22
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah yang berjudul Bahan Tanam ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang informasi Bahan Tanam atau yang lebih khususnya membahas secara rinci tentang Bahan Tanam itu sendiri. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang apa itu yang dimaksud Bahan Tanam Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal hinggai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Malang , Maret 2013 Penyusun

Makalah-Bahan Tanam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bahan Tanam adalah bagian dari tumbuhan yang digunakan sebagai media perbanyakan tumbuhan.

Citation preview

Page 1: Makalah-Bahan Tanam

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah yang berjudul

Bahan Tanam ini tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang informasi Bahan Tanam atau yang lebih khususnya

membahas  secara rinci tentang Bahan Tanam itu sendiri.  Diharapkan Makalah

ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang apa itu yang dimaksud

Bahan Tanam

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan

demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal hinggai akhir. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

 

 

 

 

Malang , Maret 2013

Penyusun

 

 

 

Page 2: Makalah-Bahan Tanam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Peradaban manusia sejak zaman kuno hingga kini selalu tergantung

terhadap lingkungan.Keperluan akan makanan senantiasa menjadi masalah yang

tak ada putusnya.kurang pangan seolah-olah sudah merupakan persoalan yang

akrab dengan manusia,yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.Sadar atau

tidak baik primitive atau supermodren manusianya,ia pasti memerlukan bahan

makanan untuk menyambung hidup.Namun probema bahan panagn tak henti-

hentinya mengendala,yang pada gilirannya memaksa manusia memikirkan cara

terbaik untuk dapat memanfaatkan lingkungan untuk mengatasi masalah

tersebut.Pemikiran seperti itu pada hakekatnya dimulai ketika fajar pertanian

terbit,yang diharapkan akan mampu menerangi beban kehidupan pangan yang

begitu sarat.

Pada mulanya tindakan agronomi manusia berawal dari berburu dan

mengumpulkan hasil hutan untuk dimakan.mereka berpindah-pindah

tempat,hanya mengandalkan naluri yang purbais.Dari zaman ke zaman,teknologi

purba yang demikian terus mengalami perkembangan hingga menjelma suatu

ilmu yang disebut agronomi.

Ilmu agronomi merupakan ilmu yang mempelajari cara pengolahan

tanaman pertanian guna memperoleh produksi yang maksimum.Dalam agronomi

salah satunya juga membahas tentang bahan tanam,dimana bahan tanam

merupakan syarat yang paling utama untuk menanam atau membudidayakan suatu

tanaman yang dikehendaki,agar mencapai kualitas dan hasil yang memuaskan.

 

1.2       Manfaat

Kita dapat memperoleh hasil yang memuaskan bila kita mengetahui

kualitas dari bahan tanam yang kita tanam,apabila bahan tanam yang akan kita

tanam memiliki persiapan yang bagus maka kecil kemungkinan untuk mengalami

resiko terhadap lingkungan sekitarnya yang akan dihadapinya .

Page 3: Makalah-Bahan Tanam

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Bahan Tanam

Bahan tanam merupakan bagian tumbuhan yang ditanam, berupa biji,

potongan batang (setek), atau belahan rumpun. Bagian tanaman yang dapat

dijadikan bahan tanaman tergantung pada jenis tanamannya dapat berupa daun,

ranting, cabang, batang, akar, rhizome, umbi, buah dan biji. Bahkan dengan

teknologi tinggi jaringan tanaman bagian manapun dapat digunakan sebagai bahan

tanaman. Semua organ tanaman dapat digunakan sebagai bahan tanam, namun

harus efisien, tersedia dan berpotensi produksi tinggi. Bahan Tanam sangat

menentukan produktifitas tanaman (+ > 50 %) baik kuantitas/kualitas » sifat

genetis dan daya tumbuh yang baik . bahan tanam dapat dibedakan menjadi dua

yaitu benih dan bibit. Dalam hal ini kami lebih menekankan pada pembahasan

mengenai bibit .

2.2 Bahan Tanam yang Baik

Varietas tanaman yang baik sesuai keinginan petani dapat dirakit dengan

menetapkan metode-metode  pemuliaan tanaman.Benih ungggul yang di peroleh

dari varietas hasil pemuliaan tanaman di sebut dengan benih penjenis,misalnya

klon,galur-galur murni,atau varietas hibrida.

Benih unggul adalah benih murni dari suatu varietas, berukuran penuh dan

seragam, daya kecambah di atas 80% dengan bibit yang tumbuh kekar, bebas dari

biji gulma, penyakit, hama, atau bahan lain. Benih seyogianya diberi label secara

tepat. Untuk memperoleh benih bermutu, belilah benih bersertifikat yang murni

dan berlabel, atau benih bermutu yang diproduksi petani, atau pilih sendiri dari

pertanaman Anda.

Setelah panen, bersihkan benih dan pilih yang berisi penuh dan seragam.

Keringkan benih sampai kandungan airnya 12-14%, lalu simpan dalam karung

atau kontainer secara kedap udara sampai musim tanam berikutnya (kualitas benih

dapat bertahan setahun bila disimpan secara tepat). Benih yang disimpan tanpa

Page 4: Makalah-Bahan Tanam

kedap udara akan meningkat kadar airnya dan menurun daya tumbuhnya sejalan

dengan waktu.

  Sepuluh Langkah untuk Memproduksi Benih

1. Pilih lahan yang subur.

2. Gunakan benih bermutu yang bersih dan bernas.

3. Olah tanah secara baik untuk mengendalikan gulma dan memperbaiki

pengelolaan air.

4. Dalam cara tanam pindah, tanam bibit muda (15- 20 hari) dari persemaian

yang bebas gulma dengan jarak tanam 22,5 x 22,5 cm.

5. Pakai pupuk N, P, K, S sesuai dengan kebutuhan tanaman.

6. Jaga agar pertanaman bebas gulma, hama, dan penyakit.

7. Pada saat anakan maksimum dan pembungaan, sisihkan tanaman yang off-

type yang terlihat dari tinggi tanaman, waktu berbunga, dan keragaannya

yang berbeda; sisihkan juga tanaman yang terserang hama/penyakit serta

malai yang berubah warna.

8. Lakukan panen pada saat tanaman matang penuh (80-85% gabah berwarna

seperti jerami).

9. Rontok, bersihkan, keringkan, dan beri label benih yang dipanen.

10. Simpan benih yang diberi label dalam container bersih yang tertutup

dalam ruangan yang sejuk, kering, dan bersih.

 

2.3      Bibit berkualitas

Bibit merupakan bahan tanam yang berasal dari bagian vegetative tanaman

hidup. Bibit juga bisa berarti benih yang ditumbuhkan dulu sampai tingkat

tertentu yang kemudian digunakan sebagai bahan tanam.

Kelebihan penggunaan bibit :

- Mudah (diperoleh & digunakan)

- Sifat sama dengan induknya & cepat produksi

Kelemahan penggunaan bibit

- Bibit stek, cangkok ® tidak mempunyai akar tunggang

- Sulit dalam distribusi/pengangkutan

Untuk meminimalkan resiko kegagalan, maka sebaiknya harus dicermati

Page 5: Makalah-Bahan Tanam

Karakteristik bibit yang prima, berkualitas dan cukup usianya dengan ciri-

ciri sebagai berikut :

- Tumbuh subur dan normal sesuai dengan usia bibit seharusnya.

- Memiliki batang kokoh dengan percabangan tumbuh merata.

- Daun rimbun, berwarna hijau, tidak mengalami cacat akibat serangan

hama dan penyakit.

- Perakaran tanaman tumbuh cukup rimbun dan tidak keluar dari media

tanamnya.

- Batang atas dan batang bawah memliki ukuran seimbang.

Setelah mengetahui ciri bibit yang berkualitas, tantangan berikutnya yang

harus dihadapi dalam memulai tanaman buah dalam pot adalah darimana

memperoleh bibit yang berkualitas. Meskipun bibit tanaman buah mudah

diperoleh dari pedagang pinggir jalan atau di toko pertanian dan pameran

pertanian, namun bibit-bibit yang diperoleh tidak terjamin kualitasnya. Bahkan,

terkadang mengecewakan pembelinya.

2.4 Pembiakan Vegetatif

Pembiakan vegetative merupakan prose salami, pada tanaman lain sedikit

banyak dapat dilakukan secara buatan.  Dalam pembiakan vegetative (aseksual)

merupakan dasar dari pembikan vegetative yang memungkinkan tanaman-

tanaman memuliakan dirinya dengan regenerasi jaringan-jaringan dari bagian-

bagian tanaman yang hilang.  Pada pembiakan vegetatif ini , bagngian-bagian

tanaman yang digunakan adalah cabang/batang, pucuk, daun, umbi dan akar yang

dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, akulasi, rundukan dan kultur jaringan

Keuntungan-keuntungan pembiakan vegetative antara lain adalah bahan-bahan

heterozigot dapat dilestarikan tanpa pengubahan pembiakan vegetative lebih baik

dibandingkan pembiakan secara generative.  Karena pada pembiakan vegetative

satu tumbuhan induk dapat menghasilkan beberapa individu baru dalam waktu

yang cukup singkat, banyak tanaman yang dikembangkan secara vegetative dapat

melestarikan sifat hasil yang dimiliki oleh tanaman induk.

Page 6: Makalah-Bahan Tanam

2.5 Mengenali Bibit Vegetatif

Proses perbanyakan vegetatif hampir pasti meninggalkan ciri khusus pada

bibit yang dapat dikenali diantaranya :

- Bibit okulasi memiliki bekas tempelan mata tunas dibagian batang, bekas

pemangkasan di atas bidang okulasi dan posisi batang menyerong pada

bagian atas.

- Bibit berasal dari sambung pucuk memiliki bekas luka berbentuk “V” pada

bagian batang pokok.

- Bibit sambung susu pada bagian batang pokok terdapat bekas pertautan.

- Bibit cangkokan memiliki batang kekar, percabangan muncul dari tanah,

dan diameter batang besar tidak seimbang dengan tinggi tanaman.

Sebab-sebab dilakukan perkembangbiakan vegetative:

- Karena banyak tanaman yang tidak mempunyai sifat sebaik induknya bila

dilakukan pembiakan secara generatif/menggunakan biji; ada perubahan

pada mutunya.

- Karena tanaman tidak menghasilkan biji atau hanya sedikit menghasilkan

biji.

Pembiakan vegetative tanaman dapat terjadi secara alamiah atau dibuat

oleh manusia.  Secara alamiah perkembangan terjadi melalui pembelahan sel,

spora, tunas, rhizome dan geragih sedangkan pembiakan vegetative buatan

dimanfaatkan melalui cara stek, cangkok, akulasi dan menyambung.

2.6 Pembiakan Vegetatif Buatan

1. Rundukan

Pembiakan vegetative dengan cara merunduk, sering juga disebut dengan

cangkok tanah, cangkok runduk, atau memumbun.  Memang pada prisipnya cara

merunduk ini sama dengan mencangkok, karena keduanya sama-sama

memerlukan media guna menumbuhkan akar pada cabang, tapi merundukkan

tidak membuntukkan akarpada cabang, tetapi merunduhkan tidak membutuhkan

pembungkus.

Merunduk ini dilakukan pada tanaman-tanaman yang sulit untuk distek,

misalnya pada apel liar untuk batang bawah sedangkan kita ingin perbanyak

Page 7: Makalah-Bahan Tanam

tanaman itu dengan cepat dan dalam julah yang besar.  Caranya ialah batang

tanaman itu dirundukkan (Dibengkokkan) mendatar ketanah dan ditumbuhi tanah

tipis.  Setelah mata pada tiap-tiap ruas itu tumbuh dan tunas-tunasnya berakar,

barulah batang itu dipotong untuk ditanam.  Cara ini adalah sangat mudah

dikerjakan dan tidak banyak memerlukan tenaga, sedangkan hasilnya pun tinggi

(Hendro s., 1995).

Tanaman yang dapat dikembangbiakan secara merunduk jenisnya sangat

sedikit.  Jenis tanaman yang mempunyai cabang panjang dan lentur yang

umumnya bias dirundukkan.  Tanpa disengaja tanaman seperti ini kadang-kadang

juga dapat melakukan pembiakan vegetative sendiri atau sering juga disebut

rundukan secara alamiah.  Karena bagian tepi atau ujung cabang yang terkulai

cenderung berakar bila bersetuhan dengan tanah (Wudianto, 2002)

2. Bagian-Stek (Cutting)

Perbanyakan secara stek akan diperoleh tanaman yang baru yang sifatnya

seperti induknya.  Stek dengan kekuatan sendiri akan menumbuhkan akar dan

daun sampai dapat menjadi tanaman yang sempurna dan menghasilkan bunga dan

buah (Wudianto, 2002).

3. Stek akar

Stek akar banyak yang digunakan pada tanaman perkebunan.  Bagian akar

yang kita ambil adalah cabang akar yang tidak jauh dari akar tunggang dan berasal

dari tanaman yang berdaun banyak.  Hal ini dimaksudkan agar akar yang

digunakan mempunyai persiapan-persiapan karbohidrat, protein dan lemak

sebagai cadangan makanan dari hasil fotosintesis dan sebagai sumber energy

untuk pembentuk akar baru (Hardjadi, 1996).

4. Stek batang

Batang yang dipilih untuk stek batang adalah biasanya mempunyai umur

kurang lebih satu tahun.  Cabang yang terlalu tua tentunya kurang baik untuk

distek karena sulit untuk membentuk akar sehingga memerlukan waktu lama,

sedangkan cabang terlalu muda (tekstur lunak) proses penguapan sangat cepat

sehingga stek menjadi lemak dan akhirnya mati (Rukmana, 1996).

Stek batang adalah stek yang menggunakan bagian dari batang tanaman, sebagian

orang menyebutkan dengan stek cabang.  Umumnya tanaman yang

Page 8: Makalah-Bahan Tanam

dikembangbiakan dengan stek cabang adalah tanaman berkayu.  stek cabang ini

meliputi stek cabang yang telah tua dan cabang yang setengah tua (Wudianto

2002).

5. Okulasi (Budding)

Okulasi sering juga disebut dengan menempel, Oculatie (Belanda) atau Budding

(Inggris).  Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan

jika dibandingkan dengan stek dan cangkok.  Kelebihannya adalah hasil okulasi

mempunyai mutu lebih baik dari pada induknya.  Bisa dikatakan demikian karena

okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakartan yang baik dan tahan

terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang

mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran kurang baik. 

Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan sebagai batang bawah. 

Sedangkan tanaman yang mempunyai buah lezat diambil mata tunasnya untuk

ditempelkan pada batang bawah dikenal dengan sebutan batang atas.

Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu :

- Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas

yang tinggi.

- Pertumbuhan tanaman yang seragam.

- Penyiapan benih relatif singkat.

- Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu

klon agar serentak

- pada  waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian

penyakit Oidium hevea bila terjadi.

Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi

yaitu :

- terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi

karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas

(entres)

- perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

- Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi

kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

Page 9: Makalah-Bahan Tanam

6. Sambung pucuk(Grafting)

Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian

tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang

utuh dan tumbuh sebagai satutanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada

bekas luka sambungan atau tautannya.

- Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan

disebut batang bawah  (rootstock atau understock) atau sering disebut

stock.

- Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas (scion) dan

merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas

(entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping.

Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan

antara dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya

penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga

dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi

masih dalam satu famili. Tanaman mangga (Mangifera indica) disambung denga

tanaman kweni (Mangifera odorata).

Tipe sambungan jika ditinjau dari bagian batang bawah yang disambung:

7. Sambung pucuk (top grafting)

Sambung pucuk merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian

atas atau pucuk dari batang bawah. Caranya sebagai berikut:

- Memilih batang bawah yang diameter batangnya disesuaikan dengan

besarnya batang atas. Tanaman durian, belimbing dan sirsak sudah bisa

disambung bila besarnya batang bawah sudah sebesar ujung pangkal lidi.

Alpukat, manggis dan mangga disambung bila batangnya sudah sebesar

pensil. Umur batang bawah pada keadaan siap sambung ini bervariasi

antara 1-24 bulan, tergantung jenis tanamannya. Untuk durian umur 3-4

bulan, mangga dan alpukat umur 3-6 bulan. Manggis pada umur 24 bulan

baru bisa disambung karena sifat pertumbuhannya lambat.

- Batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah.

Gunakan silet, pisau okulasi atau gunting setek yang tajam agar bentuk

Page 10: Makalah-Bahan Tanam

irisan menjadi rapi. Batang bawah kemudian dibelah membujur sedalam 2-

2,5 cm.

- Batang atas yang sudah disiapkan dipotong, sehingga panjangnya antara

7,5-10 cm. bagian pangkal disayat pada kedua sisinya sepanjang 2-2,5 cm,

sehingga bentuk irisannya seperti mata kampak. Selanjutnya batang atas

dimasukkan ke dalam belahan batang bawah.

- Pengikatan dengan tali plastikyang terbuat dari kantong plastik ½ kg

selebar 1 cm. Kantong plastik ini ditarik pelan-pelan, sehingga panjangnya

menjadi 2-3 kali panjang semula.Terbentuklah pita plastik yang tipis dan

lemas.

- Pada waktu memasukkan entres ke belahan batang bawah perlu

diperhatikan agar kambium entres bisa bersentuhan dengan kambium

batang bawah. Sambungan kemudian disungkup dengan kantong plastik

bening.Agar sungkup plastik tidak lepas bagian bawahnya perlu

diikat.Tujuan penyungkupan ini untuk mengurangi penguapan dan

menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan agar tetap tinggi.

- Tanaman sambungan kemudian ditempatkan di bawah naungan agar

terlindung dari panasnya sinar matahari. Biasanya 2-3 minggu kemudian

sambungan yang berhasil akan tumbuh tunas. Sambungan yang gagal akan

berwarna hitam dan kering. Pada saat ini sungkup plastiknya sudah bisa

dibuka.Namun, pita pengikat sambungan baru boleh dibuka 3-4 minggu

kemudian. Untuk selanjutnya kita tinggal merawat sampai bibit siap

dipindah ke kebun.

2. Sambung samping (side grafting)

Pada dasarnya, pelaksanaan sambung samping sama seperti pelaksanaan

model sambung pucuk. Sambung samping merupakan cara penyambungan batang

atas pada bagian samping batang bawah. Caranya sebagai berikut:

- Batang bawah dipilih yang baik. Ukuran batang atas tidak perlu sama

dengan batang bawah, bahkan lebih baik dibuat lebih kecil.

- Pada batang bawah dibuat irisan belah dengan mengupas bagian kulit

tanpa mengenai kayu atau dapat juga dengan sedikit menembus bagian

kayunya. Irisan kulit batang bawah dibiarkan atau tidak dipotong.

Page 11: Makalah-Bahan Tanam

- Batang atas dibuat irisan meruncing pada kedua sisinya. Sisi irisan yang

menempel pada batang bawah dibuat lebih panjang menyesuaikan irisan di

batang bawah dari sisi luarnya.

- Batang atas tersebut disisipkan pada irisan belah dari batang bawah.

Dengan demikian, batang bawah dan batang atas akan saling berhimpitan.

Kedua lapisan kambium harus diusahakan agar saling bersentuhan dan

bertaut bersama.

- Setelah selesai disambungkan, sambungan tersebut diikat dengan tali

plastik. Untuk menjaga agar tidak terkontaminasi atau mengering,

sambungan dan batang atas ditutup dengan kantong plastik.

- Setelah batang atas menunjukkan pertumbuhan tunas, kurang lebih 2

minggu setelah penyambungan, kantong plastik serta tali plastik bagian

atas sambungan dibuka lebih dulu, sedangkan tali plastik yang mengikat

langsung tempelan batang atas dan kulit batang bawah dibiarkan, sampai

tautan sambungan cukup kuat.

Bilamana sudah dipastikan bahwa batang atas dapat tumbuh dengan baik,

bagian batang bawah di atas sambungan dipotong. Pemotongan perlu dilakukan

supaya tidak terjadi kompetisi kebutuhan zat makanan yang diperlukan untuk

pertumbuhan lanjutan dari batang

Setelah memperoleh bibit yang sesuai kriteria, maka langkah selanjutnya

adalah menaruhnya di tempat yang sejuk. Bibit juga memerlukan waktu yang

cukup untuk beradaptasi dengan iklim lingkungan barunya.

 

Page 12: Makalah-Bahan Tanam

BAB VI

KESIMPULAN

Semua organ tanaman dapat digunakan sebagai bahan tanam, namun harus

efisien, tersedia dan berpotensi produksi tinggi. Bahan Tanam sangat menentukan

produktifitas tanaman (+ > 50 %) baik kuantitas/kualitas » sifat genetis dan daya

tumbuh yang baik . bahan tanam dapat dibedakan menjadi dua yaitu benih dan

bibit. Dalam hal ini kami lebih menekankan pada pembahasan mengenai bibit.

Bahan tanam yang baik  itu bisa di dapat melalui:

1. Benih unggul

Varietas tanaman yang baik sesuai keinginan petani dapat dirakit dengan

menetapkan metode-metode  pemuliaan tanaman.Benih ungggul yang di peroleh

dari varietas hasil pemuliaan tanaman di sebut dengan benih penjenis,misalnya

klon,galur-galur

murni,atau varietas hibrida.

2.      Bibit berkualitas

Bibit merupakan bahan tanam yang berasal dari bagian vegetative tanaman

hidup. Bibit juga bisa berarti benih yang ditumbuhkan dulu sampai tingkat

tertentu yang kemudian digunakan sebagai bahan tanam

Pembiakan vegetative merupakan prose salami, pada tanaman lain sedikit

banyak dapat dilakukan secara buatan.  Dalam pembiakan vegetative (aseksual)

merupakan dasar dari pembikan vegetative yang memungkinkan tanaman-

tanaman memuliakan dirinya dengan regenerasi jaringan-jaringan dari bagian-

bagian tanaman yang hilang.

Keuntungan-keuntungan pembiakan vegetative antara lain adalah bahan-

bahan heterozigot dapat dilestarikan tanpa pengubahan pembiakan vegetative

lebih baik dibandingkan pembiakan secara generative.  Karena pada pembiakan

vegetative satu tumbuhan induk dapat menghasilkan beberapa individu baru

dalam waktu yang cukup singkat, banyak tanaman yang dikembangkan secara

vegetative dapat melestarikan sifat hasil yang dimiliki oleh tanaman induk

Page 13: Makalah-Bahan Tanam

DAFTAR PUSTAKA

 

Basri Jumin, 1998.  Dasar-dasar agronomi.  Rajawali Press, Jakarta.

Hendro sunaryono, 1995.  Pengantar Pengetahui dasar Hortikultura. Penerbit

sinar baru, Bandung.

http://k4107078.wordpress.com/2008/03/18/perkembangbiakan-vegetatif/

http:// www.worldagroforestry.org/ Sea/ Publications/ Files/ book/ BK0094-06/

BK 0094-06-1.PDF

http://id.wikipedia.org/wiki/Benih

Pracaya, 1996. Bertanam Mangga.  Penebar Swadaya, Jakarta.

Setyati Hardjadi, 1995.  Pengantar agronomi, PT. Gramedia, Jakarta.

Saptarani, Eti Widayanti dan Lila Sari, 1999. Cara Bercocok Tanaman Secara

Vegetatif.  Sinar Mas, Jakarta.

Rini Wudianto, 1996.  Membuat Setek, Cangkok dan okulasi.  PT. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Rahmat Rumana, 1996. Bertanam Sayuran. Kanisius, Yogyakarta.

Raharja, P.C. dan Wahyu Wiryanta, 2003.  Aneka Cara Memperbanyak

Tanaman.  Penerbit  PT. Agro Media Pustaka. Depok.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: Makalah-Bahan Tanam

MAKALAH DASAR BUDIDAYA TANAMAN

BAHAN TANAM

OLEH :

GALIH SATRIA SAKTI

NIM : 125040200111123

KELAS : G

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2013