Upload
silva-apryll
View
93
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh.
Citation preview
MAKALAH BIOLOGI KIMIA
KWASHIORKOR DAN MARASMUS
Di susun oleh :
Reny Nugrahaeni A.101.16.021
Riris Arum Dari A.101.16.022
Rivani Prisca Audina A.101.16.023
Rosit Wahyu Nugroho A.101.16.024
Silvia Santoso A.101.16.025
Silvana Aprilia A.101.16.026
Siti nurhilla A.H. A.101.16.027
A K A D E M I A N A L I S K E S E H A T A N N A S I O N A L
S U R K A R T A
2013/2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I – PENDAHULUAN ..................................................................................
BAB II – PEMBAHASAN ....................................................................................
1. Dvinisi Kwshiorkor dan Marasmus............................................................
2. Mettabolisme Protein Pada Kwashiokor dan Marasmus............................
3. Patologi ........................... ..........................................................................
4. Manifestasi Klinis.......................................................................................
5. Case File......................................................................................................
BAB III – KESIMPULAN ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
1
2
5
5
6
8
9
14
16
17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang utama
atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia belanda,
Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat
yang paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada
didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam
kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Protein adalah
molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa
juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama
lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang membentuk protein bertindak
sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-
molekul yang esensial untuk kehidupan. Beberapa asam amino disamping itu
mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodiom, dan kobalt. Unsur nitrogen
adalah unsur utama protein, karena terdapat didalam semua protein akan tetapi
tidak terdapat didalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16%
dari berat protein.
Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam
hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang
2
membentuknya. Berat molekul protein bisa mencapai 40 juta. Bandingkan dengan
berat glukosa yang besarnya 180. Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui
sampai sekarang yang terdiri atas sembilan asam amino esensial ( asam amino
yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan ) dan sebelas
asam amino nonesensial.
Manusia maupun hewan tidak dapat mensintesis sepuluh dari dua puluh
asam L-α amino umum dalam jumlah yang memadai untuk menunjang
pertumbuhan pada masa bayi atau mempertahankan kesehatan saat dewasa.
( Robert K. Murray 2009 : 14 ) Protein mengalami perubahan fisik dan fungsional
yang mencerminkan siklus hidup organisme tempat protein itu berada. ( Robert K.
Murray 2009 – 22 )
Fungsi protein antara lain ; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein
transport, Sebagai pengatur pergerakan, Sebagai penunjang mekanis, Pertahanan
tubuh dalam bentuk antibodi, Sebagai media perambatan impuls saraf, Sebagai
pengendalian pertumbuhan. Dan pencernaan protein, yaitu dari mulut, lambung,
dan usus halus. Metabolisme protein terdiri dari absorpsi dan transportasi protein,
katabolisme protein, dan anabolisme protein.
Kekurangan protein menyebabkan ; Kerontokan rambut (Rambut terdiri
dari 97-100% dari Protein -Keratin), Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan
pertumbuhan, hati lemak, marasmus dan berkibat kematian. Dan kelebihan protein
menyebabkan ; akan memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis,
3
obesitas, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan
demam.
Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin),
yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan
protein. Biasanya pada anak-anak kecil penderitanya, dapat dilihat dari yang
namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah
sehingga menimbulkan odema terutama pada perut, kaki dan tangan. Gejalanya
adalah pertumbuhan terhambat otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka
bulat seperti bulan dan gangguan psikomotor, anak apatis, tidak ada nafsu makan
tidak gembira dan suka merengek. Kulit mengalami depigmentasi, kering,
bersisik, pecah-pecah, dan dermatosis. Luka sukar sembuh, rambut mengalami
depigmentasi menjadi lurus , kusam, halus, dan mudah rontok, hati membesar dan
berlemak dan sering disertai anemia. Kekurangan yang terus menerus
menyebabkan marasmus dan berakibat kematian. Meramus pada umumnya
merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama). Meramus adalah
penyakit kelaparan, gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, lemak dibawah
kulit berkurang, serta otot-otot berkurang dan melemah. Tidak ada edema tetapi,
kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hati. Sering
terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi, infeksi saluran pernapasan,
tuberkolosis, cacingan berat dan penyakit kronis lain. Meramus sering mengalami
defisiensi vitamin D dan vitamin A.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kwashiorkor dan Marasmus
Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi energi protein yang
ditimbulkan oleh defisiensi protein yang berat; masukan kalori mungkin adekuat,
tetapi biasanya juga defisiensi. Walaupun sebab utama penyakit ini adalah
defisiensi protein, tetapi karena bahan makanan yang dimakan kurang
mengandung nutrisi lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang berlainan,
maka akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.
Kwashiorkor adalah sindrom klinis yang diakibatkan dari defisiensi protein berat
dan asupan kalori yang tidak adekuat. Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah
inadekuatnya intake protein yang berlangsung kronis.
Marasmus
Marasmus dalam bahasa aslinya berarti menuju kematian. Bentuk
malnutrisi energi protein terutama disebabkan oleh kekurangan kalori berat dalam
jangka waktu lama, terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan, yang
ditandai dengan retardasi pertumbuhan dan pengurangan lemak bawah kulit dan
otot secara progresif, tetapi biasanya masih ada nafsu makan dan kesadaran
mental.
Faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut antara lain :
1. Pola makan
Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak
untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung
kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein / asam
amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan
protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak
memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu
5
dll) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai
keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi
kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti
ASI.
2. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP
dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan
sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan
imunitas tubuh terhadap infeksi. Seperti gejala malnutrisi protein
disebabkan oleh gangguan penyerapan protein, misalnya yang dijumpai
pada keadaan diare kronis, kehilangan protein secara tidak normal pada
proteinuria (nefrosis), infeksi saluran pencernaan, serta kegagalan
mensintesis protein akibat penyakit hati yang kronis.
B. Mettabolisme Protein Pada Kwashiokor dan Marasmus
Pencernaan protein menghasilkan asam amino.sebagian besar asam amino
digunakan untuk pembangunan protein tubuh. Bila ada kelebihan atau bila tidak
tersedia cukup karbohidrat dan lemak untuk kebutuhan energi, sebagian asam
amino dipecah melalui jalur yang sama dengan glukosa untuk menghasilkan
energi. Asam amino lain langsung memasuki siklus TCA untuk menghasilkan
energi.
Dalam keadaan Normal Dua puluh sampai tiga puluh gram protein
dipecahkan dan digunakan untuk menhasilakan zat kimia tubuh lainnya setiap
hari. Oleh sebab itu, semua sel harus terus menerus membentuk protein baru
untuk menggantikan protein yang telah dihancurkan, dan suplai protein dalam
makanan dibutuhkan untuk memenuhi tujuan ini. Seorang manusia dapat
mempertahankan cadangan protein normal asalkan asupan hariannya di atas 30
sampai 55 gram.
Sebagian protein tidak mempunyai jumlah asam amino esensial yang
cukup dan oleh karena itu tidak dapat dipergunakan untuk membentuk protein
6
tubuh. Protein seperti itu disebut protein parsial, dan bila jumlahnya banyak dalam
diet, maka kebutuhan harian protein akan lebih besar dari normal. Contoh khusus
defisiensi diet yang disebabkan oleh protein parsial terdapat dalam diet sebagian
besar penduduk asli Afrika yang makanannya terutama dari jagung. Protein
jagung hampir tidak mengandung triptofan; salah satu asam amino esensial; oleh
sebab itu, secara sederhana, seluruh diet penduduk asli Afrika ini hampir sama
sekali kekurangan protein. Akibatnya, pada penduduk asli ini khususnya pada
anak-anak, mengalami sindron defisiensi protein yang disebut kwashiorkor, yang
meliputi kegagalan pertumbuhan, letargi, depresi mental dan edema lipoprotein.
Protein dalam
makanan
Asam Amino
A. A dalam darah
A.A. dl HATI (ektrasel)
A.A. Dalam darah A. A. dl Hati (intra sel)
PROTEIN
Senyawa N lain A. A. ektra sel
A. A. intra sel
PROTEIN
A. Keto Asam lemak S
urea
Sik. A. Sitrat A. Keto NH3
pencernaan
absorbsi
Pada penderita Kwashiorkor, asupan protein dari makanan kurang
sehingga menyebabkan neraca protein negatif (keluaran>masukan) sehingga asam
amino dalam darah, hati dan intrasel mengalami defisiensi yang menyebabkan
proses metabolisme selanjutnya terganggu.
7
C. Patologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang
sangat berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori
dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan
perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan
protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam
serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme. Bila diet cukup
mengandung karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian
asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan
kejaringan otot. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan
menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar, yang kemudian berakibat
timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta-
lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati terganggu, dengan akibat adanya
penimbunan lemak dalam hati.
Gejala Kwashiorkor
- Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan
yang sehat.
- Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat
- Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare
- Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan
berubah warna
8
- Kulit kering dengan menunjukan garis – garis kulit yang mendalam
dan lebar, terjadi persisikan dan hiperpigmentasi
- Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumya kenyal,
permukaannya licin dan tajam.
- Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita.
- Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin
serum yang rendah, disamping kadar globulin yang normal atau
sedikit meninggi.
Hampir semua kasus kwashiorkor memperlihatkan penurunan kadar
albumin, kolestrol dan glukosa dalam serum. Kemudian pada umumnya kadar
imunoglobulin serum normal, bahkan dapat meningkat. Meskipun kadar IgA
sekretori merendah.Gangguan imunitas seluler khususnya jumlah populasi sel T
merupakan kelainan imunologik yang paling sering dijumpai pada malnutrisi
berat.
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan malnutrisi energi
protein kwashiorkor, antara lain 5,6:
1. Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada
ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada
tanda moon face dari akibat terjadinya edema. Penampilan anak kwashiorkor
seperti anak gemuk (sugar baby).
2. Retardasi Pertumbuhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan,
tinggi badan juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.
9
3. Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium
lanjut bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi
pasif. Perubahan mental bisa menjadi tanda anak mengalami dehidrasi. Gizi buruk
dapat mempengaruhi perkembangan mental anak. Terdapat dua hipotesis yang
menjelaskan hal tersebut: karakteristik perilaku anak yang gizinya kurang
menyebabkan penurunan interaksi dengan lingkungannya dan keadaan ini
selanjutnya akan menimbulkan outcome perkembangan yang buruk, hipotesis lain
mengatakan bahwa keadaan gizi buruk mengakibatkan perubahan struktural dan
fungsional pada otak.
4. Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun
berat. Edemanya bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia,
gangguan dinding kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.
Gambar 1. Edema pada kwashiokor
5. Kelainan Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture),
maupun warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala
yang mudah tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut
10
akan tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih.
Sering bulu mata menjadi panjang. Rambut yang mudah dicabut di daerah
temporal (Signo de la bandera) terjadi karena kurangnya protein menyebabkan
degenerasi pada rambut dan kutikula rambut yang rusak. Rambut terdiri dari
keratin (senyawa protein) sehingga kurangnya protein akan menyebabkan
kelainan pada rambut. Warna rambut yang merah (seperti jagung) dapat
diakibatkan karena kekurangan vitamin A, C, E.
Gambar 2. Kelainan rambut pada kwashiorkor
6. Kelainan Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit
yang lebih mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan
kulit karena habisnya cadangan energi maupun protein. Pada sebagian besar
penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu
crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah
muda dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat
tekanan. Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh
keringat atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa poplitea, lutut, buku kaki, paha,
lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai dengan bercak-
bercak kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk
menjadi hitam. Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan bagian-bagian
yang tidak mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh
11
hiperpigmentasi. Kurangnya nicotinamide dan tryptophan menyebabkan gampang
terjadi radang pada kulit
Gambar 3. Crazy pavement dermatosis
7. Kelainan Gigi dan Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis,
dan hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.
8. Kelainan Hati
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati
yang hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga
ditemukan tanda fibrosis, nekrosis, dan infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan
hati terjadi akibat defisiensi faktor lipotropik.
9. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai
penyakit lain, terutama infestasi parasit (ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat
dijumpai anemia berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang
penting untuk pembentukan darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat,
B6). Kelainan dari pembentukan darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang
disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun. Defisiensi protein juga
menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya terjadi
defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen.
12
10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar Lain
Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva
dan usus halus terjadi perlemakan. Pada pankreas terjadi atrofi sel asinus
sehingga menurunkan produksi enzim pankreas terutama lipase.
11. Kelainan Jantung
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung
disebabkan hipokalemi dan hipomagnesemia.
12. Kelainan Gastrointestinal
Gejala gastrointestinal merupakan gejala yang penting. Anoreksia kadang-
kadang demikian hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan
makanan hanya dapat diberikan dengan sonde lambung. Diare terdapat pada
sebagian besar penderita. Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa
infeksi atau infestasi usus, intoleransi laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi
laktosa disebabkan defisiensi laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat defisiensi
garam empedu, konjugasi hati, defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa
usus halus. Pada anak dengan gizi buruk dapat terjadi defisiensi enzim
disakaridase.
13. Atrofi Otot
Massa otot berkurang karena kurangnya protein. Protein juga dibakar
untuk dijadikan kalori demi penyelamatan hidup.
14. Kelainan Ginjal
Malnutrisi energi protein dapat mengakibatkan terjadi atrofi glomerulus
sehingga GFR menurun.
13
Gambar 3. Manifestasi klinis kwashiorkor pada anak
E. CASE FILE
Di poliklinik anak rumah sakit Dr. Moewardi berdasarkan anamnesis dari ibunya
dikeluhkan badan anaknya kurus sejak 3 bulan. Anak sulit makan, kalau disisir
rambut mudah rontok, tangan dan kaki sering kram, diwaktu senja di dalam rumah
kalau berjalan sering menabrak. Pada pemeriksaan didapati seorang anak umur 4
tahun dengan berat badan 10 kg, tinggi badan 95 cm, nampak kurus, lemah, lemak
subkutan menghilang, sehingga tulang terlihat jelas, kulit berkeriput, otot nampak
atrofi, tugor jelek,wajah lebih nampak tua dari umurnya, dan rambut tipis mudah
dicabut. Pada pemeriksaan mata didapatkan bintik bitot. Abdomen sejajar thorak,
gambaran usus jelas terlihat pada dinding abdomen, hepar teraba membesar,
badan teraba dingin. Pada ekstremitas bawah nampak edema (pitting edema),
edema tidak terlihat di scrotum, tidak terdapat crazy pavement dermatosis dan
reflek patella negatif
14
PEMBAHASAN
Anak sulit makan atau anorexia bisa terjadi karena penyakit akibat
defisiensi gizi, psikologik sperti suasana makan, pengaturan makanan dan
lingkungan. Rambut mudah rontok dikarenakan kekurangan protein, vitamin A,
vitamin C dan vitamin E. Karena keempat elemen ini meurpakan nutrisi yang
penting bagi rambut. Pasien juga mengalami rabun senja. Rabun senja terjadi
karena defisiensi vitamin A dan protein. Pada retina ada sel batang dan sel
kerucut. Sel batang lebih hanya bida membedakan cahaya terang dan gelap. Sel
batang atau rodopsin ini terbentuk dari vitamin A dan suatu protein. Jika cahaya
terang mengenai sel rodopsin, maka sel tersebut akan terurai. Sel tersebut akan
mengumpul lagi pada cahaya yang gelap. Inilah yang disebut adaptasi rodopsin.
Adaptasi ini butuh waktu. Jadi, rabun senja terjadi karena kegagalan atau
kemunduran adaptasi rodopsin.
Tugor atau elastisitas kulit jelek karena sel kekurangan air (dehidrasi).
Reflek patella negatif terjadi karena kekurangan aktin myosin pada tendo patella
dan degenerasi saraf motorik akibat dari kekurangn protein, Cu dan Mg seperti
gangguan neurotransmitter. Sedangkan, hepatomegali terjadi karena kekurangan
protein. Jika terjadi kekurangan protein, maka terjadi penurunan pembentukan
lipoprotein. Hal ini membuat penurunan VLDL dan LDL. Karena penurunan
VLDL dan LDL, maka lemak yang ada di hepar sulit ditransport ke jaringan-
jaringan, pada akhirnya penumpukan lemak di hepar.
Yang khas pada penderita kwashiorkor adalah pitting edema. Pitting
edema adalah edema yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula. Pitting
edema disebabkan oleh kurangnya protein, sehingga tekanan onkotik intravaskular
menurun. Jika hal ini terjadi, maka terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial.
Plasma masuk ke intertisial, tidak ke intrasel, karena pada penderita kwashiorkor
tidak ada kompensansi dari ginjal untuk reabsorpsi natrium. Padahal natrium
berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh. Pada penderita kwashiorkor,
selain defisiensi protein juga defisiensi multinutrien. Ketika ditekan, maka plasma
pada intertisial lari ke daerah sekitarnya karena tidak terfiksasi oleh membran sel.
Untuk kembalinya membutuhkan waktu yang lama karena posisi sel yang rapat.
15
Edema biasanya terjadi pada ekstremitas bawah karena pengaruh gaya gravitasi,
tekanan hidrostatik dan onkotik.
Bintik bitot khas pada defisiensi vitamin A. Bintik bitot merupakan gejala
awal bahwa penderita mengalami avitaminosis A. Jika terjadi defisiensi vitamin
A, maka ada gangguan epitel penghasil mucus. Setelah itu, debris keratin
menumpuk dalam plak-plak kecil. Inilah bintik bitot. Crazy pavement dermatosis
terjadi jika ada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan dan kelembapan,
misalnya keringat, seperti pada bagian pantat. Pada skenario tidak terjadi itu
berarti penyakit ini belum terlalu parah. Untuk gejala yang lain, seperti tangan dan
kaki kram, kurus, lemah, lemak subkutan hilang, kulit keriput, atrofi otot,
abdomen sejajar thorak, gambaran usus terlihat jelas pada abdomen dan badan
teraba dingin disebabkan defisiensi energi dan protein, maka dari itu adanya
penurunan metabolisme tubuh dan tidak mempunyai bahan baku untuk membuat
zat yang dibutuhkan tubuh (misal : aktin myosin dari protein untuk pengaturan
kontraksi otot, kekurangan protein juga berarti kekurangan bahan baku pemuatan
enzim dan hormon), ditambah pembongkaran cadangan lemak dan protein tubuh.
KESIMPULAN
Pasien didiagnosis menderita marasmik kwashiorkor karena pasien
mempunyai gejala klinis pada penyakit marasmus dan penyakit kwashiorkor. Pada
penyakit marasmik kwashiorkor tidak hanya terjadi defisiensi kalori dan protein,
tetapi juga terjadi defisiensi multivitamin dan multinutrien. Ini terbukti adanya
penyakit rabun senja dan bintik bitot. Kedua penyakit ini khas pada penyakit
defisinsi vitamin A. Sebenarnya pasien tidak perlu melakukan pemeriksaaan
laboratorium. Dengan anamnesis sudah dapat ditegakkan diagnosis karena
evidence based medicine. Maksudnya, jika anak mempunyai gejala-gejala seperti
itu, sudah pasti dia menderita protein calorie malnutrition karena fakta yang
membuktikannya. Jika dibutuhkan pemeriksaan laboratorium, cukup dengan tes
glukosa darah dan protein total.
16
SUMBER PUSTAKA
Sanger, F 1918: Determination of nucleotide sequence in DNA, Science 214 :
1205,.
Crick, F : Split genes and RNA Splicing Science 204 : 264, 1979.
http://hastutibastiandangga.files.wordpress.com/2012/10/makalah-protein-mata-
kuliah-biokimia4.docx
Sloane, Ethel.2003.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran (EGC)
Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia Harper
Edisi 27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC)
17