21
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Unda Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membenuk !aak sera peradaban bangsa yang bermaraba dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa" beru#uan unuk mengembangkan poensi pesera didik agar men#adi manusia yang beriman dan berak!a kep $ang %aha &sa" berakhlak mulia" seha" berilmu" cakap" kreaif" mandiri" men#adi !arga 'egara yang demokraris seraberanggung #a!ab(Unuk mengemban fungsi ersebu pemerinahmenyelenggarakan suau sisem pendidikan nasional sebagaimana ercanum dalam Undang-Undang 'o( )* Tahu )**+ enang ,isem Pendidikan 'asional( ,isem pendidikan Indonesia yang elah di bagun dari dulu sampai sekarang ini" eryaa masih belum mampu sepenuhnya men#a!ab kebuuhan dan anangan global unuk masa yang akan daang" Program pemeraaan dan peningkaan kulias pendidikan yang selama ini men#adi focus pembinaan ma men#adimasalahyang menon#oldalam dunia pendidikan di Indonesia ini( ,emenara iu #umlah penduduk usia pendidikan dasar yang berada di luar d sisempendidikan nasional ini masih sangalah banyak #umlahnya" dunia pendidikan kiamasih berhadapan dengan berbagai masalah inernal yang mendasar dan bersifa komplek" selain iu pula bangsa Indonesia masih menghadapi se#umlahproblemaika yang sifanya beranai se#ak #en#ang pendidikan mendasar sampai pendidikan inggI( ualias pendidikan di Indonesia masih #auh yang di harapkan" menuru hasil peneliian The poliical and economic rick consulacy . P&R ,epember )**1" dinyaakan bah!a sisem pendidikan di Indonesia ini berad uruan 1) dari 1) negara di asia" bahkan lebih rendah dari ienam" dan berdasarkan hasil pembangunan P22 . U'DP 0 pada ahun )***" ualias ,D% 1

Makalah Dasar-dasar Ilmu Pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Dasar-dasar Ilmu Pendidikan

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab.Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sistem pendidikan Indonesia yang telah di bagun dari dulu sampai sekarang ini, teryata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang akan datang, Program pemerataan dan peningkatan kulitas pendidikan yang selama ini menjadi focus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia ini.Sementara itu jumlah penduduk usia pendidikan dasar yang berada di luar dari sistem pendidikan nasional ini masih sangatlah banyak jumlahnya, dunia pendidikan kita masih berhadapan dengan berbagai masalah internal yang mendasar dan bersifat komplek, selain itu pula bangsa Indonesia ini masih menghadapi sejumlah problematika yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan mendasar sampai pendidikan tinggI.

Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh yang di harapkan, menurut hasil penelitian The political and economic rick consultacy ( PERC ) medio September 2001, dinyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia ini berada di urutan 12 dari 12 negara di asia, bahkan lebih rendah dari Vietnam, dan berdasarkan hasil pembangunan PBB ( UNDP ) pada tahun 2000, Kualitas SDM Indonesia menduduki urutan ke 109 dari 174 negara. Nah upaya untuk membagun SDM yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, di butuhkanya partisipasi yang strategis dari berbagai komponen yaitu : Pendidikan awal di keluarga , Kontrol efektif dari masyarakat, dan pentingnya penerapan sistem pendidikan pendidikan yang khas dan berkualitas oleh Negara.B. RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan dan pendidikan nasional?2. Apa yang di maksud dengan sistem pendidikan nasional?3. Apa Visi dan Misi dari sistem Pendidikan Nasional di Indonesia?4. Apa saja fungsi dan tujuan dari sistem pendidikan nasional?5. Apa saja jalur dan jenis-jenis pendidikan nasional? Apa definisi, fungsi, dan komponen dari kurikulum?C. TUJUAN1. Mengetahui pengertian pendidikan dan pendidikan nasional.

2. Mengetahui pengertian dari sistem pendidikan nasional3. Mengetahui Visi dan Misi dari sistem Pendidikan Nasional di Indonesia.

4. Mengetahui fungsi dan tujuan dari sistem pendidikan nasional

5. Mengetahui jalur, jenjang dan jenis-jenis pendidikan nasional6. Mengetahui standar pendidikan nasional

7. Mengetahui cara evaluasi pendidikan

8. Mengetahui bagaimana sistem pendidikan yang berlangsung saat ini9. Mengetahui upaya-upaya untuk pengembangan sistem pendidikan nasionalBAB II

PEMBAHASANA. DEFINISI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NASIONAL

1. PENGERTIAN PENDIDIKANPlato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M) menjelaskan bahwa, Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesemurnaan. Thedore Brameld, Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah). Prof. Herman H. Horn, pendidikan adalah proses abadi dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisk dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari manusia. Carter V. Good, Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya. Kohnstamm dan Gunning (1995), Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani. M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung. Prof. Dr. John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang. Prof. H. Mahmud Yunus, pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Encyclopedia Americana (1978), Pendidikan merupakan sebarang proses yang dipakai individu untuk memperoleh pengetahuan atau wawasan, atau mengembangkan sikap-sikap ataupun keterampilan-keterampilan.Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.2. PENGERTIAN PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD negara republik indonesia tahun 1945 yang berakar pada pada nilai nilai agama , kebudayaan nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan jaman.B. PENGERTIAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONALSistem adalah suatu perangkat yang saling bertautan, yang tergabung menjadi suatu keseluruhan. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD negara republik indonesia tahun 1945 yang berakar pada pada nilai nilai agama , kebudayaan nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan jaman.Undang undang dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan. Pasal 31 ayat 2 bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayaiya. Sistem Pendidikan Nasional adalah satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh yang saling bertautan dan berhubungan dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum. Menurut UU No.2 thn 1989 yang ditetapkan pada 27-03-1989 BAB I pasal 1 Sistem Pendidikan Nasional : Suatu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. UU No.20 tahun 2003, Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevasi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.C. VISI DAN MISI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL1. VisiPendidikan nasional itu mempunyai visi yaitu terwujudnya sistem pendidikan nasional sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan prokatif memjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

2. MisiDengan visi pendidikan nasional tersebut tentu aka nada misi dari pendidikan nasional tersebut yaitu :a. Mengupayakan peluasan dan pemerataan kesempatan memperolel pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.c. Meningkatkan kualitas proses pendidikan untuk megoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.d. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pegalaman, siakap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.D. FUNGSI DAN TUJUAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONALTujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Fungsi sistem pendidikan nasional. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.E. PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NASIONALPendidikan nasional diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. 1. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multimakna. a. Pendidikan sistem terbuka: fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan b. Pendidikan multimakna: proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidupF. JALUR PENDIDIKAN

Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jalur pendidikan terdiri atas:1. pendidikan formal2. nonformal3. Informal1. Pendidikan FormalPendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas:

a. pendidikan dasar

b. pendidikan menengah

c. pendidikan tinggi

a. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.

Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.Pendidikan dasar berbentuk: Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b. Pendidikan MenengahPendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.

Pendidikan menengah berbentuk:1. Sekolah Menengah Atas (SMA),2. Madrasah Aliyah (MA),3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.c. Pendidikan TinggiPendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Perguruan tinggi dapat berbentuk:1. akademi2. politeknik3. sekolah tinggi4. institut5. universitas

Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan vokasi.2. Pendidikan NonformalPendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.Pendidikan nonformal sendiri berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

Pendidikan nonformal meliputi:1. pendidikan kecakapan hidup,2. pendidikan anak usia dini,3. pendidikan pemberdayaan perempuan,4. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:1. lembaga kursus,2. lembaga pelatihan,3. kelompok belajar,4. pusat kegiatan belajar masyarakat, dan5. majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.3. Pendidikan InformalPendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

G. JENJANG PENDIDIKANJenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. (UU RI.No. 20 tahun 2003 Bab I, Pasal 1 ayat 8). Jenjang pendidikan formal terdiri atas:1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.2. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.3. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.H. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENDIDIKANPendidikan nasional merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk membentuk sejumlah kemampuan manusia Indonesia dari berbagai tingkat usia dan golongan yang meliputi: kemampaun kepribadian dan moralitas, kemampuan inte1ektual, kemampuan sosial kemasyarakatan, kemampuan vokasional, kemampuan jasmani dan kemampuan-kemampuan lainnya. Untuk mewujudkan tujuan yang beraneka ragam tersebut diperlukan satuan-satuan dan jalur-jalur pen-didikan yang merupakan komponen-komponen sistem pendidikan nasional. Komponen-komponen sistem pendidikan nasional tersebut dapat dibagi dalam dua go1ongan besar yaitu satuan pendidikan sekolah dan satuan pendidikan luar sekolah.1. Satuan Pendidikan Sekolah

Satuan Pendidikan Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan yang bersifat formal, berjenjang dan berkesinambungan. Berdasarkan jenjang dan sifatnya, pendidikan sekolah dibagi menjadi dua kelompok yaitu: a. Dilihat dari Jenjangnya

Pendidikan sekolah dapat dibagi menjadi Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi.1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.2) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.3) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.b. Dilihat dari sifatnya

Pendidikan sekolah dapat diklasifikasikan lagi menjadi pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendjdikan keagamaan, pendidikan akademik dan pendidikan profesional.2. Satuan pendidikan luar sekolah

Satuan pendidikan luar sekolah terdiri dari pendidikan dalam keluarga, pendidikan melalui kelompok-kelompok belajar, kursus-kursus, dan satuan-satuan pendidikan lain yang sejenis.I. STNDAR NASIONAL PENDIDIKAN1. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.2. Stndar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.3. Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.J. SARANA PENUNJANG KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENDIDIKANKeberhasilan komponen-komponen sistem pendidikan dalam menunaikan fungsinya juga tergantung pada adanya beberapa sarana penunjang yang ikut membantu berfungsinya komponen-kornponen atau satuan-satuan pendidikan tersebut. Beberapa di antara sarana penunjang dalam sistem pendidikan kita ada1ah: kurikulum, tenaga kependidikan, sumberdaya pendidikan dan pengelolaan .1. KurikulumKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ( UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 19 ). Kurikulum disusun sebagai alat untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasiona1.Kuriku1um pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi, potensi daerah, dan peserta didik. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan : peningkatan iman dan taqwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi,kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan global; persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. (UU No. 20 thn 2003 pasal 36).Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen kurikulum. Ada yang mengemukakan 5 komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan hanya 4 komponen kurikulum.

Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum berikut Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu: komponen tujuan; komponen isi/materi; komponen media (sarana dan prasarana); komponen strategi dan; komponen proses belajar mengajar.Sementara Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu: Objective (tujuan); Knowledges (isi atau materi); School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah) Evaluation (penilaian).Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21). Walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni: (1) Tujuan; (2) Isi dan struktur kurikulum; (3) Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar); (4) Evaluasi.2. Tenaga PendidikTenaga kependidikan merupakan ujung tombak usaha perwujudan tujuan pendidikan.Tugas pokok mereka adalah menyelenggarakan ke-giatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pe1ayanan teknis dalam bidang pendidikan. Mereka terdiri dari tenaga-tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, penga-was, peneliti dan pengembang dalam bidang pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar. Mereka seharusnya merupakan orang-orang yang profesional yang menguasai tugasnya dan memiliki dedikasi dalam melaksanakan tugasnya.3. Sumber Daya PendidikanBerhasilnya suatu satuan pendidikan dalam menunaikan fungsinya perlu ditunjang dengan penyediaan sumberdaya pendidikan yang meliputi: gedung dan perlengkapannya, sumber belajar seperti buku-buku dan alat-alat bantu mengajar dan dana yang memadai.K. EVALUASI PENDIDIKANEvaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kegiatan evaluasi ini dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Khusus untuk evaluasi hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh pendidik yang berguna untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

L. SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INISistem pendidikan yang telah berlangsung saat ini masih cenderung mengeksploitasi peserta didik, indikator yang digunakanpun cenderung menggunakan indikator kepintaran, sehingga secara secara nilai dirapot maupun ijazah tidak serta merta menunjukkan peserta didik akan mampu bersaing maupun bertahan di tengah gencarnya industrialisasi yang berlangsung saat ini.Sekarang yang harus dipikirkan adalah bagaimana sistem pendidikan di Indonesia menciptakan anak bangsa yang memilikisensitifitas terhadap lingkungan hidup yang krisis sumber sumber kehidupan, serta mendorong terjadinya sebuah kebersamaan dalam keadilan hak. Sistem pendidikan harus lebih ditunjukan agar terjadi keseimbangan terhadap ketersediaan sumber daya alam serta kepentingan kepentingan ekonomi dengan tidak meninggalkan sistem sosial dan budaya yang telah dimiliki oleh bangsa indonesia.Peserta didik harus mampu menghadapi tantangan global.Namun dari pernyataan tersebut hanyalah harapan belaka yang belum terelaliasir. Hal ini ditandai dengan masih tingginya angka pengangguran intelektual di Indonesia merupakan pekerjaan rumah bagi para pelaku pendidikan di Indonesia, apalagi peserta didik yang hanya mengenyam di bangku pendidikan sekolah dasar (SD). Bahkan masyarakat yang hidup di wilayah perdalaman Indonesia yang sulit terjangkau transportasi seperti suku dayak dalam tidak tersentuh pendidikan nasional. Mereka hanya belajar dari alam sehingga pendidikan yang didapat juga sangat terbatas.Jadi tidak mungkin peserta didik mampu menghadapi tantangan gobal.

Begitu pula, sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah para peserta didik hanya duduk, mendengar ceramah dari guru, dan membuat informasi menumpuk dalam benak siswa tetapi tidak tahu apa yang akan dilakukan dengan segala yg tersimpan dalam otaknya. Kejadian seperti ini terus berlanjut hingga di Perguruan Tinggi (PT) lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan. Hampir semua PT menerapkan sistem pembelajaran yang kurang efektif. Para mahasiswa diupayakan cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, tapi ternyata pada kenyataan di lapangan tidak demikian.Persaingan produk dunia sedemikian beratnya, industri masa depan adalah industri yg terus menerus menciptakan kreasi dan nilai plus produk. Sementara siswa tidak didik untuk berkompetisi di dalam aktivitas produk, tetapi malahdigalakkan kompetisi test tertulis angka dan kalimat-kalimat.Siswa kita hanya terlatih berkompetisi cerdas cermat, tetapi kompetisi kreasi anak sekolah amat jarang. M. SISTEM PENDIDIKAN YANG SEHARUSNYA BERJALANPada dasarnya sebuah sistem pendidikan dibuat untuk mempermudah pendidikan itu sendiri, tapi kenyataannya sekarang sistem yang ada saat ini terkesan ada indikasi sedikit mempersulit keadan. Indikasi itu muncul bukan hanya karena sistem pendidikan yang ada saat ini tidak baik, melainkan oknum-oknum yang menjalankan sistem tersebut yang kualitasnya belum merata dan sama baiknya.Jadi seharusnya sistem pendidikan di Indonesia itu bersifat objektif dalam berbagai aspek (dalam hal ini adalah sistem pendidikan di Indonesia). Kemudian setelah sistem itu dibuat secara objektif , orang-orang yang menjalankan sistem itu haruslah berkualitas sehingga terciptalah sebuah sistem yang berjalan dengan baik dan kemudian menciptakan kondisi yang baik pula.BAB III

PENUTUPA. KESIMPULANSistem pendidikan nasional adalah suatu sistem dalam suatu negara yangmengatur pendidikan yang ada di negaranya agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, agar tercipta kesejahteraan umum dalam masyarakat. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional disusun sedemikian rupa,meskipun secara garis besar ada persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa-bangsa lain, sehingga sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa itu sendiri yang secara geografis, demokrafis, histories, dan kultural berciri khas. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.

B. RANGKUMAN

Pendidikan nasional itu mempunyai visi yaitu terwujudnya sistem pendidikan nasional sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dengan adanya visi pendidikan nasional tentu akan ada misi dari pendidikan nasional tersebut yaitu : a). Mengupayakan peluasan dan pemerataan kesempatan memperolel pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.b). Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. c). Meningkatkan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral. d).Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pegalaman, siakap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global e). Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.

Adapun prinsip penyelenggaraan Pendidikan Nasional antara lain: 1). Pendidikan nasional diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. 2). Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multimakna. Pendidikan sistem terbuka: fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan. Pendidikan multimakna: proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup.

Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.Jalur pendidikan terdiri atas: 1). Pendidikan formal, 2). Nonformal, 3). Informal. Sedang Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. (UU RI.No. 20 tahun 2003 Bab I, Pasal 1 ayat 8).Kegagalan sistem pendidikan Indonesia yang pertama diakibatkan oleh proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan penghafalan. Para siswa maupun mahasiswa hanya diharapkan dapat menguasai materi yang keberhasilannya diukur dengan kemampuan anak menjawab soal ujian terutama dengan pilihan berganda.Karena orientasinya hanya semata-mata memperoleh nilai bagus, maka bagaimana mata pelajaran dapat berdampak pada perubahan perilaku siswa tidak pernah diperhatikan. Penyebab kedua, sistem pendidikan Indonesia yang belum merata antara peserta didik yang tinggal di kota dengan peserta didik yang tinggal di pedesaan (wilayah pendalaman Indonesia).C. SARANPenyelenggaraan sistem pendidikan nasional harus di tingkatkan lagi dan untuk masyarakat dimohon ikut berpartisifasi dalam memajukan pendidikan di indonesia. Sedangkan untuk pemerintah diharapkan agar dalam pembuatan sistem pendidikan nasional ini hendaknya melibatkan pihak-pihak yang dapat ikut dalam memajukan pendidikan nasional.

Mengingat sistem pendidikan di Indonesia yang semakin terpuruk dan banyak anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah, seharusnya pemerintah harus tanggap terhadap hal tersebut, seperti menambah anggaran pendidikan dalam APBN, meningkatkan kesejahteraan Guru, menambah infrastruktur sekolah, mencanangkan wajib belajar 12 tahun, serta memperbaiki sistem pendidikan yang terkesan carut-marut yang pada akhirnya semakin membingungkan peserta didik.Perbaikan mutu pendidikan juga sangat diperlukan, karena di era globalisasi seperti sekarang ini yang menuntut kemajuan pendidikan di negara kita.Sistem pendidikan yang tangguh juga sangat diperlukan untuk memajukan peserta didik yang tangguh pula. Peran besar pemerintah juga sangat diperlukan untuk memajukan mutu pendidikan di pedalaman indonesia, yang sekarang terkesan diabaikan. Pada intinya, semuanya dimulai dari perbaikan sistem pendidikan, mutu pendidikan serta anggaran pendidikan yang maksimal.D. Tugas dan Latihan1. Apa yang dimaksud dengan sistem Pendidikan Nasional ?2. Bagaimana yang terjadi dengan Pendidikan di negara kita ?3. Menurut saudara, apakah Visi dan Misi dari Pendidikan Nasional itu sudah berjalan sebagaimana adanya?4. Apakah tujuan dari Pendidikan Nasional sudah tercapai ? Jelaskan!5. Apa yang mengakibatkan kegagalan Pendidikan di Indonesia ? Jelaskan!6. Mengenai Pendidikan Nasional, apa dampak negatif maupun positif yang terjadi akibat dari perubahan kurikulum ?7. Bagaimana yang seharusnya terjadi dari Sistem Pendidikan berjalan di negara Indonesia ?8. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian dari Standar Pendidikan Nasional!9. Apa fungsi dari Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia ?10. Jelaskan beberapa definisi tentang Pendidikan menurut para ahli !E. Tes formatif

1. Apa yang dimaksud dengan jalur pendidikan ? Dan sebutkan bagian-bagian dari jalur pendidikan di Indonesia !2. Apa fungsi dan tujuan dari Pendidikan Nasional ?3. Jelaskan prinsip dari Pendidikan Nasional di Indonesia !4. Apa yang mendasari Pendidikan Nasional di Indonesia ?5. Sebutkan standar pendidikan nasional di indonesia ! Jelaskan?DAFTAR PUSTAKAAnonim.2010.SistemPendidikanNasional,(Online), (http://www.tugaskuliah.info/2010/03/bahan-makalah-pengantar-pendidikan.html), diakses 28 Desember 2013.Anonim.2011.SistemPendidikan,(Online), (http://www.anakciremai.com/2011/07/landasan-hukum-tentang-sistem.html), diakses 28 Desember 2013.Anonim.2011.SistemPendidikanNasional,(Online), diakses 27 Desember 2013.Depdikbud. 1989. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.

http://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-definisi-pendidikan.html/diakses tanggal 27 Desember 2013Hartoto.2008.PengertianPendidikan,(Online), (http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/11/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan/), diakses 28 Desember 2013.Nawawi, Hadari. 1983. Perundang-Undangan Pendidikan. Jakarta: Ghalia.

Suprapto.2010.UUNo.20Tahun2003.

http//www.slideshre.net/suprapto/uu-no-20-tahun-2003),diakses27 Desember 2013.

Tirtarahardja, Umar dan La sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

21