52
MAKALAH BAHASA INDONESIA KARYA TULIS ILMIAH (KTI) Disusun Oleh : 1. Adelia Herine Fofid (1234100002) 2. Rachmadea Ajeng Tresnani (1234100013) 3. Melinda Anevi (1234100016) 4. Dewi Shinta Eka L. (1234100027) 5. Cynthia Maulida Sianipar (1234100030) 6. Deddy Setiawan Azhar (1234100042) GIZI D-IV (NOL TAHUN) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

drf

Citation preview

Page 1: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Disusun Oleh:

1. Adelia Herine Fofid (1234100002)

2. Rachmadea Ajeng Tresnani (1234100013)

3. Melinda Anevi (1234100016)

4. Dewi Shinta Eka L. (1234100027)

5. Cynthia Maulida Sianipar (1234100030)

6. Deddy Setiawan Azhar (1234100042)

GIZI D-IV (NOL TAHUN)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MALANG

JURUSAN GIZI

Page 2: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

2012

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang

berjudul " Karya Tulis Ilmiah " tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan

Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam

kesempatan ini kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang

membantu dalam pembuatan makalah.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk

penyusunan maupun materi. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya.

Malang, 5 November 2012

Penyusun

ii

Page 3: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................................2

1.4 Manfaat...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3

2.1 Sistematika dan Konversi Penulisan KTI........................................................................3

Sistematika penulisan KTI..........................................................................................3

Konvensi Naskah Karya Ilmiah................................................................................12

2.2 Penulisan Kutipan KTI...................................................................................................15

2.3 Penulisan Pustaka KTI..................................................................................................22

2.4 Penyajian Tabel dan Gambar dalam KTI......................................................................27

BAB III PENUTUP...................................................................................................................31

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................31

3.2 Saran.............................................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................35

iii

Page 4: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya Ilmiah ialah tulisan atau karangan yang disusun secara sistematis dan

logis. Karya Ilmiah menyajikan masalah-masalah yang objektif dan faktual.

Karya Ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

- Mengungkapkan suatu permasalahan secara logis, fakta yang terpercaya, serta

analisis yang objektif.

- Pendapat-pendapat yang dikemukakan berdasarkan fakta dan tidak

berdasarkan imajinasi, perasaan, atau pendapat yang bersifat subjektif.

- Ragam bahasa yang digunakan bersifat lugas.

- Objektif

- Sistematik

- Metode penelitian

- Mendukung kalimat.

Karya Tulis Ilmiah atau KTI dapat didefinisikan sebagai karya tulis yang

disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu persyaratan akhir pelulusan program

pendidikan Diploma 3 (D3) yang membahas topik atau bidang tertentu berdasarkan

hasil kajian pustaka yang ditulis oleh para ahli, hasil penelitian lapangan, atau hasil

pengembangan (eksperimen). Dalam pengerjaan KTI, mahasiswa dibimbing minimal

oleh satu orang dosen pembimbing yang ditunjuk oleh perguruan tinggi yang

bersangkutan. Pembimbingan ini dimaksudkan agar hasil KTI mahasiswa tersebut

berkualitas baik dari segi isi maupun teknik penyampaiannya.

Sebagai karya puncak atau karya monumental, sangatlah logis kalau

penulisan KTI ini memerlukan tenaga dan pikiran yang ekstra bagi yang

bersangkutan, terutama bagi yang kurang tebiasa atau kurang mampu dalam hal

tulis-menulis. Tetapi, kekurangmampuan ini tidak layak dipakai sebagai alasan untuk

menyurutkan niat dan tekad untuk menulis KTI. Sebab, dalam tulis-menulis termasuk

menulis KTI merupakan kegiatan yang bisa dipelajari dan diterampilkan dengan cara

berlatih.

Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan karya ilmiah sebagai sumbangan baru

bagi perkembangan ilmu pengetahuan sehingga isi dan cara penulisan harus taat

1

Page 5: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

pada prosedur tertentu termasuk penggunaan ragam bahasa ilmiah dan baku. Oleh

karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistematika dan konversi

penulisan KTI, penulisan kutipan KTI, penulisan pustaka KTI, penyajian tabel dan

gambar dalam KTI.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sistematika dan konvensi penulisan Karya Tulis Ilmiah ?

2. Bagaimanakah penulisan kutipan Karya Tulis Ilmiah ?

3. Bagaimanakah penulisan pustaka Karya Tulis Ilmiah ?

4. Bagaimanakah penyajian tabel dan gambar dalam Karya Tulis Ilmiah ?

1.3 Tujuan

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam :

1. Mampu memahami sistematika dan konvensi penulisan Karya Tulis Ilmiah

2. Mampu memahami penulisan kutipan Karya Tulis Ilmiah

3. Mampu memahami penulisan pustaka Karya Tulis Ilmiah

4. Mampu memahami penyajian tabel dan gambar dalam Karya Tulis Ilmiah

1.4 Manfaat

Membantu pembaca untuk memahami tata cara penulisan Karya Tulis Ilmiah

(KTI) dengan baik dan benar meliputi sistematika dan konvensi penulisan Karya tulis

Ilmiah, penulisan Karya Tulis Ilmiah, dan penyajian tabel serta gambar dalam Karya

Tulis Ilmiah.

2

Page 6: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistematika dan Konversi Penulisan KTI

Sistematika penulisan KTI

Sistematika penulisan adalah tata caramenuliskan bagian-bagian yang

terapat dalam KTI dan tata cara menandai peringkat-peringkatnya. Bagian-

bagian ini berupa subjudul dan sub-subjudul. Kesistematisan penulisan setiap

subjudul dan penandaan setiap peringkatnya ini selain akan mempermudah

pemahaman pembaca, juga menggambarkan penguasaan penulis terhadap

masalah yang dibahas.

Sistematika Karya Tulis Ilmiah adalah aturan-aturan dalam meletakkan

bagian-bagian dalam Karya Tulis Imiah. Aturan-aturan ini yang akan

membimbing penulis menuangkan pemikirannya, serta mengembangkannya

berdasarkan data dan fakta dan teori penguat fakta.

Pola Kerangka KTI Hasil Kajian Pustaka

a. Bagian pembuka

Halaman judul

Halaman judul merupakan nama yang diberikan untuk sebuah

Karya Tulis Ilmiah.

- Judul diketik menggunakan huruf kapital, ekspresif, sesuai,

dan tepat dengan masalah yang ditulis.

- Nama penulis ditulis dengan jelas.

- Pada halaman judul disertakan logo dan nama institusi

dengan jelas.

Lembar pengesahan

Halaman pengesahan merupakan halaman yang memuat tim

pembimbing dan tim penguji dalam pengesahan Karya Tulis

Ilmiah.

- Lembar pengesahan memuat judul dan nama penulis.

- Lembar pengesahan ditanda tangani oleh guru

pembimbing.

3

Page 7: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

- Lembar pengesahan diberi tanggal sesuai tanggal

pengesahan.

Kata pengantar

Kata pengantar merupakan gambaran umum kepada pembaca

tentang penulisan Karya Ilmiah. Kata pengantar dibuat secara

singkat, tetapi padat dan jelas. Unsur-unsur yang terdapat dalam

kata pengantar adalah sebagai berikut:

- Puji syukur kepada Tuhan Y.M.E

- Penjelasan tentang cara penyusunan dan metode

penelitian dari Karya Tulis Ilmiah.

- Ucapan terimakasih kepada semua pihak.

- Menyebutkan nama tempat, tanggal, bulan, tahun, dan

nama penyusun Karya Ilmiah.

Daftar isi

Daftar isi adalah sebuah fasilitas dalam buku untuk mengetahui

keseluruhan isi sebuah dokumen atau buku tersebut. Biasanya,

daftar isi terletak di halaman paling depan dan merupakan bagian

penting dalam sebuah dokumen sehingga tanpa daftar isi, buku

atau dokumen tersebut seolah-olah menjadi “tak bermata”.

Daftar tabel

Gambaran nyata analisis masalah yang dimuat dalam berbagai

tabel. Nama-nama tabel yang tercantum dalam Karya Tulis Ilmiah

dimuat dalam daftar tabel.

b. Bab pendahuluan

Pada bab pendahuluan ini setidaknya ada enam hal yang perlu

dikemukakan yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

kajian, kegunaan kajian, metode kajian, dan definisi istilah.

Latar belakang masalah

Bagian ini berisi gambaran umum, paparan, atau uraian

seputar masalah atau topik yang dikaji, yang bisa diperoleh dari

berbagai sumber, misalnya buku, laporan penelitian, jurnal,

seminar, surat kabar, majalah, atau keadaan lapangan. Gambaran

umum bisa berupa kesenjangan antara teori dan praktik, atau

antara harapan dan kenyataan. Lewat gambaran umum ini akan

diperoleh pemahaman betapa pentingnya masalah atau topik

4

Page 8: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

tersebut dikaji, ditelaah, atau dianalisis agar diperoleh pemecahan

atau solusi, baik secara teoritis maupun praktis.

Rumusan masalah

Bagian ini merupakan pengembangan atau pemfokusan dari

latar belakang masalah. Bagian ini berisi paparan bahwa selama

ini masalah atau topik yang akan ditelaah memang belum terjawab

secara tuntas atau belum terpecahkan secara memuaskan, baik

yang berkaitan dengan konsep, cakupan, maupun analisisnya.

Sikap ini harus didukung oleh berbagai publikasi atau pendapat

yang berkaitan dengan masalah tersebut, dan teori yang

melandasi kajian.

Berdasarkan paparan tersebut, selanjutnya dirumuskan

pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui telaah pustaka.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut memuat variabel yang akan

ditelaah. Kata tanya yang bisa dipakai bisa berupa apa, mengapa,

bagaimana, kapan, siapa, sejauh mana, dan sebagainya. Kata

tanya mana yang dipilih bergantung pada ruang lingkup masalah

yang akan dibahas.

Semua rumusan masalah ini akan dibahas atau dipecahkan

dalam bab berikutnya. Oleh karena itu, ketika merumuskan

masalah harus sudah tergambar pola analisis yang akan

diterapkan.

Tujuan kajian

Bagian ini memberikan gambaran spesifik tentang arah atau

sasaran kajian kepustakaan yang terkait dengan topik. Arah atau

sasaran kajian ini berupa keinginan real penulis setelah kajian

kepustakaan ini dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan kajian

ini mengacu pada isi dan rumusan masalah. Perbedaannya,

rumusan masalah berupa pertanyaan atau kalimat tanya,

sedangkan rumusan tujuan kajian berupa pernyataan atau kalimat

berita.

Kegunaan kajian

Bagian ini memberikan paparan tentang kegunaan atau

manfaat hasil kajian pustaka atas topik yang dibahas. Manfaat

atau kegunaan kajian ini bisa dikaitkan dengan penulis sendiri,

lembaga tempat kajian, organisasi profesi, pengembangan ilmu

atau bidang studi, pengambilan keputusan, pemecahan masalah 5

Page 9: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

yang mendesak, pendidikan, atau masyarakat umum. Sasaran

mana yang dipilih amat bergantung pada jenis kajian yang

dibahas.

Metode kajian

Bagian ini memberikan paparan tentang langkah-langkah atau

strategi yang dilakukan penulis terkait dengan kajian pustaka.

Langkah-langkah yang menjadi landasan kajian pustaka ini

didasarkan pada asumsi-asumsi atau anggapan-anggapan dasar

berdasarkan paradigma, teori, konsep, prinsip, hukum, dan

postulat yang relevan dengan masalah atau topik yang dikaji. Oleh

akrena itu, setiap langkah yang dilakukan penulis harus bisa

dipertanggungjawabkan secara metode keilmuan.

Definisi istilah

Bagian ini memberikan paparan mengenai istilah-istilah penting

yang terkait dengan topik yang akan dikaji agar terdapat kesamaan

interpretasi dan persepsi antara penulis dan pembaca. Definisi

istilah ini dipandang perlu karena sering dijumpai istilah yang sama

dalam disiplin ilmu yang sama diinterpretasikan dan dipersepsikan

secara berbeda.

c. Bab inti

Bab inti ini berisi gagasan atau masalah pokok yang terdapat dalam

topik. Judul bab disesuaikan dengan materi yang dibahas. Setiap gagasan

pokok pada setiap judul bab dirinci menjadi gagasan-gagasan bawahan

yang tercantum dalam sub-subbab.

Secara teknis, bab ini pada dasarnya adalah menjawab serangkaian

pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah. Oleh karena itu,

setiap bab berisi uraian masalah secara rinci disertai alternatif

pemecahannya dengan pola atau alur pikir yang logis sehingga mudah

ditangkap makna dan maksudnya.

Setiap gagasan dikaji secara mendalam dengan berbagai

kemungkinan cara pembahasan, yaitu sebagai berikut:

Merumuskan pengertian atau definisi. Rumusan oengertian atau

definisi ini bisa anda peroleh dengan cara mengutip pendapat para

ahli yang termuat dalam buku-buku referensi terkait, atau yang

terdapat dalam kamus istilah atau ensiklopedi.

6

Page 10: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Memberikan klasifikasi, rincian, atau indikator. Pemberian

klasifikasi, rincian, atau indikator ini Anda lakukan apabila gagasan

tersebut masih umum.

Mendeskripsikan proses dan langkah-langkah. Pendeskripsian

proses dan langkah-langkah Anda lakukan apabila gagasan itu

menyangkut kegiatan.

Menampilkan ilustrasi, contoh, bukti, fakta, atau data. Penampilan

ilustrasi, contoh, bukti, fakta, atau data ini Anda lakukan apabila

gagasan tersebut merupakan fenomena, peristiwa, atau kejadian

yang masih memerlukan pemantapan.

Menjelaskan kaitan atau hubungan dengan gagasan atau hal lain.

Cara ini dapat anda lakukan apabila gagasan yang anda kaji

bersinggungan dengan gagasan atau hal lain.

Menjelaskan peran, kedudukan, atau porsi terhadap gagasan atau

hal lain. Cara ini Anda lakukan apabila gagasan yang Anda kaji

memang berfungsi atau bernilai terhadap gagasan atau hal lain.

Menjelaskan dampak atau efek terhadap gagasan atau hal lain.

Cara ini Anda lakukan apabila gagasan yang Anda kaji memang

berpengaruh terhadap gagasan atau hal lain baik berpengaruh

positif maupun negatif.

Tidak semua cara tersebut diterapkan pada setiap kajian gagasan. Cara-cara

mana yang Anda tempuh, amat bergantung pada tipe gagasan yang Anda kaji

dan tujuan pembahasan yang ingin Anda capai.

Setiap gagasan yang Anda bahas diakhiri dengan rangkuman dan / atau

implikasi. Cara ini Anda lakukan selain untuk memantapkan bahasan Anda,

juga untuk mengingatkan pembaca akan pentingnya pengkajian tersebut.

d. Bab penutup

Bab penutup ini berisi simpulan dan saran yang dinyatakan secara

terpisah atau subbab tersendiri. Simpulan berisi pernyataan

singkat dan tepat yang dirangkum dari hasil pengkajian atau

pembahasan. Oleh karena itu, simpulan yang Anda buat harus taat

asas dengan pola pikir yang telah Anda terapkan dalam

pembahasan. Subbab saran berisi usul atau harapan yang terkait

dengan hasil pengkajian atau pembahasan yang telah Anda

lakukan. Saran ini bisa Anda tujukan kepada para pengkaji atau

7

Page 11: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

pemerhati dalam bidang sejenis, yang ingin mengembangkan atau

melanjutkan kajian yang sudah Anda lakukan, atau kepada pihak

lain (lembaga tertentu) yang ingin memanfaatkan hasil kajian

Anda. Saran-saran ini bisa Anda arahkan pada aspek tertentu

untuk dikaji lebih lanjut, atau aspek-aspek tertentu untuk diperbaiki

atau ditingkatkan. Pihak mana yang Anda sarankan dan aspek

mana yang Anda maksudkan sangat bergantung pada hasil

pembahasan Anda.

Daftar pustaka

Daftar pustaka yang merupakan bagian penutup dari sebuah karya

ilmiah, seringkali digupakan oleh penulis. Daftar pustaka bukan

“pajangan” agar karya yang ditulis dipandang cukup ilmiah. Fungsi

daftar pustaka adalah penuntun bagi pembaca yang mungkin

masih ingin tahu lebih jauh dari apa yang sudah dikutip isinya oleh

penulis. Oleh karena itu sumber-sumber yang didaftar dalam

bagian ini hares betul-betul sinkron dengan teori yang dituliskan

dalam kajian teori, artinya harus pas - tidak kurang dan tidak lebih.

Untuk sumber kajian ini ada hal yang perlu diketahui oleh penulis,

yaitu agar sedapat mungkin membatasi penggunaan kamus

sebagai sumber. Apa yang tertulis di dalam kamus bukan teori

tetapi baru merupakan batasan batasan pengertian. Yang

diperlukan adalah dukungan teori, sedangkan batasan pengertian

baru berstatus sebagai penguat dari pengertian yang kita ambil.

Lampiran

Lampiran biasanya berisi dokumen-dokumen berupa foto yang

digunakan sebagai contoh atau bukti suatu penelitian yang

dicantumkan dalam Karya Tulis Ilmiah.

Pola Kerangka KTI Hasil Penelitian Kuantitatif

Bab I Pendahuluan

a. Latar belakang masalah

b. Rumusan masalah

c. Tujuan penelitian

d. Hipotesis penelitian (jika ada)

e. Keguanaan penelitian

f. Asumsi dan keterbatasan penelitian

8

Page 12: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

g. Ruang lingkup penelitian

h. Definisi istilah atau definisi operasional (jika diperlukan)

Bab II Kajian Pustaka

Bab III Metode Penelitian

a. Rancangan penelitian

b. Populasi dan sampel

c. Instrumen penelitian

d. Pengumpulan data

e. Analisis data

Bab IV Hasil Penelitian

a. Deskripsi data

b. Pengujian hipotesis

Bab V Pembahasan

Bab VI Penutup

a. Kesimpulan

b. Saran

Pola Kerangka KTI Hasil Penelitian Kualitatif

Bab I Pendahuluan

a. Konteks penelitian (latar belakang)

b. Fokus penelitian (dapat dirinci menjadi rumusan masalah dan tujuan

penelitian)

c. Lokasi penelitian

Bab II Kajian Pustaka

Bab III Metode Penelitian

a. Pendekatan dan jenis penelitian

b. Kehadiran peneliti

c. Data dan sumber data

d. Prosedur pengumpulan atau perekaman data

e. Analisis data

9

Page 13: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

f. Pengecekan keabsahan temuan

g. Tahap-tahap penelitian

Bab IV Paparan Data dan Temuan Penelitian

a. Paparan data

b. Temuan penelitian

Bab V Pembahasan

Bab VI Penutup

a. Kesimpulan

b. Saran

Pola Kerangka KTI Hasil Pengembangan

Bab I Pendahuluan

a. Latar belakang masalah

b. Rumusan masalah

c. Tujuan pengembangan

d. Spesifikasi produk yang diharapkan

e. Pentingnya pengembangan

f. Asumsi dan keterbatasan pengembangan

g. Definisi istilah

h. Organisasi penulisan

Bab II Kajian Pustaka

Bab III Metode Pengembangan

a. Model pengembangan

b. Prosedur pengembangan

c. Uji coba produk

1. Desain uji coba

2. Subjek coba

3. Jenis data

4. Instrumen pengumpulan data

5. teknik analisis data

Bab IV hasil Pengembangan

10

Page 14: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

a. Penyajian data uji coba

b. Analisis data

c. Revisi produk

Bab V Kajian dan Saran

a. Kajian produk yang telah direvisi

b. Saran pemanfaatan, diseminasi, dan pengembangan lanjutan produk

5. Persyaratan penulisan

Naskah ditulis minimal 15 halaman dan maksimal 20  halaman.

Jumlah halaman tidak termasuk sampul serta halaman

pengesahan.

Naskah ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar

dengan ketentuan kertas A4, font Times New Roman, size 12,

spasi 1,5. Margin 4 cm kiri, 3 cm kanan, 3 cm bawah, dan 3 cm

atas.

Bahan dan Ukuran a. Bahan yang digunakan untuk pengetikan

karya ilmiah adalah kertas HVS 70 gram untuk isi, dan konstruk

atau buffalow untuk sampul (cover) berwarna hijau. b. Ukuran

kertas untuk pengetikan ilmiah umumnya menggunakan kuarto

atau letter (279,4 x 215,9) mm, digunakan hanya untuk satu muka

(tidak bolak-balik). Posisi kertas vertikal (tall), kecuali untuk

pengetikan tabel bisa digunakan secara horizontal (wide). c. Jenis

huruf (font), pada dunia modern sekarang ini, penulisan karya

ilmiah tidak lagi pantas menggunakan mesin tik biasa (manual).

Pengetikan harus memakai komputer, atau paling tidak dicetak.

Untuk pengetikan dengan komputer, huruf yang digunakan harus

huruf normal yang sering digunakan secara umum, yaitu time, time

new normal atau arial. Jangan menggunakan huruf-huruf aneh,

yang pada akhirnya akan menyulitkan pembaca. d. Ukuran huruf

(size) pilih yang standar. Pada program Wordstar gunakan ukuran

(size) 10 point. Untuk program lainnya misalnya : Chi-writer,

Amipro, Microsoft Word dan Page Maker menggunakan ukuran 12

point. Jenis huruf (font) maupun ukuran (size) harus dipakai untuk

pengetikan keseluruhan naskah. Kecuali untuk abstraksi, tabel dan 11

Page 15: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

judul bisa memakai huruf dan ukuran yang berbeda. Jumlah

halaman minimal 40 halaman termasuk halaman prancis.

Konvensi Naskah Karya Ilmiah

Dalam konvensi naskah karya ilmiah, misalnya, dalam bahasa Indonesia

dibicarakan definisi dan aspeknya.

Definisi

Konvensi naskah karya ilmiah ialah peraturan atau aturan yang telah

disepakati bersama oleh suatu lembaga atau beberapa lembaga tertentu

yang menyangkut seperangkat cara dan bahan yang digunakan. Pada

prinsipnya, setiap lembaga atau beberapa instansi memiliki konvensi

karya ilmiah yang sama.

Aspek

Aspek-aspek konvensi karya ilmiah ialah hal-hal yang menjadi

kesepakatan bersama dalam penulisan karya ilmiah. Aspek-aspek

tersebut meliputi hal berikut:

a. bentuk karangan

b. bagian-bagian karangan

c. bahan dan jumlah halaman

d. perwajahan

e. penomoran

f. penyajian

A. Bentuk Karangan IlmiahBentuk karangan ilmiah di sini identik dengan jenis karya tulis

keilmuan yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi,

tesis, dan disertasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan bentuk-bentuk

karangan ilmiah berikut.

1. Makalah12

Page 16: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Makalah ialah karya tulis ilmiah yang menyajikan masalah atau

topik dan dibahas berdasarkan data di lapangan atau

kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.

2. Kertas kerja

Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih

mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di

lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan

objektif.

3. Skripsi

Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat

penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I).

Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana. Langsung

(observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi

kepustakaan).

4. Tesis

Tesis ialah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan

pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap

suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam daripada

skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih

gelar magister.

5. Disertasi

Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori

atau dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara

empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis

untuk meraih gelar doktor.

B. Bagian-Bagian Tulisan IlmiahBagian-bagian karangan ilmiah meliputi berikut: kelengkapan awal,

kelengkapan isi, dan kelengkapan akhir. Kelengkapan awal meliputi

kulit luar, halaman judul, halaman pengesahan, halaman

persembahan, abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), kata

pengantar, daftar tabel, daftar grafik, atau gambar (jika ada), serta

daftar singkatan dan lambang. Kelengkapan isi meliputi pendahuluan,

kajian teori, seputar lokasi objek penelitian (khusus praktik kerja),

pembahasan, dan penutup. Kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka,

riwayat hidup penulis, penulisan indeks, dan lampiran.

13

Page 17: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

C. Bahan dan Jumlah HalamanBahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ialah kertas HVS

A-4 dan tinta hitam atau biru. Jumlah halaman untuk makalah minimal

10 halaman, laporan praktik kerja 40, skripsi 60, tesis 80, dan disertasi

250 halaman.

D. PerwajahanPerwajahan ialah tata letak unsur-unsur karangan ilmiah dan aturan

penulisan. Dari perwajahan ini, akan dimunculkan tampilan atau format

penulisan karya ilmiah, yaitu ukuran kertas, huruf yang dipakai, spasi,

tepi batas (pias).

E. PenomoranDalam memberikan nomor, harus diperhatikan hal-hal berikut.

1. Romawi Kecil

Penomoran dengan angka Romawi kecil dipakai untuk

halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,

daftar grafik, serta daftar singkatan dan lambang.

2. Romawi Besar

Angka Romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab

(bab pendahuluan, bab teoretis, bab metode dan objek

penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).

3. Penomoran dengan Angka Arab

Penomoran dengan angka Arab (0―9) dimulai dari bab I

sampai dengan daftar pustaka (termasuk riwayat hidup dan

lampiran).

4. Letak Penomoran

Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital,

nomor halaman diletakkan atau berada di tengah-tengah,

sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas (pias)

kanan atas.

5. Sistem Penomoran

Sistem penomoran dengan angka Arab menggunakan sistem

digital. Angka terakhir dalam sistem digital tidak diberikan titik,

misalnya:

14

Page 18: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

1.1 Latar Belakang Masalah, 3.2.2Peranan Bahasa dalam

Pembangunan.

Akan tetapi, bila satu angka diberi tanda titik, misalnya:

1. Pendahuluan , 2. Landasan Teori dll. (dalam makalah).

Apabila ada penomoran sistem digital antara angka Arab dan

huruf, harus dicantumkan titik, misalnya, 3.2.2.a. Contoh:

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1.4 Kerangka Pemikiran

1.5 Metode Penelitian

1.6 Rancangan Analisis Data

1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian

F. PenyajianPenyajian dalam penulisan karya ilmiah ialah cara-cara menerapkan

aturan penulisan, pengutipan, penulisan daftar pustaka, dan konvensi.

Dengan kata lain, penyajian meliputi seperangkat bentuk penyajian

karya ilmiah secara utuh (mulai dari jilid sampai dengan lampiran).

2.2 Penulisan Kutipan KTI

Kutipan adalah pengambilalihan pernyataan orang lain (baik satu kalimat atau

lebih) untuk tujuan ilustrasi atau memperkukuh argumen di tulisan sendiri. Walaupun

pernyataan ini bisa berupa pernyataan lisan, tetapi untuk keperluan tulisan ilmiah

15

Page 19: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

(termasuk KTI) pada umumnya yang dikutip adalah pernyataan yang tercantum di

Karya Tulis Ilmiah atau laporan penelitian ilmiah. Dengan prinsip menghargai karya

orang lain dan keterbukaan, setiap kutipan yang Anda manfaatkan untuk keperluan

KTI (juga Karya Ilmiah yang lain), harus anda pertanggungjawabkan dengan cara

memberikan rujukan di mana sumber pernyataan atau informasi itu diperoleh.

Kutipan juga merupakan gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber.

Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari

kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. 

Prinsip-prinsip mengutip

- Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun

perlu mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi

keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah

dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda

kurung segi empat.

- Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan

tanda seru langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti

bahwa kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung

jawab atas kesalahan tersebut.

- Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu

dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan

tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan

perubahan makna asli naskah yang dikutip.

Penulisan sumber kutipan

Dalam penulisan dan pencantuman kutipan terdapat 2 pedoman khusus.

Untuk penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai

dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman

buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang

dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka. Ada dua cara dalam mengutip,

yakni langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah mengutip sesuai

dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah.

Disebut kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat

dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber

tersebut.

Pada dasarnya terdapat dua cara untuk mengutip suatu sumber, yaitu secara

langsung (asli) dan secara tidak langsung (menyadur). Kutipan langsung 16

Page 20: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

sebaiknya jangan terlalu sering digunakan, lebih-lebih lagi jika kutipan itu

panjang-panjang. Keseringan menggunakan kutipan langsung membuat

pembaca jemu, bahkan, pembaca dapat saja beranggapan bahwa penulis

yang demikian kurang memiliki kemahiran berbahasa.

Koentjaraningrat 1985:335) menyatakan bahwa kutipan kutipan langsung

sebaiknya hanya dipakai untuk hal-hal berikut :

1. Penguraian bagian dari suatu undang-undang, suatu peraturan, atau

suatu dokumen ilmu.

2. Penguraian suatu rumus ilmu pasti, suatu pernyataan ilmiah, atau

suatu definisi.

3. Penguraian suatu pendirian atau ucapan seorang tokoh penting yang

mengandung gaya atau istilah-istilah yang khas.

4. Penguraian pendirian seseorang yang mengandung arti yang sangat

ketat sehingga akan berubah artinya bila dilakukan pengubahan

bahasanya.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kutipan,

yaitu :

a. Kutipan haruslah relevan dengan masalah yang sedang dibahas dan

hendaknya tidak terlalu panjang.

b. Jika penyaduran (kutipan tidak langsung) mengakibatkan perubahan

arti dan kesalahpahaman, maka kutipan merupakan pilihan terbaik.

Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam penulisan kutipan :

a. Kutipan langsung (asli), kurang dari empat baris.

Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ditulis sebagai bagian

dari kalimat dengan memberikan tanda kutip pembuka dan penutup.

Perhatikan bahwa tanda kutip penutup diberikan setelah titik penutup

kalimat. Pemulaan kutipan menggunakan huruf kapital.

Kutipan yang kurang dari 40 kata (4 baris) ditulis dengan cara berikut :

Kutipan diletakkan di antara tanda petik ganda.

Kutipan disatukan dalam teks utama.

Penyebutan nama pengarang (pihak yang pernyataannya Anda

kutip) yang diikuti dengan tahun terbit dan halaman sumber

17

Page 21: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

bukunya. Penyebutan nama pengarang ini bisa dilakukan dalam

teks utama atau setelah kutipan.

Contoh :

Pengutipan langsung atas kutipan yang kurang dari 40 kata atau 4

baris dengan penyebutan pengarang dalam teks.

Jadi, berita benar-benar linier dan lepas dari kepentingan tertentu.

Tetapi, dalam pandangan konstruktivisme, berita itu ibarat sebuah

drama. Ia tidak menggambarkan realitas, tetapi potret dari arena atau

panggung pertarungan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan

peristiwa. Carey (1989: 21) mengatakan “News is not information but

drama. It doesn’t describe the word but potrays an arena of dramatic

forces and action;......”. misalnya, peristiwa di Libanon yang saat ini

menjadi perhatian dunia. Media massa secara aktif menugaskan

wartawan dan krunya ke tempat kejadian. Mereka secara aktif telah

membentuk realitas seperti layaknya sebuah drama. Mereka yang

setuju dan tidak setuju dengan peristiwa itu dipertentangkan. Lalu

dibumbui dengan analisis dari berbagai pihak, pakar politik, tokoh yang

terlibat, dan beberapa kepala Negara

Pengutipan langsung atas kutipan yang kurang dari 40 kata dengan

penyebutan pengarang setelah kutipan.

Jadi, berita benar-benar linier dan lepas dari kepentingan tertentu.

Tetapi, dalam pandangan konstruktivisme, berita itu ibarat sebuah

drama. Ia tidak menggambarkan realitas, tetapi potret dari arena atau

panggung pertarungan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan

peristiwa. (Carey, 1989: 21) mengatakan “News is not information but

drama. It doesn’t describe the word but potrays an arena of dramatic

forces and action;......”. misalnya, peristiwa di Libanon yang saat ini

menjadi perhatian dunia. Media massa secara aktif menugaskan

wartawan dan krunya ke tempat kejadian. Mereka secara aktif telah

membentuk realitas seperti layaknya sebuah drama. Mereka yang

setuju dan tidak setuju dengan peristiwa itu dipertentangkan. Lalu

dibumbui dengan analisis dari berbagai pihak, pakar politik, tokoh yang

terlibat, dan beberapa kepala Negara.

18

Page 22: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

b. Kutipan langsung (asli), lebih dari empat baris.

Kutipan langsung yang terdiri dari lima baris atau lebih ditulis sebagai

berikut :

Tersendiri, tidak masuk ke dalam kalimat.

Menjorok ke dalam setelah lima ketukan, dan jika awal kutipan

tersebut adalah awal suatu alinea, maka baris pertama kutipan

dimulai pada ketukan ke-11.

Dengan jarak baris satu spasi.

Contoh :

Penutipan langsung atas kutipan yang sama atau lebih dari 40 kata

dengan penyebutan pengarang dalam teks.

Realitas hasil konstruksi itu selalu terbentuk melalui konsep dan

kategori yang kita buat (dalam hal ini wartawan). Kita tidak dapat

melihat dunia tanpa kategori, tanpa konsep. Redaksi Lichtenberg

(1991: 219) sebagai berikut:

The methaphysical idealist denies that we can know what the

world is like intrisically, apart from a perspective. The world is our

construction in the sense that we inevitable encounter it through our

concepts and our categories; we cannot see the world concept-or

category-free.

Artinya, kalau seorang wartawan menulis berita, ia sebetulnya

membuat dan membentuk dunia, membentuk realitas. Ia tidak

mungkin mengambil jarak dengan objek yang akan diliput.

Pengutipan langsung atas kutipan yang sama atau lebih dari 40 kata

dengan penyebutan pengarang setelah kutipan.

Realitas hasil konstruksi itu selalu terbentuk melalui konsep dan

kategori yang kita buat (dalam hal ini wartawan). Kita tidak dapat

melihat dunia tanpa kategori, tanpa konsep.

The methaphysical idealist denies that we can know what the

world is like intrisically, apart from a perspective. The world is our

construction in the sense that we inevitable encounter it through our

19

Page 23: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

concepts and our categories; we cannot see the world concept-or

category-free. (Lichtenberg, 1991: 219)

Artinya, kalau seorang wartawan menulis berita, ia sebetulnya

membuat dan membentuk dunia, membentuk realitas. Ia tidak

mungkin mengambil jarak dengan objek yang akan diliput.

Ciri-ciri kutipan langsung :

1. Pernyataan yang dikutip berupa definisi.

2. Pernyataan yang dikutip merupakan konsep

3. Pernyataan yang dikutip merupakan peraturan dan perundang-

undangan.

4. Pernyataan yang dikutip merupakan pendapat yang kontroversial.

5. Pernyataan yang dikutip tidak merupakan ungkapan yang berbelit-

belit.

6. Pernyataan yang dikutip tidak terlalu panjang sehingga tidak

memakan beberapa halaman.

c. Kutipan tidak langsung

Ciri-ciri kutipan tidak langsung :

1. Pernyataan yang dikutip tidak berupa konsep dan definisi.

2. Pernyataan yang dikutip berupa klasifikasi.

3. Pernyataan yang dikutip berupa ilustrasi dan contoh.

4. Pernyataan yang dikutip berupa ungkapan yang berbelit-belit dan

membingungkan pemahaman pembaca.

5. Pernyataan yang dikutip berupa ungkapan yang sangat panjang

sehingga perlu diambil ide pokoknya saja

Contoh:

Pengutipan tak langsung dengan penyebutan pengarang dalam teks.

Menurut Poloma (1948:308-310), teori definisi sosial beranggapan

bahwa manusialah yang membentuk perilaku masyarakat. Norma,

struktur, dan institusi sosial dibentuk oleh individu-individu yang ada di

dalamnya. Manusia benar-benar otonom. Ia bebas membentuk dan

memaknakan realitas, bahkan menciptakannya. Wacana-wacana

(discourses) ia ciptakan sesuai kehendaknya. Jadi, realitas dipandang 20

Page 24: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

sebagai sesuatu yang internal, subjektif, dan nisbi. Ia merupakan

kenyataan subjektif yang bergerak mengikuti dinamika makna subjektif

individu.

Pengutipan tak langsung dengan penyebutan pengarang setelah

kutipan.

Menurut Poloma (1948:308-310), teori definisi sosial beranggapan

bahwa manusialah yang membentuk perilaku masyarakat. Norma,

struktur, dan institusi sosial dibentuk oleh individu-individu yang ada di

dalamnya. Manusia benar-benar otonom. Ia bebas membentuk dan

memaknakan realitas, bahkan menciptakannya. Wacana-wacana

(discourses) ia ciptakan sesuai kehendaknya. Jadi, realitas dipandang

sebagai sesuatu yang internal, subjektif, dan nisbi. Ia merupakan

kenyataan subjektif yang bergerak mengikuti dinamika makna subjektif

individu.

d. Elips

Elips adalah kutipan langsung yang tidak perlu lengkap, karena

terdapat beberapa bagian yang tidak relevan dan tidak berpengaruh

jika dihilangkan.

e. Penomoran

Untuk tujuan pemberian catatan kaki, setiap kutipan (baik kutipan

langsung maupun kutipan tidak langsung) harus diberi nomor secara

berurutan, dengan menggunakan angka Arab. Angka ini ditempatkan

di akhir kutipan dan ditulis setengah spasi di atas baris terakhir

kutipan.

Selain ketentuan-ketentuan umum di muka (spasi, tanda kutip, dll), ketentuan

tambahan untuk kutipan semacam ini adalah sebagai berikut :

Jika bagian yang dibuang adalah bagian depan atau awal, maka mulailah

kutipan tersebut dengan tiga titik. Demikian juga jika yang dihilangkan adalah

bagian tengah, berikan tiga titik sebagai pengganti bagian tengah yang

dihilangkan tersebut.

Ada tiga cara penulisan sumber kutipan :

American Psycological Associations Manual (APA)

21

Page 25: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulis dalam

tanda kurung. Contoh : (Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinya : kutipan

tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbit tahun

1983 pada halaman 23. Dalam penulisan sumber semacam ini, tidak mudah

untuk langsung menemukan dari sumber mana atau apa kutipan tersebut

diambil. Pembaca sulit mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada

setiap akhit bab dibuat daftar pustaka. Adapun cara menuliskan daftar

pustaka dengan cara ini adalah, 1) nama pengarang; 2) tahun terbit; 3) judul;

4)cetakan/edisi; 5) nama kota; 6) nama penerbit.

Modern Language Associations Handbook (MLA) :Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber

kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut “catatan”. Cara

menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis pada catatan kaki. Contoh :

catatan 1Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi (Jakarta: Balai Aksara,

1979), hal. 27. 2A. Hamzah, Hukum Pidana Ekonomi ,cet.II, (Jakarta:

Erlanqga, 1977), hal. 21. 3Ibid . 4CFG Sunarjati Hartono, Hukum Ekonomi

Pembangunan Indonesia (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional-

Departemen Kehakiman, 1982), hal. 148. Hamzah, o p .cit .,hal. 45.

Chicaho Manual of Style (Kate L. Turabian) :Cara yang lazim adalah dengan memberikan nomor unti kutipan, kemudian

sumber kutipan ditulis pada kaki halaman diawali dengan nomor urut kutipan.

Sumber kutipan dipisahkan dari naskah dengan garis lurus sepanjang lima

belas ketikan, diapit oleh ruang kosong masing-masing empat kait (spasi).

Catatn kaki diketik menjorok ke dalam 5-7 ketikan dan dilanjutkan pada baris

berikutnya dimulai pada margin kiri dengan jarak satu spasi. Keuntungan cara

penulisan sumber kutipan dengan catatan kaki ialah, jika pada suatu ketika

penulis ingin membandingkan dengan sumber lain, atau penulis ingin

menerangkan suatu tulisan yang bukan menjadi konteks penulisan. Apabila

menerangkan sesuatu langsung pada naskah dianggap akan mengganggu

kesinambungan tulisan, maka dengan catatan kaki keterangan tentang

sesuatu tersebut dapat dilakukan. Hal itu tidak akan mengganggu naskah

dimaksud.

2.3 Penulisan Pustaka KTI

22

Page 26: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Konsep, pendapat, data, atau informasi apa saja yang Anda manfaatkan dalam

penulisan KTI (termasuk karya ilmiah yang lain) lewat cara pengutipan baik langsung

maupun tidak langsung, harus anda cantumkan sumbernya secara jelas dalam daftar

pustaka, daftar referensi, atau pustaka acuan. Tujuannya adalah selain sebagai

pertanggungjawaban Anda sebagai insan akademis yang mempunyai “keterbukaan”,

apabila pembaca ingin melacaknya tidak mengalami kesulitan.

Pada prinsipnya, unsur yang ditulis dalam daftar pustaka meliputi:

Nama pengarang, yang ditulis dengan urutan berbalik dan tanpa gelar

akademik.

Tahun terbitan, yaitu tahun terakhir sumber itu diterbitykan

Judul, yaitu redaksi lengkap nama sumber sebagaimana yang tertulis.

Kota penerbitan, yaitu tempat di mana sumber itu diterbitkan.

Nama penerbit, yaitu label perusahaan yang menerbitkan sumber tersebut.

Kelima unsur itu dapat bervariasi penulisannya tergantung pada jenis sumber

pustakanya, yaitu :

1. Sumber dari buku

2. Sumber dari buku bunga rampai

3. Sumber dari artikel dalam jurnal

4. Sumber dari makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau

lokakarya

5. Sumber dari surat kabar tanpa pengarang

6. Sumber dari KTI, Tesis, dan Disertasi yang Tidak Diterbitkan

7. Sumber dari dokumen resmi pemerintah

8. Sumber dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga

9. Sumber dari karya terjemahan

Daftar contoh daftar pustaka

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Buku 

Buku dengan Satu Pengarang atau Editor

Bell, Stewart. The Martyr's Oath: The Apprenticeship of a Homegrown

Terrorist.Mississauga, ON: Wiley, 2005.

23

Page 27: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Biale, David, ed. Cultures of the Jews: A New History. New York:

Schocken, 2002.

Bowker, Michael. Fatal Deception: The Untold Story of Asbestos: Why It Is

Still Legal and Still Killing Us. N.p.: Rodale, 2003.

Rowling, J.K. Harry Potter and the Chamber of Secrets. New York:

Scholastic, 1999.

-------------. Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Thorndike, ME:

Thorndike, 2000.

Buku dengan Dua Pengarang atau Editor

Bohlman, Herbert M., and Mary Jane Dundas. The Legal, Ethical and International Environment of Business. 5th ed. Cincinnati, OH: West, 2002.

Bolman, Lee G., and Terrence E. Deal. Leading with Soul: An Uncommon Journey of Spirit. Rev. ed. San Francisco: Jossey-Bass, 2001.

Calvesi, Maurizio, and Lorenzo Canova, eds. Rejoice! 700 Years of Art for the Papal Jubilee. New York: Rizzoli, 1999.

Cohen, Andrew, and J.L. Granatstein, eds. Trudeau's Shadow: The Life and Legacy of Pierre Elliott Trudeau. Toronto: Random, 1998.

Buku dengan Tiga Pengarang atau Editor

Clancy, Tom, Carl Stiner, and Tony Koltz. Shadow Warriors: Inside the Special Forces. New York: Putnam, 2002.

Hewitt, Les, Andrew Hewitt, and Luc d'Abadie. The Power of Focus for College Students. Deerfield Beach, FL: Health Communications, 2005.

Larsson, Mans O., Alexander Z. Speier, and Jennifer R. Weiss, eds. Let's Go: Germany 1998. New York: St. Martin's, 1998.

Palmer, R.R., Joel Colton, and Lloyd Kramer. A History of the Modern World: To 1815. 9th ed. New York: Knopf, 2002.

Buku dengan Pengarang Lebih dari Tiga

Nelson, Miriam E., Kristin R. Baker, Ronenn Roubenoff, and Lawrence Lindner. Strong Women and Men Beat Arthritis. New York: Perigee, 2003.

24

Page 28: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Nelson, Miriam E., et al. Strong Women and Men Beat Arthritis. New York: Perigee, 2003.

Hogan, David J., et al., eds. The Holocaust Chronicle: A History in Words and Pictures. Lincolnwood, IL: International, 2000.

Pound, Richard W., Richard Dionne, Jay Myers, and James Musson, eds. Canadian Facts and Dates. 3rd ed. Markham, ON: Fitzhenry, 2005.

Buku tanpa Pengarang 

Maclean's Canada's Century: An Illustrated History of the People and Events That Shaped Our Identity. Toronto: Key, 1999.

Microsoft PowerPoint Version 2002 Step by Step. Redmond, WA: Perspection, 2001. The Movie Book. London: Phaidon, 1999.

With Scott to the Pole: The Terra Nova Expedition 1910-1913. Photographs of Herbert Ponting. New York: BCL, 2004.

Buku tanpa Pengarang dan Diterjemahkan Orang Lain 

Muller, Melissa. Anne Frank: The Biography. Trans. Rita and Robert Kimber. New York: Metropolitan, 1998.

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Artikel Nielsen, Laura Beth. "Subtle, Pervasive, Harmful: Racist and Sexist

Remarks in  Public as Hate Speech." Journal of Social Issues 58.2 (2002): 265.

Dareini, Ali Akbar. "Iranian President Defends Country's Nuclear Ambitions." Buffalo News 15 Jan. 2006: A6.

Hewitt, Ben. "Quick Fixes for Everyday Disasters." Popular Mechanics Nov. 2004: 83-88. Johnson, Linda A. "Fight Flu with Good, Old Advice from Mom." Buffalo News 10 Oct. 2004: A1-2.

Mather, Victoria. "In Tiger Country." Photos by James Merrell. Town & Country Travel Fall 2004: 102-111.

 Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Seminar  Bentliff, G. and O’Donovan, T. Diffusion artefacts of scanning tunnelling

electron microscopy. Fifth International Workshop of Electron Microscopic Techniques. Humbolt, Canada, 1998.

Garling, H., Garling, 0. and Slattery Z. Disposal of the products of fermentation. Second European Conference on Catabolytes. Rogera, Spain, 1997.

25

Page 29: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari DVD, CD, Program Komputer dll A Place in the Sun. Dir. George Stevens. 1951. DVD. Paramount, 2001.

Encarta 2004 Reference Library. CD-ROM. Microsoft, 2003.

Encarta 2004 Reference Library Win32. Educ. ed. DVD. Microsoft, 2003.

LeBlanc, Susan, and Cameron MacKeen. "Racism and the Landfill." Chronicle-Herald 7 Mar. 1992: B1. CD-ROM. SIRS 1993 Ethnic Groups. Vol. 4. Art. 42.

Links 2003: Championship Courses. CD-ROM. Microsoft Game Studios, 2002.

ThinkPad ACP Patch for ThinkPad 600, 770, and 770E. Diskette. Vers. 1.0. IBM, 1998. 

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari  Film Charlie and the Chocolate Factory. Dir. Tim Burton. Based on book by

Roald Dahl. Perf. Johnny Depp. Warner, 2005.

Depp, Johnny, perf. Charlie and the Chocolate Factory. Dir. Tim Burton. Based on book by Roald Dahl. Warner, 2005.

Burton, Tim, dir. Charlie and the Chocolate Factory. Based on book by Roald Dahl. Perf. Johnny Depp. Warner, 2005.

Titanic. Dir., writ., prod., ed. James Cameron. Prod. Jon Landau. Twentieth Century Fox and Paramount, 1997.

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Internet Gearan, Anne. "Justice Dept: Gun Rights Protected." Washington Post. 8

May 2002. SIRS. Iona Catholic Secondary School, Mississauga, ON. 23 Apr. 2004 <http://www.sirs.com>.

Duiker, William J. "Ho Chi Minh." Encarta Online Encyclopedia. 2005. Microsoft. 10 Oct. 2005. <http://encarta.msn.com/encyclopedia_761558397/Ho_Chi_Minh.html>.

"Ho Chi Minh." Encyclopædia Britannica. 2005. Encyclopædia Britannica Premium Service. 9 Oct. 2005 <http://www.britannica.com/eb/article-9040629>.

Contoh Daftar Pustaka - Kutipan dari Wawancara Blair, Tony. Interview. Prime Minister's Office. 31 May 2003. 13 Apr. 2006

<http://www.pm.gov.uk/output/Page3797.asp>. 

Chirac, Jacques. Interview. Time 16 Feb. 2003. 10 Oct. 2005 <http://www.time.com/time/europe/magazine/2003/0224/cover/interview.html>. 

Longin, Hellmut. Telephone interview. 3 May 2006.26

Page 30: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Neilsen, Jerry. E-mail interview. 28 Apr. 2006.

Wyse, Randall. Personal interview. 24 July 2005.

2.4 Penyajian Tabel dan Gambar dalam KTI

Bahan yang diperoleh di literatur sebagai bahan kajian dan data yang

diperoleh di lapangan ketika mengadakan penelitian dapat disajikan dalam bentuk

verbal dan/ atau visual. Penyajian dikatakan verbal apabila bahan atau data tersebut

disajikan secara terurai dalam rangkaian kalimat baik secara deskriptis, naratif,

ekspositoris, atau argumentatif. Penyajian dikatakan visual apabila bahan atau data

tersebut disajikan dalam bentuk tabel atau gambar.

Penyajian secara visual ini selain dapat membantu penyajian verbal juga

dapat mempercepat pemahaman pembaca secara utuh. Oleh karena itu, penyajian

visual ini harus sistematis, cermat, dan sederhana sehingga benar-benar bisa

mencerminkan permasalahan yang sedang dibicarakan.

Penyajian visual dalam bentuk tabel

Penyajian visual dalam bentuk tabel ini dipandang sebagai salah satu cara yang

praktis untuk data statistik. Dengan kolom dan lajur sesuai dengan klasifikasi

masalah, pembaca akan memahami dan menafsirkan data secara cepat, termasuk

mencari hubungan antarbagian. Oleh karena itu, agar mudah dan cepat dipahami, isi

atau bagian-bagian yang terdapat dalam tabel tidak terlalu banyak, sebab akan

mengurangi nilai penyajian tabel. Lebih baik menambah jumlah tabel dengan isi yang

sederhana daripada sedikit tabel dengan sarat isi. Sebagai pembantu penyajian

verbal, tabel harus dapat menyampaikan ide yang terkait dalam teks (uraian verbal).

Secara teknis, penyajian tabel diatur sebagai berikut.

Jika ukuran tabel melebihi setengah halaman, tabel ditempatkan pada

halaman tersendiri, terpisah dengan teks. Jika ukuran tabel sama atau kurang

dari setengah halaman, tabel diintegrasikan dengan teks.

Setiap tabel harus diberi identitas berupa nomor dan nama tabel sehingga

memudahkan penyebutan dan perujukan identitas ini ditempatkan di atas

tabel.

Jika tabel lebih dari satu halaman, identitasa tabel (nomor dan nama tabel)

ditulis kembali pada halamn yang berisi kelanjutan tabel.

27

Page 31: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Kata “tabel” ditulis di sebelah kiri, sejajar dengan garis kiri tabel, diikuti nomor

dan nama tabel.

Kalau tabel lebih dari satu pada setiap bab, nomor tabel ditulis dengan angka

Arab dua digit. Digit pertama menunjukkan nomor bab, digit kedua

menunjukkan nomor urut tabel ada bab yang bersangkutan.

Nama tabel ditulis dengan huruf kapital setiap awa kata (kecuali kata depan

dan kata hubung). Apabila lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya

ditulis sejajar dengan huruf pertama nama tabel.

Jika tabel diintegrasikan dalam teks, jarak teks antara sebelum dan sesudah

tabel adalah tiga spasi.

Setiap kolom dan lajur heading harus terisi “nama” deskripsi satuan yang

dimaksudkan. Deskripsi satuan yang sudah umum bisa disingkat, misalnya:

No. Untuk nomor f untuk frekuensi, % untuk persen, Rp untuk rupiah. Jika

heading berisi singkatan yang tidak umum, perlu dipertanggungjawabkan

dengan memberikan catatan di bawah tabel.

Isi atau data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan spasi tunggal.

Apabila tabel memerlukan keterangan berupa catatan kaki, catatan kaki

tersebut ditempatkan di bawah tabel, bukan di bawah halaman.

Contoh :

Tabel 3.1 Jumlah Pendatang di Jakarta (Tahun 2002-2005)

Tahun Eksodus Influks Perbedaan

2002 2.643.237 2.874.801 231.528

2003 2.816.384 3.021.214 204.830

2004 2.213.812 2.404.168 190.356

2005 ? 200.000-250.000*

Catatan : * Jumlah perkiraan

Sumber : Dinas Pendapatan dan Catatan Sipil DKI Jakarta

Penyajian visual dalam bentuk gambar

Selain dalam bentuk tabel, penyajian visual juga bisa dalam bentuk gambar.

Penyajian gambar ini pun, selain bisa membantu penyajian verbal, juga dapat

mempercepat pemahaman pembaca secara utuh. Oleh karena itu, gambar tidak

28

Page 32: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

hanya dimaksudkan membangun deskripsi tetapi bisa dimaksudkan untuk

menekankan hubungan hal tertentu yang signifikan.

Terkait dengan itu, yang dimaksud dengan gambar dalam pembahasan ini

bukan gambar ilustrasi sebagaimana yang terdapat dalam karya fiksi atau komik,

tetapi berupa grafik dalam Karya ilmiah. Konsekuaensinya, penyajian visual

berbentuk gambar dalam Karya Ilmiah haruslah jelas, sederhana, dan sistematis.

Secara teknis, penyajian visual dalam bentuk gambar mengikuti tata cara sebagai

berikut:

Nama gambar ditaruh di bawah gambar, bukan di atsnya. Tata cara penulisan

nama gambar sama dengan tata cara penulisan nama pada tabel.

Kata “gambar” ditulis di sebelah kiri, sejajar dengan batas kiri gambar, diikuti

nomor dan nama gambar.

Kalau gambar lebih dari satu pada setiap bab, nomor gambar ditulis dengan

angka Arab dua digit. Digit pertama menunjukkan nomor bab, digit kedua

menunjukkan nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan.

Nama gambar ditulis dengan huruf kapital setiap awal kata (kecuali kata

depan dan kata hubung). Apabila lebih dari satu baris, baris kedua dan

seterusnya ditulis sejajar dengan huruf pertama nama gambar.

Gambar harus bisa menyampaikan ide dengan jelas, dan dapat dipahami

tanpa harus menggunakan penjelasan.

Gambar harus efisien, sebab terlalu banyak gambar akan mengurangi nilai penyajian

gambar.

Atau seperti berikut:

Tabel (daftar)

1) Nomor tabel Nomor tabel atau daftar seluruhnya ditulis dengan huruf besar

(capital), penempatannya di atas tabel. Nama tabel yang terdiri dari lebih satu

baris, digunakan spasi tunggal. Penempatannya di tengah-tengah halaman

naskah. Nomor tabel ditempatkan pada sudut kanan atas di luar tabel tanpa

diakhiri dengan titik.

2) Kolom tabel Kolom-kolom dalam tabel diberi nama dan dijaga simetrisnya agar

pemisahan masalah satu dengan masalah lainnya dapat jelas. Untuk itu,

pemisahan masalah dalam kolom-kolom perlu diberi garis horizontal atau vertikal.

29

Page 33: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

3) Tabel besar Tabel besar yang ukurannya melebihi satu halaman, dapat dibuat

dalam halaman ganda (double page), tetapi penempatannya tetap sesuai dengan

nomor halaman. Tidak dibenarkan memisah tabel besar menjadi beberapa

halaman.

4) Judul kolom tabel Judul kolom pada tabel harus tepat di tengah, sehingga ruang

yang kosong dalam tabel dapat memberi pandangan yang lebih luas lagi.

5) Sumber tabel Sumber tabel yang terdiri dari tulisan sumber serta nara sumber,

diberi tempat di bawah tabel berjarak sekitar 2 spasi.

Gambar

1) Nomor gambar yang diikuti dengan judul ditempatkan secara simetris di atas

gambar. Kata-kata dalam judul gambar tidak perlu diberi titik.

2) Penempatan gambar tidak boleh dipenggal, tetapi bisa dilipat dan di tempat dan

sesuai dengan nomor urut halaman ini.

3) Keterangan gambar dituliskan di tempat yang kelihatan kosong di dalam gambar.

30

Page 34: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

Karya Ilmiah ialah tulisan atau karangan yang disusun secara sistematis dan

logis. Karya Ilmiah menyajikan masalah-masalah yang objektif dan faktual.

Karya Ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Mengungkapkan suatu permasalahan secara logis, fakta yang terpercaya,

serta analisis yang objektif.

- Pendapat-pendapat yang dikemukakan berdasarkan fakta dan tidak

berdasarkan imajinasi, perasaan, atau pendapat yang bersifat subjektif.

- Ragam bahasa yang digunakan bersifat lugas.

- Objektif

- Sistematik

- Metode penelitian

- Mendukung kalimat.

Sistematika Karya Tulis Ilmiah adalah aturan-aturan dalam meletakkan

bagian-bagian dalam Karya Tulis Imiah. Aturan-aturan ini yang akan

membimbing penulis menuangkan pemikirannya, serta mengembangkannya

berdasarkan data dan fakta dan teori penguat fakta.

Terdapat empat pola sistematika Karya Tulis Ilmiah yaitu:

1. Pola Kerangka KTI Hasil Kajian Pustaka

2. Pola Kerangka KTI Hasil Penelitian Kuantitatif

3. Pola Kerangka KTI Hasil Penelitian Kualitatif

4. Pola Kerangka KTI Hasil Pengembangan

Kutipan adalah pengambilalihan pernyataan orang lain (baik satu kalimat atau

lebih) untuk tujuan ilustrasi atau memperkukuh argumen di tulisan sendiri.

Walaupun pernyataan ini bisa berupa pernyataan lisan, tetapi untuk keperluan

tulisan ilmiah (termasuk KTI) pada umumnya yang dikutip adalah pernyataan

yang tercantum di Karya Tulis Ilmiah atau laporan penelitian ilmiah. Dengan 31

Page 35: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

prinsip menghargai karya orang lain dan keterbukaan, setiap kutipan yang Anda

manfaatkan untuk keperluan KTI (juga Karya Ilmiah yang lain), harus anda

pertanggungjawabkan dengan cara memberikan rujukan di mana sumber

pernyataan atau informasi itu diperoleh. Kutipan juga merupakan gagasan, ide,

pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu

disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel,

laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. 

Prinsip-prinsip mengutip

- Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun

perlu mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi

keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah

dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda

kurung segi empat.

- Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan

tanda seru langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti

bahwa kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung

jawab atas kesalahan tersebut.

- Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu

dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan

tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan

perubahan makna asli naskah yang dikutip.

Ada dua jenis kutipan, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

Konsep, pendapat, data, atau informasi apa saja yang Anda manfaatkan dalam

penulisan KTI (termasuk karya ilmiah yang lain) lewat cara pengutipan baik

langsung maupun tidak langsung, harus anda cantumkan sumbernya secara jelas

dalam daftar pustaka, daftar referensi, atau pustaka acuan. Tujuannya adalah

selain sebagai pertanggungjawaban Anda sebagai insan akademis yang

mempunyai “keterbukaan”, apabila pembaca ingin melacaknya tidak mengalami

kesulitan.

Sumber-sumber yang dapat dijadikan daftar pustaka:

1. Sumber dari buku

2. Sumber dari buku bunga rampai

32

Page 36: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

3. Sumber dari artikel dalam jurnal

4. Sumber dari makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau

lokakarya

5. Sumber dari surat kabar tanpa pengarang

6. Sumber dari KTI, Tesis, dan Disertasi yang Tidak Diterbitkan

7. Sumber dari dokumen resmi pemerintah

8. Sumber dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga

9. Sumber dari karya terjemahan

Secara teknis, penyajian tabel diatur sebagai berikut.

Jika ukuran tabel melebihi setengah halaman, tabel ditempatkan pada

halaman tersendiri, terpisah dengan teks. Jika ukuran tabel sama atau kurang

dari setengah halaman, tabel diintegrasikan dengan teks.

Setiap tabel harus diberi identitas berupa nomor dan nama tabel sehingga

memudahkan penyebutan dan perujukan identitas ini ditempatkan di atas

tabel.

Jika tabel lebih dari satu halaman, identitasa tabel (nomor dan nama tabel)

ditulis kembali pada halamn yang berisi kelanjutan tabel.

Kata “tabel” ditulis di sebelah kiri, sejajar dengan garis kiri tabel, diikuti nomor

dan nama tabel.

Kalau tabel lebih dari satu pada setiap bab, nomor tabel ditulis dengan angka

Arab dua digit. Digit pertama menunjukkan nomor bab, digit kedua

menunjukkan nomor urut tabel ada bab yang bersangkutan.

Nama tabel ditulis dengan huruf kapital setiap awa kata (kecuali kata depan

dan kata hubung). Apabila lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya

ditulis sejajar dengan huruf pertama nama tabel.

Jika tabel diintegrasikan dalam teks, jarak teks antara sebelum dan sesudah

tabel adalah tiga spasi.

Setiap kolom dan lajur heading harus terisi “nama” deskripsi satuan yang

dimaksudkan. Deskripsi satuan yang sudah umum bisa disingkat, misalnya:

No. Untuk nomor f untuk frekuensi, % untuk persen, Rp untuk rupiah. Jika

heading berisi singkatan yang tidak umum, perlu dipertanggungjawabkan

dengan memberikan catatan di bawah tabel.

Isi atau data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan spasi tunggal.

Apabila tabel memerlukan keterangan berupa catatan kaki, catatan kaki

tersebut ditempatkan di bawah tabel, bukan di bawah halaman.

33

Page 37: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

Secara teknis, penyajian visual dalam bentuk gambar mengikuti tata cara sebagai

berikut:

Nama gambar ditaruh di bawah gambar, bukan di atsnya. Tata cara penulisan

nama gambar sama dengan tata cara penulisan nama pada tabel.

Kata “gambar” ditulis di sebelah kiri, sejajar dengan batas kiri gambar, diikuti

nomor dan nama gambar.

Kalau gambar lebih dari satu pada setiap bab, nomor gambar ditulis dengan

angka Arab dua digit. Digit pertama menunjukkan nomor bab, digit kedua

menunjukkan nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan.

Nama gambar ditulis dengan huruf kapital setiap awal kata (kecuali kata

depan dan kata hubung). Apabila lebih dari satu baris, baris kedua dan

seterusnya ditulis sejajar dengan huruf pertama nama gambar.

Gambar harus bisa menyampaikan ide dengan jelas, dan dapat dipahami

tanpa harus menggunakan penjelasan.

Gambar harus efisien, sebab terlalu banyak gambar akan mengurangi nilai

penyajian gambar.

3.2 Saran

Dari pembahasan dan kesimpulan telah dijelaskan mengenai tata cara pembuatan

Karya Tulis Ilmiah yang baik dan benar. Oleh karena itu, disarankan untuk pembaca

untuk memahami sistematika penulisan serta tata cara pembuatan KTI yang lain

dengan benar dan dapat membuat suatu Karya Tulis Ilmiah sesuai ketentuan.

34

Page 38: Makalah Bahasa Indonesia Kti Kelompok 2

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, “Cara Menulis Kutipan dalam KaryaTulis” http://umsedukasirsbi.blogspot.com/2010/02/cara-menulis-kutipan-dalam-karya-ilmiah.html. Diakses tanggal 13 November 2012.

Anonymous, “Contoh Daftar Pustaka Lengkap” http://www.englishindo.com/2012/03/contoh-daftar-pustaka-lengkap.html#buku. Diakses tanggal 13 November 2012.

Anonymous, “Penulisan Karya Ilmiah” http://leonheart94.blogspot.com/2012/01/penulisan-karya-ilmiah.html. Diakses tanggal 13 November 2012.

Anonymous, “Tata cara aturan penulisan kutipan” http://www.sentra-edukasi.com/2009/11/tata-cara-aturan-penulisan-kutipan.html. Diakses tanggal 13 November 2012

Riyadi, B. Doddy, Masnur Muslich. Bagaimana Menulis KTI Kesehatan. 2008.

Malang : Asih Asah Asuh.

Tokoblog, “Teknik Penulisan Karya Tulis”

http://www.tokoblog.net/2010/10/teknik-penulisan-karya-tulis.html. Diakses

tanggal 4 November 2012.

35