40
TUGAS MAKALAH BIOKIMIA LIPID Dosen pengampu : Dhigna luthfiyani citra p., M.Sc., Apt Disusun oleh : Kelompok 5 1.Arlina (F1C112019) 2.Rida Amita (F1C112032) 3.Sundari (F1C112036) 4. Ria Prantika (F1C112042) 5. Priya Tri Nanda (F1C112049) 6. Lusi Arni Septia (F1C112046) 7.Yanisha (F1C112047)

MAKALAH BIOKIMIA LIPID RIA PRANTIKA UNIVERSITAS JAMBI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

" MATERI LIPID ( PENGGOLONGAN, SIFAT FISIKA DAN KIMIA SERTA UJI KLITATIF DAN KUANTITAIF ) " ^_^

Citation preview

TUGAS MAKALAH BIOKIMIALIPID

Dosen pengampu : Dhigna luthfiyani citra p., M.Sc., AptDisusun oleh : Kelompok 51. Arlina(F1C112019)2. Rida Amita(F1C112032)3. Sundari(F1C112036)4. Ria Prantika(F1C112042)5. Priya Tri Nanda (F1C112049)6. Lusi Arni Septia(F1C112046)7. Yanisha(F1C112047)8. Ella Febrisari(F1C112051)

KIMIAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS JAMBI 2014KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Biokimia yang berjudulLipiddapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung.Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. Ibu Dosen pengampu mata kuliah Biokimia2. Orang tua telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat kami selesaikan.Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ihklas kepada semua pihak yang bersangkutan.Tak ada gading yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Jambi, 24 September 2014

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISII. PENDAHAULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. Tujuan PenulisanII. PEMBAHASANA. Pengertian LipidB. Sifat Umum LipidC. Sifat Kimia Dan Fisika LipidD. Penggolongan LipidE. Peranan LipidF. Analisa Kualitatif Lipid.....................................................................................III. PENUTUPA. KesimpulanB. Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangUntuk mendukung metabolisme kehidupan mahluk hidup di bumi, maka banyak hal yang mnejadi penting untuk diperoleh guna mempertahankan kehidupan dan berkembang biak sebanyak mungkin salah satu ciri mahluk hidup. Salah satunya adalah zat zat atau molekul yang berperan langsung terhadap proses metabolisme. Banyak zat zat yang bisa diperoleh baik dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh manusia lemak.Lemak merupakan nutrisi yang penting kepada tubuh manusia.Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga tubuh.Nomenklatur lainnya penting kepada bayi dan kanak-kanak di mana lemak memberi bekal dalam bentuk kalori untuk menghasilkan tenaga serta berfungsi di dalam keseimbangan cairan tubuh, tekanan osmotik, keseimbangan asid-bes serta aktivitas elektrofisiologi otot dan sistem saraf.Lemak pula digunakan sebagai atribut rasa dan tekstur makanan.Penggunaan secara banyak di dalam industri makanan telah menimbulkan kebimbangan kepada pengguna terhadap kandungan nutrisi di dalam makanan terproses ini.Pengguna kini lebih mementingkan produk makanan yang berkhasiat, rendah kandungan lemak, gula dan garam, tinggi kandungan karbohidrat kompleks serta fiber.Oleh karena itu untuk menggambarkan kegunaan dan fungsi lemak pada kehidupan dibutuhkan pengkajian yang ilmiah dan relevan. Dan pada makalah ini akan diulas tentang klasifikasi lemak dan fungsi biologis lemak pada kehidupan mahluk hidup.B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud dengan Lipid?2. Bagaimana Sifat Umum Lipid?3. Bagaimana Sifat Kimia Dan Fisika Lipid?4. Bagaimana Penggolongan Lipid?5. Bagaimana Struktur Golongan Lipid?6. Bagaimana Struktur Kimia Lipid?7. Apa Peranan Lipid?

C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui pengertian lipid.2. Untuk mengetahui sifat umum lipid.3. Untuk mengetahui sifat kimia dan fisika lipid.4. Untuk mengetahui penggolongan lipid.5. Untuk mengetahui struktur golongan lipid.6. Untuk mengetahui struktur kimia lipid.7. Untuk mengetahui peranan lipid.

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian LipidAsal kata dari bahasa Yunani/greeck; Lipos (lemak). Istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lemak (Lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air. Namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform,eter dan benzen.Berdasarkan asalnya,sumber lemak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :1. Lemak yang berasal daari tumbuhan(disebut lemak Nabati).Beberapa bahan yang mengandung lemak nabati adalah kelapa, kemiri, zaitun, kacang tanah, mentega dan kedelai.2. Lemak yang berasal dari hewan(disebut lemak hewani).Beberapa bahan yang mengandung lemak hewani adalah daging, keju, susu, ikan segar dan telur.Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.

B. Sifat Umum Lipid1. Tidak larut didalam air2. Larut didalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan karbontetraklorida.3. Mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga mengandung nitrogen dan fosfor.4. Bila terhidrolisis akan menghasilkan asam lemak.5. Berperan dalam metabolisme tumbuhan dan hewan.C. Sifat Kimia dan Fisika lipid1. Sifat Kimia Lipida. Reaksi Penyabunan atau Saponifikasi (Latin, sapo = sabun)Lemak dapat mengalami hidrolisis. Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun

Reaksi umum:

Gambar C.1

Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan. Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut.

Contoh soal:

Gambar C.2

b. HalogenasiAsam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnyaGambar:

Gambar C.3Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan yodium adalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium.Contoh soal:

Gambar C.4

c. HidrogenasiSejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 C) yang mengandung katalis nikel yang terdispersi.

2. Sifat Fisika LipidAdapun sifat fisik dari lemak ( lipid ) yaitu :1. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.2. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur 17 C.3. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air. 4. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak yang baik.

D. Penggolongan LipidAda beberapa cara penggolongan lipid1. Berdasarkan struktur :a. Lipid sederhana (ester asam lemak dengan berbagai alkohol exp: lemak/gliserida dan lilin/waxes)b. Lipid gabungan/majemuk (ester asam lemak yang punya gugus tambahan, exp: fosfolipid, serebrosida)c. Derivat lipid/turunan lipid (senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, exp: asam lemak, gliserol, sterol)2. Berdasarkan sifat :a. Lipid yang dapat disaponifikasi (saponifikasi lipid). Dapat dihidrolisis dengan alkali panas sehingga terbentuk garam dan asam-asam lemak serta molekul lainya. Exp: triasilgliserol, fosfolipid, glikolipid.b. Lipid yang tidak dapat disaponifikasi (nonsaponifikasi lipid). Disintesis dari unit kolesterol, exp :steroid3. Berdasarkan kepolarannya :a. Lipid netral, yang tergolong kedalam lipid netral adalah senyawa triasilgliserida dan monogliserida dengan jumlah atom C asam lemak > 12, exp:sterol, karatenoid, wax, tokoferol.b. Lipid polar. Lipid polar bersifat ampifilik, yang tergolong keadalam jenis ini adalah gliserofosfolipid, gliseroglikolipid, dan spingofosfolipid.4. Berdasarkan hasil hidrolisisnyaa. Lipid sederhana, yaitu adalah asam lemak dengan berbagi alkohol, misalnya : minyak dan lemak.b. Lipid majemuk atau kompleks, adalah ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, misalnya : fosfolipid dan glikolipid.c. Derivat lipid, adalah senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, misalnya : sterol (kolesterol dan fitosterol).

5. Berdasarkan fungsinyaa. Lemak simpanan : trigliserid, disimpan dalam jaringan tubuh tumbuhan dan hewan.b. Lemak struktural : fosfolipid & kolesterol.6. Penggolongan Lipid secara umum :a. Asam LemakAsam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat. Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak jenuh. Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap.Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH

Sifat Fisika Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik leburnya. Di samping itu makin banyak jumlah ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Umumnya asam lemak larut dalam eter atau alkohol panas.

Sifat Kimia Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. pH larutan bergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak.persamaan Henderson-Hasselbach.Garam natrium dan kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Asam lemak yang digunakan untuk sabun umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis logam Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol.Molekul sabun terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus COO- pada ujungnya. Bagian hidrokarbon bersifat hidrofob, sedangkan gugus COO- bersifat hidrofil. Karena adanya dua bagian ini, molekul sabun membentuk misel, yaitu kumpulan rantai hidrokarbon dengan ujung yang bersifat hidrofil di bagian luar.Sabun dapat berfungsi sebagai emulgator. Pada proses pembentukan emulsi ini, bagian hidrofob molekul sabun masuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang bermuatan negatif ada di bagian luar. Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air.Asam lemak tidak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan rangkapnya. Dengan gas hidrogen dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi, yaitu pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Proses hidrogenasi ini mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam lemak yang cair menjadi asam lemak padat.Karena ada ikatan rangkap, maka asam lemak tidak jenuh dapat mengalami oksidasi yang mengakibatkan putusnya ikatan C=C dan terbentuknya gugus COOH.

Asam lemak terbagi menjadi 2, yaitu :1. Asam lemak jenuh ( Saturated ) : tidak membentuk ikatan rangkap karbon-karbon pada hidrokarbon. Lemak jenuh kebanyakan tidak baik bagi kesehatan. Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.Rumus Molekul asam laurat

Gambar D.1

Memilki ciri-ciri sebagai berikut : Tidak memiliki ikatan rangkat karbon Tidak dapat mengalami proses penambahan atom hidrogen (hidrogenasi) Notasi pada asam lemak jenuh misalkan asam palmitat ( 16 : 0) Menyatakan asam tersebut memilki 16 karbon dan tidak ada ikatan rangkap karbon-karbon.2. Asam lemak tak jenuh ( Unsaturated ) : membentuk ikatan rangkap karbon-karbon pada hidrokarbon. Lemak tak jenuh lebih disukai, dikatakan lebih aman. Lemak ini tidak menimbulkan penyakit, bahkan dapat dipergunakan untuk diet contoh bersumber dari buah-buahan. Notasi asam lemak tidak jenuh misalnya oleat ( 18:1 ) menyatakan asam tersebut memiliki 18 atom karbon dan 1 ikatan rangkap karbon. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.

Rumus molekul asam oleat

Gambar D.3Berdasarkan jumlah ikatan rangkap karbon-karbon dapat dibagi 2 :a) Asam lemak monoenoat (Monounsaturated fatty acid atau MUFA) memiliki 1 ikatan rangkap karbon-karbon.b) Asam lemak polienoat (Polyunsaturated fatty acid atau PUFA) memiliki ikatan karbon lebih dari 1.AtomKarbonStrukturNama SistematikNama UmumTitik lebur oC

Asam Lemak Jenuh

12CH3(CH2)10COOHn-DodekanoatAsam Laurat44,2

14CH3(CH2)12COOHn-TetradekanoatMiristat53,9

16CH3(CH2)14COOHn-HeksadekanoatPalmitat63,1

18CH3(CH2)16COOHn-OktadekanoatStearat69,6

20CH3(CH2)18COOHn-EikosanoatArakhidat76,5

24CH3(CH2)22COOHn-TetrakosanoatLignoserat86,0

Asam Lemak tidak Jenuh

16CH3(CH2)5CH==CH(CH2)7COOHPalmitoleat-0,5

18CH3(CH2)7CH==CH(CH2)7COOHOleat13,4

18CH3(CH2)4CH==CHCH2CH==CH(CH2)7COOHLinoleat-5

18CH3CH2CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CH(CH2)7COOHLinolenat-11

20CH3(CH2)4CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CH(CH2)3COOHArakhidonat-49,5

Tabel 1b. FosfolipidFosfolipid mempunyai satu atau lebih gugus kepala dengan polaritas tinggi, selain ekor hidrokarbonnya. Fosfolipid berfungsi terutama sebagai unsur struktural membran dan tidak pernah disimpan dalam jumlah banyak. Seperti tersirat di dalam namanya, golongan lipid ini mengandung fosfor dalam bentuk gugus asam fosfat. Fosfat lipid utama yang ditemukan pada membran adalah fosfogliserida yang mengandung dua molekul asam lemak yang berikatan ester dengan gugus hidroksil pertama dan kedua pada gliserol. . Senyawa yang termasuk fosfolipid ini ialah fosfatidilkolin, fosfatifiletanolamina, fosfatifilserin, dan fosfatidilinositol.Gambar D.4

Fosfolipid yang mengandung gugus fosfat.

Gambar D.5 SifatLesitin berupa zat padat lunak seperti lilin, berwarna putih dan dapat diubah menjadi coklat bila kena cahaya dan bersifat higroskopik dan bila dicampur dengan air membentuk larutan koloid, larut dalam semua pelarut lemak kecuali aseton, dikocok dengan asam sulfat akan terjadi asam fosfatidat dan kolin, apabila dipanaskan dengan basa atau asam akan menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat. Hidrolisis juga dapat terjadi dengan bantuan enzim lesitinase.Sefalin adalah fosfogliserida yang tidak larut dalam aseton dan alkohol. Yang termasuk sefalin ialah fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin.Fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin dapat dihidrolisis sempurna, menghasilkan asam lemak, gliserol dan fosfat. Hidrolisis parsial menggunakan enzim fosfatidase tertentu, sehingga asam lemak pada atom karbon nomor 2 dapat diuraikan dan menghasilkan lisosefalin.c. LilinYang dimaksud dengan lilin (wax) ialah ester asam lemak dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang, antara 14 sampai 34 atom karbon. Contoh alkohol panjang adalah setilalkohol dan mirisilalkohol.CH3 (CH2)14 CH2OH CH3 (CH2)28 CH2OHSetilakohol MirisilalkoholLilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau lumba-lumba. Lilin berfungsi sebagai: lapisan pelindung terhadap air, penahan air pada binatang. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak.

d. TerpenNama terpena pada awalnya diberikan untuk minyak yang disuling dari terpentin, diketahui bahwa terpena terdiri dari 5 atom C lebih dikenal sebagai isoprene (gambar 3.18), terpena terdiri dari 2 unit isoprena yakni monoterpena, pada tumbuhan terdapat mono dan seskuiterpena. Senyawa ini memberikan sifat khas (bau dan rasa) minyak yang merupakan komponen penting minyak esensial tumbuhan, sebagai contoh ialah monoterpena geraniol, limona, mentol kanfer.Struktur terpena umumnya dapat dikenal dari :1) Sebagian besar senyawa ini terdapat dalam minyak dengan rumus C10H15.2) Terpena yang mengandung lebih dari 10 atom karbon, umumnya mempunyai jumlah karbon kelipatan dari lima, struktur cukup beragam.3) Banyak jenis senyawa tidak larut dalam air, sebagian besar ditemukan dalam tumbuhan, juga dalam organisme yang lain.Terpena memiliki rumus dasar (C5H8)n, dengan n merupakan penentu kelompok tipe terpena. Modifikasi terpena (disebut terpenoid, berarti "serupa dengan terpena") adalah senyawa dengan struktur serupa tetapi tidak dapat dinyatakan dengan rumus dasar. Kedua golongan ini menyusun banyak minyak atsiri.1) Hemiterpena, n=1, hanya isoprena.2) Hemiterpenoid, contohnya prenol, asam isovalerat.3) Monoterpena, n=2, contohnya mircena, limonena, dan ocimena.4) Monoterpenoid, contohnya geraniol.5) Seskuiterpena, n=3, contohnya farnesen.6) Seskuiterpenoid, contohnya farnesol, kurkumena, bisabolol.7) Diterpena, n=4, contohnya cembrena.8) Diterpenoid, contohnya kafestol.9) Triterpena, n=6, contohnya skualena.10) Triterpenoid, contohnya lanosterol, bahan dasar bagi senyawa-senyawa steroid.11) Tetraterpena, n=8, contohnya adalah likopena, karotena12) Politerpena, n besar, contohnya adalah karet dan getah perca.e. SteroidSenyawa lipid yang mempunyai struktur dasar yang sama dan dapat dianggap sebagai derivat perhidroksiklopentanofenantrena, yang terdiri atas 3 cincin sikloheksana terpadu seperti bentuk fenantrena (cincin A, B, dan C) dan sebuah cincin siklopentana yang tergabung pada ujung cincin sikloheksana tersebut.Adapun karakteristik yang dimaksud ialah adanya atom oksigen atau gugus hidroksil pada atom C nomor 3 dan gugus metil pada atom C nomor 10 dan 13.Tata Nama Untuk memberikan nama kepada steroid digunakan patokan, yaitu beberapa jenis hidrokarbon yang mempunyai rumus tertentu sebagai senyawa asal, misalnya etiokolana, alopregnana, androstana, pregnana, estrana.Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan tanda segitiga (D) dengan angka di bagian atasnya yang menyatakan atom karbon yang menjadi awal ikatan rangkap tersebut, misalnya D5-androstena berarti ikatan rangkap berawal dari atom karbon nomor 5 dan berakhir pada atom karbon nomor 6.Tanda (a) dan (b) untuk menyatakan konfigurasi suatu garis tertentu bila dibandingkan dengan keseluruhan struktur. Pada molekul testosteron gugus OH pada atom C nomor 17 sama dengan kedua gugus metil pada atom C nomor 10 dan nomor 13 diberi tanda (b).

Gambar D.6Beberapa Jenis Steroid KolesterolDari rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom C nomor 3 mempunyai posisi b oleh karena dihubungkan dengan garis penuh.Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi berwarna. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian asam berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau disebut reaksi Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini sebanding dengan konsentrasi kolesterol. Reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 miligram taip 100 mL darah.

7-Dehidrokolesterol Senyawa ini terdapat di bawah kulit dan hanya berbeda sedikit dari kolesterol, yaitu terdapat ikatan rangkap C=C antara atom C nomor 7 dan nomor 8. Dengan sinar ultraviolet 7-Dehidrokolesterol dapat diubah menjadi vitamin D yang sangat berguna bagi tubuh.

ErgosterolSterol ini mempunyai struktur inti sama dengan 7-Dehidrokolesterol, tetapi berbeda pada rantai sampingnya. Ergosterol dapat juga membentuk vitamin D apabila dikenai sinar ultraviolet. Ergosterol maupun 7-Dehidrokolesterol disebut provitamin D.

Asam-asam EmpeduAsam-asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu antara lain ialah asam kolat, asam deoksikolat, dan asam litokolat. Asam deoksikolat bergabung dengan glisin membentuk asam glikodeoksikolat, sedangkan asam litokolat bergabung dengan taurin membentuk asam taurolitokolat. Garam-garam empedu ini berfungsi sebagai emulgator, yaitu suatu zat yang menyebabkan kestabilan suatu emulsi.

Hormon KelaminTestosteron dan androsteron adalah hormon kelamin laki-laki. Testosteron diperoleh dari ekstrak testes dalam bentuk kristal, sedangkan androsteron didapati pada urine dan mungkin merupakan hasil perubahan kimia atau metabolisme testosteron. Hormon kelamin perempuan ada dua jenis yaitu estrogen dan progesteron. Estrol, estradiol dan estriol adalah hormon yang termasuk estrogen. Pregnandiol adalah hasil metabolisme progesteron.

f. KompleksYang termasuk lipid kompleks adalah lipid yang terdapat dalam alam bergabung dengan senyawa lain, misalnya dengan protein atau dengan karbohidrat. Ikatan antara lipid dengan protein disebut lipoprotein, terdapat dalam plasma darah. Bagian lipid dalam lipoprotein pada umumnya adalah trigliserida, fosfolipid atau kolesterol. Lipoprotein ini biasanya digolongkan dalam protein gabungan. Oleh karena dalam lipid lipoprotein itu berbeda jenis dan mutunya, maka lipoprotein berbeda pula sifat-sifat fisiknya, misalnya berat jenis, besar partikel dan muatan listrik. Karena perbedaan sifat fisika ini, beberapa jenis lipoprotein dapat dipisahkan satu dengan yang lain, misalnya dengan ultrasentrifius atau elektroforesis. Lipopolisakarida ialah gabungan antara lipid dengan polisakarida, lipopolisakarida terbentuk dalam dinding sel beberapa jenis bakteri.

Gambar D.7 Contoh glikolipidg. SpingolipidSpingolipid kelas kedua terbesar dari lipid membran, juga mempunyai kepala yang bersifat polar dan dua ekor nonpolar, tetapi senyawa ini tidak mengandung gliserol. Spingolipid tersusun atas satu molekul alkohol amino berantai panjang spingosin, atau satu diantara turunannya, dan suatu alkohol polar pada bagian kepala.Spingosin adalah senyawa induk dari sejumlah alkohol amino berantai panjang yang ditemukan pada berbagai spingolipid. Terdapat tiga subkelas spingolipid : Spingomielin, serebrosida, dan gangliosida.Sfingolipid dibangun dari basa terhidroksilasi rantai panjang. Dua basa seperti ini ditemukan dalam hewan, yakni basa sfngosin dan dihidrosfingosin (sfinganin).

Reaksi antara senyawa serin (a) dengan senyawa palmitat (b) akan mengeluarkan O2 kemudian diikuti dengan reaksi reduksi yang akan menghasilkan sfinganin, reaksi ini merupakan sintesis sfinganin dalam sistim hidup.Ketika gugus amino pada sfingosin atau sfinganin diasilasi oleh asam lemak, maka produk yang dihasilkan adalah seramidaGugus hidroksi primer dapat disubtitusi dengan dua cara, yang menghasilkan dua kelompok sfingolipid yakni fosfosfinglipid dan glikosfingolipid.Dalam fosfosfingolipid, gugus hiroksil primer diesterifikasi oleh kolin fosfat, lipid ini dikenal sebagai sfingomielin.Dalam glikosfingolipid, gugus hidroksil primer terglikosilasi, yakni tersubstitusi oleh karbohidrat, baik monosakarida atau oligosakarida. Glikpsfingolipid yang mengandung gula asam sialat di dalam bagian karbohidratnya disebut gangliosida, setiap tipe glikosfingolipid menunjukan variasi tipe asam lemak yang ditemukan di dalam bagian seramidanya yaitu derivat sfingosin yang mengandung gugus asil dari asam lemak. Gugus ini terikat pada gugus amino dalam bentuk amida.

Gambar D.8 Contoh senyawa spingolipid

E. Peranan lipidLipid dalam bentuk lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia, selain itu juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein, dimana 1 gram lipid dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan untuk karbohidrat dan protein masing-masing hanya 4 kkal/gram.Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh (berbentuk cair). Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak susu, lemak babi, lemak sapi). Lemak nabati yang berbentuk cair dibedakan atas 3 golongan yakni (1) drying oil yang membentuk lapisan keras bila mengering di udara, contohnya minyak cat/pernis, (2) semi drying oil, contohnya minyak jagung, minyak biji kapas, dan (3) non drying oil contohnya minyak kelapa.

Secara umum dapat dikatakan bahwa lipid bagi manusia berfungsi sebagai :1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak.2. Lemak mempunyai fungsi seluler dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion, dan molekul air, keluar dan masuk sel.3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon serta kelenjar empedu.4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E, dan K yang berguna untuk proses biologis.5. Sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.

Fungsi lipid secara medic yaitu :a. Komponen membran selb. Pelindung dinding selc. Penyekat panas / insulatord. Sumber simpanan energie. Pelarut vitamin A,D,E, dan Kf. Komponen hormonSelain itu lipid juga dapat berfungsi sebagai berikut :1) Bahan pembuatan mentega atau margarinLemak atau minyak dapat diubah menjadi mentega atau margarin dengan cara hidrogenasi.Diagram alir berikut menunjukkan proses hidrogenasi sempurna dari sebuah minyak tak-jenuh-tunggal yang sederhana.

Gambar E.12) Bahan pembuatan sabunSabun dapat dibuat dari reaksi antara lemak atau minyak dengan KOH atau NaOH. Sabun yang mengandung logam Na disebut sabun keras (bereaksi dengan keras terhadap kulit) dan sering disebut sabun cuci. Sedangkan sabun yang mengandung logam K disebut sabun lunak dan di kehidupan sehari-hari dikenal dengan sebutan sabun mandi.Reaksi penyabunan :

Gambar E.2

F. Uji Kualitatif dan Kuantitatif LIPID1. Uji Kualitatif Analisis kualitatif lipid dapat dilakukan dengan 5 cara, yaitu :a. Uji kelarutan LIPIDUji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.

Tabel 2Hampir semua minyak dan lemak larut pada pelarut nonpolar ( kloroform dan eter )

b. Uji AkroleinDalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih.

Tabel 3

Persamaan Reaksi Kimia pada uji akrolein :

Gambar F.1c. Uji Ketidakjenuhan LIPIDUji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble.

Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi Gambar F.2

SAMPEL HASIL KETERANGAN

Minyak kelapa + Warna merah

Asam oleat - Warna merah pudar

Mentega + Warna merah

Asam palmitat + Warna merah

Margarin + Warna merah

Lemak hewan + Warna merah

Minyak tengik + Warna merah

Tabel 4d. Uji KetengikDalam uji ini, diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak. Setelah itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi minyak yang diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida.Persamaan Reaksi :

Gambar F.3

Tabel 5Tengiknya suatu larutan karena golongan trigliserida banyak teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas.e. UJI SALKOWSKI UNTUK KOLESTEROL Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijauPersamaan reaksi :

Gambar F.4

2. Uji Kuantitatif Lipida. UJI LIEBERMAN BUCHARD Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua. Hasil reaksi antara kolesterol dengan pereaksi warna yang membentuk kompleks berwarna hijau biru tersebut diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.b. UJI BILANGAN REICHERT MEISEL (BRM)BRM adalah jumlah 0,1N basa yang di perlukan setiap 5 gram lemak untuk menetralkan asam-asam lemak yang mudah menguap pada destilasi, yaitu asam lemak dengan C6 dan C4 (kaproat dan butirat). Analisis ini banyak di gunakan untuk menganalisis pemalsuan mentega yang di campur minyak lain. Minyak BRM untuk mentega antara 24-34, lebih tinggi dari minyak lain.

c. UJI BILANGAN POLENSKEBilangan uni menentukan kadar asam lemak yang volatile, tetapi tidak larut dalam air, yaitu asam lemak C8-C14. Bilangan polenske adalah jumlah millimeter (ml) 0,1N alkali yang di perlukan untuk menetralkan asam lemak C8-C14 yang terdapat dalam 5 gram sampel. BP juga dapat di gunakan untuk menguji pemalsuan terhadap mentega.

d. UJI BILANGAN KIRSCHNER BARU (NEW KIRSCHNER VALUE = NKV)BKB adalah jumlah ml basa 0,1N yang di perlukan setiap 5 gram lemak/minyak untuk menetralkan asam lemak volatile yang gram-gram peraknya larut dalam campuran etanol air. Penentuan BKB di gunakan untuk membedakan margarine dan mentega, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan.distilat hasil penentuan BKB ditambah Ag2SO4, dan akan terbentuk gram perak yang larut dalam air, kemudian di asamkan dengan H2SO4 dan di distilasi.

e. UJI BILANGAN PENYABUNAN (BP)BP adalah jumlah Mg KOH yang di butuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak. Untuk menetralkan 1 molekul gliserida di perlukan 3 molekul alkali. Apabila sejumlah sampel lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCl sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.Dalam penetapan bilangan penyabunan, biasanya larutan alkali yang digunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati-hati kedalam tabung buret atau pipet.Bilangan penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secar kasar. Pada trigliserida dengan asam lemak rantai C nya pendek akan di dapat BP yang lebih tinggi dari pada asam lemak dengan rantai C panjang. Mentega yang kadar butirat nya tinggi mmpunyai BP yang paling tinggi.

f. UJI BILANGAN HEBNERBilangan Hebner di bagikan untuk menentukan jumlah asal lemak yang tidak larut dalam air. Lemak dengan BM yang tinggi akan mempunyai bilangan hebner yang rendah.Filtrate yang di peroleh dari uji bilangan penyabunan, di uapkan alkoholnya. Sabun di larutkan dalam air panas dan di tambah HCl pekat sehinggan terbentuk asam lemak bebas. Bila campuran tersebut segera di dinginkan, di peroleh lapisan asam lemak yang tak larut dalam air. Lapisan ini di saring dan di timbang.

g. UJI BILANGAN IODINBilangan iodine adalah gram iodine yang diserap oleh 100 gram lemak. I2 akan mengadisi ikatan asam lemak tidak jenuh bebas maupun dalam bentuk ester. Bilangan iodine tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Lemak yang akan diperiksa dilarutkan dalam kloroform (CCl4) kemudian ditambahkan larutan iodine berlebihan ( 0,1-0,5 gram.) sisa iodine yang tidak bereaksi dititrasi dengan tiosulfatAda dua cara yang digunakan untuk mengukur bilangan iodine tersebut, yaitu cara hanus dan cara wijs. Pada cara hanus, larutan iodine standarnya dibuat dalam asam asetat pekat. (glacial) yang berisi bukan saja iodine tetapi juga iodium bromide, adanya iodim bomida akan mempercepat reaksi. Sedang cara wijs menggunakan larutan iodine dalam asam asetat pekat, tetapi engandung iodium klorida sebagai pemacu reaksi. Titik akhir titrasi kelebihan iodine diukur dengan hilangnya warna biru dari amylum iodine.

BAB IVPENUTUPA. Kesimpulan1. Lemak (Lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air. Namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform,eter dan benzen.2. Lipid dapat digolongkan menjadi asam lemak, fosfolipid, terpen, lilin, steroid, kompleks, dan spingolipid.3. Lipid secara umum memiliki sifat-sifat seperti berikut :a) Tidak larut didalm airb) Larut didalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan karbontetraklorida.c) Mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga mengandung nitrogen dan fosfor.d) Bila terhidrolisis akan menghasilkan asam lemak.e) Berperan dalm metabolisme tumbuhan dan hewanB. Saran Mungkin inilah yang dapat disajikan pada penulisan makalah ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna. Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, karna penulis manusia yang adalah tempat salah dan dosa dan penulis juga butuh saran beserta kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari pada masa sebelumnya.

DAFTAR PUSAKACampbell, P.N., A.D. Smith. 1982. Biochemistry Illustrated. Wilture Enterprises. Hong Kong.De Man, J.M. 1997. Kimia Makanan. Terjemahan. ITB. Bandung.Girindra, A. 1986. Biokimia 1. Gramedia. Jakarta.Houston, M.E. 1995. Biochemistry Primer For Exercise Science. Human Kinetics. Champaign.USA.Kay, E.R.M. 1966. Biochemistry : An Introduction to Dynamic Biology. Collier-Macmillan.Canada.Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press. Jakarta.Kuchel, P., G. B. Ralston. 2006. Biokimia. Schaum. Terjemahan. Erlangga. Jakarta.Lehninger, A..L., et al. 1997. Principles of Biochemistry. 2nd .Worth Publisher. New York.Ngili Yohanis.2009. Biokimia : Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graha Ilmu. Yogyakarta.Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.Sastrohamidjoyo, H. 2005. Kimia Organik : Stereokimia, Karbohidrat, Lemak dan Protein. Gajah Mada University Press. Jogjakarta.Stryer, L. 2000. Biokimia. Vol 1,2,3. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Tarigan, P. 1983. Kimia Organik Bahan Makanan. Alumni. Bandung.Winarno, F,G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.