37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan yang paling rentan terhadap perubahan. Paling tidak ada tiga faktor yang membuat kurikulum harus selalu dirubah atau diperbaharui. Pertama, karena adanya perubahan filosofi tentang manusia dan pendidikan, khususnya mengenai hakikat kebutuhan peserta didik terhadap pendidikan/pembelajaran. Kedua, karena cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga subject matter yang harus disampaikan kepada peserta didik pun semakin banyak dan berragam. Ketiga, adanya perubahan masyarakat, baik secara sosial, politik, ekonomi, mau pun daya dukung lingkungan alam, baik pada tingkat lokal maupun global. Karena adanya faktor-faktor tersebut, maka salah satu kriteria baik buruknya sebuah kurikulum bisa dilihat pada fleksibilitas dan adaptabilitasnya terhadap perubahan. Selain itu juga dilihat dari segi kemampuan mengakomodasikan isu-isu atau muatan lokal dan isu-isu global. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa pendidikan harus mampu mengantarkan peserta didik untuk 1

MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TUGAS

Citation preview

Page 1: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan yang paling rentan

terhadap perubahan. Paling tidak ada tiga faktor yang membuat kurikulum harus

selalu dirubah atau diperbaharui. Pertama, karena adanya perubahan filosofi tentang

manusia dan pendidikan, khususnya mengenai hakikat kebutuhan peserta didik

terhadap pendidikan/pembelajaran. Kedua, karena cepatnya perkembangan ilmu dan

teknologi, sehingga subject matter yang harus disampaikan kepada peserta didik pun

semakin banyak dan berragam. Ketiga, adanya perubahan masyarakat, baik secara

sosial, politik, ekonomi, mau pun daya dukung lingkungan alam, baik pada tingkat

lokal maupun global. Karena adanya faktor-faktor tersebut, maka salah satu kriteria

baik buruknya sebuah kurikulum bisa dilihat pada fleksibilitas dan adaptabilitasnya

terhadap perubahan. Selain itu juga dilihat dari segi kemampuan mengakomodasikan

isu-isu atau muatan lokal dan isu-isu global. Hal ini didasarkan pada kenyataan

bahwa pendidikan harus mampu mengantarkan peserta didik untuk hidup pada zaman

mereka, serta memiliki wawasan global dan mampu berbuat sesuai dengan kebutuhan

lokal.

Muatan kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya, bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan

apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi

mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan

sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan

dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional,

nasional, dan global.

1

Page 2: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

2

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalaha sebagai

berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?

2. Bagaimana tujuan kurikulum?

3. Bagaimana struktur kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?

4. Bagaimana struktur kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia dalam

Kurikulum 2013?

5. Bagaimana perbandingan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan

Kurikulum 2013?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.

2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum.

3. Untuk mengetahui struktur kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

4. Untuk mengetahui struktur kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia dalam

Kurikulum 2013.

5. Untuk mengetahui perbandingan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan

Kurikulum 2013

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

Page 3: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

3

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

B. Tujuan Kurikulum

C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

D. Kurikulum 2013

E. Perbandingan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Kurikulum 2013

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis Kurikulum berasal dari bahasa latin yakni curro atau

currere dan ula atau ulums yang diartikan sebagai racecorse yakni lapangan pacuan

kuda, jarak tempuh untuk lomba lari, perlombaan, pacuan balapan, peredaran, gerak

berkeliling, lapangan perlombaan, gelanggang, kereta balap dan lain-lain. (Prent,

1969: 211; Webster, 1989: 340). Kemudian pengertian tersebut diadopsi ke dalam

dunia pendidikan dengan istilah curriculum (bahasa Inggris) atau kurikulum (bahasa

Indonesia), sehingga istilah kurikulum dimaksudkan sebagai “sebuah jalan atau

proses yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu atau “sejumlah materi atau

mata pelajaran (a course of study). Maka secara terminologis kurikulum diartikan

sebagai “sejumlah materi atau mata pelajaran yang harus dikuasai” (Zais, 1976: 7;

Giroux, H.A.,et.all,1981:35).

Dalam hal ini kurikulum merupakan sesuatu yang berisikan sejumlah data

atau informasi yang dipakai sebagai petunjuk pembelajaran atau dalam bentuk buku

teks yang berisikan sejumlah materi yang diperlukan untuk dicapai dalam sebuah

rencana pembelajaran.

B. Tujuan Kurikulum

Dalam kurikulum atau pembelajaran, tujuan memegang peranan penting

karena tujuan akan mengarahkan semua kegiatan pembelajaran dan memberi warna

setiap komponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua

hal yaitu: 1) Perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. 2) Didasari

pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian filosofis, terutama filsafah Negara.

Dua hal tersebut maka secara hierarki tujuan kurikulum secara umum terbagi menjadi

empat bagian yaitu sebagai berikut.

4

Page 5: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

5

1. Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan

filosofis, yang merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap

usaha pendidikan artinya setiap lembaga dan penyelenggaraan itu baik pendidikan

yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal maupun non formal.

Secara jelas tujuan pendidikan nasional formal yang bersumber dari system

pancasila dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yang

merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Tujuan Institusional

Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga

pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang

harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan

program disuatu lembaga pendidikan tertentu.

3. Tujuan Kurikuler

Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi

atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang

harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu

dalam suatu lembaga pendidikan.

4. Tujuan Pembelajaran atau Intruksional

Tujuan Pembelajaran atau Intruksional merupakan tujuan yang paling khusus.

Tujuan pembelajaran adalah kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dapat

dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses merupakan sarat mutlak bagi

guru.

Page 6: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

6

C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan penyempurnaan dari

kurikulum edisi 2004 atau lebih dikenal dengan kurikulum berbasisi kompetensi

(KBK). Dalam Pasal 1 Ayat 15 peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang

standar nasional pendidikan dinyatakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan

adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing

satuan pendidikan, KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan

silabus serta rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Prinsip dan Acuan Operasional Pengembangan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan oleh setiap kelompok

atau satuan pendidikan dibawah kordinasi dan super visi dinas pendidikan dan kantor

departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk

pendidikan menengah dan sekolah luar biasa.

Ada beberapa prinsip dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yaitu sebagai berikut.

a. Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan dan Kepentingan Peserta Didik

dan Lingkungan

Untuk mendukung pencapaian tujuan pengembangan kompetensi peserta

didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan

peserta didik serta tuntutan lingkungan.

b. Bergam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan serta menghargai dan

tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status

social, ekonomi dan gender.

Page 7: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

7

c. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan.

d. Menyeluruh dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencangkup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antar jenjang pendidikan.

e. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung

sepanjang hayat.

f. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Selain prinsip-prinsip pengembangan sebagai mana diuraikan di atas, KTSP

juga disusun dengan memperhatikan acuan-acuan oprasional sebagai berikut:

a. Peningkatan Iman dan Taqwa Serta Akhlak Mulia

Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan

kepribadiaan peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun agar sejauh mungkin

semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak

mulia.

Peningktan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik.

b. Beragam dan Terpadu

Pendidikan merupak proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia

secara holistic (kaffah) yang memungkinkan potensi diri (efektif , kognitif dan

psikomotor) berkembang secara optimal sejalan dengan itu, kurikulum disusun

Page 8: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

8

dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan

intelektual, emosional dan social, spiritual dan kinestetik peserta didik.

c. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan dan keragaman karakteristik

lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan

karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.

d. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi, untuk mewujudkan pendidikan

yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong

partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.

e. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi

secara didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.

f. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Pendidikan harus terus menerus melakukian adaptasi dan penyesuaian

perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.

g. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan

takwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat

beragama.

h. Dinamika Perkembangan Global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun

bangsa.

i. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum harus dapat mendorong berkembangnya wawasan dan sikap

kebangsaan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa.

j. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

Page 9: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

9

Kurikulum harus dikembangkan dengan karakteristik social budaya

masyarakat setempat dan menunjang pelestarian keragaman budaya.

k. Kesetaraan Gender

Kurikulum harus diarahkan kepada terwujudnya pendidikan yang berkeadilan

dan mendukung upaya kesetaraan gender.

l. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai visi, misi, tujuan, kondisi dan ciri khas

suatu pendidikan.

3. Komponen-Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP sebagai suatu sistem memiliki empat komponen yaitu:

a. Komponen tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan.

1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai kejuruannya.

b. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang

tertentu dalam standar isi meliputi lima kelompok mata pelajaran.

1) Kelompok mata pelajran agama dan akhlak mulia.

2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Kelompok mata pelajaran estetika.

5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Page 10: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

10

c. Kalender pendidikan

Suatu pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan

sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan

masyarakat dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagai dimuat dalam

standar is.

d. Silabus

Menurut Salim (1987) silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar,

ringkasan, ikhtisar atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran.

4. Kelebihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan

kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh

Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai

potensi keunggulan lokal.

b. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk

semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program

pendidikan.

c. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan

mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.

Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap

paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat

mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup.

d. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut

ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.

e. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk

mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.

f. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.

Page 11: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

11

g. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk

mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah,

kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.

h. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman,

kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan

pekerjaan masyarakat sekitar.

i. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik

kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.

j. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan

yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap

potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan

diberikan oleh lingkungan.

k. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan

tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama

menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.

l. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan

mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan

potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan

masyarakat sekitar sekolah.

m. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk

memberikan kemudahan belajar siswa.

n. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan

pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.

o. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah,

masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.

p. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.

q. Berpusat pada siswa.

r. Menggunakan berbagai sumber belajar.

Page 12: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

12

s. Kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan

5. Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang

pengembangannya diserahkan kesetiap satuan pendidikan. Beragamnya kompetensi

guru diberbagai wilayah membuat implementasi kurikulum KTSP rentan terhadap

multitafsir, sehingga mutu kompetensi peserta didik sulit terstandarisasi. Karena

kemampuan dan kesiapan setiap satuan pendidikan beragam, akan timbul fenomena

copy-paste kurikulum baik pada dokumen I maupun dokumen II (Silabus dan RPP).

Hal ini menjadi budaya di kalangan pendidik. Akibatnya karena seharusnya potensi

kearifan lokal dikembangkan seiring diterapkannya kurikulum 2006 maka prosesnya

menjadi tidak sesuai dengan potensi sekolah satuan pendidikan masing-masing.

Karena kurikulum yang digunakannya mengacu pada potensi satuan pendidikan lain

dan tanpa adanya proses adaptasi terhadap kurikulum yang digunakan. Selain

kelemahan tersebut ada beberapa kelemahan lainnya, diantaranya sebagai berikut.

a. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada

kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.

b. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan

dari pelaksanaan KTSP

c. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik

kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan

d. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan

berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban

mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untukmendapatkan tunjangan

profesi.

Page 13: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

13

6. Stuktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan

kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan

dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar

yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar

kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian

integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh

dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan

Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan

dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan

diri seperti tertera pada Tabel 3. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler

untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan

potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan local

ditentukan oleh satuan pendidikan.

b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan ”IPA

Terpadu”dan ”IPS Terpadu”.

c. Pembelajaran pada Kelas I–III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,

sedangkan pada Kelas IV–VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera

dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah

maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34–38 minggu.

Page 14: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

14

Adapun muatan kurikulum SD/MI seperti ketentuan tersebut tersusun dalam

tabel berikut.

KomponenKelas dan Alokasi waktu

I II III IV-VIA. Mata Pelajaran1. Pendidikan Agama 3

2. Pendidikan Kewarganegaraan 23. Bahasa Indonesia 54. Matematika 55. Ilmu Pengetahuan Alam 46. Ilmu Pengetahuan Sosial 37. Seni Budaya dan Keterampilan 48. Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan4

A. Muatan Lokal9. Bahasa Jawa10. Pertanian11. Bahasa Inggris

112

B. Pengembangan Diri*12. Pramuka13. Komputer

11

Jumlah 26 27 28 27

D. Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dirintis untuk melanjutkan kurikulum 2004 yang mencakup

kompetensi sikap pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Pengembangan

kurikulum ini merupakan bagian strategi meningkatkan pencapaian pendidikan.

Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara

kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan amanat

dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 dalam pasal 35 menyatakan bahwa

kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan dan keterampilan seseuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Secara konseptual kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan

generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas

Page 15: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

15

intelektualnya, tetapi cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya. Hal itu tampak dengan

terintegrasikannya nilai-nilai karakter ke dalam proses pembelajaran.

Kurikulum 2013 menjadi salah satu solusi menghadapi perubahan zaman yang

kelak akan mengutamakan kompetensi yang disinergikan dengan nilai-nilai karakter.

Dalam implementasi kurikulum 2013, belajar merupakan hasil dari suatu

pengalaman. Maka dari itu, guru harus menjadi aktor dalam setiap kegiatan

pembelajaran. Guru harus benar-benar siap, mulai dari menyusun perencanaan

pembelajaran, penilaian, analisis hingga tindak lanjutnya.

2. Struktur Kurikulum 2013

Adapun Struktur Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar adalah sebagai berikut.

MATA PELAJARANALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU

I II III IV V VIKelompok A1. Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 42. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 5 6 6 6 6 6

3. Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 104. Matematika 5 6 6 6 6 6Kelompok B1. Seni Budaya dan Keterampilan

(termasuk muatan lokal) 4 4 4 6 6 6

2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan (termasuk muatan lokal)

4 4 4 4 4 4

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi

lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata

pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi konten

IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai organisasi konten dan

bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata

pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang harus ada berdasarkan

ketentuan perundang-undangan.

Page 16: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

16

3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar

Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah

menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan

tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek

sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif,dan psikomotor) yang harus

dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian

hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)

kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan

pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.

Organisasi vertical Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi

Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga

memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan

antara konten yang dipelajari siswa.

Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu

mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda

dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling

memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu

berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2),

pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).

Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus

dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi

yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak

langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang

Page 17: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

17

pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti

kelompok 4).

Sementara Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran

untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah

konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang

bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi

tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,

kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber

dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu

diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada

filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi

konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang

diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme.

Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di

bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk

kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi

esensialisme dan perenialisme. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata

pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar

SD/MI untuk setiap mata pelajaran mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,

PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi

Waktunya.

4. Pembelajaran Tematik Integratif

Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif

dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata

pelajaran ke dalamberbagai tema.

Page 18: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

18

Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,

keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai

konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga

peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian

pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti

tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam pembelajaran tematik integratif,

tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II,

dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata

pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA

dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai

pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut

pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami

konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu

berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang

kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran

tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum

secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir

selanjutnya.

5. Kelebihan Kurikulum 2013

Ada beberapa kelebihan-kelebihan dari kurikulum 2013 antara lain sebagai

berikut.

a. Siswa harus aktif dan kreaktif tak seperti kurikulum sebelumya materi di

kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari

informasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.

Page 19: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

19

b. Penilaian di dapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di

dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi,

praktek, sikap dan lain-lain.

6. Kekurangan Kurikulum 2013

Ada beberapa kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kurikulum 2013

adalah sebagai berikut.

a. Kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional karena penekanan pengembangan kurikulum

hanya didasarkan pada orientasi pragmatis. Selain itu, kurikulum 2013 tidak

didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) 2006 sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan

pemangku pendidikan.

b. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan

kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai

kapasitas yang sama.

c. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam

kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN)

masih diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan

sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada

dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata

pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan

pendidikan.

d. Pemerintah mengintegrasikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk

jenjang pendidikan dasar.

Page 20: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

20

E. Perbandingan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013

Ada perbedaan mendasar dari kedua kurikulum tersebut yang disajikan dalam

tabel perbandingan yaitu sebagai berikut.

Perbandingan Kurikulum 2006 Kurikulum 2013

Kompetensi lulusan 1. Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter.

2. Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan.

3. Pengetahuan-pengetahuan lepas.

1. Berkarakter mulia.2. Keterampilan yang

relevan.3. Pengetahuan-

pengetahuan terkait.

Materi pembelajaran 1. Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan.

2. Beban belajar terlalu berat.

3. Terlalu luas dan kurang mendalam.

1. Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan.

2. Materi esensial.3. Sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

Proses pembelajaran 1. Berpusat pada guru (teacher centered learning).

2. Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks.

3. Buku teks hanya memuat materi bahasan

1. Berpusat pada peserta didik (student centered active learning).

2. Sifat pembelajaran yang kontekstual.

3. Buku teks memuat materi dari proses pembelajaran, sistem penilaian dan kompetensi yang diharapkan.

Penilaian 1. Menekankan aspek kognitif (pengetahuan).

2. Test menjadi cara penilaian yang dominan.

1. Menekankan aspek kognitif, apektif, dan psikomotorik secara proporsional.

2. Penilaian test dan portofolio saling melengkapi.

Pendidik dan tenaga kependidikan

1. Memenuhi kompetensi profesi saja.

2. Fokus pada ukuran

1. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.

Page 21: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

21

kinerja. 2. Motivasi mengajar.

Page 22: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan

dikuasai oleh peserta didik di setiap jenjang pendidikan. Dalam kurikulum 2006,

proses pengembangannnya dilakukan oleh masing-masing satuan pendidikan. Karena

dalam kurikulum 2006 ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada

disetiap satuan lingkungan pendidikan. Ada delapan mata pelajaran dalam struktur

kurikulum 2006 sekolah dasar yang terbagi kedalam dua bagian. Untuk kelas rendah

yaitu kelas I sampai kelas III pembelajarnnya dengan menggunakan pendekatan

tematik. Dan untuk kelas tinggi yaitu kelas IV sampai kelas VI menggunakan

pendekatan mata pelajaran.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada ketiga aspek

yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor secara proporsioanl. Secara

konseptual kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa

depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi

cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya. Hal itu tampak dengan terintegrasikannya nilai-

nilai karakter ke dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Kurikulum merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran. Karena

pentingnya peran kurikulum, kurikulum harus mampu menyesuaikan dengan

perkembangan zaman tanpa mengesampingkan potensi setiap satuan pendidikan dan

juga aspek perkembangan anak. Maka dari itu, saran yang dapat kami sampaikan

melalui makalah ini adalah bahwa hakikatnya kurikulum itu harus mendukung

potensi yang dimiliki peserta didik sebagai produk generasi bangsa. Dan juga potensi

22

Page 23: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

23

setiap daerah harus lebih diperhatikan dalam aspek pendidikannya. Sehingga akan

tercapai tujuan pendidikan nasional yang dicita-citakan.

Page 24: MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.docx

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan. 2013. Kompetensi Dasar. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya.

Poerwati, L. E., dan Sofan Amri. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013.

Jakarta: PT. Prestasi Pustaka.

http://gladysnereweb.blogspot.com/2013/05/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-

2013.html?m=1.

24