Makalah Blok9(2) Paskal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah digestivus

Citation preview

Struktur, Mekanisme, dan Fungsi dari Hati

Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)Jl.Arjuna Utara no.6, Jakarta 11510Paskalina10-2010-099Kelompok [email protected] 2, Blok 917 Juli 2011

PENDAHULUANPencernaan pada manusia selalu terjadi pada saat sejumlah makanan diuraikan oleh enzim-enzim tubuh dan kemudia terjadi penyerapan zat-zat tersebut masuk ke dalam tubuh melalui usus halus dan juga usus besar. Pada beberapa saluran pencernaan hanya terjadi pencernaan saja namun tidak terjadi penyerapan dan juga sekresi tapi di beberapa bagian terjadi penyerapan, pencernaan dan juga sekresi enzim-enzim dan lainnya.Pada makalah yang diberikan untuk kelompok, diberikan masalah mengenai seorang pasien yang berusia 56 tahun dan mengeluh mengenai keadaan badannya yang terasa nyeri pada perut bagian kanan dan juga mual. Setelah ia menjalani pemeriksaan, diketahui bahwa terjadi gangguan pada kandung empedunya.PEMBAHASANSTRUKTUR MAKORSKOPISHepar1Hepar terutama mengisi hipokondrium kanan namun lobus kiri mencapai epigastrium. Permukaan atasnya yang berkubah (diafragmatik) berbatasan dengan diafragma dan batasnya bawahnya mengikuti kontur margin kosta kanan. Hepar dilapisi peritoneum kecuali pada area nuda.Secara anatomis hepar terdiri dari lobus kanan yang besar, dan lobus kiri yang lebih kecil. Keduanya dipisahkan di antero-superior oleh ligamentum falsiforme dan di postero-inferior oleh fisura untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres. Pada klasifikasi anatomis, lobus kanan terdiri dari lobus kaudatus dan kuadratus. Akan tetapi, secara fungsional lobus kaudatus dan kuadratus merupakan bagian dari lobus kiri karena mendapat darah dari a. hepatika sinistra dan aliran empedunya menuju duktus hepatica sinistra. Oleh karenanya, klasifikasi fungsional hepar menyatakan bahwa batas antara lobus kanan dan kiri terletak pada bidang vertikal yang berjalan ke posterior dari kandung empedu menuju v. cava inferior.Bila permukaan viseral hepar dilihat dari belakang terlihat bentuk huruf H yang terdiri dari sulkus dan fosa. Batas-batas huruf H ini adalah: (1) kaki anterior kanan = fosa kandung empedu; (2) kaki posterior kanan = sulkus untuk v. kava inferior; (3) kaki anterior kiri = fiisura yang berisi ligamentum teres (sisa v. umbilikalis sinistra fetus yang mengalirkan kembali darah yang mengandung oksigen dari plasenta ke fetus); (4) kaki posterior kiri = fisura utuk ligamentum venosum (struktur ini merupakan sisa duktus venosus fetus; pada fetus, duktus venosus berfungsi sebagai jalan pintas yang mempersingkat aliran darah dari v. umbilikalis sinistra langsung ke v. kava inferior tanpa melalui hepar); dan (5) kaki horizontal = porta hepatis. Lobus kaudatus dan kuadratus hepar adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah batang horizontal H.Porta hepatis adalah hilus hepar. Struktur ini merupakan tempat berjalannya (dari posterior ke anterior) v. porta, cabang-cabang a. hepatica dan duktus hepatica. Porta dilapisi oleh lapisan peritoneum gandaomentum minus, yang melekat erat ke ligamentum venosum pada fisuranya.Hepar terdiri dari banyak unti fungsionallobulus. Cabang-cabang v. porta dan a. hepatica mentranspor darah melalui kanalis porta menuju v. sentralis melalui sinusoid yang melintasi lobules. V. sentralis akhirnya bergabung dengan vv. hepatica dekstra, sinistra, dan sentralis yang mengalirkan darah dari daerah hepar di sekitarnya kembali ke v. kava inferior. Kanalis porta juga mendapat percabangan dari duktus hepatica yang mengalirkan empedu dari lobules ke bawah ke cabang bilier di mana empedu bisa dikonsentrasikan dalam kandung empedu dan akhirnya dikeluarkan ke duodenum.Pendarahan Hepar2Hepar diperdarahi oleh A. Hepatica propria yang merupakan cabang dari truncus coeliacus, di mana akan berakhir dengan bercabang menjadi ramus dextra dan sinistra yang masuk ke dalam porta hepatis. Vena porta hepatis bercabang dua menjadi dua cabang terminal yaitu ramus dextra dan sinistra yang masuk porta hepatis di belakang arteri. Vena hepatica muncul dari pars posterior hepatis dan bermuara ke dalam vena cava inferior.Kandung Empedu1Kandung empedu terdiri dari fundus, korpus, dan kolum (yang memiliki pintu ke duktus sistikus). Kandung empedu terletak melekat pada permukaan bawah hepar di L1 pada sambungan lobus kanan dan kuadratus. Duodenum dan kolon transversum terletak di belakangnya.Kandung empedu berfungsi sebagai reservoir empedu di mana terjadi konsentrasi. Biasanya di dalamnya terisi empedu sekitar 50 mL yang dikeluarkan melalui duktus sistikus kemudian melalui duktus biliaris komunis ke duodenum sebagai respon dari kontraksi kandung empedu yang diinduksi oleh hormon usus.Pasokan darah kandung empedu berasal dari dua sumber: a. sistikus yang biasanya, namun tidak selalu, merupakan suatu cabang dari a. hepatica dekstra, dan cabang-cabang kecil aa. hepatica yang melalui fosa dimana terletak kandung empedu. A. sistikus merupakan sumber pasokan darah yang paling signifikan. Meskipun demikian, tidak ada v. sistikus, drainase vena terjadi melalui vena-vena kecil yang melewati alas kandung empedu.STRUKTUR MIKROSKOPIS3Hepar teletak dibagian strategis yang penting. Produk yang diserap harus melalui kapiler-kapiler hepar yang disebut sinusoid, setelah diantar melaui vena porta hepatica sebelum produk pencernaan itu dapat memasuki sirkularis umum. Karena vena porta miskin oksigen, hepar juga mendapat darah dari arteri hepatica yang merupakan cabang dari aorta, sehingga hepat mendapat arah. Hepar terdiri atas satuan heksogonal disebut lobulus hepar. Di pusat setiap lobulus terdapat sebuah vena sentral yang dikelilingi lempeng-lempeng sel hepar, yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan ikat disini membentuk trias porta, cabang arteri hepatica, cabang vena porta, dan cabang duktus biliaris, darah arteri dan darah vena mula-mula bercampur di sinusoid hepar saat mengalir kea rah vena ventral. Sinusioid hepar adalah saluran darah yang berliku-liku dan melebar, dengan diameter tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkat tidak utuh, yang dipisahkan dari hepatosit dibawahnya oleh ruang perisinusioidal. Akibatnya, zat makan yang mengalir didalam sinusoid yang berliku-liku, menembus dinding endotel tidak utuh dan berkontak langsung dengan hepatosit. Di endotel sinusoid banyak melekat makrofag (sel Kupffer) yang berproyeksi ke dalam lumen. Hepatosit menyekresi empedu ke dalam saluran-saluran halus disebut kanalikuli biliaris yang terletak diantara hepatosit. Kanalikuli ini berkumpul ditepi setiap lobus didaerah porta sebagai duktus biliaris. Duktus biliaris kemudian menjadi duktus hepatikus yang lebih besar dan membawa empedu keluar dari hepar didalam lobus hati, empedu mengalir di dalam kanalikuli biliaris ke duktus biliaris pada daerah porta, dan daerah dalam sinusoid mengalir ke vena sentral.MEKANISME PENCERNAANSaluran gastrointestinal bertanggung jawab untuk memecah molekul molekul besar makanan menjadi molekul kecil sehingga mudah diserap oleh tubuh. Saluran gastrointestinal ini terdiri dari mulut, esophagus, lambung, dan usus halus dan usus besar. Kelenjar saliva, hati kandung empedu dan pancreas merupakan organ yang berbeda dari saluran pencernaan ini, tetapi semuanya menyekresi cairan kedalam saluran gastrointestinal dan membantu pencernaan dan reabsorbsi makanan.4Saluran gastrointestinal berasal dari mulut., tempat makanpada awalnya dikunyah (dimastifikasi) dan dicampur dengan sekresi saliva. Dimastifikasi adalah proses pemecahan makanan yang meknik secara sestemik di mulut. Jumlah mastifikasi yang diperlukan untuk menelan makanan tergantung pada jenis makanana yang diingesti. Makanan yang padat tentunya akan memerlukan proses pemecahan yang lebih lama dibandingkan makanan yang lunak atau yang cair, lalu ditransport langsung ke eosophagus.4 Selama mastikasi, tiga pasang kelenjar yaitu kelenjar kelenjar parotis, submandibula, dan sublingualis menyekresi saliva. Fungsi utama saliva adalah melembabkan dan melubrikasi mulut pada saat istirahat, tetapi terutama selama makan dan bicara untuk melarutkan molekul molekul makanan sehingga bisa bereaksi dengan reseptor gustatorik dan menghasilkan sensasi rasa, mempermudah proses menelan, dan memulai bagian awal dari pencernaan polisakarida (gula kompleks), serta melindungi rongga oral dengan melapisis gigi dengan protein kaya prolin atau folikel yang dapat berfungsi sebagai sawat pelindung permukaan gigi. Saliva juga mengandung immunoglobulin yang berpern sebagai perlindung untuk mencegah infeksi bakteri.4 Menelan terjadi dalam beberapa fase. Fase pertama bersifat volunter dan meliputi pembentukan bolus makanan dengan gerakan mengunyah dan gerakan lidah keatas dan kebelakang. Fase berikutnya bersifat tidak volunter, tetapi merupakan respon refleks yang diinisiasi oleh stimulasi mekanoreseptor dengan aferent saraf glossopharyngeal (XI) dan saraf vagus (X) ke medulla dan pons (batang otak) : dibatang otak, terdapat kelompok neuron (pusat menelan) yang mengkoordinasikan urutan kejadian kompleks yang diakhirnya akan menghantarkan bolus ke eosophagus. Palatum mole terangkat untuk mencegah makan untuk memasuki rongga nasal, respirasi di inhibisi, laring terangkat, epiglottis menutup, dan makanan mendorong ujung epiglotis menutupi lubang trachea, sehingga mencegah makanana memasuki trachea. Begitu bolus masuk ke eosophagus, perubahan posisi ini akan kembali seperti semula (laring terbuka, dan pernafasan kembali berlanjut).4 Esofagus dan lambung4Kita bisa menelan makanan dan minumana serata membuatnya masuk ke lambung bahkan saat ita berdiri terbalik dengan kepala dibawah atau dalam kondisi melayang laying tanpa pengaruh gravitasi. Terdapat suatu cincin otot rangka yang disebut sfingter eosophagus atas yang biasanya menutup ujung faringeal eosophagus. Selama fase eosofangeal pada proses menelan, sfingter ini akan berelaksasi, memungkinkan bolus makanan dapat melewatinya. Segera setelahnya, sfingter akan menutup kembali, sesampai di eosophagus, bolus akan didorong sejauh kira kira 25cm ke lambung melalui proses yang disebut peristalsis , yaitu seatu gelombang relaksasi didepan bolus dan kontraksi dibelakang bolus oleh lapisan otot sirkular dan longitudinal eosophagus yag terkoordinasi, sehingga mendorong makanan memasuki lambung dalam waktu sekitar 5 detik. Sebelum memasuki lambung, bolus harus melewati sfingter lainnya, yaitu sfingter eosophagus bawah, yang dibentuk dai cincin otot polos yangakan berelaksasi jika gelombang peristalsis. Pusat telan dimedula memproduksi urutan urutan kejadian yang menyebabkan aktifitas efferent ke saraf somatic (mempersarafi otot rangka) dan saraf otonom (mempersarafi otot polos). Urutan kejadian ini dipengaruhi oleh reseptor afferent didinding eosophagus yang mengirim inpuls kembali kemedula. Sfigter dan gel.peristalsis dikontrok terutama oleh aktivitas saraf vagus dan dibantu oleh koordinasi yang lebih tinggi berupa aktifitas pleksus enteric dalam saluran p-encernaan itu sendiri. Begitu melewati sfingter eosophagus bawah, bolus makan akan langsung memasuki lambung. Fungsi utama lambung adalah tempat penyimpanan makanan sementara (karena makanan diingesti lebih cepat daripada dicerna) sampai pencernaan makanan secra kimia dan mekanik menggunakan asam, enzim, dan gerakan, untuk meregulasi pelepasan kimus keusus halus, dan mengekskresi zat zat yang disebut faktok intrinsic yang essential untuk absorbsi vit. B12. Di lambung, protein dalam makanan dipecah menjadi polipeptida oleh enzim pepsin. Enzim ini diproduksi dari bentuk inaktifnya, yaitu pepsinogen oleh sel chief mukosa lambung, dan diubah menjadi pepsin aktif oleh lingkungan yang asam dalam lambung. Asam dalam lambung adalah asam klorida dan diproduksi oleh sekelompok sel terspesialisasi, yaitu sel pariental. Lambung bisa menyekresi sampai 2L asam per hari ,dan konsentrasi ion H+ dilambung diperkirakan sekitar satu juta kali lebih tinggi dari pada konsentrasi yang ada didarah. Konsentrasi ion H+ yang tinggi ini membutuhkan pertkaran H+ intraselular dengan K+ ekstraselular yang sangat efisien dengan menggunakan energi yang tersedia dari pemecahan ATP. Hal ini dicapai dengan menggunakan protein yang disebut pompa proton atau protein H+-K+-ATPase. Mukosa lambung tidak mencerna dirinya sendiri karena dilindungi oleh cairan alkali kaya musimosa yang disekresi oleh kelenjar lambung, yang bekerja sebagai barier mukosa dengan cara membilas sel sel epitel lambung. Jika makanan mencapai lambung, makanan tersebut akan menstimulasi fase lambung di mana terjadi sekresi asam, pepsinogen, dan mukus. Stimulus utama fase ini adalah distensis lambung dan komposisi kimiawi makanan. Mekanoreseptor didinding lambung akan teregang dan mencetuskan refleksi mienterikus lokal dan juga pemperpanjang refleks vago-vagal. Kedua hal ini menyebabkan pelepasan ACh yang kemudian menstimulasi pelepasan gastrin, histamin, dan kemudian, asam, enzim, dan mukus. Stimulasi vagus juga melepaskan peptida spesifik, yaitu peptide pelepas gastrin (gastrin-releasing peptide, GRP), yang bekerja langsung terutama pada sel G untuk melepaskan gastrin. Protein utuh tidak mempengaruhi sekresi lambung secara langsung, tetapi produk pemecahan protein, seperti peptide dan asam amino bebas, secara langsung menstumulasi sekresi gastrin. pH rendah dilambung akan menginhibisi sekresi gastrin, sehingga jika lambung kosong atau setelah makanan memasuki lambung, dan asam telah disekresikan untuk beberapa waktu, akan terjadi inhibisi produksi asam. Namun demikian pada saat pertama kali makanan memasuki lambung, pH meningkat dan menyebabkan pelepasan inhibisi dan kemudiian menyebabkan sekresi meksimum gastrin. Oleh karena itu sekresi asam lambung akan bersifat regulasi mandiri. Fase lambung pada normalnya berlangsung selama 3 jam dan makanan di lambung diubah menjadi kimus, suatu zat dengan kekentalan seperti lumpur. Kimus akan melewati sfingter pylorus dan memasuki bagian pertama usus halus yaitu duodenum. Adanya kimis di antrum pylorus akan mendistensi antrum pylorus dan akan menyebabkan kontraksi antral dan terbukanya sfingter. Laju pengosongan antrum tergantung pada volume dalam antrum dan turunnya pH kimus, keduanya meningkatkan pengosongan. Akan tetapi distensi duodenum, adanya lemak dan penurunan pH pada lumen duodenum akan menyebabkan inhibisi pengosongan lambung. Mekanisme ini mengatur dengan cepat pasokan dan laju pengaliran kimus agar bisa dicerna dengan baik Usus halus4 Usus halus adalah tempat pertama pencernaan dan reabsorbsi produk hasil pencernaannya. Usus berbentuk seperti selang berdiameter 2,5 cm dengan penjang sekitar 4m dan tersusun dari duodenum, jejunum, dan ileum.Bagian kimus pertama kali memasuki duodenum, sekresi lambung kan terus berlanjut mungkin karena aktivasi sel G mukosa usus. Hal ini hanya sementara karena duodenum semakin tersisdensi dengan pengosongan lambung lebih lanjut. Serangkaian refleks diinisiasi sehingga akan mengihibisis pelepasan getah lambung lebih lanjut. Sejumlah hormone terlibat dalam respon refleks ini. Sekretin dilepaskan sebagai respon terhadap stimulasi asam , sekretin ini sampai ke lambung melalui aliran darah dan menginhibisi pelepasan gastrin. Adanya asam lemak, adanya hasil pelepasan lemak, hasil pemecahan lemak di duodenum itu sendiri, akan melepas 2 hormon polipeptida, disebut polipeptida penginhibisis gaster (gastric inhibitory peptide, GIP) dan cholecystokinin (CCK) yang akan menginhibisi pelepasan gastrin maupun asam. Naun demikian, baik sekretin maupun CCK juga menstimulasi pelepasan pepsinogen dari sel chief, sehingga membantu pencernaan protein. Bersama dengan mekanoreseptor di duodenum melalui jalur refleks vagal dan lokal, pelepasan sekretin dan CCK juga berimplikasi pada control pengosongan lambung. Kimus yang awalnya memasukiduodenum bersifat asam, hipertonik, dan baru sebagian tercerna, pada tahap awal ini nutrient nutrient yang terbentuk masih belum bisa direabsorbsi. Terdapat gerakan osmotic air melewati dinding permebil bebas yang menyebabkan kandungan kimus menjadi isotonic. Keasaman ini dinetralkan oleh penambahan bikarbonat yang disekresi oleh pankreas maupun empedu dari hati, dan tambahan dari pancreas, hati, usus itu sendiri. Dinding usus halus berlipat lipat menjadi banyaki tonjolan kecil seperti jari yang disebut vili / vilus. Diantara vili vili ini terdapat sejumlah kelenjar kecil yang disebut kripta, yang bisa menyekresi sampail 3 L cairan hipotonik setiap harinya. Permukaan vili dilapisi oleh lapisan sel epitel yang juga memiliki tonjolan kecil yang disebut mikrovili atau brushborder yang mengarah ke lumen usus halus. Uus halus terutama diadaptasikan untuk absorbs nutrient. Usus halus memiliki area permukaan yang luas kita kita seluas lapangan tenis. Dan kimus akan didorong untuk bergerak sevara sirkuler saat melewati saluran, untuk memfasilitasi pencampuran sehingga membantu pencernaan dan absorbsi. Pergantian epitel usus halus akan terjadi kirakira setelah berumur 3-6 hari. Setiap vilus berisis satu pembuluh limfatik buntu disebut lacteal, dan juga jalinan kapiler sebagian nutrient diabsorbsi kedalam pembuluh darah melalui pembuluh ini, aliran vena dari usus halus, usus besar, daan pancreas dan juga dari beberapa bagian lambung akan melewati vena porta hepatica menuju ke hati; dihati, aliran ini akan melewati hamparan kapiler kedua untuk diproses lebih lanjut, sebelum memasuki sirkulasi. Usus halus mengabsorbsi air, elektrolit, karbohidrat, asam amino, mineral, lemak dan vitamin, mekanisme pergerakan dari lumen ke sirkulasi bervariasi. Nutrient bergerak diantara saluran GI dan darah dengan melewati dan mengitari sel sel epitel karena isi usus bersifat hipotonik dengan cairan tubuh dan sebagian besar memiliki konsentrasi yang sama dengan elektrolit utama, maka absorbs akan terjadi secra aktif . air tidak bisa berpindah secra langsun, tetapi mengikuti gradient osmotic yang muncul karena adanya transport ion. Karbohidrat direabsorbsi sebagian besar dalam bentuk monosakarida (glokusa, friktosa, dan galaktosa). Karbohidrat dipecah menjadi monosakarida oleh enzim yang dilepaskan oleh brush border (maltase, sokromaltase, sukrase, dan laktase). Monosakarida ditransport melalui sel epitel ke darah oleh kotransporter. Polipeptida yang terbentuk dilambung akan dipecah menjadi oligopep tidadiusus halus oleh enzim protease yang disekesi oleh pancreas : tripsin dan kimotripsin. Oligo pertida ini kemudian akan dipecah lagi menjadi asam asam amino oleh enzim pancreas lainnya yang disebut karboksipeptidase, dan suatu enzin yang terdapat disuatu epitel membrane lumen yang disebut aminopeptidase. Dua mineral yang sangat penting yang diabsorbsi dari makanan adalah kalsium dan besi. Didalam sel, kalsium akan berikatan dengan protein yang membawanya ke membrane basolateral. Dan ditransport secara aktif ke dalam sel. sebagian besar besi dari makanan adalah dalam bentuk feri yang tidak bisa direabsorbsi; akan tetapi, dalam bentuk ferosus, besi akan membentuk kompleks kompleks dapat larut dengan askorbat dan zat zat lainnya dan dapat diabsorbsi dengan mudah. Senyawa kompleks ini akan ditransport melintasi membrane oleh protein pembawa, dan begitu masuk kedalam sel, akan berikatan dengan berbagai zat, termasuk feritin. Protein pembawa kedua akan membawa / mentransport besi melintasi membrane basolateral kedalam aliran darah.Pencernaan lemak hampir seluruhnya terjadi di usus halus, enzim utamanya adalah enzim pancreas yang disebut enzim lipase yang memecah lemak menjadi monogliserida dan lemak bebas. Akan tetapi sebelum lemak dapat dipecah, lemak harus diemulsifikasi terlebih dahulu, dimana kompleks lipid yang lebih besar harus dipecah menjadi kompleks lipid yanglebih kecil. Zat pengemulsi utamanya adalah asam empedu, asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Asam lemak bebas dan monogliserida dengan asam empedu akan membentuk partikel kecil yang disebut misel. Bagian luar misel bersifat hidrofilik dan bagian dalamnya hidrofobic. Susunan ini memungkinkan misel memasuki lapisan aqueous yang mengelilingi mikrovili dan monogliserida, asam lemak bebas, kolestrol, dan vitamin larut lemak dapat berdifusi Secara pasif ke sel duodenum, menunggalkan garam empedu kedalam lumen usus sampai zat zat tersebut mencapai ileum, tempat zatzat tersebut direabsorbsi. Begitu selsel tersebut sampai disel epitel , asam lemak dan monogliserida akan dirakit ulang menjadi lemak melalui sejumlah jalur metabolisme yang berbeda. Kemudian, lemak memasuki system limfatik melalui laktel dan akhirnya mencapai aliran darah melalui duktus torasikus. Vitamin larut lemak A, D, E, dan K, pada dasarnya akan mengikuti jalur absorb lemak. Vitamin larut air lainnya akan diabsorbsi terutama difusi atau transport termediasi. Kecuali vit. B12 yang harus terukat dulu dengan faktor intrinsik yang juga disekresikan oleh sel parietal dinding lambung, baru akan melekat ke tempat sel epitel di ileum, dimana akan terjadi proses endositosis untuk absorbsi. Usus Besar4Usus besar terdiri dari caecum, kolon ascendens, klon transversa, dan kolon descendens, kolon sigmoi, rectum, dan kanalis analis. Panjang usus besar sepanjang 1,2 meter dan diameternya 6-9 cm. kira kira 1,5 L kimus memasuki usus besar setiap harinya melalui sfingter ileocaecal.stimulasi serabut saraf parasimpatis di usus besar menyebabkan kontraksi segmental, sedangkan serabut saraf yang simpatis akan menghentikan aktifitas kolon. Mayoritas bakteri yang terdapat di saluran gastrointestinal ditemukan di usus besar. Karena lingkungan yang asam pada bagian lainsaluran GI akan menghancurkan sebagian mikroflora ini. 99% bakteri ini bersifat anaerob dan sebagian besar lagi dibung ke feces . bakteri terlibat dalam sintesis vit K, B12, tiamin, dan riboflavin, pemecahan asam empedu primere menjadi sekunder, dan konversi bilirubin menjadi metabolit tidak berpigmen, dimana semuanya menjadi mudah diabsorbsi oleh saluran GI. Bakteri juga memecah kelostrol, sejumlah zat aditif dalam makanan dan obat-obatan. Pergerakan kimus melalui usus besar mencakup pergerakan mencampur dan propulsi. Akan tetapi, karena fungsi utam usus besar adalah menyimpan sisa sisa makanan dan mengabsorbsi air dan elektrolit, maka pergerakannya pelan dan lambat (5-10cm / jam). Kimus biasanya berada tetap pada kolon sampai 20 jam. Pergerakan mencampur disebut juga haustrasi dan akibat pergerakan ini membentuk kompartemen yang seperti kantung-kantung yang disebut haustra. Isi haustra seringkali didorong bolak balik ke haustra lainnya. Proses ini membantu pengejanan kimus ke mukosa dan membantu proses penyerapan air dan elektrolit. Pada bagian yyang lebih distal, pergerakan kolon akan menjadi lebih lambat dan kurang propulsive. Sehingga pada akhirnya feces akan terkumpul di bagian kolon descendens. Beberapa kali dala sehari, terjadi peningkatan aktifitas dalam kolon. Dimana terjadi peningkatan kegiatan propulsive yang kuat yang disebut pergerakan massal ( miss movement). Hal ini menyebabkan pengosongan sebagian isi kolon proksimal ke bagian yang lebih distal. Pergerakan ini di innisiasikan oleh serangkaian refleks intrinsic yang kompleks yang dimulai dengan distensi lambung dan duodenum segera setelah mengkonsumsi makanan. Jika masa feces yang kritis (yang cukup banyak) didorong kedala rectum, maka akan dirasakan dorongan defekasi. Distensi mendadak dinding rectum oleh pergerakan missal akhir ini akan menyebabkan reflek defekasi. Reflek ini terdiri dari kontraksi rectum., relaksasi sfingter analis interna dan pada awalnya, kontraksi sfingter analis eksterna. Kontraksi awal ini kemudian diikuti oleh refleks relaksasi sfingter yang diinisiasi oleh peningkatan aktivitas peristaltic pada kolon simoid dan peningkatan tekanan rectum, dan pada akhirnya feces dapat dikeluarkan.

MEKANISME SISTEM HATI & EMPEDUEmpedu dihasilkan oleh sel-sel hati ke dalam duktus koledokus yag mengalir ke dalam duodenum. Di antara waktu makan, orifisium duktus ini di duodenum menutup dan empedu mengalir ke dalam kandung empedu, tempat empedu disimpan. Sewaktu makanan masuk ke dalam mulut, sfingter di sekitar orifisium melemas, sewaktu isi lambung masuk ke dalam duodenum, hormon CCK dari mukosa usus menyebabkan kanding empedi berkontraksi.Fungsi HatiHati, merupakan kelenjar terbesar yang ada di dalam tubuh, memiliki banyak fungsi kompleks seperti pembentukan sekresi empedu, metabolisme nutrien, inaktivasi beberapa zat, sintesis protein plasma, dan juga sebagai imunitas.51. Menampung darah6Dalam hati terdapat pembuluh darah balik (vena) dan sinusoid.2. Membersihkan darah untuk melawan infeksi (pertahanan tubuh)6Hati membersihkan darah dengan menyaring (filter) substansi asing dan bibit penyakit yang ikut masuk lewat aliran darah sehingga membantu tubuh melawan infeksi. Dalam hati terdapat sejumlah besar sel kupffer yang dapat memakan kuman dan bibit penyakit lain.3. Sintesis protein plasma5Protein yang disintesis oleh hati ada sangat banyak seperti albumin, orosomukoid, fibrinogen, seruloplasmin dan masih banyak lainnya. Protein plasma sendiri merupakan fraksi-fraksi albumin, globulin dan fibrinogen. Dari banyak protein yang disintesis oleh hati, banyak diantaranya merupakan protein fase-akut, yaitu protein yang disintesis dan disekresi ke dalam plasma akibat oemaparan terhadap rangsang-rangsang stress. Protein lain adalah protein yang mengangkut steroid dan hormon lain dalam plasma, dan sisanya adalah faktor-faktor pembekuan darah (seperti fibrinogen).4. Pembentukan Empedu5Empedu terdiri dari garam empedu, pigmen empedu, dan zat lain yang terlarut dalam larutan elektrolit alkalis yang mirip dengan liur pankreas. Sekitar 500ml disekresikan setiap harinya dan sebagian komponen empedu diserap ulang dalam usus kemudian diekskresikan kembali oleh hati (sirkulasi enterohepatik). Glukuronida pada pigmen empedu, bilirubin, dan biliverdin, menyebabkan empedu bewarna kuning keemasan.Garam empedu adalah garam-garam natrium dan kalium asam empedu, dan semua zat yang disekresi ke dalam empedu berkonjugasi dengan glisin atau taurin, suatu derivat dari sistein. Asam-asam empedu disintesis dari kolestrol. Empat asam empedu pada manusia adalah asam kolat, asam kenodeoksikolat, asam deoksikolat dan asam litokolat. Bersama dengan vitamin D, kolestrol, berbagi hormon steroid, dan glikosida digitalis, asam empedu mengandung inti siklopentanoperihidrofenantren. Dua asam empedu utama yang terbentuk dalam hati adalh asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Di dalam kolon, bakteri mengubah asam kolat menjadi deoksikolat dan asam kenodeoksikolat menjadi asam litokolat. Kedua asam yang terbentuk akibat kerja bakteri disebut sebagai asam sekunder.Garam empedu memiliki sejumlah efek penting yaitu menurunkan tegangan permukaan dan bersama fosfolipid dan monogliserida berperan untuk mengemulsikan lemak sebagai untuk persiapan untuk dicerna dan diserap di usus halus. Garam-garam empedu ini bersifat amfipatik yaitu memiliki domain hidrofilik dan hidrofobik; salah satu permukaan molekul bersifat hidrofilik karena ikatan peptida polar dan gugus karboksil sertas hidroksil terletak dipermukaan tersebut. Dengan demikian, garam empedu cenderung membentuk misel dengan permukaan hidrofilik menghadap keluar dan permukaan hidrofobik menghadap ke bagian dalam. Diatas konsentrasi tertentu, konsentrasi misel kritis, semua garam empedu ditambahkan ke dalam larutan pembentuk misel ini. Lemak berkumpul di dalam misel, dengan kolestrol di pusat hidrofobik dan fosfolipid amfipatik serta monogliserida berjajar dengan ujung hidrofilik mengarah keluar. Misel ini berperan penting dalam mempertahankan lemak dalam larutan dan membawanya ke brush border sel epitel usus halus, dan disitu lemak tersebut diserap.Sembilan puluh sampai 95% garam-garam empedu diserap dari usus halus. Sebagian diserap melalui difusi nonionik, tetapi sebagian besar diserap dari ileum terminalis oleh suatu proses kotransport Na+ - garam empedu. Sisanya yang 5-10% garam empedu masuk ke dalam kolon dan diubah menjadi garam-garam asam deoksikolat dan asam litokolat. Litokolat sebagian besar tidak larut dan diekskresikan melalui tinja, hanya 1% yang diserap, sedangkan asam deoksikolat diserap.Garam-garan empedu yang diserap disalurkan ke hati kembali melalui vena porta dan diekskresikan kembali ke dalam empedu. Garam yang keluar melalui tinja digantikan oleh sintesis dalam hati. Apabila tidak terdapat empedu di dalam usus, maka hampir 50% lemak yang dimakan akan kembali keluar ke dalam feses. Juga bisa terjadi malabsorbsi berat vitamin larut lemak. Jumlah lemak di dalam feses akan meningkat karena apabila sirkulasi enterohepatik (pengembalian garam empedu) terputus, empedu tidak bisa meningkatkan kecepatan penghasilan sekresinya.Kandung Empedu5Pada orang yang normal, empedu akan mengalir ke dalam kandung empedu apabila sfingter Oddi menutup. Dalam kandung empedu, empedu akan memekat akibat absorpsi air. Pengaturan sekresi empedu terjadi bila ada makanan masuk ke dalam mulut, resistensi sfingter Oddi akan menurun. Asam lemak dan asam amino dalam duodenum akan menyebabkan pelepasan CCK, yang menyebabkan kandung kemih berkontraksi. Zat-zat yang menyebabkan kontraksi kandung kemih disebut cholagogue.Pembentukan empedu ditingkatkan oleh rangsang dari N.vagus dan oleh hormon sekretin yang meningkarkan kandungan air dan HCO3- dalam empedu. Zat-zat yang meningkatkan sekresi empedu disebut sebagai koleretik. Garam-garam empedu itu sendiri merupakan salah satu koleretik fisiologik yang paling penting. Garam empedu yang diserap ulang dari usus sebenarnya menghambat sintesis asam empedu baru, tetapi garam-garam itu sendiri disekresikan dan sangat meningkatkan aliran empedu.Mekanisme dan Sekresi Bilirubin5Sebagian besar bilirubin dalam tubuh terbentuk di jaringan dari pemecahan hemoglobin. Dalam peredaran darah, bilirubin terikat pada albumin. Sebagian berikatan dengan erat, tetapi sebagian besar dapat terurai di hati, dan bilirubin bebas masuk ke dalam sel hati untuk berikatan dengan protein-protein sitoplasma. Bilirubin kemudian dikonjugasikan dengan asam glukuronat dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim glukuronil transferase (UDP-glukuroniltransferase). Enzim ini terutama terdapat pada RE halus dan setiap molekul bilirubin bereaksi dengan 2 molekul asam UDPGA membentuk bilirubin diglukuronida. Glukuronida ini lebih mudah larut dalam air daripada bilirubin bebas, lalu diangkut melawan gradien konsentrasi dengan transport aktif ke dalam kanalikuli biliaris. Sejumlah kecil bilirubin diglukuronida masuk ke dalam darah dan berikatan dengan albumin, namun dengan kekuatan yang lebih rendah, dan kemudian dieksresikan ke dalam urin. Sebagian besar bilirubin duglukuronida akan disalurkan melalui duktus biliaris ke dalam usus.ENZIM PENCERNAAN Lemak7Lipase lingual disekresi oleh kelenjar Ebner pada permukaan dorsal lidah, dan lambung juga menyekresi lipase. Lipase lambung tidak begitu penting kecuali pada insufisiensi pankreas, tetapi lipase lingual aktif di dalam lambung dan dapat mencerna sebanyak 30% trigliserida makanan.Kebanyakan pencernaan lemak dimulai di duodenum, dengan melibatkan salah satu enzim terpenting yaitu lipase dari pankreas. Enzim ini menghidrolisis lemak dan menghasilkan produk utamanya adalah asam lemak bebas dan 2-monogliserida. Enzim ini bekerja pada lemak yang telah diemulsikan. Di dalam getah pankreas protein kolipase juga disekresikan dan molekul ini mengikat domain dari lipase pankreas, pembukaan tutup tersebut dipermudah. Kolipase disekresi dalam proform inaktif dan diaktifkan dalam lumen usus halus oleh tripsin.Lipase pankreas lain yang diaktifkan oleh garan empedu telah dapat dikenali. Lipase yang diaktifkan garam empedu ini merupakan 4% dari protein total dalam liur pankres. Pada orang dewasa, lipase pankreas 10-60 kali lebih aktif, tetapi tidak seperti lipase pankreas, lipase yang diaktifkan garam empedu ini mengatalisis reaksi hidrolisis ester kolestrol, ester vitamin yang larut dalam lemak, dan fosfolipid, dan juga trigliserida. Enzim yang sangat mirip juga dapat ditemukan dalam air susu manusia.Kebanyakan kolestrol makanan berbentuk ester kolestril, dan ester kolestril hidrolase menghidrolisis ester-ester ini dalam lumen usus halus. Lemak diemulsikan dengan halus di dalam usus halus oleh kerja garam empedu, lesitin, dan monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu dalam usus halus tinggi, seperti setelah kontraksi kandung kemih, lipid dan garam emperdu berinteraksi spontan membentuk misel. Agregat-agregat silindris ini mengikat lipid dan meskipun konsentrasi lipidnya berbeda-beda, umumnya mengandung asam lemak, monogliserida, dan kolestrol pada pusat hidrofobiknya. Pembentukan misel selanjutnya melarutkan lipid dan memungkinkan mekanisme untuk transpornya ke eritrosit. Jadi misel bergerak ke konsentrasi yang lebih rendah melalui lapisan statis ke brush border sel-sel mukosa. Lipid berdifusi keluar dari misel, dan suatu larutan cair jenuh lipid dipertahankan kontaknya dengan brush border sel-sel mukosa.Untuk penyerapan lemak dalam tubuh diketahui bahwa ditemukannya suatu peran dari suatu senyawa karier. Di dalam sel, lipid ini akan mengalami esterifikasi cepat, sehingga gradien konsentrasi yang memudahkan zat masuk ke sel dipertahankan. Asam lemak di eritrosit bergantung pada ukurannya. Untuk asam lemak yang memiliki rantai atom karbonnya kurang dari 10-12, dari sel mukosa akan langsung masuk ke dalam darah portal dan akan ditransport sebagain asam lemak. Sedangkan pada asam lemak yang memiliki rantai atom karbon yang lebih panjang dari 10-12 akan mengalami esterifikasi kembali dan menjadi trigliserida di dalam sel-sel mukosa. Selain itu juga, sebagian kolestrol yang diserap akan diesterifikasi. Trigliserida dan ester kolestril kemudian dilapisi oleh lapisan protein, kolesterol, dan fosfolipid membentuk kilomikron. Zat ini kemudian meninggalkan sel dan masuk ke peredaran limfatik. Penyerapan dari asam lemak ini akan terjadi di usus halus dan sebagian juga diserap kembali di bagian ileum. Pada masukan lemak yang sedang, 95% atau lebih lemak yang dimakan akan diserap. Namun ketika lahir, proses-proses yang terlibat pada penyerapan kurang sempurna, dan bayi tidak menyerap 10%-15% lemak yang dikonsumsinya. Jadi, merekan lebih rentan pada efek-efek buruk proses penyakit yang mengurangi penyerapan lemak.Pencernaan Karbohidrat7Ketika makanan dikunyah, makanan bercanpur dengan saliva, yang terdiri atas enzim pencernaan ptyalin (suatu -amilase) yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis. Enzim ini menghidrolisis tepung menjadi disakarida maltose dan polimer glukosa kecil lainnya yang mengandung tiga sampai sembilan molekul glukosa. Namun, makanan berada dalam mulut hanya untuk waktu yang singkat, jadi mungkin tidak lebih dari 5% dari semua tepung telah dihidrolisis pada saat makanan di telan. Tetapi, pencernaan tepung kadang berlanjut di dalam korpus dan fundus lambung selama satu jam sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung. Kemudian aktivitas alifase saliva dihambat oleh asam yang berasal dari sekresi lambung, karena amilase pada dasarnya tidak aktif sebagai suatu enzim bila pH medium turun di bawah sekitar 4,0. Meskipun demikian, rata-rata sebelum makanan dan saliva yang ada bersamanya menjadi seluruhnya tercantum dengan sekresi lambung, sebanyak 30-40% tepung telah dihidrolisis terutama membentuk maltosa. Pencernaan karbohidrat di dalam usus halus dilakukan oleh amilse pankreas yang mengandung sejulah besar alfa-amilase yang fungsinya mirip dengan alfa-amilase salive tetapi beberapa kali lebih kuat. Oleh karena itu, dalam waktu 15-30 menit kimus di kosongkan dari lambung ke dalam duodenum dan bercampur dengan getah pankreas, sebenarnya, semua karbohidrat telah dicernakan. Pada umumnya, hampir semua karbohidrat diubah menjadi maltosa dan polimer-polimer glukosa yang sangat kecil lainnya sebelum keduanya melewati duodenum atau jejenum bagian atas. Hidrolisis disakarida dan polimer-polimer glukosa kecil menjadi monosakarida oleh enzim-enzim epitel usus. Enterosit yang terletak pada vili usus halus mengandung empat enzim (lactase, sukrase, maltase, dan -dektrinase), yang mampu memecahkan disakarida laktosa, sukrosa, dan maltosa, ditambah polimer-polimer glukosa kecil lainnya menjadi unsur-unsur monosakarida. Enzim-enzim ini terletak di dalam enterosit yang melapisi brush border mikrovili usus, sehingga disakarida dicernakan sewaktu berkontak dengan enterosit ini. Laktosa dipecahkan menjadi satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Kemudian sukrosa dipecahkan menjadi satu molekul fruktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan polimer-polimer glukosa lainnya semua dipecahkan menjadi molekul-molekul glukosa. Jadi, produk akhir dari pencernaan karbohidrat semuanya adalah monosakarida. Seluruh monosakarida tersebut larut air dan diserap dengan segera dalam darah portal.Pencernaan Protein dan Asam Nukleat5Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, di dalam lambung pepsin menguraikan beberapa ikatan peptida. Seperti banyak enzim lainnya yang berperan pada pencernaan protein, pepsin disekresi dalam bentuk prekursor inaktif (proenzim) dan diaktifkan di dalam saluran cerna. Prekursor pepsin dinamakan pepsinogen dan diaktifkan oleh asam hidroklorida lambung. Mukosa lambung manusia mengandung sejumlah pepsinogen yang saling berhubungan, yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok yang berbeda yang berbeda secara histoimunokimia, pepsinogen 1 dan pepsinogen 2. Pepsinogen 1 hanya ditemukan di daerah yang menyekresi asam, sedangkan pepsinogen 2 juga ditemukan di daerah pilorus. Sekresi asam maksimal ada hubungannya dengan kadar pepsinogen 1.Pepsin menghidrolisis ikatan-ikatan antara asam amino aromatik seperti fenilalanin atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga hasil pencernaan peptik adalah berbagai polipeptida dengan ukuran yang sangat berbeda. Gelatinase yang mencairkan gelatin juga ditemukan di dalam lambung. Kimosin, enzim lambung penggumpal susu juga dikenal sebagai rennin, ditemukan dalam lambung hewan muda tetapi mungkin tidak pada manusia.Oleh karena pH opotimum untuk pepsin adalah 1,6-3,2, kerjanya terhenti bila isi lambung bercampur dengan getah pankreas yang alkali di duodenum dan jejunum. pH isi usus halus dibagian superior duodenum ilaha 2-4, tetapi pada bagian lain kira-kira 6,5. Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambung dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasa dari pankreas dan mukosa usus halus. Tripsin, kimotripsin, dan elastase bekerja pada ikatan peptida interior pada molekul-molekul peptida dan disebut endopeptidase. Karboksipeptidase pankreas merupakan eksopeptidase yang menghidrolisis asam amino pada ujung karboksi dan amino polipeptida. Beberapa asam amino bebas dilepaskan di dalam lumen usus halus, tetapi yang lain dilepaskan pada permukaan sel oleh aminopeptidase, karboksipeptidase, endopeptidase, dan dipeptidase dalam brush border sel-sel mukosa. Beberapa tripeptida ditransport secara aktif ke dalam sel-sel usus halus dan dihidrolisis oleh peptidase intraseluler, dengan asam-asam amino terhadap asam amino terjadi di 3 tempat : lumen usus hlus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa.Sedangkan pencernaan asam nukleat, ia diuraikan menjadi nukleotida dalam usus halus oleh nuklease pankreas, dan nukleotida itu diuraikan menjadi nukleosida dalam asam fosfor oleh enzim-enzim yang terdapat pada permukaan luminal sel-sel mukosa. Nukleosida kemudian diuraikan menjadi unsur gula serta basa pirimidin dan purin. Unsur-unsur basa tersebut diserap oleh transpor aktif..

PENUTUPKesimpulanDari masalah yang telah diberikan dalam pembelajaran kali ini kita diminta untuk mengetahui struktur dan juga mekanisme dari hepar atau hati dan juga kandung empedu. Hepar dalam tubuh terletak di regio imaginer di hipokondria kanan sampai regio epigastrika. Di dalam hepar terbagi bagian-bagiannya menjadi lobulus-lobulus yang masing-masing memiliki saluran embuluh darahnya masing-masing yaitu vena sentralis. Di dalam dari sinusoid dalam hepar terdapat sel makrofag, yaitu sel Kupffer, yang berfungsi dalam pertahanan tubuh. Mekanisme yang paling utama dalam kerja hati adalah pembentukan empedu guna dalam mencerna lemak di dalam duodenum. Apabila di perut bagian kanan ini terdapat maalah, tentu bisa kita ketahui ada yang tidak beres dengan organ-organ yang ada di perut bagian kanan ini, yaitu hepar. Untuk mengetahui akan kebenarannya, maka kita pun harus mengetahui bagaimana keadaan normal dari hepar itu sendiri. Dari masalah kali ini, dapat diketahui bahwa terdapat sedikit gangguan pada bagian hati dan pastinya pada bagian kandung empedunya yang bisa terjadi kemungkinan adanya penyumbatan pada saluran yang mengalirkan empedu keluarke duodenum. DAFTAR PUSTAKA1. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004.2. Snell R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa : cavitas abdominalis. Ed.6. Jakarta : EGC, 2006.p. 207-12, 243-443. Eroschenko VP. Atlas histology di fiore. Jakarta : EGC;2005.h.149-217.4. Ward J, Clarce R, Linden R. At a glance fisiologi. Jakarta: Erlangga, 2009. Hal 74-835. Ganong F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 20. Jakarta: EGC; 2003.h.450-936. Wijaya H. Tumpas hepatitis dengan ramuan herbal. Jakarta: Pustaka Bunda. 2008. h.3-57. Guyton, AC, hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC;2007.p.849-58