makalah BARU.docx

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS MATA KULIAH (Makalah Ruang Lingkup Pengertian Penilaian, Pengukuran, Evaluasi dan Tes)

Oleh :Dewi Susilowati1213022012Novi Masyanti1213022047Magdalena Richa P.I1213022037

PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG2014

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji serta syukur kehadirat Illahi Robi, solawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW atas nikmat dan kesehatan yang diberikan Allah SWT, maka makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Makalah ini sebagai salah satu tugas kelompok Dasar-dasar Pengembangan Evaluasi Pembelajaran. Yang menjadi bahasan dalam makalah ini yaitu tentang Ruang Lingkup Pengertian Penilaian, Pengukuran, Evaluasi dan Tes. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat diselesaikan atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penjelasannya bahkan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu mohon kepada sahabat-sahabat dan siapa saja yang dapat memberikan arahan, bimbingan dan kritikan yang bersifat membangun untuk menuju kearah yang lebih baik

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbang pikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Bandarlampung, September 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiI. PENDAHULUANA. Latar Belakang B. Rumusan MasalahC. Tujuan

II. PEMBAHASANA.

III. PENUTUPA. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakangPendidikan adalah proses yang bersifat terencana dan sistematik, karena itu perencanaannya disusun secara lengkap, dengan pengertian dapat dipahami dan dilakukan oleh orang lain dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Antara pengukuran, penilaian, evaluasi saling berkaitan dalam pencapaian kualitas pembelajaran. Oleh karena itu perlu pembahasan lebih lanjut mengenai konsep dasar pengukuran dan penilaian.

Setiap orang pada saat-saat tertentu harus membuat keputusan pendidikan, yaitu keputusan yang berkaitan dengan soal pendidikan, baik yang menyangkut diri sendiri ataupun orang lain. Keputusan-keputusan semacam ini dapat mempunyai ruang lingkup yang besar.

Untuk dapat dicapainya keputusan yang baik diperlukan informasi yang lengkap dan tepat. Informasi semacam ini akan diperoleh melalui pengukuran dan penilaian pendidikan. Pengumpulan, pengolahan, pengaturan dan penyajian informasi pendidikan melalui pengukuran dan perlilaian menjadi tugas dan tanggung jawab para pendidik.

Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik atau tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Dalam makalah ini penyusun akan membahas tentang pengertian dari pengukuran, penilaian dan evaluasi, peranan penilaian dalam pembelajaran, penilaian yang otentik, macam-macam skala pengukuran, dan hubungan antara tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan penilaian berhubungan dengan hasil belajar?2. Apa yang dimaksud dengan pengukuran berhubungan dengan hasil belajar?3. Apa yang dimaksud dengan evaluasi berhubungan dengan hasil belajar?4. Apa yang dimaksud dengan tes berhubungan dengan hasil belajar?5. Apa perbedaan evaluasi, penilaian dan pengukuran?6. Apa persamaan dan perbedaan asesmen dan evaluasi?

C. Tujuan1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penilaian berhubungan dengan hasil belajar.2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran berhubungan dengan hasil belajar.3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi berhubungan dengan hasil belajar.4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tes berhubungan dengan hasil belajar.5. Untuk mengetahui perbedaan evaluasi, penilaian dan pengukuran.6. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan asesmen dan evaluasi.

II. ISI

A. Pengertian Penilaian, Pengukuran, Evaluasi dan Tes 1. PenilaianJika dilihat dari sejarahnya Nana Sudjana dalam Amirah Diniaty (2012:28) menjelaskan sebelum tahun 1930 penilaian dan pengukuran merupakan dua hal yang tidak terpisah, satu dengan yang lainnya sering dikacaukan. Kata penilaian pada saat itu jarang terdengar dan bila sekali-kali dikaitkan dengan kata pengukuran, sehingga timbul istilah pengukuran dan penilaian. Kegiatan pengukuran dan penilaian waktu itu bersifat kuantitatif, dan lebih banyak diarahkan pada upaya memeriksa perbedaan-perbedaan individual.

Menurut Suharsimi Ari Kunto (2009:2) menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.

Selanjutnya perkembangan antara 1930 1960 dalam Amirah Diniaty (2012:29) munculah Ralph W. Tyler seorang tokoh yang merintis hubungan antara penilaian dan perbaikan kurikulum. Menurut Tyler pengukuran hanya merupakan salah satu bagian dari penilaian, dan dari penilaian lah diketahui seberapa jauh tujuan pendidikan telah atau belum tercapai.

Perkembangan setelah 1960 dalam Amirah Diniaty (2012:29) muncul konsep penilaian yang lebih luas antara lain Michel Seriven, Robert E. Stake, Daniel L. Stufflebeam, dan lain-lain. Konsep baru yang dikembangkan sebagai berikut:a. Penilaian tidak hanya diarahkan pada pemeriksaan terhadap tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, melainkan mencakup pula tujuan-tujuan yang tersembunyi, termasuk efek samping yang timbul.b. Penilaian tidak dilakukan hanya melalui pengukuran perilaku siswa melainkan juiga melalui pengkajian langsung terhadap aspek masukan dan proses pendidikan.c. Penilaian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan telah tercapai melainkan juga untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting untuk dicapai.d. Mengingat tujuan dan objek penilaian cukup luas, cara dan alat penilaian pun cukup beragam dalam arti tidak hanya menggunakan tes, melainkan juga observasi, wawancara, kuesioner, analisis, dokumentasi dan sebagainya.

Hood dan Johnson dalam A. Muri Yusuf (2005:13) menyatakan sesuai dengan Standard for educational and psychological test, assessment procedures refers to any method used to measure characteristic of people, program or object.

Assessment memberikan informasi lebih komprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak menggunakan instrument tes saja tetapi dapat digunakan instrumen non tes. Dalam pengukuran pengumpulan informasi lebih menekankan pada data kuantitatif atau data yang dapat dikuantifikasikan, sedangkan dalam assessment pengumpulan informasi mencakup kualitas orang atau suatu objek atau kejadian yang berkaitan dengan orang.

Dalam bidang pendidikan, assessment menurut A. Muri Yusuf (2005:13) dapat diartikan sebagai prosedur pengumpulan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan tentang kebijakan dalam bidang pendidikan, program, mutu, input, dan proses pendidikan, serta penguasaan peserta didik terhadap semua hal yang dibelajarkan kepadanya. Assessment dapat dilakukan terhadap objek, kejadian atau peristiwa pendidikan, kualitas dan kuantitas peserta didik, guru, kepala sekolah dan kelompok fungsional lainnya.

2. Pengukuran Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.

Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah et al.1996). Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli (Zainul & Nasution, 2001). Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, secara lebih ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Pada Tabel 1. diberikan contoh standar kriteria yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyusun laporan praktikum IPA.

Measurement dapat dilakukan dengan cara tes atau non-tes. Amalia (2003) mengungkapkan bahwa tes terdiri atas tes tertulis (paper and pencil test) dan tes lisan. Sementara itu alat ukur non-tes terdiri atas pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya siswa (produk), penugasan (proyek), dan kinerja (performance). Tabel 1. Contoh Acuan Standar Penilaian Laporan Praktikum Siswa Score Total : 85 NoAspek yang dinilaiKomponen/ kriteriaScore Maksimal

ASistematika (Kelengkapan & sistematika komponen-komponen laporan)1. Judul 2. Tujuan3. Dasar teori 4. Alat dan Bahan 5. Cara Kerja 6. Data Hasil Praktikum 7. Analisis Data 8. Jawaban Pertanyaan 9. Kesimpulan 10. Daftar Pustaka10

B

Isi Laporan

1. Merumuskan judul dan tujuan praktikum dengan benar2. Menjelaskan Dasar Teori dengan ringkas dan jelas 3. Menyusun alat dan bahan dengan spesifikasi yang tepat4. Menyusun langkah kegiatan praktikum dengan kalimat pasif 5. Menyusun data hasil praktikum secara sistematis dan komunikatif dalam kolom pengamatan6. Menganalisi data secara induktif berdasarkan teori/kepustakaan 7. Menjawab pertanyaan-pertanyaan praktikum dengan benar8. Menyusun kesimpulan dengan tepat berdasarkan hasil praktikum dan hasil diskusi 9. Merujuk dan Menuliskan daftar pustaka minimal dua kepustakaan 5

5

5

5

10

20

10

10

5

3. EvaluasiEvaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995). Evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002). Cronbach (Harris, 1985) menyatakan bahwa evaluasi merupakan pemeriksaan yang sistematis terhadap segala peristiwa yang terjadi sebagai akibat dilaksanakannya suatu program. Sementara itu Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai. Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990)

4. TesTes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian (Jacobs & Chase, 1992; Alwasilah, 1996). Jawaban yang diharapkan dalam tes menurut Sudjana dan Ibrahim (2001) dapat secara tertulis, lisan, atau perbuatan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) tes didefinisikan sebagai pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis tertentu. Setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Dengan demikian apabila suatu tugas atau pertanyaan menuntut harus dikerjakan oleh seseorang, tetapi tidak ada jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan salah maka tugas atau pertanyaan tersebut bukanlah tes. Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi siswa dalam memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan (Calongesi, 1995). Tes terdiri atas sejumlah soal yang harus dikerjakan siswa. Setiap soal dalam tes menghadapkan siswa pada suatu tugas dan menyediakan kondisi bagi siswa untuk menanggapi tugas atau soal tersebut. Tes menurut Arikunto dan Jabar (2004) merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus dibedakan pengertian antara tes, testing, testee, tester. Testing adalah saat pada waktu tes tersebut dilaksanakan (saat pengambilan tes). Sementara itu Gabel (1993) menyatakan bahwa testing menunjukkan proses pelaksanaan tes. Testee adalah responden yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang akan dinilai atau diukur kemampuannya. Sedangkan Tester adalah seseorang yang diserahi tugas untuk melaksanakan pengambilan tes kepada responden.

Dewasa ini tes masih merupakan alat evaluasi yang umum digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran (Subekti & Firman, 1989). Menurut Faisal (1982:219), seringkali skor tes ini dipergunakan sebagai satu-satunya indikator dalam menilai penguasaan konsep, efektivitas metode belajar, guru serta aspek lainnya terhadap siswa di dalam praktek pendidikan. Padahal dengan mempergunakan tes, aspek kemampuan afektif siswa kurang terukur, sehingga sangatlah penting untuk tidak membuat generalisasi kemampuan siswa hanya melalui tes saja.

B. Perbedaan Penilaian, Pengukuran, Evaluasi dan TesRustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila dilihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins (1993) asesmen lebih berpihak kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih berpihak kepada kepentingan evaluator.

Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program pembelajaran.

Harlen (1982) mengungkapkan perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi. Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam seperti siswa, guru, materi, organisasi, dll.

Yulaelawati (2004) menekankan kembali bahwa scope asesmen hanya mencakup kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar siswa. Jadi hubungannya lebih pada peserta didik. Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau substansi, proses pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan peningkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, dan pembiayaan.

Pengukuran, Tes, dan evaluasi dalam pendidikan berperan dalam seleksi, penempatan, diagnosa, remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing. Baik tes maupun pengukuran keduanya terkait dan menjadi bagian istilah evaluasi. Meski begitu, terdapat perbedaan makna antara mengukur dan mengevaluasi. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu. Dengan demikian pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu evaluasi adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk Dengan demikian pengambilan keputusan tersebut lebih bersifat kualitatif (Arikunto,2003; Zainul & Nasution, 2001).

Setiap butir pertanyaan atau tugas dalam tes harus selalu direncanakan dan mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Jacobs & Chase, 1992). Sementara itu tugas ataupun pertanyaan dalam kegiatan pengukuran (measurement) tidak selalu memiliki jawaban atau cara pengerjaan yang benar atau salah karena measurement dapat dilakukan melalui alat ukur non-tes. Maka tugas atau pertanyaan tersebut bukanlah tes. Selain dari itu, tes mengharuskan subyek untuk menjawab atau mengerjakan tugas, sementara itu pengukuran (measurement) tidak selalu menuntut jawaban atau pengerjaan tugas.

Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.

Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masing-masing : Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.

Perbedaan antara tes, pengukuran dan penilaian terletak pada waktu dan fungsinya. Tes digunakan sebagai alat atau media untuk memperoleh informasi tentang orang lain. Pengukuran digunakan untuk memberi angka pada karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek yang diambil dari sebuah tes. Sedangkan penilaian digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan data-data yang diperoleh berdasarkan pengukuran sebelumnya.

Perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal.Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.

Perhatikan ilustrasi berikut ini:Bu Nisa ingin mengetahui apakah peserta didiknya sudah menguasai kompetensi dasar dalam matapelajaran TIK. Untuk itu, Bu Nisa memberikan tes tertulis dalam bentuk objektif pilihan ganda sebanyak 50 soal kepada peserta didiknya (artinya Bu Nisa sudah menggunakan tes). Selanjutnya, Bu Nisa memeriksa lembar jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban, kemudian sesuai dengan rumus tertentu dihitung skor mentahnya. Ternyata, skor mentah yang diperoleh peserta didik sangat bervariasi, ada yang memperoleh skor 25, 36, 44, 47, dan seterusnya (sampai disini sudah terjadi pengukuran). Angka atau skor-skor tersebut tentu belum mempunyai nilai /makna dan arti apa-apa. Untuk memperoleh nilai dan arti dari setiap skor tersebut, Bu Nisa melakukan pengolahan skor dengan pendekatan tertentu. Hasil pengolahan dan penafsiran dalam skala 0 10 menunjukkan bahwa skor 25 memperoleh nilai 5 (berarti tidak menguasai), skor 36 memperoleh nilai 6 (berarti cukup menguasai), skor 44 memperoleh nilai 8 (berarti menguasai), dan skor 47 memperoleh nilai 9 (berarti sangat memuaskan). Sampai disini sudah terjadi proses penilaian. Ini contoh dalam ruang lingkup penilaian hasil belajar. Jika Bu Nisa menilai seluruh komponen pembelajaram maka berarti terjadi evaluasi.

C. Kriteria Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi1. Kriteria Penilaian Penilaian dilakuakn selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi, bukan mengingat fakta apakah peserta didik belajar? Atau apa yang sudah diketahui peserta didik? Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitudilakukan dalam beberapa tahapan dan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan bahasanya, baik dalam bentuk formatif maupun sumatif. Penilaian dilakukan secara integral, yaitu menilai berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik sebagai satu kesatuan utuh. Hasil penilain digunakan sebagai feedback, yaitu untuk keperluan pengayaan (enrichment) standart minimal telah tercapai atau mengulang (remedial) jika standart minimal belum tercapai.

2. Kriteria Pengukuran Pengukuran harus jelas parameternya. Memiliki sasaran yang terukur Mudah dipahami cara pengkurannya. Dapat diukur setiap waktu dan simple.

3. Kriteria EvaluasiEvaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil ( produk ). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Membahas tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu.

Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan ( judgement ) yang merupakan konsep dasar dari evaluasi. Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti / makna dari sesuatu yang dievaluasi.

Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini penting dibuat oleh evaluator dengan pertimbangan:a. Hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.b. Evaluator lebih percaya diri.c. Menghindari adanya unsur subjektivitas.d. Memungkinkan hasil evaluasi akan sama, sekalipun dilakukan pada waktu dan orang yang berbeda.e. Memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.

4. Kriteria Tes yang Baik Validitas (Ketepatan); Suatu alat pengukur dapat dikatakan alat pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada kesepatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau pada kondisi pengujian yang berbeda Objektivitas; Suatu tes dikatakan obyektif jika tes tersebut diajukan kepada beberapa penilai, tetapi memberikan skor yang sama, untuk disiapkan kunci jawaban (scorring key). Memiliki discrimination power (daya pembeda); Tes yang dikatakan baik apabila mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang bodoh. Mencakup ruang lingkup (scope) yang sangat luas dan menyeluruh; Tes yang baik harus memiliki komphrehensi veenes, ini akan menyisihkan siswa yang berspekulasi dalam menempuh tes. Praktis; mencakup : a. Mudah dipakai/ diperiksab. Hemat biayac. Mudah diadministrasikand. Tidak menyulitkan guru dan sekolah.

III. PENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan pembahasan di atas, diperoleh simpulan sebagai berikut :5. Pengukuran, penilaian, evaluasi, dan asesmen merupakan istilah-istilah yang sangat akrab dengan hal evaluasi, khususnya evaluasi hasil belajar.6. Penilaian adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.7. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran, sedangkan penilaian adalah proses menentukan nilai suatu obyek dengan menggunakan ukuran atau kriteria tertentu.8. Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan pada dasarnya evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai.9. Tes (test) merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, et al.1996. Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and Culture.

Amirah Diniaty.2012. Evaluasi Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru. Zanafa Publishing.

Arikunto, S & Jabar.2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

A.Muri Yusuf.2005. Evaluasi Pendidikan. Padang. Universitas Negeri Padang.

Calongesi, J.S.1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung :ITB

Faisal, S.1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Gabel, D.L.1993. Handbook of Research on Science Teaching and Learning.New York: Maccmillan Company.

Harris, B.M.1985. Supervisory Behavior in Education. New Jersey: PrenticeHall.

Jacobs & Chase.1992. Developing and Using test Effectively. San Fransisco:Jossey-Bass Publishers.

Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theoryand Practice. Japan: Shizuoka University. Lehmann, H.1990. The Systems Approach to Education. Special PresentationConveyed in The International Seminar on Educational Innovation andTechnology Manila. Innotech Publications-Vol 20 No.05.

Purwanto, N. 2002. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: RosdaKarya,

Suharsimi Ari Kunto.2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Subekti, R. & Firman, H.1989. Evaluasi Hasil Belajar dan Pengajaran Remedial. Jakarta: UT.

Sudjana,N. & Ibrahim.2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Tayibnapis, F.Y.2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.

Zainul & Nasution.2001. Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

http://mettaadnyana.blogspot.com/2014/01/makalah-evaluasi-pengukuran.html

http://salsabillafarri.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-konsep pengukuran. html

http://imankoekoeh.blogspot.com/2013/12/tes-pengukuran-penilaian-dan-evaluasi.html