22
1 MAKALAH PERKEMBANGAN EMBRIO AMPHIBI untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur dan Perkmebangan Hewan II yang dibina oleh Ibu Nursasi Handayani The Learning University disusun oleh Kelompok 3: Fitriatul Ummah (14034160622 1) Indah Syafinatu Zafi (14034160159 6) Joddy Oki Ibrahim (14034160644 6)  Nabilah Febrianti Hasan (140341601400) Kelas : B JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEPTEMBER 2015

makalah embriogenesis katak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Embriogenesis pada Amfibi (katak)

Citation preview

Page 1: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 1/22

1

MAKALAH

PERKEMBANGAN EMBRIO AMPHIBI

untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur dan Perkmebangan Hewan II

yang dibina oleh Ibu Nursasi Handayani

The Learning University

disusun oleh Kelompok 3:

Fitriatul Ummah (140341606221)

Indah Syafinatu Zafi (140341601596)

Joddy Oki Ibrahim (140341606446)

 Nabilah Febrianti Hasan (140341601400)

Kelas : B

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEPTEMBER 2015

Page 2: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 2/22

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Embriologi berasal dari kata  embryo  dan  logos. Embryo yaitu

 pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embryo.

Sedangkan logos yaitu ilmu.

Jadi embriologi yaitu ilmu tentang pembentukan, pertumbuhan pada tingkat

 permulaan dan perkembangan embrio. Cakupan ini meluas kepada masalah persia

 panuntuk terjadinya pembuahan serta masalah pembiakan pada umumnya.

Periode pertumbuhan embrio terdiri dari beberapa periode diantaranya yaitu:

Periode persiapan.Pada periode persiapan ini kedua indik memersiapkan diri

untuk melakukan perkawinanatau pembiakan. Gamet mengalami proses

 pematangan sehingga kedua induk tersebut telah siap untuk

melakukan perkawinan. Periode pembuahan, Pada periode ini setelahkedua induk

telah melakukan perkawianan, maka gamet akan melakukan perjalanan ketempat

 pembuahan yang kemudian kedua jenis gamet tersebut melakukan pembuahan.Periode pertumbuhan awal. Setelah melakukan pembuahan antara kedua gamet

tersebut,maka terbentuklah zigot yang akan menjadi individu baru. Pertumbuhan

sejak zigot mengalami pembelahan berulang kali sampai saat embrio memiliki

 bentuk primitif yaitu bentuk dan susunan tubuh embrio yang

masih sederhana dan kasar. Bentuk dan susunan tubuh embrio tersebut umum

terdapat pada semua jenis hewan vertebrata. Periode initerdiri dari 4 tingkatan

yaitu: tingkat pembelahan, tingkat blastula, tingkat gastrula, dantingkat tubulasi. 

1.2  Tujuan

1. 

Untuk mengetahui tipe-tipe pembelahan zigot.

2.  Untuk mengetahui pembelahan sel embrio.

3.  Untuk mengetahui proses embriogenesis dan blastulasi pada amphibi.

4.  Untuk mengetahui proses grastulasi dan pembentukan lapisan germinal

 pada amphibi.

Page 3: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 3/22

3

5.  Untuk mengetahui proses pembentukan organogenesis turunan ektoderm

dan organogenesis turunan mesoderm.

1.3 

Rumusan Masalah

1.  Apa saja tipe-tipe pembelahan zigot?

2. 

Apa yang dimaksud dengan pembelahan sel embrio?

3.  Bagaimana proses embriogenesis dan blastulasi pada amphibi?

4.  Bagaimana proses grastulasi dan pembentukan lapisan germinal pada

amphibi?

5.  Bagaimana proses pembentukan organogenesis turunan ektoderm dan

organogenesis turunan mesoderm?

1.4  Manfaat

1.  Dapat mengetahui tipe-tipe pembelahan zigot.

2. 

Dapat mengetahui pengertian pembelahan sel embrio.

3.  Dapat mengetahui proses embriogenesis dan blastulasi pada amphibi.

4.  Dapat mengetahui proses grastulasi dan pembentukan lapisan germinal

 pada amphibi.

5.  Dapat mengetahui proses pembentukan organogenesis turunan ektoderm

dan organogenesis turunan mesoderm.

Page 4: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 4/22

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tipe-tipe Pembelahan Zigot

Embriogenesis merupakan suatu proses perkembangan zigot sehingga

terbentuk individu primitif (belum memiliki bentuk dan rupa yang spesifik).

Tahapan embriogenesis ini terjadi setelah terbentuk zigot pada proses fertilisasi.

Selama proses pembelahan, bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika

zigot mengalami pembelahan berbeda-beda. Ada empat macam bidang

 pembelahan sebagai berikut ini (Puja, et al ., 2010).

 

Meridian, adalah bidang pembelahan yang melewati poros kutub, yang

mengakibatkan dihasilkannya dua blastomer dengan ukuran yang sama.

  Vertikal, adalah bidang pembelahan yang cenderung lewat tegak sejak dari

animal pole sampai vegatal pole.

  Ekuator, adalah bidang pembelahan yang tegak lurus dengan animal pole-

vegatal pole. Bidang pembelahan ini membelah embrio menjadi empat

anakan dan empat blastomer vegetal.

 

Lotitudinal, adalah bidang pembelahan yang mirip dengan bidang ekuator,

tetapi terjadis ejajar.

Adapun hubungan tipe sel telur dan pembelahan yaitu banyaknya jumlah

kuning telur dan penyebarannya dalam sitoplasma sangat mempengaruhi pola dari

 pembelahan sehingga semakin banyak kuning telur maka pembelahan semakin

lambat. Berikut tipe-tipe sel telur berdasarkan jumlah dan distribusi kuning telur

(KT):

Page 5: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 5/22

5

Tipe Pembelahan Meroblastik dan Holoblastik ini berdasarkan jumlah

 penyebaran kuning telurnya sehingga menyebabkan terjadi dua macam

 pembelahan (Puja, et al ., 2010).

 

Pembelahan meroblastik (meroblastic cleavage) adalah pembelahan tidak

sempurna pada sel telur yang kaya kuning telur. Pada sel telur yang kaya yolk

(misal sel telur aves), pembelahan hanya terjadi pada cakram kecil sitoplasma

 bebas yolk yang terletak dalam satu daerah kecil dari lingkaran besar yolk.

Pada meroblastik tidak disertai pembagian yolk  inti dan sitoplasma

1.  Meroblastik discoidal politelolecital: aves, reptil, mamalia bertelur.

2. 

Meroblastik superficial centrolecital: arthropoda.

 

Pembelahan holoblastik (holoblastic cleavage) berarti pembelahan sempurna

(seluruh bagian sel telur) pada sel telur yang mempunyai yolk sedikit (misal

:bulu babi) dan sedang (misal : katak). Holoblastik dibagi menjadi dua yaitu:

1.  H. equal / sempurna yang akan membelah menjadi 2 sama besar  

akhir sel blastomer seragam.

2.  H. unequal / tidak sempurna yang terjadi di salahs atukutub animal

 pole  cepat, vegetal pole   lambat mikromer & makromer.

Tabel 2.1 Hubungan antara kandungan yolk di dalam telur dan pola pembelahan embrionya

(Surjono, dkk., 2001).

 No. Tipe Telur Tipe Pembelahan Pola Pembelahan Vertebrata

1. Oligolesital-isoletal

(mengandung sedikit

yolk).

Holoblastik

(blastomer memisah

sempurna).

Radial

Bilateral

Spiral

Echinodermata

& amfioksus.

Ascidian

Molusca &

Annelida

2. Mesolesital (jumlah

yolk sedang).

Holoblastik Rotasional

Radial

Mamalia

Amfibia,

Lamprey, Ikan

 berparu.

3. Telolesital

(mengandung banyak

yolk).

Meroblastik

(blastomer tidak

memisah sempurna).

Diskoidal Kebanyakan

ikan, reptil, dan

unggas.

4. Sentrolesital (yolk

terkonsentrasi di

sekitar sel telur).

Meroblastik Superfisial Serangga &

Arthoproda

lainnya.

Page 6: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 6/22

6

2.2 Mekanisme Pembelahan Zigot (Embrio) pada Amphibi

2.2.1 Konsep Dasar Pembelahan sel Embrio

Pembelahan (mitosis) sel embrio sangat khas dan berbeda dari proses

mitosis sel dewasa. Proses pembelahan sel embrio sangat cepat dan tanpa istirahat

(interfase). Dengan demikian sel-sel hasil pembelahan (blastomer) tidak sempat

tumbuh, sehingga blastomer menjadi berukuran kecil-kecil. Pada stadium

 pembelahan ini total volume blastomer relatif tidak berbeda dengan volume sel

semula (zigot) (Surjono, dkk., 2001).

Pasca fertilisasi, zigot mulai membuat suatu organisme multiseluler,

dimulai dengan proses pembelahan mitosis membagi volume telur menjadi

 banyak sel-sel kecil. Sel-sel pada tahap pembelahan inidisebut blastomer

(Sudarwati, 1990).

Ciri khas stadium pembelahan adalah bahwa pembelahan berlangsung

tanpa istirahat, dan rasio inti sitoplasma bertambah kecil. Pembelahan blastomer

terdiri atas pembelahan inti (kariokinesis) yang kemudian diikuti oleh pembelahan

sel (sitokinesis), dan alur pembelahannya sama dengan bidang metafase dari fase

mitosis yang telah dialaminya. Pada suatu waktu tertentu, embrio yang aktif

membelah akan membuat suatu rongga tengah (rongga blastula) dan memasuki

stadium blastula (Sudarwati, 1990).

2.2.2 Embriogenesis dan Blastulasi pada Amphibi

Periode pembelahan dan blastulasi embrio amfibia berlangsung sangat

cepat umumnya berakhir dalam kurang 24 jam. Tipe-tipe pembelahan embrio

amfibia adalah holoblastik radial. Pembelahan pertama bersifat meridionaldimulai dari kutub animal membelah “gray crescen” (Gambar 2.2A) (Surjono,

dkk., 2001).

Pada daerah vegetal luar pembelahan terjadi sangat lambat, karena di

daerah ini banyak mengandung yolk. Kalau pada kutub animal alur pembelahan

terbentuk 1 mm/menit, maka pada kutub vegetal melambat menjadi 0,02-0,03

mm/menit (Surjono, dkk., 2001).

Page 7: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 7/22

7

Pada saat pembelahan pertama masih berlangsung, pembelahan kedua

sudah dimulai pada daerah animal dengan bidang meridional tegak lurus dengan

 bidang pembelahan pertama. Pembelahan ketiga bersifat horizontal dekat ke kutub

animal, sehingga terbentuk 4 mikromer di kutub animal dan 4 makromer di kutub

vegetal (Gambar 2.2C) (Surjono, dkk., 2001).

Pembelahan selanjutnya berjalan cepat dan terjadi secara sinkron. Namun

di kutub animal sel-sel membelah lebih daripada di kutub vegetal. Hal ini

menyebabkan daerah animal sel-selnya lebih padat daripada di kutub vegetal

(Gambar 2.2F). Embrio terdiri atas 16-64 blastomer berbentuk morula dan 128

 blastomer berbentuk blastula, karena embrio sudah mulai berongga. Stadium

 blastula ini bertahan sampai embrio tersusun atas 10.000-15.000 blastomer,

dimana proses blastrulasi mulai terjadi (Surjono, dkk., 2001).

Gambar 2.2 Pembelahan dan Blastulasi Embrio Amfibia (Surjono, dkk., 2001).

Bagaimana rongga blastula (blastosoel) ini dibentuk? Salah satu peneliti

meneliti blastula katak Xenopus laevis, menutur bahwa pada saat pembelahan

 pertama terjadi, alur pembelahan di kutub animal melebar dan membentuk rongga

antar sel yang berukuran sempit dan dibatasi oleh tight junction. Rongga ini

Page 8: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 8/22

8

semakin membesar pada proses pembelahan lebih lanjut dan pada akhirnya akan

membentuk rongga blastula (blastosoel) (Surjono, dkk., 2001).

 

Embriogenesis dan Blastulasi pada Katak dalam Rujukan lain

Gambar 2.2.3A Pembelahan Pertama.

Tipe telur katak adalah telolesithal, sehingga pembelahannya adalah total

dan tidak ekual. Blastomer yang dihasilkan tidak sama besar. Setelah telur katak

difertilisasi, maka terbentuklah daerah yang berwarna lebih muda atau kelabuyang disebut daerah kelabu atau grey crescent (lihat gambar 2.2.3A) yang

 bentuknya seperti bulan sabit. hal ini terjadi karena ada pigmen yang terbawa

masuk dengan masuknya sperma, sehingga lapisan pigmen yang berada

 bertentangan dengan tempat masuknya sperma akan bergeser ke atas (Yatim,

1994).

Pada gambar 2.2.3A, telah terjadi proses pembelahan pertama, yaitu

 pembelahan regional melalui kutub anima dan vegetatif dan membelah daerah

kelabu. Daerah kelabu sangat penting dalam proses pembelahan. Para ahli telah

melakukan beberapa riset mengenai pembelahan pada telur katak dengan

membelah telur yang telah difertilisasi di daerah di luar daerah kelabu, dan

hasilnya pembelahan tidak terjadi.Pada pembelahan kedua, pembelahan lewat

 bidang meridian juga, tapi tegak lurus pada bidang pembelahan pertama (lihat

gambar 2.2.3B) (Yatim, 1994).

Page 9: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 9/22

9

Gambar 2.2.3B Pembelahan Kedua.

Pada pembelahan ke 3 (lihat gambar 2.2.3C)  pembelahan terjadi secara

horizontal dan tegak lurus pada bidang satu dan dua hanya letaknya lebih kearah

kutub anima, sehingga blastomer yang dihasilkan tidak sama besar, yaitu 4

mikromer di daerah anima dan 4 makromer di daerah vegetatif (Yatim, 1994).

Gambar 2.2.3C Pembelahan Ketiga.

Pembelahan ke 4 (lihat gambar 2.2.3D) lewat bidang-bidang meridian,

yang serentak membagi dua kedelapan sel. terbentuklah 16 sel yang terdiri dari 8

mikromer dan 8 makromer. Setelah itu terjadi pembelahan ke 5 (lihat gambar

2.2.3E) terjadi secara ekuatorial pada bidang atas dan bawah secara serempak.

Akhirnya pada pembelahan ke 5 terbentuklah blastomer yang terdiri dari 32 sel.

Sel-sel mikromer dan makromer kini terdiri dari dua lapis masing-masing. Sel-sel

makromer lapis bawah lebih besar dari pada lapis atas (Yatim, 1994).

Page 10: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 10/22

10

Gambar 2.2D Pembelahan Keempat.

Pembelahan ke 6 (lihat gambar 2.2.3E) dan selanjutnya gumpalan sel-sel

membesar berbentuk seperti buah pir, disebut morula. Bagian dalam morula tak

 berongga. Sedangkan pada tahap blastula, telah memiliki rongga yang disebut

 blastocoel (Yatim, 1994).

Gambar 2.2.3E Pembelahan Kelima (Morula) (kiri) dan Pembelahan Keenam (Balstula) (kanan).

2.2.3  Gastrulasi dan Pembentukan Lapisan Germinal

Tahapan selanjutnya dari perkembangan embrio setelah pembelahan dan

 blastulasi adalah tahap gastrulasi. Gastrulasi merupakan tahap yang sangat kritis

selama periode embrio, karena sel sel akan diletakkan di tempat semestinya.

Selama tahap gastrulasi, embrio mempunyai kemampuan untuk melakukan

gerakan morfogenik, sehingga akan terjadi reorganisasi pada sel sel dalam embrio

dan terbentuk lapisan lembaga. Akibat dari lapisan morfogenik ini adalah saling

Page 11: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 11/22

11

mendekatnya sel sel yang semula berjauhan sehingga dapat saling berinteraksi,

interaksi yang sifatnya merangsang pembentukan sistem organ organ tubuh.

Pada amphibi, gastrulasi tidak dimulai dari kutub vegetatif karena

terhambat oleh banyaknya yolk (tipe telur telolesital) yang terdapat di dalam sel

sel yolk atau makromer di daerah vegetatif (Surjono, 2003). Bakal mesoderm

lebih banyak pada sel sel di lapisan dalam, sedangkan bakal ektoderm dan

endodrm berasal dari lapisan permukaan dari embrio. Daerah kutub animal

merupakan bakal epidermis dan keping neural. Dua daerah ini akan menjadi

lapisan luar dari gastrula/ lapisan lembaga ektoderm. Bagian dalam daerah

marginal atau tengah akan menjadi lapisan mesoderm dan bakal notokord.

 Notokord merupakan sumbu tubuh embrio. Notokord berfungsi sebagai

 penyokong embrio, yang ketika dewasa notokord ini akan hilang. Daerah kutub

vegetal akan merupakan bakal endoderm. Peta nasib gastrulasi katak sebagai

 berikut.

Gambar 2.3.1 Peta Nasib

Proses gastrulasi pada amphibi terdiri 2 tahap, yaitu:

a.  Invaginasi sel sel botol

Gastrulasi pada katak dimulai pada bakal sisi dorsal tubuh embrio, yaitu

tepat dibawah daerah ekuator di daerah kelabu (grey cresent), daerah yang

merupakan arah berlawanan masuknya sperma. Sel sel endoderm

 berinvaginasi membentuk blastoporus yang membentuk celah, tepi

 blastoporus disebut bibir dorsal blastoporus. Sel sel ini kemudian berubah

Page 12: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 12/22

12

 bentuk menjadi langsing dan panjang, berbentuk botol. Sel sel botol akan

masuk ke dalam embrio sambil sel tersebut tetap menempel pada sel sel

 permukaan, membatasi bakal daerah yang akan menjadi arkenteron atau

usus primitif (Sudarwati, 1990).

A B

Gambar 2.3.2 (A)Gastrulasi ampibi tampak dari luar, untuk menunjukkan perubahan

konfigurasi blastoporus hingga terbentuk alur primitif pada neurula awal (B) Sayatan

sagital gastrula memperlihatkan sel sel botol

 b.  Involusi pada bibir blastoporus

Tahap selanjutnya dari gastrulasi meliputi involusi sel sel daerah

marginal, dan sel sel daerah animal berepiboli dan konvergensi di

 blastoporus. Sebelum terbentuk sel sel botol akan terjadi pengaturan sel sel

 pada bagian dalam embrio. Sel sel bagian atas dari dasar blastosol

terdorong ke arah animal. Ketika migrasi sel sel marginal masih

 berlangsung dan membentuk bibir dorsal blastoporus, sel tersebut akan

membelok masuk/ involusi dan berjalan sepanjang permukaan dalam dari

sel sel belahan animal/ atap blastosol. Hal tersebut menyebabkan sel sel

menyusun bibir dorsal blastoporus selalu berganti. Sel sel yang pertama

kali menyusun bibir dorsal blastoporus dan masuk ke dalam embrio adalah

endoderm bakal faring dari usus depan (termasuk sel sel botol). Sel sel

Page 13: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 13/22

13

yang berinvolusi selanjutnya adalah sel sel bakal lempeng prekorda/ bakal

mesoderm kepala yang diikuti sel sel kordamesoderm, yang kemudian

menjadi notokord. (Lestari, dkk., 2013)

Dengan masuknya sel sel baru ke dalam embrio, rongga blastula

terdorong ke sisi berlawanan dengan sisi terbentuknya bibir blastoporus.

Sambil terjadinya involusi blastoporus semakin meluas ke arah vegetatif,

sehingga terbentuk bibir bir lateral. Akhirnya masuk lebih banyak

mesoderm dan endoderm. Dengan terbentuknya bibir ventral, blastoporus

sekarang berbentuk cincin mengelilingi sel sel besar yang sementara masih

 berada di permukaan. Sisa endoderm ini disebut sumbat yolk yang

akhirnya akan masuk ke dalam embrio. Sekarang seluruh bakal endoderm

 berada di dalam tubuh embrio yang sebelah luar dibungkus oleh ektoderm

dan mesoderm berada diantaranya (Sudarwati, 1990).

Gambar 2.3.3 Proses Gastrulasi Amphibi diperlihatkan sejak tahap blastula sampai tahap gastrulasi

akhir (di kutip dari Balinsky, 1981)

2.2.4  Organogenesis

a.  Organogenesis Turunan Ektoderm

Page 14: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 14/22

14

Tahap gastrulasi menghasilkan tiga lapisan lembaga yaitu, ektoderm di

sebelah luar, endoderm di sebelah dalam sedangkan mesoderm di sebelah di

antara keduanya. perkembangan tiga lapisan tersebut selanjutnya disebut dengan

organogenesis. Selama organogenesis, ketiga lapisan berkembang menjadi

 jaringan-jaringan khusus dan terspesifikkan lagi menjadi organ. Dalam

 pembentukan suatu organ diperlukan dua lapisan yang saling berinteraksi.

Interaksi yang terbentuk adalah proses induksi antara satu lapisan sebagai

induktor dengan lapisan lainnya. Salah satu proses yang mengawali organogenesis

adalah neurulasi, neurulasi berasal dari kata “neuro” yang berarti saraf. Neurulasi

adalah proses pembentukan canalis neuralis atau bumbung neural yang berasal

dari ektoderm neural (Lestari, dkk., 2013). Neurulasi sering juga disebut dengan

 proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan sel-sel

ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping neural atau neural

 plate, lipatan neural atau neural folds  serta penutupan lipatan ini untuk

membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan

 berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan

terbentuknya bumbung neural (Surjono, 2003).

Gambar 2.4.1. Embrio tahap gastrula dan neurula

Pada amphibi, neurulasi diawali dengan terbentuknya notochord dari

mesoderm bagian dorsal diatas arkenteron. Adanya induksi bakal notocord,

sebagai induktor, terhadap ektoderm yang terletak tepat di atasnya yaitu ektoderm

neural berperan sebagai jaringan. Induksi paling awal disebut sebagai induksi

 primer yang akan memebntuk neural plate  atau keping neural. Sel ektoderm

 berubah menjadi panjang dan tebal daripada sel disekitarnya atau disebut juga

Page 15: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 15/22

15

dengan proliferasi menjadi neural plate. sel-sel ektoderm neural meninggi

menjadi silindris dan berbeda dari sel-sel ektoderm bakal epidermis yang

 berbentuk kubus. Perubahan sel-sel melibatkan pemanjangan mikrotobul yaitu

salah satu komponen sitoskelet. Meningginya sel-sel keping neural menyebabkan

keping neural menjadi sedikit terangkat dari ektoderm di sampingnya. Sebagai

respon terhadap induksi, sel-sel keping neural mensintesis RNA baru untuk

 berdifferensiasi menjadi bakal sistem saraf pusat. Pembentukan ini terletak pada

 bagian dorsal embrio tepatnya di daerah kutub animal (Sugiyanto, 1996).

Setelah neural plate terbentuk diikuti dengan penebalan bagian neural

 plate. Karena pertumbuhan dan perbanyakan sel ectoderm epidermis lebih cepat

dibandingkan dengan pertumbuhan ectoedrm neural, mengakibatkan lapisan

neural plate menjadi tertekan dan mangalami pelekukan ke bagian dalam

(invaginasi). Kedua bagian tepi keping neural melipat menjadi lipatan neural,

mengapit keping yang melekuk yaitu lekuk neural. Bagian Pelekukan inilah yang

disebut sebagai neural fold (Sugiyanto, 1996). Terbentunya neural fold atau lebih

sederhananya adalah pematang neural yang merupakan lipatan dari kedua sisi

lempeng neural secara bersamaa akan didiringi dengan terbentuknya neural

groove, atau parit neural. Yaitu bagian paling dasar dari lipatan ectoderm neural

itu sendiri. Kedua lipatan neural akan bertemu berfusi di bagian mediodorsal

embrio sehingga terbentuk bumbung neural seperti tampak pada tahap-tahap

 pembentukan bumbung neural (Surjono, 2003).

Mekanisme pelekukan dan pelipatan juga dipengaruhi konstriksi

mikrofilamen di puncak (aspeks) sel. Konstriksi tersebut mengakibatkan sel-sel

alas menjadi baji (wedge saped) yang disebut “median binge” (MH) atau engsel.

sehingga terjadi pelekukan di bagian atas tersebut. Pada sisi dorsolateral terdapatdorsolateral hinge (DLH) atau engsel dorsolateral juga menyebabkan pelekukan

dan membantu bersatunya kedua lipatan hingga terbentuk bumbung neural.

Rongga didalam bumbung neural dinamakan neurosoel. Saluran ini untuk

sementara berhubungan dengan arkenteron melalui satu saluran pendek yang yang

disebut kanalis neurenterikus.

Page 16: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 16/22

16

Gambar 2.4.2. Pembentukan neural tube 

Kedua saluran pada kanalis neurenterikus yang masih terbuka disebut

neurophorus anterior dan neurophrus superior. Neurophorus anterior akan

membentuk otak dan bagian- bagiannya dan neurophrus superior akan

membentuk fleksura atau lipatan yang terdapat dalam otak, dan berperan dalam

menentukan daerah-daerah otak. Saluran ini kemudian akan menutup rongga

saluran neural dan rongga arkenteron terpisah satu sama lain (Surjono, 2003).

Pada akhir pembentukan bumbung neural, embrio sudah memanjang dan dapat

dibedakan menjadi bagian kepala dan badan (fotokopian). Pemisahan bumbung

neural dengan ectoderm di atasnya disebabkan karena E-chaderin yang dihasilkan

oleh ectoderm permukaan dan bumbung neural terhenti. Pada bumbung neural

dan diagntika oleh N-chaderin yang mengikat antarsel bumbung neural (Lestrari,

dkk., 2013).

 Nerulasi pada katak merupakan neurulasi primer. Neurulasi terbagi

menjadi dua jenis beradasarkan bagaimana neural tube terbentuk, yaitu (Lestari,

dkk., 2013):

1.   Neurulasi primer, dimana neural tube terbentuk akibat adanya proses

 pelekukan atau invaginasi dari lapisan ektoderm neural yang diinisiasi

oleh nothocord. Cara ini paling umum ditemukan diantara berbagai

Page 17: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 17/22

17

kelompok hewan, yaitu amfibia, reptilia, aves dan mamalia termasuk

manusia.

2. 

 Neurulasi sekunder, Proses neurulasi ini terjadi dengan ditandainya

 pembentukan neural tube tanpa adanya pelipatan ektoderm neural,

melainkan pemisahan ektoderm neural dari lapisan ektoderm epidermis,

 baru kemudian membentuk neural tube. misalnya pada pisces. Selain pada

hewan yang khusus, kedua neurulasi ini dapat juga ditemui dalam satu

embrio. Neurulasi primer berlangsung di bagian anterior (kepala dan

tubuh) sedangkan neurulasi sekunder terdapat di bagian posterior tubuh

dan ekor.

3. 

Pembentukan bumbung dengan adanya peisahan (peninggian) epidermis

yang memebatasi keping neural. Cara ini terdapat pada amfioksus.

Peninggian epidermis disebut juga sebagai lipatan neural temporer

(Surjono, 2003).

Diferensiasi dari bumbung neural membentuk sistem saraf pusat terjadi

secara bersamaan dalam tiga cara yang berbeda. Pada tingkat anatomis, bumbung

neural menonjolan dan penyempittan lumen untuk membentuk bilik otak dan

sumsum tulang belakang. Pada tingkat jaringan, populasi sel dalam dinding

tabung saraf mengatur ulang sel-selnya untuk membentuk wilayah fungsional

yang berbeda dari otak dan sumsum tulang belakang. Akhirnya, pada tingkat sel,

sel neuroepithelial berdiferensiasi menjadi berbagai jenis neuron dan sel

 pendukung (glia) dalam tubuh (Sugiyanto, 1996).

b.  Organogenesis Turunan Mesoderm

Menurut Lestari, dkk., (2013) Lapisan mesoderm pada tahap neurulaembrio dapat dibagi menjadi lima bagian. (1) kordamesom, membentuk notokord

yang berfungsi sebagai induktor dalam proses pembentukan bumbung neural dan

merupakan sumbu tubuh embrio. (2) mesoderm dorsal (Paraksial), membentuk

somit atau epimer (mesoderm segmental) yang berbentuk padat dan bersegmen-

segmen. Somit ini akan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu dermato, miotom, dan

skleretorm. Mesoderm ini terletak di kanan kiri bumbung neural, nantinya

 berkembang menjadi tulang, otot, rawan dan dermis (3) mesoderm intermediet

Page 18: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 18/22

18

atau mesomer (4) mesoderm lateral atau hipomer, terbagi menjadi dua yaitu

mesoderm somatik dan mesoderm splanknik dengan coelom atau bakal rongga

tubuh diantaranya. Lapisan mesoderm somatik dengan lapisan ektoderm di

luarnya disebut lapisan stomatopleura (parietal), sedangkan mesoderm splanknik

dengan lapisan endoderm disebut mesoderm splanknopleura (viseral). Mesoderm

ini nantinya membentuk jantung, pembuluh darah, sel-sel darah dari sistem

 peredaran darah. Selain itu juga melapisi rongga tubuh dan sebagai penyusun

komponen mesoderm anggota gerak kecuali ototnya (5) mesoderm kepala,

membentuk jaringan ikat dan otot wajah.

.

Gambar 2.2.4B lapisan Neurulasi

Suatu wilayah sel-sel tertentu yang memungkinkan pembentukan anggota

tubuh disebut medan anggota. Bagian tengah medan anggota akan menjadi

anggota tubuh. Berdekatan dengan wilayah itu terdapat sel-sel yang membentuk

 jaringan peribrankial dan gelang bahu. Wilayah tengah dan wilayah yang

 berdekatan disebut keping anggota. Bila seluruh sel keping anggota diambil dari

Page 19: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 19/22

19

embrio, maka anggota tubuh tetap berbentuk. Hal tersebut karena adanya wilayah

sel yang mengelilingi keping anggota.

Bakal atau tunas anggota tubuh katak dibentuk dari prolifarasi sel-selmesoderm somatik yang terletak di bawah ektoderm. Hasil proliferasi sel-sel

mesoderm somatik ini menyebabkan terbentuknya suatu penonjolan yang

 berbentuk (pada Urodela). Tonjolan ini pada anura akan ditutupi oleh suatu

 penebalan ektoderm yang disebut pematang ektodermal apika (Apical Ectodermal

 Ridge, AER) sedangkan pada Urodela berbentuk suatu hidung.

Jika AER tidak ada, maka mesoderm tunas anggota badan tidak akan

tumbuh. Sebaliknya jika mesoderm tunas anggota tubuh tidak ada maka AER

tidak akan terbentuk. Hal tersebut memperlihatkan adanya saling ketergantungan

antara AER dan mesoderm tunas anggota tubuh.

Mesoderm dari daerah pembentuk anggota tubuh berasal dari dua sumber,

yaitu mesoderm somatik dan sel-sel somit yang berpindah ke daerah bakal

anggota tubuh, sel-sel ini nantinya akan menjadi otot anggota tubuh sudah tidak

dapat dibedakan dengan mesoderm somatik. Sel-sel bakal rawan akan menempati

 bagian tengah tunas anggota tubuh memanjang. Selanjutnya tunas anggota tubuh

yang terbentuk dayung atau kerucut berubah menjadi bentuk yang sebenarnya.

Karena terjadi proses tumbuh secara diferensial dan juga adanya kematian sel

maka bentuk anggota tubuh yang sebenarnya dapat dicapai.

Page 20: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 20/22

20

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. 

Ada empat macam bidang pembelahan yaitu meridian, vertikal, ekuator,

lotitudinal. Tipe Pembelahan Meroblastik dan Holoblastik ini berdasarkan

 jumlah penyebaran kuning telurnya sehingga menyebabkan terjadi dua

macam pembelahan. Pembelahan meroblastik (meroblastic cleavage)

adalah pembelahan tidak sempurna pada sel telur yang kaya kuning telur..

Pembelahan holoblastik (holoblastic cleavage) berarti pembelahan

sempurna (seluruh bagian sel telur) pada sel telur yang mempunyai yolk

sedikit (misal :bulu babi) dan sedang (misal : katak).

2. 

Pembelahan (mitosis) sel embrio sangat khas dan berbeda dari proses

mitosis sel dewasa. Proses pembelahan sel embrio sangat cepat dan tanpa

istirahat (interfase). Dengan demikian sel-sel hasil pembelahan

(blastomer) tidak sempat tumbuh, sehingga blastomer menjadi berukuran

kecil-kecil. Pada stadium pembelahan ini total volume blastomer relatif

tidak berbeda dengan volume sel semula (zigot).

3. 

Pembelahan (mitosis) sel embrio sangat khas dan berbeda dari proses

mitosis sel dewasa. Proses pembelahan sel embrio sangat cepat dan tanpa

istirahat (interfase). Dengan demikian sel-sel hasil pembelahan

(blastomer) tidak sempat tumbuh, sehingga blastomer menjadi berukuran

kecil-kecil. Pada stadium pembelahan ini total volume blastomer relatif

tidak berbeda dengan volume sel semula (zigot).

4. 

Gastrulasi merupakan tahap yang sangat kritis selama periode embrio,

karena sel sel akan diletakkan di tempat semestinya. Selama tahap

gastrulasi, embrio mempunyai kemampuan untuk melakukan gerakan

morfogenik, sehingga akan terjadi reorganisasi pada sel sel dalam embrio

dan terbentuk lapisan lembaga. Prposes grastulasi terjadi dua tahap yaitu

invaginasi sel-sel botol dan involusi pada bibir blatoporus.

5. 

Salah satu proses yang mengawali organogenesis turunan ektoderm

adalah neurulasi, neurulasi adalah proses pembentukan canalis neuralis

Page 21: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 21/22

21

atau bumbung neural yang berasal dari ektoderm neural. Neurulasi sering

 juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang

melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan

 pembentukan keping neural atau neural plate, lipatan neural atau neural

 folds  serta penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang

terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan

korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya bumbung neural.

Lapisan mesoderm pada tahap neurula embrio dapat dibagi menjadi lima

 bagian. (1) kordamesom, (2) mesoderm dorsal (Paraksial), (3) mesoderm

intermediet, (4) mesoderm lateral, (5) mesoderm kepala.

3.2 Saran

Makalah ini tidak luput dari kesalahan, baik penulisan, litelatur, maupun

isi dari makalah ini sendiri.Kritik dan saran yang konstruktif dibutuhkan guna

 perbaikan makalah ini.

Page 22: makalah embriogenesis katak

7/17/2019 makalah embriogenesis katak

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-embriogenesis-katak 22/22

22

DAFTAR PUSTAKA

Lestari, dkk., 2013. Struktur dan Perkmebangan Hewan II . Malang : Jurusan  Biologi Universitas Negeri Malang.

Puja, I Ketut et al. 2010.  Embriologi Modern. Denpasar: Udayana University

Press.

Sudarwati, Sri & Lien A. Sutasurya. 1990.  Dasar-Dasar Perkembangan Hewan.

Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut

Teknologi Bandung.

Sugiyanto. 1996. Perkembangan Hewan. Yokyakarta: Fakulatas Biologi

  Universitas Gadjah Mada.

Surjono, Dr. Tien Wati, M.S, dkk.,. 2001.  Buku Materi Pokok Perkembangan

 Hewan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Surjono, W. Tien. 2003. Perkembangan Hewan. Malang: Universitas Terbuka

Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embyologi. Bandung: Tarsito.