZEPIN
Secara kualitatif banzodiazepin mempunyai efek yang hampir sama,
namun secara kuantitatif spektrum farmakodinamik serta data
farmakokinetikny berbeda. Benzodizepin berefek hipnosis, sedasi,
relaksasi otot, ansiolitik dan antikonvulasi dengan potensi yang berbeda-
beda.
Farmakodinamik
Efek benzodiazepin hampir semua merupakan hasil kerja golongan pada
SSP dengan efek utama: sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap
rangsangan emosi, relaksasi otot dan anti konvulasi.
Famakokinetik
Sifat fisikokimia dan farmakokinetik benzodiazepin sangat mempengaruhi
enerapan klinisny. Semua benzodiazepin dalam bentuk nonionik memiliki
koefisien distribusi lemak. Semua benzodiazepindiabsorbsi secara
sempurna, dengan kekecualian klorasepat. Senyawa ini baru diabsorbsi
sempurna setelah terlebih dahulu didekarboksilasi dalam cairan lambung
menjadi N-desmitildiazepam. Benzodiazepin dimetabolisme secara
ekstensifoleh beberapa sistem enzim mikrosom hati.
Mekanisme kerja
Kerja benzodiazepin terutama merupakan potensiasi inhibisi neuron
dengan asam gamma-amino-butirat (GABA) sebagai mediator. GABA dan
benzodiazepin yang aktif sacara klinik dengan reseptor
GABA/benzodiazepin/chlorida ionofor kompleks. Peningkatan ini akan
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
10/31
7
menyebabkan pembukaan kanal Cl. Benzodiazepin sendiri tidak dapat
membuka kanal klorida dan menghambat neuron. Sehingga benzodiazepin
merupakan depresan yang relatif aman, sebab depresi neuronyang
memerlukan transmitor bersifat self limiting.
Efek samping
Benzodizepin dengan dosis hipnotik pada saat mencapai kadar plasma
puncaknya daparmenimbulkan efek samping sebagai berikut: light
headednessn lassitude, lambat bereaksi, inkoordinasi motorik, ataksia,
gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan koordinator berfikir,
bingung, disartria, amnesia anterograd, mulut kering dan rasa pahit.
Efek samping lain yang relatif umum terjadi adalah badan lemah, sakit
kepala, pandangan kabur, vertigo, mual dan muntah, diare, sakit sendi,
sakit dada dan pada beberapa penderita dapat terjadi antikonvulasi kadang-
kadang lahan meningkatkan frekuensi bangkitan pada penderita epilepsi.
Indikasi
Benzodiazepin dapat gigunakan untuk mengobati insomnia, ansietas, kaku
otot, medikasi preanestesi dan aneastesi.
BARBITURAT
Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif sebagai
hipnotik dan sedatif. Namun sekarang kecuali untuk beberapa penggunaan
yang spesifik, barbiturat telah banyak digantikan oleh benzodiazepin yang
lebih aman.
Farmakodinamik
Efek utama barbiturat ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat
dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anestesia, koma,
sampai dengan mati. Efek hipnotik barbiturat dapat dicapai dalam waktu
20-60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur fisiologis,
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
11/31
8
tidak disertai mimpi yang mengganggu. Barbiturat sedikit menyebabkan
sikap masa bodoh terhadap rangsangan luar.
Farmakokinetik
Barbiturat secara oral diabsorpsi cepat dan sempurna. Bentuk garam
natrium lebih cepat diabsorpsi dari bentuk asamnya. Barbiturat yang
mudah laut dalam lemak,misalnya tiopental dan metoheksital, setelah
pemberian secara IV, akan timbun di jaringan lemak dan otot. Hal ini akan
menyebabkan penurunan kadarnya dalam plasma dan otak secara cepat.
Barbiturat yang kurang lipofiik, misalnya aprobarbital dan fenobarbital,
dimetabolisme hampir sempurna di dalam hati sebelum diekskresikan
lewat ginjal.
Efek samping
Hangover. Gejala ini merupakan residu depresi SSP setelah efek hipnotik
berakhir. Efek residu mungkin berupa vertigo, mual, atau diare. Kadang-
kadang timbul kelainan emosional.
Alergi. Reaksi alergi terutama terjadi pada individu alergik.segala bentuk
hipersentivitas dapat timbul, terutama dermatosis. Jarang terjadi
dermatosis eksfoliativa yang beakhir fatal pada penggunaan fenobarbital,
kadang-kadang diseratai demam, delirum dan kerusakan degeneratif hati.
Rasa nyeri. Barbiturat sesekali menimbulkan mialgia, neuralgia, artrargia,
terutama pada penderita psikoneurotik yang menderita insomnia. Bila
diberikan pada keadaan nyeri, dapat menyababkan gelisah, eksitasi dan
bahkan delirium.
Mekanisme kerja
Barbiturat bekarja pada seluruh SSP, walaupun pada setiap tempat tidak
sama kuatnya. Dosis nonanestesi terutama menekan respons pasca sinaps.
Penghambatan hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik. Walaupun
demikian efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui GABA
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
12/31
9
sebagai mediator. Kapasitas barbiturat membantu keraja GABA sebagian
menyerupai kerja benzodiazepin, namun pada dosis yang lebih tinggi
bersifat sebagai agonis GABA-nergik,sehingga pada dosis tinggi barbiturat
dapat menimbulkan depresi SSP yang berat.
Indikasi
Penggunaan babiturat sebagai hipnotik-sedatif telah menurun secara nyata
karena efek terhadap SSP kurang spesifik, barbiturat memiliki indeks
terapi yang lebih rendah dibandingkan terhadap benzodiazepin,
kecenderungan disalahgunakan lebih besar, dan banyak terjadi interaksi
obat. Barbiturat masih digunakan pada terapi darurat terhadap kejang,
seperti pada tetanus, eklamsia, status epilepsi, pendarahan serebral dan
keracunan konvulsan.
ALKOHOL
Alkohol adalah suatu bahan yang mempunyai efek farmakologik dan
cenderung menimbulkan ketergantungan serta dapat berinteraksi dengan
obat lain. Peminum alkohol berat sering mendapatkan kecelakaan,
kehilangan prokduktivitas, terlibat kejahatan, mendapat gangguan
kesehatan sampai terjadi kematian.
Farmakodinamik
Alkohol mendepresi SSP seperti halnya anestetik. Karena efek depresinya
pada pusat-pusat hambatan maka didapat kesan adanya efek stimulasi SSP
pada alkohol. Minum alkohol secara kronis, secara langsung terkait
dengan ganggiuan mental dan neurologis yang berat misalnya kerusakan
otak, kehilangan ingatan, gangguan tidur dan psikis. Selain itu defisiensi
vitamin dan nutrisi akibat gangguan saluran cerna dan fungsi hati, akan
mengakibatkan berbagai gejala neuropsikiatrik yang biasa terdapat pada
peminum alkohol, mislnya ensefalopati werniche, psikosis korsakoff dan
polineuritis dan ensefalopati akibat defisiensi asam nikotinat.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
13/31
10
Farmakokinetik
Energi yang dihasilkan 7 Kcal/g. Tetapi menambah alkohol pada diet
cukup nutrisi dan cukup kalori seringkali menyebabkan penurunan berat
badan. Hal ini juga berhubungan dengan efek toksik alkohol/asetaldehid
pada mitokondria sehingga afesiensi fosfolirasa teganggu.
Mekanisme kerja
Sejak lama diduga bahwa efek depresan alkohol dan anastetik bedasarkan
pelarutan dalam membran lipid. Efek alkohol terdapat berbagai saraf
berbeda karena tidak uniform distribusi fosfolipid dan kolestrol di
membran. Juga ada fakta aksperinmental yang menyongkong dugaan
bahwa mekanisme kerja alkohol di SSP serupa barbiturat.
Indikasi
Alkohol digunakan untuk berbagai keadaan oleh orang awam tetapi
penggunaan yang sah diklinik sedikit sekali. Alkohol digunakan sebagai
pelarut obat. Berdasarkan sifatnya sebagai pelarut digunakan pada
keracunan toksikodendrol. Alkohol cepat menguap dan digunakan
menurunkan suhu tubuh dengan mengusapkannya pada kulit.
D. PSIKOTROPIKObat yang bekerja mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman
(WHO,1966). Sebenarnya psikotropik baru diperkenalkan sejak lahirnya
suatu cabang ilmu farmakologi yakni psikofarmakologi.
ANTIPSIKOTIK (KLOPROMAZIN DAN DERIVAT VENOTIAZIN)
Prototip kelompok ini adalah klopromazin (CPZ) . Pembahasan terutama
mengenai CPZ dengan mengemukakan tentang fenotiazin lain bila ada.
Klopromazin (CPZ) adalah 2-klor-N-(dimetil-aminopropil)-fenotiazin.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
14/31
11
Farmakokinetik
Pada umumnya fenotiazin diabsoprsi dengan baik bila diberikan per oral
maupun [arenteral. Penyebaran luas ke semua jaringan dengan kadar
tertinggi di paru-paru, hati, limpa dan kelenjar suprarenal. Sebagian
fenotiazin mengalami hidroksilasi dan konjugasi, sebagian lain diubah
menjadi sulfoksidyang kemudian diekakresi bersama feses dan urin.
Setelah pemberian CPZ dosis besar, maka masih sitemukan ekskresi CPZ
atau metabolitnya selama 6-12 bulan.
Farmakodinamik
Fenotiazin terutama yang potensinya rendah menurunkan ambang
bangkitan sehingga penggunaannya pada pasien epilepsi harus sangat
berhati-hati. Derivat piperazin dapat digunakan secara aman pada
penderita epilepsi bila dosis diberikan bertahap dan anti konvulsan. CPZ
dapat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan oleh
rangsangan pada chemo receptor trigger zone. Muntah yang disebabkan
oleh saluran cerna atau vestibuler, kurang dipengaruhi, tetapi fenotiazin
potensi tinggi da[at berguna untuk keadaan tersebut.
Indikasi
Indikasi utama fenotiazin ialah skizofrenia gangguan psikosis yang serung
ditemukan. Gejala psikoti yang dipengaruhi secara baik oleh fenotiazin
dan antipsikosis lain ialah ketegangan, hiperaktivitas, halusinasi, sush
tidur, perhatian diri yang buruk dan kadang-kadang mengatasi sifat yang
menarik diri.
ANTIDEPRESI
Depresi adalah gangguan yang heterogen. Ada berapa klasifikasi depresi.
Menurut klasifikasi tersebut depresi mayor dan minor merupakan sindrom
depresi murni, sedangkan gangguan bipolar dan gangguan siklotimik
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
15/31
12
memperlihatkan depresi yang diselingi dengan mania. Klasifikasi
sederhana depresi adalah sebagai berikut :
Depresi reaktif/sekunder:
Paling umum dujumpai sebagai respons terhadap penyebab nyata,
misalnya: penyalkit dan kesedihan. Dulu dinamakan sebagai depresi
sogen.
Depresi endogen:
Merupakan gangguan biokimia yang ditentukan secara genetik,
bermanifestasi sebagai ketidakmampuan untuk mengatasi stres yang biasa.
Depresi yang berhubungan dengan gangguan afektif bipolar, yaitu depresi
dan mania yang terjadi bergantian.
Senyawa lain : obat-obat dibawah ini merupakan antidepresi yang relatif
baru, obat ini merupakan hasil dari usaha mendapatkan obat yang efek
sampingnya lebih ringan. Macam-macam obatnya adalah
amoksapin,maprotilin, trazodon, fluoksetin, bupropion,nomifensin dan
mianserin.
E. ANTIKONVULSIAntikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati
bangkitan epilepsi. Golongan obat ini lebih tepat dinamakan aniepilepsi,
sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain.
EPILEPSI
Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau penyakit
SSP yang timbul spontsn dengan episoda singkat dengan gejala utama
kesadaran menurun sampai hilang. Bangkitan ini biasanya disertai kejang,
hiperaktivitas otonomik, gangguan sensorik atau psikis dan selalu diseratai
gambaran letupan EEG abnormal dan eksesif. Epilepsi merupakan
frnomene klinis yang berkaitan denganletupan listrik atau depolarisasi
abnormal dan eksesif.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
16/31
13
Obat-obat Epilepsi
Anti epileptika adalah obat yang dapat menanggulangi serangan epilepsi
berkat khasiat antikonvulsinya, yakni meredakan konvulsi (kejang klonus
hebat). Semua obat antikonvulsi memiliki masa paruh panjang, dieliminasi
dengan lambat dan berkumulasi dalam tubuh pada penggunaan kronis.
Penggolongan obatini dapat dibagi dalam kelompok kimiawi, yaitu:
Obat generasi pertama : barbital, fenitoin, suksinimida
Oabt generasi ke dua : vigabatrin, lamotrigin dan gabapentin
Mekanisme kerja
Di otak terdapat dua kelompok neurotransmitter, yakni zat-zat seperti
nonadrenalin dan serotonin yang memperlancar transmisi rangsangan
listrik di sinaps sel-sel saraf. Selain itu juga terdapat zat-zat yang
menghambat neurotransmisi, antara lain GABA dan glisin.
Cara kerja antiepileptika belum semuanya jelas namun dari sejumlah obat
terdapat indikasi mengenai mekanisme kerjanya yaitu:
1.Memperkuat efek GABA
2.Menghambat kerjanya aspartat dan glutamat
3.Memblokir saluran-saluran (channel) Na, K, dan Ca
4.Meningkatkan ambang serangan dengan menstabilkan membran sel
5.Mengenali timbulnya pelepasan muatan listrik abnormal
6.Menghindari menjalarnya hiperaktivitas (muatan listrik)
Efek samping
Efek samping yang paling sering timbul berupa gangguan lambung usus
(nausea, muntah, diaredan hilang cita rasa). Begitu pula denga efek SSP
(rasa kantuk, pusing, ataxia,nystagmus, mudah tersinggung) sering kali
terjadi. Kebanyakan antiepileptika mempengaruhi saitem endrokin,
misalnya metabolisme vitamin D dengan akibat menurunkan kadar
kalsium dan fosfat dalam darah. Oleh karena itu penderita yang
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
17/31
14
menggunakan antiepileptika untuk jangka waktu lama, perlu periodik
diperiksa kadar kalsium dan fosfatnya.
ANTIEPILEPSI
Farmakodinamik
Fenitoin berefek anti konvulsi tanpa menyebabkan depresi umum SSP.
Sifat antikonvulsi fenitoin didasarkan pada penghambatan penjalaran
rangsang dari fokus kebagian lain di otak. Fenitoin juga mempengaruhi
perpindahan ion melintasi membran sel.
Farmakokinetik
Absorpsi fenition yang diberikan per oral berlangsung lambat, 10 % dari
dosis oral diekskresi bersama tinja dalam bentuk utuh. Kadar puncak
dalam plasma dicapai dalam 3-12 jam. Pengikatan fenitoin oleh protein
terutama oleh albumin plasma kira-kira 90%. Pada orang sehat termasuk
wanita hamil dan wanita pemakaian obat kontrasepsi oral, fraksi bebas
kira-kira 10%, sedangkan pada pasien dengan penyakit ginjal,penyakit hati
atau penyakit hepatorenal fraksi bebas diatas 15%. Pada pasien epilepsi
fraksi bebas berkisar 5,8-12,6%.
Efek samping
Feniton sebagai obat epilepsi dapat menimbulkan keracunan, sekalipun
relatif paling aman dari kelompoknya. Gejala keracunan ringan biasanya
mempengaruhi SSP, saluran cerna, gusi dan kulit. Sedangkan yang lebih
berat mepengaruhi kulit, hati, dan sumsum tulang.
Indikasi
Fenitoin diindikasikan terutama untuk bangkitan tonik-klonik dan
bangkitan parsial atau fokal. Banyak ahli penyakit sarar di indonesia lebih
menyukai penggunaan fenobarbital karena fenitoin memiliki batas
kemanan yang sempit. Efek samping dan efek toksik sekalipun ringan,
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
18/31
15
sifatnya cukup mengganggu terutama pada anak. Fenitoin juga bermanfaat
terhadap bangkitan parsial kompleks. Indikasi lain fenitoin ialah untuk
neuralgia trigeminal dan aritmia jantung. Fenitoin juga digunakan pada
terapi renjatan listrik (ECT) untuk meringankan konvulsinya dan
bermanfaat pula terhadap kelainan ekstrapiramidal iatrogenik.
TRIMETADION
Trimetadion juga bersifat hipnotik dan analgesik.
Farmakodinamik
Pada SSP trimetadion memperkuat depresi pascatransmisi, sehingga
transmisi impuls berurutan dihambat. Transmisi impuls satu per satu tidak
terganggu,trimetadion memuluhkan pola EEG abnormal pada bangkitan
lena.
Famakokinetik
Trimetadion per ora mudah diabsorpsi dari saluran cerna dan didistribusi
ke berbagai cairan badan. Biotransformasi trimetadion terutama terjadi di
hati dengan demetilasi yang menghasilkan didion. Pada terapi bangkitan
lena didion mempertahankan efek trimetadion. Ekskresi didion
berlangsung lambat sehingga cenderung terjadi penumpukkan metabolit
pada pengobatan kronik.
Efek samping
Efek samping trimetadion yang bersifat ringan berupa sedasi dan
hemeralopia. Trimetadion dapat menimbulkan bangkitan tonik-klonik pada
pasien dengan bangkitan lena. Sedasi berat dapat diatasi denga amfetamin
tanpa mengurangi efek antiepilepsinya, bahkan sekali amfetamin dapat
menekan bangkitan lena. Hemeralopia lebih sering terjadi pada orang
dewasa daripada anak.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
19/31
16
Indikasi
Indikasi utama trimetadion ialah bangkitan lena murni (tidak disertai
komponen bangkitan bentuk lain). Trimetadion dapat menormalkan
gambaran EEG dan meniadakan kelainan EEG akibat hiperventilasi
maksimal pada 70% pasien. Penghentian trimetadion harus secara bertahap
karena bahaya eksersabasi bangkitan dalam bentika status epileptikus.
F. OBAT PENYAKIT PARKINSON DAN PALEMAS OTOT YANGBEKERJA SENTRAL
PENYAKIT PARKINSON
Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang umum dan terdapat diseluruh
dunia. Parkinsonisme atau gejal ekstrapiramidal adalah istilah yang
digunakan bagi sindrom kekakuan hipokinetis dengan ciri-ciri penyakit
parkinson.
Gejala-gajalanya
Ada empat gejala penyakit parkinson adalah kekekuan anggota gerak,
mobilitas hilang atau berkurang secara abnormal, gemetar dan gangguan
keseimbangan tubuh. Bardykinesia adalah menjadi lambatnya semua
gerakan, sukar bangun dari posisi duduk dan sukar naik turun dari ranjang.
Ciri-ciri lainnya adalah sikap tubuh bengkok, kejang otot, tulisan tangan
menajdi halus dan seperti laba-laba. Sebagai akibat dari kakunya otot
muka, penderita berwajah seperti topeng, bicaranya menjadi monoton dan
tidak jelas, sekresi air liur berlebih dan muka berlemak. Gejala pada
saluran cerna berupa rasa terbakat dalam lambung, kesulitan menelan,
sembelit dan menurunnya berat badan.
LEVODOPA
Levodopa merupakan obat yangpaling efektif untuk melawan gejala-gejala
perkinson, terutama terhadap bradykinesia dan rigiditas, sedangkan
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
20/31
17
agonis-DA lainnya kurang efektif dan efek sampingnya seperti rasa kantuk
dan halusinasi lebih sering timbul.
Farmakokinetik
Levodopa cepat diabsorpsi secara aktif terutama dari usus halus.
Kecepatan absorpsi sangat tergantung dari kecepatan pengosongan
lambung. Absorpsi juga dihambat oleh makanan tinggi protein akibat
kopetensi asam amino denga levodopa dalam absorpsi maupun transpor ke
otak. Levodopa yang dapat mencapai sirkulasi kira-kira 22-30% dosis oral,
sedangkan 60% lebih mengalami biotransformasi di saluran cerna dan hati.
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja levodopa pada gejala parkinsonisme diduga berdasarkan
pengisian kembali kekurangan DA korpus striatum. Telah dibuktikan
bahwa beratnya defisiensi DA sejalan dengan beratnya 3 gejala utama
parkinsonisme dan konversi levodopa menjadi dopamin terjadi pada
manusia. Pengubahan levodopa menjadi DA membutuhkan adanya
dekarboksilase asam L-amino aromatik. Pada pasien parkinson aktifitas
enzim ini menurun, tetapi agak mencukupi untuk menguba levodopa
menjadi dopamin.
Kerja dopamin telah diteliti pada taraf molekuler dan reseptor, dengan
teknik ikatan ligan. Kesimpulan yang didapat ialah bahwa sekurang-
kurangnya tedapat 2 jenis reseptor dopamin yaitu D1 dan D2. Reseptor D1
memperlihatkan preferensi ikatan dengan tioksanten dan fenotiazin
tertentu dan umumnya menstimulasi aktivitas adenilat siklase. Reseptor
D2 memperlihatkan prefensi terhadap butirofenon dan dihubungkan
dengan penurunan aktivitas adenilat siklase atau tidak mempengaruhinya.
Efek samping
Efek samping levodopa terutama disebabkan terbentuknya dopamin di
berbagai organ perifer. Hal tersebut terjadi karena diperlukan dosis
levodopa yang besar untuk mendapat efek terapi yaitu peningkatan DA di
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
21/31
18
nigrostriatum. Tujuan memberikan levodopa adalah peningkatan DA-
striatum maka efek tehadap organ lain menjadi efek samping obat ini. Efek
samping levodopa di perifer dapat dikurangi dengan pemberian
penghambatan dekarboksilase. Khusus pasien usia lanjut tidak tahan dosis
besar karena cukup mengganggu sehaingga pelu mengurangi dosis atau
penghentian pemberian obat.
Interaksi obat
Pemberian penghambat dekarboksilase perifer (yang tidak melintasi sawar
darah-otak)bersama levodopa menghambt biotransformasi levodopa
menjadi DA di perifer. Pada tikus zat tersebut menghambat aktivitas
dekarboksilase sampai 80%.
Manfaat kejadian ini adalah :
1. Meningkatkan jumlah levodopa yang mencapai jaringan otak sehinggamemungkinkan pengurangan dosis 75%
2. Pada terapi yang baru dimulai dosis efektif lebih cepat tercapai3. Efek samping srperti mual, muntah dan efek pada istem kardiovaskuler
termasuk efek hipotensi sangat berkurang karena kurangnya DA yang
terbentuk di perifer
4. Gejala penyakit parkinson yang hanya timbul pada waktu tertentudalam sehari karena lebih mudak dikendalikan
5. Efek antaginisme piridoksin dapat dihindari
BROMOKRIPTIN
Bromokriptin merupakan prototip kelompok ergolin yaitu alkaloid ergot
yang bersifat dopaminergik. Walaupun obat-obat ini berbeda sifat
farmakokinetiknya terhadap berbagai subtipe reseptor dopaminergik,
efektivitas kliniknya sangat mirip.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
22/31
19
Mekanisme kerja
Bromokriptin merangsang reseptor dopaminergik.organ yang dipengaruhi
ialah yang memiliki reseptor dopamin yaitu SSP, kardiovaskular,poros
hipotalamus-hipofisis dan saluran cerna. Bromokriptin menyebabkan
kadar HVA dalam CSS menurun, memberikan kesan bahwa obat ini
menghambat pembebasanDA dari ujung saraf otak. Tetapi kombinasi
levodopa dam bromokriptin pada penyakit parkinson dapat mengurangi
dosis levodopa sambil tetap mempertahankan dam meningkatkan efek
terapinya.
Farmakokinetik
Hanya 30% bromokriptin yang diberikan per oral diapsorpsi. Obat ini
mengalami metabolisme lintas awal secara akstensif sehingga sedikit
sekali fraksi dosis yang sampai tempat kerja. Kadar puncak plasma
tercapai dalam 1,5-3 jam mengalami metabolisme menjadi zat tidak aktif
dan sebagian besar diekskresi kedalam empedu.
Indikasi dan dosis
Indikasi utama bromokriptin ialah sebagai tambahan levodopa pada pasien
yang tidak memberikan respons memuaskan tehadap levodopa dan untuk
mengatasi fluktasi respons levodopa dengan atau tanpa karbidopa.
Bromokriptin diindikasikan sebagai pengganti levodopa bila levodopa
dikontraindikasikan. Terapi dengan bromokriptin dimulai dengan dosis
1,25 mg,dua kali sehari. Kemudian dosis dinaikkan sampai efek terapi
tercapai atau timbul efek samping. Bromokriptin juga diindikasikan untuk
terapi hiperprolaktinemia pada berbagai suatu klinis yaitu laktasi,
infertilitas dan galaktore-amenore.
Efek samping
Efek samping bromokriptin memperlihatka variasi individu yang nyata.
Mual, muntah dan hipotensi ortostatik merupakan efek samping awal.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
23/31
20
Fenomena dosis awal berupa kolaps kardiovaskular. Perhatian khusus
harus diberikan pada mereka yang minum antihipertensi. Efek samping
yang jarang terjadi ialah: eritromelalgia, kemerahan, nyeri, panas dan idem
tungkai bawah. Umumny terjadi bila dosis per hari lebih dari 50 mg.
Perangsang SSP
Pada terapi penyakit parkinson,perangsang SSP bekerja memperlancar
transmisi DA. Defisiensi DA tudak diperbaiki. Efek anti parkinson hanya
lemah dan umumnya perlu dikombinasikan dengan antikolinergik. Untuk
tujuan ini dekstroamfetamin diberikan 2 kali 5mg sehari, metamfetamin 2
kali 2,5 mg sehari, atau metilfenidat 2 kali 5 mg sehari.
ANTIKOLINERGIK
Antikolinergik merupakan obat alternatif levodopa dalam pengobatan
parkinsonisme. Prototip kelompok ini ialah: biperiden, prosiklidin,
benztropin, dan antihistamin dengan efek antikolinergik difenhidramin dan
etopropazin.
Farmakodinamik
Seperti atropin, triheksifenidil dosis besar menyebabkan perangsangan
otak. Benztropin tersedia sebagai metansulfonat dari eter
tropinbenzohidril. Eter ini terdiri dari gugus basa tropin dan gugus
antihistamin. Masing-masing bagian tetap mempertahankan sifat-sifatnya
termasuk efek antiparkinson.
Farmakokinetik
Tidak banyak data farmakokinetik yang diketahui mengenia obat-obat ini.
Hal ini dapat dimengerti sebab saat obat ditemukan, farmakokinetika
belum berkembang. Sekarang obat ini kurang diperhatikan setelah ada
levodopa dan bromokriptin.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
24/31
21
Mekanisme kerja
Dasar kerja obat ini ialah mengurangu aktivitas kolinergikyang berlebihan
di gangli basal. Efek antikolinergik perifernya relatif lemah dibandingkan
dengan atropin. Atropin dan alkaloid beladon lainnya merupakan obat
pertama yang dimanfaatkan pada penyakit parkinson, tetapi telah
ditinggalakn karena efek perifernya terlalu mengganggu.
Efek samping
Antiparkinson kelompok antikolinergik menimbulakn efek samping
sentral dan perifer. Efek samping perifer serupa atropin. Triheksifenidil
juga dapat menyebabkan kebutaan akibak komplikasiglaukoma sudut
tertutup, terutama terjadi bila dosis harian 15-30 mg sehari. Gejala
insomnia dan gelisah oleh antikolinergik sentral dapat diatasi dengan dosis
kecil hipnotik sedatif atau dengan difenhidramin. Efek samping benztropin
umumnya ringan, jarang memerlukan penghentian terapi, sesekali dosis
perlu diturunkan umumnya bila timbul kelemahan otot tertentu.
G. ANALGESIK OPIOID DAN ANTAGONISAnalgesik opioid kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium
atau morfin.Golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau
menghilangkan rasa nyeri.
1.Yang termasuk golongan obat opoid:
2.obat yang berasal dari opium-morfin
3.senyawa semisintetik morfin
4.senyawa sintetik yang erefek seperti morfin
MORFIN DAN ALKALOID
Opium atau candu adalah getah papaver somniferum L yang telah
dikeringkan. Alkaloid asal opium secara kimia dibagi dalam dua golongan:
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
25/31
22
1. golongan fenatren, misal morrfin dan kodein2. golongan benzilisokinolin,misal noskapin dan papaverin
Farmakodinamik
Efek morfin pada SSP dan usus terutama ditimbulkan karena morfin
bekerja sebagai agonis dan reseptor . Akan tetapi selain itu morfinjuga
mempunyai afinitas yang lebih lemah terhadap reseptor dan k. Efek
morfin terhadap SSP berupa analgesia dan narkosis.
Efek analgetik morfin timbul berdasarkan 3 mekanisme.
1. Morfin meninggalakan ambang rangsang nyeri2. Morfin dapat mempengaruhi emosi3. Morfin memudahkan tidur dan pada waktu tidur ambang rangsang
nyeri meningkat
Farmakokinetik
Morfin tidak padat menembus kulit utuh, tetapi dapat diabsorpsi melalui
kulit luka. Morfin juga dapat menembus mukosa. Dengan kedua cara
pemberian morfin kecil sakali. Morfin dapat diabsopsi usus, tetapi efek
analgetik setelah pemberian oral jauh lebih rendah dari pada efek analgetik
yang timbul setelah pemberian parenteral dengan dosis yang sama.
Ekskresi morfin terutama melalui ginjal, sebagian kecil morfin bebas
ditemukan dalam tinja dan keringat. Morfin yang terkonjugasi ditemukan
dalam empedu, sebagian kecil dikeluarkan bersama cairan lambung.
Efek samping
Idiosinkrasi dan alergi. Morfin dapat menyebabkan mual dan muntah
terutama pada wanita berdasarkan idiosinkrasi. Bentuk idiosinkrasi lain
ialah timbulnya eksitasi dengan tremor. Berdasarkan reaksi alergik dapat
timbul gejala seperti urtikaria, eksantem, dermatitis kontak, pruritus dan
bersin.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
26/31
23
Intoksikasi akut. Intoksikasi akut morfin atau opioid lain biasany terjadi
akibat percobaan bunuh diri atau pada lakar lajak (overdosis). Penderita
tidur, soporous atau koma jika intoksikasi cukup berat. Frekuensi napas
lambat, 2-4 kali/menit dan pernapasan mungkin berupa cheynestokes.
Interaksi obat
Efek depresi SSP beberapa opioid dapat diperhambat dan diperpanjang
oleh fenatiazin,penghambat monoamin oksidase dan anti depresi trisiklik.
Mekanismw supraditif tidak diketahui dengan tepat, mungkin menyangkut
perubahan dalam kecepatan biotransformasi opioid atau perubahan pada
neurotransmitor tang berperan dalam kerja opioid. Beberapa derivat
fenotiazin meningkatkan efek sedasi, tetapi pada saat yang sama bersifat
antianalgetik dan meningkatkan jumlah opioid yang diperlukan untuk
menghilangkan rasa nyeri.
Indikasi
Terhadap nyeri. Morfin dan opioid lain terutama diindikasikan untuk
meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati
dengan analgesik non-opioid. Lebih hebat nyerinya makin besar dosis
yang diperlukan. Untunglah pada nyeri hebat depresi napas oleh morfin
jarang terjadi, sebab nyeri merupakan antidotum faalan bagi efek depresi
napas morfin. Morfin sering dipearlukan untuk nyeri yang menyertai:
infark miokard,neoplasma,kolik ranal atau kolik empedu, oklusio akut
pembuluh darah perifer,pulmonal atau koroner, perikarditis akut,dll
MEPERIDIN DAN DERIVAT FENILPIPERIDIN
Farmakodinamik
Efek farmakodinamik meperidin dan derivat fenilpiperidin lain serupa satu
dengan yang lain. Meperidin terutama bekerja pada agonis reseptor .
Obat lain yang mirip dengan meperidin ialah piminodin,ketobemidon dan
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
27/31
24
fenoperidin. Seperti morfin,meperidin menimbulkan analgesia, sedasi,
euforia, depresi napas dan efek sentral lain.
Farmakokinetik
Absorbsi meperidin setelah cara pemberian apapun berlangsung baek.
Akan tetapi kecepatan absorbsi mungkin tidak teratur setelah suntikan IM.
Metabolisme meperidin terutama berlangsung di hati. Pada manusia
meperidin mengalami hidrolisis menjadi asam meperidinat yang kemudian
sebagian mengalami konyugasi. Meperidin bentuk utuh sangat sedikit
ditemukan dalam urin. Sebanyak 1/3 dari satu dosis meperidin ditemukan
dalam urin dalam bentuk derivat N-demetilasi.
Efek samping, kontraindikasi dan intoksikasi
Efek samping meperidin dan derivat fenilpiperidin yang ringan berupa
pusing, berkeringat, euforia, mulut kering, mual, muntah, perasaan lemah,
gangguan penglihatan, palpitasi, disforia, sinkop dan sedesi.
Kontraindikasi penggunaan meperidinmenyerupai kontraindikasi terhadap
morfin dan opioid lain. Pada penderita penyakit hati dan oarang tua
dosisobat harus dikurangi karena terjadinya perugahan pada disposisi obat.
Depresi napas oleh meperidin dapat dilawan oleh nalorfin atau nolakson.
Nolakson dapat mencetuskan konvulsi pada penderita yang mendapat
dosis besar meperidin secara berulang.
Indikasi
Meperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia. Pada beberapa
keadaanklinis, meperidin diindikasikan atas dasr masa kerjanya yang lebih
pendek daripada morfin. Meperidin digunakan untuk menimbulkan
analgesia obstetrik dan sabagai obat preanestetik. Untuk menimbulkan
anelgesia obstertik dabandingkan dengan morfin, meperidin kurang
menyebabkan depresi napas pada janin.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
28/31
25
H. PERANGSANG SSPEfek perangsang SSP baik oleh obat yang berasal dari alam atau sintetik
dapat dilihatkan pada hewan dan manusia. Beberapa obat memperlihatkan
efek perangsang SSP sebagai efek samping. Perangsang SSP oleh obat
pada umumnya melalui dua mekanisme, yaitu: mengadakan blokade
sistem penghambatan.dan meninggikan perangsangan sinaps.
XANTIN
Derivat xantin terdiri dari kafein, teofilin, dan teobromin ialah alkaloid
yang terdapat dalam tumbuhan.
Farmakodinamik
Teofilin, kafein dan teobromin mempunyai efek farmakologiyang sama
yang bermanfaat secara klinis. Obat obat ini menyebabkan relaksasi otot
polos, terutama otot polos bronkus, merangsang SSP, otot jantung, dan
meningkatkan diuresis. Teobromin tidak bermanfaat secara klinis karena
efek faramakologisnya rendah.
Farmakokinetik
Metilxantin cepat diabsorbsi setelah pemberian oral, rektal atau parenteral.
Sediaan bentuk cair atau tablet tidak bersalut akan diabsorbsi secara cepat
dan lengkap. Absorbsi juga berlangsung lengkap untuk beberapa jenis
sediaan lepas lambat. Absorbsi teofilin dalam bentuk garam yang mudah
larut.
Mekanisme kerja
Xantin merangsang SSP, menimbulkan diuresis, merangsang otot jantung,
dan merelaksasi otot polos terutama bronkus. Intensitas efek xantin
terhadap berbagai alat ini berbeda, dan dapat dipilih senyawa xantin yang
tepat untuk tujuan terapi tertentu dengan sedikit efek samping.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
29/31
26
Indikasi
Senyawa teofilin merupakan salah satu obat yang diperlukan pada
serangan asma yang berlangsung lama (status asmatikus).
Kegunaan yang lain
Kafein jarang sekali digunakan untuk pengobatan keracunan obat depresan
SSP.
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
30/31
27
BAB III
PENUTUP
A.KesimpulanJadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda,
begitu pila dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga
mempunyai efek sampingnya masing-masing, dan sebagai perawat kita semua
harus bisa memahami tentang obat
B.SaranSelesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-
kekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor
keterbatasan waktu waktu, pemikiran dan pengetahuan kami yang terbatas,
oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini kami sangat membutuhkan
saran-saran dan masukan yang bersifat membangun kepada semua pembaca.
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah
obat tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat
kurang atau melebihi batasnya
7/29/2019 Makalah Farmakologi Obat Susunan Saraf
31/31
DAFTAR PUSTAKA
1. Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. 2002. Jakarta :Gramedia Pustaka Umum. Universitas Indonesia, FK. FARMAKOLOGI dan
TERAPI Edisi 4. 1995. Jakarta : FKUI
2. Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC3. Sulistia G Ganiswarna dkk (FK-UI). Farmatologi dan Terapi edisi 4. Jakarta:
FK-UI,1995
4. Tjay,Tan Hoan & Rahardja, Kirana.2007.Obat-Obat Penting.Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo
5. Katzung, Betrand G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC6. http://kingdom-rizky.blogspot.com/2011/10/obat-susunan-saraf-pusat.html